Kelas : 3egb
Nim : 061940410268
DEFINISI SISTEM PEMIPAAN DALAM INDUSTRI MINYAK & GAS
Sistem pemipaan tidak hanya terdiri dari pipa, tapi merupakan hasil interkoneksi antar pipa
dan antara berbagai Distributor komponen pipa (tee, elbow, reducer,dll) ditambah juga
katup, sambungan ekspansi yang saling terhubung untuk membentuk sebuah sistem yang
dapat bekerja sesuai tujuannya atau fungsinya.
PIPA
Secara umum, pipa diartikan sebagai sebuah benda yang mempunyai penampang melintang
yang bulat dan berlubang, yang digunakan untuk mengangkut/mendistribusikan fluida
seperti minyak, gas, air, bahan kimia, dll.
UKURAN PIPA
Dulu biasa disebut dengan inisial IPS (iron pipe size) untuk penamaan pipa
berdasarkan ukuran diameternya dalam satuan inch, misal, pipa IPS 6 adalah pipa
dengan ukuran diameter yang mendekati 6 inch, seiring dengan perkembangan
kebutuhan akan ketebalan dinding yang lebih tipis dan desain pada kekuatan dan
ketahanan korosi material pipa membuat penamaan baru untuk ukuran dan tebal pipa.
NPS menggantikan IPS dan istilah schedule (SCH) digunakan untuk nominal tebal
dinding pipa.
Pipa seamless
Buttwelded (ERW)
Menggunakan plat besi yang dilipat membentuk pipa kemudian disambung dengan
lasan.
pk
Spiral Welded
Dibuat dengan cara memuntir pita besi menjadi spiral.
Pipa Spiral
MATERIAL PIPA
Material pipa dibagi dalam 2 kategori yaitu : logam dan non-logam. Pipa logam biasa
dibuat dari material yang bersifat korosif dan non-korosif, untuk material yang
bersifat korosif seperti besi tuang, baja karbon dan baja paduan, yang bersifat
nonkorosif adalah tembaga, alumunium, plastic, dll
KOMPONEN-KOMPONEN PIPA
KATUP / VALVE
Sebuah katup atau valve adalah sebuah alat mekanik yang berfungsi untuk mengatur
aliran dan atau tekanan fluida yang mengalir di dalam pipa. Valve bisa Anda pesan
atau beli di pusat distributor atau supplier valve terlengkap murah di website
yang berkantor di Jakarta. Ada beberapa fungsi katup / valve yang akan dibahas di
bawah ini :
• Katup / valve yang berfungsi buka-tutup (On-Off), ini adalah jenis katup /
valve yang berfungsi untuk membuka penuh atau menutup aliran fluida, jenis
katup / valve yang biasa digunakan adalah katup pintu (gate valve), bola (ball
valve), globe valve, plug valve.
Gambar 2.2 katup pintu (gate)
(Sumber : Valve Selection Handbook 4nd Edition)
• Katup yang berfungsi untuk mencegah aliran balik (Checking), katup ini
berfungsi untuk mencegah aliran fluida, yang dipakai untuk fungsi ini adalah
katup check, biasa dipasang pada saluran keluar pompa.
PEMILIHAN KATUP
Sebelum memilih kode yang akan digunakan, sedikit pembahasan tentang kode dan
standard akan kami jabarkan di sini.
Kode biasanya menetapkan atau berisi syarat-syarat tentang desain, material, fabrikasi,
ereksi, pengujian, dan inspeksi sistem pemipaaan.
Standar berisi aturan dan persyaratan desain dan konstruksi untuk masing
komponenkomponen pemipaan seperti belokan/elbow, tee, flanges, katup dll.
Selain itu ada Recommended Practices yaitu berupa dokumen yang dipersiapkan oleh
professional- professional untuk menyarankan sebuah aturan praktis yang efisien tapi
bersifat optional.
Berkembangnya kode dan standar pemipaan berdasar pada kebutuhan untuk penyesuaian
dengan variasi desain suhu dan tekanan operasi, B31 kode untuk pipa bertekanan yang
dikembangkan ASA atau American Standard Association (sejak 1969 berubah nama
menjadi ANSI) yang untuk selanjutnya kode ini diadopsi oleh ASME.
Selama tahun 1950-an, kode itu tersegmentasi untuk memenuhi kebutuhan individu dari
berbagai mengembangkan industri pipa, dengan kode-kode yang diterbitkan untuk
kekuasaan, petrokimia dan industri transmisi gas antara lain. 1960-an dan 1970-an
mencakup periode pengembangan konsep standar, persyaratan dan metodologi.
Pengembangan dan penggunaan komputer model matematika sistem pipa telah membawa
analisis, desain dan penyusunan untuk tingkat kecanggihan baru. Peraturan dan standar
yang dibentuk untuk memberikan metode manufaktur, pencatatan dan pelaporan data
desain.
"Sebuah standar adalah satu set spesifikasi untuk suku cadang, bahan atau proses
dimaksudkan untuk mencapai keseragaman, efisiensi dan kualitas tertentu". Dasar Tujuan
dari standar ini adalah untuk menempatkan batas maksimal jumlah item dalam spesifikasi,
sehingga dapat memberikan suatu akal inventarisasi tooling, ukuran dan bentuk dan variasi
[4]. Beberapa dokumen penting yang berkaitan dengan pipa adalah:
• American Society of Mechanical Engineers (ASME)
• American National Standards Institute (ANSI)
• American Society of Testing and Materials (ASTM)
• Pipe Fabrication Institute (PFI)
• American Welding Institute (AWS)
• Nuclear Regulatory Commission (NRC)
• American Welding Institute (AWS)
Tujuan dasar kode adalah untuk menyediakan kriteria desain seperti material konstruksi,
diijinkan bekerja stres dan beban set digunakan untuk desain kekuasaan komersial dan
industri sistem pipa Bagian ini memiliki bagian sub berikut [1].
Refrigeration Piping.
Untuk sistem pemipaan pada Fasilitas Produksi Air Itam yang berkenaan dengan proses
produksi hidrokarbon, maka termasuk dalam lingkup ASME B31.3 Proccess Piping
dimana dalam kode ini mencakup sistem pemipaan pada unit pengolahan minyak, bahan
kimia, farmasi, tekstil, kertas, semikonduktor, dan lainnya yang berkaitan.
Desain layout dan pemipaan yang baik sangat membantu dalam desain penopang pipa.
Misalnya, dengan pertimbangan-pertimbangan lainnya dianggap sama, pipa arus diarahkan
mendekat ke struktur-struktur di sekitarnya untuk kemudahan dalam mengikat pipa ke
struktur, memasang anchor, dsb, pipa juga sebaiknya di-routing dengan dikelompokkan ke
dalam grup-grup untuk meminimalkan jumlah tumpuan yang harus dipasang, dari berbagai
tipe penopang pipa (pipe support) yang sering digunakan, menurut fungsinya, di sini akan
kami jelaskan beberapanya dari berbagai macam penopang pipa, antara lain
Tipe tumpuan ini hanya digunakan untuk menyangga beban vertical pada arah
gravitasi, macamnya antara lain, sleeper, hanger, shoe, variable spring support,
constant spring support.
Dalam sistem pemipaan terjadi berbagai reaksi akibat beban-beban (loading) yang terjadi
pada sistem pemipaan tersebut. Misalnya, pada sebuah sistem pemipaan yang beroperasi
pada kondisi tekanan dan temperatur tertentu akan mengakibatkan reaksi pada pipa-pipa
yang akan berkontraksi atau berekspansi jika koefisien ekspansi material tidak mampu
menahan lagi dinamika tekanan dan temperatur yang terjadi di dalam pipa.
Pembebanan pada pipa juga bisa terjadi karena berat material pipa, fluida yang mengalir di
dalam pipa, juga berat-berat dari komponen-komponen pipa, dll, beban-beban ini bersifat
permanen terhadap sistem pemipaan tersebut.
Beban pada pipa dapat diklasifikasikan sebagai beban primer dan beban sekunder. Beban
primer terjadi akibat beban-beban tetap/sustained seperti berat pipa, katup, insulasi dan
komponen-komponen pipa lainnya. Sedangkan beban sekunder berhubungan dengan
ekspansi thermal karena beban temperatur pada pipa.
Dalam kaitannya dengan denah atau tata letak peralatan dalam sebuah pabrik atau fasilitas
produksi minyak, dll, analisa tegangan pipa sangat bergantung dengan denah/layout
pemipaan dan desain tumpuan/support, denah sistem pemipaan harus diperhitungkan
sedemikian rupa sehingga memenuhi kriteria dari batasan tegangan pipa dan penopang
pipa, sehingga bila perlu denah sistem pemipaan bisa berubah karena tidak memenuhi
persyaratan dari analisa tegangan yang sudah diperhitungkan.
2.5.1 TEGANGAN DAN REGANGAN
Jika suatu material dikenai tegangan yang membesar hingga melebihi kemampuan
tegangan maksimum yang bisa ditahan, material itu pasti akan rusak/gagal/fail.
Tegangan atau stress adalah jumlah gaya yang diberikan per satuan luas.
…………………………………pers. 2.5.1
σ = Tegangan, N/m2
F = Gaya pada benda, N
A = Luas penampang benda, mm2
Regangan atau strain adalah rasio antara panjang pemuluran benda dan panjang
benda semula
…………………………………pers. 2.5.2
e = regangan
∆L = panjang pemuluran benda
L = panjang awal benda
Tekanan internal di pipa akan menimbulkan tiga jenis tegangan seperti gambar di
bawah ini,
Gambar 2.6 Arah Tegangan hoop (h), longitudinal (l), radial (r)
Tegangan hoop, adalah tegangan keliling (circumferential stress) dalam benda yang
berbentuk silindris sebagai akibat tekanan internal atau eksternal itulah definisi dari
tegangan hoop, tegangan ini bekerja tegak lurus baik dengan sumbu dan jari-jari
benda atau bekerja secara circumferentially. Jika perbandingan antara diameter pipa
dengan tebal dinding pipa lebih dari 20 maka termasuk dalam jenis pipa berdinding
tipis, pada kasus ini, tegangan hoop yang melewati dinding pipa mendekati konstan
atau sama dengan,
………………………………….pers. 2.5.3
P = tekanan desain, kPa D = diameter
luar pipa, mm t = tebal dinding pipa,
mm
Tegangan longitudinal adalah tegangan yang arahnya sejajar dengan sumbu pipa,
seperti tegangan akibat berat dan temperatur, bending, dan akibat tekanan dalam.
Tegangan-tegangan tersebut dirumuskan sebagai berikut :
• Tegangan longitudinal akibat temperatur dan gaya berat dirumuskan sebagai
berikut :
………………………..……..pers. 2.5.4
………………………….pers. 2.5.5
……….………………………….pers. 2.5.6
Ketiga tegangan tegangan diatas bearah sejajar dengan sumbu pipa sehingga
tegangan longitudinal yang terjadi pada pipa adalah penjumlahan ketiga
tegangan diatas :
σL = σl + σb + σp……………………………..pers. 2.5.7
Tegangan radial, terutama karena tekanan internal adalah sama dengan P
Denah pipa (Piping Layout) harus dianalisa dengan pertimbangan individual dari
masingmasing jalur yang dipengaruhi oleh restraint untuk memperkirakan reaksi pada
anchor dan titik terminal dan tegangan pada pipa. Metode analisa diklasifikasikan dalam
level-level analisa tegangan
Menurut ASME B31.3 par. 319.4.1, perhitungan tegangan tidak harus dilakukan pada
sistem pemipaan di bawah ini :
• Pipa-pipa yang berukuran sama.
• Pipa-pipa yang dipasang melalui dua titik sambung saja.
• Tidak ada penghalang di sepanjang pipa tersebut.
• Sistem pemipaan yang langsung dapat dianalisa hanya dengan membandingkan
dengan sistem yang sudah dianalisa sebelumnya atau merupakan duplikasi dari
sistem sebelumnya.
Untuk sistem-sistem pipa yang dikategorikan diatas dapat dihitung dengan persaman
sederhana berikut ini :
………………………………..pers. 2.6.1
Pipa-pipa umumnya difabrikasi dengan suhu lingkungan setempat, misalnya pada suhu
lingkungan, bilamana pipa digunakan dalam sebuah kilang minyak, mungkin sekali pipa
tersebut akan mengalami temperatur tinggi yang bisa mencapai 6000 oC pada saluran pipa
reactor, atau pada suhu dingin -150 oC bilamana dipakai dalam sebuah system pendingin
ethanol. Kenaikan atau penurunan temperature seperti diatas akan mengakibatkan
pemuaian atau penyusutan dari panjang pipa.
Jikalau pipa tersebut terbuat dari low alloy steel, setiap 100 kaki akan memuai antara ¾
samapai 1 inchi setiap kenaikan temperature 100 oF (terdapat dalam Tabel 319.3.1A dari
standar ASME B31.1), jadi jika ada sepotong pipa antara dua buah peralatan/equipment
sejauh 100 kaki kemungkinan besar akan memanjang ¾ inchi atau lebih jika panasnya
meningkat. Tetapi karena kedua ujungnya terikat dengan peralatan atau tidak bebas
bergerak, pemanjangan tersebut akan menimbulkan tegangan dalam pipa, hal ini tidak
terjadi jika kedua ujung pipa dalam kondisi bebas, bila pipa tidak dalam kondisi kerja maka
pemanjangan atau ekspansi akan kembali nol, maka tegangan yang terjadi pada pipa yang
terikat tadi juga menghilang.
Apabila hal diatas terjadi pada pipa tersebut berulang-ulang, jenis tegangan seperti ini akan
menimbulkan retak. Keretakan akan muncul pada salah satu titik atau pada beberapa titik
sekaligus, hal ini disebut fatigue failure (gagal karena kelelahan).
Jikalau pipa tersebut sedang membawa fluida yang mudah terbakar atau meledak atau yang
bersuhu tinggi, maka bisa jadi akan menimbulkan bahaya kebakaran atau ledakan.Untuk itu
harus ditentukan batas-batas tegangan maksimum yang diizinkan terjadi pada pipa
bilamana temperature-nya meningkat hingga temperatur desain maksimumnya. Nilai-nilai
batas ini dikenal sebagai allowable expansion stress range, yang diatur dalam ASME
B31.3 dengan rumusan sebagai berikut :
Langkah pertama dalam menghitung dan menganalisa tegangan pipa adalah menghitung
ketebalan pipa yang dibutuhkan, agar pipa bisa bekerja di bawah tekanan dan temperatur
yang kita inginkan, maka kita perlu menghitung ketebalan dinding pipa minimum, jadi
tebal pipa minimum tidak boleh kurang dari perhitungan berikut :
…………………….pers. 2.8.1
tm = tebal minimum dari dinding pipa, termasuk faktor korosi, dll, dalam mm
P = tekanan desain, N/m2
Do = diameter luar pipa, mm
S = nilai batas tegangan untuk material pada temperatur desain diambil dari Tabel
A-1 ASME B31.3
E = faktor sambungan lasan pada Tabel A-1A dan A-1B ASME B31.3
Y = koefisien dari Tabel 304.1.1 ASME B31.3, akurat untuk nilai t < D/6 dan
Material- material yang di dalam tabel, untuk t ≥ D/6 nilai Y bisa
diinterpolasikan dengan,
……..…………………………..pers. 2.8.2
…………………………………….pers. 2.9.1
Untuk pipa belokan seperti siku/elbow ketebalan dindingnya tidak boleh kurang dari tebal
minimum yang dibutuhkan pada pipa lurus.
Beban ini termasuk beban karena berat maupun tekanan, dan beban jenis ini selalu ada
selama masa operasional, sehingga desain tumpuan untuk pipa harus memperhitungkan
agar mampu menahan beban-beban ini, misalnya adalah berat pipa, fluida yang mengalir di
dalam pipa, komponen-komponen pipa, insulasi, dan termasuk tumpuan itu sendiri,
Berat pipa = π
(D2 D2) ……………….... pers. 2.9.1
Berat pipa = π
D2 ………………………… pers 2.9.2
Do = diameter luar pipa, mm
Di = diameter dalam pipa, mm
g = percepatan gravitasi, mm/s2
Pipa akan memuai jika terkena panas akibat temperatur fluida yang mengalir di dalamnya,
khususnya memuai panjangnya, hal ini akan menimbulkan tegangan pada pipa, bahkan
dalam kondisi ekstrim, akan mnyebabkan pipa patah. Nilai dari ekspansi dapat dihitung
denga persamaan berikut,
Dalam menghitung jarak antar pipa secara manual, kita ambil batas dari tegangan akibat
beban mati (dead load) misal : berat pipa dan komponennya, , sehingga kita tidak perlu
menghitung jumlah tegangan longitudinal plus tegangan akibat beban mati (σh = tegangan
yang diijinkan pada temperatur maksimum, berdasar Kode ASME B31.3)
Dengan mengasumsikan pipa sebagai sebuah balok lurus dan bebas pada kedua ujungnya
(simply supported), persamaan di bawah ini berdasar batas tegangan :
…………………….……….pers. 2.11.2