Di susun oleh:
PEKANBARU
2019M / 1441H
KATA PENGANTAR
Penulis,
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................
A. Simpulan.......................................................................................... 11
B. Saran................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 13
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pencemaran air merupakan masalah global utama yang membutuhkan
evaluasi dan revisi kebijakan sumber daya air pada semua tingkat (dari
tingkat internasional hingga sumber air pribadi dan sumur). Dalam kehidupan
sehari-hari kita membutuhkan air yang bersih untuk minum, memasak,
mandi, mencuci dan kepentingan lainnya. Air yang kita gunakan harus
berstandart 3B yaitu tidak berwarna, tidak berbau dan tidak beracun. Tetapi
banyak kita lihat air yang berwarna keruh dan berbau sering kali bercampur
dengan benda-benda sampah seperti plastik, sampah organic, kaleng dan
sebagainnya. Pemandangan seperti ini sering kita jumpai pada aliran sungai,
selokan maupun kolam- kolam. Air yang demikian disebut air kotor atau air
yang terpolusi. Air yang terpolusi mengandung zat- zat yang berbahaya yang
dapat menyebabkan dampak buruk dan merugikan kita bila di konsumsi.
Pencemaran air merupakan suatu keadaan dimana terjadi perubahan di
suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah
akibat aktivitas manusia. Danau, sungai, lautan dan air tanah adalah bagian
terpenting dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan salah satu bagian
dari siklus hidrologi. Selain mengalirkan air juga mengalirkan sedimen dan
polutan.1
Dari berbagai macam fungsinya tersebut keberadaan air sangat
membantu kehidupan manusia. Pemanfaatan terbesar danau, sungai, lautan
dan air tanah adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai
saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya berpotensi
sebagai objek wisata.
Air dengan berbagai macam fungsinya sangat membantu kehidupan
manusia. Pemanfaatan terbesar danau, sungai, lautan dan air tanah adalah
untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan
air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya berpotensi sebagai objek wisata.
1
Kaligis, JRE, dkk, 1993. Pendidikan Lingkungan Hidup. Jakarta: Universitas
Terbuka Depdikbud. Hal 76.
1
Dengan dipergunakannya danau sungai dan lautan sebagai objek wisata sudah
tentu akan menguntungkan masyarakat yang tinggal disekitar daerah tersebut.
Namun, jika air itu tercemar, masyarakat pula yang akan rugi.
Air biasanya disebut tercemar ketika terganggu oleh kontaminan
antropogenik dan ketika tidak bisa mendukung kehidupan manusia, seperti air
minum, dan/atau mengalami pergeseran ditandai dalam kemampuannya untuk
mendukung komunitas penyusun biotik, seperti ikan. Fenomena alam seperti
gunung berapi, algae blooms, badai, dan gempa bumi juga menyebabkan
perubahan besar dalam kualitas air dan status ekologi air.2
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pencemaran air?
2. Apa macam- macam sumber pencemaran air?
3. Apa saja komponen pencemaran air?
4. Apa dampak pencemaran air terhadap makhluk hidup?
5. Bagaimana usaha- usaha untuk mencegah dan mengatasi pencemaran
air?
C. Tujuan
1. Mendeskripsikan pengertian pencemaran air.
2. Mendeskripsikan macam- macam sumber pencemaran air.
3. Mendeskripsikan komponen pencemaran air.
4. Mendeskripsikan dampak pencemaran air terhadap makhluk hidup.
5. Mendeskripsikan usaha- usaha untuk mencegah dan mengatasi
pencemaran air.
BAB II
2
Suratno. F. 1990. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press. Hal. 94.
2
PEMBAHASAN
3
Air memegang peranan penting dalam menjaga kestabilan ekosistem,
namun tak jarang kepedulian akan lingkungan mereka abaikan sehingga
menyebabkan kerusakan ekosistem yang berdampak sangat buruk bagi
kehidupan manusia. Selain itu dampak buruk pencemaran air dirasakan oleh
makhluk hidup lainnya seperti binatang dan tumbuhan. Penyebab terbesar
pencemaran air tersebut adalah limbah industri dan juga tak jarang orang-
orang membuang sampah di sungai-sungai.
4
tangga, deterjen yang digunakan di rumah tangga, atau PCBs yang biasa
digunakan dalam alat-alat elektronik.
Secara umum jenis jenis bahan buangan dapat dikategorikan sebagai
berikut5:
1. Bahan Buangan Padat
Bahan buangan padat adalah bahan buangan yang berbentuk padat,
baik yang kasar maupun yang halus, misalnya sampah. Buangan tersebut
bila dibuang ke air menjadi pencemaran dan akan menimbulkan
pelarutan, pengendapan ataupun pembentukan koloidal.
2. Bahan buangan organik dan olahan bahan makanan
Bahan buangan organic umumnya berupa limbah yang dapat
membusuk atau terdegradasi oleh mikroorganisme, sehingga bila dibuang
ke perairan akan menaikkan populasi mikroorganisme.
3. Bahan buangan anorganik
Bahan buangan anorganik sukar didegradasi oleh mikroorganisme,
umumnya adalah logam. Apabila masuk ke perairan, maka akan terjadi
peningkatan jumlah ion logam dalam air. Bahan buangan anorganik ini
biasanya berasal dari limbah industri yang melimbatkan unsur-unsur
logam seperti timbal (Pb), Arsen (As), Magnesium (Mg), dll.
4. Bahan buangan cairan berminyak
Bahan buangan berminyak yang dibuang ke air lingkungan akan
mengapung menutupi permukaan air. Jika bahan buangan minyak
mengandung senyawa yang volatile, maka akan terjadi penguapan dan
luas permukaan minyak yang menutupi permukaan air akan menyusut.
Penyusutan minyak ini tergantung jenis minyak dan waktu. Lapisan
minyak pada permukaan air dapat terdegradasi oleh mikroorganisme
tertentu, tetapi membutuhkan waktu yang lama.
5. Bahan buangan berupa panas
Perubahan kecil pada temperatur air lingkungan bukan saja dapat
menghalau ikan atau spesies lainnya, namun juga akan mempercepat
proses biologis pada tumbuhan dan hewan bahkan akan menurunkan
5
Hendrawan, Diana. 2005. Kualitas Air Sungai dan Situ di DKI Jakarta. Makara
Teknologi Vol. 9 No. 1 13-19. Hal. 299.
5
tingkat oksigen dalam air. Akibatnya akan terjadi kematian pada ikan
atau akan terjadi kerusakan ekosistem.
6. Bahan buangan zat kimia
Bahan buangan zat kimia banyak ragamnya, tetapi dalam bahan
pencemaran air ini akan dikelompokkan menjadi:
a. Sabun (deterjen, sampo dan bahan pembersih lainnya),
b. Bahan pemberantas hama (insektisida).
6
Ali, A., Soemarno, dan Mangku P. 2013. Kajian Kualitas Air dan Status Mutu
Air Sungai Metro di Kecamatan Sukun Kota Malang. Jurnal Bumi Lestari Vol. 13 No. 2
Hal. 265-274.
6
bahkan mati. Untuk sungai, pembuangan limbah industri/pabrik telah
merusak habitat sungai sepanjang puluhan kilometer.
Limbah industri ini mengandung logam berat, toksin organik, minyak
dan zat lainnya yang memiliki efek termal dan juga dapat mengurangi
kandungan oksigen dalam air. Limbah berbahaya ini selain menyebabkan
kerusakan bahkan matinya habitat sungai, juga mengakibatkan timbulnya
masalah kesehatan bagi masyarakat yang tinggal di sepanjang sungai yang
menggunakan air sungai tersebut untuk keperluan Mandi Cuci dan Kakus
(MCK).7
Tidak hanya sepanjang aliran sungai, resapan bahan kimia juga
mencemari air bawah tanah sepanjang belasan bahkan puluhan meter dari
sungai tsb. Pengeboran air bawah tanah yang dilakukan penduduk di dekat
aliran sungai sering kali mendapatkan air bawah tanah yang keruh kehitaman,
berbau bahkan berlendir. Dan bila dipaksakan untuk keperluan MCK akan
mengakibatkan penyakit dan gatal gatal pada kulit. Selain limbah industri,
limbah rumah tangga juga memiliki peranan yang besar dalam pencemaran
air. Limbah rumah tangga ini terbagi menjadi 2 golongan, yakni limbah
organik dan anorganik. Limbah organik adalah limbah yang dapat diuraikan
oleh bakteri seperti sisa sayuran, buah dan daun daunan.
Limbah anorganik tidak dapat diurai oleh bakteri seperti bekas kaca,
karet, plastik, logam, kain, kayu, kulit. Untuk pertanian, penggunaan pupuk
dan pestisida yang berlebihan juga dapat mencemari air di lingkungan
sekitarnya. Limbah pupuk mengandung fosfat yang dapat merangsang
pertumbuhan gulma air seperti ganggang dan enceng gondok. Pertumbuhan
gulma air yang tidakterkendali ini dapat menimbulkan dampak seperti yang
diakibatkan oleh pencemaran air dan deterjen.8
Limbah pestisida memiliki aktifitas jangka waktu yang lama dan
ketika terbawa aliran air keluar dari areal pertanian, dapat mematikan hewan
yang bukan sasaran seperti ikan, udang dan hewan air lainnya. Pestisida
mempunyai sifat relatif tidak larut dalam air. Tetapi relatif mudah larut dan
7
Asdak, C. 1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah
Mada University Press. Yogyakarta.
8
Erma Suryani, 2012, Cemaran Air dan Tercapainya Lingkungan Sumber Daya Alam
Yang Berkelanjutan. Publikasi. Vol. 11. No. 2. Hal. 108.
7
konsentrasinya cenderung meningkat dalam lemak dan sel sel tubuh mahluk
hidup yang disebut Biological Amplification, sehingga apabila masuk ke
dalam mata rantai makanan konsentrasinya makin tinggi dan tertinggi adalah
konsumen puncak. Contohnya ketika dalam tubuh ikan kadarnya 6 ppm, di
dalam tubuh burung pemakan ikan kadarnya meningkat menjadi 100 ppm dan
akan meningkat terus sampai konsumenpuncak.
Bibit- bibit penyakit berbagai zat yang bersifat racun dan bahan
radioaktif dapat merugikan manusia. Berbagai polutan memerlukan O 2 untuk
penguraiannya. Jika O2 kurang, penguraiannya tidak sempurna dan
menyebabkan air berubah warnanya dan berbau busuk.9
Bahan atau logam yang berbahaya seperti arsenat, uradium, krom,
timah, air raksa, benzon, tetraklorida, karbon dan lain- lain dapat merusak
organ tubuh manusia atau dapatmenyebabkan kanker. Sejumlah besar limbah
dari sungai akan masuk ke laut.
Polutan ini dapat merusak kehidupan air sekitar muara sungai dan
sebagian kecil laut muara. Bahan- bahan yang berbahaya masuk ke laut atau
samudera mempunyai akibat jangka panjang yang belum diketahui. Banyak
jenis kerang- kerangan yang mungin mengandung zat- zat yang berbahaya
untuk dimakan. Laut dapat pula tercemar oleh yang asalnya mungkin dari
pemukiman, pabrik, melalui sungai, atau dari kapal tanker yang rusak.
Minyak dapat mematikan burung dan hewan laut lainnya, sebagai contoh efek
keracunan dapat dilihat di Jepang. Merkuri yang dibuang oleh sebuah industri
ke teluk minamata terakumulasi di jaringan tubuh ikan dan masyarakat yang
mengkonsumsinya menderita cacat dan meninggal.10
8
2. Water washed diseases merupakan penyakit yang berkaitan dengan
kekurangan air hygiene perorangan, seperti scabies, infeksi kulit dan
selaput lender, trachoma dan lepra.
3. Water based diseases merupakan penyakit yang disebabkan oleh bibit
penyakit yang sebagian siklus kehidupannya berhubungan dengan
schistosomiasis.
4. Water related vectors adalah penyakit yang ditularkan oleh vector
penyakit yang sebagian atau seluruhnya perindukkannya berada di air,
seperti malaria, demam berdarah dengue, dan filariasis.
9
lingkungan dengan cara menciptakan peraturan perundangan yang dapat
merencanakan, mengatur dan mengawasi segala macam bentuk kegiatan
industri dan teknologi sehingga tidak terjadi pencemaran. Peraturan
perundangan ini hendaknya dapat memberikan gambaran secara jelas tentang
kegiatan industri yang akan dilaksanakan, misalnya meliputi AMDAL,
pengaturan dan pengawasan kegiatan dan menanamkan perilaku disiplin.
Sedangkan penanggulangan secara teknis bersumber pada perlakuan industri
terhadap perlakuan buangannya, misalnya dengan mengubah proses,
mengelola limbah atau menambah alat bantu yang dapat mengurangi
pencemaran.13
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Pencemaran air adalah peristiwa masuknya zat, energi, unsur atau
komponen lainnya ke dalam air, sehingga kualitas air terganggu yang ditandai
dengan perubahan warna, bau dan rasa.
Sumber pencemaran air antara lain sampah masyarakat, limbah
industri, limbah pertanian dan limah rumah tangga. Ada beberapa tipe polutan
yang dapat merusak perairan yaitu; bahan- bahan yang mengandung bibit
penyakit, bahan- bahan yang banyak membutuhakan oksigen untuk
penguraiannya, bahan- bhan kimia organik dari industri atau limbah pupuk
13
Warlina, Lina. 2004. Pencemaran Air: Sumber, Dampak, dan
Penanggulangannya. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
10
pertanian, bahan- bahan yang tidak sediment, bahan- bahan yang
mengandung radioaktif dan panas.
Beberapa penyakit yang disebabkan oleh pencemaran air: Water diseases
merupakan penyakit yang ditularkan langsung melalui air minum, seperti
kolera, tifus, dan disentri. Water washed diseases merupakan penyakit yang
berkaitan dengan kekurangan air hygiene perorangan, seperti scabies, infeksi
kulit dan selaput lender, trachoma dan lepra. Water based diseases merupakan
penyakit yang disebabkan oleh bibit penyakit yang sebagian siklus
kehidupannya berhubungan dengan schistosomiasis. Water related vectors
adalah penyakit yang ditularkan oleh vector penyakit yang sebagian atau
seluruhnya perindukkannya berada di air, seperti malaria, demam berdarah
dengue, dan filariasis.
Usaha untuk menjaga agar air tanah tetap bersih, misalnya:
Menempatkan daerah industri atau pabrik jauh dari daerah pemukiman atau
perumahan, pembuangan limbah industri diatur sehinga tidak mencemari
lingkungan atau ekosistem, pengawasan terhadap penggunaan jenis- jenis
pestisida dan zat – zat kimia lain yang dapat menimbulkan pencemaran,
pemperluas gerakan penghijauan, pindakan tegas terhadap perilaku
pencemaran lingkungan, memberikan kesadaran terhadap masyarakat tentang
arti lingkungan hidup sehingga manusia lebih mencintai lingkungannya,
melakukan intensifikasi pertanian.
B. Saran
Alhamdulillah, penulisan makalah ini telah terselasaikan dengan baik.
Penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat dan ilmu
pengetahuan yang luas bagi para pembacanya. Penulis juga menyarankan
kepada para pembaca supaya membaca dari beberapa sumber lainnya
sehingga ilmu yang didapatkan juga semakin bertambah.
11
DAFTAR PUSTAKA
Ali, A., Soemarno, dan Mangku P. 2013. Kajian Kualitas Air dan Status Mutu Air
Sungai Metro di Kecamatan Sukun Kota Malang. Jurnal Bumi
Lestari Vol. 13 No. 2.
Asdak, C. 1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.
Bahtiar, Ayi. 2007. Polusi Air Tanah Akibat Limbah Industri dan Rumah Tangga
Serta Pemecahannya. Sumedang: Universitas Padjajaran.
12
Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Hendrawan, Diana. 2005. Kualitas Air Sungai dan Situ di DKI Jakarta. Makara
Teknologi Vol. 9 No. 1 13-19.
Mahyudin, Soemarno, dan Tri B. 2015. Analisis Kualitas Air dan Strategi
Pengendalian Pencemaran Air Sungai Metro di Kota Kepanjen
Kabupaten Malang. J-PAL Vol. 6 No. 2 ISSN 2087 -3522
13