1
Anisa F. Amalia
2
Theresia Runtuwene
2
Mieke A. H. N. Kembuan
1
Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
22
Bagian/SMF Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: ica.amalia.27@gmail.com
Abstract: Pain is an unpleasant sensory and emotional experience associated with actual or
potential tissue damage, or describe in terms of such damage. Pain may harm a patient’s
quality of life. Pain is an important co-morbidity of some diseases. Pain can be influenced by
several factors such as age, gender, occupation, educational level, and individual life style.
Some epidemiologic studies showed that there are variant factors that influence pain
prevalence or incidence in several countries. This is a descriptive retrospective study using
medical records of pain patient based on diagnose, age, gender, occupation, and educational
level. The result showed that there were 1052 pain cases. Most cases was neurophatic pain
(51.3%) and nociceptive pain (41.9%). Most of neurophatic pain was diabetic neuropathy
(72.2%) and nociceptive pain was low back pain (52.2%). Pain incidence increased up to the
55 – 64 age group. Female suffered pain more frequent than male (58.7%). Based on
occupation, housewives reported pain more frequent (28.8%). Most of pain patient graduated
from high school degree (73.9%).
Keywords: pain
Abstrak: Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan
akibat kerusakan jaringan, baik aktual maupun potensial, atau yang digambarkan dalam
bentuk kerusakan tersebut. Perasaan nyeri dapat sangat mengganggu kualitas hidup
seseorang. Nyeri merupakan faktor komorbiditas penting berbagai penyakit. Nyeri dapat
dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, pekerjaan, tingkat pendidikan, budaya, serta kebiasaan
atau gaya hidup individu. Beberapa studi epidemiologi menunjukan bahwa terdapat variasi
faktor-faktor yang memengaruhi nyeri dalam prevalensi atau insidensi nyeri di beberapa
negara. Jenis penelitian ini ialah deskriptif retrospektif, dengan menggunakan data rekam
medik pasien nyeri berdasarkan diagnosis, usia, jenis kelamin, pekerjaan, dan tingkat
pendidikan. Hasil penelitian memperlihatkan jumlah kasus nyeri sebanyak 1052 kasus.
Kasus nyeri terbanyak adalah nyeri neuropatik (51.3%) dan nyeri nosiseptif (41.9%).
Sebagian besar kasus nyeri neuropatik adalah neuropati diabetik (72.2%) dan sebagian besar
kasus nyeri nosiseptif adalah nyeri punggung bawah (52.2%). Insidensi nyeri didapatkan
terbanyak pada rentang usia 55 – 64 tahun (35.6%). Perempuan lebih banyak menderita nyeri
dibandingkan laki-laki (58.7%). Profesi pada penderita nyeri terbanyak adalah ibu rumah
tangga (28.8%). Tingkat pendidikan nyeri yang terbanyak adalah tingkat pendidikan SMA
(73.9%).
Kata kunci: nyeri
Nyeri adalah pengalaman sensorik dan kerusakan jaringan, baik aktual maupun
emosional yang tidak menyenangkan akibat potensial, atau yang digambarkan dalam
Amalia, Runtuwene, Kembuan: Profil nyeri di...
bentuk kerusakan tersebut.1 Nyeri menjadi nosiseptif dapat ditemukan di klinis pada
alasan tersering mengapa pasien datang osteoartritis, reumatoid artritis, gout artritis,
untuk mencari pertolongan medis. Perasaan artalgia, nyeri punggung bawah, dan
nyeri dapat sangat mengganggu kualitas myalgia.6
hidup seseorang, namun sebenarnya nyeri Nyeri neuropatik didefinisikan sebagai
adalah peringatan bahwa terdapat kerusakan nyeri yang disebabkan oleh adanya lesi
jaringan sehingga dapat memberikan atau disfungsi primer pada sistem saraf.1
peringatan untuk menghindarkan diri dari Mekanisme nyeri neuropatik secara garis
bahaya yang dapat mengancam nyawa.2 besar dibagi menjadi mekanisme sentral
Nyeri merupakan faktor komorbiditas dan perifer. Nyeri sentral dapat ditemukan
penting pada banyak penyakit. Nyeri dapat pada pasien stroke atau pasca trauma
dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, spinal.7 Nyeri neuropatik perifer terjadi
pekerjaan, tingkat pendidikan, budaya, akibat adanya kerusakan pada saraf perifer.
serta kebiasaan atau gaya hidup individu. Contoh nyeri neuropatik perifer adalah
Beberapa studi epidemiologi menunjukan neuralgia postherpetik, neuropati diabetik,
bahwa terdapat variasi faktor-faktor yang neuralgia trigeminal, kausalgia, phantom
memengaruhi nyeri dalam prevalensi atau limb pain, carpal tunnel syndrome, dan
insidensi nyeri di beberapa negara. radikulopati.8,9
Studi epidemiologi di Inggris Nyeri yang melibatkan kedua
menunjukan prevalensi nyeri lebih sering mekanisme gabungan nosiseptif dan
terjadi pada wanita dan meningkat pada neuropatik digolongkan dalam nyeri
usia lanjut. Nyeri juga didapatkan campuran atau mixed pain. Nyeri kanker,
meningkat pada kelompok status cervical root syndrome, nyeri punggung
sosioekonomi yang rendah terutama nyeri bawah dengan radikulopati, dan carpal
kepala.3 Penelitian di Jakarta Selatan pada tunnel syndrome dengan nyeri campuran
tahun 2006 mengenai prevalensi nyeri adalah contoh nyeri campuran.10
muskuloskeletal pada lansia menunjukkan Berdasarkan uraian diatas, maka
prevalensi nyeri pada lansia sebanyak 80%, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
sebagian besar adalah wanita, dan tentang gambaran distribusi nyeri di
terbanyak di lutut. Berbeda dengan studi poliklinik saraf RSUP Prof. Dr. R. D.
terdahulu yang menyatakan bahwa nyeri Kandou Manado periode 1 Januari 2014 –
pada muskuloskeletal terbanyak adalah 31 Desember 2014 dan gambaran distribusi
nyeri punggung bawah.4 Kelompok studi nyeri berdasarkan rentang usia, jenis
nyeri Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf kelamin, pekerjaan, dan tingkat pendidikan.
Indonesia (Pokdi Nyeri Perdossi) pada
bulan Mei 2002 di 14 rumah sakit METODE PENELITIAN
pendidikan di seluruh Indonesia Jenis penelitian ini ialah deskriptif
melaporkan bahwa jumlah penderita laki- retrospektif dengan menggunakan data dari
laki sebanyak 2200 dan perempuan 2256. catatan rekam medik pasien di Instalasi
Kasus terbanyak adalah nyeri kepala diikuti Rekam Medik dan buku register di
oleh nyeri punggung bawah, nyeri Poliklinik Saraf RSUP. Prof. Dr. R. D.
neuropatik, dan nyeri lainnya seperti nyeri Kandou Manado. Populasi dari penelitian
bahu, sendi, miofasial, dan sebagainya.5 ini adalah semua pasien yang datang
Berdasarkan mekanisme, nyeri berkunjung di Poliklinik Saraf RSUP. Prof.
dibedakan menjadi nyeri nosiseptif, nyeri Dr. R. D. Kandou Manado. Sampel adalah
neuropatik, dan nyeri campuran. Nyeri semua pasien nyeri yang digolongkan
nosiseptif adalah nyeri yang timbul karena berdasarkan diagnosis dari nyeri nosiseptif,
adanya kerusakan pada jaringan non-saraf nyeri neuropatik, dan nyeri campuran. Dari
(somatik atau visera) baik aktual maupun catatan medik pasien yang dicatat meliputi
berpotensi terjadi dan disebabkan oleh diagnosis, umur, jenis kelamin, pekerjaan,
adanya aktivasi pada nosiseptor. Nyeri dan tingkat pendidikan. Data yang sudah
Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 4, Nomor 2, Juli-Desember 2016
kurangnya pengendalian glukosa darah penyakit pada usia lanjut dan bergantung
pada penderita diabetes melitus, dan pola pada perubahan patofisiologi, farmako-
hidup masyarakat yang berisiko menjadi kinetik, dan farmakodinamik yang terjadi
faktor yang berperan dalam tingginya pada usia lanjut.18
angka kejadian neuropati diabetik. Sebagian besar pasien nyeri yang
Pada nyeri nosiseptif, kasus nyeri didapatkan pada hasil penelitian adalah
terbanyak terdapat pada nyeri punggung perempuan yaitu berjumlah 618 pasien atau
bawah atau low back pain yaitu sebanyak sebesar 58.7%, sedangkan jumlah pasien
230 pasien (52.2%). Hasil penelitian yang nyeri pada laki-laki berjumlah 434 pasien
sama terdapat pada penelitian yang atau sebesar 41.3%. Menurut data dari
dilakukan oleh Schopflocher dkk14 di penelitian multisenter yang dilakukan oleh
Canada pada tahun 2011 yang menyatakan kelompok studi nyeri Perhimpunan Dokter
nyeri kronik yang paling banyak ditemukan Spesialis Saraf Indonesia (Pokdi Nyeri
adalah nyeri punggung bawah yaitu sebesar Perdossi) pada bulan Mei 2002, didapatkan
35.5%. Insidensi nyeri punggung bawah jumlah pasien nyeri pada perempuan adalah
berkaitan erat dengan usia, yaitu dimulai lebih banyak bila dibandingkan dengan
pada usia dekade ke dua dan insidensi laki-laki yaitu berjumlah 2256 pasien,
tinggi dijumpai pada dekade ke lima. Selain sedangkan laki-laki berjumlah 2200
itu, faktor lain yang berpengaruh dalam pasien.10 Penelitian oleh Moulin dkk17 di
insidensi nyeri punggung bawah adalah Canada, mengatakan hal yang sama yaitu
obesitas, kurang aktivitas fisik, dan faktor prevalensi nyeri pada perempuan adalah
biomekanis dalam pekerjaan.15 Faktor- 4% lebih besar dibandingkan laki-laki. Hal
faktor tersebut merupakan masalah gaya tersebut dapat dikatakan insidensi nyeri
hidup yang sering ditemukan pada pada perempuan memiliki nilai yang
masyarakat perkotaan yang mungkin konstan yaitu lebih tinggi dibandingkan
menyebabkan tingginya insidensi nyeri jumlah pasien nyeri pada laki-laki.
punggung bawah di wilayah kota Manado. Mekanisme yang terkait adalah adanya
Hasil penelitian distribusi nyeri faktor biologis yaitu hormon dalam
berdasarkan usia yang dilakukan modulasi nyeri dan adanya faktor
menunjukkan bahwa terdapat peningkatan psikososial seperti peran jenis kelamin.18
insidensi nyeri seiring dengan Namun saat ini para ahli masih
bertambahnya usia dan mencapai puncak memperdebatkan apakah perbedaan jenis
insidensi nyeri tertinggi yaitu pada kelamin ini didasari oleh mekanisme
kelompok usia 55 – 64 tahun yaitu biologis nyeri atau terdapat kontribusi dari
sebanyak 374 pasien (35.6%), kemudian faktor psikologis dan faktor sosial.19
insidensi menurun pada kelompok usia Pada hasil penelitian didapatkan
diatas 65 tahun. Menurut National Center jumlah kasus nyeri terbanyak adalah pasien
for Health Statistics tahun 2006 di Amerika dengan pekerjaan ibu rumah tangga yaitu
Serikat, insidensi nyeri tertinggi adalah sebesar 303 pasien (28.8%). Pekerjaan
pada kelompok usia 45 - 64 tahun yaitu memiliki banyak faktor yang dapat
sebesar 30%, dan kelompok usia di atas 65 dikaitkan dengan insidensi nyeri, terutama
tahun merupakan kelompok usia yang nyeri muskuloskeletal. Yilmaz dan
paling sedikit melaporkan nyeri yaitu Dedeli,15 dalam penelitiannya mengatakan
sebesar 21%.16 Moulin dkk17 dalam pekerjaan ibu rumah tangga sering
penelitiannya mengatakan penderita nyeri dikaitkan insidensinya dengan kejadian
di Canada meningkat pada kelompok usia nyeri punggung bawah. Faktor biomekanis
diatas 55 tahun yaitu sebesar 39%. dan faktor psikososial pada tempat kerja
Insidensi nyeri didapatkan meningkat pada dinilai merupakan faktor dalam pekerjaan
usia lanjut. Secara keseluruhan, pengaruh yang berperan dalam insidensi nyeri.15,20
usia terhadap nyeri bersifat kompleks yaitu Tingkat pendidikan dinilai
adanya peningkatan risiko berbagai berhubungan dengan tingkat kognitif
Amalia, Runtuwene, Kembuan: Profil nyeri di...
seseorang yang dapat berpengaruh dalam terakhir ialah tingkat pendidikan SMA.
persepsi nyeri yang dirasakan dan adanya
perbedaan dalam pengetahuan dan SARAN
pemahaman berbagai risiko dalam Diharapkan adanya penelitian lanjut
kesehatan.21 Berdasarkan hasil penelitian mengenai penyakit dengan nyeri yang
didapatkan sebagian besar penderita nyeri sering ditemukan dan variabel yang lebih
adalah berpendidikan SMA yaitu sebesar luas. Diperlukan adanya peningkatan upaya
73.9%. Atlas SJ21 dalam penelitiannya pencegahan dan terapi yang efektif
mengatakan adanya perbedaan insidensi terhadap nyeri oleh pasien dan juga tenaga
nyeri kronik pada pasien dengan kesehatan yang dapat menjadi faktor
pendidikan setara perguruan tinggi yaitu penting dalam mencegah atau mengurangi
sebesar 26% dan 55% pada pasien yang insidensi nyeri di masyarakat.
tidak lulus pendidikan SMA. Tingkat
pendidikan juga berhubungan dengan status DAFTAR PUSTAKA
sosioekonomi seseorang. Banyak studi 1. International Association for the Study of
mengatakan status sosioekonomi yang Pain. IASP taxonomy. 2012 Mei 22
rendah yaitu tingkat pendidikan yang [cited 2016 Aug 31]. Available from:
rendah, pendapatan rendah, atau orang http://www.iasp-pain.org/Taxonomy
2. Satyanegara. Ilmu bedah saraf. Edisi ke-5.
yang tidak memiliki pekerjaan
Jakarta: Gramedia; 2014. h. 301-9.
berhubungan dengan peningkatan insidensi
3. King S, Chamber CT, Huguet A,
nyeri.19 Hasil penelitian yang berbeda MacNevin RC, McGrath PJ,
didapatkan oleh Nakamura M, dkk22 pada Parker, et al. The epidemiology of
penelitian insidensi nyeri kronik di Jepang chronic pain in children and
yaitu pasien nyeri kronik lebih banyak pada adolescents revisited: A systematic
pasien dengan pendidikan teknik atau review. J.pain. 2011;152:2729-38.
setara perguruan tinggi sebesar 12.4% 4. Rachmawati MR, Samara D, Tjhin P,
sedangkan pendidikan SMA atau lebih Wartono M. Nyeri muskuloskeletal
rendah berjumlah 9.8%. Dalam penelitian dan hubungannya dengan
tersebut didapatkan insidensi nyeri kronik kemampuan fungsional fisik pada
lanjut usia. Universa Medicina.
berhubungan dengan status sosioekonomi
2006;25(4):179-83.
yang tinggi yang termasuk diantaranya 5. Meliala L. Nyeri: Keluhan yang terabaikan
yaitu pekerjaan sebagai professional dan konsep dahulu, sekarang dan yang
tingkat pendidikan tinggi. Secara akan datang. 2004 Des 6 [cited 2016
keseluruhan, tingkat pendidikan tidak Agustus 25]. Available from:
hanya berperan dalam pengaruh kognitif https://www.scribd.com/doc/2097655
yang berperan dalam insidensi nyeri, tetapi 90
juga berperan dengan adanya faktor 6. Meliala L, Alexander J, Hartanto YB.
pekerjaan dalam menilai status sosio- New insight in nociceptive pain
kenomi yang menjadi faktor risiko dalam management: focus on safety and
insidensi nyeri. efficacy of celecoxib. In: Gofir A,
Karema W, Runtuwene T, Kembuan
M, Khosama H, Mawuntu A, editors.
SIMPULAN Konas Perdossi ke-7; 2011 July 21-
Berdasarkan hasil penelitian dan 23; Manado. Pustaka cendikia press;
bahasan dapat disimpulkan bahwa kasus 2011.
nyeri terbanyak ialah nyeri neuropatik yang 7. Soeroso J, Kertia N, Susanti VY. Nyeri
sebagian besar ialah neuropati diabetik. neuropatik. In: Setiati S, Alwi I,
Sebagian besar kasus nyeri nosiseptif ialah Sudoyo AW, Simadibrata M,
nyeri punggung bawah. Setiyohadi B, Syam AF, editors.
Mayoritas kasus nyeri ialah kelompok Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi
usia 55-64 tahun, perempuan, pekerjaan ke-6. Jakarta: InternaPublishing;
sebagai ibu rumah tangga, dan pendidikan 2014. h. 3541-8.
Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 4, Nomor 2, Juli-Desember 2016