Anda di halaman 1dari 14

KOMPETENSI SOSIAL

MAKALAH
Makalah Ditujukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Profesi Kependidikan

Dosen Pengampu : Dra. Noerhasmalina, M.Pd.

Disusun Oleh:

Nursela 18050001
Tika Anoka Sari 18050021

Lu'lu Nazhiroh 18050023

Riska Wahyu Utami 18050043

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG

2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahuwata’ala atas segala nikmat yang telah
diberikan kepada kita semua sehingga penyusunan makalah dengan judul “KOMPETENSI
SOSIAL” dapat terselesaikan pada waktunya. Shalawat serta salam selalu kita panjatkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shalallahualaihi Wassalam yang telah membawa
hidup kita ini dari zaman kegelapan ke zaman terang benderang.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis tidak dapat menyelesaikan makalah ini tanpa
adanya bantuan dan dukungan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, penulis sangat berterima
kasih kepada dosen mata kuliah Profesi Kependidikan dan teman-teman yang telah
mendukung pembuatan makalah ini.

Sungguh merupakan suatu kebanggaan dari penulis apabila makalah ini dapat
digunakan sesuai fungsinya, dan pembaca dapat mengerti dengan jelas apa yang dibahas di
dalamnya. Tidak lupa pula penulis menerima kritikan dan saran yang membangun, yang
sangat diharapkan demi memperbaiki pembuatan makalah dikemudian hari. Akhir kata
semoga makalah ini dapat memberi manfaat untuk kita semua.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Pringsewu, 23 April 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman Judul............................................................................................... i
Kata Pengantar............................................................................................... ii
Daftar Isi........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 1
C. Tujuan Makalah................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kompetensi...................................................................... 3
B. Pentingnya Kompetensi Sosial.......................................................... 4
C. Indikator-indikator Kompetensi Sosial.............................................. 5
D. Komunikasi Sebagai Inti Kompetensi Sosial Guru....................... 5
E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kompetensi Sosial.................... 7
F. Cara Mengembangkan Kompetensi Sosial........................................ 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Standar kompetensi merupakan sebuah terobosan yang dikeluarkan oleh Kementrian


Pendidikan dan Kebudayaan yang berusaha untuk memberikan gambaran mengenai
hal-hal yang harus dimiliki oleh seorang guru yang berujung untuk meningkatkan
mutu serta kualitas pendidikan di Indonesia dengan meningkatkan keprofesionalitasan
guru atau pembimbing. Hal ini telah tercantum dalam Undang-Undang Guru dan
Dosen yang menyebutkan bahwa seorang guru harus memiliki 4 kemampuan atau
kompetensi diantaranya kompetensi pedagogik, profesional, sosial, dan kepribadian,
bahkan ada rumusan yang menambahkan dengan kompetensi leadership yang tentunya
bagi kita mahasiswa jurusan keguruan haruslah dapat memahami dan memiliki kelima
kompetensi tersebut sebelum kita benar-benar menjadi seorang pendidik.

Dalam makalah ini penyusun akan mengulas dan menjelaskan salah satu kompetensi
tersebut yaitu kompetensi sosial yang berkaitan dengan sebenarnya apa hakikat dari
kompetensi sosial itu sendiri, indikator-indikator yang terdapat dalam kompetensi
sosial, bagaimana cara menumbuhkan kompetensi sosial ini dan mengingat kita
sebagai mahasiswa jurusan pendidikan dan keguruan haruslah dapat menumbuhkan
kompetensi sosial ini dalam diri kita masing-masing.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari kompetensi sosial ?

2. Apa pentingnya kompetensi sosial bagi seorang guru ?

3. Apa saja indikator dalam kompetensi sosial ?

4. Bagaimana komunikasi menjadi inti dar kompetensi sosial ?

5. Apa saja faktor yang mempengaruhi kompetensi sosial ?

6. Bagaimana cara menumbuhkan kompetensi sosial bagi calon pendidik ?


C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian kompetensi sosial.

2. Untuk memahami seberapa penting kompetensi sosial bagi seorang guru maupun
sekolah.

3. Untuk memahami indikator-indikator yang terdapat dalam kompetensi sosial.

4. Untuk mengetahui bahwa komunikasi menjadi inti dari kompetensi sosial.

5. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kompetensi sosial.

6. Untuk mengetahui cara menumbuhkan kompetensi sosial bagi calon pendidik dan
pendidik.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kompetensi Sosial

Sebelum kita masuk lebih mengenai makna dari kompetensi sosial ada baiknya kita
pahami terlebih dahulu makna kompetensi sosial dari segi susunan katanya, kompetensi
sosial tersusun dari 2 kata yaitu kompetensi dan sosial, kompetensi dapat diartikan sebagai
seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam
kebiasaan berfikir dan bertindak dari seorang tenaga profesional. Kompetensi dapat juga
dipahami sebagai spesifikasi dari pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dimiliki
seseorang serta penerapanya dalam pekerjaan, sesuai dengan setandar kerja yang
dibutuhkan oleh masyarakat atau dunia kerja. Sedangkan kata sosial berasal dari kata
socio yang artinya menjadikan teman dan secara terminologis sosial dapat dimengerti
sebagai sesuatu yang dihubungkan, dikaitkan dengan teman, atau masyarakat.

Kompetensi sosial sendiri dapat dimengerti sebagai kemampuan guru untuk


berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Hal tersebut diuraikan
dalam RPP tentang guru, bahwa kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai
bagian dari masyarakat, yang sekurang-kurangnya memiliki kompetensi untuk:

1. Berkomunikasi secara lisan, tulisan, dan isyarat.

2. Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi secara fungsional.

3. Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan,
orang tua/wali peserta didik.

4. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.

Dalam kompetensi sosial ini terdapat sub kompetensi, diantaranya adalah: seorang
guru harus mampu bergaul secara efektif dengan peserta didik, mampu begaul secara
efektif dengan pendidik dan tenaga kependidikan yang lain, dan yang terakhir adalah
mampu berkomunikasi secara efektif dengan orang tua/wali peserta didik dan masyarakat
sekitanya.
Dalam kompetensi sosial jelaslah seorang guru dituntut untuk dapat berkomunikasi
dengan baik tidak hanya sebatas pada peserta didik yang menjadi bagian dari proses
pembelajaran didalam kelas dan sesama pendidik yang merupakan teman sejawat dalam
dunia pendidikan namun juga seorang guru harus dapat berkomunikasi dengan baik
dengan tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat sekitar yang juga bagian dari
lembaga pendidikan yang seharusnya saling bekerja sama untuk dapat menciptakan
suasana kondusif dalam proses belajar dan mengajar, serta dapat terjalinnya kontinuitas
antara apa yang diajarkan dalam kelas dapat diterapkan dan dipelajari kembali dalam
lingkup keluarga dan masyarakat demi tercapainya tujuan pendidikan.

B. Pentingnya Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial sangatlah penting dan harus dimiliki oleh seorang guru selain 4
kompetensi yang lainya seperti kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian, dan
leadership. Kompetensi ini dianggap sangat penting dan harus dimiliki oleh seorang guru
karena guru itu sendiri merupakan bagian dari sosial (masyarakat) dimana masyarakat
sendiri adalah konsumen pendidikan sehingga mau tidak mau baik guru maupun sekolah
harus dapat berkomunikasi dengan baik dan efektif dengan masayarakat, jika tidak maka
sekolah ataupun guru yang tidak dapat berkomunikasi dengan baik dengan masyarakat
cenderung untuk ditinggalkan, mengingat bahwa lembaga pendidikan dan guru sebagai
wadah untuk dapat mempersiapkan seorang peserta didik sebagai anggota dari masyarakat
yang baik dan dapat mengahadapi permasalahan yang akan datang.

Al-Ghazali memandang bahwasanya guru mengemban tugas sosiopolitik yaitu


guru memiliki tugas untuk membangun, memimpin dan menjadi teladan yang menegakan
keteraturan, kerukunan, dan menjamin keberlangsungan masyarakat. Oleh karena itu
seorang guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu, yang mencakup tanggung
jawab, wibawa, dan disiplin. Berkenaan dengan tanggung jawab guru harus
mempertanggung jawabkan segala tindakanya dalam pembelajaran di sekolah dan dalam
kehidupan bermasyarakat, berkaitan dengan wibawa seorang guru harus dapat mengambil
keputusan secara mandiri terutama dalam berbagai hal yang berkaitan dengan
pembelajaran, serta bertindak sesuai dengan kondisi peserta didik dan lingkunganya.
C. Indikator Kompetensi Sosial

Menurut Panduan Serftifikasi Guru Tahun 2006 bahwa terdapat empat indikator untuk
menilai kemampuan sosial seorang guru, yaitu:

1. Bertindak objektif serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin,


agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi.

2. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua, dan masyarakat.

3. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki


keragaman sosial budaya.

4. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan
tulisan atau bentuk lain.

Berdasarkan uraian di atas, kompetensi sosial guru tercermin melalui indikator:


interaksi guru dengan siswa, interaksi guru dengan kepala sekolah, interaksi guru dengan
rekan kerja, interaksi guru dengan orang tua siswa, interaksi guru dengan masyarakat.

D. Komunikasi Sebagai Inti Kompetensi Sosial Guru

Hal yang paling penting dalam kompetensi sosial adalah komunikasi, karena inti
dari tindakan sosial itu sendiri adalah komuinikasi atau interaksi. Dalam kompetensi
sosial ini seiorang guru dituntut untuk melakukan komunikasi yang efektif dengan peserta
didik, sesama pendidik, orang tua atau wali murid, dan masyarakat sekitar. Sedikitnya
terdapat tujuh kompetensi sosial yang harus dimiliki oleh guru agar dapat berkomunikasi
dan bergaul secara efektif baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat, ketujuh
kompetensi tersebut ialah:

1. Memiliki pengetahuan tentang adat istiadat baik sosial maupun agama.

2. Memiliki pengetahuan tentang budaya dan tradisi.

3. Memiliki pengetahuan tentang inti demokrasi.

4. Memiliki pengetahuan tentang estetika.


5. Memiliki apresiasi dan kesadaran sosial.

6. Memiliki sikap yang benar terhadap pengetahuan dan pekerjaan.

7. Setia terhadap harkat dan martabat manusia.

Adapun hal-hal yang menentukan keberhasilan komunikasi dalam kompetensi


sosial seorang guru adalah:

1. Audience atau sasaran komunikasi maksudnya dalam berkomunikasi hendaknya


memperhatikan siapa sasarannya, apakah orang berpendidikan atau tidak, apakah
masyarakat umum atau pejabat, apakah siswa atau kepala sekolah, apakah siswa SD
atau siswa SMA dan sebagainya. Dengan mengetahui karakteristik sasaran maka sang
komunikator pun bisa menyesuaikan gaya dan “irama” komunikasi menurut
karakteristik sasaran. Berkomunikasi dengan siswa SD tentu berbeda dengan siswa
SMA misalnya.

2. Behaviour atau perilaku maksudnya perilaku apa yang diharapkan dari sasaran setelah
berlangsung dan selesainya komunikasi. Misalnya seorang guru sejarah sebagai
komunikator ketika sedang berlangsung dan setelah selesai menjelaskan Peristiwa
Pangeran Diponegoro, perilaku siswa apakah yang diharapkan. Apakah siswa menjadi
sedih dan menangis merenungi nasib bangsanya, apakah siswa mengepalkan tangan
seolah-olah akan menerjang penjajah Belanda, apakah siswa santai-santai saja asal
tahu peristiwanya. Hal ini sangat penting berkait dengan keberhasilan komunikasi
guru sejarah tersebut.

3. Condition atau kondisi dalam kondisi apa sasaran ketika komunikasi sedang
berlangsung. Misalnya ketika guru Matematika mau menjelaskan rumus-rumus yang
sulit harus tahu kondisi siswa, apakah sedang gembira, sedang sedih, sedang lelah
habis olah raga, sedang kantuk karena semalam ada acara. Dengan memahami kondisi
seperti ini akan berhasilah komunikasi yang disampaikan oleh guru karena
menjelaskan rumus yang sulit dalam situasi siswa sedih tentu berbeda dengan
gembira.

4. Degree atau tingkatan maksudnya sampai tingkatan manakah target bahan komunikasi
yang harus dikuasai oleh sasaran itu sendiri. Misalnya saja ketika seorang guru
Bahasa Inggris menjelaskan kata kerja menurut satuan waktunya, past tense, present
tense dan future tense, berapa jumlah minimal kata kerja yang harus dihafal oleh
siswa pada hari itu; apakah 10, 20, 30, 40, atau 50 kata kerja. Jumlah minimal kata
kerja yang dikuasai oleh siswa sekaligus dapat dijadikan sebagai alat ukur
keberhasilan guru Bahasa Inggris dalam mengajar atau berkomunikasi, kalau tercapai
adalah berhasil, sebaliknya kalau tidak tercapai adalah tidak berhasil.

E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kompetensi Sosial

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi sosial guru antara lain :

a) Keluarga. Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh


terhadap berbagai aspek perkembangan seseorang, termasuk perkembangan sosialnya.
Didalam keluarga berlaku norma-norma kehidupan keluarga dan dengan demikian
pada dasarnya keluarga merekayasa perilaku kehidupan budaya seseorang.

b) Kematangan. Bersosialisasi memerlukan kematangan fisik dan psikis. Untuk mampu


mempertimbangkan dalam proses sosial, memberi dan menerima pendapat orang lain,
memerlukan kematangan intelektual dan emosional, disamping itu kemampuan
berbahasa ikut pula menentukan.

c) Pendidikan. Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang terarah. Pendidikan


dalam arti luas harus diartikan bahwa perkembangan anak dipengaruhi oleh kehidupan
keluarga, masyarakat dan kelembagaan. Penanaman norma perilaku yang benar secara
sengaja diberikan kepada peserta didik yang belajar di lembaga pendidikan. Di sana
siswa dikenalkan kepada norma-norma lingkungan dekat, norma kehidupan bangsa
dan norma kehidupan antar bangsa. Dengan demikian seseorang yang telah
mendapatkan pendidikan setidaknya mampu berinteraksi dan bersosialisasi dengan
baik dalam masyarakat.

d) Kapasitas mental: emosi dan intellegensi. Kemampuan berpikir banyak mempengaruhi


banyak hal seperti kemampuan belajar, memecahkan masalah dan berbahasa.
Perkembangan emosi berpengaruh terhadap perkembangan sosial seseorang.

Seseorang yang mempunyai intelektual tinggi akan berkemampuan berbahasa


secara baik. oleh karena itu, kemampuan intelektual tinggi, kemampuan berbahasa yang
baik dan pengendalian sosial secara seimbang sangat menentukan dalam perkembangan
sosial anak, dimana setelah dewasa diharapkan si anak mudah bergaul dan membaur
dengan masyarakat.

Dengan demikian sebagai seorang guru tentu harus mampu menempatkan diri
sebaik-baiknya dalam sekolah dan lingkungan masyarakat. Ia harus mampu bertindak
sesuai dengan profesinya serta mampu menilai perilaku dirinya sendiri menurut kaca mata
orang lain. Hal ini dikarenakan guru adalah panutan bagi siswa khususnya dan bagi
masyarakat pada umumnya. Sehingga sebelum melakukan suatu perbuatan hendaknya
difikirkan terlebih dahulu.

F. Cara Mengembangkan Kompetensi Sosial

Kemasan pengembangan kompetensi sosial untuk guru, calon guru (mahasiswa


keguruan), dan siswa tentu berbeda. Kemasan itu harus memperhatikan karakteristik
masing-masing, baik yang berkaitan dengan aspek psikologis maupun sistem yang
mendukungnya. Untuk mengembangkan kompetensi sosial seorang pendidik, kita perlu
tahu target atau dimensi-dimensi kompetensi ini. Beberapa dimensi ini, misalnya, dapat
kita saring dari konsep life skills. Dari 35 life skills atau kecerdasan hidup itu, ada 15 yang
dapat dimasukkan ke dalam dimensi kompetensi sosial, yaitu:

1. Kerja tim

2. Melihat peluang

3. Peran dalam kegiatan kelompok

4. Tanggung jawab sebagai warga

5. Kepemimpinan

6. Relawan sosial

7. Kedewasaan dalam berelasi

8. Berbagi

9. Berimpati

10. Kepedulian kepada sesama


11. Toleransi

12. Solusi Konflik

13. Menerima Perbedaan

14. Kerjasama

15. Komunikasi

Kelima belas kecerdasan hidup ini dapat dijadikan topik silabus dalam
pembelajaran dan pengembangan kompetensi sosial bagi para pendidik dan calon
pendidik. Topik-topik ini dapat dikembangkan menjadi materi ajar yang dikaitkan dengan
kasus-kasus yang aktual dan relevan atau kontekstual dengan kehidupan masyarakat kita.
Cara mengembangkan kecerdasan sosial di lingkungan sekolah antara lain: diskusi, berani
menghadapi masalah, bermain peran, kunjungan langsung ke masyarakat dan lingkungan
sosial yang beragam. Jika kegiatan dan metode pembelajaran tersebut dilakukan secara
efektif maka akan dapat mengembangkan kecerdasan sosial bagi seluruh warga sekolah,
sehingga mereka menjadi warga yang peduli terhadap kondisi sosial masyarakat dan ikut
memecahkan berbagai permasalahan sosial yang dihadapi oleh masyarakat.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul


secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali
peserta didik, dan masyarakat sekitar. Hal tersebut diuraikan dalam RPP tentang guru,
bahwa kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat,
yang sekurang-kurangnya memiliki kompetensi untuk: Berkomunikasi secara lisan,
tulisan, dan isyarat, menggunakan teknologi informasi dan komunikasi secara fungsional,
bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang
tua/wali peserta didik,dan lain sebagainya. Dalam kompetensi social seorang guru harus
mampu bergaul secara efektif dengan peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan
yang lain, dan mampu berkomunikasi secara efektif dengan orang tua atau wali peserta
didik dan masyarakat sekitarnya.

Kelima belas kecerdasan hidup dapat dijadikan topik silabus dalam pembelajaran
dan pengembangan kompetensi sosial bagi para pendidik dan calon pendidik. Topik-topik
tersebut dapat dikembangkan menjadi materi ajar yang dikaitkan dengan kasus-kasus yang
aktual dan relevan atau kontekstual dengan kehidupan masyarakat kita. Cara
mengembangkan kecerdasan sosial di lingkungan sekolah antara lain: diskusi, berani
menghadapi masalah, bermain peran, kunjungan langsung ke masyarakat dan lingkungan
sosial yang beragam. Jika kegiatan dan metode pembelajaran tersebut dilakukan secara
efektif maka akan dapat mengembangkan kecerdasan sosial bagi seluruh warga sekolah,
sehingga mereka menjadi warga yang peduli terhadap kondisi sosial masyarakat dan ikut
memecahkan berbagai permasalahan sosial yang dihadapi oleh masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

E.Mulyasa. 2007. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Farida Sarimaya. 2008. Sertifikasi Guru. Bandung:Yrama Widya.

http://sintiaayurahmawati.blogspot.com/2014/11/makalah-kompetensi-sosial-maklah-
ilmiah.html?m=1 (Diakses pada 22 April 2019) pukul 08.47

http://eprints.staintkudus.ac.id (diakses pada 23 April 2019) pukul 21.38

Anda mungkin juga menyukai