KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah Best Practise
dengan Judul “Implementasi Pembelajaran Permainan Kasti Melalui Pendekatan
Saintfik Dengan Model Pembelajaran Discovery Learning Mata Pelajaran Pjok
Siswa Kelas Iv Sd Tegalsari 1 Kota Tegal “
Kecenderungan manusia saat ini, terutama anak-anak adalah lebih banyak
menghabiskan waktunya dengan memegang androidnya masing-masing, baik sekedar
chatt dengan teman atau bahkan bermain game yang bisa menghabiskan waktu
berjam-jam. kondisi seperti inilah yang membuat anak-anak jaman sekarang (jaman
now) menjadi manusia yang lemah secara fisik. Anak-anak sekarang sudah jarang
mau melakukan lari pagi, olahraga atau bahkan bermain sepakbola dengan teman
sebayanya di daerahnya masing-masing.
Hal ini senada dengan tulisan Prof. Dr. Rusli Luthan (2004:86) yang
menyatakan bahwa Konsep pendidikan jasmani yang berlandaskan pada pemahaman
pelatihan fisik-biologis berakar pada system Gymnastic (senam) Swedia. Per Henrik
Ling memandang perkembangan fisik dapat dicapai melalui gerak yang terpilih denga
baik. Ide itu berakar pada pemahaman bahwa badan itu merupakan “mesin”, sebuah
instrument, dan gerak dapat menyempurnakan kualitas instrument itu sendiri.
Dihalaman lainnya, Luthan menuliskan kembali bahwa ada sebuah konsep
yang mengusung Pendidikan melalui gerak (pedagolistic). Asal konsep ini berasal
dari asumsi dasar bahwa gerak merupakan medium yang paling baik untuk
eksplorasi, komunikasi dan perkembangan pribadi secara umum. Jika pada model
pertama orientasi pada adaptasi biologis, maka dalam model kedua ini orientasinya
adalah fungsi eksplorasi dan komunikasi dari gerak. Fungsi eksplorasi ini merujuk
pada kenyataan bahwa anak khususnya kontak dengan dunianya dan mengeksplorasi
serta memperluas dunia mereka melalui gerak. mereka menggerakan dirinya dan
memanipulasi lingkungannya. Fungsi komunikasi merujuk pada kenyataan bahwa
manusia dapat beromunikasi dan belajar peranan social melalui gerak dan bermain.
Kerangka utama filosopi ini adalah fenomenologi, pedagogi hermenetik dan psikologi
humanistic.
8
masih jauh dari kesempurnaan.Akhirnya, apapun yang penulis sajikan dalam makalah
sederhana ini, semoga dapat bermanfaat, khusunya bagi penulis sendiri, umumnya
bagi siapa saja yang berkepentingan. Semoga Yang Maha Kuasa senantiasa
memberikan petunjuk yang terbaik bagi kita semua. Aamiin.
HALAMAN PENGESAHAN
8
Karya tulis dalam bentuk best practice berjudul “ IMPLEMENTASI
PEMBELAJARAN PERMAINAN KASTI MELALUI PENDEKATAN SAINTFIK
DENGAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING MATA
PELAJARAN PJOK SISWA KELAS IV SD TEGALSARI 1 SEMESTER 2 TAHUN
AJARAN 2020 – 2021.
Nama : Justifywati,S.Pd
Disahkan Pada:
Hari :
BIODATA PENULIS
8
1. Nama Guru : Justifywati, S.Pd.
2. NIP : 19790911 200501 2 010
3. Jabatan/Golongan : Guru Pertama, III/b
4. Alamat Instansi :
Alamat Sekolah : : Jl. Kapten Ismail No. 48
Desa/Kecamatan : Kecamatan Tegal Barat
Kota / Kab : Kota Tegal
Provinsi : Jawa Tengah
Telpon/Fax : ( 0283 ) 4533907
Email : sdntegalsarisatu@yahoo.co.id
5. Mengajar Guru Kelas/Mapel : Guru PJOK
6. Alamat Rumah
Jalan : Brantas No. 10
Kelurahan/Kecamatan : Kecamatan Kramat
Kabupaten, Provinsi : Kab. Tegal , Prov. Jateng
Telpon/Fax : HP. 0852XXXXXXXX
Email : justifywati66@gmail.com
DAFTAR ISI
8
BAB I. Pendahuluan ......................................................................
A.Latar Belakang Masalah ..................................................... 1
B. Jenis kegiatan...................................................................... 2
C. Manfaat kegiatan ............................................................... 3
BAB II.Pelaksanaan Kegiatan .....................................................
A. Tujuan dan sasaran............................................................. 4
B. Bahan dan materi................................................................ 5
C. Metode / cara melaksanakan kegiatan................................ 6
D.Alat atau instrumen ............................................................. 7
E. Waktu dan tempat kegiatan................................................. 8
BAB III. Hasil Kegiatan ................................................................. 9
(menjelaskan hasil yang diperoleh, masalah yang
dihadapi dan cara mengatasinya)
BAB IV Simpulan dan Rekomendasi
A. Simpulan ............................................................................ 10
B. Rekomendasi ...................................................................... 11
Daftar Pustaka
Lampiran
BAB I
PENDAHULUAN
8
HOTS ). Penulis juga jarang menggunakan media pembelajaran. Dampaknya,
suasana pembelajaran di kelas kaku dan anak-anak tampak tidak ceria.
. Dalam Discovery Learning siswa dituntut untuk mampu memecahkan
permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari (kontekstual). Dengan kata lain,
Discovery Learning membelajarkan siswa untuk berpikir secara kritis dan analitis,
serta mencari dan menggunakan sumber pembelajaran yang sesuai untuk
memecahkan masalah yang dihadapi untuk aktif melakukan pencarian
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa siswa diperoleh informasi bahwa
(a) siswa malas mengikuti pembelajaran yang banyak dilakukan guru dengan cara
ceramah’ (b) selain ceramah, metode yang selalu dilakukan guru
adalah penugasan. Sebagian siswa mengaku jenuh dengan tugas-tugas yang
hanya bersifat teoritis. Tinggal menyalin dari buku teks.Untuk menghadapi era
Revolusi Industri 4.0, siswa harus dibekali keterampilan berpikir tingkat tinggi
(higher order thinking skills).
Salah satu model pembelajaran yang berorientasi pada HOTS dan disarankan dala
m implementasi Kurikulum 2013 adalah model pembelajaran
Discovery learning . Discovery learning menekankan pentingnya pemahaman
struktur atau ide– ide penting terhadap suatu disiplin ilmu melalui keterlibatan
siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Dalam DL siswa di
untut untuk aktif melakukan pencarian
pengalaman belajar menggunakan analisis dan pemecahan masalah yang di
hadapinya dengan menemukan dan menyelidiki sendiri.Setelah melaksanakan
pembelajaran tematik terpadu dengan model
DL,penulis menemukan bahwa proses dan hasil belajar siswa meningkat.Lebih ba
gus di bandingkan pembelajaran sebelumnya. Ketika model DL ini diterapkan
pada kelas IV yang lain ternyata proses dan hasil belajar siswa sama baiknya.
Praktik pembelajaran DL yang berhasil baik ini penulis simpulkan sebagai sebuah
best practice (praktik baik) pembelajaran berorientasi HOTS dengan model DL
B. Jenis Kegiatan
Kegiatan yang dilaporkan dalam laporan praktik terbaik ini adalah kegiatan
pembelajaran Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan ( gerak
dasar menangkap dan memukul bola kasti )
8
C. Manfaat Kegiatan
Manfaat penulisan pratik terbaik ini adalah
1. Meningkatkan minat siswa terhadap pembelajaran gerak menangkap dan
memukul bola kasti
2. Meningkatkan kompetensi siswa dalam pembelajaran Penjasorkes yang
berorientasi HOTS.
3. Sebagai refleksi guru dalam menyusun dan mengajar dengan pola yang baru
yaitu menekankan aspek HOTS (High Order Thingking Skils)
4. Lebih berinovasi dalam membuat media dan pengelolaan kelas.
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
B. Bahan/Materi Kegiatan
Bahan yang digunakan dalam best practice pembelajaran ini adalah materi
kelas IV untuk materi pembelajaran permainan kasti pada kelas IV pada Sekolah
Dasar
8
PJOK ( Permainan Kasti )
KD 3.2 Memahami variasi gerak dasar lokomotor,non-lokomotor,dan manipulatif
sesuai dengan konsep tubuh,ruang,usaha,dan keterhubungan dalam
permainan bola kecil sederhana dan atau tradisional*
KD 4.2 Mempraktikkan variasi gerak dasar lokomotor,non-lokomotor,dan
manipulatif sesuai dengan konsep tubuh,ruang,usaha,dan keterhubungan
dalampermainan bola kecil sederhana dan atau tradisional
8
4.2.1 Mendemonstrasikan variasi gerak dasar menangkap bola dalam
permainan bola kasti
4.2.2 Mendemonstrasikan variasi gerak dasar memukul bola dalam
permainan bola kasti.
KD 3.2 Memahami variasi gerak dasar lokomotor,non-lokomotor,dan
manipulatif sesuai dengan konsep tubuh,ruang,usaha,dan
keterhubungan dalampermainan bola kecil sederhana dan atau
tradisional*
KD 4.2 Mempraktikkan variasi gerak dasar lokomotor,non-lokomotor,dan
manipulatif sesuai dengan konsep tubuh,ruang,usaha,dan
keterhubungan dalampermainan bola kecil sederhana dan atau
tradisional*
8
2). Pelaksanaan
Ada beberapa prosedur atau tahap yang harus dilaksanakan dalam kegiatan
belajar mengajar yakni:
No Tahap Pembelajaran Kegiatan
1 Tahap stimulasi / Memaparkan topik yang akan dikaji, tujuan
pemberian rangsangan belajar, motivasi, dan memberikan penjelasan
ringkas.
Diskusi, melempar kasus, melakukan
aktivitas gerak menangkap dan memukul bola
kasti, memutar video, mengarah pada
persiapan melakukan gerak dasar, melakukan
variasi gerak dasar melempar, menangkap, dan
memukul dalam permainan kasti.
2 Tahap pernyataan/ Mengidentifikasi sebanyak mungkin
identifikasi masalah masalah yang relevan dengan bahan pelajaran
gerak dasar, variasi gerak dasar menangkap,
dan memukul dalam permainan kasti.
3 Tahap pengumpulan Melakukan praktik gerak dasar menangkap
data dan memukul
Mendiskusikan praktik gerak dasar
menangkap dan memukul bola kasti
Mengerjakan LK 1
4 Tahap pengolahan data Melakukan praktik penyempurnakan gerak
dasar menangkap dan memukul berdasarkan
LK 1
5 Tahap pembuktian Secara berkelompok membuat rangkaian
variasi gerak dasar menangkap dan memukul
bola kasti
Mengerjakan LK 2 rankaian gerak
menangkap dan memukul bola kasti
6 Tahap menarik Mempresentasikan rangkaian variasi gerak
kesimpulan / menangkap dan memukul dalam bola kasti
generalisasi Mendiskusikan dan menyimpulkan prinsip
umum tentang rangkaian variasi gerak
menangkap dan memukul bola kasti
8
6. Penyusunan Perangkat Pembelajaran
Berdasarkan hasil kerja 1 higga 2 di atas kemudian disusun perangkat
pembelajaran meliputi RPP, bahan ajar, LKS, dan instrumen penilaian. RPP
disusun dengan mengintegrasikan kegiatan literasi, penguatan pendidikan
karakter (PPK), dan kecakapan abad 21.
8
BAB III
HASIL KEGIATAN
A. Hasil
Hasil yang dapat dilaporkan dari praktik baik ini diuraikan sebagai
berikut:
1. Guru PJOK dituntut untuk bisa menentukan materi dan teknik serta
pendekatan dan model pembelajaran yang tepat yang akan dipakai atau
dilakukan sehingga tuntutan kompetensi dasar yang harus dikuasai
peserta didik tercapai.
2. Proses pembelajaran menangkap dan memukul bola kasti dengan
pendekatan scientifik yang dilakukan dengan menerapkan model
pembelajaran Discovery Learning berlangsung aktif. Siswa menjadi lebih
aktif merespon pertanyaan dari guru, termasuk mengajukan pertanyaan
pada guru maupun temannya. Aktifitas pembelajaran yang dirancang
sesuai sintak DL mengharuskan siswa aktif selama proses pembelajaran.
3. Pembelajaran menangkap dan memukul bola kasti dengan pendekatan
scientifik yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran
Discovery Learning meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan
transfer knowledge.
4. Dalam Unit pembelajaran ini mempelajari bagaimana mengajarkan materi
menangkap dan memukul bola kasti melalui pendekatan Scientifik
dengan penerapan model pembelajaran Discovery Learning.
8
5. Penerapan model pembelajaran Discovery Learning meningkatkan
kemampuan siswa untuk berpikir kritis.
Hal ini dapat dilihat dari tingkat partisipasi siswa untuk bertanya dan
menanggapi topik yang dibahas dalam pembelajaran.
Dalam pembelajaran sebelumnya yang dilakukan penulis tanpa
berorientasi HOTS suasana cenderung sepi dan serius. Siswa cenderung
bekerja sendiri-sendiri untuk berlomba menyelesaikan tugas yang
diberikan guru. Fokus guru adalah bagaimana siswa dapat menyelesikan
tugas dari guru dan melaksanakann; kurang peduli pada proses berpikir
siswa. Tak hanya itu, materi pembelajaran yang selama ini selalu
disajikan dengan pola deduktif (diawali dengan ceramah teori tentang
materi yang dipelajari, pemberian tugas, dan pembahasa), membuat siswa
cenderung menghapalkan teori. Pengetahuan yang diperoleh siswa adalah
apa yang diajarkan oleh guru.
Berbeda kondisinya dengan praktik baik pembelajaran yang berorientasi
HOTS dengan menerapkan pendekatan scientifik dan model
pembelajaran DL ini. Dalam pembelajaran ini pemahaman siswa semakin
meningkat melalui pengamatan dan diskusi yang menuntut kemampuan
siswa untuk berpikir kritis.
6. Penerapan model pembelajaran DL melalui pendekatan scientifik juga
meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah (problem
solving). DL yang diterapkan dengan mendorong siswa merumuskan
pemecahan masalah.
Sebelum menerapkan DL, penulis melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan buku guru dan buku siswa. Meskipun permasalahan yang
disajikan dalam buku teks kadang kala kurang sesuai dengan kehidupan
sehari-hari siswa, tetap saja penulis gunakan. Jenis teks yang digunakan
juga hanya pada teks tulis dari buku teks.
Dengan menerapkan DL, siswa tak hanya belajar dari teks tulis, tetapi
juga dari alam serta diberi kesempatan terbuka untuk mencari data, materi
dari sumber lainnya.
8
B. Masalah yang Dihadapi
Masalah yang dihadapi terutama adalah siswa belum terbiasa siswa belajar
dengan model DL. Dengan tujuan untuk mendapat nilai yang baik,guru selalu
menggunakan metode ceramah, siswa pun merasa lebih percaya diri
menghadapi penilaian setelah mendapat penjelasan guru melalui ceramah.
8
BAB IV
Simpulan dan Rekomendasi
A. Simpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Pembelajaran menangkap dan memukul bola kasti melalui pendekatan
scientifik dengan model pembelajaran Discovery Learning layak dijadikan
praktik baik pembelajaran berorientasi HOTS karena dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam melakukan transfer pengetahuan, berpikir kritis, dan
pemecahan masalah.
2. Dengan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara
sistematis dan cermat, pembelajaran tematik dengan model pembelajaran DL
yang dilaksanakan tidak sekadar berorientasi HOTS, tetapi juga
mengintegrasikan PPK, literasi, dan kecakapan abad 21.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil praktik baik pembelajaran menangkap dan memukul bola
kasti melalui pendekatan scientifik dengan model pembelajaran Discovery
Learning (DL), berikut disampaikan rekomendasi yang relevan.
1. Guru seharusnya tidak hanya mengajar dengan mengacu pada buku siswa dan
buku guru serta jaring-jaring yang telah disediakan, tetapi berani melakukan
inovasi pembelajaran yang kontekstual sesuai dengan latar belakang siswa dan
situasi dan kondisi sekolahnya. Hal ini akan membuat pembelajaran lebih
bermakna.
2. Siswa diharapkan untuk menerapkan kemampuan berpikir tingkat tinggi
dalam belajar, tidak terbatas pada hafalan teori. Kemampuan belajar dengan
cara ini akan membantu siswa menguasai materi secara lebih mendalam dan
lebih tahan lama (tidak mudah lupa).
3. Sekolah, terutama kepala sekolah dapat mendorong guru lain untuk ikut
melaksanakan pembelajaran berorientasi HOTS. Dukungan positif sekolah,
seperti penyediaan sarana dan prasarana yang memadai dan kesempatan bagi
penulis utuk mendesiminasikan praktik baik ini aka menambah wawasan guru
lain tentang pembelajaran HOTS.
8
DAFTAR PUSTAKA
1. https://olahragapedia.com/teknik-menangkap-bola-kasti1.
2. https://materibelajar.co.id/kasti/
3. Buku teks pelajaran PJOK Kelas 4
4. Buku referensi PJOK
5. Modul Mata Pelajaran PJOK Bermain Kasti ,2019.Jakarta:Dirjen Guru dan
Tenaga Kependidikan.
8
LAMPIRAN
8
LAMPIRAN 1
Lampiran 1:
R-9 Rubrik Laporan Best Practise
8
LAMPIRAN 2
KURIKULUM 2013
A. KOMPETENSI INTI
KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
3.2 Memahami variasi gerak dasar 3.2.1 Menjelaskan variasi gerak dasar
lokomotor,non-lokomotor,dan menangkap bola dalam permainan
manipulatif sesuai dengan konsep bola kasti.
tubuh,ruang,usaha,dan 3.2.2 Menganalisa variasi gerak dasar
keterhubungan dalampermainan menangkap bola dalam permainan
bola kecil sederhana dan atau bola kasti.
3.2.3 Menjelaskan variasi gerak dasar
8
tradisional* memukul bola dalam permainan bola
kasti.
3.2.4 Menganalisa variasi gerak dasar
dalam memukul bola permainan
dalam permainan bola kasti
4.2 Mempraktikkan variasi gerak
4.2.1 Mendemonstrasikan variasi gerak
dasar menangkap bola dalam
dasar lokomotor,non-
permainan bola kasti
lokomotor,dan manipulatif sesuai 4.2.2 Mendemonstrasikan variasi gerak
dengan konsep tubuh,ruang,usaha, dasar memukul bola dalam
permainan bola kasti.
dan keterhubungan dalam
permainan bola kecil sederhana
dan atau tradisional
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
8
- Melalui studi pustaka dan pengamatan video, peserta didik dapat
mengidentifikasi variasi gerak dasar memukul bola dalam permainan bola
kasti
- Melalui kegiatan mengamati dan menanya, peserta didik dapat
membandingkan variasi gerak dasar memukul bola dalam permaianan bola
kasti.
- Melalui penjelasan dari guru, peserta didik mampu mendemostrasikan variasi
gerak dasar memukul bola dalam permainan bola kasti.
- Melalui kegiatan menalar, peserta didik dapat melakukan gerak dasar
memukul bola dalam permainan kasti
- Melalui penjelasan dari guru, peserta didik mampu menganalisa variasi gerak
dasar memukul bola dalam permainan bola kasti.
D. MATERI PEMBELAJARAN
Materi Reguler
Siswa yang memiliki kemampuan lebih dari yang lain diberi tanggung jawab
untuk membantu teman yang kurang mampu dalam kemampuan gerak (tutor
sebaya).
Materi Remidial
Jika dalam proses pembelajaran ada siswa yang kurang mampu dalam
melakukan gerakan atau materi yang diajarkan, maka akan dilakukan remidial
dengan cara guru menugaskan siswa yang mempunyai kemampuan lebih dari
yang lain untuk membantu siswa yang belum mampu tersebut, dengan
dilakukan drill latihan materi yang diajarkan.
E. METODE PEMBELAJARAN
Metode : Discovery Learning
F. Media
1. Media/alat, Bahan:
8
- Cone
- Bola kecil
- Gambar gerakan menangkap bola kasti
- Gambar gerakan memukul bola kasti
- Lapangan
- Peluit
- Tongkat pemukul
G. Sumber Belajar
1. https://olahragapedia.com/teknik-menangkap-bola-kasti1.
2. https://materibelajar.co.id/kasti/
3. Buku teks pelajaran PJOK Kelas 4
4. Buku referensi PJOK
8
hari ini.
9. Guru mengajak siswa melakukan
pemanasan melalui permainan berburu
Kambing
8
3. Peserta didik mengamati dan
mendengarkan dengan seksama.
MENANYA
MENGUMPULKAN
INFORMASI/MENCOBA
8
kesempatan untuk membentuk
formasi yang tertera di gambar yang
diberikan
9. Setelah membentuk formasi saling
berhadapan setiap kelompok diberi 1
bola oleh guru
10. Peserta didik melakukan menangkap
dan gerakan memukul bola dalam
disetiap kelompoknya:
a) Menangkap bola melambung
b) Menangkap bola mendatar
c) Menangkap bola menyusur tanah
d) Memukul bola kasti
MENALAR/MENGASOSIASIKAN
MENGKOMUNIKASIKAN
8
dengan cara ambil nafas panjang
melalui hidung sambil mengangkat
lengan keatas dan mengeluarkan pelan
dengan mulut sambil berteriak dan
mengayunkan lengan
5. Guru tidak lupa mengingatkan siswa
untuk mengganti pakaian olahraga.
6. Salam dan do’a penutup
Tanggung Percaya
Jujur Disiplin Santun Peduli
No Nama Siswa jawab Diri
BS PB BS PB BS PB BS PB BS PB BS PB
1.
2.
3.
4.
5.
Ket :
BS : Baik Sekali
PB : Perlu Bimbingan
2. Kompotensi Pengetahuan
a. Teknik penilaian : Tes tertulis
b. Bentuk penilaian : Daftar pertanyaan
5 Dedi dan Aqil bermain lempar tangkap bola. Aqil menangkap bola yang
dilemparkan oleh Dedi dengan cara posisi kedua tangan berada di depan
muka agak ke atas. Posisi badan Aqil ini adalah menangkap bola.....
3. Kompotensi Keterampilan
a. Teknik penilaian : Unjuk kerja
b. Instrumen : Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan
menangkap bola dalam permainan kasti yang
dilakukan secara berpasangan.
c. Rubrik penilaian
Nama : ...............
Kelas : ................
Pengamat : .................
Petunjuk penilaian
- Berilah tanda ceklis pada kolom yang telah disediakan, setiap peserta
didik menunjukan atau menampilkan keterampilan gerak sesuai kriteria
yang diharapkan
Skor maksimal 9
Pedoman Penilaian :
8
2) Badan sedikit dicondongkan ke depan dan berat badan terletak di antara kedua
kaki.
Mengetahui
Kepala SD Tegalsari 1 Tegal , Januari 2020
Guru PJOK
8
LAMPIRAN 3
BAHAN AJAR
Kasti yang juga disebut dengan istilah gebokan masih termasuk dalam jenis
olahraga bola kecil di mana permainan olahraga ini dilakukan oleh 2 tim yang
permainannya sepintas mirip seperti softball atau baseball. Bola tenislah yang
digunakan dalam olahraga ini sebagai alat yang dipakai menembak lawan. Untuk
mengenal lebih jauh tentang permainan bola kasti lengkap, berikut adalah ulasan
teknik dasar dalam permainan bola kasti.
8
Setelah belajar melempar, kita akan belajar menangkap bola dengan baik. Cara
menangkap tentu disesuaikan dengan arah bola yang datang. Arah bola terbagi
menjadi bola melambung, bola mendatar atau setinggi dada, dan bola menyusur
tanah. Kuasailah teknik menangkap ini agar kita dapat menguasai permainan.
8
3) Menangkap Bola Menyusur Tanah
• Berdirilah tegak dengan kaki kiri di depan.
• Arahkan pandangan ke arah datangnya bola.
• Tekuk kaki kiri dan lutut kaki kanan menempel di tanah.
• Letakkan kedua telapak tangan saling berhadapan di depan kaki kanan.
• Tangkaplah bola.
8
MEDIA PEMBELAJARAN
8
MEDIA PEMBELAJARAN
8
MEDIA PEMBELAJARAN
8
MEDIA PEMBELAJARAN
8
Langkah-langkah memukul bola kasti
LAMPIRAN 4
Nama : ...............
Kelas : ................
8
Pengamat : .................
Petunjuk penilaian
- Berilah tanda ceklis pada kolom yang telah disediakan, setiap peserta didik
menunjukan atau menampilkan keterampilan gerak sesuai kriteria yang
diharapkan
LAMPIRAN 5
8
Jumlah soal :2
Mata pelajaran : PJOK
Bentuk soal/tes : Pilihan Ganda dan Uraian
1 2 3 4 5 6 7 8
LAMPIRAN 6
8
KARTU SOAL NOMOR 1
(PILIHAN GANDA)
Materi Kasti
Soal:
1. Posisi badan tegak dengan kedua kaki terbuka, pandangan lurus ke depan ke
arah bola. Posisi kedua tangan saat menangkap bola berada di depan muka
agak ke atas. Posisi badan ini adalah menangkap bola ….
a. mendatar c. melambung
b. menyusur tanah d. rendah
NO
KUNCI/KRITERIA JAWABAN SKOR
SOAL
1 C. Melambung 1
Keterangan:
Soal ini termasuk soal HOTS karena
1. Siswa mampu mengidentifikasi aktivitas pembelajaran gerak dasar menangkap
dalam permainan tradisional bola kecil beregu ( Bola Kasti )
2. Siswa mampu membedakan aktivitas pembelajaran gerak dasar menangkap
dalam permainan tradisional bola kecil beregu ( Bola Kasti )
3. ........
NO
URAIAN JAWABAN/KATA KUNCI SKOR
SOAL
1 Posisikan kaki kanan tepat berada di belakang dan kaki kiri Jika mampu
di posisi depan dan usahakan di buka selebar bahu menjawab
Peganglah pemukul kasti dengan menggunakan tangan lengkap – 4
kanan Posisi pegangan senyaman mungkin untuk Jika mampu
melakukan pukulan menjawab 3
Mengayunkan pemukul kasti kebelakang hingga bahu unsur – 3
,menggunakan tangan kiri untuk memberikan tanda kepada Jika mampu
si pelempar menjawab 2
Perhatikan kemana bola mengarah dan pukul dengan cepat unsu – 2
dan sekeras mungkin Jika mampu
1. menjawab 1
unsur - 1
Keterangan:
LAMPIRAN 7
Ketekunan
belajar
Kerajinan
Tenggang rasa
Kedisiplinan
Kerja sama
8
Ramah dengan
Sikap
teman
Kejujuran
Menepatijanji
Kepedulian
Tanggung
jawab
Keterangan:
LAMPIRAN 8
8
KUESIONER MOTIVASI BELAJAR SISWA
8
Rubrik ini digunakan fasilitator untuk menilai hasil refleksi dari peserta.
A. Langkah-langkah penilaian hasil kajian:
1. Cermati tugas yang diberikan kepada peserta pembekalan pada LK-9!
2. Berikan nilai pada hasil kajian berdasarkan penilaian anda terhadap hasil kerja
peserta sesuai rubrik berikut!
B. Kegiatan Praktik
1. Memuat Lembar Judul
2. Memuat Halaman Pengesahan yang ditanda tangani Kepala Sekolah
3. Memuat Biodata Penulis dengan lengkap
4. Memuat Kata Pengantar, Daftar Isi dan Daftar Lampiran
5. Menguraikan Latar Belakang Masalah dari kesenjangan harapan dengan
kenyataan yang ada dengan jelas
6. Menguraikan jenis dan manfaat kegiatan dengan jelas
7. Memuat tujuan dan sasaran, Bahan/Materi Kegiatan, Metode/Cara Melaksanakan
Kegiatan, Alat/Instrumen, Waktu dan Tenpat Kegiatan dengan jelas
8. Menguraikan hasil kegiatan dengan penjelasan hasil yang diperoleh, masalah
yang dihadapi dan cara mengatasi masalah tersebut dengan jelas
9. Memuat simpulan dan rekomendasi yang relevan
10. Memuat daftar pustaka sesuai materi yang dituangkan
11. Memuat lampiran yang dilengkapi dokumentasi, instrumen dan hasil
pembelajaran
Rubrik Penilaian:
Nilai Rubrik
90 nilai 100 Sebelas aspek sesuai dengan kriteria
80 nilai 90 Sembilan aspek sesuai dengan kriteria, dua aspek kurang
sesuai
70 nilai 80 Tujuh sesuai dengan kriteria, empat aspek kurang sesuai
60 nilai 70 Lima sesuai dengan kriteria, enam aspek kurang sesuai
<60 Empat aspek sesuai dengan kriteria, tujuh aspek kurang sesuai