Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENYUSUN
NIS : 2568
KELAS : XI
Jln.Mantenan,Greges Tembarak,Temanggung
2018/2019
i
LAPORAN HASIL PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)
DI PT DMDT IV
Penguji Pembimbing
Mengetahui
Kepala SMK N Tembarak
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiratTuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami berhasil menyelesaikan Laporan Kegiata Praktik Kerja Lapangan
di PT DMDT IV BOYOLALI.
Selama proses penyusunan Laporan ini tidak terlepas dari hambatan,
rintangan dan kesulitan, namun berkat bantuan berbagai pihak terutama
pembimbing hal tersebut dapat teratasi.
Laporan ini disusun agar memenuhi persyaratan untuk mengikuti Ujian
paska Praktik Kerja Lapangan (UPPKL) SMK N TEMBARAK.
Pada kesempatan kali ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Drs. Machfud Herman S, M.PD Kepala Sekolah SMK Negeri
Tembarak
2. Lukman, S.PD.T, Selaku Waka Hubungan Industri.
3. Budi Trenggono S.PD.T, Ketua Program Keahllian Jurusan
Elektronika Industri.
4. Budi Trenggono S.PD.T, Selaku Guru Pembimbing.
5. Bapak Ernest Setiawan, General Manager di PT DMDT IV Boyolali.
6. Bapak Muhari, Kepala Produksi Unit Weaving di PT DMDT IV
Boyolali.
7. Bapak Sujatmo, Kepala Produksi Unit Weaving di PT DMDT
Boyolali.
8. Bapak Joko Suparno, Kepala Personalia di PT DMDT IV Boyolali.
9. Dan pihak-pihak lain yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan yang
memerlukan perbaikan dan penyempurnaan, Oleh karena itu kritik dan saran dari
berbagai pihak kami harapkan untuk perbaikan dan penyempurnaan di masa yang
akan datang.
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
Membiasakan siswa dengan membekali pengalaman yang terdapat dari
luar.
a. Manfaat Praktik Kerja Lapangan
1. Bagi Dunia Usaha/ Industri
Mengenal lebih dalam kwalitas pegawai.
Dalam hal-hal tersebut peserta dididik dengan tenaga kerja yang
dapat memberikan keuntungan.
Pemberian tugas kepada peserta didik untuk memberi solusi
teknik ilmu pengetahuan bagi pihak Perusahaan/ Instansi.
2. Bagi Sekolah
Mencapai tercapainya tujuan Praktek Kerja Lapangan (PKL).
Terjadinya kesesuaian dan keselarasan antara program
pendidikan dengan kebutuhan dunia usaha.
3. Bagi Siswa
Hasil karya lebih bermakna sebagai bekal hidup dan
pengembangan diri.
Waktu maksimal (Line Time) untuk mencapai tingkat
professional lebih mudah.
b. Tujuan penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan
Salah satu tujuan dari pembuatan laporan PKL adalah memenuhi
tugas dan melengkapi persyaratan untuk menempuh Ujian Akhir
Sekolah dan Ujian Akhir Nasional.
Masih banyak lagi tujuan dari pembuatan laporan PKL, diantaranya
adalah:
1. Penulis lebih dapat mengetahui dan memantapkan tentang
keahlian yang sedang dipelajari dalam praktek maupun dalam
penyampaian materi.
2. Mengumpulkan data guna kepentingan sekolah umumnya dan
kepentingan siswa khususnya
3. Menambah perbendaharaan perpustakaan sekolah dan
menjunjung kemampuan siswa tahun diklat berikutnya.
2
4. Penulis mampu menyelesaikan masalah sesuai kejuruan masing-
masing.
5. Meningkatkan kemampuan siswa dalam berkreatifitas dalam
penyusunan
6. Kalimat yang baik dan benar.
7. Sebagai referensi bagi pembaca dan menambah pengetahuan.
3
BAB II
TEKNIK PELAKSANAAN PKL
4
perusahaan PT Dunia Textile sudah tersebar diberbagai daerah di Jawa
Tengah, salah satunya adalah PT. Delta Merlin Dunia Textile IV.
a. Faktor pengembangan
Karena lokasi perusahaan yang berada di kawasan industri
serta masih banyaknya lahan kosong disekitar lokasi sangat
memungkinkan untuk melakukan pengembangan dimasa yang
akan datang.
c. Faktor transportasi
Lokasi perusahaan yang cukup strategis dan berada ditepi Jalan
Raya Semarang-Solo KM 16membuat perusahaan bisa menghemat
biaya waktu transportasi.
5
2.1.2. Struktur Organisasi Industri
General Manager
Staff Kabag.
Weaving B
Elektrik Repair
Elektrik Shift
Elektrik
Keterangan: Overhead
General Manager : Ernest Setiawan
Ka. Prod Finishing : Sujatno Elektrik
Ka. Personalia : Joko Suparno Preventif
Ka. Produksi : Muhari
Ka. Bag. Weaving B : Wahyudi Elektrik
Persiapan
6
2.1.3. Uraian Pembagian Tugas
1. General Manager
a. Mewakili pimpinan pemegang perusahaan.
b. Mengontrol dan mengawasi perusahaan.
c. Menghendel semua kerjaan satu pabrik mulai dari benang, kain, kain
jadi, sampai barang jadi.
2. Ka. PSP AJL B & SHT
a. Bertanggung jawab pada proses persiapan.
b. Bertanggung jawab dalam berkoordinasi serta mengawasi seluruh
kegiatan produksi shift.
c. Bertanggung jawab terhadap hasil produksi dari segala kualitas
maupun kwantitas.
3. Sie Mantannance
a. Bertanggung jawab dalam mengarahkan serta mengawasi seluruh
kegiatan mantannance shift da day shift (DS)
b. Merawat mesin-mesin dan peralatan produksi yang lain agar dalam
produksi dan peralatan produksi yang lain dalam kondisi yang baik
dan menunjang produksi, kualitas produksi, ketertiban dan
keselamatan kerja.
4. QC Maintenance
Bertanggung jawab terhadap kualitas dan kwantitas kain yang di
proses.
5. Maintanenance Over Houle
Bertanggung jawab dalam melakukan pekerjaan dalam over houle
mesin waktu finish beam guna menjamin kelancaran proses.
7
2.1.4. Layout Tempat Kerja
12
10 9
11 7
18 17 16 15 14 13 5
3
8
2
Keterangan gambar:
8
2.2. Program Khusus
Perawatan dan Perbaikan Sensor Dropper pada Mesin AJL (Air Jet Loom)
a. Jenis Produk
9
pabrik kain yang kemudian akan diberi warna ataupun akan
diberi berbagai macam pola. Untuk pabrik garmen, kain ini
akan diolah menjadi berbagai macam busana yang langsung siap
dipasarkan. Berbagai macam produk busana yang ada dipasar,
terbuat dari berbagai jenis kain.
b. Bahan Baku
Bahan baku kain yang dibuat di PT. Delta Merlin Dunia
Textile adalah benang. Dari jenis-jenis kain yang diproduksi,
yang membedakan adalah bahan baku atau benangnya. Struktur
kain dibedakan oleh komposisi benang pada jenis kain yang
sama. Benang-benang yang dipakai sebagai bahan baku tidak
dihasilkan sendiri, melainkan membeli dari para suplier-
supliernya. Dari beberapa suplier benang yang melayani
pembelian benang ke PT. Delta Merlin sampai saat
dilakukannya kerja praktek ini antara lain: PT. Danliris, PT.
Sabatex, PT. Bumi Angkasa Tex, Kesmatex, PT. Agung
Senjahtera, dan PT. Sragen Abadi Tex. Seluruh supplier
sebagian besar berdomisili di daerah sekitar Jawa Tengah,
dengan demikian dari segi biaya dan waktu pengantaran
barang hal ini sangat efisien.
c. Mesin Dan Peralatan Produksi
PT. Delta Merlin Dunia Textile mempunyai beberapa
mesin produksi dengan perincian sebagai berikut :
Tabel 1
Warping 4
Sizing 3
10
Cucuk 40
Palet 60
Tying 1
Weaving 550
Inspecting 10
Folding 4
d. Proses Produksi
Sistem produksi yang diterapkan pada PT. Delta Merlin
Dunia Textile adalah sistem make to order, jadi semua hasil
produksi merupakan kesesuaian dengan spesifikasi yang
ditentukan oleh pemesan. Perancangan produk ditentukan oleh
pemesan, dan dilakukan oleh produsen. Kedua belah pihak
memegang peran pada perancangan produk. Tahap perancangan
produk mencakup perhitungan komposisi bahan (benang), yang
mengarah pada komposisi kain. Perhitungan tersebut meliputi,
jumlah boom yang naik untuk memenuhi kapasitas pesanan,
jumlah helai benang yang naik pada fase warping, dan jumlah
benang pakan yang dibutuhkan. Urutan proses produksi :
1. Proses Warping
Proses ini merupakan bagian paling mendasar dari proses
penenunan benang menjadi kain. Benang yang masih dalam
bentuk gulungan cheese akan digulung kedalam boom. Dari
hasil perancangan, dapat diketahui banyaknya helai benang
yang diperlukan untuk membuatsuatu kontruksi kain yang
sudah ditentukan. Dengan menggunakan mesin warping,
banyaknya cheese yang diletakkan menentukan banyaknya
helai benang yang digulung kedalam boom. Sedangkan
11
banyaknya helai benang akan menentukan struktur kain.
Benang yang sudah dinaikkan pada mesin, kemudian
dililitkan pada boom warping dan ditarik. Penarikan tidak
boleh terlalu cepat, karena dapat mengkusutkan benang yang
satu dengan yang lainnya, bahkan bisa putus. Kualitas benang
yang tidak baik juga dapat menyebabkan benang tersebut
mudah putus. Mesin warping dilengkapi juga dengan detektor
yang mengetahui letak benang yang putus. Pada jalur-jalur
benang diberi lampu dan sensor yang dapat mendeteksi
ketegangan benang. Apabila benang putus, sensor akan
menanggapi dengan menghentikan putaran mesin, dan lampu
dimana benang itu putus akan menyala. Operator akan
menyambungkan benang yang putus, menarik benang hingga
pada ketegangan yang ditentukan. Kemudian mesin
dijalankan seperti semula. Pada mesin terdapat counter yang
memberikan data panjang benang yang sudah tergulung, dan
kecepatan mesin yang dijalankan. Dalam satu boom warping
panjang benang yang dapat ditarik umumnya sepanjang 2000
m. Setelah mencapai 2000 m, boom pada mesin tersebut
harus diganti dengan boom kosong. Boom yang sudah terisi
dengan gulungan benang kemudian masuk
kedalam bufferstorage untuk mengantri pada proses sizing.
2. Proses Sizing
Prinsip proses sizing adalah memberikan larutan kanji
pada benang yang sudah tergulung pada boom warping.
Tujuannya untuk meningkatkan kualitas kekuatan benang
agar tidak mudah putu sewaktu ditenun. Sesuai dengan
perhitungan pada proses warping, dapat dikeahui banyaknya
boom warping yang harus naik pada mesin pada konstruksi
kain tertentu.Sejumlah boom warping yang akan naik ditarik
bersamaan ke dalam mesin sizing, dan semuanya digulung
12
menjadi satu kedalam boom tenun. Didalam mesin sizing,
dialirkan larutan kanji yang telah dimasak bersamaan dengan
bahan-bahan lainnya. Larutan tersebut dialirkan melalui
benang-benang yang ditarik kedalam boom tenun. Larutan
kanji yang dialirkan pada benang, merupakan larutan
campuran yang terdiri dari air, tepung tapioka, PVA, NA08,
NA50. Kemudian dididihkan bersamaan dalam mixer.
Melalui pipa-pipa yang dihubungkan kedalam mesin sizing,
larutan tersebut dialirkan pada benang yang sedang ditarik.
Dalam proses ini banyak hal yang perlu diperhatikan, antara
lain: ketegangan benang, kekentalan cairan, serta suhu larutan
itu sendiri. Melalui sebuah blower, benang yang sudah
dialirkan kedalam larutan kanji dikeringkan kembali dan
kemudian digulung kedalam boom tenun. Setelah boom
tenun telah dipenuhi dengan benang yang berisi larutan kanji,
maka boom siap diturunkan dan masuk kedalam proses
reaching.
3. Proses Reaching
Benang-benang yang tergulung dalam boom tenun, yang
sudah diberi larutan kanji, biasanya akan melekat satu sama
lain. Untuk itu benang-benang tersebut harus dipisahkan satu
demi satu agar sewaktu benang ditenun, tidak ada satu
benang pun yang saling menyilang, menumpuk, atau pun
memisah terlalu jauh sehingga menyebabkan putusnya
benang, maupun rusaknya hasil tenunan. Proses reaching
adalah istilah dari proses mencucuk; yaitu memisahkan
benang lusi yang melekat satu demi satu. Proses ini dilakukan
secara manual, dalam arti tidak menggunakan mesin yang
secara otomatis mengerjakan karena proses yang dilakukan
sederhana dan cukup mudah. Seorang operator yang
menggunakan alat berupa kawat yang berbentuk seperti
13
pakuyang disebut cucuk, memisahkan benang yang melekat
satu demi satu. Setelah benang lusi telah dikanji, lalu
dimasukkan kedalam dropper (alat tambahan pada mesin
yang akan jatuh karena beratnya sendiri jika sebuah benang
lusi putus dan akan menghentikan mesin tenun) dan heads
(yang berguna untuk memberikan gerakan vertical pada tiap
benang lusi, yang terbuat dari kawat baja, dan tiap jenis ada
lubang ditengahnya untuk mencucuk). Proses ini dibagi
menjadi dua, antara lain cucukan plat, dan cucukan kamran.
Terlebih dahulu benang- benang lusi dibagi menjadi 4, lalu
dropper dimasukkan. Berdasarkan cara memasukkan
dropper inilah proses ini dibedakan. Proses cucukan plat
memasukkan benang lusi ke 1 dengan ke 3, benang ke 2
dengan ke 4 pada dropper. Sedangkan proses kamran
dilakukan dengan memasukkan secara berurutan, benang ke 1
bersama dengan benang ke 2, benang ke 3 dengan ke 4.
Proses plat adalah yang umumnya digunakan, sedangkan
proses kamran umumnya digunakan untuk benang lusi yang
tergolong rusak.Untuk mengerjakan suatu jenis konstruksi
kain tertentu, ukuran sisir harus disesuaikan. Untuk nomor
sisir biasanya sudah ditentukan dalam konstruksi kain,
sehingga sudah diketahui.
4. Proses Palet
Dalam proses palet, selain memperhitungkan konstruksi
kain yang akan diproduksi, komposisi bahan baku dan bahan
tambahan yang akan digunakan. Bahan baku yang berupa
benang dibagi menjadi 2 berdasarkan arah tenunnannya: lusi
dan pakan. Untuk benang lusi diproses melalui proses
warping, sizing dan cucuk, baru kemudian masuk ke tenun
(weaving). Untuk benang pakan yang akan diumpankan pada
benang lusi pada saat ditenun, sebelumnya harus digulungkan
14
pada sebuah batang palet. Proses ini dilakukan karena pada
proses tenun dengan menggunakan mesin shuttle, benang
pakan dimasukkan pada suatu selongsong dimana berisi
gulungan palet. Proses palet memindahkan benang yang
tergulung pada cones saat bahan baku pertama datang ke
gulungan palet. Mesin palet akan melepas gulungan dari
cones, dam memindahkan ke batang palet.
5. Proses Weaving
Proses weaving adalah menyilangkan antara benang pakan
dan benang lusi. Untuk stiap konstruksi kain tertentu yang
diproduksi jenis benang lusi dan benang pakan yang dipakai
terbuat dari bahan yang sama. Proses weaving di PT Delta
Merlin Dunia textille menggunakan mesin shuttle, dimana
benang pakan yang akan disilangkan digulung dan
dimasukkan pada suatu selongsong yang diisi pada mesin.
Gulungan benang ini akan ditarik dan disilangkan sepanjang
lebar kain. Benang pakan merupakan output dari proses palet.
Benang pakan tidak melalui proses sizing. Bahan baku yang
dibeli dan diterima berupa benang mentah langsung dapat
digunakan untuk disilangkan pada benang lusi. Proses ini
merupakan proses yang membentuk benang menjadi kain.
6. Proses Inspecting
Inspecting adalah salah satu tindakan pengendalian
kualitas yang dilakukan oleh pihak perusahaan dengan tujuan
meminimkan produk yang rusak. Proses inspecting dilakukan
dengan memeriksa dan memperbaiki kain-kain yang
dihasilkan di proses weaving supaya layak untuk dijual.
Tindakan perbaikan tersebut antara lain memotong benang-
benang yang tidak tertata rapi, memperbaiki benang yang
rusak, dan membersihkan kain. Seorang operator menangani
satu boom kain untuk diperiksa dan diperbaiki. Alat- alat
15
yang digunakan yaitu gunting, tusuk kawat, jarum, kain, dan
cairan pembersih. Cairan pembersih dapat berupa air atau
thiner tergantung dari zat pengotornya. Kotoran biasanya
berupa tetesan oli, cat, debu.
7. Proses Folding
Proses terakhir yaitu folding atau melipat kain. Pada
proses ini kain diukur panjangnya dan ditimbang untuk
memenuhi spesifikasi yang diminta. Kain dilipat dengan
sepanjang 1 meter, sambil dihitung berapa panjang kain
tersebut. Lalu kain ditimbang untuk mengetahui kesesuaian
antara panjang dan berat kain. Mesin folding ditangani oleh 2
karyawan. Kain yang sudah lolos inspecting dinaikkan
kesebuah meja dan ujungnya disangkutkan pada lengan
mesin. Lalu lengan mesin akan menarik kain dan
memindahkan kemeja yang yang lain dalam bentuk lipatan
sepanjang 1 meter. Mengemas produk dengan ukuran yang
seminim mungkin tanpa merusak produk dan memudahkan
konsumen pada saat bongkar muat. Ruang dan biaya
penyimpanan yang diperlukan akan semakin kecil. Akan
tetapi untuk kain yang tidak lolos inspecting atau benar-benar
rusak dan sudah tidak dapat diperbaiki lagi akan dijual
kepada pengepul.
e. Prinsip kerja Mesin tenun
1. Shedding motion : Membuka atau menutup mulut lusi
2. Weft inserting : Penyuapan atau peluncuran pakan
3. Lett-off motion : Penguluran beam atau lusi
4. Take up motion : Penarikan kain
5. Betaing motion : Perapatan anyaman
16
f. Perbedaan yang mendasar pada jenis mesin tenun:
1. Jenis shuttle : Peluncuran pakan menggunakan
alatbantu palet
2. Jenis AJL : Peluncuran pakan menggunakan
tekanan angin
3. Jenis WJL : Peluncuran pakan menggunakan
tekanan air
4. Jenis Rapier : Peluncuran pakan menggunakan
proyektil
g. Maintenance Mesin Tenun
1. Pelumasan Mesin
Pelumasan pada bagian mesin bertujuan untuk mencegah
terjadinya keausan pada bagian atau komponen mesin yang
berputar.
a. Perbaikan
b. Perawatan
Perawatan adalah suatu usaha yang dilakukan secara
sengaja dan sistematis terhadap peralatan hingga mencapai hasil
atau kondisi yang dapat diterima dan diinginkan. Lalu dapat
disimpulkan kegiatan perawatan itu adalah adalah kegiatan yang
17
terprogram mengikuti cara tertentu untuk mendapatkan hasil
atau kondisi yang disepakati.
Kegiatan perawatan dapat dibedakan menjadi dua bagian
besar yaitu:
1) Perawatan berencana
Perawatan berencana adalah pemeliharaan yang
terorganisir dan dilakukan dengan pemikiran ke masa
depan, pengendalian dan pencatatan sesuai dengan rencana
yang telah ditentukan sebelumnya.
2) Perawatan darurat
Perawatan darurat adalah pemeliharaan yang
dilakukan apabila mesin mati karena terjadinya kerusakan
atau kelainan yang menyebabkan mesin tidak dapat di
operasikan.
c. Sensor Dropper
Pada mesin AJL (Air Jet Loom) terdapat 4 jenis sensor, yaitu
sensor feeler,sensor leno,sensor load cell,dan sensor dropper.
18
2.2.4. Batasan Masalah
Dropper
19
Dropper adalah suatu komponen dari sensor dropper yang
berfungsi sebagai penata dan pemisah antara benang yang satu
dengan yang lain serta juga penghubung arus positif dan
negative dari rel dropper ketika dropper jatuh ke rel dropper.
Rel Dropper
Otomatis Dropper
20
terhubung maka otomatis dropper menangkap sinyal tersebut
dan mengirimkannya ke MCU (Main Control Unit) kemudian
MCU tersebut menghentikan mesin.
Baut Dropper
Baut kendor
Cara memperbaiki : kencangkan baut tersebut.
Rel dropper bergeser.
Cara memperbaiki : mensetting ulang letak rel dropper.
Otomatis dropper kotor
Cara memperbaiki : dibersihkan menggunakan compressor
dan afal.
21
Rel dropper konslet
Cara memperbaiki :
22
d) bersihkan mika yang bagian luar menggunakan scrab.
23
g) setelah itu pasang rel dropper yang sudah terpasang mika ke
besi dropper menggunakan palu.
24
d. Perawatan Sensor Dropper
25
d. Bulan April
1. Menservis FDP pin
2. Mengganti dan memperbaiki lampu signal mesin AJL
3. Mensetting sensitivitas feeler H1 dan H2
4. Menyolder komponen
5. Memperbaiki Rel Dropper
6. Mengoperasikan mesin AJL
26
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Kesimpulan kegiatan PKL
Praktik Kerja Lapangan di PT.DMDT IV dilaksanakan mulai tanggal 4
Januari 2018 sampai 27 April 2018. Disana saya mendapatkan banyak
pengalaman kerja dan mendapatkan banyak ilmu seperti:
1) Pengecekan dan perawatan mesin tenus AJL (Air Jet Loom)
2) Mengetahui cara kerja sensor dropper
3) Pembersihan Sensor-sensor mesin AJL (Air Jet Loom)
4) Mengoperasikan mesin tenun AJL (Air Jet Loom)
5) Mengetehui proses pembuatan kain
27
LAMPIRAN - LAMPIRAN
28