Anda di halaman 1dari 7

SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER

Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat


Program Studi Kesehatan Masyarakat
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Harapan Ibu Jambi tahun 2019/2020

Baca dengan teliti untuk menjawab pertanyaan pada setiap kasus berikut
EMPAT PENYAKITYANG SERING TERJADI DI INDONESIA
Infeksi pada seseorang terjadi saat organisme asing masuk ke dalam tubuh
dan membuat kerusakan. Organisme asing ini memanfaatkan tubuh manusia untuk
bertahan hidup, bereproduksi, dan berkoloni. Beberapa infeksi tergolong ringan dan
tidak mudah dikenali, tapi beberapa infeksi lainnya cukup serius dan dapat
menyebabkan kematian. Bahkan, ada beberapa jenis infeksi yang sulit untuk
disembuhkan.
Infeksi-infeksi ini dapat ditularkan kepada orang lain melalui berbagai cara.
Penularan yang paling sering terjadi biasanya disebabkan oleh kontak fisik,
bercampurnya cairan tubuh, terjadi kontak dengan kotoran penderita, udara, hingga
melalui benda yang sebelumnya telah disentuh oleh penderita infeksi.
Memang, tubuh sudah dibekali sistem imun yang mampu melawan berbagai
organisme asing tersebut. Namun, jika penyebab infeksinya, entah itu virus atau
bakteri, terlampau banyak jumlahnya, sistem imun akan kewalahan dan akhirnya
menimbulkan penyakit infeksi. 4 infeksi menular mematikan di Indonesia. Ada
beberapa infeksi menular mematikan yang tersebar di Indonesia. Dari tahun ke tahun,
infeksi ini memiliki jumlah penderita yang tidak sedikit.

1. Tuberculosis (TBC)
Tuberculosis adalah penyakit menular mematikan yang disebabkan oleh bakteri
Myocabacterium tuberculosis. Bakteri ini menyebar melalui udara, sehingga saat
Anda menghirup udara yang sama dengan penderita TBC, kemungkinan Anda
terjangkit bakteri ini akan lebih besar. Infeksi yang disebabkan bakteri ini bisa
disembuhkan meski prosesnya tidak mudah. Kondisi dari TBC dibedakan menjadi
dua kelompok:

TB Laten
Bakteri ini akan menginfeksi tubuh Anda, namun ia akan menetap di dalam tubuh
sebagai bakteri yang tidak aktif dan tidak menimbulkan gejala apapun.

TB Aktif
Pada kondisi ini, infeksi sudah menimbulkan berbagai gejala dan dapat menular
ke orang lain. Bakteri aktif ini dapat menimbulkan gejala seperti batuk dan
demam lebih dari 3 minggu, penurunan berat badan, sesak napas, nyeri dada, dan
keringat malam. Jika tidak diobati dapat menimbulkan batuk darah hingga
kematian.

Di Indonesia, kasus baru yang disebabkan bakteri TB bertambah sebanyak


420.994 pada tahun 2017. Bahkan menurut WHO, ada 300 orang yang meninggal
setiap harinya karena penyakit ini. Jumlah laki-laki yang menderita penyakit ini
1,4 kali lebih besar dibandingkan perempuan. Menurut Kementerian Kesehatan
RI, penyebabnya karena jumlah laki-laki sebagai perokok aktif lebih besar
dibanding wanita. Selain itu, laki-laki cenderung tidak mengonsumsi obat secara
rutin dibandingkan wanita.

Bakteri TB dapat diatasi dengan vaksin Bacillus Calmette-Guerin (BCG), yaitu


vaksin yang biasanya diberikan kepada bayi dan anak-anak. Namun, jika Anda
merasa sudah terjangkit bakteri TB, Anda dapat memulai perawatan yang disebut
kemoprofilaksis, yaitu terapi pengobatan yang dilakukan untuk mencegah
perkembangan penyakit menular mematikan ini.

Semakin lama dibiarkan begitu saja, semakin susah penyakit ini untuk diobati.
Semakin susah penyakit ini diobati, semakin serius kondisi penderita. Jika sudah
seperti ini, kemungkinan penyakit ini menyebabkan kematian akan semakin
tinggi.

2. Pneumonia
Pneumonia adalah infeksi menular mematikan yang dapat disebabkan baik
oleh bakteri, virus, maupun jamur. Penyakit ini bisa menjadi sangat serius dan
mematikan jika tidak segera diatasi.
Penyakit menular mematikan ini disebabkan tubuh menghasilkan sel darah
putih untuk melawan infeksi, sehingga paru-paru meradang dan bakteri serta virus
justru mengisi kantung udara di dalam paru-paru dengan cairan.
Meski dapat menyerang semua orang dari berbagai usia, penyakit ini umumnya
lebih berisiko untuk balita, lansia, dan orang yang memiliki sistem imun yang
kurang baik. Infeksi ini menular melalui batuk, bersin, atau kontak fisik dengan
objek yang disentuh oleh penderita pneumonia.
Penyakit ini masih bisa disembuhkan. Penyembuhannya bisa dilakukan
berdasarkan penyebabnya: Pneumonia yang terjadi karena bakteri dapat diobati
dengan antibiotik.
Pneumonia yang disebabkan virus dapat diobati dengan meningkatkan daya tahan
tubuh, istirahat dan menambah asupan cairan ke dalam tubuh.
Pneumonia yang disebabkan oleh infeksi jamur dapat diobati dengan obat
anti jamur.
Di Indonesia, pneumonia menjadi penyakit kedua mematikan yang menyebabkan
kematian pada bayi sebanyak 23,8% dan balita sebanyak 15,5% di tahun 2007.
Bahkan, menurut data Laporan Rutin Subdit ISPA Tahun 2017 yang dimuat di
katalog Profil Kesehatan Indonesia 2017 milik Kementerian Kesehatan, terdapat
kasus pneumonia baru sebesar 20, 54% per 1000 balilta di Indonesia.
Selain itu, menurut Kementerian Kesehatan RI, prevalensi penderita
pneumonia meningkat hingga dua persen jumlah penderitanya dari total penduduk
Indonesia pada tahun 2018.

3. HIV/AIDS
HIV adalah virus yang menyerang sistem imun manusia. Jika dibiarkan
begitu saja, HIV dapat berujung pada AIDS. AIDS adalah penyakit menular
seksual yang mematikan.
HIV dapat menular melalui hubungan seksual, kontak dengan darah penderita,
dari ibu ke anak di dalam kandungannya, atau melalui proses menyusui. Tanpa
pengobatan, HIV dapat merusak serta melemahkan sistem imun hingga Anda
terjangkit AIDS.
Gejala yang mungkin timbul jika terjangkit virus ini bergantung pada tingkat
keparahannya. Gejala awal dari terjangkitnya virus HIV adalah:
a Demam tinggi
b Sakit kepala
c Nyeri otot dan tulang
d Sakit tenggorokan dan area dalam mulut
e Ruam kulit
f Pembengkakan kelenjar getah bening
Sementara itu, jika Anda sudah terjangkit virus HIV, Anda hanya bisa
memperlambat proses berkembangnya virus. Jika Anda tidak melakukan
pengobatan apapun, dalam kurun waktu 10 tahun, virus ini akan berubah menjadi
penyakit AIDS.
Saat berubah menjadi AIDS, sistem imun Anda akan rusak. Anda akan lebih
mudah terserang berbagai macam infeksi dan kanker.
Hal ini biasanya ditandai dengan gejala-gejala sebagai berikut:
a Keringat dingin di malam hari
b Demam yang terus-menerus muncul
c Diare akut
d Bintik putih yang terus-menerus muncul pada lidah
e Terus menerus merasa lelah
f Kehilangan berat badan secara drastis
g Ruam kulit atau beberapa area pada kulit menghitam
Di Indonesia, pada tahun 2017, penderita HIV/AIDS yang berusia 15 tahun
ke atas sudah mencapai angka 628.492 orang, sementara angka kematian dari
penderita penyakit ini sebanyak 40.468 jiwa. Hal ini menunjukkan, HIV/AIDS
masih sangat marak terjadi di negara ini.

Sayangnya, tidak ada, atau setidaknya belum ditemukan, obat yang dapat
menyembuhkan penyakit ini. Hanya ada obat yang dapat memperlambat
perkembangan penyakit ini secara drastis sehingga penderita HIV/AIDS bisa
bertahan hidup untuk waktu yang lebih lama.
4. Diabetes melitus
Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang terjadi ketika
pankreas tidak memproduksi insulin yang cukup atau ketika tubuh tidak dapat
secara efektif menggunakan insulin yang dihasilkan.Insulin adalah hormon yang
mengatur gula darah.Diabetes yang tidak terkontrol dari waktu ke waktu
menyebabkan kerusakan serius pada banyak sistem tubuh, khususnya saraf dan
pembuluh darah (WHO, 2011).
Di dunia diabetes melitus mengalami peningkatan yang cukup besar. Data
statistik organisasi kesehatan dunia (WHO) pada tahun 2000 menunjukkan jumlah
penderita diabetes di dunia sekitar 171 juta dan diprediksikan akan mencapai 366
juta jiwa tahun 2030. Di Asia Tenggara terdapat 46 juta dan diperkirakanakan
meningkat hingga 119 juta jiwa. Di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000
diperkirakan menjadi 21,3 juta pada tahun 2030 (WHO, 2008). Indonesia sendiri
berada pada urutan keenam di dunia sebagai negara dengan jumlah penderita
diabetes terbanyak setelah India, Cina, Uni Soviet, Jepang, dan Brazil
(Rahmadiliyani, 2008).
Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007, diperoleh proporsi
penyebab kematian akibat DM yang signifikan.Padakelompok usia 45-54 tahun di
daerah perkotaan menduduki ranking ke-2 yaitu 14,7%, dan di daerah pedesaan
DM menduduki ranking ke-6 yaitu 5,8% (RISKESDAS, 2007).
Diabetes menjadi penyakit yang cukup serius dan harus mendapat perhatian
lebih karena diabetes dapat menyebabkan komplikasi yang menyerang seluruh
tubuh yang berakibat kematian (Yumizone, 2008). Komplikasi kronik dapat
berupa komplikasi makrovaskular yaitu seperti penyakit jantung koroner,
pembuluh darah otak dan mikrovaskular seperti retinopati, nefropati dan neuropati
(Nabil, 2009).
Pada kenyataannya 50% dari penderita diabetes di Indonesia menyadari
bahwa mereka menderita diabetes, dan hanya 30% dari penderita melakukan
pemeriksaan secara teratur. Untuk itu, kontrol Kadar Gula Darah (KGD) bagi
penderita DM sangat penting karena dapat membantu menentukan penanganan
medis yang tepat sehingga mengurangi risiko komplikasi yang berat dan
membantu penderita menyesuaikan atau mengatur pola makanan, aktivitas fisik
dan kebutuhan kadar insulin untuk memperbaiki KGD sehari-hari (Benjamin,
2010).
Dalam penanggulangan penyakit DM, seorang penderita DM harus memiliki
pengetahuan tentang DM yang baik sehingga akhirnya dapat mencegah penderita
DM dari mortalitas dan morbiditas penyakit DM. Oleh karena itu peranan
pengetahuan merupakan hal yang penting.
Notoadmodjo dan Waspadji (2007), berpendapat bahwa pengetahuan atau
kognitif merupakan hal pokok yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
atau perilaku seseorang. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan dan sikap yang
positif, maka perilaku tersebut akan berlangsung langgeng. Pengetahuan penderita
tentang diabetes melitus merupakan sarana yang dapat membantu penderita
menjalankan penanganan diabetes selama hidupnya 3 sehingga semakin banyak
dan semakin baik penderita mengerti tentang penyakitnya, semakin mengerti
bagaimana harus mengubah perilakunya dan mengapa hal itu diperlukan.
Bila seorang pasienmempunyai pengetahuan tentang komplikasi DM, maka
pasien akan dapat memilih alternatif yang terbaik bagi dirinya dan cenderung
memperhatikan hal-hal yang penting tentang perawatan diabetes melitus. Hal ini
akan berefek pada prilaku pasien tersebut seperti pasien akan melakukan
pengaturan pola makan yang benar, berolah raga secara teratur dan mengontrol
kadar glukosa darah (Nurhasan, 2002).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rahmadiliyani dan Muhlisin
(2008) mengenai pengetahuan tentang penyakit dan komplikasi DM masih cukup
banyak yang kurang dimana yang memiliki pengetahuan baik hanya 9,5%,
pengetahuan sedang 47,6% dan tingkat pengetahuan kurang 42,9% dan pasien
dengan kadar glukosa darah terkendali baik hanya terdapat 7,1%, terkendali
sedang 52,4%, dan terkendali kurang 40,5%.
Tingkat pengetahuan masyarakat tentang penyakit DM berdampak pada
perilaku dan pola pencegahan komplikasi lanjutan, salah satu upaya penanganan
yangdilakukan pasien DM adalah dengan pengendalian kadar glukosa darah
secara rutin. Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang hubungan pengetahuan pasien tentang DM dengan tingkat
pengendalian kadar glukosa darah pada DM tipe II di RSUD Kabupaten
Karanganyar. 4

Pertanyaan
Berdasarkan 4 kasus diatas maka tentukan dalam setiap kasusnya dengan lingkup
sebagai berikut. Untuk setiap kasus diberikan bobot penilaian 20 point.
a Apakah penyakit tersebut tergolong penyakit menular atau tidak (jika tergolong
penyakit menular bagaimana cara penularannya)
b Apa faktor yang meyebabkanya terjadinya penyakit tersebut.
c Bagaimana pennganan penyakit tersebut
d Bagaimana pencegahan yang harus dilakukan untuk menghindari terjadinya
penyakit tersebut.

Kasus 2

Gas Beracun Ditemukan di Tempat Tewasnya 3 Pekerja Pabrik Bioetanol


Mojokerto

Penyelidikan kasus kecelakaan kerja yang menewaskan 3 pekerja PT Energi Agro


Nusantara (Enero) di Kabupaten Mojokerto terus bergulir. Petugas menemukan gas
beracun jenis Hidrogren Sulfida (H2S) di dalam kolam pengendapan yang menjadi
tempat terjadinya kecelakaan kerja.
Kasat Reskrim Polres Mojokerto Kota AKP Sodik Efendi mengatakan, Tim
Laboratorium Forensik (Labfor) Polda bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH)
Jatim telah mengambil sampel gas dan lumpur dari kolam pengendapan PT Enero
beberapa waktu lalu.

Dari pemeriksaan laboratorium terhadap sampel itu diketahui terdapat gas beracun
jenis Hidrogen Sulfida di dalam kolam pengendapan pabrik bioetanol tersebut. Di
dalam kolam itulah ketiga pekerja tewas.

"Yang jelas ada gas H2S di dalam kolam, itu gas berbahaya yang seharusnya
diketahui para pekerja. Efeknya terlalu menyengat bisa membuat puyeng sampai
pingsan. Kalau H2S tinggi tidak boleh ada orang bekerja di dalam kolam," kata
Sodik saat dikonfirmasi detikcom, Jumat (24/4/2020).

Hidrogen Sulfida tergolong gas beracun yang tidak berwarna, mudah terbakar dan
berbau seperti telur busuk. Gas ini bisa muncul dari aktivitas bakteri menguraikan
bahan organik dalam kondisi tanpa oksigen.

Saat disinggung terkait kadar gas H2S di lokasi kecelakaan kerja, Sodik memilih
menunggu keterangan resmi dari Labfor Polda Jatim. Begitu juga soal kemungkinan
gas tersebut yang memicu ketiga korban pingsan sehingga tewas akibat tenggelam di
kolam lumpur pengendapan.

"Kami masih menunggu dari Labfor sebagai saksi ahli," terangnya.

Sodik menjelaskan, pihaknya telah menuntaskan pemeriksaan terhadap 16 saksi


terkait kasus kecelakaan kerja ini. Belasan saksi itu dari unsur karyawan dan
manajemen PT Enero.

"Untuk dua korban selamat belum bisa kami mintai keterangan karena masih syok,"
ujarnya.

Selanjutnya, keterangan saksi ahli akan dikumpulkan. Yaitu saksi ahli kimia dari ITS
Surabaya, Labfor Polda Jatim, serta ahli pidana. Khusus ahli pidana belum
ditentukan asal perguruan tingginya.

"Gelar perkara kami masih menunggu keterangan dari Labfor dan Kedokteran
Forensik terkait hasil autopsi korban. Setelah itu baru ke saksi ahli. Mudah-mudahan
dalam minggu depan bisa gelar perkara," tandasnya.

Kecelakaan kerja terjadi di pabrik bioetanol PT Enero, anak perusahaan BUMN


PTPN X pada Sabtu (11/4) pagi. Saat kejadian, terdapat 5 pekerja di kolam
pengendapan berisi lumpur campuran spentwash dan yeast atau ragi.
Salah seorang pekerja merupakan Kepala Satuan Keamanan PT Mochamad Jainun
(45), warga Desa Gempolkrep, Kecamatan Gedeg. Jainun hanya mendampingi 4
pekerja membersihkan kolam.

Sekitar pukul 08.30 WIB, 3 pekerja yang sedang membersihkan kolam pengendapan
mendadak tumbang. Seorang pekerja lainnya Choirul Hidayat (28), warga Desa
Gembongan, Kecamatan Gedeg berhasil selamat karena lari setelah mencium bau
menyengat.

Sementara Jainun jatuh setelah terkena semburan gas di lokasi. Saat itu dia akan
membantu tiga korban yang diduga kuat keracunan gas. Dia dan Choirul berhasil
selamat. Sedangkan 3 rekan kerjanya dinyatakan tewas saat dibawa ke RSUD RA
Basuni, Gedeg, Mojokerto.

Tiga korban tewas yakni Beni Trio Sucahyo (30), warga Desa Gembongan,
Kecamatan Gedeg, serta Bayu Adi Nugraha (30) dan Rudik (45), keduanya warga
Desa Gempolkrep, Kecamatan Gedeg. Mereka diduga tewas akibat tenggelam di
lumpur kolam pengendapan karena pingsan usai terpapar gas.

Pertanyaan :
a Berdasarkan kasus diatas tentukan penyebab terjadinya penyebab kecelakaan
kerja.
b Bagaimana pencegahan yang harus dilakukan baik pada pekerja dan
perusahaan.

Penyelesaian

1. kasus 1
a.
1. Tuberculosis merupakan penyakit menular

Anda mungkin juga menyukai