Anda di halaman 1dari 71

LAPORAN PRAKTIKUM PILOT PLANT

Double Pipe Heat Exchanger dan Shell and Tube Heat Exchanger

Dosen Pembimbing : Ir Umay Khayam MT

Kelompok/Kelas : V/ 3C

Anggota : 1. Fatimah (171411079)

2. Hafizha Tsalis N (171411080)

3. Iffatul Aziza (171411081)

Tanggal Praktikum : 9 September 2019

Tanggal Pengumpulan Praktikum : 16 September 2019

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

TAHUN 2019
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Di era modern saat ini energi merupakan salah satu kebutuhan pokok yang
berpengaruh penting dalam kehidupan manusia. Dimana hampir seluruh aktifitas manusia
berhubungan dengan energi. Seiring dengan berjalannya waktu kebutuhan akan energi
semakin lama semakin meningkat. Dengan meningkatnya harga energi yang dibutuhkan,
maka butuhnya suatu usaha untuk melakukan efesiensi pada energi tersebut. Salah satu
cara meningkatkan efesiensi dengan mengambil energi dari sumber yang berbeda untuk
digunakan. Energi yang dapat digunakan tersebut adalah energi panas. Sumber energi
panas yang tersedia tercermin pada propertis fisika seperti massa aliran, temperatur,
viskositas, panas spesifik, densitas, dan konduktivitas termal. Maka dibutuhkan sebuah
alat untuk mengambil sumber panas tersebut yaitu dengan menggunakan heat exchanger.

HE (heat exchanger) adalah suatu alat digunakan dalam proses perpindahan panas
fluida dengan fluida yang lain tanpa terjadi perpindahan massa didalamnya dan dapat
dipergunakan sebagai pemanas maupun pendingin. HE pada lapangan memiliki tipe yang
beragam. HE yang sering digunakan ialah HE dengan tipe shell-and-tube dengan
segmental baffle. Alat ini terdiri dari sebuah shell silindris di bagian luar dan sejumlah
tube (tube bundle) di bagian dalam, dimana temperatur fluida di dalam tube bundle
berbeda dengan di luar tube (di dalam shell) sehingga terjadi perpindahan panas antara
aliran fluida di dalam tube dan di luar tube. Adapun daerah yang berhubungan dengan
bagian dalam tube disebut dengan tube side dan yang di luar dari tube disebut shell side.
Pemilihan yang tepat suatu alat penukar kalor akan menghemat biaya operasional harian
dan perawatan. Bila alat penukar kalor dalam keadaan baru, maka permukaan logam dari
pipa-pipa pemanas masih dalam keadaan bersih setelah alat beroperasi beberapa lama
maka terbentuklah lapisan kotoran atau kerak pada permukaan pipa tersebut. Tebal
tipisnya lapisan kotoran tergantung dari fluidanya. Adanya lapisan tersebut akan
mengurangi koefisien perpindahan panasnya. Harga koefisien perpindahan panas untuk
suatu alat penukar kalor selalu mengalami perubahan selama pemakaian. Batas terakhir
alat dapat berfungsi sesuai dengan perencanaan adalah saat harga koefisien perpindahan
panas mencapai harga minimum

1.2 Tujuan Praktikum

 Memahami fungsi alat penukar kalor jenis Double Pipe dan jenis Shell & Tube
 Memahami mekanisme operasi alat penukar kalor jenis Double Pipe dan jenis
Shell & Tube
 Mengetahui komponen-komponen utama alat penukar kalor jenis jenis Double
Pipe dan jenis Shell & Tube
 Mengetahui cara menghitung total heat transfer coefficient alat penukar kalor
jenis Double Pipe dan jenis Shell & Tube yang ada di laboratorium Pilot Plant.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Heat Exchanger


Sesuai dengan namanya, maka alat penukar kalor (heat exchanger) berfungsi
mempertukarkan suhu antara dua fluida dengan melewati dua bidang batas. Bidang batas
pada alat penukar kalor ini berupa pipa yang terbuat dari berbagai jenis logam sesuai dengan
penggunaan dari alat tersebut.
Pada percobaan ini akan dilakukan pengamatan unjuk kerja alat penukar kalor pipa
ganda (double pipe heat exchanger) yang terdiri dari dua pipa konsentris. Pipa yang berada
di luar dikenal sebagai annulus (shell), sedangkan bagian dalam dikenal sebagai pipa (tube).

2.2 Prinsip Kerja Heat Exchanger

Heat exchanger adalah heat exchanger antara dua fluida dengan melewati dua bidang
batas. Bidang batas pada heat exchanger adalah dinding pipa yang terbuat dari berbagai jenis
logam. Pada heat exchanger ini, terdapat dari dua pipa konsentris, yaitu: annullus/shell (pipa
yang berada di luar) dan tube (pipa yang berada di dalam).

Berdasarkan jenis alirannya heat exchanger dibagi menjadi tiga, yaitu:

A. Pararel Flow
Kedua fluida ,mengalir dalam heat exchanger dengan aliran yang searah. Kedua fluida
memasuki HE dengan perbedaan suhu yang besar. Perbedaan temperatur yang besar
akan berkurang seiring dengan semakin besarnya x, jarak pada HE. Temperatur
keluaran dari fluida dingin tidak akan melebihi temperatur fluida panas.
B. Counter Flow
Berlawanan dengan paralel flow, kedua aliran fluida yang mengalir dalam HE masuk
dari arah yang berlawanan. Aliran keluaran yang fluida dingin ini suhunya mendekati
suhu dari masukan fluida panas sehingga hasil suhu yang didapat lebih efekrif dari
paralel flow. Mekanisme perpindahan kalor jenis ini hampir sama dengan paralel flow,
dimana aplikasi dari bentuk diferensial dari persamaan steady-state:
dQ=U ( T−t ) a ital dL} {¿ (1)
dQ=WCdT =wcdt
(2)

C. Cross flow Heat exchanger

Dimana satu fluida mengalir tegak lurus dengan fluida yang lain. Biasa dipakai
untuk aplikasi yang melibatkan dua fasa. Misalnya sistem kondensor uap (tube and
shell heat exchanger), di mana uap memasuki shell, air pendingin mengalir di dalam
tube dan menyerap panas dari uap sehingga uap menjadi cair.

2.3 Komponen Penyusun Heat Exchanger

Komponen-komponen dari penyusun Heat Exchanger, terdiri dari:

A. Shell dan Tube

Suatu sillinder yang dilengkapi dengan inlet dan outlet nozzle sebagai tempat keluar
masuknya fluida. Ada 2 jenis tube dalam shell, yaitu finned tube (tube yang mempunyai
sirip (fin) pada bagian luar tube) dan bare tube (tube dengan permukaan yang rata)

B. Tube Sheet

Tempat untuk merangkai ujung-ujung tube sehingga menjadi satu yang disebut tube
bundle. HE dengan tube lurus pada umumnya menggunakan 2 buah tube sheet.
Sedangkan pada tube tipe U menggunakan satu buah tube sheet yang berfungsi untuk
menyatukan tube-tube menjadi tube bundle dan sebagai pemisah antara tube side dengan
shell side.

C. Baffle

Berfungsi sebagai penyangga tube, menjaga jarak antar tube, menahan vibrasi yang
disebabkan oleh aliran fluida, dan mengatur aliran turbulen sehingga perpindahan panas
lebih sempurna. Jenis baffle yaitu battle melintang (segmental, dish and doughnut) dan
baffle memanjang.

D. Tie Rods
Batangan besi yang dipasang sejajar dengan tube dan ditempatkan di bagian paling luar
dari baffle yang berfungsi sebagai penyangga agar jarak antara baffle yang satu dengan
lainnya tetap.
2.4 Jenis-Jenis Heat Exchanger
A. Berdasarkan Fungsinya
1) Heat exchanger
Heat exchanger mengontrol kalor antara dua proses aliran: aliran fluida panas yang
membutuhkan pendinginan ke aliran fluida temperatur rendah yang membutuhkan
pemanasan. Kedua fluida biasanya satu fasa atau suatu fluida yang berbentuk gas
dan lainnya berbentuk cairan.
2) Condenser
Condenser adalah tipe lain dimana hidrokarbon atau gas lainnya yang mencair
sebagian atau seluruhnya dengan pemindahan panas.
3) Cooler – Chiller
Berfungsi memindahkan panas, baik panas sensibel maupun panas laten fluida yang
berbentuk uap kepada media pendingin, sehingga terjadi perubahan fasa uap
menjadi cair. Media pendingin biasanya digunakan air atau udara. Condensor
biasanya dipasang pada top kolom fraksinasi. Pada beberapa kasus refrijeran biasa
digunakan ketika temperatur rendah dibutuhkan. Pendinginan itu sering disebut
‘chiller’.
4) Reboiler
Digunakan untuk menguapkan kembali sebagian cairan pada dasar kolom (bottom)
distilasi, sehingga fraksi ringan yang masih ada masih teruapkan. Media pemanas
yang digunakan adalah uap (steam). Reboiler bisa dipanaskan melalui media
pemanas atau dipanaskan langsung. Yang terakhir reboilernya adalah furnace atau
fire tube
5) Heater – Superheater
Heater digunakan untuk memanaskan fluida yang memiliki viskositas tinggi baik
bahan baku ataupun fluida proses dan biasanya menggunakan steam sebagai
pemanas. Superheater memanaskan gas dibawah temperatur jenuh.
B. Berdasarkan Konstruksinya
1) Tubular Exchanger
- Double-pipe Heat exchanger
Terdiri dari satu buah pipa yang diletakkan di dalam sebuah pipa lainnya
yang berdiameter lebih besar secara konsentris. Fluida yang satu mengalir di dalam
pipa kecil sedangkan fluida yang lain mengalir di bagian luarnya. Pada bagian luar
pipa kecil biasanya dipasang fin atau sirip memanjang, hal ini dimaksudkan untuk
mendapatkan permukaan perpindahan panas yang lebih luas. Double pipe ini dapat
digunakan untuk memanaskan atau mendinginkan fluida hasil proses yang
membutuhkan area perpindahan panas yang kecil (biasanya hanya mencapai 50
m2).
Double-pipe Heat exchanger ini juga dapat digunakan untuk mendidihkan
atau mengkondensasikan fluida proses tapi dalam jumlah yang sedikit. Kerugian
yang ditimbulkan jika memakai Heat exchanger ini adalah kesulitan untuk
memindahkan panas dan mahalnya biaya per unit permukaan transfer. Tetapi,
double pipe Heat exchanger ini juga memiliki keuntungan yaitu Heat exchanger ini
dapat dipasang dengan berbagai macam fitting (ukuran).
Pada alat ini, mekanisme perpindahan kalor terjadi secara tidak langsung
(indirect contact type), karena terdapat dinding pemisah antara kedua fluida
sehingga kedua fluida tidak bercampur. Fluida yang memiliki suhu lebih rendah
(fluida pendingin) mengalir melalui pipa kecil, sedangkan fluida dengan suhu yang
lebih tinggi mengalir pada pipa yang lebih besar (pipa annulus). Penukar kalor
demikian mungkin terdiri dari beberapa lintasan yang disusun dalam susunan
vertikal. Perpindahan kalor yang terjadi pada fluida adalah proses konveksi, sedang
proses konduksi terjadi pada dinding pipa. Kalor mengalir dari fluida yang
bertemperatur tinggi ke fluida yang bertemperatur rendah.
Kelebihan Double-pipe Heat exchanger:
 Dapat digunakan untuk fluida yang memiliki tekanan tinggi.
 Mudah dibersihkan pada bagian fitting
 Fleksibel dalam berbagai aplikasi dan pengaturan pipa
 Dapat dipasang secara seri ataupun parallel
 Dapat diatur sedimikian rupa agar diperoleh batas pressure drop dan LMTD
sesuai dengan keperluan
 Mudah bila kita ingin menambahkan luas permukaannya
 Kalkulasi design mudah dibuat dan akurat
Kekurangan Double-pipe Heat exchanger:
 Relatif mahal
 Terbatas untuk fluida yang membutuhkan area perpindahan kalor kecil (<50 m2)
 Biasanya hanya digunakan untuk sejumlah kecil fluida yang akan dipanaskan atau
dikondensasikan.

- Shell and tube


Jenis ini terdiri dari shell yang didalamnya terdapat rangkaian pipa kecil yang
disebut tube bundle. Perpindahan panas terjadi antara fluida yang mengalir di dalam
tube dan fluida yang mengalir di luar tube (pada shell side). Shell and tube ini
merupakan Heat exchanger yang paling banyak digunakan dalam proses-proses
industri.
Keuntungan Shell and Tube Heat exchanger merupakan Heat exchanger yang
paling banyak digunakan di proses-proses industri karena mampu memberikan ratio
area perpindahan panas dengan volume dan massa fluida yang cukup kecil. Selain itu
juga dapat mengakomodasi ekspansi termal, mudah untuk dibersihkan, dan
konstruksinya juga paling murah di antara yang lain. Untuk menjamin bahwa fluida
pada shell-side mengalir melintasi tabung dan dengan demikian menyebabkan
perpindahan kalor yang lebih tinggi, maka di dalam shell tersebut dipasangkan
sekat/penghalang (baffles).
Shell and tube ini dibagi lagi sesuai dengan penggunaannya yaitu class R (untuk
keperluan proses dengan tekanan tinggi), class C (untuk keperluan proses dengan
tekanan dan temperatur menengah dan fluida yang tidak korosif, serta class B (untuk
keperluan fluida yang korosif). Proses pertukaran panas pada kedua fluida ini terjadi
pada dinding tube dimana terdapat dua proses perpindahan yaitu secara konduksi dan
konveksi. Dilihat dari konstruksinya, Heat exchanger tipe Shell and Tube dibedakan
atas:
 Fixed Tube Sheet
Fixed Tube Sheet merupakan jenis shell and tube Heat exchanger yang terdiri
dari tube-bundle yang dipasang sejajar dengan shell dan kedua tube sheet
menyatu dengan shell. Kelemahan pada tipe ini adalah kesulitan pada
penggantian tube dan pembersihan shell.
 Floating Tube Sheet
Floating Tube Sheet merupakan Heat exchanger yang dirancang dengan salah
satu tipe tube sheetnya mengambang, sehingga tube-bundle dapat bergerak di
dalam shell jika terjadi pemuaian atau penyusutan karena perubahan suhu. Tipe
ini banyak digunakan dalam industri migas karena pemeliharaannya lebih
mudah dibandingkan fix tube sheet, karena tube-bundlenya dapat dikeluarkan,
dan dapat digunakan pada operasi dengan perbedaan temperatur antara shell
dan tube side di atas 200oF.
 U tube/U bundle
U tube/U bundle merupakan jenis HE yang hanya mempunyai 1 buah tube
sheet, dimana tube dibuat berbentuk U yang ujung-ujungnya disatukan pada
tube sheet sehingga biaya yang dibutuhkan paling murah di antara Shell and
Tube Heat exchanger yang lain. Tube bundle dapat dikeluarkan dari shellnya
setelah channel headnya dilepas. Tipe ini juga dapat digunakan pada tekanan
tinggi dan beda temperatur yang tinggi. Masalah yang sering terjadi pada Heat
exchanger ini adalah terjadinya erosi pada bagian dalam bengkokan tube yang
disebabkan oleh kecepatan aliran dan tekanan di dalam tube, untuk itu fluida
yang mengalir dalam tube side haruslah fluida yang tidak mengandung partikel-
partikel padat.
2) Spiral tube
- Plate Heat exchanger
Kedua aliran masuk dari
sudut dan melewati
bagian atas dan bawah
plat-plat parallel dengan
fluida panas melewati
jalan-jalan (ruang antar
plat) genap dan fluida
dingin melewati jalan-
jalan ganjil. Plat-plat
Gambar 3. Plate Heat Exchanger dapat dipasang secara
melingkar agar dapat
memberikan perpindahan panas yang besar dan mencegah terjadinya fouling
(deposit yang tidak diinginkan). Plate Heat exchanger juga mudah untuk
dilepas dan dipasang kembali sehingga mudah untuk dibersihkan. Heat
exchanger ini dibagi atas 3 macam :
- Plate and frame or gasketed plate exchanger
Jenis ini terdiri dari bingkai-bingkai dan plat-plat yang disusun rapat,
permukaan plat mempunyai alur-alur yang berpasangan sehingga jika dirangkai
mempunyai dua aliran. Heat exchanger ini digunakan untuk temperatur dan
tekanan rendah seperti mendinginkan cooling water.
- Spiral plate heat exchanger
- Lamella (ramen) heat exchanger

C. Berdasarkan Flow arrangements


Terdapat dua jenis Heat Exchanger berdasarkan flow arrangements yakni single
pass dan multiple pass. Pada single pass, kedua fluida melewati sistem hanya satu kali,
sedangkan pada multiple pass, salah satu atau kedua fluida mengalir bolak-balik secara
zigzag. Pada single pass aliran fluida bisa parallel ataupun berlawanan, sedangkan pada
multiple pass merupakan kombinasai keduanya. Fluida juga dapat mengalir secara
crossflow. Yang pertama, kedua fluida tidak bercampur, mereka melewati jalan masing-
masing tanpa bercampur. Yang kedua, kedua fliuda bercampur tanpa terjadi reaksi kimia.
Jika luas shell besar, cross flow akan menghasilkan koefisien perpindahan kalor yang
lebih tinggi daripada aliran aksial yang terjadi di dalam tabung double-pipe.
D. Berdasarkan Arah Aliran
- Paralel Flow
Kedua fluida ,mengalir dalam heat exchanger dengan aliran yang searah. Kedua
fluida memasuki HE dengan perbedaan suhu yang besar. Perbedaan temperatur
yang besar akan berkurang seiring dengan semakin besarnya x, jarak pada HE.
Temperatur keluaran dari fluida dingin tidak akan melebihi temperatur fluida panas.
- Counter Flow
Berlawanan dengan paralel flow, kedua aliran fluida yang mengalir dalam HE
masuk dari arah yang berlawanan. Aliran keluaran yang fluida dingin ini suhunya
mendekati suhu dari masukan fluida panas sehingga hasil suhu yang didapat lebih
efekrif dari paralel flow.
- Cross Flow Heat exchanger
Dimana satu fluida mengalir tegak lurus dengan fluida yang lain. Biasa dipakai
untuk aplikasi yang melibatkan dua fasa. Misalnya sistem kondensor uap (tube and
shell Heat exchanger), di mana uap memasuki shell, air pendingin mengalir di
dalam tube dan menyerap panas dari uap sehingga uap menjadi cair.
Dari ketiga tipe Heat exchanger tersebut tipe counter flow yang paling efisien
ketika kita membandingkan laju perpindahan kalor per unit area. Dengan beda
temperatur fluida yang paling maksimal di antara kedua tipe Heat exchanger
lainnya, maka beda temperatur rata-rata (log mean temperature difference) akan
maksimal dan pada akhirnya laju perpindahan kalor akan maksimal pula.

2.5 Parameter Heat Exchanger


A. Logaritmic Mean Temperature Difference (LMTD)

Pada awalnya kita mengandaikan U (bisa juga digantikan oleh h ) sebagai nilai

konstan (nilai U dapat dilihat pada tabel pada lampiran). U sendiri merupakan koefisien heat
transfer overall. Aturan untuk nilai U adalah sebagai berikut :
1. Fluida dengan konduktivitas termal rendah seperti tar, minyak atau gas, biasanya
menghasilkan h yang rendah. Ketika fluida tersebut melewati heat exchanger, U akan
cenderung untuk turun
2. Kondensasi dan Pemanasan merupakan proses perpindahan kalor yang efektif. Proses
ini dapat meningkatkan nilai U.
3. Untuk U yang tinggi, tahanan dalam exchanger pasti rendah
4. Untuk fluida dengan konduktivitas yang tinggi , mempunyai nilai U dan h yang
tinggi.
Untuk U pada suhu yang hampir konstan, variasi temperatur dari aliran fluida dapat
dihitung secara overall heat transfer dalam bentuk perbedaan temperatur rata-rata dari aliran
dua fluida, yang dapat dibuat persamaan sebagai berikut :
Q=UA ΔT mean (3)
Yang menjadi masalah kali ini adalah bagaimana membuat persamaan tersebut menjadi
benar. Kita harus dapat menghitung nilai dari ΔT yang diinginkan. Hal ini disebabkan karena
terlihat pada grafik mengenai kecenderungan perubahan temperatur fluida akan lebih cepat
sejalan dengan posisinya (grafik bisa dilihat dari lampiran). Selain itu pada counterflow dan
pararel flow, perhitungan tersebut bisa berbeda. Oleh karena itu perlu dicari suatu persamaan
yang dapat menyelesaikan masalah ini. Dengan menurunkan rumus awal sebagai berikut :
dQ=U (dA ) ΔT=−(mc p )h dT h =(mc p )c dT c (4)
Keterangan : h untuk aliran panas dan c untuk aliran dingin
Setelah itu kita menyamakan persamaan antara persamaan untuk counterflow dan
persamaan untuk pararel flow dan didapat :
ΔT a −ΔT b
Q=UA
( ln( ΔT a / ΔT b ) (5)
Dimana ΔTa adalah selisih antara suhu keluaran shell dengan suhu fluida pendingin awal
dan ΔTb adalah selisih antara suhu keluaran shell dengan suhu fluida pendingin akhir. Δt mean
yang dimaksud dalam persamaan tersebut adalah LMTD, yaitu :
ΔT a − ΔT b
ΔT mean =LMTD=
( ln ( ΔT a / ΔT b ) (6)
Namun demikian penggunaan LMTD juga cukup terbatas. Kita harus menggunakan
faktor koreksi F yang dapat dilihat dalam grafik pada lampiran. Sehingga rumusnya menjadi :
Q=UAF ( LMTD ) (7)

C. Koefisien perpindahan kalor keseluruhan U (overall coefficient of heat transfer),


Koefisien perpindahan kalor keseluruhan (U), terdiri dari dua macam yaitu:
1) UC adalah koefisien perpindahan kalor keseluruhan pada saat alat penukar kalor masih
baru
2)UD adalah koefisien perpindahan kalor keseluruhan pada saat alat penukar kalor sudah
kotor.
Secara umum kedua koefisien itu dirumuskan sebagai:

(8)

D. Fouling Resistance
Jika sebuah pipa baru saja digunakan, maka keadaannya masih normal dan bersih
sehingga tidak mengganggu proses perpindahan kalor. Namun pada suatu saat fluida yang
terus menerus mengalir dalam pipa akan membentuk seperti sebuah lapisan yang akan
mengganggu aliran kalor. Hal inilah yang disebut dengan fouling resistance. Untuk
menghitung fouling resistance dapat digunakan rumus berikut ini :
1 1
Rd ≡ −
U D UC
Dimana U pipa yang sudah tua tersebut dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
1
U=
1 r i ln( r 0 /r p ) r j ln(r p /r i ) r i
+ + + + Rd
hi k insulator k pipe r 0 h0 (9)
Untuk U<<10000 W/m2 °C fouling mungkin tidak begitu penting, karena hanya
menghasilkan resistan yang kecil. Namun pada water to water heat exchanger dimana nilai U
disekitar 2000 maka fouling factor akan menjadi penting. Pada finned tube heat exchanger
dimana gas panas mengalir di dalam tube dan gas yang dingin mengalir melewatinya, nilai U
mungkin sekitar 200, fouling factor akan menjadi signifikan.

Gambar 4. Kekotoran Pipa

E. Efektivitas Heat exchanger


Efektivitas heat exchanger dapat dirumuskan sebagai berikut :
C h (T h in−T hout ) C c ( T cout −T cin )
ε≡ =
C min ( T hin −T c min ) C min (T hin −T cin )
(10)
actual heat transferred
ε=
max imum heat that could possibly be transferred from one stream to another
Maka untuk mencari efektifitas untuk paralel single pass HE adalah sebagai berikut :
1−exp [−(1−Cmin /C max ) NTU ]
ε=
1+C min /C max (11)
Sedangkan untuk counterflow adalah sebagai berikut :
1−exp [−(1−C min /Cmax ) NTU ]
ε=
1−(C min /C max )exp [−( 1−C min / C max ) NTU ] (12)
Keterangan : NTU (Number of Transfer Unit) bisa didapatkan dari rumus :
UA
NTU=
C min (13)
Cmin merupakan nilai C tekecil antara Ch dan Cc, sedangkan Cmax merupakan nilai yang
terbesar.

F. Perpindahan Kalor pada Alat Penukar Kalor

(14)
Δtm merupakan suhu rata-rata log atau Log Mean Temperature Difference (LMTD).
Untuk shell and tube heat exchanger, nilai LMTD harus dikoreksi dengan faktor yang
dicari dari grafik yang sesuai (Fig 18 s/d Fig 23 Kern). Caranya adalah dengan
menggunakan parameter R dan S.

(15-16)
Nilai LMTD dihitung dengan persamaan sbb:
Bila UD konstan
Untuk aliran searah (co-current)

Atau

Untuk aliran berlawanan arah (Counter Current)


(17)
Nilai LMTD yang diperoleh ini harus dikoreksi dengan faktor F T yang dicari dari grafik
yang sesuai. Caranya yaitu dengan menggunakan parameter R dan S:

(18-19)
Dan harga Δ tm =FT.LMTD

Bila UD tidak konstan (berubah) terhadap suhu


Untuk aliran searah atau aliran berlawanan arah, maka persamaan LMTD berupa
persamaan implisit:
(20)
BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 ALAT dan BAHAN
-
- Seperangkat alat heat exchanger Shell and Tube & Double Pipe
- Fluida (air)
- Steam
3.2 PROSEDUR KERJA
- Proses pertukaran panas pada STHE

Mengalirkan air dingin hingga HE terisi

Mengalirkan steam

Mengatur laju alir steam hingga suhu air panas tidak lebih dari 600C

Mengatur laju alir fluida panas tetap pada 4 LPM

Mengalirkan fluida dingin dengan variasi laju alir dingin 4 LPM, 6 LPM, dan 8
LPM

Mencatat suhu masuk dan keluar tiap aliran fluida

Mengulangi langkah 1-6 pada laju alir fluida dingin tetap 4 LPM degan variasi
laju alir fluida panas
- Pengoperasian pada alat STHE

Membuka V2 dan menutup V1

Membuka V8 dan V6

Membuka dan mengatur V14

Mengamati temperatur indikator

Mengamati perubahan suhu tiap 2 menit

Melakukan variasi laju alir

- Proses pertukaran panas DPHE


Menutup valve pembuangan DPHE dan membuka valve sirkulasi

Membuka valve V13 yang merupakan aliran masukan steam sehingga steam
mengalir menuju heater

Mengatur V13 agar steam dapat memanaskan air dingin dari V4

Mengamati temperatur indikator baik masukan ataupun keluaran sampai stabil

Mengamai perubahan suhu yang terjadi setiap 2 menit

Melakukan bariasi laju alir

3.3 DATA PENGAMATAN

A. DATA SPESIFIKASI
1. DATA SPESIFIKASI ALAT
a. Spesifikasi Alat STHE

- Panjang shell and Tube: 120 cm


- Diameter shell : 37,5 cm
- Jumlah sekat : 13 sekat
- Jumlah tube : 24 buah
- Diameter tube luar : 3,2 cm
- Diameter tube : 2,7 cm
dalam

b. Spesifikasi Alat DPHE -1


- Panjang pipa : 140 cm
- Diameter shell : 9 cm
- Diameter tube : 3,6 cm
c. Spesifikasi Alat DPHE -2

- Panjang pipa : 140 cm


- Diameter shell : 11,6 cm
- Diameter tube : 4,4 cm

B. DATA KALIBRASI

1. Data Kalibrasi DPHE

KALIBRASI DOUBLE PIPE


Kalibrasi air dingin Kalibrasi air panas
v(lpm t(s V(L v(act;lpm) bukaan t(s V(L v(act;lpm)
) ) ) ) )
3 20 1 1.0 3.15 0.25 20 2.44 2.2 6.81
5 7
3 20 1.1 0 0.25 20 2.1 0
9 20 3.06 3.0 9.09 0.5 20 4.58 4.3 13.02
3 4
9 20 3 0 0.5 20 4.1 0
15 20 6 5.7 17.34 1 20 7.6 7.6 22.89
8 3
15 20 5.56 0 1 20 7.66 0

2. Data Kalibrasi STHE


KALIBRASI STHE
Kalibrasi air dingin Kalibrasi air panas
v(lpm) t(s V(L v(act;lpm) v(lpm) t(s V(L v(act;lpm)
) ) ) )
3 20 1.82 1.84 5.52 3 20 1.5 1.41 4.23
3 20 1.86 0 3 20 1.32 0
6 20 3.1 3.07 9.21 6 20 2.1 2.26 6.78
6 20 3.04 0 6 20 2.42 0
9 20 3.6 3.66 10.98 9 20 3 3.05 9.15
9 20 3.72 0 9 20 3.1 0

3. Data Jumlah Kondensat DPHE


a. Co Current

Ember kondensa
air total
ke t
1 7.06 13.7 6.64
2 4.84 9.82 4.98
3 5.84 12.16 6.32
4 5.36 10.14 4.78
5 5.8 12.32 6.52
6 6.84 10.76 3.92
7 9.1 12.48 3.38
Total 44.84 81.38 36.54

b. Counter Current

Ember Kondesa
Air Total
ke t
1 4.88 9.12 4.24
2 6.62 4.78 -1.84
3 4.78 9.1 4.32
4 5.9 7.04 1.14
Total 22.18 30.04 7.86

4. Data Jumlah Kondensat STHE

Kondens
Ember air total at
1 4.5 14.94 10.44

C. DATA PRAKTIKUM

1. Data praktikum DPHE CO CURRENT


a. Run 1

3 lpm, 1/4
Laju Alir Dingin t Th Tc Th Tc
b. Laju Alir Panas (lpm)
(Lpm) (menit) i i o o
3.15 6.81 0 62 20 52 26
3.15 6.81 3 62 20 50 26
3.15 6.81 6 66 20 57 28
3.15 6.81 9 60 20 50 26

Run 2

9 lpm, 1/4
Laju Alir Dingin t Th Tc Th Tc
Laju Alir Panas (lpm)
(Lpm) (menit) i i o o
9.09 6.81 0 60 20 50 26
9.09 6.81 3 69 22 52 26
9.09 6.81 6 46 22 38 24
9.09 6.81 9 76 22 58 28
c. Run 3

15 lpm, 1/4
Laju Alir Dingin Laju Alir Panas t Th Tc Th Tc
(Lpm) (lpm) (menit) i i o o
17.34 6.81 0 76 22 58 28
17.34 6.81 3 92 22 48 26
17.34 6.81 6 88 22 50 25
17.34 6.81 9 80 22 44 24

d. Run 4

3 lpm, 1/2
Th Tc Th Tc
Laju Alir Dingin (Lpm) Laju Alir Panas (lpm) t
i i o o
3.15 13.02 0 44 22 43 24
3.15 13.02 3 42 22 42 24
3.15 13.02 6 43 21 43 24
3.15 13.02 9 40 22 40 24

e. Run 5

9 lpm, ½
Th Tc Th Tc
Laju Alir Dingin (Lpm) Laju Alir Panas (lpm) t
i i o o
9.09 13.02 0 40 22 40 24
9.09 13.02 3 40 22 38 24
9.09 13.02 6 40 22 38 24
9.09 13.02 9 42 22 40 24

f. Run 6
15 lpm, 1/2
Th Tc Th Tc
Laju Alir Dingin (Lpm) Laju Alir Panas (lpm) t
i i o o
17.34 13.02 0 42 22 40 24
17.34 13.02 3 44 21 40 22
17.34 13.02 6 24 22 27 22
17.34 13.02 9 24 22 24 22

g. Run 7

3 lpm, 1
Th Tc Th Tc
Laju Alir Dingin (Lpm) Laju Alir Panas (lpm) t
i i o o
3.15 22.89 0 22 22 22 22
3.15 22.89 3 24 22 25 22
3.15 22.89 6 34 22 30 22
3.15 22.89 9 36 22 38 22

h. Run 8

9 lpm, 1
Th Tc Th Tc
Laju Alir Dingin (Lpm) Laju Alir Panas (lpm) t
i i o o
9.09 22.89 0 36 22 38 22
9.09 22.89 3 36 22 36 24
9.09 22.89 6 34 22 34 24
9.09 22.89 9 34 22 34 23

i. Run 9

15 lpm, 1
Laju Alir Dingin (Lpm) Laju Alir Panas (lpm) t Th Tc Th Tc
i i o o
17.34 22.89 0 34 22 34 23
17.34 22.89 3 32 22 32 22
17.34 22.89 6 32 22 30 22
17.34 22.89 9 30 22 32 23

2. DATA PRAKTIKUM DPHE COUNTER CURRENT


a. Run1

3 lpm, ¼
Th Tc Th Tc
Laju Alir Dingin (Lpm) Laju Alir Panas (lpm) t
i i o o
3.15 6.81 0 27 24 27 24
3.15 6.81 3 45 26 36 22
3.15 6.81 6 52 23 43 27
3.15 6.81 9 55 22 45 27

b. Run2

9 lpm, ¼
Th Tc Th Tc
Laju Alir Dingin (Lpm) Laju Alir Panas (lpm) t
i i o o
9.09 6.81 0 55 22 45 27
9.09 6.81 3 55 26 44 25
9.09 6.81 6 57 23 42 26
9.09 6.81 9 57 23 43 26

c. Run3
15 lpm, ¼
Th Tc Th Tc
Laju Alir Dingin (Lpm) Laju Alir Panas (lpm) t
i i o o
17.34 6.81 0 57 23 43 26
17.34 6.81 3 56 23 41 25
17.34 6.81 6 59 24 42 25
17.34 6.81 9 58 23 42 25

d. Run4

3 lpm, ½
Th Tc Th Tc
Laju Alir Dingin (Lpm) Laju Alir Panas (lpm)
t i i o o
3.15 13.02 0 38 23 30 23
3.15 13.02 3 38 23 32 24
3.15 13.02 6 38 23 32 24
3.15 13.02 9 37 23 32 24

e. Run5

9 lpm, ½
Th Tc Th Tc
Laju Alir Dingin (Lpm) Laju Alir Panas (lpm)
t i i o o
9.09 13.02 0 37 23 32 24
9.09 13.02 3 37 23 30 23
9.09 13.02 6 37 23 30 23
9.09 13.02 9 37 23 30 23

f. Run6

3 lpm, 1
Th Tc Th Tc
Laju Alir Dingin (Lpm) Laju Alir Panas (lpm)
t i i o o
3.15 22.89 0 58 23 42 25
3.15 22.89 3 50 23 42 27
3.15 22.89 6 49 23 41 27
3.15 22.89 9 47 23 40 27

g. Run 7

9 lpm, 1
Th Tc Th Tc
Laju Alir Dingin (Lpm) Laju Alir Panas (lpm) t
i i o o
9.09 22.89 0 47 23 40 27
9.09 22.89 3 45 23 36 24
9.09 22.89 6 45 23 36 24
9.09 22.89 9 43 23 35 24

h. Run 8

15 lpm, 1
Th Tc Th Tc
Laju Alir Dingin (Lpm) Laju Alir Panas (lpm) t
i i o o
17.34 22.89 0 43 23 35 24
17.34 22.89 3 40 23 32 23
17.34 22.89 6 39 23 31 23
17.34 22.89 9 38 23 30 23

3. DATA PRAKTIKUM STHE


a. Run 1

dingin/panas : 3 lpm/6 lpm


Th Tc Th
Laju Alir Dingin (Lpm) Laju Alir Panas (lpm) t Tco
i i o
5.52 6.78 0 32 20 24 20
5.52 6.78 3 34 20 28 24
5.52 6.78 6 38 22 30 26

b. Run 2

dingin/panas : 6 lpm/6 lpm


Th Tc Th Tc
Laju Alir Dingin (Lpm) Laju Alir Panas (lpm) t
i i o o
9.21 6.78 0 38 22 30 26
9.21 6.78 3 44 22 32 26
9.21 6.78 6 52 22 36 26

c. Run 3

dingin/panas : 3 lpm/9 lpm


Th Tc Th Tc
Laju Alir Dingin (Lpm) Laju Alir Panas (lpm) t i i o o
5.52 9.15 0 52 22 36 26
5.52 9.15 3 40 22 36 28
5.52 9.15 6 52 22 34 28

d. Run 4

dingin/panas : 3 lpm/6 lpm


Th Tc Th
Laju Alir Dingin (Lpm) Laju Alir Panas (lpm) t Tco
i i o
5.52 6.78 0 38 22 34 28
5.52 6.78 3 38 22 32 26
5.52 6.78 6 36 22 32 26
BAB IV
PEMBAHASAN

Iffatul Aziza
171411081
Pada modul ini dilakukan praktikum mengenai perpindahan panas menggunakan Heat
Exchanger dengan type shell and tube dan double pipe. Prinsip kerja dari kedua alat ini adalah
untuk memindahkan panas dari dua fluida pada temperatur berbeda dimana transfer panas dapat
dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung. Fluida yang digunakan adalah air, dengan
tipe pemanasan tidak langsung. Dimana fluida panas terlebih dahulu menggunakan steam untuk
memanaskannya dalam pre-heater. Perhitungan perpindahan panas pada praktikum kali ini
dilakukan dngan 2 metode analisis yaitu dengan metode LMTD dan metode NTU dengan hasil
sebagai berikut:
A. STHE
Pada praktikum ini digunakan jenis 1-2 heat exchanger yang artinya alat penukar
panas ini memiliki 1 arah aliran pada shell, dan 2 arah aliran pada tube. Untuk
meningkatkan effisiensi pertukaran panas, biasanya pada alat penukar panas shell and
tube dipasang sekat (buffle).
Pada STHE, kalibrasi laju alir air dingin dan air panas pada rotameter masing-
masing sebesar 3, 6 dan 9 L/min dan didapatkan laju alir air dingin sebenarnya adalah
5,52; 9,21 dan 10,98 L/min, sedangkan laju alir air panas sebenarnya adalah 4,23; 6,78
dan 9,15 L/min. Pada praktikum kali ini dilakukan 4 kali run dengan variasi laju alir air
dingin atau air panas berubah.
a. Pengaruh laju alir terhadap koefisien perpindahan panas (U)
Berdasarkan hasil perhitungaan, nilai koefisien perpindahan panas (U) pada
variasi laju alir panas tetap dan dingin berubah mengalami peningkatan. Sedangkan
pada variasi laju alir panas berubah dan dingin tetap cenderung mengalami fluktuatif.
Hal ini dikarenakan STHE seharusnya digunakan untuk fluida yang memiliki
perbedaan temperatur yang tinggi antara fluida panas dan fluida dingin.

b. Pengaruh laju alir terhadap efisiensi perpindahan panas (η)


Berdasarkan hasil perhitungan efisiensi baik pada variasi laju alir dingin tetap-
panas berubah maupun variasi laju alir panas tetap-dingin berubah, keduanya
menghasilkan nilai efisiensi yang fluktuatif.
Seharusnya pada variasi laju alir air dingin berubah-panas tetap, efisiensi yang
dihasilkan semakin tinggi. Hal ini disebabkan laju alir air dingin yang tinggi dapat
menghasilkan aliran turbulen yang menyebabkan perpindahan panas semakin baik.
Namun laju alir yang terlalu besar juga dapat menyebabkan waktu kontak antar fluida
panas dan dingin semakin pendek (Artono,2002). Pada saat tertentu, terjadinya
penurunan efisiensi perpindahan panas setelah mencapai harga maksimum. Hal
tersebut dikarenakan air mempunyai kapasitas dalam menyerap atau melepas panas.

B. Double pipe Heat Exchanger


Pada praktikum kali ini menggunakan jenis double pipe HE, praktikum ini juga
menggunakan aliran counter-current (DPHE-1) dan co-current (DPHE-2) dan dilakukan
run sebanyak 9 run. Kelompok kami melakukan kalibrasi pada masing masing laju
aliran, dengan cara menampung fluida panas atau dingin pada gelas takar dengan waktu
20 s. Kalibrasi ini bertujuan untuk mendapatkan laju alir yang sebenarnya. Pada
praktikum ini variasi laju alir fluida sebsar 3, 6, dan 9 lpm dan didapat laju alir
sebenarnya 3.15, 9.09 dan 17.34 lpm. Sementara untuk variasi laju alir fluida panas
yaitu ¼ bukaan, ½ bukaan dan 1 bukaan full, sehingga di dapat laju alir sebenarnya
sebesar 6.8, 13.02 dan 22.89 lpm.
a. Pengaruh laju alir terhadap koefisien perpindahan panas (U)

Dari hasil perhitungan di peroleh nilai koefiesein perpindahan panas keseluruhan


(U). Dengan metode NTU pada variasi laju alir dingin berubah dan panas tetap, nilai U
secara keseluruhan cenderung mengalami peningkatan pada aliran co current. Dan pada
metode LMTD pada variasi laju alir dingin berubah dan panas tetap, nilai U secara
keseluruhan cenderung mengalami peningkatan pada aliran co current.
Dengan metode NTU pada variasi laju alir dingin berubah dan panas tetap, nilai U
secara keseluruhan mengalami peningkatan pada aliran counter current. Dan pada
metode LMTD pada variasi laju alir dingin berubah dan panas tetap, nilai U secara
keseluruhan mengalami peningkatan namun terjadi fluktuatif atau penurunannya pada
setiap run nya pada aliran counter current.
Hal ini tidak sesuai dengan literatur yang menyebutkan bahwa semakin besar laju
alir, maka koefisien perpindahan panas akan meningkat. Ketidakstabilan data pada
perhitungan disebabkan oleh aliran steam yang terbagi pada peralatan lain serta adanya
perubahan aliran steam pada praktikum.
b. Pengaruh laju alir terhadap efisiensi perpindahan panas (η)
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, dilakukan perhitungan efisiensi
perpindahan panas. Efisiensi pada aliran co-current cenderung naik meskipun ada
juga yang mengalami penurunan atau fluktiatif bahkan efisiensi melebihi 100% pada
run 4,5, dan 6.
Efesiensi pada aliran counter-current cenderung menurun serta fluktuatif bahkan
efisiensi melebihi 100%. Hal tersebut dapat dikarenakan panas yang tidak stabil
karena jumlah steam yang digunakan juga tidak stabil.
Besarnya efisiensi pada aliran co-current dan counter current yang melebihi 100%
dapat dikarenakan kesalahan dalam pembacaan dan penginputan data oleh praktikan
yang mempengaruhi hasil perhitungan Qpanas dan Q dingin yang didapatkan,
ataupun dapat pula diakibatkan oleh laju steam yang tidak stabil.
HAFIZHA TSALIS N
171411080
Pada praktikum pertukaran panas kali ini digunakan dua tipe heat exchanger yaitu tipe
double pipe heat exchanger (counter current HE-1 dan co current HE-2) serta tipe shell and tube
dengan aliran counter current. Pada DPHE, air panas (hot) dialirkan pada bagian shell dan air
dingin (cold) dialirkan pada tube. Sedangkan pada STHE, air panas (hot) dialirkan pada tube dan
air dingin (cold) dialirkan pada shell. Proses perpindahan panas yang terjadi pada kedua heat
exchanger tersebut terjadi secara tidak langsung dikarenakan adanya sekat yang memisahkan
antar kedua aliran. Perpindahan panas dapat terjadi akibat adanya driving force berupa perbedaan
suhu antara fluida panas dan dingin. Sehingga semakin besar perbedaan antar keduanya fluida
tersebut maka driving forcenya semakin besar. Perpindahan panas tersebut menyebabkan
penurunan suhu pada air panas dan kenaikan suhu pada air dingin.
Perhitungan perpindahan panas pada praktikum kali ini dilakukan dngan 2 metode
analisis yaitu dengan metode LMTD dan metode NTU dengan hasil sebagai berikut:
1. Double pipe heat exchanger
Pada DPHE, dilakukan kalibrasi laju alir air dingin pada rotameter sebesar 3, 9 dan 15
L/min dan didapatkan bahwa laju alir sebenarnya adalah 3,15; 9,09 dan 17;34 L/min.
Sedangkan pada laju alir air panas proses kalibrasi berpatokan pada bukaan valve yaitu ¼, ½
dan 1 (full) dan didapatkan laju alir sebenarnya adalah 6,81; 13,02 dan 22,89 L/min. Pada
praktikum ini dilakukan 9 kali run pada DPHE-1 dan dan 8 kali run pada DPHE-2 dengan
variasi laju alir air panas ataupun dingin berubah.
a. Pengaruh laju alir terhadap koefisien perpindahan panas (U)
Dari hasil percobaan ini diperoleh nilai koefisien perpindahan panas keseluruhan
(U) pada aliran co-cuurent dengan variasi laju alir air dingin berubah dan panas tetap,
baik dengan metode LMTD maupun NTU cenderung mengalami peningkatan.
Sedangkan nilai koefisien perpindahan panas keseluruhan (U) pada aliran counter
current dengan variasi yang sama, pada metode NTU cederung mengalami
peningkatan namun pada metode LMTD mengalami fluktuatif. Hal tersebut tidak
sesuai denga literature yang menyebutkan bahwa semakin besar laju alir, maka
koefisien perpindahan panas semakin meningkat. Ketidaksesuaian tersebut dapat
dikarenakan laju alir steam yang digunakan tidak konstan serta aliran steam yang
terbagi pada peralatan lain.
b. Pengaruh laju alir terhadap efisiensi perpindahan panas (η)
Berdasarkan perhitungan, nilai efisiensi baik pada aliran co-current mau counter
current mengalami fluktuatif. Adanya efisiensi yang melebihi 100% dikarenakan
jumlah steam yang digunakan tidak stabil sehingga mempengaruhi perhitungan
Qpanas dan Qdingin.

2. Shell and tube heat exchanger


Pada STHE, kalibrasi laju alir air dingin dan air panas pada rotameter masing-masing
sebesar 3, 6 dan 9 L/min dan didapatkan laju alir air dingin sebenarnya adalah 5,52; 9,21 dan
10,98 L/min, sedangkan laju alir air panas sebenarnya adalah 4,23; 6,78 dan 9,15 L/min.
Pada praktikum kali ini dilakukan 4 kali run dengan variasi laju alir air dingin atau air panas
berubah.
c. Pengaruh laju alir terhadap koefisien perpindahan panas (U)
Berdasarkan hasil perhitungaan, nilai koefisien perpindahan panas (U) pada
variasi laju alir panas tetap dan dingin berubah mengalami peningkatan. Sedangkan
pada variasi laju alir panas berubah dan dingin tetap cenderung mengalami fluktuatif.
Hal ini dikarenakan STHE seharusnya digunakan untuk fluida yang memiliki
perbedaan temperatur yang tinggi antara fluida panas dan fluida dingin.

d. Pengaruh laju alir terhadap efisiensi perpindahan panas (η)


Berdasarkan hasil perhitungan efisiensi baik pada variasi laju alir dingin tetap-
panas berubah maupun variasi laju alir panas tetap-dingin berubah, keduanya
menghasilkan nilai efisiensi yang fluktuatif.
Seharusnya pada variasi laju alir air dingin berubah-panas tetap, efisiensi yang
dihasilkan semakin tinggi. Hal ini disebabkan laju alir air dingin yang tinggi dapat
menghasilkan aliran turbulen yang menyebabkan perpindahan panas semakin baik.
Namun laju alir yang terlalu besar juga dapat menyebabkan waktu kontak antar fluida
panas dan dingin semakin pendek (Artono,2002). Pada saat tertentu, terjadinya
penurunan efisiensi perpindahan panas setelah mencapai harga maksimum. Hal
tersebut dikarenakan air mempunyai kapasitas dalam menyerap atau melepas panas.
Fatimah (171411079)
Praktikum kali ini kami melakukan praktikum “Shell and Tube Heat Exchanger” dan
“Double Pipe Heat Exchanger” bertujuan untuk mengetahui dan memahami cara kerja dari alat
penukar panas ini dan menghitung efisiensi kineja alat dengan menggunakan metoda LMTD dan
NTU.
Sebelum melakukan proses pertukaran panas, hal yang paling penting dilakukan adalah
mengkalibrasi variabel yang akan kita variasikan. Tujuannya yaitu untuk mengetahui nilai aktual
dari variabel tersebut.Variabel yang dikalibrasi pada tipe Shell and Tube yaitu bukaan valeve laju
alir air pendingin dan air panas. Variabel yang dikalibrasi pada tipe Double Pipe yaitu bukaan
valve laju alir air pendingin dan air panas, namun kita tetap melakukan pengukuran laju alir
aktual air pemanas. Hasil kalibrasi pada tipe Shell and Tube dapat dilihat dari tabel Kalibrasi.
Penukar panas ini terdiri dari satu bundle pipa (tube) yang dipasang parallel dan ditempatkan
dalam sebuah cangkang (shell) dan dipasang buffle atau sekat untuk meningkatkan efisiensi.
Prinsip kerja dari peralatan ini yaitu aliran panas mengalir melalui tube dan aliran dingin
mengalir melalui shell. Pada rangkaian alat yang tersedia, sebenarnya terdapat dua buah double
pipe yang masing – masing ditujukan untuk melakukan percobaan dengan 2 jenis aliran yang
berbeda, yaitu co-current serta counter current.
Pada STHE kami melakukan variasi terhadap laju alir dingin dengan nilai 5,52 L/menit 9,21
L/menit dan 6,78 L/menit. Sedangkan pada DPHE variasi laju alir dingin sebesar 3,2 L/menit 9,1
L/menit dan 17,3 L/menit. Data yang kami catat yaitu Thi (suhu aliran panas masuk), Tho (suhu
aliran panas keluar) , Tco (suhu aliran dingin keluar), dan Tci (suhu aliran dingin masuk) pada
setiap variasi aliran.
Berdasarkan data pengamatan dapat dilihat effisiensi terbesar pada STHE yaitu pada laju alir
air pendingin 5,52 L/menit dengan efisiensi 74%. Sedangkan pada tipe Double Pipe efisiensi
panas terbesar yaitu 17,3 L/menit yaitu sebesar 76%. Dengan memvariasikan laju alir panas
maka semakin besar laju alir panas semakin besar pula efisiensi pindah panas dari kalor yang
dilepas dan kalor yang diterima fuida semakin besar. Panas yang dilepas oleh fluida panas dan
panas yang diterima oleh fluida dingin semakin besar dengan semakin meningkatnya laju alir
panas, namun panas yang dilepas selalu lebih besar dibandingkan dengan panas yang diterima,
hal ini berarti ada energi yang hilang. Hasil tersebut sama seperti teori.

Sedangkan pada koefisien perpindahan panas (U) berhubungan dengan laju alir fluida.Dimana
semakin besar laju alir fluida maka akan semakin besar pula koefisien perpindahan panasnya
(U). Hal ini dikarenakan besarnya aliran akan menambahkan beban panas terhadap Heat
exchanger.

Nilai koefisien perpindahan panas (U) terbesar pada tipe Shell and Tube yaitu 52864 W/m2.K
pada laju alir air pendingin sebesar 9,21 L/min. Sedangkan Nilai koefisien perpindahan panas
(U) terbesar pada tipe Double Pipe yaitu 433396,5 W/m2.K pada laju alir air pendingin sebesar
17,3L/min. Dari kedua nya Koefisien perpindahan panas tebesar yaitu pada Double Pipe. Hal ini
sesuai dengan teoritis perpindahan panas akan lebih optimal jika aliran yang digunakan adalah
aliran counter current
KESIMPULAN

1. Pada tipe shell and tube efisiensi perpindahan panas terbesar yaitu pada laju alir laju alir
air panas 9,15 L/min dan laju alir air dingin 5,52 L/min. Sedangkan pada tipe double pipe
efisiensi perpindahan panas terbesar yaitu pada laju alir panas 6,81 L/min dengan laju alir
dingin 9,09 L/min sebesar 99,492 %.
2. Nilai koefisien perpindahan panas (U) terbesar pada tipe shell and tube yaitu 67427,74
W/m2.K pada laju alir air dingin 9,12 L/min dan laju alir panas 6,78 L/min. Sedangkan
pada double pipe nilai koefisien perpindahan panas terbesar yaitu 433396,5 W/m2.K pada
laju alir air panas 6,81 L/min dan laju alir air dingin 17,34 L/min.
DAFTAR PUSTAKA

Bizzy, I. Setiadi, R. 2013. Studi Perhitungan Alat Penukar Kalor Tipe Shell and Tube Dengan
Programheat Transfer Research INC.( HTRI ). Palembang: Universitas Sriwijaya

Chemipul. 2015. Heat Exchanger : Alat Penukar Panas.


http://chemicalengineeringnow.blogspot.co.id/2015/03/heat-exchanger-alat-penukar-
panas.html (Diakses 16 Oktober 2017).

Geankoplis, Christie J. 1978. Transport Procss and Unit Operations 3 rd ed. London: Prentice-
Hall International Inc

Incopera, Frank P and de Witt. 1990. Fundamentals of Heat Mass Transfer. Michigan
University-Wiley.

Mc Cabe. W L Smith. JC, Harriot P. Unit operation of Chemical Engineering 6 th ed. Mc Graw-
Hill. New York. 1985. Chapter 11, 12, 15
Veriyawan, Rifnaldi dkk.2014. Optimasi Desain Heat Exchanger Shell-And- Tube
Menggunakan Metode Particle Swarm Optimization. Surabaya: Institut Teknologi
Sepuluh November

_____. 2016. Double Pipe Heat Exchanger. https://www.scribd.com/doc/314600136/Double-


Pipe-Heat-Exchanger (Diakese 16 Oktober 2017)

LAMPIRAN

PERHITUNGAN

1. Double Pipe Heat Exchanger


A. CO CURRENT
 Run 1, 2 dan 3 Aliran Co-Current - Variasi laju alir dingin berubah
Spesifikasi HE:
- Panjang pipa = 1200 mm
- Diameter shell = 375 mm
- Luas permukaan = πDL
o = π (0.375 m)(1.2 m)
o = 1.413 m2
Efisiensi Panas (η)

Laju Laju Suhu fluida Suhu fluida Qpanas Qdingin Panas η (%)
alir air alir air panas (K) dingin (K) rata-
panas dingin (kJ/s) (kJ/s) rata
Thi Tho Tci Tco
(m3/s) (m3/s) (kJ/s)
0,0068 0,00315 335 325,25 293 300,5 5,3 1,4625 3,404 27,75
0,0068 0,00909 335,75 322,5 294,5 299 6,89 2,925 4,908 43,75
0,0068 0,0173 357 323 295 299 17,71 4,63 11,175 32,75

Koefisien Pindah Panas (U)


Laju Suhu
Suhu fluida
alir fluida
Laju panas (K)
air dingin (K U
alir air △TLMT F
pana Y Z △Tm (kW/m2.
dingin D T
s K)
(m3/s) Thi Tho Tci Tco
(m3/
s)
0,006 0,003 325,2 300, 33,37 33,363
335 293 4,34
8 15 5 5 5 0,15 1,4 1 01
0,006 0,009 335,7 294, 32,164
322,5 299 31,5 6,55
8 09 5 5 0,105 3,2 1 93
0,006 0,017 0,057 11,1 36,848
357 323 295 299 40 11,835
8 3 5 5 1 73

Number of Transfer Units (NTU)


Laju Laju
c= Q Rata-
alir air alir air Ch Cc Cmin Cmax Qmax
Rata Ɛ NTU
panas dingin (kW/K) (kW/K) (kW/K) (kW/K) Cmin (kJ/s)
Cmax (kJ/s)
(m3/s) (m3/s)
0,0068 0,00315 0,52 0,24 0,24 0,52 0,46 10,2 1539,4 0,15 0,14
0,0068 0,00909 0,52 0,70 0,70 0,52 0,70 29,1 2327,25 0,45 0,31
0,22
83,3 4468
0,0068 0,0173 0,52 1,34 1,34 0,52 02,56 5 0,33

 RUN 4, 5 DAN 6
METODE NTU
a. Perhitungan ∆ T 1 dan ∆T 2

Laju Alir Laju Alir


dT1 = Tho - dT2 = Thi -
Panas Dingin Thi Tci Tho Tco
Tco (K) Tci (K)
(m3/min) (m3/min)
0,00434 0,0032 42,25 21,75 42 24 18 20,5
0,00434 0,0091 40,5 22 39 24 15 18,5
0,00434 0,0173 33,5 21,75 32,75 22,5 10,25 11,75

b. Perhitungan ∆ Tlmtd

Laju Alir
Laju Alir Panas
Dingin dT1 - dT2 (C) ln (dT1/dT2) dTlmtd (C)
(m3/min)
(m3/min)
0,00434 0,0032 -2,5 -0,130053128 19,22291323
0,00434 0,0091 -3,5 -0,209720531 16,6888763
0,00434 0,0173 -1,5 -0,136575535 10,98293336

c. Perhitungan kecepatan kapasitas panas (C)


Cc = ṁc (kg/min) x Cp c (kJ/kg.C)
Ch = ṁh (kg/min) x Cp h (kJ/kg.C)
Cc
C=
Ch

Laju Alir
Laju Alir Panas
Dingin Ch (kW/K) Cc (kW/K) C
(m3/min)
(m3/min)
0,00434 0,0032 0,301680263 0,22243706 0,737327189
0,00434 0,0091 0,301680263 0,63255539 0,476923077
0,00434 0,0173 0,301671699 1,202803698 0,250807093
d. Perhitungan kecepatan perpindahan panas max
Q max (kW) = Cc(Thi-Tci)

Laju Alir Laju Alir


Dingin Panas Thi Tci Cc (kW/K) Q max (kW)
(m3/min) (m3/min)
0,00434 0,0032 315,25 294,75 0,22243706 4,559959735
0,00434 0,0091 313,5 295 0,63255539 5,581084865
0,00434 0,0173 306,5 294,75 1,202803698 3,544642468

e. Perhitungan Q actual
Qac= Cc(Tco-Tci)=Ch(Thi-Tho)

Laju Alir Laju Alir


Q aktual
Dingin Panas Thi Tci Tho Tco Cc (kW/K) Ch (kW/K)
(kW)
(m3/min) (m3/min)
315,2 294,7 0,30168026 0,50048338
0,00434 0,0032 315 297 0,22243706
5 5 3 6
0,30168026
0,00434 0,0091 313,5 295 312 297 0,63255539 1,26511078
3
294,7 305,7 295, 1,20280369 0,30167169 0,90210277
0,00434 0,0173 306,5
5 5 5 8 9 4

f. Perhitungan efektivitas perpindahan panas


Qactual
Effectiveness (Ɛ) =
Q max

Laju Alir Laju Alir


Q aktual Effectiveness
Dingin Panas Q max (kW)
(kW) (Ɛ)
(m3/min) (m3/min)
0,00434 0,0032 4,559959735 0,500483386 0,109756098

0,00434 0,0091 5,581084865 1,26511078 0,226678291

0,00434 0,0173 3,544642468 0,902102774 0,254497536


g. Perhitungan Qpanas, Qdingin dan efisiensi perpindahan panas
Q= mx Cpx △TLmtd
Q dingin
η (%) =
Q panas

Laju Laju
Cp c Cp h
ṁc ṁh Alir Alir dTlmtd Q panas Q dingin
(kJ/kg.K (kJ/kg.K η (%)
(kg/min) (kg/min) Dingin Panas (C) (kJ/min) (kJ/min)
) )
(m3/min) (m3/min)
4,184 4,184 3,189824 4,326 0,00434 0,0032 19,222 347,95 256,553 73,732
4,184 4,184 9,071062 4,321 0,00434 0,0091 16,68 302,082 633,398 209,677
17,24861
4,184 4,183 4,32 0,00434 0,0173 10,982 198,794 792,618 398,712
9

h. Perhitungan nilai NTU


ln[1−Ɛ (1+c )]
NTU =
1+ c

Laju Alir Laju Alir


Effectivenes
Dingin Panas NTU
C s (Ɛ)
(m3/min) (m3/min)
0,73732718 0,10975609 0,12177537
0,00434 0,0032
9 8 7
0,47692307 0,22667829 0,27601104
0,00434 0,0091
7 1 8
0,25080709 0,25449753 0,30636673
0,00434 0,0173
3 6 3

i. Perhitungan nilai U
Qrata rata
U=
TxA

Laju Alir Laju Alir


Q rata2
Dingin Panas A (m2) dTlmtd (C) U
(kJ/min)
(m3/min) (m3/min)
0,00434 0,0032 302,251854 0,193424 19,22291323 81,29043
9
467,740297
0,00434 0,0091 16,6888763 144,8996
6 0,193424
495,706591
0,00434 0,0173 10,98293336 233,3436
2 0,193424

j. Perhitungan nilai luas perpindahan panas As


NTU x Cc
As=
U

Laju Alir Laju Alir


Cmin
Dingin Panas U NTU As (m2)
(kW/K)
(m3/min) (m3/min)
0,00434 0,0032 81,29043 0,121775377 0,22243706 0,000333
0,00434 0,0091 144,8996 0,276011048 0,301680263 0,000575
0,00434 0,0173 233,3436 0,306366733 0,301671699 0,000396

k. Perhitungan panjang luar dan dalam


As
L=
Pi x D

Panjang Panjang
As (m2) Pipa Dalam Pipa Luar
(m) (m)
0,00091482
0,000333 0,00241182
8
0,00415933 0,00157767
0,000575
3 8
0,00286680 0,00108740
0,000396
3 8

METODE LMTD
a. Perhitungan △T1 dan△T2

Laju Alir Laju Alir


△T1 = Tho - △T2 = Thi - △T1 -
Dingin Panas Thi Tci Tho Tco
Tco (◦C) Tci (◦C) △T2 (◦C)
3 3
(m /min) (m /min)
0,00434 0,0032 42,25 21,75 42 24 18 20,5 -2,5
0,00434 0,0091 40,5 22 39 24 15 18,5 -3,5
0,00434 0,0173 33,5 21,75 32,75 22,5 10,25 11,75 -1,5

b. Perhitungan △𝑇𝑙mtd

Laju Alir Laju Alir Panas △Tlmtd = △T1 - △T2 /


△T1 - △T2 (◦C) ln (△T1/△T2)
Dingin (m3/min) (m3/min) [ln (△T1/△T2)]
0,00434 0,0032 -2,5 -0,130053128 19,22291323
0,00434 0,0091 -3,5 -0,209720531 16,6888763
0,00434 0,0173 -1,5 -0,136575535 10,98293336

c. Perhitungan harga FT dapat diperoleh dari kurva

Laju Alir Laju Alir Y = (Tco-


Dingin Panas Thi Tci Tho Tco Tci) / (Thi- Z = (Thi - Tho) FT
(m3/min) (m3/min) Tci) / (Tco-Tci)
0,00434 0,0032 42,25 21,75 42 24 0,109756098 0,111111111 1
0,00434 0,0091 40,5 22 39 24 0,108108108 0,75 1
0,00434 0,0173 33,5 21,75 32,75 22,5 0,063829787 1 1

d. Perhitungan △Tm

Laju Alir Laju Alir


△Tlmtd = [ln (△T1/△T2)] / dTm (∆Tm = △Tlmtd.
Dingin Panas FT
3 3
△T1 - △T2 FT (oC)
(m /min) (m /min)
0,00434 0,0032 19,22291323 1 19,22291323
0,00434 0,0091 16,6888763 1 16,6888763
0,00434 0,0173 10,98293336 1 10,98293336
e. Perhitungan Q

Q = m.Cp. △T

Cp c
Cp h ṁc ṁh Q panas Q dingin
(kJ/kg.K dT dingin dT panas
(kJ/kg.K) (kg/min) (kg/min) (kJ/min) (kJ/min)
)
4,184 4,184 3,189824 4,3261988 2,25 0,25 4,497739123 30,02900314
4,184 4,184 9,071062 4,3261988 2 1,5 27,01503447 75,90664682
4,184 4,183 17,248619 4,3271102 0,75 0,75 13,53696646 54,12616642

f. Perhitungan efisiensi

Q dingin
η (%) =
Q panas

Q panas Q dingin
η (%)
(kJ/min) (kJ/min)
667,6466179
4,497739123 30,02900314
280,9792706
27,01503447 75,90664682
399,8397026
13,53696646 54,12616642

a. Mencari nilai U
Qrata rata
U=
TxA

Q rata2
A (m2) U
(kJ/min)
17,26337113 1.413 0,635571244
51,46084064 1.413 2,182265661
33,83156644 1.413 2,180025613

 Run 7 8 9
Metode NTU

a. Perhitungan △T1 dan△T2

Laju Alir Laju Alir


△T1 = Tho - △T2 = Thi - △T1 -
Dingin Panas Thi Tci Tho Tco
Tco (◦C) Tci (◦C) △T2 (◦C)
3 3
(m /min) (m /min)
0.00315 0.02289 29 21 28.75 22 6.75 8 -1.25
0.00909 0.02289 35 22 35.5 23.25 12.25 13 -0.75
0.01734 0.02289 32 22 33 22.5 10.5 10 0.5

b. Perhitungan △𝑇𝑙mtd

△Tlmtd = [ln
Laju Alir Laju Alir Panas
△T1 - △T2 (◦C) ln (△T1/△T2) (△T1/△T2)] / △T1 -
Dingin (m3/min) (m3/min)
△T2
0.00315 0.02289 -1.25 -0.169899037 7.357310692
0.00909 0.02289 -0.75 -0.05942342 12.62128625
0.01734 0.02289 0.5 0.048790164 10.24796716
c. Menghitung kecepatan kapasitas panas (C)

Cc = ṁc (kg/min) x Cp c (kJ/kg.C)
Ch = ṁh (kg/min) x Cp h (kJ/kg.C)
Cc
C=
Ch

Laju Alir Dingin Laju Alir Panas


Cc (kW/K) Ch (kW/K) C
(m3/min) (m3/min)
0.00315 0.02289 219.00102 1589.431242 7.257
0.00909 0.02289 631.9046456 1587.835428 2.512
0.01734 0.02289 1205.548472 1588.761 1.317

d. Menghitung Kecepatan perpindahan panas max

Q max (kW) = Cc(Thi-Tci)

Laju Alir Dingin Laju Alir Panas


Thi Tci Cc (kW/K) Q max (kW)
(m3/min) (m3/min)
12715.4499
0.00315 0.02289 29 21 219.00102
4
631.904645 20641.8605
0.00909 0.02289 35 22
6 6
1205.54847
0.01734 0.02289 32 22 15887.61
2

e. Mencari Q actual

Qac= Cc(Tco-Tci)=Ch(Thi-Tho)
Laju Alir Laju Alir
Th Tc Q aktual
Dingin Panas Tho Tco Cc (kW/K) Ch (kW/K)
i i (kW)
(m3/min) (m3/min)
0.00315 0.02289 29 21 28.75 22 219.00102 1589.431242 219
23.2
0.00909 0.02289 35 22 35.5 631.9046456 1587.835428 789.88
5
0.01734 0.02289 32 22 32 22.5 1205.548472 1588.761 602.774

f. Mencari Efektivitas perpindahan panas

Qactual
Effectiveness (Ɛ) =
Q max

Laju Alir Laju Alir Effectiveness


Q aktual
Dingin Panas Q max (kW) (Ɛ)
(kW)
(m3/min) (m3/min)
0.00315 0.02289 12715.44994 219.00 0.01722
0.00909 0.02289 20641.86056 789.88 0.03827
0.01734 0.02289 15887.61 602.77 0.03794

g. Mencari Q panas , Q dingin dan effesiensi perpindahan Panas

Q= mx Cpx △TLmtd

Q dingin
η (%) =
Q panas

Laju Laju
Cp c Cp h ṁh Alir Alir
ṁc dTlmt Q panas Q dingin
(kJ/kg.C (kJ/kg.C (kg/min Dingin Panas η (%)
(kg/min) d (C) (kJ/min) (kJ/min)
) ) ) (m3/min (m3/min
) )
96675.51 13.77
4,184 4,183 3.140 22.79 0.00315 0.02289 7.3573 701636.36
2 9
1202431.5 478526.9 39.79
4,184 4,183 9.061 22.775 0.00909 0.02289 12.621
2 6 7
741265.2
4,184 4,183 17.28 22.788 0.01734 0.02289 10.248 976894.23 75.88
6

h. Menentukan Nilai NTU

ln[1−Ɛ (1+c )]
NTU =
1+ c

Laju Alir Laju Alir Effectivenes


Dingin Panas C s (Ɛ) NTU

(m3/min) (m3/min)
0.00315 0.02289 7.257 0.01722 0.253
0.00909 0.02289 2.512 0.03827 0.346
0.01734 0.02289 1.317 0.03794 0.345

i. Mencari nilai U
Qrata rata
U=
TxA

Laju Alir Laju Alir


Q rata2
Dingin Panas A (m2) dTlmtd (C) U
(kJ/min)
(m3/min) (m3/min)
399155.940
0.00315 0.02289 7.3573 280487.3
5 0.193424
840479.246
0.00909 0.02289 12.621 344281
2 0.193424
859079.750
0.01734 0.02289 10.248 433396.5
9 0.193424

j. Mencari nilai Luas perpindahan panas As


NTU x Cc
As=
U

Laju Alir Laju Alir


Dingin Panas U NTU Cc (kW/K) As (m2)

(m3/min) (m3/min)
0.00315 0.02289 280487.3 0.253 219.00102 0.000198
0.00909 0.02289 344281 0.346 631.9046456 0.000636
0.01734 0.02289 433396.5 0.345 1205.548472 0.000962

k. Menentukan Panjang Luar dan dalam


As
L=
Pi x D

Panjang Pipa Panjang Pipa


As (m2)
Dalam (m) Luar (m)
0.00019
0.001432922 0.000543522
8
0.00063
0.004603999 0.001746344
6
0.00096
0.006966046 0.002642293
2
METODE LMTD

b. Perhitungan △T1 dan△T2

Laju Alir Laju Alir


△T1 = Tho - △T2 = Thi - △T1 -
Dingin Panas Thi Tci Tho Tco
Tco (◦C) Tci (◦C) △T2 (◦C)
3 3
(m /min) (m /min)
0.00315 0.02289 29 21 28.75 22 6.75 8 -1.25
0.00909 0.02289 35 22 35.5 23.25 12.25 13 -0.75
0.01734 0.02289 32 22 33 22.5 10.5 10 0.5

c. Perhitungan △𝑇𝑙mtd

△Tlmtd = [ln
Laju Alir Laju Alir Panas
△T1 - △T2 (◦C) ln (△T1/△T2) (△T1/△T2)] / △T1 -
Dingin (m3/min) (m3/min)
△T2
0.00315 0.02289 -1.25 -0.169899037 7.3573
0.00909 0.02289 -0.75 -0.05942342 12.621
0.01734 0.02289 0.5 0.048790164 10.248

d. Mencari Harga FT dapat diperoleh dari kurva dibawah

Laju Alir Laju Alir


Dingin Panas Thi Tci Tho Tco Y = (Tco-Tci) Z = (Thi - Tho) FT
(m3/min) (m3/min) / (Thi-Tci) / (Tco-Tci)
0.00315 0.02289 29 21 28.7 22 0.125 0.25 1
5
23.2
0.00909 0.02289 35 22 35.5 0.096153846 -0.4
5
1
0.01734 0.02289 32 22 33 22.5 0.05 -2
1

e. Perhitungan △Tm

Laju Alir Laju Alir


△Tlmtd = [ln (△T1/△T2)] / dTm (∆Tm = △Tlmtd.
Dingin Panas FT
3 3
△T1 - △T2 FT (oC)
(m /min) (m /min)
0.00315 0.02289 7.3573 7.3573
1
0.00909 0.02289 12.621 12.621
1
0.01734 0.02289 10.248 10.248
1

f. Perhitungan Q
Q = m.Cp. △T

Cp c
Cp h ṁc ṁh Q panas Q dingin
(kJ/kg.C dT dingin dT panas
(kJ/kg.C) (kg/min) (kg/min) (kJ/min) (kJ/min)
)
4,184 4,183 3.14055 22.79844 1 0.25 1430488.118 788403.672
4,184 4,183 9.06173 22.77555 1.25 0.5 2858103.77 985395.8583
4,184 4,183 17.28798 22.7888262 0.5 0.5 2859769.8 394201.836

g. Mencari efesiensi
Q dingin
η (%) =
Q panas

Q panas Q dingin
η (%)
(kJ/min) (kJ/min)
23841.469 13140.0612 55.114
47635.063 47392.84842 99.492
95325.66 36166.45416 37.94

h. Mencari nilai U
Qrata rata
U=
TxA

Q rata2
A (m2) U
(kJ/min)
1778.66278
18490.76492 1.413 8
2664.25266
47513.95562 1.413 6
4540.35515
65746.05708 1.413 7

B. COUNTER CURRENT
 Run 1 2 3 4
Metode NTU

a. Perhitungan △T1 dan△T2

Laju
Laju Alir △T2 =
Alir △T1 = Thi △T1 - △T2
Dingin Thi Tci Tho Tco Tho - Tci
Panas - Tco (◦C) (◦C)
(m3/min) (◦C)
3
(m /min)
0,00315 0,00681 44,75 23,75 37,75 25 19,75 14 5,75
0,00909 0,00681 56 23,5 43,5 26 30 20 10
0,01734 0,00681 57,5 23,25 42 25,25 32,25 18,75 13,5

b. Perhitungan △𝑇𝑙mtd
△Tlmtd = [ln
Laju Alir Laju Alir Panas
△T1 - △T2 (◦C) ln (△T1/△T2) (△T1/△T2)] / △T1 -
Dingin (m3/min) (m3/min)
△T2
0,00315 0,00681 5,75 0,344096 16,71045
0,00909 0,00681 10 0,405465 24,66303
0,01734 0,00681 13,5 0,542324 24,89286

c. Menghitung kecepatan kapasitas panas (C)

Cc = ṁc (kg/min) x Cp c (kJ/kg.C)
Ch = ṁh (kg/min) x Cp h (kJ/kg.C)
Cc
C=
Ch

Laju Alir Dingin Laju Alir Panas


Cc (kW/K) Ch (kW/K) C
(m3/min) (m3/min)
0,00315 0,00681 0,218871 0,472254 0,46346
1,35977
0,00909 0,00681 0,631507 0,464419 9
2,55611
0,01734 0,00681 1,204788 0,471336 2

d. Menghitung Kecepatan perpindahan panas max

Q max (kW) = Cc(Thi-Tci)

Laju Alir Dingin Laju Alir Panas


Thi Tci Cc (kW/K) Q max (kW)
(m3/min) (m3/min)
0,00315 0,00681 44,75 23,75 0,472254 4,596285
0,00909 0,00681 56 23,5 0,464419 20,52398
0,01734 0,00681 57,5 23,25 0,471336 41,26398

e. Mencari Q actual

Qac= Cc(Tco-Tci)=Ch(Thi-Tho)

Laju Alir Laju Alir


Q aktual
Dingin Panas Thi Tci Tho Tco Cc (kW/K) Ch (kW/K)
(kW)
(m3/min) (m3/min)
44,7 23,7 37,7
25
0,00315 0,00681 5 5 5 0,218871 0,472254 0,273588
0,00909 0,00681 56 23,5 43,5 26 0,631507 0,464419 1,578768
23,2 25,2
57,5 42
0,01734 0,00681 5 5 1,204788 0,471336 2,409575

f. Mencari Efektivitas perpindahan panas

Qactual
Effectiveness (Ɛ) =
Q max

Laju Alir Laju Alir Effectiveness


Q aktual
Dingin Panas Q max (kW) (Ɛ)
(kW)
(m3/min) (m3/min)
0,00315 0,00681 4,596285 0,273588 0,05952381
0,00909 0,00681 20,52398 1,578768 0,076923077
0,01734 0,00681 41,26398 2,409575 0,058394161

g. Mencari Q panas , Q dingin dan effesiensi perpindahan Panas

Q= mx Cpx △TLmtd

Q dingin
η (%) =
Q panas
Laju Laju
Cp c Cp h ṁc ṁh Alir Alir dTlmtd Q panas Q dingin
η (%)
(kJ/kg.C) (kJ/kg.C) (kg/min) (kg/min) Dingin Panas (C) (kJ/min) (kJ/min)

(Lps) (lps)
0,0031 0,0068
4,183
4,183 0,28802 0,112898 5 1 16,71045 473,4947 219,4456 46,34595
0,0090 0,0068
4,184
4,183 0,28802 0,110999 9 1 24,66303 687,2389 934,4929 135,9779
0,0173 0,0068
4,183
4,183 0,28802 0,112679 4 1 24,89286 703,9739 1799,436 255,6112

h. Menentukan Nilai NTU

ln[1−Ɛ (1+c )]
NTU =
1+ c

Laju Alir Laju Alir Effectivenes


Dingin Panas C s (Ɛ) NTU

(m3/min) (m3/min)
0,00315 0,00681 0,46346 0,05952381 0,09984
0,00909 0,00681 1,359779 0,076923077 0,24473
0,01734 0,00681 2,556112 0,058394161 0,29376

i. Mencari nilai U
Qrata rata
U=
TxA

Laju Alir Laju Alir


Q rata2
Dingin Panas A (m2) dTlmtd (C) U
(kJ/min)
(m3/min) (m3/min)
0,00315 0,00681 692,9403 0.193424 16,71045 214,3865
0,00909 0,00681 1621,732 0.193424 24,66303 339,9556
0,01734 0,00681 2503,41 0.193424 24,89286 519,9325
j. Mencari nilai Luas perpindahan panas As
NTU x Cc
As=
U

Laju Alir Laju Alir


Dingin Panas U NTU Cc (kW/K) As (m2)

(m3/min) (m3/min)
0,00315 0,00681 214,3865 0,09984 0,218871 0,0001
0,00909 0,00681 339,9556 0,24473 0,631507 0,00045
0,01734 0,00681 519,9325 0,29376 1,204788 0,00068

k. Menentukan Panjang Luar dan dalam


As
L=
Pi x D

Panjang
Panjang Pipa
As (m2) Pipa Luar
Dalam (m)
(m)
0,0001 0,0000737737 0,00028
0,00045 0,000329052 0,00125
0,00068 0,000492692 0,00187

METODE LMTD
a. Perhitungan △T1 dan△T2

Laju Alir Laju Alir △T1 -


△T1 = Tho - △T2 = Thi -
Dingin Panas Thi Tci Tho Tco △T2
Tco (◦C) Tci (◦C)
3 3
(m /min) (m /min) (◦C)
44,7 23,7 37,7
25
0,00315 0,00681 5 5 5 19,75 14 5,75
0,00909 0,00681 56 23,5 43,5 26 30 20 10
23,2 25,2
57,5 42
0,01734 0,00681 5 5 32,25 18,75 13,5

b. Perhitungan △𝑇𝑙mtd

△Tlmtd = [ln
Laju Alir Laju Alir Panas
△T1 - △T2 (◦C) ln (△T1/△T2) (△T1/△T2)] / △T1 -
Dingin (m3/min) (m3/min)
△T2
0,00315 0,00681 5,75 0,344096 16,71045
0,00909 0,00681 10 0,405465 24,66303
0,01734 0,00681 13,5 0,542324 24,89286

c. Mencari Harga FT dapat diperoleh dari kurva dibawah

Laju Alir Laju Alir Y = (Tco-


Dingin Panas Thi Tci Tho Tco Tci) / (Thi- Z = (Thi - Tho) FT
(m3/min) (m3/min) Tci) / (Tco-Tci)
0,00315 0,00681 44,75 23,75 37,75 25 0,089286 5,6
1
0,00909 0,00681 56 23,5 43,5 26 0,125 5
1
0,01734 0,00681 57,5 23,25 42 25,25 0,106667 7,75
1

d. Perhitungan △Tm

Laju Alir Laju Alir △Tlmtd = [ln (△T1/△T2)] / FT dTm (∆Tm = △Tlmtd.
Dingin Panas
3 3
△T1 - △T2 FT (oC)
(m /min) (m /min)
0,00315 0,00681 16,71045 16,71045
1
0,00909 0,00681 24,66303 24,66303
1
0,01734 0,00681 24,89286 24,89286
1

e. Perhitungan Q
Q = m.Cp. △T

Cp c
Cp h ṁc ṁh Q panas Q dingin
(kJ/kg.C dT dingin dT panas
(kJ/kg.C) (kg/min) (kg/min) (kJ/min) (kJ/min)
)
4,183 4,183 0,28802 0,112898 1,25 7 2600,519 1451,36
4,183 4,184 0,28802 0,110999 2,5 12,5 6393,433 4283,521
4,183 4,183 0,28802 0,112679 2 15,5 6865,864 3459,124

f. Mencari efesiensi
Q dingin
η (%) =
Q panas

Q panas Q dingin
η (%)
(kJ/min) (kJ/min)
2600,519 1451,36 55,8104
6393,433 4283,521 66,99876
6865,864 3459,124 50,38148

g. Mencari nilai U
Qrata rata
U=
TxA
Q rata2
A (m2) U
(kJ/min)

4051,879 1,413 171,6035

10676,95 1,413 306,3788

10324,99 1,413 293,5436

Run 5, 6, 7dan 8 Aliran Counter-Current - Variasi laju alir dingin berubah


Spesifikasi HE:
- Panjang pipa (t) = 140 cm
- Diameter shell (d) = 9 cm
- Luas permukaan = πdt
o = π x 0.09 m x 1.4 m
o = 1.68 m2
o
A. METODE LMTD
a. Perhitungan ∆ T 1 dan ∆T 2
Laju Alir Laju Alir Suhu Air (K) dT1 = Tho - dT2 = Thi -
Panas Dingin Thi Tci Tho Tco Tco (K) Tci (K)
(m3/min) (m3/min)

0,01302 0,00909 310 296 303,5 296,25 7,25 14


0,02289 0,00315 324 296 314,25 299,5 14,75 28
0,02289 0,00909 318 296 309,75 297,75 12 22
0,02289 0,01734 313 296 305 296,25 8,75 17

b. Perhitungan ∆ Tlmtd
Laju Alir Laju Alir dT1 - dT2 (K) ln (dT1/dT2) dTlmtd (K)
Panas Dingin
(m3/min) (m3/min)
0,01302 0,00909 -6,75 -0,6581 10,2575
0,02289 0,00315 -13,25 -0,6410 20,6721
0,02289 0,00909 -10 -0,6061 16,4980
0,02289 0,01734 -8,25 -0,6642 12,4217

c. Perhitungan kecepatan kapasitas panas (C)


Cc = ṁc (kg/min) x Cp c (kJ/kg.C)
Ch = ṁh (kg/min) x Cp h (kJ/kg.C)
Cc
C=
Ch

Laju Alir Laju Alir


Panas Dingin Ch (kW/K) Cc (kW/K) C
(m3/min) (m3/min)
0,01302 0,00909 5,21 x 10-8 3,63 x 10-8 0,6967
0,02289 0,00315 9,19 x 10-8 1,25 x 10-8 0,1369
0,02289 0,00909 9,18 x 10-8 3,63 x 10-8 0,3956
0,02289 0,01734 9,16 x 10-8 6,92 x 10-8 0,7555

d. Perhitungan kecepatan perpindahan panas max


Q max (kW) = Cc(Thi-Tci)

Laju Alir Laju Alir Thi Tci Cc (kW/K) Q max (kW)


Dingin Panas
(m3/min) (m3/min)
0,01302 0,00909 310 296 3,63 x 10-8 5,08 x 10-7
0,02289 0,00315 324 296 1,25 x 10-8 3,52 x 10-7
0,02289 0,00909 318 296 3,63 x 10-8 7,99 x 10-7
0,02289 0,01734 313 296 6,92 x 10-8 1,17 x 10-6

e. Perhitungan Q actual
Qac= Cc(Tco-Tci)=Ch(Thi-Tho)

Laju Alir Laju Alir


Q aktual
Dingin Panas Thi Tci Tho Tco Cc (kW/K) Ch (kW/K)
(kW)
(m3/min) (m3/min)
0,01302 0,00909 310 296 303,5 296,25 3,63 x 10-8 5,21 x 10-8 9,07 x 10-9
314,2
0,02289 0,00315 324 296 5 299,5 1,25 x 10-8 9,19 x 10-8 4,41 x 10-8

309,7
0,02289 0,00909 318 296 5 297,75 3,63 x 10-8 9,18 x 10-8 6,35 x 10-8

0,02289 0,01734 313 296 305 296,25 6,92 x 10-8 9,16 x 10-8 1,73 x 10-8

f. Perhitungan efektivitas perpindahan panas


Qactual
Effectiveness (Ɛ) = Q max

Laju Alir Laju Alir Q max Q aktual Effectiveness


Dingin Panas (kW) (kW) (Ɛ)
(m3/min) (m3/min)

0,01302 0,00909 5,08 x 10-7 9,07 x 10-9 0,0179


0,02289 0,00315 3,52 x 10 -7
4,41 x 10 -8
0,1250
0,02289 0,00909 7,99 x 10-7 6,35 x 10-8 0,0795

0,02289 0,01734 1,17 x 10-6 1,73 x 10-8 0,0147

g. Perhitungan Qpanas, Qdingin dan efisiensi perpindahan panas


Q= mx Cpx △TLmtd
Q dingin
η (%) =
Q panas

Cp c Cp h ṁc ṁh Laju Alir Laju Alir dTlmtd Q panas Q dingin η (%)


(kJ/kg.K) (kJ/kg (kg/min) (kg/min) Dingin Panas (K) (kJ/min) (kJ/min)
.K) (m3/min) (m3/min)
9,12 x 10-6 4,1834 9,11 x 10-6 1,31 x 10-5 0,00909 0,01302 10,2575 0,00056 0,00039 69,70
3,16 x 10-6 4,1845 3,16 x 10-6 2,31 x 10-5 0,00315 0,02289 20,6721 0,00200 0,00027 13,68
9,12 x 10-6 4,1840 9,12 x 10-6 2,31 x 10-5 0,00909 0,02289 16,4980 0,00159 0,00063 39,55

1,74 x 10-6 4,1835 1,74 x 10-6 2,30 x 10-5 0,01734 0,02289 12,4217 0,00120 0,00090 75,58

h. Perhitungan nilai NTU


ln[1−Ɛ (1+c )]
NTU =
1+ c
Laju Alir Laju Alir Effectivenes NTU
Dingin Panas C s (Ɛ)
(m3/min) (m3/min)

0,00909 0,01302 0,6967 0,0179 0,0181


0,00315 0,02289 0,1369 0,1250 0,1348
0,00909 0,02289 0,3956 0,0795 0,0843
0,01734 0,02289 0,7555 0,0147 0,0149

i. Perhitungan nilai U
Qrata rata
U=
TxA
Laju Alir Laju Alir Q rata2 A (m2) dTlmtd (K) U
Dingin Panas (kJ/min)
(m3/min) (m3/min)

0,00909 0,01302 0,0010 1,68 10,2575 5,53 x 10-5


0,00315 0,02289 0,0023 1,68 20,6721 6,54 x 10-5
0,00909 0,02289 0,0022 1,68 16,4980 8,01 x 10-5
0,01734 0,02289 0,0021 1,68 12,4217 10,10 x 10-5

j. Perhitungan nilai luas perpindahan panas As


NTU x Cc
As=
U

Laju Alir Laju Alir U NTU Cmin As (m2)


Dingin Panas (kW/K)
(m3/min) (m3/min)

0,00909 0,01302 5,53 x 10-5 0,0181 3,63 x 10-8 1,19 x 10-5


0,00315 0,02289 6,54 x 10-5 0,1348 1,26 x 10-8 2,59 x 10-5
0,00909 0,02289 8,01 x 10-5 0,0843 3,63 x 10-8 3,82 x 10-5
0,01734 0,02289 10,10 x 10-5 0,0149 6,93 x 10-8 1,03 x 10-5

k. Perhitungan panjang luar dan dalam


As
L=
Pi x D
As (m2) Panjang Pipa Panjang Pipa
Dalam (m) Luar (m)

1,19 x 10-5 0,000105 4,21 x 10-5


2,59 x 10-5 0,000230 9,19 x 10-5
3,82 x 10-5 0,000338 1,35 x 10-4

1,03 x 10-5 0,000091 3,63 x 10-5

METODE NTU

a. Perhitungan △T1 dan△T2


Laju Alir Laju Alir Suhu air (K) △T1 = Tho - △T2 = Thi - △T1 - △T2
Dingin Panas Tco (K) Tci (K) (K)
(m3/min) (m3/min) Thi Tci Tho Tco

0,00909 0,01302 310 296 303,5 296,2 7,25 14 -6,75


5
0,00315 0,02289 310 296 314,2 299,5 14,75 28 -13,25
5
0,00909 0,02289 310 296 309,7 297,7 12 22 -10
5 5
0,01734 0,02289 310 296 305 296,2 8,75 17 -8,25
5

b. Perhitungan △𝑇𝑙mtd
Laju Alir Laju Alir △T1 - △T2 (K) ln (△T1/△T2) △Tlmtd = (△T1 - △T2)/
Dingin Panas (m3/min) [ln (△T1/△T2)]
(m3/min)
0,00909 0,01302 -6,75 -0,6581 10,2575
0,00315 0,02289 -13,25 -0,6410 20,6721
0,00909 0,02289 -10 -0,6061 16,4980
0,01734 0,02289 -8,25 -0,6642 12,4217

c. Perhitungan harga FT dapat diperoleh dari kurva


Laju Alir Laju Alir Suhu air (K) Y = (Tco-Tci) Z = (Thi - FT
Dingin Panas / (Thi-Tci) Tho) / (Tco-
(m3/min) (m3/min) Tci)
Thi Tci Tho Tco

0,00909 0,01302 310 296 303,5 296,2 0,0179 26 1


5
0,00315 0,02289 310 296 314,2 299,5 0,1250 2,79 1
5
0,00909 0,02289 310 296 309,7 297,7 0,0795 4,71 1
5 5
0,01734 0,02289 310 296 305 296,2 0,0147 32 1
5

d. Perhitungan △Tm
Laju Alir Laju Alir △Tlmtd = (△T1 - △T2) /[ln FT dTm (∆Tm =
Dingin Panas (△T1/△T2)] / △Tlmtd. FT (oC)
(m3/min) (m3/min)
0,00909 0,01302 10,2575 1 0,0975
0,00315 0,02289 20,6721 1 0,0484
0,00909 0,02289 16,4980 1 0,0606
0,01734 0,02289 12,4217 1 0,0805

e. Perhitungan Q
Q = m.Cp. △T
Cp c Cp h ṁc ṁh dT dingin dT Q panas Q dingin
(kJ/kg.K (kJ/kg.K (kg/min) (kg/min) panas (kJ/min) (kJ/min)
) )
4,1844 4,1805 9,0701 12,9399 0,25 6,5 5,8604 9,4881
4,1838 4,1761 3,1412 22,6436 3,5 9,75 15,3662 45,9970
4,1841 4,1780 9,0675 22,6884 1,75 8,25 13,0338 66,3939
4,1844 4,1797 17,3020 22,7300 0,25 8 12,6673 18,0994

f. Perhitungan efisiensi
Q dingin
η (%) =
Q panas
Q panas Q dingin η (%)
(kJ/min) (kJ/min)

5,8604 9,4881 161,9033


15,3662 45,9970 299,3392
13,0338 66,3939 509,3982
12,6673 18,0994 142,8829
2. Shell and Tube Heat Exchanger

Shell and Tube Heat Exchanger

4.1.1 Kalibrasi Laju Alir Air Panas dan Air Dingin

Laju Alir Laju Alir Berat Laju Laju Alir Laju Alir
Berat Laju
Air Air Ember Alir air Air Air Panas
Wakt Alir air
Pemanas Pendingin kosong Panas + Pendingin Aktual
u (S) Pendingin +
(liter/menit (liter/menit (kg) ember (kg/s) Aktual (liter/menit)
ember (kg/s)
) ) (liter/menit)
3 3 20 0,60 1,84 1,41 5,52 4,23
6 6 20 0,60 3,07 2,26 9,21 6,78
9 9 20 0,60 3,66 3,05 10,0 9,15

4.1.2 Kalor Pada Air Panas dan Dingin


 Laju Alir Panas Tetap, Laju Alir Air Dingin Berubah

Laju Alir Suhu Suhu Panas


Laju Alir Wakt Cp Air Cp Air Panas
Air Fluida Fluida Dilepas
Air u Panas Dingin Diterima
Pendingi Panas (K) Dingin (K) Air Panas
Pemanas (meni (Kj/Kg (Kj/Kg Air Dingin
n (Qhot)
(m3/min) t) Thi Tho Tci Tco ) ) (kJ/menit)
(m3/min) (kJ/menit)
0,00552 0 305 297 293 294 4,181 4,1778 85,0381383 276,57143
0,00552 3 307 301 293 297 4,181 4,1778 113,386452 322,56981
6 368,54051
0,00552 311 303 295 299 4,181 4,1778 113,386452
6
0 614,90183
0,00678 0,00921 311 303 295 299 4,181 4,1778 113,386452
9
3 844,55887
0,00921 317 305 295 299 4,181 4,1778 170,072875
3
6 1149,3625
0,00921 325 309 295 299 4,181 4,1778 283,463296
4
 Laju Alir Panas Berubah, Laju Alir Air Dingin Tetap

Laju Alir Suhu Suhu Panas


Laju Alir Wakt Cp Air Cp Air Panas
Air Fluida Fluida Dilepas
Air u Panas Dingin Diterima
Pendingi Panas (K) Dingin (K) Air Panas
Pemanas (meni (Kj/Kg (Kj/Kg Air Dingin
n (Qhot)
(m3/min) t) Thi Tho Tci Tco ) ) (kJ/menit)
(m3/min) (kJ/menit)
0 688,86875
0,00915 325 309 295 299 4,181 4,1778 382,446732
2
3 414,98167
0,00915 313 309 295 301 4,181 4,1778 305,98799
6
6 1141,8748
0,00915 325 307 295 301 4,181 4,1778 229,523128
0,00552 3
0 368,54051
0,00678 311 307 295 301 4,181 4,1778 170,072875
6
3 368,54051
0,00678 311 305 295 299 4,181 4,1778 170,072875
6
0,00678 6 309 305 295 299 4,181 4,1778 170,072875 322,56981

4.1.3 Koefisien Pindah Panas (U) Pada Variasi Laju Alir Panas Dan Dingin
 Laju Alir Panas Tetap, Laju Alir Air Dingin Berubah

Laju Laju Suhu Fluida Suhu Fluida


Alir Air Alir Air Panas (K) Dingin (K)
A U
Pemana Pending ΔTlm ΔT
ΔT1 ΔT2 y Z Ft (m2 (W/m
s in d m
Thi Tho Tci Tco ) 2
.K)
(m3/min (m3/min
) )
0,00678 0,15 0,19
0,154 0,1 6068,
0,00552 305 297 293 294 3 12 8 1 403 342
033 25 573
3 4
0,00552 307 301 293 297 4 14 0,125 0,6 1,5 1 0,12 0,19 8995,
276 66 527 342 673
66 6 4
7
0,11 0,19
0,115 10783
0,00552 311 303 295 299 4 16 0,5 2 1 552 342
525 ,67
5 4
0,11 0,19
0,115 16296
0,00921 311 303 295 299 4 16 0,5 2 1 552 342
525 ,29
5 4
0,3
0,08 0,19
0,081 33 32298
0,00921 317 305 295 299 6 22 3 1 120 342
205 33 ,65
5 4
3
0,05 0,19
0,054 0,2 67427
0,00921 325 309 295 299 10 30 4 1 493 342
931 5 ,74
1 4

 Laju Alir Panas Berubah, Laju Alir Air Dingin Tetap

Laju Laju Suhu Fluida Suhu Fluida


Alir Air Alir Air Panas (K) Dingin (K)
A U
Pemana Pending ΔTlm ΔT
ΔT1 ΔT2 y Z Ft (m2 (W/m
s in d m
Thi Tho Tci Tco ) 2
.K)
(m3/min (m3/min
) )
0,00552 0,05 0,19
0,054 0,2 50415
0,00921 325 309 295 299 10 30 4 1 493 342
931 5 ,32
1 4
0,6
0,08 0,19
0,081 66 22982
0,00921 313 309 295 301 8 18 1,5 1 109 342
093 66 ,28
3 4
7
0,00921 325 307 295 301 6 30 0,067 0,3 3 1 0,06 0,19 52864
06 33 706 342 ,02
33 4
3
0,6
0,09 0,19
0,098 66 14195
0,00678 311 307 295 301 6 16 1,5 1 808 342
083 66 ,26
3 4
7
0,6
0,09 0,19
0,098 66 14195
0,00678 311 305 295 299 6 16 1,5 1 808 342
083 66 ,26
3 4
7
0,10 0,19
0,105 12023
0,00678 309 305 295 299 6 14 1 1 1 591 342
912 ,91
2 4

4.1.4 Efisiensi Panas (η) Pada Variasi Laju Alir Pendingin


 Laju Alir Panas Tetap, Laju Alir Air Dingin Berubah

Panas Dilepas Panas


Laju Alir Air Laju Alir Air Efisiensi Panas
Air Panas Diterima Air
Pemanas Pendingin Efisiensi Panas
(Qhot) Dingin
(m3/min) (m3/min) (η) (%)
(kJ/menit) (kJ/menit)
0,00552 85,0381383 276,57143 30,74726066
0,00552 113,386452 322,56981 35,15098091
0,00552 113,386452 368,540516 30,76634652
0,00678
0,00921 113,386452 614,901839 18,43976469
0,00921 170,072875 844,558873 20,13748011
0,00921 283,463296 1149,36254 24,66265313

 Laju Alir Panas Berubah, Laju Alir Air Dingin Tetap

Laju Alir Air Laju Alir Air


Qhot Qcold Efisiensi Panas
Pemanas Pendingin
(kJ/menit) (kJ/menit) (η) (%)
(m3/min) (m3/min)
0,00921 0,00552 384,954579 688,868752 55,88213687
0,00921 307,994469 414,981676 74,2188117
0,00921 231,028197 1149,36254 20,10055052
0,00678 170,072875 368,540516 46,14767376
0,00678 170,072875 368,540516 46,14767376
0,00678 170,072875 322,56981 52,72436227

Anda mungkin juga menyukai