KEPEMIMPINAN
Disusun Oleh:
NIM : 201901169
Tahun 2019/2020
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
terselesainya makalah yang berjudul “Kepemimpinan”.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul.............................................................................................. i
Kata Pengantar............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................. 3
3.1 Kesimpulan...................................................................................... 19
3.2 Saran................................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 20
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
masing-masing, definisi-definisi tersebut menunjukkan adanya beberapa
kesamaan.
2
teori-teori kepemimpinan, tipe dan gaya kepemimpinan, syarat-syarat
kepemimpinan dan ciri-ciri kepemimpinan yang baik itu seperti apa. Di samping
itu makalah ini juga bertujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh panitia
LDKM (Latihan Dasar Kepemimpinan Mahasiswa) tahun 2011.
3
BAB II
KEPEMIMPINAN
2.1 Definisi Pemimpin Menurut Para Ahli dan Dalam Beberapa Kamus Modern
Ahmad Rusli dalam kertas kerjanya Pemimpin Dalam Kepimpinan
Pendidikan (1999). Menyatakan pemimpin adalah individu manusia yang
diamanahkan memimpin subordinat (pengikutnya) ke arah mencapai matlamat
yang ditetapkan.
C.N. Cooley (1902). Pemimpin itu selalu merupakan titik pusat dari suatu
kecenderungan, dan pada kesempatan lain, semua gerakan sosial kalau diamati
secara cermat akan ditemukan kecenderungan yang memiliki titik pusat.
Henry Pratt Faiechild dalam Kartini Kartono (1994: 33). Pemimpin dalam
pengertian ialah seseorang yang dengan jalan memprakarsai tingkah laku sosial
dengan mengatur, mengarahkan, mengorganisir atau mengontrol usaha/upaya
orang lain atau melalui prestise, kekuasaan dan posisi. Dalam pengertian yang
terbatas, pemimpin ialah seorang yang membimbing, memimpin dengan bantuan
4
kualitas-kualitas persuasifnya dan ekseptansi/penerimaan secara sukarela oleh
para pengikutnya.
Sam Walton. Pemimpin besar akan berusaha menanamkan rasa percaya diri
pada para pendukung. Jika orang memiliki percaya diri tinggi, maka kita akan
terkejut pada hasil luar biasa yang akan mereka raih.
C.N. Cooley dalam “ The Man Nature and the Social Order’.
Pemimpin itu selalu merupakan titik pusat dari suatu kecenderungan, dan
sebaliknya, semua gerakan sosial, kalau diamat-amati secara cermat, akan
ditemukan di dalamnya kecenderungan-kecenderungan yang mempunyai titik
pusat.
5
I . Redl dalam “Group Emotion and Leadership”. Pemimpin adalah seorang
yang menjadi titik pusat yang mengintegrasikan kelompok.
J.L. Borwn dalam “Psychology and the Social Order”. Pemimpin tidak
dapat dipisahkan dengan kelompok, tetapi dapat dipandang sebagai suatu posisi
yang memiliki potensi yang tinggi dibidangnya.
6
dikemukakan para ahli tentang kepemimpinan yang tentu saja menurut sudut
pandangnya masing-masing. Beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli
sebagai berikut :
1) Koontz dan O’donnel, mendefinisikan kepemimpinan sebagai
proses mempengaruhi sekelompok orang sehingga mau bekerja dengan sungguh-
sungguh untuk meraih tujuan kelompoknya.
2) Wexley dan Yuki (1977), kepemimpinan mengandung arti
mempengaruhi orang lain untuk lebih berusaha mengarahkan tenaga, dalam
tugasnya atau merubah tingkah laku mereka.
3) Georger R. Terry, kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi
orang-orang untuk bersedia berusaha mencapai tujuan bersama.
4) Pendapat lain, kepemimpinan merupakan suatu proses dengan
berbagai cara mempengaruhi orang atau sekelompok orang.
Dari keempat definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa sudut pandang
yang dilihat oleh para ahli tersebut adalah kemampuan mempengaruhi orang lain
untuk mencapai tujuan bersama.
Definisi lain, para ahli kepemimpinan merumuskan definisi, sebagai berikut:
1) Fiedler (1967), kepemimpinan pada dasarnya merupakan pola hubungan antara
individu-individu yang menggunakan wewenang dan pengaruhnya terhadap
kelompok orang agar bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan. 2) John
Pfiffner, kepemimpinan adalah kemampuan mengkoordinasikan dan memotivasi
orang-orang dan kelompok untuk mencapai tujuan yang di kehendaki. 3) Davis
(1977), mendefinisikan kepemimpinan adalah kemampuan untuk mengajak orang
lain mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan penuh semangat. 4) Ott
(1996), kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai proses hubungan antar pribadi
yang di dalamnya seseorang mempengaruhi sikap, kepercayaan, dan khususnya
perilaku orang lain. 5) Locke et.al. (1991), mendefinisikan kepemimpinan
merupakan proses membujuk orang lain untuk mengambil langkah menuju suatu
sasaran bersama Dari kelima definisi ini, para ahli ada yang meninjau dari sudut
pandang dari pola hubungan, kemampuan mengkoordinasi, memotivasi,
kemampuan mengajak, membujuk dan mempengaruhi orang lain.
7
Dari beberapa definisi di atas, ada beberapa unsur pokok yang mendasari
atau sudut pandang dan sifat-sifat dasar yang ada dalam merumuskan definisi
kepemimpinan, yaitu:
a. Unsur-unsur yang mendasari
Unsur-unsur yang mendasari kepemimpinan dari definisi-definisi yang
dikemukakan di atas, adalah: (1) Kemampuan mempengaruhi orang lain
(kelompok/bawahan). (2) Kemampuan mengarahkan atau memotivasi tingkah
laku orang lain atau kelompok. (3) adanya unsur kerja sama untuk mencapai
tujuan yang diinginkan.
b. Sifat dasar kepemimpinan
Sifat-sifat yang mendasari kepemimpinan adalah kecakapan memimpin.
Paling tidak, dapat dikatakan bahwa kecakapan memimpin mencakup tiga unsur
kecakapan pokok, yaitu:
1) Kecakapan memahami individual, artinya mengetahui bahwa setiap
manusia mempunyai daya motivasi yang berbeda pada berbagai saat dan keadaan
yang berlainan.
2) Kemampuan untuk menggugah semangat dan memberi inspirasi.
3) Kemampuan untuk melakukan tindakan dalam suatu cara yang dapat
mengembangkan suasana (iklim) yang mampu memenuhi dan sekaligus
menimbulkan dan mengendalikan motivasi-motivasi (Tatang M. Amirin,
1983:15). Pendapat lain, menyatakan bahwa kecakapan memimpin mencakup
tiga unsur pokok yang mendasarinya, yaitu : [1] Seseorang pemimpin harus
memiliki kemampuan persepsi sosial [sosial perception]. [2] Kemampuan
berpikir abstrak [abilitiy in abstrakct thinking]. [3] Memiliki kestabilan emosi
[emosional stability].
8
bahwa para pemimpin yang efektif harus mengetahui bagaimana membangkitkan
inspirasi dan berelasi dengan para pengikut mereka.
2) Kepemimpinan merupakan suatu proses, artinya proses
kepemimpinan lebih dari sekedar menduduki suatu otoritas atau posisi jabatan
saja, karena dipandang tidak cukup memadai untuk membuat seseorang menjadi
pemimpin, artinya seorang pemimpin harus melakukan sesuatu. Maka menurut
Burns (1978), bahwa untuk menjadi pemimpin seseorang harus dapat
mengembangkan motivasi pengikut secara terus menerus dan mengubah perilaku
mereka menjadi responsif.
3) Kepemimpinan berarti mempengaruhi orang-orang lain untuk
mengambil tindakan, artinya seorang pemimpin harus berusaha mempengaruhi
pengikutnya dengan berbagai cara, seperti menggunakan otoritas yang
terlegitimasi, menciptakan model (menjadi teladan), penetapan sasaran, memberi
imbalan dan hukuman, restrukrisasi organisasi, dan mengkomunikasikan sebuah
visi. Dengan demikian, seorang pemimpin dapat dipandang efektif apabila dapat
membujuk para pengikutnya untuk meninggalkan kepentingan pribadi mereka
demi keberhasilan organisasi (Bass, 1995. Locke et.al., 1991., dalam
Mochammad Teguh, dkk., 2001:69).
Dari definisi-definisi di atas, paling tidak dapat ditarik kesimpulan yang
sama , yaitu masalah kepemimpinan adalah masalah sosial yang di dalamnya
terjadi interaksi antara pihak yang memimpin dengan pihak yang dipimpin untuk
mencapai tujuan bersama, baik dengan cara mempengaruhi, membujuk,
memotivasi dan mengkoordinasi. Dari sini dapat dipahami bahwa tugas utama
seorang pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya tidak hanya terbatas
pada kemampuannya dalam melaksanakan program-program saja, tetapi lebih dari
itu yaitu pemimpin harus mempu melibatkan seluruh lapisan organisasinya,
anggotanya atau masyarakatnya untuk ikut berperan aktif sehingga mereka
mampu memberikan kontribusi yang posetif dalam usaha mencapai tujuan.
9
2.3 Teori Kelahiran Pemimpin
10
bakat tersebut dikembangkan melalui pendidikan, latihan, dan pengalaman-
pengalaman yang memungkinkan untuk mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat
yang telah dimiliki.
Jadi, inti dari teori ini yaitu seseorang yang akan menjadi pemimpin
merupakan perpaduan antara faktor keturunan, bakat, dan lingkungan yaitu faktor
pendidikan, latihan dan pengalaman-pengalaman yang memungkinkan bakat
tersebut dapat teraktualisasi dengan baik.
Selain ketiga teori tersebut, muncul pula teori keempat yaitu Teori
Kontigensi atau Teori Tiga Dimensi. Penganut teori ini berpendapat bahwa, ada
tiga faktor yang turut berperan dalam proses perkembangan seseorang menjadi
pemimpin atau tidak, yaitu: (1) Bakat kepemimpinan yang dimilikinya. (2)
Pengalaman pendidikan, latihan kepemimpinan yang pernah diperolehnya, dan (3)
Kegiatan sendiri untuk mengembangkan bakat kepemimpinan tersebut.
Teori ini disebut dengan teori serba kemungkinan dan bukan sesuatu yang
pasti, artinya seseorang dapat menjadi pemimpin jika memiliki bakat, lingkungan
yang membentuknya, kesempatan dan kepribadian, motivasi dan minat yang
memungkinkan untuk menjadi pemimpin.
Menurut Ordway Tead, bahwa timbulnya seorang pemimpin, karana : (1)
Membentuk diri sendiri (self constituded leader, self mademan, born leader). (2)
Dipilih oleh golongan, artinya ia menjadi pemimpin karena jasa-jasanya, karena
kecakapannya, keberaniannya dan sebagainya terhadap organisasi. (3) Ditunjuk
dari atas, artinya ia menjadi pemimpin karena dipercaya dan disetujui oleh pihak
atasannya (Imam Mujiono, 2002: 18).
11
Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar
nantinya mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah organisasi. Beberapa
teori tentang kepemimpinan antara lain :
12
c) Motivasi diri dan dorongan berprestasi
Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri yang tinggi
serta dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang kuat ini kemudian tercermin
pada kinerja yang optimal, efektif dan efisien.
Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana
seorang pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan
terhadap hasil yang tinggi pula.
13
4. Teori kepemimpinan situasi
5. Teori kelompok
2. Tipe Paternalistik
Tipe Kepemimpinan dengan sifat-sifat antara lain;
a. Menganggap bawahannya belum dewasa
b. bersikap terlalu melindungi
c. Jarang memberi kesempatan bawahan untuk mengambil keputusan
d. Selalu bersikap maha tahu dan maha benar.
3. Tipe Otoriter
Pemimpin tipe otoriter mempunyai sifat sebagai berikut:
a. Pemimipin organisasi sebagai miliknnya
14
b. Pemimpin bertindak sebagai dictator
c. Cara menggerakkan bawahan dengan paksaan dan ancaman.
4. Tipe Militeristik
Dalam tipe ini pemimpin mempunyai siafat sifat:
a. menuntut kedisiplinan yang keras dan kaku
b. lebih banyak menggunakan system perintah
c. menghendaki keputusan mutlak dari bawahan
d. Formalitas yang berlebih-lebihan
e. Tidak menerima saran dan kritik dari bawahan
f. Sifat komunikasi hanya sepihak
5. Tipe Demokrasi
Tipe demokrasi mengutamkan masalah kerja sama sehingga terdapat koordinasi
pekerjaan dari semua bawahan. Kepemimpinan demokrasi menghadapi potensi
sikap individu, mau mendengarkan saran dan kritik yang sifatnya membangun.
Jadi pemimpin menitik beratkan pada aktifitas setiap anggota kelompok, sehingga
semua unsure organisasi dilibatkan dalam akatifitas, yang dimulai penentuan
tujuan,, pembuatan rencana keputusan, disiplin.
2. Kewibawaan
Kewibawaan merupakan keunggulan, kelebihan, keutamaan sehingga pemimpin
mampu mengatur orang lain dan patuh padanya.
15
3. Kemampuan
Kemampuan adalah sumber daya kekuatan, kesanggupan dan kecakapan secara
teknis maupun social, yang melebihi dari anggota biasa. Sementara itu Stodgill
yang dikutip James A. Lee menyatakan pemimpin itu harus mempunyai kelebihan
sebagai persyaratan, antara lain:
1. Kepastian, kecerdasan, kewaspadaan, kemampuan berbicara, kemampuan
menilai.
2. Prestasi, gelar kesarjanaan, ilmu pengetahuan dalam bidang tertentu.
3. Tangggung jawab, berani, tekun, mandiri, kreatif, ulet, percaya diri, agresif.
4. Partisipasi aktif, memiliki stabilitas tinmggi, kooperatif, mampu bergaul.
5. Status, kedudukan social ekonomi cukup tinggidan tenar.
3. Keseimbangan Emosi
Orang yang mudah naik darah, membuat ribut menandakan emosinya belum
mantap dan tidak memililki keseimbangan emosi. Orang yang demikian tidak bisa
jadi pemimpin sebab seorang pemimpin harus mampu membuat suasana tenang
dan senang. Maka seorang pemimpin harus mempunyai keseimbangan emosi.
16
2.8 Pemimpin dan Pimpinan Indonesia
1. Kepemimpinan Pancasila
Dalam rangka menjalankan tugas kewajibannya seorang pemimpin harus
dapat menjaga kewibawaannya. Lebih-lebih dalam kemerdekaan dan
pembangunan. Berhasilnya pembangunan nasional tergantung peran aktif rakyat
Indonesia, dengan sikap mental, tekad semangat, ketaatan dan disiplin nasional
dalam menjalankan tugas kewajibannya. Dengan demikian perlu dikembangkan
motivasi membangun dikalangan masyarakat luas dan motivasi pengorbanan
pengabdian pada unsur kepemimpinannya. Norma-norma yang tercakup dalam
Pancasila itu
sekaligus merupakan sistem nilai yang harus dihayati dan diamalkan oleh
setiap warga Negara, khususnya para pemimpin. Kepemimpinan Pancasila adalah
bentuk kepemimpinan yang selalu menggambarkan nilai-nilai dan norma-norma
Pancasila.
Sumber-sumber kepemimpinan Pancasila:
a. Nilai-nilai positif dan modernisme
b. Refleksi hakekat hidup dan tujuan hidup bangsa pada era
pembangunan dan zaman modern.
c. Intisari warisan pusaka berupa nilai-nilai dan norma-norma
kepemimpinan yang ditulis para nenek moyang, pujangga, raja.
Ada beberapa azas kepemimpinan Pancasila yang digali dari nilai-nilai
kepemimpinan Indonesia:
a. Ing ngarsa sung tulada
b. Ing madya mangun karsa
c. Tut wuri Handayani
d. Taqwa kepada Tuhan Ynag Maha Esa
e. Waspada purwa wasesa
f. Ambeg para marta
g. Prasaja
h. Satya
17
i. Gemi nastiti
j. Blaka
k. Legawa
2. Kepemimpinan Pembangunan
Dalam pembangunan nasional pada hakekatnya adalah pembangunan
manusia seutuhnya dan membangun seluruh rakyat Indonesia, yang berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945. Hakekat pembangunan adalah rangkaian upaya
pembangunan dan perubahan yang dilangsungkan secara sadar, sengaja,
berencana yang menuju
kepada modernitas dan taraf hidup yang lebih tinggi. Untuk mewujudkan
pembangunan tersebut diperlukan tipe kepimimpinan yang mampu mengelola
pembangunan yaitu tipe kepemimpinan “Administrator dan Sosio teknokrat”.
Pemimpin Administrator pembangunan bertugas untuk melakukan rentetan usaha
bersama dengan rakyat untuk mengadakan perbaikan, peningkatan tata kehidupan
dan sarana kehidupan sosial demi pencapaian kesejahteraan manusia, kebaikan
serta keadilan yang merata. Sosio teknokrat adalah seorang yang bertugas
mengelola aspek-aspek teknik administratif dan mahir membimbing dan
membangun manusianya.
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain,
bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau
kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang
diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.
3.2 Saran
19
DAFTAR PUSTAKA
Teguh, Mochammad, dkk. 2001. Latihan Kepemimpinan Islam Tingkat Dasar [LKID].
Yogyakarta: UII Press.
20