Laporan Resmi Kadar Mineral
Laporan Resmi Kadar Mineral
DISUSUN OLEH :
NAMA : DEVI DWI SEPTIANA
NIS / ABSEN : 17364 / 18
KELOMPOK :
KELAS : XI – KA-A
PROGRAM KEAHLIAN : KIMIA ANALISIS
TANGGAL PRAKTIKUM : 13 NOVEMBER 2020
II. TUJUAN : Siswa dapat menganalisa kadar mineral dalam bahan makanan
1. Fosfor 3. Magnesium
2. Kalsium 4. Natrium
Kalsium merupakan mineral yang memiliki banyak peranan penting dalam kesehatan
tubuh. Selain menjaga kepadatan tulang, kalsium juga berperan dalam pembekuan
darah saat luka, mengaktifkan berbagai enzim penting dalam tubuh, dan bahkan dapat
mencegah preeklampsia.
Beberapa contoh makanan yang kaya akan kalsium adalah susu, yoghurt, keju, dan
makanan laut. Umumnya, tubuh membutuhkan asupan kalsium sebanyak 1200 mg per
hari. Kebutuhan ini bisa berbeda-beda sesuai usia atau kondisi kesehatan seseorang.
Penentuan kadar mineral dalam bentuk asli sulit dilakukan, oleh karena itu biasanya
dilakukan dengan menentukan sisa-sisa pembakaran garam mineral tersebut, yang
dikenal dengan pengabuan (Sediaoetomo 2000). Pengabuan adalah tahapan utama
dalam proses analisis kadar abu suatu bahan. Pada tahap ini menggunakan tanur.
Terdapat 3 jenis pengabuan, yaitu pembakaran dalam tanur, pembakaran api terbuka,
dan wet combustion. Pada analisis kadar abu dan serat seringkali digunakan jenis
pengabuan dalam tanur (Khopkar 2003). Penentuan kadar abu dapat dilakukan dengan
dua cara, yaitu pengabuan cara langsung (cara kering) dan pengabuan cara tidak
langsung (cara basah). Prinsip pengabuan cara langsung yaitu semua zat organik
dioksidasi pada suhu tinggi, yaitu sekitar 500-600 C, kemudian zat yang tertinggal
setelah proses pembakaran ditimbang. Sedangkan prinsip pengabuan cara tidak
langsung yaitu bahan ditambahkan reagen kimia tertentu sebelum dilakukan
pengabuan (Apriantono & Fardian 1989). Oleh karena itu sangat penting untuk
mengetahui metode yang dapat mengukur dan menetapkan kadar abu suatu bahan
pangan dengan metode AOAC (1995).
LABORATORIUM KIMIA
SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN
(STM PEMBANGUNAN YOGYAKARTA)
BAHAN
- Abu hasil dari pengabuan sampel - NH4OH
makanan dengan muffle furnace - HCl 3N
- KMnO4 0,01N - Akuades
- H2C2O4 - H3PO4
- H2SO4 1:8 - CH3COOH
- Larutan Amonium oksalat jenuh
2. Standarisasi KmnO4
KMnO4 + H2C2O4 + H2SO4 → K2SO4 + MnSO4 + 10CO2 + 8H2O
Red : MnO4- + 6H+ + 5e- → Mn2+ + 4H2O X2
2- -
Oks : C2O4 → 2CO2 + 2e X5
2MnO4 + 16H- + 5C2O42- →2Mn2+ + 8H2O + 10CO2
3. Penentuan kadar
2KMnO4 + 5CaC2O4 + 8H2SO4 → K2SO4 + 5CaSO4 + 2MnSO4 + 10CO2 + 8H2O
Atau jika ditulis dalam setengah reaksi menjadi :
Red : MnO4- + 8H+ + 5e- → Mn2+ + 4H2O X2
Oks : C2O42- → 2CO2 + 2e- X5
2MnO4- + 16H- + 5C2O4 →2Mn2+ + 8H2O + 10CO2
VIII. PERHITUNGAN
IX. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini mula-mula dilakukan pengendapan pada sampel. Sampel
yang digunakan adalah larutan abu dari hasil pengabuan kering. Larutan sampel
dimasukkan dalam gelas kimia 250 ml dan ditambahkan akuades, ammonium
oksalat jenuh dan indikator metil merah. Penggunaan indikator metil merah
bertujuan untuk mengetahui perubahan pH dalam larutan yang akan berwarna
merah saat larutan dalam kondisi asam (pH < 4,2 ) dan berwarna kuning dalam
kondisi netral-basa (pH > 6,2). Penambahan larutan ammonium oksalat jenuh
LABORATORIUM KIMIA
SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN
(STM PEMBANGUNAN YOGYAKARTA)
bertujuan untuk mengendapkan kalsium oksalat. Ammonium oksalat akan
mengalami ionisasi dan memberikan ion C2O4 2- kepada kalsium.
Lalu dilakukan penambahan amonia encer untuk membuat larutan yang berwarna
kekuningan. Tujuan penambahan ion sejenis dalam bentuk larutan amonia encer
adalah untuk menggeserarah reaksi lebih ke kanan atau ke arah terbentuknya
produk sehingga peluang terbentuknya endapan kalsium oksalat lebih besar.
Larutan kemudian dibuat menjadi sedikit asam dengan penambahan asam asetat
hingga berwarna merah muda (pH 5,0) agar kalsium oksalat bisa lebih larut.
Setelah itu, larutan dipanaskan hingga mendidih untuk menghilangkan ion-ion
pengganggu atau pengotor yang dapat mempengaruhi hasil penetapan. Larutan
diendapkan salama satu minggu agar pengendapan kalsium berjalan lambat dan
berlangsung sempurna.
Endapan kalsium oksalat bebas klorida yang menempel pada kertas saring
kemudian dilarutkan dalam asam sulfat encer. Asam sulfat encer panas dipilih
sebagai pelarut dan pengasam karena sifat kalsium oksalat yang lebih larut dalam
asam kuat dibandingkan dengan asam lemah. Selain itu, asam sulfat encer tidak
bereaksi terhadap permanganat. Larutan yang telah ditambahkan asam sulfat
panas segera dititrasi. Pemanasan asam sulfat hingga suhu 70-80 oC bertujuan
untuk mempercepat reaksi titrasi dengan kalium permanganat yang akan berjalan
lambat dalam suhu kamar. Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dan
dapat menjadi indikator sehingga dalam proses titrasi tidak perlu ditambahkan
indikator lainnya. Ion MnO4 akan berubah menjadi ion Mn 2+ dalam suasana asam
dan akan membentuk warna merah muda pada titik akhir titrasi sehingga titrasi
dilakukan hingga warna merah muda permanen.
X. KESIMPULAN
Pada praktikum kali ini dapat disimpilkan bahwa :
1. Penentuan kadar mineral kalsium dapat dilakukan dengan metode pengabuan
basah dan metode titrimetri
2. Prinsip dan metode pengabuan basah adalah memberikan reagen berupa
asam kuat pada bahan sebelum pengabuan
3. Metode titrimetri yang digunakan yaitu tirasi permanganometri ( titrasi redoks)
dengan KMnO4 sebagai zat pengoksidasi
4. Kadar Ca dalam sampel sebesar 42,5895 %