Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 1 ILMU PENGANTAR KOMUNIKASI - 10 PERISTIWA KOMUNIKASI

1. Peristiwa 1:
Seorang mahasiswa bernama Ade sedang mengipas dirinya dengan kertas
ketika berada di dalam kelas. Teman-teman Ade akan membuat persepsi bahwa Ade
sedang kepanasan.
Alasan:
Kejadian tersebut termasuk dalam peristiwa komunikasi yang bersifat non-
intensional. Secara tidak sengaja, Ade telah menyampaikan pesan non-verbal kepada
teman-temannya bahwa ia merasa kepanasan di dalam ruang kelas tersebut. Terjadi
proses dimana teman sekelas Ade mengobservasi dan mengatribusikan makna
terhadap perilaku tersebut.

2. Peristiwa 2:
Dalam grup WhatsApp kelas Ilmu Komunikasi 9, seorang dosen
menginformasikan kepada para mahasiswa bahwa akan diadakan pertemuan tatap
muka lewat aplikasi Microsoft Teams besok pukul 7 pagi. Keesokan harinya, seluruh
mahasiswa dalam kelas Ilmu Komunikasi 9 bergabung dalam meeting yang dibuat
oleh dosen tepat pada pukul 7 pagi.
Alasan:
Peristiwa di atas merupakan peristiwa komunikasi karena pesan yang
disampaikan oleh dosen (sender) diterima dan diinterpretasikan dengan baik oleh para
mahasiswa (receiver). Tercapai kesamaan makna (mutual understanding) antara
dosen dengan mahasiswa.

3. Peristiwa 3:
(Dilansir dari Kompas.com) “Ada empat anggota BPUPKI yang
mengemukakan usulan mengenai dasar negara. Dari beberapa rumusan yang
disampaikan anggota BPUPKI, rumusan Soekarno yang diberi nama Pancasila yang
paling diterima semua anggota.”
Alasan:
Kutipan di atas merupakan peristiwa komunikasi karena dalam rapat tersebut
terjadi sebuah diskusi yang berlangsung antara anggota BPUPKI. Diskusi itu
mencapai sebuah hasil sebagai keputusan bersama (commonness).

4. Peristiwa 4:
Pada Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di SMA Abdi Negara,
panitia menyampaikan sebuah pesan terkait menu bekal MPLS untuk besok hari
kepada siswa baru angkatan 2020/2021. Pesan tersebut berbunyi seperti berikut
“Untuk bekal makan siang pada MPLS hari kedua, siswa diminta untuk membawa
rambut kribo, guling berdarah, ketombe, dan kedelai semen.” Keesokan harinya
semua siswa baru angkatan 2020/2021 membawa bekal makan siang yang sama yaitu
brokoli, sosis, nasi putih, dan tempe. Ternyata semua siswa membawa bekal makan
siang yang benar dan sesuai dengan instruksi panitia di hari sebelumnya.

Alasan:
Kejadian di atas merupakan peristiwa komunikasi karena panitia dan siswa
baru angkatan 2020/2021 mencapai pengertian bersama atau kesamaan makna
(commonness). Walaupun panitia menyampaikannya tidak secara langsung,
melainkan melewati teka-teki, para siswa dapat memahami dan memaknai pesan
tersebut sesuai dengan pikiran panitia.

5. Peristiwa 5:
Restoran fast food di Indonesia memiliki sebuah cabang yang semua
pelayannya tunawicara. Para pelanggan diminta untuk mengikuti instruksi pemesanan
yang sudah tertera di computer tempat memesan. Instruksi ini merupakan prosedur
pemesanan menggunakan bahasa isyarat. Ketika pelanggan mengikuti instruksi
tersebut, pelayan/kasir yang tunawicara dapat memahami apa yang dipesan dan
diinginkan oleh pelanggan. Pelanggan juga dapat memahami apa yang dikatakan oleh
pelayan/kasir dengan bahasa isyarat karena adanya instruksi tadi.
Alasan:
Peristiwa tersebut termasuk dalam peristiwa komunikasi karena terjadi
interaksi sosial antara pelanggan dan pelayan menggunakan bahasa isyarat
(symbol/lambang-lambang, gesture tubuh). Terjadi pertukaran ide atau pikiran
melalui bahasa isyarat (lambang non-verbal) tersebut sehingga tercapai kesamaan
makna.

6. Peristiwa 6:
Pada tahun 2015, seorang pianis bernama Nobuyuki Tsujii memainkan
komposisinya yang berjudul “Elegy for the Victims of the Tsunami of March 11, 2011
in Japan" di Carneige Hall. Lagu tersebut memiliki alunan nada dan melodi yang
pelan dan sedih. Tsujii meneteskan air mata saat memainkan lagu tersebut. Para
penonton yang hadir ikut tersentuh hatinya dan ikut menangis mengingat musibah
yang menimpa Jepang pada tahun 2011.
Alasan:
Kejadian di atas termasuk peristiwa komunikasi karena terjadi pesan dari
Tsujii tersampaikan kepada penonton melalui permainan musik. Komposisi ini
merupakan rasa sedih pianis mengenang musibah di Jepang pada tahun 2011. Pesan
dalam musik ini tersampaikan pada para penonton karena penonton ikut meneteskan
air mata selama pertunjukkan berlangsung.

7. Peristiwa 7:
Saat kegiatan belajar dan mengajar di SMAN 52 sedang berlangsung,
pengeras suara di dalam ruang kelas berbunyi dan seorang petugas tata usaha
mengumumkan kepada seluruh siswa untuk berkumpul di lapangan segera. Setelah
pengumuman usai seluruh siswa SMAN 52 segera bergegas menuju lapangan.
Alasan:
Peristiwa tersebut termasuk komunikasi karena petugas tata usaha yang
mengumumkan (sender) berhasil menyampaikan pesan kepada para siswa SMAN 52
(receiver). Komunikasi ini bersifat satu arah (one way traffic of communication).
Pesan tersebut telah mencapai commonness (kesamaan makna) sehingga para siswa
turun dan berkumpul di lapangan sesuai yang diinstruksikan oleh petugas tata usaha
melalui pengumuman.

8. Peristiwa 8:
Dalam sebuah pagelaran orkestra seorang konduktor memberikan aba-aba
istirahat, perubahan tempo, dan dinamika musik menggunakan tongkatnya. Dalam
sebuah orkestra, para pemain musik diminta untuk memperhatikan aba-aba dari
konduktor. Ketika konduktor mengayunkan tongkatnya dengan cepat, para pemain
musik bermain dalam tempo cepat, sesuai dengan aba-aba yang diberikan oleh
konduktor.
Alasan:
Walaupun tidak ada pembicaraan atau komunikasi verbal dalam pemberian
aba-aba oleh konduktor tersebut para pemusik berhasil memainkan musik secara
sinkron dalam tempo yang sama (yang diberikan oleh konduktor melalui aba-aba
tongkat). Pada peristiwa ini, terjadi komunikasi non-verbal antara kondukter dengan
para pemusik. Ini disebut peristiwa komunikasi

9. Peristiwa 9:
Dalam Upacara 17 Agustus di SMAN 52, kepala sekolah memberikan pidato
terkait patriotisme. Para siswa dalam mendengarkan dengan seksama dalam sikap
istirahat.
Alasan:
Kepala sekolah (sender) menyampaikan pesan kepada para siswa (receiver).
Komunikasi ini merupakan komunikasi satu arah karena tidak adanya pertukaran
peran antara kedua pihak namun pesan tetap tersampaikan.

10. Peristiwa 10:


Seorang laki-laki berbadan kekar menggunakan baju berwarna pink dan
memiliki gaya jalan yang manis (seperti wanita). Orang-orang yang melihatnya
mempersepsikan bahwa laki-laki tersebut adalah seorang homoseksual.
Alasan:
Warna pink memiliki konotasi perempuan bagi sebagian besar orang. Maka
ketika ada laki-laki menggunakan baju pink, mereka biasanya dilihat sebagai seorang
banci atau homoseksual, walaupun belum tentu seperti itu. Pada peristiwa di atas,
terjadi sebuah komunikasi antara laki-laki pemakai baju warna pink dengan para
pengamat. Ini termasuk peristiwa komunikasi karena adanya suatu hal yang
memengaruhi pikiran orang lain.

Anda mungkin juga menyukai