Anda di halaman 1dari 17

Nama : Rifa'i fauzan

NIM : 2201171009

Prodi : Teknik Lingkungan Semester 7

Tugas Mk. Hygiene Industri Ke-11

Faktor-Faktor Fisika dan Biologi di Tempat Kerja

1. Bahaya Fisika

Bahaya fisika yaitu potensi bahaya yang dapat menyebabkan gangguan-gangguan


kesehatan terhadap tenaga kerja yang terpapar, misalnya: terpapar kebisingan intensitas
tinggi, suhu ekstrim (panas & dingin), intensitas penerangan kurang memadai, getaran,
radiasi.

a. Kebisingan
Kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat
proses produksi dan atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan
gangguan pendengaran. Suara keras, berlebihan atau berkepanjangan dapat merusak jaringan
saraf sensitif di telinga, menyebabkan kehilangan pendengaran sementara atau permanen.
Hal ini sering diabaikan sebagai masalah kesehatan, tapi itu adalah salah satu bahaya fisik
utama. Batasan pajanan terhadap kebisingan ditetapkan nilai ambang batas sebesar 85 dB
selama 8 jam sehari. Pajanan kebisingan yang tinggi (biasanya >85 dBA) pada jangka waktu
tertentu dapat menyebabkan tuli yang bersifat sementara maupun kronis. Tuli permanen
adalah penyakit akibat kerja yang paling banyak di klaim . Contoh : Pengolahan kayu,
tekstil, metal, dll.
Apa yang dapat dilakukan untuk mencegah atau mengurangi bahaya dari kebisingan?
 Identifikasi sumber umum penyebab kebisingan, seperti mesin, system ventilasi, dan
alat-alat listrik. Tanyakan kepada pekerja apakah mereka memiliki masalah yang
terkait dengan kebisingan.
 Melakukan inspeksi tempat kerja untuk pajanan kebisingan. Inspeksi mungkin harus
dilakukan pada waktu yang berbeda untuk memastikan bahwa semua sumbersumber
kebisingan teridentifikasi.
 Terapkan 'rule of thumb' sederhana jika sulit untuk melakukan percakapan, tingkat
kebisingan mungkin melebih batas aman.
 Tentukan sumber kebisingan berdasarkan tata letak dan identifikasi para pekerja yang
mungkin terekspos kebisingan
 Identifikasi kontrol kebisingan yang ada dan evaluasi efektivitas pengendaliannya
 Setelah tingkat kebisingan ditentukan, alat pelindung diri seperti penutup telinga
(earplug dan earmuff) harus disediakan dan dipakai oleh pekerja di lokasi yang
mempunyai tingkat kebisingan tidak dapat dikurangi.
 Dalam kebanyakan kasus, merotasi pekerjaan juga dapat membantu mengurangi
tingkat paparan kebisingan.
b. Penerangan
Penerangan di setiap tempat kerja harus memenuhi syarat untuk melakukan pekerjaan.
Penerangan yang sesuai sangat penting untuk peningkatan kualitas dan produktivitas.
Sebagai contoh, pekerjaan perakitan benda kecil membutuhkan tingkat penerangan lebih
tinggi, misalnya mengemas kotak. Studi menunjukkan bahwa perbaikan penerangan,
hasilnya terlihat langsung dalam peningkatan produktivitas dan pengurangan kesalahan. Bila
penerangan kurang sesuai, para pekerja terpaksa membungkuk dan mencoba untuk
memfokuskan penglihatan mereka, sehingga tidak nyaman dan dapat menyebabkan masalah
pada punggung dan mata pada jangka panjang dan dapat memperlambat pekerjaan mereka.
Apa yang dapat dilakukan untuk mencegah atau mengurangi potensial kerugian dari
penerangan yang buruk?
 pastikan setiap pekerja mendapatkan tingkat penerangan yang sesuai pada
pekerjaannya sehingga mereka tidak bekerja dengan posisi membungkuk atau
memicingkan mata;
 untuk meningkatkan visibilitas, mungkin perlu untuk mengubah posisi dan arah lampu.
c. Getaran
Getaran adalah gerakan bolak-balik cepat (reciprocating), memantul ke atas dan ke
bawah atau ke belakang dan ke depan. Gerakan tersebut terjadi secara teratur dari benda
atau media
dengan arah bolak balik dari kedudukannya. Hal tersebut dapat berpengaruh negatif terhadap
semua atau sebagian dari tubuh. Misalnya, memegang peralatan yang bergetar sering
mempengaruhi tangan dan lengan pengguna, menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah
dan sirkulasi di tangan. Sebaliknya, mengemudi traktor di jalan bergelombang dengan kursi
yang dirancang kurang sesuai sehingga menimbulkan getaran ke seluruh tubuh, dapat
mengakibatkan nyeri punggung bagian bawah.
Getaran dapat dirasakan melalui lantai dan dinding oleh orang-orang disekitarnya.
Misalnya, mesin besar di tempat kerja dapat menimbulkan getaran yang mempengaruhi
pekerja yang tidak memiliki kontak langsung dengan mesin tersebut dan menyebabkan nyeri
dan kram otot. Batasan getaran alat kerja yang kontak langsung maupun tidak langsung pada
lengan dan tangan tenaga kerja ditetapkan sebesar 4 m/detik2.
Apa yang dapat dilakukan untuk mencegah atau mengurangi risiko dari getaran?
 Mengendalikan getaran pada sumbernya dengan mendesain ulang peralatan untuk
memasang penyerap getaran atau peredam kejut.
 Bila getaran disebabkan oleh mesin besar, pasang penutup lantai yang bersifat
menyerap getaran di workstation dan gunakan alas kaki dan sarung tangan yang
menyerap kejutan , meskipun itu kurang efektif dibanding di atas.
 Ganti peralatan yang lebih tua dengan model bebas getaran baru.
 Batasi tingkat getaran yang dirasakan oleh pengguna dengan memasang peredam
getaran pada pegangan dan kursi kendaraan atau sistem remote control.
 Menyediakan alat pelindung diri yang sesuai pada pekerja yang mengoperasikan
mesin bergetar, misalnya sarung tangan yang bersifat menyerap getaran (dan
pelindung telinga untuk kebisingan yang menyertainya.)
d. Iklim kerja
Ketika suhu berada di atas atau di bawah batas normal, keadaan ini memperlambat
pekerjaan. Ini adalah respon alami dan fisiologis dan merupakan salah satu alasan mengapa
sangat penting untuk mempertahankan tingkat kenyamanan suhu dan kelembaban ditempat
kerja. Faktorfaktor ini secara signifikan dapat berpengaruh pada efisiensi dan produktivitas
individu pada pekerja. Sirkulasi udara bersih di ruangan tempat kerja membantu untuk
memastikan lingkungan kerja yang sehat dan mengurangi pajanan bahan kimia. Sebaliknya,
ventilasi yang kurang sesuai dapat:
 mengakibatkan pekerja kekeringan atau kelembaban yang berlebihan;
 menciptakan ketidaknyamanan bagi para pekerja;
 mengurangi konsentrasi pekerja, akurasi dan perhatian mereka untuk praktek kerja
yang aman.
Agar tubuh manusia berfungsi secara efisien, perlu untuk tetap berada dalam kisaran suhu
normal. Untuk itu diperlukan iklim kerja yang sesuai bagi tenaga kerja saat melakukan
pekerjaan. Iklim kerja merupakan hasil perpaduan antara suhu, kelembaban, kecepatan
gerakan udara dan panas radiasi dengan tingkat panas dari tubuh tenaga kerja sebagai akibat
dari pekerjaannya.
Iklim kerja berdasarkan suhu dan kelembaban ditetapkan dalam Kepmenaker No 51
tahun 1999 diatur dengan memperhatikan perbandingan waktu kerja dan waktu istirahat
setiap hari dan berdasarkan beban kerja yang dimiliki tenaga kerja saat bekerja (ringan,
sedang dan berat).
Apa yang dapat dilakukan untuk mencegah atau memperbaiki kontrol iklim kerja?
 Pastikan bahwa posisi dinding dan pembagi ruangan tidak membatasi aliran udara;
 Sediakan ventilasi yang mengalirkan udara di tempat kerja, tanpa meniup langsung
pada mereka yang bekerja dekat itu;
 Mengurangi beban kerja fisik mereka yang bekerja dalam kondisi panas dan
memastikan mereka memiliki air dan istirahat yang cukup.
e. Radiasi Tidak Mengion
Radiasi gelombang elektromagnetik yang berasal dari radiasi tidak mengion antara lain
gelombang mikro dan sinar ultra ungu (ultra violet). Gelombang mikro digunakan antara lain
untuk gelombang radio, televisi, radar dan telepon. Gelombang mikro mempunyai frekuensi
30 kilo hertz – 300 giga hertz dan panjang gelombang 1 mm – 300 cm. Radiasi gelombang
mikro yang pendek < 1 cm yang diserap oleh permukaan kulit dapat menyebabkan kulit
seperti terbakar.
Sedangkan gelombang mikro yang lebih panjang (> 1 cm) dapat menembus jaringan yang
lebih dalam. Radiasi sinar ultra ungu berasal dari sinar matahari, las listrik, laboratorium
yang menggunakan lampu penghasil sinar ultra violet. Panjang felombang sinar ultra violet
berkisar 1 – 40 nm. Radiasi ini dapat berdampak pada kulit dan mata.
Pengendalian dan pencegahan efek daripada radiasi sinar tidak mengion adalah :
 Sumber radiasi tertutup;
 Berupaya menghindari atau berada pada jarak yang sejauh mungkin dari
sumbersumber radiasi tersebut;
 Berupaya agar tidak terus menerus kontak dengan benda yang dapat menghasilkan
radiasi sinar tersebut;
 Memakai alat pelindung diri;
 Secara rutin dilakukan pemantauan

2. Bahaya Biologi
Bahaya biologi dapat didefinisikan sebagai debu organik yang berasal dari sumber-sumber
biologi yang berbeda seperti virus, bakteri, jamur, protein dari binatang atau bahan-bahan
dari tumbuhan seperti produk serat alam yang terdegradasi. Bahaya biologi dapat dibagi
menjadi dua yaitu yang menyebabkan infeksi dan non-infeksi.

A. Potensi Bahaya Kerja Biologi di Tempat Kerja


Keputusan Menteri Kesehatan nomor 432/MENKES/SK/IV/2007 tentang Pedoman
Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di rumah sakit bahwa bahaya biologi
terdiri dari virus, bakteri, jamur dan parasit, juga bahaya biologi yang berasal dari serangga,
tikus dan binatang.
Faktor bahaya biologi (Kepmenkes, 2007) adalah :
1. Virus : HIV, virus SARS dan virus Hepatitis.
2. Bioaerosol adalah disperse jasad renik atau bagian jasad renik di udara berupa jamur,
protozoa, virus yang menimbulkan bahan alergen, pathogen dan toksin di lingkungan.
3. Bakteri dan pathogen lainnya, misalnya Mycobacterium Tuberculosis.

Kepmenkes RI No.1204/Menkes/SK/ X/2014 menyebutkan untuk mengidentifikasi


bahaya biologi di rumah sakit dengan pemeriksaan setiap semester meliputi : konsentrasi
mikroorganisme dalam udara ruang operasi pemeriksaan mikrobiologi air bersih,
pemeriksaan usap AC dll.

B. Hubungan Bahaya Kerja Biologi dengan Pekerjaan


Para pekerja dapat mengalami kontak dengan bahaya biologi dalam beberapa macam
keadaan :
1. Intrinsik pada pekerjaan tertentu; pekerja konstruksi pada fasilitas pengolahan limbah
berisiko terpapar infeksi bakteri.
2. Insidental pada saat berkerja (bukan bagian dari aktivitas pekerjaan); pekerja yang
menderita penyakit akibat mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi.
3. Terjadi pada bagian tertentu dari pekerjaan; pekerja yang berpergian dari/ke tempat
endemik penyakit tertentu.
4. Tidak spesifik untuk pekerjaan; bakteri legionella dapat tersebar dengan mudah di air dan
tanah sehingga dapat menginfeksi beberapa macam pekerjaan seperti petugas maintence
sistem pengairan dan pekerja kantoran dengan AC.
Berikut adalah tipe pekerjaan yang berisiko tinggi terpapar bahaya biologi :
a. Pekerja lapangan (outdoor)
b. Pekerja yang pekerjaannya berhubungan dengan hewan
c. Pekerja yang terpapar darah atau cairan tubuh manusia
d. Pekerja yang bekerja di lingkungan kerja tertentu
C. Identifikasi Risiko Bahaya Kerja Biologi di Tempat Kerja
Identifikasi risiko bahaya kerja biologi di lingkungan tempat kerja, yaitu melalui
agents penyebab penyakit seperti : (1) Mikro organisme (bakteri, virus, infeksi, sengatan,
toksin, infeksi, alergi). (2) Arthopoda (serangga, dll), (fungi). (3) Tumbuhan tingkat tingkat
tinggi (toksin & dermatitis, asma, pilek, (allergen). (4) Tumbuhan tingkat tingkat rendah
(yang membentuk spora). (5) Vertebrata (protein) allergi. (6) Inervertebrata selain urine,
saliva, faeces, kulit/rambut (allergen) Arthopoda (cacing, protozoa).
1. Bakteri
Bakteri mempunyai tiga bentuk dasar yaitu :
a. bulat (kokus),
b. lengkung dan
c. batang (basil)
Banyak bakteri penyebab penyakit timbul akibat kesehatan dan sanitasi yang
buruk, makanan yang tidak dimasak dan dipersiapkan dengan baik dan kontak dengan
hewan atau orang yang terinfeksi. Contoh penyakit yang diakibatkan oleh bakteri :
anthrax (kulit dan paru), tuberculosis (paru), burcelosis (sakit kepala, atralagia,
enokkarditis), lepra, tetanus, thypoid, cholera, dan sebagainya.
2. Bahaya Infeksi
Penyakit akibat kerja karena infeksi relatif tidak umum dijumpai. Pekerja yang
potensial mengalaminya a.l.: pekerja di rumah sakit, laboratorium, jurumasak, penjaga
binatang, dokter hewan dll. Contoh : Hepatitis B, tuberculosis, anthrax, brucella, tetanus,
salmonella, chlamydia, psittaci.
Masuknya M.O. kedalam tubuh tidak selalu mengakibatkan infeksi, dipengaruhi
oleh banyak faktor, aanata lain : (i)Virulensi, (ii) Route of infection, (iii) Daya tahan
tubuh.
3. Virus
Virus mempunyai ukuran yang sangat kecil antara 16 - 300 nano meter. Virus
tidak mampu bereplikasi, untuk itu virus harus menginfeksi sel inangnya yang khas.
Contoh penyakit yang diakibatkan oleh virus : influenza, varicella, hepatitis, HIV, dan
sebagainya menyebabkan penurunan daya kekebalan tubuh, ditularkan melalui: (HIV)
Tranfusi darah yang tercemar, Tertusuk/teriris jarum/pisau yag terkontaminasi, Hubungan
sexual, Luka jalan lahir waktu melahirkan Pekerja RS, Pekerja yang sering ganti-ganti
pasangan Pekerja berisiko (HIV).
4. Parasit
a. Malaria : gigitan nyamuk anopheles
b. Ansxylostomiosis : anemia khronis
c. Jamur : gatal-gatal dikulit

Jamur dapat berupa sel tunggal atau koloni, tetapi berbentuk lebih komplek
karena berupa multi sel. Mengambil makanan dan nutrisi dari jaringan yang mati dan
hidup dari organisme atau hewan lain.

5. Hewan
a. Sengatan : Serangga
b. Ular : Gigitan binatang berbisa
c. Carnivora : Binatang buas
6. Tumbuhan
a. Allergi: Debu kayu & asma
b. Allergi saluran nafas: Debu kapas
7. Organisme Viable dan Racun Biogenic
a. Organisme viable termasukdi dalamnya jamur, spora dan mycotoxins; Racun
biogenik termasuk endotoxins, aflatoxin dan bakteri.
b. Perkembangan produk bakterial dan jamur dipengaruhi oleh suhu, kelembapan dan
media dimana mereka tumbuh. Pekerja yang berisiko : pekerja pada silo bahan
pangan, pekerja pada sewage & sludge treatment, dll.
c. Contoh : Byssinosis, “grain fever”, Legionnaire’s disease.
8. Alergi Biogenic
a. Termasuk didalamnya adalah: jamur, animal-derived protein, enzim.
b. Bahan alergen dari pertanian berasal dari protein pada kulit binatang, rambut dari
bulu dan protein dari urine dan feaces binatang.
c. Bahan-bahan alergen pada industri berasal dari proses fermentasi, pembuatan obat,
bakery, kertas, proses pengolahan kayu, juga dijumpai di bioteknologi (enzim, vaksin
dan kultur jaringan).
d. Pada orang yang sensitif, pemajanan alergen dapat menimbulkan gejala alergi seperti
rinitis, conjunctivitis atau asma.
e. Contoh : Occupational asthma : wool, bulu, butir gandum, tepung bawang dsb.

Penyakit biologi dapat dibagi menjadi dua yaitu yang menyebabkan infeksi dan non-
infeksi. Bahaya dari yang bersifat non infeksi dapat dibagi lagi menjadi organisme viable,
racun biogenik dan alergi biogenik.

Faktor-faktor penyebab penyakit akibat biologi :

1. Kontak dengan individu yang terinfeksi, sekresi, ekskresi, atau jaringan tubuh manusia
seperti hepatitis, AIDS, tbc, demam berdarah, anthrax.
2. Akibat penularan dari binatang yang menginfeksi manusia secara langsung atau kontak
dengan sekresi, ekskresi, jaringan tubuh binatang yang terinfeksi atau via vektor.
3. Akibat polusi udara yang mengandung mikroorganisme yang menimbulkan penyakit
seperti pekerja kantor yang memakai AC sentral. pembersih cerobong asap pabrik, pabrik
penghasil debu-debu :
a. Inhalation fever, akibat paparan udara yang berat : metal fume fever, polymer fume
fever, organic dust fever, legionenelosis.
b. Allergi akibat polusi udara : asma kerja, pneumonitis hipersensitivitas.

Bakteri dan virus merupakan makhluk yang sangat mudah berkembangbiak dan
penyakit yang disebabkannya sangat mudah menular. Saat ini sejumlah penyakit menular dan
mematikan telah berpindah dari hewan ke manusia dan dari manusia ke hewan. Infeksi
silang- spesies dapat berasal dari peternakan atau pasar, dimana kondisi menciptakan
pencampuran patogen. Yang memberi patogen kesempatan untuk bertukar gen dan peralatan
sampai dengan membunuh inang yang sebelumnya asing.

D. Penyakit Akibat Kerja yang Disebabkan Bahaya Kerja Biologi

1. Penyakit yang Disebabkan Bakteri


a. Demam Thypoid
Demam Thypoid adalah infeksi akut yang disebabkan oleh Salmonella Thypi
yang masuk melalui saluran pencernaan dan menyebar ke seluruh tubuh (sistemik).
Bakteri ini akan berkembang biak di kelenjar getah bening usus dan kemudian masuk
ke dalam darah sehingga menyebabkan penyebaran kuman dalam darah.

Gambar 1. Cara penularan demam thypoid


Penyakit Demam Thypoid disebabkan oleh bakteri yang disebarkan melalui
tinja, muntahan, urin, kemudian terbawa oleh Lalat melalui perantara kaki-kakinya
dari kakus ke dapur yang akan mengkontaminasi makanan atau minuman, sayur-
sayuran, atau pun buah-buahan segar.
Beberapa gejala yang nampak saat seseorang terserang penyakit Demam
Thypoid :
1) Demam yang berlangsung selama 3 minggu secara terus menerus
2) Gangguan pada saluran pencernaan
3) Nafas tak sedap
4) Bibir kering dan pecah-pecah
5) Perut Kembung
6) Sulit BAB, terkadang juga bisa Diare
7) Gangguan kesadaran, umumnya kesadaran penderita menurun walaupun tidak
seberapa dalam.
b. Anthrax
Anthrax atau penyakit radang limpa merupakan salah satu penyakit zoonosis
di Indonesia yang disebabkan oleh bakteri. Istilah anthrax berarti arang, sebab
penyakit ini menimbulkan gejala pada manusia berupa bisul kehitaman yang jika
pecah akan menghasilkan semacam borok (bubonic palque). Dahulu, penyakit ini
dikatakan sebagai penyakit kutukan karena menyerang orang yang telah disisihkan di
masyarakat, bahkan bangsa Mesir pun pernah terkena panyakit ini kira-kira 4000
tahun sebelum masehi. Anthrax ditemukan oleh Heinrich Hermann Robert Koch pada
tahun 1877, sedangkan Louis Pasteur adalah ilmuwan pertama penemu vaksin yang
efektif untuk Anthrax pada tahun 1881.

Gambar 2. Siklus penularan anthrax


Anthrax disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis yang merupakan bakteri
gram positif non motil dan berspora. Di bawah mikroskop tampak terlihat seperti
barisan batang panjang dengan ujung-ujungnya siku, sementara di dalam tubuh inang,
Bacillus anthracis tidak terlihat rantai panjang, biasanya tersusun secara tunggal atau
pendek serta melindungi dirinya dalam kapsul, dan akan membentuk spora segera
setelah berhubungan dengan udara bebas karena spora diketahui dapat bertahan hidup
bertahun-tahun di dalam tanah yang cocok dan bisa menjadi sumber penularan pada
hewan dan manusia.
Penularan pada manusia bisa lewat kontak langsung spora yang ada di tanah,
tanaman, maupun bahan dari hewan sakit (kulit, daging, tulang atau darah).
Mengkonsumsi produk hewan yang terkena anthrax atau melalui udara yang
mengandung spora, misalnya, pada pekerja di pabrik wool atau kulit binatang
(Woolsorters disease). Oleh karena itu ada empat tipe anhtrax pada manusia, yaitu
anthrax kulit, anthrax pencernaan/anthrax usus, anthrax pernapasan/ anthrax paru-
paru dan anthrax otak. Anthrax otak terjadi jika bakteri terbawa darah masuk ke otak.
c. TBC
Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan
oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang
sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih
sering menginfeksi organ paru-paru dibandingkan bagian lain tubuh manusia.
Penyebab penyakit ini adalah bakteri kompleks Mycobacterium tuberculosis.
Mycobacteria termasuk dalam famili Mycobacteriaceae dan termasuk dalam ordo
Actinomycetales. kompleks Mycobacterium tuberculosis meliputi M. tuberculosis, M.
bovis, M. africanum, M. microti, dan M. canettii. Dari beberapa kompleks tersebut,
M. tuberculosis merupakan jenis yang terpenting dan paling sering dijumpai.
Penularan penyakit ini karena kontak dengan dahak atau menghirup titik-titik
air dari bersin atau batuk dari orang yang terinfeksi kuman tuberculosis.

Gambar 3. Penyebaran bakteri TBC


Obat TBC yang utama adalah Isoniazid, Rifampisin, pirazinamid, streptomisin
dan etambutol. Sedangkan jenis obat tambahan yang biasa digunakan adalah
kanamisin, kuinolon ,makroloid dan amoksisilin di kombinasikan dengan klavulanat.
Pengobatannya secara keseluruhannya dapat mencapai 12 bulan.
2. Penyakit Akibat Kerja yang Disebabkan Virus
a. Hepatitis B dan C
Virus hepatitis dapat menular dari satu orang ke orang lain, dengan cara
penularan yang berbeda-beda. virus hepatitis B dan C menyebar terutama melalui
kontak darah dan cairan tubuh. Seseorang bisa saja terinfeksi lebih dari 1 jenis virus
hepatitis. Karena risiko yang berbahaya bagi hati penderita, seseorang yang menderita
hepatitis C harus berkonsultasi dengan dokter untuk juga mendapatkan vaksin
terhadap hepatitis A dan hepatitis B. Tidak seperti hepatitis A dan B, hepatitis C
belum ada vaksinnya.

Gambar 4. Penyebab hepatitis B


Hepatitis B bisa menular kepada setiap orang. Seperti penularan dari ibu ke
bayi saat melahirkan, hubungan seksual, transfusi darah, jarum suntik, maupun
penggunaan alat kebersihan diri (sikat gigi, handuk) secara bersama-sama. Hepatitis
B dapat menyerang siapa saja, akan tetapi umumnya bagi mereka yang berusia
produktif akan lebih beresiko terkena penyakit ini.
b. Virus HIV
Virusnya sendiri bernama Human Immunodeficiency Virus (atau disingkat
HIV) yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang
terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah
terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju
perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.
HIV dan virus-virus sejenisnya umumnya ditularkan melalui kontak langsung
antara lapisan kulit alam (membran mukosa) atau aliran darah, dengan cairan tubuh
yang mengandung HIV, seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal, dan
air susu ibu. Penularan dapat terjadi melalui hubungan intim (vaginal, anal, ataupun
oral), transfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama
kehamilan, bersalin, atau menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan cairan-cairan
tubuh tersebut.
Siapapun berisiko terkena HIV (human immunodeficiency virus). Virus ini
pun menyebar dengan berbagai cara. Populasi kunci yang berisiko tinggi terkena
HIV/AIDS adalah wanita pekerja seks (WPS): pelanggan pekerja seks (HRM) waria:
lelaki yang berhubungan seksual dengan lelaki lain (MSM): serta pengguna narkoba
suntik dan pasangannya (IDU).

Gambar 5. Penularan HIV/AIDS


c. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) {bahasa medisnya disebut Dengue
Hemorrhagic Fever (DHF)} adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, yang mana
menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada sistem pembekuan
darah, sehingga mengakibatkan perdarahan-perdarahan.
Gambar 6. Nyamuk Aedes Aegypti
Proses Penularan Penyakit Demam Berdarah Dengue Penyebaran penyakit
DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus,
sehingga pada wilayah yang sudah diketahui adanya serangan penyakit DBD akan
mungkin ada penderita lainnya bahkan akan dapat menyebabkan wabah yang luar
biasa bagi penduduk disekitarnya.
Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Pencegahan dilakukan dengan
menghindari gigitan nyamuk diwaktu pagi sampai sore, karena nyamuk aedes aktif di
siang hari (bukan malam hari). Misalnya hindarkan berada di lokasi yang banyak
nyamuknya di siang hari, terutama di daerah yang ada penderita DBD nya. Beberapa
cara yang paling efektif dalam mencegah penyakit DBD melalui metode pengontrolan
atau pengendalian vektornya adalah :
1) Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat, modifikasi
tempat. perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan manusia, dan
perbaikan desain rumah.
2) Pemeliharaan ikan pemakan jentik (ikan adu/ikan cupang) pada tempat air kolam,
dan bakteri (Bt.H-14).
3) Pengasapan / fogging (dengan menggunakan malathion dan fenthion).
4) Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat penampungan air
seperti, gentong air, vas bunga, kolam, dan lain-lain.
5) Pengobatan Penyakit Demam Berdarah Fokus pengobatan pada penderita
penyakit DBD adalah mengatasi perdarahan, mencegah atau mengatasi keadaan
syok/presyok, yaitu dengan mengusahakan agar penderita banyak minum sekitar
1,5 sampai 2 liter air dalam 24 jam (air teh dan gula sirup atau susu).
6) Penambahan cairan tubuh melalui infus (intravena) mungkin diperlukan untuk
mencegah dehidrasi dan hemokonsentrasi yang berlebihan. Transfusi platelet
dilakukan jika jumlah platelet menurun drastis.
7) Lakukan kompress dingin, tidak perlu dengan es karena bisa berdampak syok.
Bahkan beberapa tim medis menyarankan kompres dapat dilakukan dengan
alkohol. Pengobatan alternatif yang umum dikenal adalah dengan meminum jus
jambu biji bangkok, namun khasiatnya belum pernah dibuktikan secara medik,
akan tetapi jambu biji kenyataannya dapat mengembalikan cairan intravena dan
peningkatan nilai trombosit darah.
3. Penyakit Akibat Kerja yang Disebabkan Jamur
Jamur merupakan salah satu mikroorganisme penyebab penyakit pada manusia.
Penyakit yang disebabkan jamur pada manusia disebut mikosis, yaitu mikosis superficial
dan mikosis sistemik. Mikosis superfisial merupakan mikosis yang menyerang kulit,
kuku, dan rambut terutama disebabkan oleh 3 genera jamur, yaitu Trichophyton,
Microsporum, dan Epidermophyton. Sedangkan mikosis sistemik merupakan mikosis
yang menyerang alat-alat dalam, seperti jaringan sub-cutan, paru-paru, ginjal, jantung,
mukosa mulut, usus, dan vagina.
E. Mikroorganisme Penyebab Penyakit di Tempat Kerja
Beberapa literatur telah menguraikan infeksi akibat organisme yang mungkin
ditemukan di tempat kerja, diantaranya :
1. Daerah Pertanian
Lingkungan pertanian yang cenderung berupa tanah membuat pekerja dapat
terinfeksi oleh mikroorganisme seperti : Tetanus, Leptospirosis, cacing, Asma bronkhiale
atau keracunan Mycotoxins yang merupakan hasil metabolisme jamur.
2. Di Lingkungan Berdebu (Pertambangan atau Pabrik)
Di tempat kerja seperti ini, mikroorganisme yang mungkin ditemukan adalah
bakteri penyebab penyakit saluran napas, seperti : tuberculosis (paru), burcelosis (sakit
kepala, atralagia, enokkarditis), Bronchitis dan Infeksi saluran pernapasan lainnya seperti
Pneumonia.
3. Daerah Peternakan : terutama yang mengolah kulit hewan serta produk-
produk dari hewan
Penyakit-penyakit yang mungkin ditemukan di peternakan seperti ini misalnya :
Anthrax yang penularannya melalui bakteri yang tertelan atau terhirup, burcelosis (sakit
kepala, atralagia, enokkarditis), Infeksi Salmonella.
4. Di Laboratorium
Para pekerja di laboratorium mempunyai risiko yang besar terinfeksi, terutama
untuk laboratorium yang menangani organisme atau bahan-bahan yang megandung
organisme pathogen.
5. Di Perkantoran : terutama yang menggunakan pendingin tanpa ventilasi
alami
Para pekerja di perkantoran seperti itu dapat berisiko mengidap penyakit seperti :
Humidifier fever yaitu suatu penyakit pada saluran pernapasan dan alergi yang
disebabkan organisme yang hidup pada air yang terdapat pada sistem pendingin,
Legionnaire disease penyakit yang juga berhubungan dengan sistem pendingin dan akan
lebih berbahaya pada pekerja dengan usia lanjut.
F. Pengendalian Bahaya Kerja Biologi
Pengendalian risiko dilakukan setelah identifikasi dan menilai risiko untuk
mengurangi risiko sampai batas yang dapat diterima berdasarkan ketentuan, peraturan dan
standar, pengendalian virus, jamur, bakteri patogen dapat dilakukan dengan tahapan :
1. Eliminasi : diterapkan pertama kali dengan menghilangkan objek penyebab kecelakaan
atau penyakit akibat kerja. Objek utama yang menyebabkan penyakit akibat kerja adalah
pekerja itu sendiri jadi sangat tidak mungkin jika kita menghilangkan pekerja. Maka
eliminasi tidak dapat dilaksanakan.
2. Subtitusi : merupakan langkah kedua dengan mengganti bahan dan peralatan berbahaya
dengan yang kurang berbahaya maka pengendalian secara subtitusi tidak dapat
dilaksanakan.
3. Rekayasa/Pengendalian Teknik : adalah pengendalian faktor bahaya biologis dengan
memisahkan alat dengan pekerja. Rekayasa teknik dengan pembutan instalasi Heating
Ventilating And Air Conditioning (HVAC).
4. Rekayasa/Pengendalian Administrasi : dengan menyediakan sistem kerja untuk
mengurangi terpapar potensi bahaya dengan perputaran jadwal kerja bagi pekerja yang di
bagi alam tiga shift kerja.
5. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) : pilihan terakhir sistem pengendalian risiko
berupa masker, sarung tagan, penutup kepala, yang sesuai untuk mengurangi risiko
paparan penularan penyakit pada pekerja.
Faktor biologi dan juga bahaya-bahaya lainnya di tempat kerja dapat dihindari dengan
pencegahan antara lain dengan :
a. Penggunaan masker yang baik untuk pekerja yang berisiko tertular lewat debu yang
mengandung organism pathogen.
b. Mengkarantina hewan yang terinfeksi dan vaksinasi.
c. Imunisasi bagi pekerja yang berisiko tertular penyakit di tempat kerja.
d. Membersihkan semua debu yang ada di sistem pendingin paling tidak satu kali setiap
bulan.
e. Membuat sistem pembersihan yang memungkinkan terbunuhnya mikroorganisme yang
patogen pada sistem pendingin.

Dengan mengenal bahaya dari faktor biologi dan bagaimana mengotrol dan mencegah
penularannya diharapkan efek yang merugikan dapat dihindari.

Anda mungkin juga menyukai