Anda di halaman 1dari 5

Integrasi Kemajemukan Bangsa

Muhammad Alfarizi

Tujuh puluh tiga tahun bangsa Indonesia terbebas dari penjajah. Perlu
perjuangan keras untuk berteriak “merdeka!”. Merdeka karena rasa integrasi yang
melekat di hati bangsa sehingga melahirkan ideologi bangsa, yaitu Pancasila.
Akan tetapi, rasa integrasi mulai terkikis di hati kalangan bangsa Indonesia.
Penyebab terkikisnya rasa integrasi itu salah satunya ialah sikap individualisme
dan nepotisme. Salah satu contoh kasus nepotisme, yaitu pada tahun 2014 ketika
Ratu Atut menjabat sebagai gubernur Banten, mayoritas pemerintahan di Provinsi
Banten dikuasai oleh sanak keluarga Atut. Pada tulisan ini, dibahas makna
semboyan Pancasila dalam integrasi, problematika kemajemukan bangsa
Indonesia, dan upaya mengatasi masalah kemajemukan bangsa.

Pancasila merupakan ideologi bangsa Indonesia yang lahir dari pemikiran-


pemikiran kritis tokoh kemerdekaan. Pancasila mempunyai semboyan yang
dicapit oleh kedua kaki burung garuda, yaitu “Bhinneka Tunggal Ika”. Semboyan
tersebut berisi konsep pluralistik dan multikulturalistik dalam kehidupan yang
terikat dalam suatu kesatuan. Prinsip pluralistik dan multikulturalistik adalah asas
yang mengakui adanya kemajemukan bangsa yang dilihat dari segi agama, suku
bangsa, budaya, keadaan daerah, dan ras. Kemajemukan dikembangkan bukan
hanya menjadi salah satu faktor utama untuk dijadikan alasan hilangnnya rasa
integrasi, tetapi suatu kekuatan yang dimiliki oleh masing-masing komponen
bangsa, untuk diikat secara kuat dan akan mengkokohkan rasa integrasi yang siap
menghadapi segala tantangan dan persoalan bangsa.

Masalah kemajemukan sangat kompleks di kalangan masyarakat Indonesia.


Masalah kemajemukan tersebut akan membangkitkan rasa disintegrasi yang sudah
tertidur lelap di alam bawah sadar akibat dari adanya rasa integrasi. Disintegrasi
bangsa dapat terjadi karena adanya konflik vertikal dan horizontal sebagai akibat
masalah kemajemukan yang tidak terisolasi. Salah satu contoh kasus disintegrasi,
yaitu pada tahun 2017 di kabupaten Nduga, Provinsi Papua. Terjadinya perang
antar suku yang menyebabkan satu warga tewas dan tiga puluh delapan orang
luka-luka. Perang itu dinamai perang “Kenyam”, dikarenakan perang tersebut
dilaksanakan oleh kedua suku yang ada di distrik Keneyam. Perang tersebut
dilatarbelakangi oleh salah satu anggota suku yang meminta pembayaran denda
oleh pemerintah kepada suku di distrik Kenyam. Namun pemerintah Papua
menyatakan tidak ada dana untuk membayar denda tersebut.

Problematika dalam kemajemukan dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitU


(1)ideologi, (2)demokrasi,(3)politik, dan (4)ekonomi. Pertama, problematika
aspek ideologi. Salah satu perbedaan ideologi yang terbesar adalah ideologi
agama. Banyak orang yang membawa nama agama untuk menyelesaikan konflik
atas perbedaan ideologi agama. Negara Kesatuan Republik Indonesia mengakui
lima agama yaitu islam, kristen, buddha, hindhu, dan konghucu. Perbedaan
ideologi bisa menjadi faktor utama falling rasa integrasi jika bangsa indonesia
tidak bisa menghargai dan menghormati kemajemukan ideologi agama yang ada.
Jika bangsa Indonesia bisa saling menghargai dan menghormati perbedaan
ideologi agama maka rasa integrasi akan kekal di dalam hati bangsa Indonesia.

Salah satu contoh permasalahan kemajemukan Ideologi agama, yaitu pada


tahun tanggal 17 tahun 2015 di Tolkara, Kabupaten Wamena, Papua. Warga papua
non muslim telah melakukan tindakan kekerasan terhadap warga papua beragama
Islam dengan cara membakar Masjid Baitul Muttaqqin ketika Shalat Idul Fitri
berlangsung.

Kedua, problematika aspek demokrasi. Indonesia merupakan negara yang


demokrasi. Akan tetapi demokrasi bisa menjadi demo Crazy jika pejabat-pejabat
tinggi tidak melibatkan bangsa Indonesia untuk mengambil keputusan dalam
suatu permasalahan yang menyangkut kemaslahatan bangsa Indonesia. Dengan
demo Crazy ketidak adilan akan merajalela di kalangan bangsa Indonesia
sehinggga kepercayaan akan berlarut larut memudar di hati bangsa Indoneisa.
Kepercayaan pun hilang terhadap pejabat tinggi mengakibatkan rasa integrasi pun
retak berkeping keping. Demo crazy tidak akan bisa hilang jika pejabat tinggi
masih mengambil keputusan dengan tangan sendiri tanpa campur tangan bangsa
Indonesia.

Salah satu contoh masalah real dari demo crazy, yaitu pada tahun 2014
Mejelis Hakim Pengadilan Negeri Palembang memutuskan menolak gugatan
untuk ganti rugi dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan atas kasus
sebesar 7,4 trilliun rupiah atas kasus kebakaran hutan yang disebabkan aksi tebang
dan bakar yang dilakukan PT Bumi Mekar Hijau. Hakim menolak gugatan
tersebut dengan alasan kebakaran tidak merusak hutan dikarenakan hutan masih
bisa ditanami lagi. Hal ini membuat kesal bagi bangsa Indonesia dikarenakan
hakim tidak demokrasi.

Ketiga, problematika aspek politik, Peemerintah mempunyai kepentingan


politik yang berbeda beda. Jika politik pemerintah bedampak positif maka bangsa
Indonesia akan sejahtera dan rasa integrasi tidak akan terkuras sedikitpun. Akan
tetapi jika berdampak negatif maka akan melahirkan politik “Patrikularisme”.
Politik patrikulariisme membuat bangsa Indoensia mengalami kerugian
dikarenakan pemerintah hanya mendahulukan kepentingannya daripada
kepentingan bangsa Indonesia. Dengan politik patrikualrisme aspirasi bangsa
Indonesia terhadap pemerintah akan terkikis yang menyebabkan rasa integrasi
terpecah belah. Politik patrikularisme bisa dihilangkan jika pemerintah
mendahulukan kepentingan utama yaitu kepentingan bangsa Indonesia.

Salah satu contoh masalah yang disebabkan politk patrikularisme, yaitu


pada tahun 2010 dua puluh tiga anggota DPR ditangkap oleh KPK disebabkan
terkena kasus megakorupsi E-KTP. Kasus ini sangat membuat malu intansi DPR
di depan muka bangsa Indonesia. Negara dibuat rugi atas kasus ini sebesar Rp 2,3
Triliun. Kasus ini membuat geram bangsa Indonesia, dikarenakan angggota DPR
yang mewakilkan rakyat untuk menjalankan pemerintahan ternyata berkhianat
terhadap bangsa Indonesia dengan cara memperkaya diri sendiri.

Keempat, problematika aspek ekonomi, Kemajemukan ekonomi telah


meronggoti rasa integrasi bangsa Indonesia. Dari kemajeumukan ekonomi pasti
akan memnculkan kesenjangan ekonomi yang menyebabkan bangsa Indoneisa
yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Kesenjangan ekonomi
membuat bangsa Indonesia yang miskin semakin miskin sehingga bangsa
Indonesia tidak bisa mnecukupi kebutuhan sehari-hari. Kesenjangan ekonomi bisa
dihilangkan jika pemerintah Indonesia mementingkan semua bangsa Indonesia
dan tidak pandang bulu apakah dia orang kaya maupun miskin.

Salah satu contoh kasus kemajemukan ekonomi, yaitu ratusan Ratusan


mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Sebelas Maret
(UNS) dan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), IMM, LMND dan
lainnya, menggelar aksi demonstrasi di Bundaran Gladag. Akibat dari naiknya
BBM yang membuat bangsa Indonesia yang miskin tidak bisa membeli BBM
tersebut

Pada tulisan ini, saya selaku penulis membuat inovasi agar problematika
kemajemukan bisa hilang dan tak berbekas terhadap bangsa Indonesia. Program
wajib nasionalisme adalah program yang akan dilaksankan pemerintah Indonesia
dengan menggunakan teknologi internet agar mudah terhubung dengan bangsa
Indonesia. Program tersebut melibatkan semua kalangan bangsa Indonesia baik itu
rakyat maupun pemerintah. Program wajib nasionalisme juga memudahkan
bangsa Indonesia selaku rakyat bisa mengawasi kinerja pemrintah Indonesia.
Program tersebut berisi konten konten positif seperti peraturan tentang integrasi,
video integrasi, dan sosialisasi pentingnya integrasi. Dengan program ini juga
bangsa Indonesia bisa memberikan kritik dan saran terhadap suatu permasalahan
yang menyangkut kemaslahatan bangsa Indonesia. Kritik dan saran tersebut akan
ditampung dan dipikirkan lagi oleh pemerintah untuk mengambil suatu
kebijakan .

Program wajib nasionalisme di wajibkan untuk rakyat Indonesia berusia


17 tahun. Ketika rakyat Indonesia berumur 17 tahun ingin mendaftar e-KTP maka
sebelum membuat e-KTP bangsa Indoneisa diwajibkan untuk menjadi admin di
program waib nasionalisme. Jika salah satu bangsa Indonesia tidak mengikuti
program tersebut , maka ia dikategorikan tidak mau memperthankan NKRI.
Dikarenakan ia tidak mau berintegrasi dengan kemajemukan yang ada disetiap
bangsa Indonesia. Hal tersebut ditegaskan pada pasal 30 UUD 1945 yang
berbunyi “tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara”

Program wajib nasionalisme mempunyai masa expire. Bangsa Indonesia


harus memperbarui akun tersebut setiap periode lima tahun terakhir dibuatnya
akun tersebut. Jika bangsa Indonesia tidak mau memperbarui akun yang ada di
Program wajib nasionalisme maka e-KTP nya akan dinyatakan mati.

Berdasarkan uraian yang ada di atas bisa disimpulkan bangsa Indonesia


bisa berintegrasi walaupun berlimpahnya problematika kemajemukan bangsa
Indonesia baik itu dari sisi ideologi,politik,ekonomi, dan demokrasii. Untuk
memudahkan terwujudnya integrasi maka pemerintah harus melaksanakan
program wajib nasionalisme. Dengan program ini pemerintah dimudahkan untuk
memantau bangsa Indonesia yang berusia 17 tahun. Dikarenakan untuk login pada
program tersebut bangsa Indonesia harus menggunakan gps agar pemerintah
mengetahui lokasi dan memantau bangsa Indonesia.

“Kemajemukan adalah prasasti yang diwariskan oleh leluhur bangsa Indonesia


untuk dijadikan alat mengkukuhkan NKRI”

“Muhammad Alfarizi”

Sumber Referensi

Network13-labib blogspot.com. Peraturan tentang hak dan kewajiban


bernegara.http://network13-labib.blogspot.com/2015/03/hak-dan-kewajiban-
warga-negara-pasal-30.html. Diakses pada 21 oktober 2018.

Anda mungkin juga menyukai