Profesi Sosial (Recovered)
Profesi Sosial (Recovered)
MAKALAH
Makalah Ditujukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Profesi Kependidikan
Disusun Oleh:
Nursela 18050001
Tika Anoka Sari 18050021
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahuwata’ala atas segala nikmat yang telah
diberikan kepada kita semua sehingga penyusunan makalah dengan judul “KOMPETENSI
SOSIAL” dapat terselesaikan pada waktunya. Shalawat serta salam selalu kita panjatkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shalallahualaihi Wassalam yang telah membawa
hidup kita ini dari zaman kegelapan ke zaman terang benderang.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis tidak dapat menyelesaikan makalah ini tanpa
adanya bantuan dan dukungan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, penulis sangat berterima
kasih kepada dosen mata kuliah Profesi Kependidikan dan teman-teman yang telah
mendukung pembuatan makalah ini.
Sungguh merupakan suatu kebanggaan dari penulis apabila makalah ini dapat
digunakan sesuai fungsinya, dan pembaca dapat mengerti dengan jelas apa yang dibahas di
dalamnya. Tidak lupa pula penulis menerima kritikan dan saran yang membangun, yang
sangat diharapkan demi memperbaiki pembuatan makalah dikemudian hari. Akhir kata
semoga makalah ini dapat memberi manfaat untuk kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul............................................................................................... i
Kata Pengantar............................................................................................... ii
Daftar Isi........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 1
C. Tujuan Makalah................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kompetensi...................................................................... 3
B. Pentingnya Kompetensi Sosial.......................................................... 4
C. Indikator-indikator Kompetensi Sosial.............................................. 5
D. Komunikasi Sebagai Inti Kompetensi Sosial Guru....................... 5
E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kompetensi Sosial.................... 7
F. Cara Mengembangkan Kompetensi Sosial........................................ 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam makalah ini penyusun akan mengulas dan menjelaskan salah satu kompetensi
tersebut yaitu kompetensi sosial yang berkaitan dengan sebenarnya apa hakikat dari
kompetensi sosial itu sendiri, indikator-indikator yang terdapat dalam kompetensi
sosial, bagaimana cara menumbuhkan kompetensi sosial ini dan mengingat kita
sebagai mahasiswa jurusan pendidikan dan keguruan haruslah dapat menumbuhkan
kompetensi sosial ini dalam diri kita masing-masing.
B. Rumusan Masalah
2. Untuk memahami seberapa penting kompetensi sosial bagi seorang guru maupun
sekolah.
6. Untuk mengetahui cara menumbuhkan kompetensi sosial bagi calon pendidik dan
pendidik.
BAB II
PEMBAHASAN
Sebelum kita masuk lebih mengenai makna dari kompetensi sosial ada baiknya kita
pahami terlebih dahulu makna kompetensi sosial dari segi susunan katanya, kompetensi
sosial tersusun dari 2 kata yaitu kompetensi dan sosial, kompetensi dapat diartikan sebagai
seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam
kebiasaan berfikir dan bertindak dari seorang tenaga profesional. Kompetensi dapat juga
dipahami sebagai spesifikasi dari pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dimiliki
seseorang serta penerapanya dalam pekerjaan, sesuai dengan setandar kerja yang
dibutuhkan oleh masyarakat atau dunia kerja. Sedangkan kata sosial berasal dari kata
socio yang artinya menjadikan teman dan secara terminologis sosial dapat dimengerti
sebagai sesuatu yang dihubungkan, dikaitkan dengan teman, atau masyarakat.
3. Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan,
orang tua/wali peserta didik.
Dalam kompetensi sosial ini terdapat sub kompetensi, diantaranya adalah: seorang
guru harus mampu bergaul secara efektif dengan peserta didik, mampu begaul secara
efektif dengan pendidik dan tenaga kependidikan yang lain, dan yang terakhir adalah
mampu berkomunikasi secara efektif dengan orang tua/wali peserta didik dan masyarakat
sekitanya.
Dalam kompetensi sosial jelaslah seorang guru dituntut untuk dapat berkomunikasi
dengan baik tidak hanya sebatas pada peserta didik yang menjadi bagian dari proses
pembelajaran didalam kelas dan sesama pendidik yang merupakan teman sejawat dalam
dunia pendidikan namun juga seorang guru harus dapat berkomunikasi dengan baik
dengan tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat sekitar yang juga bagian dari
lembaga pendidikan yang seharusnya saling bekerja sama untuk dapat menciptakan
suasana kondusif dalam proses belajar dan mengajar, serta dapat terjalinnya kontinuitas
antara apa yang diajarkan dalam kelas dapat diterapkan dan dipelajari kembali dalam
lingkup keluarga dan masyarakat demi tercapainya tujuan pendidikan.
Kompetensi sosial sangatlah penting dan harus dimiliki oleh seorang guru selain 4
kompetensi yang lainya seperti kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian, dan
leadership. Kompetensi ini dianggap sangat penting dan harus dimiliki oleh seorang guru
karena guru itu sendiri merupakan bagian dari sosial (masyarakat) dimana masyarakat
sendiri adalah konsumen pendidikan sehingga mau tidak mau baik guru maupun sekolah
harus dapat berkomunikasi dengan baik dan efektif dengan masayarakat, jika tidak maka
sekolah ataupun guru yang tidak dapat berkomunikasi dengan baik dengan masyarakat
cenderung untuk ditinggalkan, mengingat bahwa lembaga pendidikan dan guru sebagai
wadah untuk dapat mempersiapkan seorang peserta didik sebagai anggota dari masyarakat
yang baik dan dapat mengahadapi permasalahan yang akan datang.
Menurut Panduan Serftifikasi Guru Tahun 2006 bahwa terdapat empat indikator untuk
menilai kemampuan sosial seorang guru, yaitu:
2. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua, dan masyarakat.
4. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan
tulisan atau bentuk lain.
Hal yang paling penting dalam kompetensi sosial adalah komunikasi, karena inti
dari tindakan sosial itu sendiri adalah komuinikasi atau interaksi. Dalam kompetensi
sosial ini seiorang guru dituntut untuk melakukan komunikasi yang efektif dengan peserta
didik, sesama pendidik, orang tua atau wali murid, dan masyarakat sekitar. Sedikitnya
terdapat tujuh kompetensi sosial yang harus dimiliki oleh guru agar dapat berkomunikasi
dan bergaul secara efektif baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat, ketujuh
kompetensi tersebut ialah:
2. Behaviour atau perilaku maksudnya perilaku apa yang diharapkan dari sasaran setelah
berlangsung dan selesainya komunikasi. Misalnya seorang guru sejarah sebagai
komunikator ketika sedang berlangsung dan setelah selesai menjelaskan Peristiwa
Pangeran Diponegoro, perilaku siswa apakah yang diharapkan. Apakah siswa menjadi
sedih dan menangis merenungi nasib bangsanya, apakah siswa mengepalkan tangan
seolah-olah akan menerjang penjajah Belanda, apakah siswa santai-santai saja asal
tahu peristiwanya. Hal ini sangat penting berkait dengan keberhasilan komunikasi
guru sejarah tersebut.
3. Condition atau kondisi dalam kondisi apa sasaran ketika komunikasi sedang
berlangsung. Misalnya ketika guru Matematika mau menjelaskan rumus-rumus yang
sulit harus tahu kondisi siswa, apakah sedang gembira, sedang sedih, sedang lelah
habis olah raga, sedang kantuk karena semalam ada acara. Dengan memahami kondisi
seperti ini akan berhasilah komunikasi yang disampaikan oleh guru karena
menjelaskan rumus yang sulit dalam situasi siswa sedih tentu berbeda dengan
gembira.
4. Degree atau tingkatan maksudnya sampai tingkatan manakah target bahan komunikasi
yang harus dikuasai oleh sasaran itu sendiri. Misalnya saja ketika seorang guru
Bahasa Inggris menjelaskan kata kerja menurut satuan waktunya, past tense, present
tense dan future tense, berapa jumlah minimal kata kerja yang harus dihafal oleh
siswa pada hari itu; apakah 10, 20, 30, 40, atau 50 kata kerja. Jumlah minimal kata
kerja yang dikuasai oleh siswa sekaligus dapat dijadikan sebagai alat ukur
keberhasilan guru Bahasa Inggris dalam mengajar atau berkomunikasi, kalau tercapai
adalah berhasil, sebaliknya kalau tidak tercapai adalah tidak berhasil.
Dengan demikian sebagai seorang guru tentu harus mampu menempatkan diri
sebaik-baiknya dalam sekolah dan lingkungan masyarakat. Ia harus mampu bertindak
sesuai dengan profesinya serta mampu menilai perilaku dirinya sendiri menurut kaca mata
orang lain. Hal ini dikarenakan guru adalah panutan bagi siswa khususnya dan bagi
masyarakat pada umumnya. Sehingga sebelum melakukan suatu perbuatan hendaknya
difikirkan terlebih dahulu.
1. Kerja tim
2. Melihat peluang
5. Kepemimpinan
6. Relawan sosial
8. Berbagi
9. Berimpati
14. Kerjasama
15. Komunikasi
Kelima belas kecerdasan hidup ini dapat dijadikan topik silabus dalam
pembelajaran dan pengembangan kompetensi sosial bagi para pendidik dan calon
pendidik. Topik-topik ini dapat dikembangkan menjadi materi ajar yang dikaitkan dengan
kasus-kasus yang aktual dan relevan atau kontekstual dengan kehidupan masyarakat kita.
Cara mengembangkan kecerdasan sosial di lingkungan sekolah antara lain: diskusi, berani
menghadapi masalah, bermain peran, kunjungan langsung ke masyarakat dan lingkungan
sosial yang beragam. Jika kegiatan dan metode pembelajaran tersebut dilakukan secara
efektif maka akan dapat mengembangkan kecerdasan sosial bagi seluruh warga sekolah,
sehingga mereka menjadi warga yang peduli terhadap kondisi sosial masyarakat dan ikut
memecahkan berbagai permasalahan sosial yang dihadapi oleh masyarakat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kelima belas kecerdasan hidup dapat dijadikan topik silabus dalam pembelajaran
dan pengembangan kompetensi sosial bagi para pendidik dan calon pendidik. Topik-topik
tersebut dapat dikembangkan menjadi materi ajar yang dikaitkan dengan kasus-kasus yang
aktual dan relevan atau kontekstual dengan kehidupan masyarakat kita. Cara
mengembangkan kecerdasan sosial di lingkungan sekolah antara lain: diskusi, berani
menghadapi masalah, bermain peran, kunjungan langsung ke masyarakat dan lingkungan
sosial yang beragam. Jika kegiatan dan metode pembelajaran tersebut dilakukan secara
efektif maka akan dapat mengembangkan kecerdasan sosial bagi seluruh warga sekolah,
sehingga mereka menjadi warga yang peduli terhadap kondisi sosial masyarakat dan ikut
memecahkan berbagai permasalahan sosial yang dihadapi oleh masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
E.Mulyasa. 2007. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
http://sintiaayurahmawati.blogspot.com/2014/11/makalah-kompetensi-sosial-maklah-
ilmiah.html?m=1 (Diakses pada 22 April 2019) pukul 08.47