BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
perubahan yang terjadi dalam diri , baik perubahan dalam struktur jasmani,
individu secara kualitatif dan tidak dapat diukur namun terlihat jelas
2. Psikologi Perkembangan
hanya tertarik dan ingin mempelajari apa yang ada pada lingkungannya atau
sesuatu di luar dirinya tetapi juga hal-hal yang ada dalam dirinya. Dengan
terbagi atas psikologi anak, remaja, dewasa dan usia lanjut, psikologi pria
masa bayi, masa kanakkanak, masa anak kecil, masa anak sekolah dasar,
7
masa remaja awal, masa remaja tengah dan adolesen, masa dewasa muda,
dewasa dan dewasa tua, serta masa usia lanjut. Tiap tahap masa
masalah-masalah:
- Tidak menurut
- Keras kepala
- Negativisme
dikenakan terhadap anak pada masa ini sangat berbeda dengan apa
lain.
perkembangan lainnya.
sebagai berikut:
yaitu:
9
sekolah.
- Oleh orang tua disebut usia yang menyulitkan dan usia tidak
rapih.
a. Usia berkelompok
c. Usia kreatif
d. Usia bermain.
tepat.
kehidupan sehari-hari.
10
tingkah laku.
4. Aspek-aspek perkembangan
anak dilihat dari berbagai aspek antara lain aspek fisik (motorik), emosi,
a) Perkembangan Fisik
b) Perkembangan Emosional
perasaan yang tertanam sejak awal misalnya orang tua harus bisa
anak akan belajar dari lingkungannya. Pada orang tua yang tidak
c) Perkembangan Kognitif
bahasa dan bisa dilatih sejak anak mulai memahami kata. Hambatan
bidang kognitif bisa dilihat dari seberapa cepat atau lambat anak
mengungkapkan pikiran.
d) Perkembangan Psikososial
melibatkan konflik utama yang krisis pada saat itu. Perkembangan ego
B. Perkembangan Emosi
Jika kita berbicara tentang emosi maka setiap orang akan mengatakan
Hidup manusia sangat kaya akan pengalaman emosional. Hanya saja ada yang
sangat kuat dorongannya, adapula yang sangat samar sehingga ekspresinya tidak
tampak. Ekspresi emosi akan kita kenali pada setiap jenjang usia mulai dari bayi
hingga orang dewasa, baik laki-laki ataupun perempuan. Sebagai contoh, seorang
kita melihat seorang anak yang berusia satu tahun sedang menangis karena
mainannya direbut oleh kakaknya. Bagi seorang anak, kondisi emosi ini lebih
mudah diekspresikan melalui kondisi fisiknya. Sebagai contoh seorang anak akan
langsung menangis apabila ia merasa sakit atau merasa tidak nyaman. Namun,
Menurut para ahli, study tetang perkembangan emosi bayi dan ank-anak
relatif baru, baru diteliti secara empirik selama beberapa dekade yang lalu. Para
atau ditentukan secara bilogis, serta pertanyaan tentang cara bayi dan ank-anak
peneliti memusatkan pada tampilan emosi yang dapat diamati, seperti ekspresi
wajah atau perilaku publik. Perasaan dan pengalaman pribadi anak tidak dapat
diteliti.
menyebar, kurang sembarangan, dan lebih dapat dibedakan. Sebagai contoh, anak
dan faktor belajar dan tidak bergantung semata-mata pada salah satunya.
- Peran pematangan
- Peran belajar
pada anak.metode belajar apa saja yang ada dan bagaimana metode
emosi.
seseorang.
jempol
dan penalaran.
lain.
C. Perkembangan Kognitif
mengenai berfikir dan mengamati. Ada yang mengartikan bahwa kognitif adalah
atau yang dibutuhkan untuk menggunakan pengetahuan. Selain itu kognitif juga
dipandang sebagai suatu konsep yang luas dan inklusif yang mengacu kepada
kognitif. Hubungan kognisi dengan proses mental disebut sebagai aspek kognitif.
17
bersifat mental. Dari pernyataan ini dapat dikatakan bahwa makin banyak pikiran
dan gagasan yang dimiliki seseorang, makin kaya dan luaslah alam pikiran
bentuk pengenalan secara umum yang bersifat mental dan ditandai dengan
bentuk simbol, tanggapan, ide atau gagasan dan nilai atau pertimbangan.
dengan masalah mengingat dan berfikir dimana kedua hal ini merupakan aktivitas
- Mengingat
- Berfikir
semua individu. Artinya setiap individu akan mengalami dan melewati setiap
dilewati secara relatif dan ditentukan oleh banyak faktor seperti : kematangan
psikis, struktur syaraf, dan lamanya pengalaman yang dilewati pada setiap tahapan
perkembangan.
19
lingkungan diintegrasikan pada skema yang telah ada. Dengan kata lain,
sebagai suatu obyek atau ide baru ditafsirkan sehubungan dengan gagasan
stimulus baru itu tetapi tidak dapat dilakukan karena tidak ada skema yang
cocok. Dalam keadaan seperti ini anak akan menciptakan skema baru atau
mengubah skema yang sudah ada sehingga cocok dengan stimulus tersebut.
- Tahap sensori motor (0-2 tahun): Tahap sensorimotor ada pada usia
orang lain bahkan tidak berdaya, akan tetapi alat-alat inderanya sudah
dapat berfungsi.
dimensi itu satu sama lain. Oleh karenanya masalah konservasi sudah
formal anak tidak lagi terbatas pada apa yang dilihat atau didengar
Sebagai contoh, jika A < B dan B < C, maka A < C. Logika seperti ini
mogok.