Anda di halaman 1dari 6

LABORATORIUM KIMIA MIKROBIOLOGI

SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN


( STM PEMBANGUNAN YOGYAKARTA )

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM


ANALISIS MIKROBIOLOGI

NOMOR DAN NAMA PRAKTIKUM


2. UJI PRADUGA KUALITAS AIR DENGAN METODE MPN

DISUSUN OLEH :

NAMA : DEVI DWI SEPTIANA


NIS / ABSEN : 17364 / 18
KELOMPOK :
KELAS : 12 KA
PROGRAM KEAHLIAN : KIMIA ANALISIS
TGL PRAKTIKUM : 11 NOVEMBER 2020
TGL PENYERAHAN LAPORAN : 11 NOVEMBER 2020
GURU PEMBIMBING : INDAYATMI, M.Sc.
I. TUJUAN
Peserta didik dapat melaksanakan uji praduga kualitas air dengan metode MPN
II. DASAR TEORI
Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat karena
air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan penyakit. Air bersih adalah air
yang jernih, tidak berwarna, tawar dan tidak berbau. Sumber daya alam yaitu air, dapat diperoleh
dari air permukaan meliputi air sungai, danau, waduk, rawa dan genangan air lainya.
Air merupakan kebutuhan yang paling dibutuhkan di dalam kehidupan manusia. Air yang ada di
alam bukanlah didapat sebagai air murni, melainkan sebagai air yang mengandung bermacam-
macam zat, baik yang terlarut ataupun tersuspensi. Jenis dan jumlah zat tersebut tergantung dari
kondisi lingkungan sekitar sumbernya.
Air merupakan materi esensial bagi kehidupan makhluk hidup, karena makhluk hidup
memerlukan air untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Secara umum fungsi air dalam
tubuh setiap mikroorganisme adalah untuk melarutkan senyawa organik, menstabilkan suhu tubuh
dan melangsungkan berbagai reaksi kimia tingkat seluler.
Pemeriksaan air secara mikrobiologi sangat penting dilakukan karena air merupakan substansi
yang sangat penting dalam menunjang kehidupan mikroorganisme yang meliputi pemeriksaan
secara mikrobiologi baik secara kualitatif maupun kuantitatif dapat dipakai sebagai pengukuran
derajat pencemaran.
Uji kualitatif Coliform secara lengkap terdiri dari tiga tahap yaitu uji dugaan (presumptive test),
uji penetapan (confirmed test), dan uji pelengkap (completed test). Metode pengujian yang
digunakan adalah metode Most Probable Number (MPN) atau Jumlah Perkiraan Terbatas (JPT).
Analisis kuantitatif mikrobiologi pada air minum penting dilakukan untuk mengetahui mutu air
minum tersebut. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menghitung atau mengukur
jumlah jasad renik dalam suatu suspensi, salah satunya adalah pemeriksaan adanya
bakteri Coliform pada minuman dengan metode MPN (Most Probable Number).
Metode MPN merupakan salah satu metode perhitungan secara tidak langsung. Metode
MPN terdiri dari tiga tahap, yaitu uji pendugaan (presumptive test), uji konfirmasi (confirmed test),
dan uji kelengkapan (completed test). Dalam uji tahap pertama, keberadaan Coliform masih
dalam tingkat probabilitas rendah, masih dalam dugaan. Uji ini mendeteksi sifat
fermentatif Coliform dalam sampel (Lim, 1998).
Dalam metode MPN, pengenceran harus dilakukan lebih tinggi daripada pengenceran
dalam hitungan cawan, sehingga beberapa tabung larutan hasil pengenceran tersebut
mengandung satu sel jasad renik. Beberapa tabung mungkin mengandung lebih dari satu sel,
sedangkan tabung lainnya tidak mengandung sel. Dengan demikian setelah inkubasi diharapkan
terjadi pertumbuhan pada beberapa tabung yang dinyatakan sebagai tabung positif sedang
tabung lainnya negatif. Metode MPN biasanya digunakan untuk menghitung jumlah mikroba di
dalam contoh yang berbentuk cair, meskipun dapat pula digunakan untuk contoh berbentuk padat
dengan melakukan pengenceran terlebih dahulu (Fardiaz, 1996).
Metode MPN merupakan uji deretan tabung yang menyuburkan
pertumbuhan Coliform sehingga diperoleh nilai untuk menduga jumlah Coliform dalam sampel
yang diuji. Uji positif akan menghasilkan angka indeks. Angka ini disesuaikan dengan tabel MPN
untuk menentukan jumlah Coliform dalam sampel (Pakadang, 2010).
Metode MPN biasanya dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam contoh yang
berbentuk cair, meskipun dapat pula digunakan untuk contoh berbentuk padat dengan terlebih
dahulu membuat suspensi 1:10 dari contoh tersebut. Metode MPN digunakan medium cair di
dalam tabung reaksi, dimana perhitungannya dilakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif
yaitu yang ditumbuhi oleh jasad renik setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu.
Pengamatan tabung yang positif dapat dilihat dengan mengamati timbulnya kekeruhan atau
terbentuknya gas di dalam tabung kecil (tabung durham) yang diletakkan pada posisi terbalik,
yaitu untuk jasad renik pembentuk gas. Untuk setiap pengenceran pada umumnya digunakan tiga
atau lima seri tabung. Lebih banyak tabung yang digunakan menunjukkan ketelitian yang lebih
tinggi, tetapi alat gelas yang digunakan juga lebih banyak (Fardiaz, 1996).
Untuk metode MPN (most probable number) digunakan medium cair dalam wadah berupa
tabung reaksi, perhitungan di lakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif yaitu tabung yang
mengalami perubahan pada mediumnya baik itu berupa perubahan warna atau terbentuknya
gelembung gas pada dasar tabung durham. Pada metode perhitungan MPN ini digunakan bentuk
tiga seri pengenceran, yang pertama 10 -1, 10-2 dan 10-3. Kemudian dari hasil perubahan tersebut
dicari nilai MPNnya pada tabel nilai MPN, dan untuk jumlah bakterinya maka digunakan rumus
(Gobel, 2008).
Tabel yang digunakan untuk menentukan nilai MPN dari tiga seri tabung berbeda dengan
tabel lima seri tabung. Kombinasi yang dipilih mulai dari pengenceran tertinggi yagn masih
menghasilkan semua tabung positif sedangkan pada pengenceran yang berikutnya ada tabung
yang negatif. Kombinasi yang diambil terdiri dari tiga pengenceran. Jika pada pengenceran yang
keempat atau seterusnya masih diketemukan tabung yang hasilnya positif, maka jumlah tabung
yang positif tersebut harus ditambahkan pada angka kombinasi yang ketiga sampai mencapai
jumlah maksimum (Volk, 1993).
Beberapa jenis bakteri selain Coliform juga memiliki sifat fermentatif, sehingga diperlukan
uji konfirmasi untuk mengetes kembali kebenaran adanya Coliform dengan bantuan medium
selektif diferensial. Uji kelengkapan kembali meyakinkan hasil tes uji konfirmasi dengan
mendeteksi sifat fermentatif dan pengamatan mikroskop terhadap ciri-ciri Coliform seperti,
berbentuk batang, gram negatif, tidak-berspora. Output metode MPN adalah nilai MPN. Nilai MPN
adalah perkiraan jumlah unit tumbuh (growth unit) atau unit pembentuk koloni (colony forming
unit) dalam sampel. Namun, pada umumnya nilai MPN juda diartikan sebagai perkiraan jumlah
individu bakteri. Satuan yang digunakan, umumnya per 100 mL atau per gram. Metode MPN
memiliki limit kepercayaan 95 persen sehingga pada setiap nilai MPN, terdapat jangkauan nilai
MPN terendah dan nilai MPN tertinggi (Lim, 1998).
Uji penduga merupakan uji positif untuk menentukan bakteri Coliform. Media yang
digunakan ialah media Lactose Broth. Bakteri dapat menggunakan laktosa sebagai sumber
karbon, namun ada pula sebagian bakteri enteric yang tidak dapat melakukannya. Kaldu laktosa
mengandung surface tension depressant yang menekan pertumbuhan bakteri gram positif dan
memacu bakteri gram negatif terutama bakteri Coliform. Hasil uji penguat yang positif atau
meragukan menyatakan bahwa sampel air tidak layak untuk diminum. Uji penguat memerlukan
media selektif dan diferensial seperti Eosin-Biru Metilen atau ENDO agar yang akan diinokulasi
dari tabung laktosa yang positif. Uji pelengkap, uji ini merupakan tahap akhir analisis bakteri dari
contoh air. Uji pelengkap dilakukan dengan pewarnaan gram (Volk, 1993).

III. ALAT-ALAT DAN BAHAN


ALAT : BAHAN :
 Tabung reaksi berulir 9  Pipet tetes  Rak tabung reaksi  Sampel air
 Tabung durham 9  Pipet volume  Inkubator  Alcohol 95 %
 Beaker glass  Labu ukur  Pengaduk  Lactosa Broth
IV. LANGKAH KERJA
1 Alat dan bahan disiapkan.
2 Tabung reaksi dicuci dengan sabun.
3 Larutan LB triple Strength dibuat dengan cara : 3 x 6,5 g LB dilarutkan dengan akuades sampai 500 ml
4 Larutan LB single Strength dibuat dengan cara : 6,5 g LB dilarutkan dengan akuades sampai 500 ml
5 Sampel pengenceran 10-1 dibuat dengan cara 1 ml sampel air dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan
ditambah 9 mL akuades dan dikocok sampai homogen
6 Sampel pengenceran 10-2 dibuat dengan cara 1 ml sampel hasil pengenceran 10-1 dimasukkan ke dalam
tabung reaksi, ditambah 9 mL akuades, dikocok sampai homogen
7 Sampel pengenceran 10-3 dibuat dengan cara 1 ml sampel hasil pengenceran 10-2 dimasukkan ke dalam
tabung reaksi, ditambah 9 mL akuades dan dikocok sampai homogen
8 Tabung durham dimasukkan ke dalam masing-masing tabung reaksi dengan posisi terbalik / mulut tabung
durham menghadap ke bawah
9 3 tabung reaksi masing-masing diisi dengan 9 ml LB Triple Strength dan diberi label 10-1
10 3 tabung reaksi masing-masing diisi dengan 9 ml LB Single Strength dan diberi label 10-2
11 3 tabung reaksi masing-masing diisi dengan 9 ml LB Single Strength dan diberi label 10-3
12 Semua tabung reaksi ditutup dengan kapas.
13 Tabung reaksi yang sudah berisi sampel dimasukkan ke dalam gelas kimia ukuran 250 ml kemudian
disterilkan dengan autoklaf pada suhu 121°C selama 15 menit. Setelah tabung reaksi diangkat dari autoklaf,
didiamkan sampai tabung reaksi dingin.
14 3 tabung reaksi berlabel 10-1 masing-masing diisi dengan 1 ml sampel pengenceran 10-1, ditutup, digojok
sampai tabung durham terisi larutan
15 3 tabung reaksi berlabel 10-1 masing-masing diisi dengan 1 ml sampel pengenceran 10-2, ditutup, digojok
sampai tabung durham terisi larutan
16 3 tabung reaksi berlabel 10-1 masing-masing diisi dengan 1 ml sampel pengenceran 10-3, ditutup, digojok
sampai tabung durham terisi larutan
17 Tabung reaksi dimasukkan ke dalam inkubator suhu 37⁰C selama 24 - 48 jam
18 Jumlah tabung yang positif / berisi gas dicatat pada tabel pengamatan.
19 Jumlah sel koloni dihitung dengan tabel MPN

V. TABEL PENGAMATAN
NO LANGKAH KERJA PENGAMATAN
1 Alat dan bahan disiapkan. Sudah menyiapkan alat dan bahan
2 Tabung reaksi dicuci dengan sabun. Sudah mencuci tabung reaksi dengan
sabun
3 Larutan LB triple Strength dibuat dengan cara : 3 x 6,5 g LB Sudah membuat larutan LB triple Strength
dilarutkan dengan akuades sampai 500 ml sebanyak 500 ml
4 Larutan LB single Strength dibuat dengan cara : 6,5 g LB Sudah membuat larutan LB single
dilarutkan dengan akuades sampai 500 ml Strength sebanyak 500 ml
5 Sampel pengenceran 10-1 dibuat dengan cara 1 ml sampel Sudah membuat sampel pengenceran 10-1
air dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambah 9 mL dan sudah dihomogenkan
akuades dan dikocok sampai homogen
6 Sampel pengenceran 10-2 dibuat dengan cara 1 ml sampel Sudah membuat sampel pengenceran 10-2
hasil pengenceran 10-1 dimasukkan ke dalam tabung reaksi, dan sudah dihomogenkan
ditambah 9 mL akuades, dikocok sampai homogen
7 Sampel pengenceran 10-3 dibuat dengan cara 1 ml sampel Sudah membuat sampel pengenceran 10-3
hasil pengenceran 10-2 dimasukkan ke dalam tabung reaksi, dan sudah dihomogenkan
ditambah 9 mL akuades dan dikocok sampai homogen
8 Tabung durham dimasukkan ke dalam masing-masing Sudah memasukkan tabung durham ke
tabung reaksi dengan posisi terbalik / mulut tabung durham dalam masing-masing tabung reaksi
menghadap ke bawah dengan posisi terbalik / mulut tabung
durham menghadap ke bawah
9 3 tabung reaksi masing-masing diisi dengan 9 ml LB Triple Larutan jernih
Strength dan diberi label 10-1
10 3 tabung reaksi masing-masing diisi dengan 9 ml LB Single Larutan jernih
Strength dan diberi label 10-2
11 3 tabung reaksi masing-masing diisi dengan 9 ml LB Single Larutan jernih
Strength dan diberi label 10-3
12 Semua tabung reaksi ditutup dengan kapas. Sudah menutup tabung reaksi dengan
kapas
13 Tabung reaksi yang sudah berisi sampel dimasukkan ke Sudah memasukkan tabung reaksi yang
dalam gelas kimia ukuran 250 ml kemudian disterilkan berisi sampel ke dalam gelas kimia ukuran
dengan autoklaf pada suhu 121°C selama 15 menit. Setelah 250 ml kemudian sudah mensterilkan
tabung reaksi diangkat dari autoklaf, didiamkan sampai dengan autoklaf pada suhu 121°C selama
tabung reaksi dingin. 15 menit. Setelah itu mengangkat tabung
reaksi dari autoklaf, didiamkan sampai
tabung reaksi dingin.
14 3 tabung reaksi berlabel 10-1 masing-masing diisi dengan 1 Sudah mengisi 3 tabung reaksi berlabel
ml sampel pengenceran 10-1, ditutup, digojok sampai tabung 10-1 masing-masing dengan 1 ml sampel
durham terisi larutan pengenceran 10-1, kemudian menutup,
menggojok sampai tabung durham terisi
larutan
5 3 tabung reaksi berlabel 10-1 masing-masing diisi dengan 1 Sudah mengisi 3 tabung reaksi berlabel
ml sampel pengenceran 10-2, ditutup, digojok sampai tabung 10-1 masing-masing dengan 1 ml sampel
durham terisi larutan pengenceran 10-2, kemudian menutup,
menggojok sampai tabung durham terisi
larutan
16 3 tabung reaksi berlabel 10-1 masing-masing diisi dengan 1 Sudah mengisi 3 tabung reaksi berlabel
ml sampel pengenceran 10-3, ditutup, digojok sampai tabung 10-1 masing-masing dengan 1 ml sampel
durham terisi larutan pengenceran 10-3, kemudian menutup,
menggojok sampai tabung durham terisi
larutan
17 Tabung reaksi dimasukkan ke dalam inkubator suhu 37⁰C Sudah memasukkan tabung reaksi ke
selama 24 - 48 jam dalam inkubator suhu 37⁰C selama 24 -
48 jam
18 Jumlah tabung yang positif / berisi gas dicatat pada tabel 10-1 10-2 10-3
pengamatan. 1 1 2
19 Jumlah sel koloni dihitung dengan tabel MPN Jumlah sel koloni = 1.500 JPT /ml

VI. GAMBAR PENGAMATAN ( TERLAMPIR )


VII. GAMBAR KERJA ( TERLAMPIR )
VIII. PERHITUNGAN
1
MPN sampel=nilai MPN x
pengenceran tabung tengah

1
MPN sampel=15.0 x
10−2

MPN sampel=15.0 x 100

MPN sampel=1.5 00 JPT / ml

IX. PEMBAHASAN
Metode MPN merupakan salah satu metode perhitungan secara tidak langsung. Metode MPN biasanya
dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam sampel yang berbentuk cair, meskipun dapat pula
digunakan untuk sampel sampel padat. Untuk metode MPN digunakan medium cair dalam wadah berupa
tabung reaksi, perhitungan dilakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif yaitu tabung yang mengalami
perubahan pada mediumnya, baik itu berupa perubahan warna atau terbentuknya gas pada dasar tabung
burham. Pada metode perhitungan MPN ini digunakan bentuk tiga pengenceran, yaitu 10-1 , 10-2 , 10-3 .
Adapun sampel yang digunakan adalah air yang diujikan untuk mengetahui kualitas air. Sebelum semua prosedur
kerja dilakukan alat yang akan digunakan disterilkan dengan alkohol 95% yang bertujuan untuk mencegah
terjadinya kontaminasi bakteri. Langkah selanjutnya dilakukan pengenceran sampel air. Pengenceran dilakukan
menggunakan akuades steril brtujuan unuk meminimalisir kontaminasi bakteri yang terdapat dalam medium yang
digunakan. Pengenceran dilakukan dengan bentuk pengenceran, yaitu 10-1 , 10-2 , 10-3 .
Pada uji praduga dilakukan dengan menginkubasi sampel air yang telah dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang
berisi medium LB dan tabung durham. LB digunakan sebagai media untuk mendeteksi kehadiran coliform dalam
air.pada tabung reaksi diletakkan tabung durham secara terbalik berfungsi mengetahui terbentuknya gas
gelembung atau menangkap gas yang timbul akibat adanya fermentasi laktosa menjadi asam dan gas.
Pada hasil pengamatan iji pendugaan positif ditandai dengan adanya gelembung pada tabung durham. Pada
sampel air MPN 10-1 terdapat satu tabung positif dari ketiga tabung tersebut. Pada sampel air MPN 10-2 terdapat
satu tabung positif dari ketiga tabung tersebut. Pada sampel air MPN 10-3 terdapat dua tabung positif dari ketiga
tabung tersebut. Setelah ditentukan nilai MPN coliform berdasarkan tabel MPN dengan formasi 1-1-2 nilai MPN / g
dari air adalah 15.0 atau dalam sampel air tersebut mengandung coliform 15/100 ml air pada setiap gramnya.

X. KESIMPULAN
Pada praktikum kali ini dapat menyimpulkan bahwa :
1. Metode yang digunakan dalam pemeriksaan kualitas air adalah metode MPN (Most Probable Number).
Karena metode ini dapat mendeteksi coliform dalam jumlah yang sangat rendah. Metode MPN
menggunakan medium cair dalam wadah tabung reaksi, perhitungan dilakukan berdasarkan jumlah
tabung yang positif yaitu tabung yang mengalami perubahan pada mediumnya baik perubahan warna
atau terbentuknya gas pada dasar tabung durham.
2. MPN sampel yang diperoleh pada uji kualitas air sebesar 1500 JPT/ 100 ml. Menurut aturan WHO air
tersebut tidak layak dikonsumsi karena sudah melampaui ambang batas. Menurut peraturan pemerintah
Indonesia, air tersebut masih layak dikonsumsi karena belum mencapai ambang batas.
Guru Mata Pelajaran Peserta Didik

Indayatmi, M.Sc / Nuryani Ekaningsih, S.Pd ( Devi Dwi Septiana)

Anda mungkin juga menyukai