Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

KEPEMIMPINAN

Disusun Oleh:

Nama : John Adrianto

NIM : 201901169

Sekolah Tinggi Kesehatan Widya Nusantara Palu

Tahun 2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
terselesainya makalah yang berjudul “Kepemimpinan”.

Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih jauh dari


kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mohon maaf atas ketidaksempurnaan
makalah ini, baik dari segi penulisan maupun isinya. Untuk penyempurnaan lebih
lanjut, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami sebagai penyusun


khususnya, dan bagi pembaca pada umumnya.

Palu September 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul.............................................................................................. i

Kata Pengantar............................................................................................. ii

Daftar Isi...................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1

1.1 Latar Belakang............................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah.......................................................................... 2
1.3 Tujuan............................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN............................................................................. 3

2.1 Definisi Pemimpin Menurut Para Ahli dan Dalam Beberapa


Kamus Modern............................................................................... 3
2.2 Pengertian Kepemimpinan............................................................ 6
2.3 Teori Kelahiran Pemimpin............................................................ 10
2.4 Teori Kepemimpinan .................................................................... 11
2.5 Tipe dan Gaya Kepemimpinan...................................................... 14
2.6 Syarat-syarat Kepemimpinan ....................................................... 15
2.7 Ciri-ciri Kepemimpinan Yang Baik ............................................ 16
2.8 Pemimpin dan Pimpinan Indonesia ......................................... 17

BAB III PENUTUP..................................................................................... 19

3.1 Kesimpulan...................................................................................... 19
3.2 Saran................................................................................................. 19

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 20

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring perkembangan zaman, kepemimpinan secara ilmiah mulai
berkembang bersamaan dengan pertumbuhan manajemen ilmiah yang lebih
dikenal dengan ilmu tentang memimpin. Hal ini terlihat dari banyaknya literatur
yang mengkaji tentang kepemimpinan dengan berbagai sudut pandang atau
perspektifnya. Kepemimpinan tidak hanya dilihat dari bak saja, akan tetapi dapat
dilihat dari penyiapan sesuatu secara  berencana dan dapat melatih calon-calon
pemimpin.

Sejarah timbulnya kepemimpinan, sejak nenek moyang dahulu kala,


kerjasama dan saling melindungi telah muncul bersama-sama dengan peradapan
manusia. Kerjasama tersebut muncul pada tata kehidupan sosial masyarakat atau
kelompok-kelompok manusia dalam rangka untuk mempertahankan hidupnya
menentang kebuasan binatang dan menghadapi alam sekitarnya. Berangkat dari
kebutuhan bersama tersebut, terjadi kerjasama antar manusia dan mulai unsur-
unsur kepemimpinan. Orang yang ditunjuk sebagai pemimpin dari kelompok
tersebut ialah orang-orang yang paling kuat dan pemberani, sehingga ada aturan
yang disepakati secara bersama-sama misalnya seorang pemimpin harus lahir dari
keturunan bangsawan, sehat, kuat, berani, ulet, pandai, mempunyai pengaruh dan
lain-lain. Hingga sampai sekarang seorang pemimpin harus memiliki syarat-syarat
yang tidak ringan, karena pemimpin sebagai ujung tombak kelompok.

Kepemimpinan atau leadership merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu


social, sebab prinsip-prinsip dan rumusannya diharapkan dapat mendatangkan
manfaat bagi kesejahteraan manusia (Moejiono, 2002). Ada banyak definisi
kepemimpinan yang dikemukakan oleh para pakar menurut sudut pandang

1
masing-masing, definisi-definisi tersebut menunjukkan adanya beberapa
kesamaan.

Definisi Kepemimpinan menurut Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono, 2003)


adalah kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang
didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam
mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok. Kepemimpinan menurut
Young (dalam Kartono, 2003) lebih terarah dan terperinci dari definisi
sebelumnya. Menurutnya kepemimpinan adalah bentuk dominasi yang didasari
atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain
untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan
memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.

Dalam teori kepribadian menurut Moejiono (2002) memandang bahwa


kepemimpinan tersebut sebenarnya sebagai akibat pengaruh satu arah, karena
pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas tertentu yang membedakan dirinya
dengan pengikutnya. Para ahli teori sukarela (compliance induction theorist)
cenderung memandang kepemimpinan sebagai pemaksaan atau pendesakan
pengaruh secara tidak langsung dan sebagai sarana untuk membentuk kelompok
sesuai dengan keinginan pemimpin (Moejiono, 2002).

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengertian pemimpin itu menurut para ahli?

2. Apa saja pengertian kepemimpinan itu?

3. Apa saja teori-teori kepemimpinan itu?

4. Bagaimana tipe dan gaya kepemimpinan?

5. Apa saja syarat-syarat kepemimpinan?

6. Bagaimana ciri-ciri kepemimpinan yang baik?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan pengetahuan


kepada para pembaca tentang kepemimpinan baik itu pengertian kepemimpinan,

2
teori-teori kepemimpinan, tipe dan gaya kepemimpinan, syarat-syarat
kepemimpinan dan ciri-ciri kepemimpinan yang baik itu seperti apa. Di samping
itu makalah ini juga bertujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh panitia
LDKM (Latihan Dasar Kepemimpinan Mahasiswa) tahun 2011.

3
BAB II
KEPEMIMPINAN

2.1 Definisi Pemimpin Menurut Para Ahli dan Dalam Beberapa Kamus Modern
Ahmad Rusli dalam kertas kerjanya Pemimpin Dalam Kepimpinan
Pendidikan (1999). Menyatakan pemimpin adalah individu manusia yang
diamanahkan memimpin subordinat (pengikutnya) ke arah mencapai matlamat
yang ditetapkan.

Miftha Thoha dalam bukunya Prilaku Organisasi (1983: 255). Pemimpin


adalah seseorang yang memiliki kemampuan memimpin, artinya memiliki
kemampuan untuk mempengaruhi orang lain atau kelompok tanpa mengindahkan
bentuk alasannya.

Kartini Kartono (1994 : 33). Pemimpin adalah seorang pribadi yang


memiliki kecakapan dan kelebihan khususnya kecakapan dan kelebihan disatu
bidang, sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-
sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu, demi pencapaian satu atau beberapa
tujuan.

C.N. Cooley (1902). Pemimpin itu selalu merupakan titik pusat dari suatu
kecenderungan, dan pada kesempatan lain, semua gerakan sosial kalau diamati
secara cermat akan ditemukan kecenderungan yang memiliki titik pusat.

Henry Pratt Faiechild dalam Kartini Kartono (1994: 33). Pemimpin dalam
pengertian ialah seseorang yang dengan jalan memprakarsai tingkah laku sosial
dengan mengatur, mengarahkan, mengorganisir atau mengontrol usaha/upaya
orang lain atau melalui prestise, kekuasaan dan posisi. Dalam pengertian yang
terbatas, pemimpin ialah seorang yang membimbing, memimpin dengan bantuan

4
kualitas-kualitas persuasifnya dan ekseptansi/penerimaan secara sukarela oleh
para pengikutnya.

Sam Walton. Pemimpin besar akan berusaha menanamkan rasa percaya diri
pada para pendukung. Jika orang memiliki percaya diri tinggi, maka kita akan
terkejut pada hasil luar biasa yang akan mereka raih.

Rosalynn Carter. “Seorang pemimpin biasa membawa orang lain ke tempat


yang ingin mereka tuju”. Seorang pemimpin yang luar biasa membawa para
pendukung ke tempat yang mungkin tidak ingin mereka tuju, tetapi yang harus
mereka tuju.

John Gage Alle. Leader…a guide; a conductor; a commander” (pemimpin


itu ialah pemandu, penunjuk, penuntun; komandan).

Jim Collin. Mendefinisikan pemimpin memiliki beberapa tingkatan,


terendah adalah pemimpin yang andal, kemudian pemimpin yang menjadi bagian
dalam tim, lalu pemimpin yang memiliki visi, tingkat yang paling tinggi adalah
pemimpin yang bekerja bukan berdasarkan ego pribadi, tetapi untuk kebaikan
organisasi dan bawahannya.

Modern Dictionary Of Sociology (1996). Pemimpin (leader) adalah


seseorang yang menempati peranan sentral atau posisi dominan dan pengaruh
dalam kelompok (a person who occupies a central role or position of dominance
and influence in a group).

C.N. Cooley dalam “ The Man Nature and the Social Order’.
Pemimpin itu selalu merupakan titik pusat dari suatu kecenderungan, dan
sebaliknya, semua gerakan sosial, kalau diamat-amati secara cermat, akan
ditemukan di dalamnya kecenderungan-kecenderungan yang mempunyai titik
pusat.

5
I . Redl dalam “Group Emotion and Leadership”. Pemimpin adalah seorang
yang menjadi titik pusat yang mengintegrasikan kelompok.

J.L. Borwn dalam “Psychology and the Social Order”. Pemimpin tidak
dapat dipisahkan dengan kelompok, tetapi dapat dipandang sebagai suatu posisi
yang memiliki potensi yang tinggi dibidangnya.

Kenry Pratt Fairchild dalam “Dictionary of Sociologi and Related


Sciences”. Pemimpin dapat dibedakan dalam 2 arti; Pertama, pemimpin arti luas,
sesorang yang memimpin dengan cara mengambil inisiatif tingkah laku
masyarakat secara mengarahkan, mengorganisir atau mengawasi usaha-usaha
orang lain baik atas dasar prestasi, kekuasaan atau kedudukan. Kedua, pemimpin
arti sempit, seseorang yang memimpin dengan alat-alat yang meyakinkan,
sehingga para pengikut menerimanya secara suka rela.

Dr. Phil. Astrid S. Susanto. Pemimpin adalah orangyang dianggap


mempunyai pengaruh terhadap sekelompok orang banyak.

Ensiklopedia Administrasi (disusun oleh Staf Dosen Balai Pembinaan


Administrasi Universitas Gadjah Mada). Pemimpin (Leader) adalah orang yang
melakukan kegiatan atau proses mempengaruhi orang lain dalam situasi tertentu,
melalui proses komunikasi, yang diarahkan guna mencapai tujuan/tujuan-tujuan
tertentu.

2.2 Pengertian Kepemimpinan


Secara sederhana, apabila berkumpul tiga orang atau lebih kemudian salah
seorang di antara mereka “mengajak” teman-temannya untuk melakukan sesuatu
(Apakah: nonton film, bermain sepak bola, dan lain-lain). Pada pengertian yang
sederhana orang tersebut telah melakukan “kegiatan memimpin”, karena ada
unsur “mengajak” dan mengkoordinasi, ada teman dan ada kegiatan dan
sasarannya. Tetapi, dalam merumuskan batasan atau definisi kepemimpinan
ternyata bukan merupakan hal yang mudah dan banyak definisi yang

6
dikemukakan para ahli tentang kepemimpinan yang tentu saja menurut sudut
pandangnya masing-masing. Beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli
sebagai berikut :
1) Koontz dan O’donnel, mendefinisikan kepemimpinan sebagai
proses mempengaruhi sekelompok orang sehingga mau bekerja dengan sungguh-
sungguh untuk meraih tujuan kelompoknya.
2) Wexley dan Yuki (1977), kepemimpinan mengandung arti
mempengaruhi orang lain untuk lebih berusaha mengarahkan tenaga, dalam
tugasnya atau merubah tingkah laku mereka.
3) Georger R. Terry, kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi
orang-orang untuk bersedia berusaha mencapai tujuan bersama.
4) Pendapat lain, kepemimpinan merupakan suatu proses dengan
berbagai cara mempengaruhi orang atau sekelompok orang.
Dari keempat definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa sudut pandang
yang dilihat oleh para ahli tersebut adalah kemampuan mempengaruhi orang lain
untuk mencapai tujuan bersama.
Definisi lain, para ahli kepemimpinan merumuskan definisi, sebagai berikut:
1) Fiedler (1967), kepemimpinan pada dasarnya merupakan pola hubungan antara
individu-individu yang menggunakan wewenang dan pengaruhnya terhadap
kelompok orang agar bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan. 2) John
Pfiffner, kepemimpinan adalah kemampuan mengkoordinasikan dan memotivasi
orang-orang dan kelompok untuk mencapai tujuan yang di kehendaki. 3) Davis
(1977), mendefinisikan kepemimpinan adalah kemampuan untuk mengajak orang
lain mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan penuh semangat. 4) Ott
(1996), kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai proses hubungan antar pribadi
yang di dalamnya seseorang mempengaruhi sikap, kepercayaan, dan khususnya
perilaku orang lain. 5) Locke et.al. (1991), mendefinisikan kepemimpinan
merupakan proses membujuk orang lain untuk mengambil langkah menuju suatu
sasaran bersama Dari kelima definisi ini, para ahli ada yang meninjau dari sudut
pandang dari pola hubungan, kemampuan mengkoordinasi, memotivasi,
kemampuan mengajak, membujuk dan mempengaruhi orang lain.

7
Dari beberapa definisi di atas, ada beberapa unsur pokok yang mendasari
atau sudut pandang dan sifat-sifat dasar yang ada dalam merumuskan definisi
kepemimpinan, yaitu:
a.    Unsur-unsur yang mendasari
Unsur-unsur yang mendasari kepemimpinan dari definisi-definisi yang
dikemukakan di atas, adalah: (1) Kemampuan mempengaruhi orang lain
(kelompok/bawahan). (2) Kemampuan mengarahkan atau memotivasi tingkah
laku orang lain atau kelompok. (3) adanya unsur kerja sama untuk mencapai
tujuan yang diinginkan.
b.    Sifat dasar kepemimpinan
Sifat-sifat yang mendasari kepemimpinan adalah kecakapan memimpin.
Paling tidak, dapat dikatakan bahwa kecakapan memimpin mencakup tiga unsur
kecakapan pokok, yaitu:
1) Kecakapan memahami individual, artinya mengetahui bahwa setiap
manusia mempunyai daya motivasi yang berbeda pada berbagai saat dan keadaan
yang berlainan.
2) Kemampuan untuk menggugah semangat dan memberi inspirasi.
3) Kemampuan untuk melakukan tindakan dalam suatu cara yang dapat
mengembangkan suasana (iklim) yang mampu memenuhi dan sekaligus
menimbulkan dan mengendalikan motivasi-motivasi (Tatang M. Amirin,
1983:15). Pendapat lain, menyatakan bahwa kecakapan memimpin mencakup
tiga unsur pokok yang mendasarinya, yaitu : [1] Seseorang pemimpin harus
memiliki kemampuan persepsi sosial [sosial perception]. [2] Kemampuan
berpikir abstrak [abilitiy in abstrakct thinking]. [3] Memiliki kestabilan emosi
[emosional stability].

Kemudian dari definisi Locke, yang dikemukakan di atas, dapat


dikategorikan kepemimpinan menjadi 3 [tiga] elemen dasar, yaitu:
1) Kepemimpinan merupakan suatu konsep relasi [relation consept], artinya
kepemimpinan hanya ada dalam relasi dengan orang lain, maka jika tiadak ada
pengikut atau bawahan, tak ada pemimpin. Dalam defines Locke, tersirat premis

8
bahwa para pemimpin yang efektif harus mengetahui bagaimana membangkitkan
inspirasi dan berelasi dengan para pengikut mereka.
2) Kepemimpinan merupakan suatu proses, artinya proses
kepemimpinan lebih dari sekedar menduduki suatu otoritas atau posisi jabatan
saja, karena dipandang tidak cukup memadai untuk membuat seseorang menjadi
pemimpin, artinya seorang pemimpin harus melakukan sesuatu. Maka menurut
Burns (1978), bahwa untuk menjadi pemimpin seseorang harus dapat
mengembangkan motivasi pengikut secara terus menerus dan mengubah perilaku
mereka menjadi responsif.
3) Kepemimpinan berarti mempengaruhi orang-orang lain untuk
mengambil tindakan, artinya seorang pemimpin harus berusaha mempengaruhi
pengikutnya dengan berbagai cara, seperti menggunakan otoritas yang
terlegitimasi, menciptakan model (menjadi teladan), penetapan sasaran, memberi
imbalan dan hukuman, restrukrisasi organisasi, dan mengkomunikasikan sebuah
visi. Dengan demikian, seorang pemimpin dapat dipandang efektif apabila dapat
membujuk para pengikutnya untuk meninggalkan kepentingan pribadi mereka
demi keberhasilan organisasi (Bass, 1995. Locke et.al., 1991., dalam
Mochammad Teguh, dkk., 2001:69).
Dari definisi-definisi di atas, paling tidak dapat ditarik kesimpulan yang
sama , yaitu masalah kepemimpinan adalah masalah sosial yang di dalamnya
terjadi interaksi antara pihak yang memimpin dengan pihak yang dipimpin untuk
mencapai tujuan bersama, baik dengan cara mempengaruhi, membujuk,
memotivasi dan mengkoordinasi. Dari sini dapat dipahami bahwa tugas utama
seorang pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya tidak hanya terbatas
pada kemampuannya dalam melaksanakan program-program saja, tetapi lebih dari
itu yaitu pemimpin harus mempu melibatkan seluruh lapisan organisasinya,
anggotanya atau masyarakatnya untuk ikut berperan aktif sehingga mereka
mampu memberikan kontribusi yang posetif dalam usaha mencapai tujuan.

9
2.3 Teori Kelahiran Pemimpin

Para ahli teori kepemimpinan telah mengemukakan beberapa teori tentang


timbulnya Seorang Pemimpin. Dalam hal ini terdapat 3 (tiga) teori yang menonjol
(Sunindhia dan Ninik Widiyanti, 1988:18), yaitu:
a.    Teori Genetik
Penganut teori ini berpendapat bahwa, “pemimpin itu dilahirkan dan bukan
dibentuk” [Leaders are born and not made]. Pandangan terori ini bahwa,
seseorang akan menjadi pemimpin karena “keturunan” atau ia telah dilahirkan
dengan “membawa bakat” kepemimpinan. Teori keturunan ini, dapat saja terjadi,
karena seseorang dilahirkan telah “memiliki potensi” termasuk “memiliki potensi
atau bakat” untuk memimpin dan inilah yang disebut dengan faktor “dasar”.
Dalam realitas, teori keturunan ini biasanya dapat terjadi di kalangan bangsawan
atau keturunan raja-raja, karena orang tuanya menjadi raja maka seorang anak
yang lahir dalam keturunan tersebut akan diangkan menjadi raja.
b.    Teori Sosial
Penganut teori ini berpendapat bahwa, seseorang yang menjadi pemimpin
dibentuk dan bukan dilahirkan (Leaders are made and not born). Penganut teori
berkeyakinan bahwa semua orang itu sama dan mempunyai potensi untuk menjadi
pemimpin. Tiap orang mempunyai potensi atau bakat untuk menjadi pemimpin,
hanya saja paktor lingkungan atau faktor pendukung yang mengakibatkan potensi
tersebut teraktualkan atau tersalurkan dengan baik dan inilah yang disebut dengan
faktor “ajar” atau “latihan”.
Pandangan penganut teori ini bahwa, setiap orang dapat dididik, diajar, dan
dilatih untuk menjadi pemimpin. Intinya, bahwa setiap orang memiliki potensi
untuk menjadi pemimpin, meskipun dia bukan merupakan atau berasal dari
keturunan dari seorang pemimpin atau seorang raja, asalkan dapat dididik, diajar
dan dilatih untuk menjadi pemimpin.
c.     Teori Ekologik
Penganut teori ini berpendapat bahwa, seseorang akan menjadi pemimpin
yang baik “manakala dilahirkan” telah memiliki bakat kepemimpinan. Kemudian

10
bakat tersebut dikembangkan melalui pendidikan, latihan, dan pengalaman-
pengalaman yang memungkinkan untuk mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat
yang telah dimiliki.
Jadi, inti dari teori ini yaitu seseorang yang akan menjadi pemimpin
merupakan perpaduan antara faktor keturunan, bakat, dan lingkungan yaitu faktor
pendidikan, latihan dan pengalaman-pengalaman yang memungkinkan bakat
tersebut dapat teraktualisasi dengan baik.
Selain ketiga teori tersebut, muncul pula teori keempat yaitu Teori
Kontigensi atau Teori Tiga Dimensi. Penganut teori ini berpendapat bahwa, ada
tiga faktor yang turut berperan dalam proses perkembangan seseorang menjadi
pemimpin atau tidak, yaitu: (1) Bakat kepemimpinan yang dimilikinya. (2)
Pengalaman pendidikan, latihan kepemimpinan yang pernah diperolehnya, dan (3)
Kegiatan sendiri untuk mengembangkan bakat kepemimpinan tersebut.
Teori ini disebut dengan teori serba kemungkinan dan bukan sesuatu yang
pasti, artinya seseorang dapat menjadi pemimpin jika memiliki bakat, lingkungan
yang membentuknya, kesempatan dan kepribadian, motivasi dan minat yang
memungkinkan untuk menjadi pemimpin.
Menurut Ordway Tead, bahwa timbulnya seorang pemimpin, karana : (1)
Membentuk diri sendiri (self constituded leader, self mademan, born leader). (2)
Dipilih oleh golongan, artinya ia menjadi pemimpin karena jasa-jasanya, karena
kecakapannya, keberaniannya dan sebagainya terhadap organisasi. (3) Ditunjuk
dari atas, artinya ia menjadi pemimpin karena dipercaya dan disetujui oleh pihak
atasannya (Imam Mujiono, 2002: 18).

2.4 Teori Kepemimpinan


Memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk mengkaji
sejauh mana kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat dilaksanakan
secara efektif serta menunjang kepada produktifitas organisasi secara keseluruhan.
Dalam karya tulis ini akan dibahas tentang teori dan gaya kepemimpinan.

11
Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar
nantinya mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah organisasi. Beberapa
teori tentang kepemimpinan antara lain :

1. Teori Kepemimpinan Sifat (Trait Theory)

Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan perhatian


pemimpin itu sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan
Romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan
yang kemudian teori ini dikenal “The Greatma Theory”. Dalam
perkembangannya, teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir
psikologi yang berpandangan bahwa sifat-sifat kepemimpinan tidak seluruhnya
dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman.
Sifat-sifat itu antara lain: sifat fisik, mental dan kepribadian.

Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap


keberhasilan kepemimpinan organisasi, antara lain:
a)   Kecerdasan
Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai kecerdasan yang tinggi
di atas kecerdasan rat-rata dari pengikutnya akan mempunyai kesempatan berhasil
yang lebih tinggi pula. Karena pemimpin pada umumnya memiliki tingkat
kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengikutnya.

b)   Kedewasaan dan keluasan hubungan sosial


Umumnya di dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan internal
maupun eksternal, seorang pemimpin yang berhasil mempunyai emosi yang
matang dan stabil. Hal ini membuat pemimpin tidak mudah panic dan goyah
dalam mempertahankan pendirian yang diyakini kebenarannya.

12
c)    Motivasi diri dan dorongan berprestasi
Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri yang tinggi
serta dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang kuat ini kemudian tercermin
pada kinerja yang optimal, efektif dan efisien.

d)   Sikap hubungan kemanusiaan


Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga para
pengikutnya mampu berpihak kepadanya.

2. Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi

Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori


ini memiliki kecenderungan kearah 2 hal, yaitu:

      Pertama yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang


pemimpin yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala
yang ada dalam hal ini seperti : membela bawahan, memberi masukan kepada
bawahan dan bersedia berkonsultasi dengan bawahan.
      Kedua disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin yang
memberikan batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat , bawahan
mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan
dilakukan, dan hasil yang akan dicapai.

Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana
seorang pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan
terhadap hasil yang tinggi pula.

3. Teori kewibawaan pemimpin

Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan,


sebab dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku
orang lain baik secara perorangan maupun kelompok sehingga orang tersebut
bersedia untuk melakukan apa yang dikehendaki oleh pemimpin.

13
4. Teori kepemimpinan situasi

Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan


harus bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan
bawahan.

5. Teori kelompok

Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran


yang positif antara pemimpin dengan pengikutnya.

2.5 Tipe dan Gaya Kepemimpinan

Kartini Kartono menjelaskan bahwa tipe kepemimpinan terbagi atas:


1. Tipe Kharismatik
Tipe ini mempunyai daya tarik dan pembawaan yang luar biasa, sehingga mereka
mempunyai pengikut yang jumlahnya besar. Kesetiaan dan kepatuhan
pengikutnya timbul dari kepercayaan terhadap pemimpin itu. Pemimpin dianggap
mempunyai kemampuan yang diperoleh dari kekuatan
Yang Maha Kuasa.

2. Tipe Paternalistik
Tipe Kepemimpinan dengan sifat-sifat antara lain;
a. Menganggap bawahannya belum dewasa
b. bersikap terlalu melindungi
c. Jarang memberi kesempatan bawahan untuk mengambil keputusan
d. Selalu bersikap maha tahu dan maha benar.

3. Tipe Otoriter
Pemimpin tipe otoriter mempunyai sifat sebagai berikut:
a. Pemimipin organisasi sebagai miliknnya

14
b. Pemimpin bertindak sebagai dictator
c. Cara menggerakkan bawahan dengan paksaan dan ancaman.

4. Tipe Militeristik
Dalam tipe ini pemimpin mempunyai siafat sifat:
a. menuntut kedisiplinan yang keras dan kaku
b. lebih banyak menggunakan system perintah
c. menghendaki keputusan mutlak dari bawahan
d. Formalitas yang berlebih-lebihan
e. Tidak menerima saran dan kritik dari bawahan
f. Sifat komunikasi hanya sepihak

5. Tipe Demokrasi
Tipe demokrasi mengutamkan masalah kerja sama sehingga terdapat koordinasi
pekerjaan dari semua bawahan. Kepemimpinan demokrasi menghadapi potensi
sikap individu, mau mendengarkan saran dan kritik yang sifatnya membangun.
Jadi pemimpin menitik beratkan pada aktifitas setiap anggota kelompok, sehingga
semua unsure organisasi dilibatkan dalam akatifitas, yang dimulai penentuan
tujuan,, pembuatan rencana keputusan, disiplin.

2.6 Syarat-syarat Kepemimpinan


Ada tiga hal penting dalam konsepsi kepemimpinan antara lain:
1. Kekuasaan
Kekuasaaan adalah otorisasi dan legalitas yang memberikan wewenang kepada
pemimpin untuk mempengaruhi dan menggerakkan bawahan untuk berbuat
sesuatu dalam rangka penyelesaian tugas tertentu.

2. Kewibawaan
Kewibawaan merupakan keunggulan, kelebihan, keutamaan sehingga pemimpin
mampu mengatur orang lain dan patuh padanya.

15
3. Kemampuan
Kemampuan adalah sumber daya kekuatan, kesanggupan dan kecakapan secara
teknis maupun social, yang melebihi dari anggota biasa. Sementara itu Stodgill
yang dikutip James A. Lee menyatakan pemimpin itu harus mempunyai kelebihan
sebagai persyaratan, antara lain:
1. Kepastian, kecerdasan, kewaspadaan, kemampuan berbicara, kemampuan
menilai.
2. Prestasi, gelar kesarjanaan, ilmu pengetahuan dalam bidang tertentu.
3. Tangggung jawab, berani, tekun, mandiri, kreatif, ulet, percaya diri, agresif.
4. Partisipasi aktif, memiliki stabilitas tinmggi, kooperatif, mampu bergaul.
5. Status, kedudukan social ekonomi cukup tinggidan tenar.

2.7 Ciri-ciri Kepemimpinan Yang Baik


WA. Gerungan menjelaskan bahwa seorang pemimpin paling tidak harus
memiliki tiga ciri, yaitu:
1. Penglihatan Sosial
Artinya suatu kemampuan untuk melihat dan mengerti gejala-gejala yang
timbul dalam masyarakat sehari-hari.

2. Kecakapan Berfikir Abstrak


Dalam arti seorang pemimpin harus mempunyai otak yang cerdas,
intelegensi yang tingggi. Jadi seorang pemimpin harus dapat menganalisa dan
mumutuskan adanya gejala yang terjadi dalam kelompoknya, sehingga bermanfaat
dalam tujuan organisasi.

3. Keseimbangan Emosi
Orang yang mudah naik darah, membuat ribut menandakan emosinya belum
mantap dan tidak memililki keseimbangan emosi. Orang yang demikian tidak bisa
jadi pemimpin sebab seorang pemimpin harus mampu membuat suasana tenang
dan senang. Maka seorang pemimpin harus mempunyai keseimbangan emosi.

16
2.8 Pemimpin dan Pimpinan Indonesia

1. Kepemimpinan Pancasila
Dalam rangka menjalankan tugas kewajibannya seorang pemimpin harus
dapat menjaga kewibawaannya. Lebih-lebih dalam kemerdekaan dan
pembangunan. Berhasilnya pembangunan nasional tergantung peran aktif rakyat
Indonesia, dengan sikap mental, tekad semangat, ketaatan dan disiplin nasional
dalam menjalankan tugas kewajibannya. Dengan demikian perlu dikembangkan
motivasi membangun dikalangan masyarakat luas dan motivasi pengorbanan
pengabdian pada unsur kepemimpinannya. Norma-norma yang tercakup dalam
Pancasila itu
sekaligus merupakan sistem nilai yang harus dihayati dan diamalkan oleh
setiap warga Negara, khususnya para pemimpin. Kepemimpinan Pancasila adalah
bentuk kepemimpinan yang selalu menggambarkan nilai-nilai dan norma-norma
Pancasila.
Sumber-sumber kepemimpinan Pancasila:
a. Nilai-nilai positif dan modernisme
b. Refleksi hakekat hidup dan tujuan hidup bangsa pada era
pembangunan dan zaman modern.
c. Intisari warisan pusaka berupa nilai-nilai dan norma-norma
kepemimpinan yang ditulis para nenek moyang, pujangga, raja.
Ada beberapa azas kepemimpinan Pancasila yang digali dari nilai-nilai
kepemimpinan Indonesia:
a. Ing ngarsa sung tulada
b. Ing madya mangun karsa
c. Tut wuri Handayani
d. Taqwa kepada Tuhan Ynag Maha Esa
e. Waspada purwa wasesa
f. Ambeg para marta
g. Prasaja
h. Satya

17
i. Gemi nastiti
j. Blaka
k. Legawa

2. Kepemimpinan Pembangunan
Dalam pembangunan nasional pada hakekatnya adalah pembangunan
manusia seutuhnya dan membangun seluruh rakyat Indonesia, yang berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945. Hakekat pembangunan adalah rangkaian upaya
pembangunan dan perubahan yang dilangsungkan secara sadar, sengaja,
berencana yang menuju
kepada modernitas dan taraf hidup yang lebih tinggi. Untuk mewujudkan
pembangunan tersebut diperlukan tipe kepimimpinan yang mampu mengelola
pembangunan yaitu tipe kepemimpinan “Administrator dan Sosio teknokrat”.
Pemimpin Administrator pembangunan bertugas untuk melakukan rentetan usaha
bersama dengan rakyat untuk mengadakan perbaikan, peningkatan tata kehidupan
dan sarana kehidupan sosial demi pencapaian kesejahteraan manusia, kebaikan
serta keadilan yang merata. Sosio teknokrat adalah seorang yang bertugas
mengelola aspek-aspek teknik administratif dan mahir membimbing dan
membangun manusianya.

18
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain,
bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau
kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang
diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.

Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan


memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama.
Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan
organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi
untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.

Seorang pemimpin yang baik harus memiliki integritas (kepribadian),


intelektual (pengetahuan), intelegensi (spiritual), skill atau kemampuan/keahlian,
memiliki power atau dapat mempengaruhi orang lain, mau belajar, mendengar dan
siap dikritik. Apabila ketujuh isi dari esensi/hakikat kepemimpinan tersebut telah
dimiliki oleh seorang pemimpin maka pemimpin tersebut akan arif dan bijaksana.

3.2 Saran

Mengingat keterbatasan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh


penulis, maka untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendasar lagi,
disarankan kepada pembaca untuk membaca literatur-literatur yang telah
dilampirkan pada daftar rujukan.

19
DAFTAR PUSTAKA

_ 2010. "Pengertian kepemimpinan menurut para ahli". (Online).


(Http://Izmanyzz.wordpress.com/2010/09/04/pengertian-kepemimpinan-menurut-
para-ahli, diakses 11 November 2011).

_ 2011. "Hakekat dan Teori Kepemimpinan". (Online). (Http://duniabaca.com/hakekat


-dan-teori-kepemimpinan.html, diakses 11 November 2011).

Aynul. 2009. "Leadership: Definisi Pemimpin". (Online). (Http://referensi-


kepemimpinan.blogspot.com/2009/03/definisi-pemimpin.html, diakses 11
November 2011).

Mujiono, Imam. 2002. Kepemimpinan dan Keorganisasian. Yogyakarta: UII Press.

Teguh, Mochammad, dkk. 2001. Latihan Kepemimpinan Islam Tingkat Dasar [LKID].
Yogyakarta: UII Press.

20

Anda mungkin juga menyukai