Anda di halaman 1dari 17

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perkembangan Masa Kanak-Kanak

1. Pengertian

Perkembangan berkaitan dengan mengapa dan bagaimana individu

berkembang dan membesarkan, menyesuaikan diri kepada sekitar dan

berubah melalui peredaran masa. Beliau juga berpendat individu akan

mengalami perkembangan sepanjang hayat, yaitu perkembangan dari segi

fisikal, personaliti, sosio emosional dan kognitif serta bahasa.

Psikologi Perkembangan adalah cabang dari psikologi yang

mempelajari secara sistematis perkembangan perilaku manusia secara

ontogenik, yaitu mempelajari proses-proses yang mendasari perubahan-

perubahan yang terjadi dalam diri , baik perubahan dalam struktur jasmani,

perilaku, maupun fungsi mental manusia sepanjang rentang hidupnya (life

span), yang biasanya dimulai sejak konsepsi hingga menjelang mati.

Kesimpulannya perkembangan adalah perubahan yang dialami

individu secara kualitatif dan tidak dapat diukur namun terlihat jelas

perubahan yang terjadi.


6

2. Psikologi Perkembangan

Manusia merupakan subyek dalam kehidupan, sebab sebagai makhluk

ciptaan Tuhan dialah yang selalu melihat, bertanya, berpikir dan

mempelajari segala sesuatu yang ada dalam kehidupannya. Manusia bukan

hanya tertarik dan ingin mempelajari apa yang ada pada lingkungannya atau

sesuatu di luar dirinya tetapi juga hal-hal yang ada dalam dirinya. Dengan

kata lain, manusia ingin mengetahui keadaan dirinya sendiri. Ilmu

pengetahuan yang berobyekan manusia, dan mempelajari berbagai perilaku

manusia sebagai individu adalah Psikologi.

Pada dasarnya psikologi terbagi atas dua bagian, yaitu psikologi

umum dan psikologi khusus. Psikologi umum adalah ilmu yang

mempelajari konsep umum tentang perilaku individu, apa, mengapa dan

bagaimana individu berperilaku. Sedangkan psikologi khusus adalah

kelompok psikologi yang mempelajari perilaku individu secara khusus, baik

kekhususan karena tahap perkembangannya, posisinya, aspek yang

mendapatkan sorotan utamana atau karena kondisinya. Yang termasuk

dalam kelompok psikologi khusus adalah psikologi perkembangan yang

terbagi atas psikologi anak, remaja, dewasa dan usia lanjut, psikologi pria

dan wanita, psikologi abnormal, psikologi kepribadian, psikologi diferensial

dan psikologi binatang.

Psikologi Perkembangan merupakan salah satu cabang dari psikologi

khusus yang mempelajari perilaku dan perubahan perilaku individu dalam

berbagai tahap perkembangan, mulai dari masa sebelum lahir (prenatal),

masa bayi, masa kanakkanak, masa anak kecil, masa anak sekolah dasar,
7

masa remaja awal, masa remaja tengah dan adolesen, masa dewasa muda,

dewasa dan dewasa tua, serta masa usia lanjut. Tiap tahap masa

perkembangan tersebut menjadi obyek studi dari psikologi sebab setiap

masa memiliki ciri-ciri atau karakteristik perkembangan yang berbeda.

3. Istilah dan Tugas Perkembangan

 Masa kanak-kanan awal

Menurut Hurlock (1990) masa kanak-kanak awal dikatakan

sebagai problem age, karena orang tua sering dihadapkan pada

masalah-masalah:

- Tidak menurut

- Keras kepala

- Negativisme

Sedangkan pendidik menyebutnya sebagai masa prasekolah,

yaitu masa persiapan baik secara fisik maupun mental untuk

menghadapi tugas-tugas saat mereka mulai mengikuti pendidikan

formal. Dimana pun anak berada, tekanan dan harapan yang

dikenakan terhadap anak pada masa ini sangat berbeda dengan apa

yang akan dialaminya saat memulai penddikan formal dikelas.

Para ahli psikologi menyebut masa ini sebagai:

- Usia kelompok, yaitu dimana anak-anak mempelajari dasar-

dasar perilaku sosial sebagai persiapan bagi kehidupan sosial

yang lebih tinggi yang diperlukan untuk penyesuaian diri saat

mereka masuk kelas satu.


8

- Usia menjelajah/eksplorasi, yang menunjukkan bahwa ank-

anak ingin mengetahui keadaan lingkungan (lingkungan

hidup atau benda mati), mekanismenya, perasaannya, dan

baimana ia dapat menjadi bagian dari lingkungannya.

- Usia bertanya, yaitu anak banyak bertanya sebagai salah atu

cara menjelajah lingkungan.

- Usia meniru, yaitu merupakan ciri yang sangat menonjol

pada masa ini, anak meniru pembicaraan dan tindakan oran

lain.

- Usia kreatif, dimana pada masa ini anak lebih menunjukkan

kreativitas dalam bermain dibandingkan dengan masa-masa

perkembangan lainnya.

Tugas perkembangan pada masa kanak-kanak awal adalah

sebagai berikut:

- Belajar mengerti tentang perilaku seks yang benar

- Belajar membedakan benar dan salah dalam hubungan

dengan orang-orang diluar rumah terutama dilingkungan

tetangga, sekolah dan taman bermain.

- Belajar mengembangkan hati nurani

- Belajar meberi dan menerima kasih sayang.

 Masa kanak-kanan akhir

Beberapa istilah diberikan untuk masa kanak-kanak akhir,

yaitu:
9

- Masa kanak-kanan akhir dimulai saat anak masuk sekolah

dasar (SD) sehingga seringkali dikatakan sebagai masa anak

sekolah.

- Oleh orang tua disebut usia yang menyulitkan dan usia tidak

rapih.

- Oleh para pendidik disebut sebagai usia sekolah dasar dan

periode kritis dalam membentuk dorongan berprestasi

- Oleh ahli psikologi disebut sebagai:

a. Usia berkelompok

b. Usia penyesuaian diri

c. Usia kreatif

d. Usia bermain.

Tugas perkembangan masa kanak-kanak akhir adalah:

- Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk

permainan yang umum.

- Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai

mahluk yang sedang tumbuh.

- Belaajar menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya.

- Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang

tepat.

- Mengembangkan keterampilan dasar untuk membaca,

menulis dan berhitung.

- Mengembangkan pengertian yang diperlukan untuk

kehidupan sehari-hari.
10

- Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, tata dan

tingkah laku.

- Mencapai kebebasan pribadi.

4. Aspek-aspek perkembangan

perkembangan anak adalah segala perubahan yang terjadi pada diri

anak dilihat dari berbagai aspek antara lain aspek fisik (motorik), emosi,

kognitif, dan psikososial.

a) Perkembangan Fisik

Perkembangan fisik adalah hasil dari perubahan bentuk dan

fungsi dari organisme. Perkembangan fisik berkaitan dengan

perkembangan gerakan motorik yakni perkembangan pengendalian

gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan

saraf, otot, otak. Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan

halus. Motorik kasar adalah pergerakan tubuh menggunakan otot-otot

besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang

dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri misalnya menendang,

berlari, naik turun tangga. Sedangkan motorik halus adalah gerakan

yang menggunakan otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu

yang dipengaruhi oleh kesempatan belajar dan berlatih misalnya

mencorat-coret, menyusun balok, menulis.

b) Perkembangan Emosional

Perkembangan emosi berhubungan dengan kemampuan

perasaan yang tertanam sejak awal misalnya orang tua harus bisa

memberikan kehangatan sehingga anak akan merasa nyaman dimana


11

anak akan belajar dari lingkungannya. Pada orang tua yang tidak

pernah memberikan kehangatan pada anak akan mempengaruhi

kemampuan berinteraksi dengan lingkungan yang berakibat anak bisa

merasa takut mencoba, malu bertemu dengan orang lain.

c) Perkembangan Kognitif

Perkembangan kognitif atau proses berfikir adalah proses

menerima, mengolah, sampai memahami info yang diterima.

Aspeknya antara lain intelegensi, kemampuan memecahkan masalah,

serta kemampuan berfikir logis. Kemampuan ini berkaitan dengan

bahasa dan bisa dilatih sejak anak mulai memahami kata. Hambatan

bidang kognitif bisa dilihat dari seberapa cepat atau lambat anak

menangkap informasi yang diberikan, seberapa sulit anak

mengungkapkan pikiran.

d) Perkembangan Psikososial

Menurut Erikson, setiap tahap memiliki krisis personal yang

melibatkan konflik utama yang krisis pada saat itu. Perkembangan ego

sangat dipengaruhi oleh pengaruh sosial, kultural, dan kesuksesan dari

setiap krisis melibatkan perkembangan dari kebaikan yang khusus.

Kesuksesan penguasaan pada setiap konflik dibangun pada

keberhasilan konflik sebelumnya. Teori ini menunjukkan pentingnya

hereditas dan lingkungan yang memiliki dasar epigenetic.

Perkembangan ditentukan oleh prinsip genetik dan berlangsung terus

menerus sepanjang tahap usia.


12

B. Perkembangan Emosi

Jika kita berbicara tentang emosi maka setiap orang akan mengatakan

bahwa ia pernah merasakannya. Setiap orang bereaksi terhadap keberadaannya.

Hidup manusia sangat kaya akan pengalaman emosional. Hanya saja ada yang

sangat kuat dorongannya, adapula yang sangat samar sehingga ekspresinya tidak

tampak. Ekspresi emosi akan kita kenali pada setiap jenjang usia mulai dari bayi

hingga orang dewasa, baik laki-laki ataupun perempuan. Sebagai contoh, seorang

anak tertawa kegirangan ketika ayahnya melambungkan tubuhnya ke udara atau

kita melihat seorang anak yang berusia satu tahun sedang menangis karena

mainannya direbut oleh kakaknya. Bagi seorang anak, kondisi emosi ini lebih

mudah diekspresikan melalui kondisi fisiknya. Sebagai contoh seorang anak akan

langsung menangis apabila ia merasa sakit atau merasa tidak nyaman. Namun,

apabila seorang anak ditanya tentang “bagaimana perasaannya” atau “mengapa ia

merasa sakit?”, anak akan merasa kesulitan untuk mengungkapkan perasaannya

dalam bahasa verbal.

Menurut para ahli, study tetang perkembangan emosi bayi dan ank-anak

relatif baru, baru diteliti secara empirik selama beberapa dekade yang lalu. Para

peneliti melakukan pendekatan terhdap aspek dari berbagai prespektif teoritik,

seperti teori kontstruksionalisme sosial, teori emosi diferensial, teori belajar

sosial. Masing-masing pendekatan menggali tentang cara bayi dan ank-anak

berkembang secara emosi, memusatkan pada pertanyaan apaka emosi dipelajari

atau ditentukan secara bilogis, serta pertanyaan tentang cara bayi dan ank-anak

mengelola pengalaman dan perilaku emosi mereka.


13

Unruk merumuskan teori tentang perkembangan emosi manusia, para

peneliti memusatkan pada tampilan emosi yang dapat diamati, seperti ekspresi

wajah atau perilaku publik. Perasaan dan pengalaman pribadi anak tidak dapat

diteliti.

Dengan meningkatnya usia anak, reaksi emosional mereka menjadi kurang

menyebar, kurang sembarangan, dan lebih dapat dibedakan. Sebagai contoh, anak

yang lebih muda memperlihatkan ketidaksenangan semata-mata hanya dengan

menjerit dan menangis. Kemudian reaksi mereka semakin bertambah yang

meliputi perlawanan, melemparkan benda, mengejangkan tubuh, lari menghindar,

dan mengeluarkan kata-kata. Dengan bertambahnya umur maka reaksi yang

berwujud bahasa meningkat sedangkan gerak otot berkurang.

 Kondisi yang mempengaruhi perkembangan emosi

Sejumlah studi tentang emosi anak telah menyingkapkan bahwa

perkembangan emosi mereka bergantung sekaligus pada faktor pematangan

dan faktor belajar dan tidak bergantung semata-mata pada salah satunya.

Kondisi tersebut antara lain:

- Peran pematangan

Perkembangan intelektual menghasilkan kemampuan untuk

memahami makna yang sebelumnya tidak dimengerti, memperhatikan

suatu rangsangan, dalam jangka waktu yang lama, dan memutuskan

ketegangan emosi pada satu objek. Demikian pula kemampuan

mengingat dan menduga mempengaruhi reaksi emosional. Dengan

demikian anak anak menjadi reaktif terhadap rangsangan yang tadinya

tidak mempengaruhi mereka pada usia yang lebih muda.


14

- Peran belajar

Kegiatan belajar turut menunjang pola perkembangan emosi

pada anak.metode belajar apa saja yang ada dan bagaimana metode

tersebut menunjang perkembangan emosi anak.

 Ciri khas penampilan emosi anak

- Emosi yang kuat: Anak bereaksi dengan intensitas yang sama,

baik terhadap situasi yang remeh maupun yang serius.

- Emosi seringkali tampak: Anak-anak seringkali memperlihatkan

emosi mereka meningkat dan mereka menjumpai bahwa ledakan

emosional seringkali mengakibatkan hukuman, maka belajar

untuk menyesuaikan diri dengan situasi yang membangkitkan

emosi.

- Emosi bersifat sementara: Dengan meningkatnya usia anak,

emosi mereka menjadi lebih menetap.

- Reaksi mencerminkan individualitas: Seorang anak akan lari

keluar dari ruangan jika mereka ketakutan, sedangkan anak

lainnya mungkin akan nangis, dan anak lainnya lagi mungkin

akan bersembunyi dibelakang kursi atau dibelakang punggung

seseorang.

- Emosi berubah kekuatannya: Dengan meningkatnya usia anak,

pada usia tertentu emosi yang sangat kuat berkurang

kekuatannya, sedangkan emosi lainnya yang tadinya lemah

berubah menjadi kuat.


15

- Emosi dapat diketahui melalui gejala perilaku: Anak mungkin

tidak memperlihatkan reaksi emosional mereka secara langsung,

tetapi mereka memperlihatkannya secara tidak langsung melalui

kegelisahan, melamun, menangis, kesukaran berbicara, dan

tingkah yang gugup. seperti menggigit kuku dan menghisap

jempol

 Dampak umum dari emosional yang meninggi

- Keadaan emosional yang menguat, sering atau menetap

menggoncangkan keseimbangan tubuh dan mencegah

berfungsinya tubuh secara normal.

- Apabila keseimbangan tubuh terguncang emosi, perilaku anak

menjadi kurang teratur dibandingkan dalam keadaan normal,

dan lebih menyerupai perilaku anak yang lebih muda.

- Goncangnya keseimbangan tubuh tercermin pada efisiensi

mental yang menurun, terutama dalam segi ingatan, konsentrasi,

dan penalaran.

- Nilai sekolah juga tampak dipengaruhi oleh ketegangan

emosional, kesulitan membaca, merupakan kesulitan yang

umum pada anak yang emosionalitasnya meninggi.

- Emosionalitas yang meninggi mempengaruhi penyesuaian anak

secara langsung karena orang lain menilai atas dasar perilaku

mereka. Emosional yang meninggi mempengaruhi penyesuaian

anak secara tidak langsung karena penilaian sosial yang diterima


16

anak mempengaruhi sikap dan perilaku anak terhadap orang

lain.

- Penyesuaian sosial berkaitan dengan konsep diri anak,

emosionalitas yang meninggi menimbulkan dampak yang

merugikan bagi perkembangan pribadi

C. Perkembangan Kognitif

Kognitif atau sering disebut kognisi mempunyai pengertian yang luas

mengenai berfikir dan mengamati. Ada yang mengartikan bahwa kognitif adalah

tingkah laku-tingkah laku yang mengakibatkan orang memperoleh pengetahuan

atau yang dibutuhkan untuk menggunakan pengetahuan. Selain itu kognitif juga

dipandang sebagai suatu konsep yang luas dan inklusif yang mengacu kepada

kegiatan mental yang terlibat di dalam perolehan, pengolahan, organisasi dan

penggunaan pengetahuan. Proses utama yang digolongkan di bawah istilah

kognisi mencakup : mendeteksi, menafsirkan, mengelompokkan dan mengingat

informasi; mengevaluasi gagasan, menyimpulkan prinsip dan kaidah, mengkhayal

kemungkinan, menghasilkan strategi dan berfantasi.

Bila disimpulkan maka kognisi dapat dipandang sebagai kemampuan yang

mencakup segala bentuk pengenalan, kesadaran, pengertian yang bersifat mental

pada diri individu yang digunakan dalam interaksinya antara kemampuan

potensial dengan lingkungan seperti : dalam aktivitas mengamati, menafsirkan

memperkirakan, mengingat, menilai dan lain-lain. Proses kognitif penting dalam

membentuk pengertian karena berhubungan dengan proses mental dari fungsi

kognitif. Hubungan kognisi dengan proses mental disebut sebagai aspek kognitif.
17

Faktor kognitif memiliki pemahaman bahwa ciri khasnya terletak dalam

belajar memperoleh dan menggunakan bentuk-bentuk representasi yang mewakili

obyek-obyek yang dihadapi dan dihadirkan dalam diri seseorang melalui

tanggapan, gagasan atau lambang yang semuanya merupakan sesuatu yang

bersifat mental. Dari pernyataan ini dapat dikatakan bahwa makin banyak pikiran

dan gagasan yang dimiliki seseorang, makin kaya dan luaslah alam pikiran

kognitif orang tersebut.

Sebagai contoh seorang anak tekun menggunakan kemampuan kognitifnya

memecahkan persoalan yang dihadapinya. Lebih lanjut dapat dijelaskan bahwa

kognitif merupakan proses mental yang berhubungan dengan kemampuan dalam

bentuk pengenalan secara umum yang bersifat mental dan ditandai dengan

representasi suatu obyek ke dalam gambaran mental seseorang apakah dalam

bentuk simbol, tanggapan, ide atau gagasan dan nilai atau pertimbangan.

Faktor kognitif mempunyai peranan penting bagi keberhasilan anak dalam

belajar, karena sebahagian besar aktivitasnya dalam belajar selalu berhubungan

dengan masalah mengingat dan berfikir dimana kedua hal ini merupakan aktivitas

kognitif yang perlu dikembangkan.

 Hal-hal yang termasuk dalam aktivitas kognitif adalah:

- Mengingat

Mengingat merupakan aktivitas kognitif dimana orang menyadari

bahwa pengetahuan berasal dari kesan-kesan yang diperoleh dari masa

lampau. Bentuk mengingat yang penting adalah reproduksi

pengetahuan, misalnya ketika seorang anak diminta untuk


18

menjelaskan kembali suatu pengetahuan atau peritiwa yang telah

diperolehnya selama belajar.

- Berfikir

Pada saat berfikir anak dihadapkan pada obyek-obyek yang diwakili

dengan kesadaran. Jadi tidak dengan langsung berhadapan dengan

obyek secara fisik seperti sedang mengamati sesuatu ketika ia melihat,

meraba atau mendengar. Dalam berfikir obyek hadir dalam bentuk

representasi, bentuk-bentuk representasi yang paling pokok adalah

tanggapan, pengertian, atau konsep dan lambang verbal. Makin

berkembang seseorang, makin kayalah anak akan tanggapan-

tanggapan. Hubungan atas tanggapan-tanggapan mulai dipahami

manakala hubungan yang satu dengan yang lain mulai dipahami

secara logis. Perkembangan berikutnya anak akan mampu menentukan

hubungan sebab akibat.

Perkembangan struktur kognisi berlangsung menurut urutan yang sama bagi

semua individu. Artinya setiap individu akan mengalami dan melewati setiap

tahapan itu, sekalipun kecepatan perkembangan dari tahapan-tahapan tersebut

dilewati secara relatif dan ditentukan oleh banyak faktor seperti : kematangan

psikis, struktur syaraf, dan lamanya pengalaman yang dilewati pada setiap tahapan

perkembangan.
19

 Mekanisme utama yang memungkinkan anak maju dari satu tahap

pemungsian kognitif ke tahap berikutnya oleh Piaget disebut:

(a) asimilasi: Asimilasi merupakan proses dimana stimulus baru dari

lingkungan diintegrasikan pada skema yang telah ada. Dengan kata lain,

asimilasi merujuk pada usaha individu untuk menghadapi lingkungan

dengan membuatnya cocok ke dalam struktur organisme itu sendiri yang

sudah ada dengan jalan menggabungkannya. Proses ini dapat diartikan

sebagai suatu obyek atau ide baru ditafsirkan sehubungan dengan gagasan

atau tindakan yang telah diperoleh anak.

(b) akomodasi: Akomodasi merupakan proses yang terjadi apabila

berhadapan dengan stimulus baru. Anak mencoba mengasimilasikan

stimulus baru itu tetapi tidak dapat dilakukan karena tidak ada skema yang

cocok. Dalam keadaan seperti ini anak akan menciptakan skema baru atau

mengubah skema yang sudah ada sehingga cocok dengan stimulus tersebut.

(c) ekuilibrium: Akomodasi menghasilkan perubahan atau perkembangan

skemata atau struktur kognitif. Asimilasi dan akomodasi berlangsung terus

sepanjang hidup. Jika seseorang selalu mengasimilasi stimulus tanpa pernah

mengakomodasikan, ada kecenderungan ia memiliki skema yang sangat

besar, sehingga ia tidak mampu mendeteksi perbedaan-perbedaan diantara

stimulus yang mirip. Sebaliknya jika seseorang selalu mengakomodasi

stimulus dan tidak pernah mengasimilasikannya, ada kecenderungan ia tidak

pernah dapat mendeteksi perasaan persamaan dari stimulus untuk membuat

generalisasi. Oleh karenanya harus terjadi keseimbangan antara proses

asimilasi dan akomodasi yang dikaitkan sebagai equiilibrium.


20

 Tahap perkembangan kogntif

Para ahli psikologi perkembangan mengakui bahwa pertumbuhan itu

berlangsung secara terus menerus dengan tidak ada lompatan. Kemajuan

kompetensi kognitif diasumsikan bertahap dan berurutan selama masa

kanakkanak Piaget melukiskan urutan tersebut ke dalam empat tahap

perkembangan yang berbeda secara kualitatif yaitu :

- Tahap sensori motor (0-2 tahun): Tahap sensorimotor ada pada usia

antara 0-2 tahun, mulai pada masa bayi ketika ia menggunakan

pengindraan dan aktivitas motorik dalam mengenal lingkungannya.

Pada masa ini biasanya bayi keberadaannya masih terikat kepada

orang lain bahkan tidak berdaya, akan tetapi alat-alat inderanya sudah

dapat berfungsi.

- Tahap praoperasional (2-7 tahun): Dikatakan praoperasional karena

pada tahap ini anak belum memahami pengertian operasional yaitu

proses interaksi suatu aktivitas mental, dimana prosesnya bisa kembali

pada titik awal berfikir secara logis. Manipulasi simbol merupakan

karakteristik esensial dari tahapan ini. Hal ini sering dimanefestasikan

dalam peniruan tertunda, tetapi perkembangan bahasanya sudah

sangat pesat, kemampuan anak menggunakan gambar simbolik dalam

berfikir, memecahkan masalah, dan aktivitas bermain kreatif akan

meningkat lebih jauh dalam beberapa tahun berikutnya.

- Tahap operasional konkrit (7-11 tahun): Tahap operasional konkrit

dapat digambarkan pada terjadinya perubahan positif ciri-ciri negatif

tahap preoprasional, seperti dalam cara berfikir egosentris pada tahap


21

operasional konkrit menjadi berkurang, ditandainya oleh desentrasi

yang benar, artinya anak mampu memperlihatkan lebih dari satu

dimensi secara serempak dan juga untuk menghubungkan dimensi-

dimensi itu satu sama lain. Oleh karenanya masalah konservasi sudah

dikuasai dengan baik.

- Tahap operasional formal (11-16 tahun): Pada tahap operasional

formal anak tidak lagi terbatas pada apa yang dilihat atau didengar

ataupun pada masalah yang dekat, tetapi sudah dapat membayangkan

masalah dalam fikiran dan pengembangan hipotesis secara logis.

Sebagai contoh, jika A < B dan B < C, maka A < C. Logika seperti ini

tidak dapat dilakukan oleh anak pada tahap sebelumnya.

Perkembangan lain pada tahap ini ialah kemampuannya untuk berfikir

secara sistematis, dapat memikirkan kemungkinan-kemungkinan

secara teratur atau sistematis untuk memecahkan masalah. Pada tahap

ini anak dapat memprediksi berbagai kemungkinan yang terjadi atas

suatu peristiwa. Misalnya ketika mengendarai sebuah mobil dan tiba-

tiba mobil mogok, maka anak akan menduga mungkin bensinnya

habis, businya atau platinanya rusak dan sebab lain yang

memungkinkan memberikan dasar atas pemikiran terjadinya mobil

mogok.

Anda mungkin juga menyukai