Anda di halaman 1dari 15

KEBIJAKAN POROS MARITIM DAN KEAMANAN NASIONAL

INDONESIA: TANTANGAN DAN HARAPAN

MARITIME AXIS POLICY AND INDONESIAN NATIONAL SECURITY:


CHALLENGES AND HOPE
Safril Hidayat1 dan Ridwan2
Kostrad dan Universitas Subang
(safrilhidayatzeni1995@yahoo.co.id dan ridone_roy@yahoo.co.id)

Abstrak – Potensi maritim dan kelautan yang begitu besar di satu sisi merupakan berkah atas
kondisi geografis Indonesia, namun disisi lainnya dapat menimbulkan konflik. Eksploitasi dan
kegiatan ilegal terhadap sumber daya laut tanpa memperhatikan keberlanjutan akan memperburuk
tingkat kesejahteraan masyarakat dan kerap memperkeruh hubungan internasional. Sebagai
negara yang menjadi perlintasan kapal asing dimana 4 selat dari tujuh selat penting dunia ada
di perairan Indonesia, maka Indonesia termasuk negara yang rawan dari sisi keamanan maritim.
Kejahatan diperairan Indonesia masih sering terjadi, baik dilakukan oleh warga negara Indonesia
sendiri maupun warga negara asing. Pemerintah Indonesia dengan program nawa cita memiliki visi
Indonesia sebagai poros maritim dunia. Sementara itu sebagai sebuah kebijakan, maka keberhasilan
implementasi kebijakan poros maritim sangat ditentukan oleh content of policy (isi kebijakan) dan
context of implementation (lingkungan kebijakan). Keberhasilan implementasi kebijakan poros
maritim akan berdampak pada terwujudnya kesejahteraan dan keamanan masyarakat Indonesia.
Artikel ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan sumber data dan literatur yang berkaitan
dengan poros maritim. Keabsahan dan keterandalan data dilakukan dengan trianggulasi referensi.
Hasil studi menunjukkan bahwa implementasi kebijakan poros maritim masih memerlukan kesiapan
implementator sebagai garda terdepan dari kebijakan poros maritim disertai dengan pembangunan
infrastruktur kemaritiman yang bertaraf international.
Kata Kunci : poros maritim, content of policy, context of implementation, keamanan nasional

Abstract – The maritime and marine potentials are so great on the one hand,were a blessing on
Indonesia’s geographical condition, but on the other hand, it can lead to conflict. Exploitation and
illegal activities on marine resources without considering to sustainability will worsen the welfare
of society and oftenly conflicting international relations. As a country that becomes the crossing of
foreign ships where four straits of the seven important straits of the world exist in Indonesian waters,
Indonesia is a country that is vulnerable from the side of maritime security. Crime in Indonesian waters
is still frequent, either by Indonesian citizens themselves or foreign nationals. The Government of
Indonesia with the Nawa Cita program has the vision of Indonesia as a maritime axis of the world.
Meanwhile, as a policy, the successful implementation of maritime axis policy is largely determined
by content of policy and context of implementation. The successful implementation of maritime axis
policy will impact the realization of the welfare and security of Indonesian society. This article uses a
qualitative approach with data sources and literature related to maritime axis. Validity and reliability
of data is done by reference triangulation. The results show that the implementation of maritime shaft
policy still requires the readiness of the implementer as the front guard of maritime axis policy along
with the development of maritime infrastructure of international standard.
Keywords : maritime axis, content of policy, context of implementation, national security
1
Penulis adalah Letnan Kolonel Czi Dr. Safril Hidayat, psc, M. Sc, Plh. Waasops Kaskostrad. Lulusan Akademi
Militer 1995.
2
Penulis Dr. H. Ridwan, S. Sos., M.Si., adalah Dosen Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu
Administrasi, Universitas Subang.

Kebijakan Poros Maritim dan Keamanan Nasional Indonesia ... | Safril Hidayat dan Ridwan | 107
Pendahuluan12 strategis antara benua Asia dan Benua

P
Australia serta Samudera Hindia dan
emerintahan Presiden Joko
Pasifik. Luas daratan mencapai sekitar
Widodo mengembalikan
2.012.402 km2 dan laut sekitar 5,8 juta
semangat maritim dengan
km2 (75,75%). Sebagai negara kepulauan
menjadikan Indonesia sebagai poros
yang memiliki laut yang luas dan garis
maritim dunia. Konsep Poros Maritim
pantai yang panjang, sektor maritim dan
Dunia dituangkan dalam Peraturan
kelautan menjadi sangat strategis bagi
Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang
Indonesia ditinjau dari aspek ideologi,
Rencana Pembangunan Jangka
politik, ekonomi, sosial budaya, hukum,
Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019.
lingkungan, pertahanan, dan keamanan.
Indonesia sebagai poros maritim dunia
ditopang dengan lima pilar utama yaitu: Pentingnya peran sektor maritim
pertama, pembangunan kembali budaya untuk Indonesia menurut hemat penulis
maritim Indonesia; kedua, komitmen sebenarnya merupakan renaissance
menjaga dan mengelola sumber daya laut Negara Republik Indonesia yang secara
dengan fokus membangun kedaulatan historis pernah memiliki kejayaan maritim
pangan laut melalui pengembangan seperti Sriwijaya, Samudera Pasai,
industri perikanan dengan menempatkan Ternate dan Tidore, dan sebagainya.
nelayan sebagai pilar utama; ketiga, Perkembangan semakin memburuk
komitmen mendorong pengembangan setelah proses penaklukan oleh kekuatan
infrastruktur dan konektivitas maritim asing dari negara-negara Barat seperti
dengan membangun tol laut, pelabuhan Portugis, Spanyol, dan Belanda yang
laut, logistik, dan industri perkapalan, berakibat memudarnya perhatian sektor
serta pariwisata maritim; keempat, maritim dan pentingnya sektor darat.
diplomasi maritim yang mengajak semua Hal ini terus berlangsung sampai periode
mitra Indonesia untuk bekerja sama pada kekuatan-kekuatan asing dapat diusir dari
bidang kelautan; dan kelima, membangun bumi nusantara.4
kekuatan pertahanan maritim.3 Pada kontekstual kontemporer,
Indonesia terdiri dari lebih 17.504 perjuangan sebagai negara maritim
pulau dengan garis pantai sepanjang dimulai dengan Deklarasi Djuanda
95.181 km dan terletak pada posisi sangat pada 13 Desember 1957 sampai dengan
1
2
ditetapkannya Indonesia sebagai negara
3
“Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia”, 13 kepulauan (archipelagic state) dengan
November 2015, dalam http://presidenri.go.id/
berita-aktual/indonesia-sebagai-poros-maritim- UNCLOS 1982 yang disahkan dengan UU
dunia.html, diakses pada 14 Juni 2017; lihat juga No.17 tahun 1985. Kini kebijakan poros
“Presiden Jokowi Deklarasikan Indonesia Sebagai
Poros Maritim Dunia”, 15 November 2015, dalam 4
Poltak Partogi Nainggolan, “Kebijakan Poros
http://www.kemlu.go.id/id/berita/siaran-pers/ Maritim Dunia Joko Widodo dan Implikasi
Pages/Presiden-Jokowi-Deklarasikan-Indonesia- Internasionalnya”, 2 Agustus 2015, dalam
Sebagai-Poros-Maritim-Dunia.aspx, diakses pada https://jurnal.dpr.go.id/index.php/politica/article/
14 Juni 2017. view/312/246, diakses pada 1 Agustus 2017.

108 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Desember 2017, Volume 7 Nomor 3
maritim kembali mempertegas prioritas course of action followed by an actor or
pembangunan sektor kelautan dalam set of actors in dealing with a problem or
pembangunan nasional. Hal ini disadari matter of concern” (Serangkaian tindakan
atas potensi maritim dan kelautan yang yang mempunyai tujuan tertentu yang
begitu besar disatu sisi merupakan berkah diikuti dan dilaksanakan oleh seorang
atas kondisi geografis Indonesia, namun pelaku atau sekelompok pelaku guna
disisi lainnya dapat menimbulkan konflik memecahkan suatu masalah tertentu).
bila tidak dikelola dengan baik. Konsep kebijakan yang ditawarkan oleh
Posisi strategis Indonesia dengan Anderson ini menurut Budi Winarno,
geopolitiknya yang berada diantara dua dianggap lebih tepat karena pada apa yang
benua dan dua samudera yang dilalui sebenarnya dilakukan dan bukan pada apa
oleh ribuan kapal asing yang melintasi yang diusulkan atau dimaksudkan. Selain
ALKI dan selat-selat penting, disatu itu konsep ini juga membedakansecara
sisi menunjukkan strategisnya posisi tegas antara kebijakan (policy) dengan
geografis tersebut, namun disisi lain dapat keputusan (decision) yang mengandung
menimbulkan kerawanan dari aspek arti pemilihan diantara berbagai alternatif
pertahanan dan keamanan khususnya yang ada.5
keamanan kemaritiman. Permasalahan Thomas R. Dye sebagaimana dikutip
yang dihadapi dalam aspek pertahanan Islamy mendefinisikan kebijakan publik
dan keamanan seperti: kesadaran sebagai “…is whatever government
konsepsi wawasan nusantara yang belum choose to do or not to do” (apapun yang
dipahami sepenuhnya, keterbatasan dipilih pemerintah untuk dilakukanatau
infrastruktur dan alat utama sistem tidak dilakukan). Definisi ini menekankan
senjata, regulasi bidang kemaritiman yang bahwa kebijakan publik adalah mengenai
belum memiliki supremasi memberikan perwujudan “tindakan” dan bukan
dampak meningkatnya aktivitas ilegal merupakan pernyataan keinginan
menggunakan media maritim. Eksploitasi pemerintah atau pejabat publik semata
dan kegiatan ilegal terhadap sumber 6.6
daya maritim dilakukan oleh aktor lokal Mengatasi permasalahan tersebut
maupun transnasional. Persoalan lainnya di atas tidaklah semudah membalik
adalah delimitasi perbatasan maritim, telapak tangan. Perubahan besar dan
kuantitas dan kualitas sumber daya mendasar harus dilakukan, seiring dengan
manusia maritim, lemahnya penegakan komitmen pemerintah yang menjadikan
hukum, dan terbatasnya infrastruktur Indonesia sebagai poros maritim
maritim menambah daftar masalah dunia. Kebijakan poros maritim dapat
kemaritiman di Indonesia. meningkatkan kekuatan pertahanan
James E Anderson menyatakan 5
Winarno, Kebijakan Publik Teori dan Proses,
bahwa kebijakan adalah “…a purposive (Yogyakarta: MedPress, 2007).
6
Irfan Islamy, Prinsip-prinsip Perumusan Kebijakan
Negara, (Jakarta: Bina Aksara, 2009).

Kebijakan Poros Maritim dan Keamanan Nasional Indonesia ... | Safril Hidayat dan Ridwan | 109
untuk menjaga keutuhan dan kedaulatan tanpa mengabaikan keamanan (security).
NKRI. Lantas sejauh mana kebijakan poros Pengumpulan data untuk artikel ini
maritim dapat berimplikasi pada sektor dilakukan dengan menggunakan studi
pertahanan? Bagaimana kesiapan sektor literatur dan dokumen sebagai sumber
pertahanan dalam mendukung kebijakan data penelitian. Pengujian keabsahan
poros maritim? dan keterandalan data dilakukan dengan
Mengatasi permasalahan tersebut teknik trianggulasi.
di atas tidaklah semudah membalik
telapak tangan. Perubahan besar dan Tinjauan Pustaka dan Kerangka
mendasar harus dilakukan, seiring dengan Konseptual
komitmen pemerintah yang menjadikan
Grindle menyatakan implementasi
Indonesia sebagai poros maritim
kebijakan bukanlah sekedar bersangkut
dunia. Kebijakan poros maritim dapat
paut dengan mekanisme penjabaran
meningkatkan kekuatan pertahanan
keputusan politik ke dalam prosedur rutin
untuk menjaga keutuhan dan kedaulatan
lewat birokrasi, lebih dari itu menyangkut
NKRI. Lantas sejauh mana kebijakan poros
masalah konflik, keputusan, dan siapa
maritimdapat berimplikasi pada sektor
memperoleh apa dari suatu kebijakan.7
pertahanan? Bagaimana kesiapan sektor
pertahanan dalam mendukung kebijakan Dalam proses kebijakan selalu
poros maritim? akan terbuka kemungkinan terjadinya
perbedaan antara apa yang diharapkan
(direncanakan) oleh pembuat kebijakan
Metode Penelitian dengan apa yang senyatanya dicapai
Penelitian dilakukan dengan desain (sebagai hasil atau prestasi dari
penelitian kualitatif. Dalam penelitian pelaksanaan kebijakan) dimana Dunsire
kualitatif maka dapat dilakukan suatu menyebutnya sebagai implementation
evaluasi atas fenomena-fenomena gap.8 Dengan demikian, keberhasilan
yang terjadi. Kebijakan poros maritim kebijakan publik tidak hanya didasarkan
merupakan suatu kebijakan publik yang pada prinsip-prinsip ekonomi, efisiensi
berlaku domestik, namun pada tataran dan administratif, tetapi konsekuensi
tertentu akan berimplikasi pada hubungan etika dan moral menjadi taruhan dalam
antar bangsa. Wilayah teritorial Indonesia merefleksikan perilaku aparatur dalam
yang berbatasan dengan 10 negara, hubungannya dengan kepentingan
dimana 7 negara berbatasan wilayah kesejahteraan rakyat termasuk yang
perairan dengan Indonesia, Indonesia berkaitan dengan keamanan nasional.
memiliki 3 ALKI, dan 4 selat yang dilalui oleh 7
Wahab, Analisis Kebijakan : Dari Formulasi ke
Implementasi Kebijakan Negara, (Jakarta: Bumi
pelayaran asing. Hal ini tentunya dapat Aksara, 2005).
menjadi peluang untuk meningkatkan 8
Dunsire, Implementation Theory, Block 3
Implementation, Evaluation and Change, Open
pembangunan nasional (prosperity) University, 1978.

110 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Desember 2017, Volume 7 Nomor 3
Suatu kebijakan apapun sebenarnya dan dampaknya “Who is involved in
mengandung resiko untuk gagal policy implementation, the nature of
(policy failure). Kegagalan kebijakan administrative process, compliance with
dalam dua kategori, yaitu kebijakan policy, and the effect of implementation
yang tidak terimplementasikan (non- on policy content and impact”.11 Dengan
implementation), dan implementasi demikian, implementasi kebijakan menjadi
yang tidak berhasil (unsuccessful penting karena dapat diketahui apakah
implementation).9Non implementation kebijakan benar-benar dapat diaplikasikan
terjadi karena pihak yang terlibat dalam dan berhasil untuk menghasilkan
pelaksanaannya tidak mau bekerja output dan outcomes seperti yang
sama atau telah bekerja sama secara telah direncanakan. Output merupakan
tidak efisien, bekerja setengah hati atau keluaran kebijakan yang diharapkan dapat
karena tidak sepenuhnya menguasai muncul sebagai keluaran langsung yang
permasalahan, atau permasalahan dapat dilihat dalam waktu yang singkat
yang diselesaikan diluar jangkauan pasca implementasi kebijakan. Outcomes
kekuasaannya. merupakan dampak dari kebijakan yang
Unsuccesfull implementation diharapkan timbul setelah keluarnya
atau implementasi yang tidak berhasil output. Outcomes diukur setelah
terjadi manakala suatu kebijakan telah keluarnya output atau dalam waktu yang
dilaksanakan sesuai dengan rencana lama pasca implementasi suatu kebijakan.
namun mengingat kondisi eksternal Konsep keamanan nasional
ternyata tidak menguntungkan, NKRI tercantum pada dalam alinea IV
kebijakan tersebut tidak berhasil dalam pembukaan UUD 1945 “...melindungi
mewujudkan dampak atau hasil akhir segenap bangsa Indonesia dan seluruh
yang dikehendaki sehingga disebut pula tumpah darah Indonesia...serta ikut
sebagai kegagalan teori (theory failure). melaksanakan ketertiban dunia yang
Kebijakan yang memiliki resiko gagal itu berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
disebabkan oleh faktor bad execution abadi, dan keadilan sosial” maka keamanan
(pelaksanaannya yang jelek), dan faktor nasional dilakukan oleh pemerintah
bad policy (kebijakannya yang jelek), atau menggunakan seluruh potensi dan
bad luck (kebijakan bernasib jelek).10 sumberdayanya untukmenjaga keamanan
Anderson mengemukakan bahwa nasional.12 Dalam menjaga keamanan
implementasi kebijakan dapat dilihat nasional maka negara menjalankan tugas
dari empat aspek siapa yang terlibat, pertahanan negara untuk menegakkan
situasi, kepatuhan, efek pada kebijakan 11
Carl U. Patton, David S. Sawacki, “Basic Methods
of Policy Analysis and Planning”, Hall International,
9
Brian W. Hogwood, Lewis. A. Gun, Policy Analysis 2007.
For The Real Word, (London : Oxford University 12
Safril Hidayat dan Wawan Gunawan, “Proxy
Press, 1984). War dan Keamanan Nasional Indonesia”, Jurnal
10
Wahab, op.cit. Pertahanan, April 2017, Vol. 1, No.1.

Kebijakan Poros Maritim dan Keamanan Nasional Indonesia ... | Safril Hidayat dan Ridwan | 111
kedaulatan eksternal negara terhadap Terbukanya wilayah perairan
ancaman eksternal dengan menggunakan sebagai bagian dari poros maritim
kekuatan militer (external sovereignty by dunia berpotensi sebagai ancaman
force). konvensional karena dapat melibatkan
Dewasa ini konsep Keamanan Indonesia dalam persoalan-persoalan
mengarah kepada keamanan insani maritim. Sebagaimana diketahui
(human security) dimana negara sengketa batas maritim belum seluruhnya
melaksanakan kewajibannya melindungi diselesaikan oleh Indonesia bersama
warga negara dari segala bentuk dengan negara-negara tetangganya.
ancaman, membebaskan warga negara Bila kita melihat kembali pada konsepsi
dari rasa takut (freedom from fear), wawasan nusantara yang merupakan
dan memberikan kebebasan untuk cara pandang bangsa Indonesia terhadap
berkeinginan (freedom of want). diri dan lingkungannya berimplikasi pada
perwujudan kepulauan nusantara sebagai
Ketika berbicara keamanan maka
satu kesatuan politik, ekonomi, sosial
secara jelas terangkai bahwa ada
budaya, serta pertahanan keamanan.15
korelasi antara kekuatan militer dengan
Hal inilah yang selanjutnya dimengerti
kesejahteraan.13 Demikian juga halnya
sebagai geopolitik bila dihubungkan
dengan kebijakan poros maritim yang
dengan geografis suatu negara dapat
membangun 24 dermaga sebagai bagian
menunjukkan pilihan-pilihan dalam
dari tol laut. Bidang politik memiliki
kebijakan luar negerinya sekaligus
hubungan dengan identifikasi wilayah
posisinya dalam hierarkhis negara
inti dari perspektif internasional, dan
sebagaimana dinyatakan Griffith:
hubungan antara kapabilitas laut, udara,
“Geopolitics is the study of the
dan darat yang dimiliki.14 Adagium “It takes influence of geographical factors on state
two if by the sea” menunjukkan bahwa behaviour – how location, climate, natural
resources, population, and physical
poros maritim dapat dijadikan sebagai
terrain determine a state’s foreign policy
dasar kebijakan pertahanan nasional. options and its position in the hierarchy of
Hal ini disebabkan oleh kewajiban states.”16
Indonesia untuk menjamin keamanan dan
keselamatan pelayaran ketika melintasi Berdasarkan uraian di atas, maka
Alur Laut Kepulauan Indonesia. dimensi keamanan maritim dalam
kebijakan poros maritim bagaikan sekeping
mata uang antara kebijakan domestik dan
13
Mochtar Mas’oed, Ilmu hubungan Internasional: kebijakan luar negeri. Berkaitan dengan
Disiplin dan metodologi, (Jakarta: LP3ES,1994),
hlm. 140. 15
Lemhanas RI, Bahan Ajar Bidang Studi Geopolitik
11 James E. Anderson, Public Policy Making : An dan Wawasan Nusantara, (Jakarta: Lemhanas RI,
Introduction, (USA: Houghton Mifflin Company, 2017), hlm. 5.
2006). 16
Martin Griffiths dan Terry O’Callaghan,
14
Gearóid Ó. Tuathaildan Simon Dalby, Rethinking International Relations : the Key Concepts, (New
Geopolitics, (London: Routledge, 1998). York: Routledge 2002), hlm.120.

112 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Desember 2017, Volume 7 Nomor 3
Gambar 1. Kerangka Konseptual

Sumber: Diolah oleh Peneliti, 2017

kebijakan maka dalam negara demokratis kekuatan (balance of power). Berdasarkan


keputusan akhir kebijakan dilakukan salah uraian di atas maka kerangka konseptual
satunya oleh parlemen.17 Demikian juga digambarkan pada gambar 1 diatas.
dengan kebijakan pada aspek keamanan.
Kebijakan berkaitan pula dengan alat dan
Kebijakan Poros Maritim vis avis
tindakan yang dilakukan. Tindakan yang
Keamanan Nasional
dilakukan sebagai implementasi kebijakan
oleh masing-masing negara tentunya Sebagai negara kepulauan terbesar di
berkaitan secara erat dengan masa depan dunia, Indonesia memiliki peluang besar
dan nasib setiap kesatuan politik yang sebagai bagian dari poros maritim dunia
lain.18 Kebijakan yang dilakukan untuk karena letak geografisnya berada di
memenuhi tuntutan domestik sebagai daerah ekuator, antara dua benua, Asia
dampak eksternal adalah meningkatnya dan Australia, antara dua samudera, Pasifik
kebutuhan keamanan, yang bila dan Hindia. Poros maritim merupakan
dipersepsikan oleh negara lain dapat sebuah gagasan strategis yang diwujudkan
berpotensi terjadinya penyeimbangan untuk menjamin konektivitas antar pulau,
17
Peter Albrecht dan Karen Barnes, Pembuatan pengembangan industri perkapalan dan
Kebijakan Keamananan Nasional dan Gender, perikanan, perbaikan transportasi laut,
(Geneva: Centre for the Democratic Control of
Armed Forces/DCAF, 2008), hlm.1. serta fokus pada keamanan maritim.
18
David Hell, Demokrasi dan Tatanan Global, Penegakan kedaulatan wilayah laut
Terjemahan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004),
hlm. 141. NKRI, revitalisasi sektor-sektor ekonomi

Kebijakan Poros Maritim dan Keamanan Nasional Indonesia ... | Safril Hidayat dan Ridwan | 113
kelautan, penguatan dan pengembangan (security). Jika pendekatan kesejahteraan
konektivitas maritim, rehabilitasi semata maka Indonesia hanya akan
kerusakan lingkungan dan konservasi menjadi tempat bagi aktor-aktor
biodiversity, serta peningkatan kualitas internasional untuk memanfaatkan
dan kuantitas SDM kelautan, merupakan kebijakan tersebut. Demikian pula
program-program utama dalam terlalu mempertimbangkan aspek
pemerintahan Presiden Jokowi guna keamanan semata juga akan mempersulit
mewujudkan Indonesia sebagai poros percepatan untuk mencapai output dan
maritim dunia.19 Konsekuensi kebijakan merasakan outcome dari kebijakan poros
poros maritim adalah sistem pelabuhan maritim tersebut. Sebagaimana diketahui
di Indonesia harus dimodernisasi sesuai bahwa Indonesia meratifikasi UNCLOS
dengan standar internasional sehingga pada tahun 1982 dan disahkan dengan
pelayanan dan akses di seluruh pelabuhan UU No. 17 tahun 1985. Proses panjang
harus mengikuti prosedur standar ratifikasi dan terwujudnya UNCLOS salah
tersebut. satu pendorongnya adalah ketika kapal-
Mengimplementasikan kebijakan kapal asing demikian bebasnya memasuki
poros maritim memerlukanpolitical perairan Indonesia yang ketika itu rawan
will dan komitmen semua pihak untuk terhadap upaya-upaya rekolonialisasi
mensukseskannya. Kebijakan poros oleh Belanda. Sehingga perjuangan
maritim melalui pembangunan tol Ir.Djuanda yang dimulai tahun 1957 dan
laut dengan 24 dermaga baru akan berhasil disahkan 1982 mewujudkan suatu
meningkatkan intensitas pelayaran baik konsep negara kepulauan yang utuh yang
nasional maupun internasional. Bila dilihat kemudian menjadi konsepsi wawasan
dari perspektif kesejahteraan (prosperity) nusantara.
maka meningkatnya intensitas pelayaran Bila dilihat dari perspektif
tersebut diharapkan sejalan dengan keamanan, maka kebijakan poros
meningkatnya intensitas perdagangan maritim juga memerlukan penguatan
sehingga dapat menumbuhkan pada aspek pertahanan. Kebijakan
perekonomian dan mempercepat keamanan nasional dalam menjalankan
terhubungnya seluruh wilayah Indonesia kebijakan poros maritim tentu perlu
khususnya pulau-pulau terdepan dan mempertimbangkan ancaman internal
terluar. maupun eksternal, dan tentu saja
Namun demikian, pendekatan menelaah dengan seksama kebijakan
kesejahteraan (prosperity) bersamaan global yang telah diratifikasinya.20
dengan penguatan aspek keamanan Pembangunan dan penguatan pangkalan
TNI di wilayah perbatasan dan pulau
“Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia”, 13
19

November 2015, dalam http://presidenri.go.id/ 20


IPU dan DCAF, Parliamentary Oversight of
berita-aktual/indonesia-sebagai-poros-maritim- the Security Sector: Principles, Mechanisms and
dunia.html, diakses pada 14 Juni 2017 Practices, (Geneva: IPU dan DCAF, 2003), hlm. 27.

114 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Desember 2017, Volume 7 Nomor 3
terdepan diwujudkan dengan postur TNI (indirect or by proxy). Bila dikaitkan
yang dapat menjaga keberlangsungan dengan konteks Indonesia sebagai
kebijakan poros maritim. Kehadiran unsur negara kepulauan yang dihadapkan
pertahanan negara selain menunjukkan dengan perubahan situasi global maupun
kehadiran negara juga berdampak rivalitas kekuatan besar (major powers)
pada menumbuhkan saling percaya di kawasan Asia Pasifik, maka aspek
dan penggentar pada kemungkinan keamanan memerlukan manifestasi
ancaman. Secara domestik kehadiran kembali “mengayuh diantara dua karang”
unsur pertahanan negara yang sejalan yang dituliskan oleh Hatta.
dengan kebijakan poros maritim
Garis batas wilayah yang belum
dapat meningkatkan nasionalisme dan
didelimitasi bahkan masih menjadi
patriotisme masyarakat di perbatasan,
sengketa berdampak pada sebagian
pulau-pulau terdepan, dan terluar. Laut
batas ZEE belum ditetapkan, serta belum
merupakan basis kehidupan sehari-hari
semua batas laut teritorial dan batas
rakyat Indonesia dari Sabang sampai
landas kontinen disepakati dengan negara
Merauke, dan dari Talaud sampai
tetangga. Konsep sepihak “Nine Dotted
Rote, sekaligus masa depan mereka.21
Lines” oleh Cina yang beririsan dengan
Konektivitas merupakan kata kunci untuk
wilayah perairan di Laut kepulauan Natuna
mencapai kemajuan dan meraih cita-cita
merupakan potensi konflik lainnya. Selain
mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh
itu, kegiatan kriminal di laut yang masih
rakyat di Kepulauan Nusantara. Pelabuhan
terjadi juga dapat berdampak pada
menjadi penghubung dan hub yang
gangguan keamanan nasional. Perhatian
menghidupkan dan menghubungkan
besar pada aspek keamanan ini secara
berbagai pulau, dari yang terdekat hingga
simultan berjalan dengan kebijakan poros
terpencil, dari pusat pemerintahan sampai
maritim yang berorientasi kesejahteraan
perbatasan wilayah negara tetangga.
tidak dapat dilepaskan dari upaya
mengejar kebebasan. Hal ini sejalan
Potensi Konflik dalam Kebijakan dengan apa yang telah dinyatakan oleh
Poros Maritim Barry Buzan tentang keamanan yaitu:
Ancaman yang paling mungkin bagi “Security is primarily about the fate
of human collectivities...about the pursuit
Indonesia bersifat asimetris dan dilakukan of freedom from threat. The bottom
oleh state actor maupun nonstate line is about survival, but it also includes
a substantial range of concerns about
actordalam berbagai bentuk ancaman
the condition of existence...Security is
langsung (direct) maupun tidak langsung affected by factors in five major sectors:
military, political, economic, societal, and
21
Rokhmin Dahuri, “Road Map Pembangunan environmental. (Keamanan utamanya
Kelautan untuk Pengembangan Daya Saing adalah tentang pengelompokan-
dan Pertumbuhan Ekonomi Berkualitas Menuju
pengelompokan manusia...tentang
Indonesia yang Maju, Adil, Makmur dan
Berdaulat,” dalam Tim Ahli Seknas Jokowi, 2014, mengejar kebebasan dari ancaman. Hal
hlm. 119-120. terpenting adalah tentang bertahan,

Kebijakan Poros Maritim dan Keamanan Nasional Indonesia ... | Safril Hidayat dan Ridwan | 115
namun juga termasuk suatu jangkauan domestik untuk melakukan separatisme
substansi kepentingan tentang kondisi
terhadap pemerintah seperti: Aceh, Poso,
eksistensi...keamanan dipengaruhi oleh
lima hal penting: militer, politik, ekonomi, dan Papua. Dimasa mendatang dapat
sosial masyarakat, dan lingkungan diprediksi terjadinya terorisme maritim
hidup).22
seperti halnya peristiwa Marawi yang
menyerang ABK Indonesia. Berhubungan
Ancaman konvensional merujuk dengan itu, Indonesia merupakan negara
pada sosok fisik ancaman berupa negara yang strategis dengan letak geografisnya
sebagai ancaman dalam bentuk intervensi, sehingga geotrategisnya yang penuh
agresi, bombardemen, dan sebagainya. potensi konflik dimasa mendatang
Saat ini ancaman fisik bergeser dengan dapat mengancam kebebasan Indonesia
spektrum yang lebih luas dan tidak hanya menjalankan kebijakan poros maritim
bersifat fisik semata. Bahkan dewasa ini sehingga kebijakan poros maritim rentan
ancaman yang tidak bersifat fisik tersebut menjadi gagal (policy failure).
semakin walaupun pada hakekatnya
Dengan segala keterbatasan
menyerang keamanan warga negara
untuk menegakkan keamanan nasional
sehingga munculnya istilah keamanan
serta memupuk rasa saling percaya
manusia (human security). Ancaman yang
maka Indonesia memerlukan kerjasama
menyerang keamanan manusia untuk
regional dan global untuk menyukseskan
meraih kebebasan dilakukan dengan
kebijakan poros maritim. Kerjasama
merusak warga suatu negara melalui
regional dan global berkaitan dengan
terorisme, narkoba, kegiatan ilegal yang
upaya menghindari terjadinya perlombaan
pada akhirnya mengelompok menjadi
senjata (gun race) karena masing-masing
kejahatan transnasional.
negara berupaya menyeimbangkan
Dengan kondisi geografisnya kekuatan militernya (balance of power)
dan adanya kebijakan poros maritim karena belum tumbuhnya rasa saling
maka ancaman memiliki peluang untuk percaya (confidence).
mendestabilisasi Indonesia. Hal ini
Keamanan nasional Indonesia dalam
terlihat dengan masuknya narkoba
kebijakan poros maritim membutuhkan
dengan berbagai modus melalui laut
kerja sama dengan negara-negara
sebesar 80 persen narkoba masuk
tetanggamelalui aktivitas bersama seperti
melalui pelabuhan-pelabuhan besar
kunjungan kapal perang, latihan bersama,
seperti Jakarta, Surabaya, Medan,
dan patroli terkoordinasi, dan lain-lain.
dan Makassar. Demikian juga dengan
Kerjasama yang dilakukan oleh unsur
penyelundupan senjata melalui jalur laut
pertahanan tersebut diperlukan tidak saja
yang digunakan oleh sekelompok aktor
dalam kaitannya dengan kepentingan
22
Barry Buzan, “New Patterns of Global Security pertahanan, namun dalam skala yang lebih
in the Twenty-First Century”, International Affairs,
Royal Institute of International Affairs, 1944, Vol. luas termasuk menyukseskan tercapainya
67, No.3, 1991, hlm.431-451. aspek kesejahteraan (prosperity).

116 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Desember 2017, Volume 7 Nomor 3
Intermestik Poros Maritim strategis. Oleh karena itu, banyak negara
kepulauan atau negara pulau yang belum
Kebijakan poros maritim yang menjadi
menjadi negara maritim karena belum
bagian dari poros maritim dunia
mampu memanfaatkan laut yang sudah
menunjukkan adanya pilihan antara
berada didalam kekuasaannya.
kebijakan domestik dengan kebijakan
internasional. Pilinan internasional dan Implementasi kebijakan Poros
domestik dalam kebiajakan tersebut Maritim Dunia Pemerintahan Joko
menunjukkan adanya intermestik.23 Widodo mengundang sikap reaktif dari
Kebijakan poros maritim pada visi dan misi negara-negara didalam dan luar kawasan
Presiden menunjukkan orientasi kebijakan Asia Tenggara yang memperlihatkan sikap
luar negeri Jokowi pada geopolitik yang tidak mendukung atau menentang
maritim. Konsep geopolitik maritim apa yangdijalankan secara sepihak oleh
mengadopsi teori geopolitik Alfred Thayer PemerintahanJoko Widodo.25 Sikap
Mahan sebagai pelopor orientasi maritim ini tentu saja dapat mempengaruhi
yang membuktikan bahwa kekuatan keharmonisan dan stabilitas keamanan
laut merupakan instrumen negara untuk yang selama ini dalam kondisi relatif
menguasai dunia.24 Pandangan Mahan ini kondusif di kawasan. Reaksi yang
merupakan gambaran dari pengelolaan cenderung resisten, yang ditunjukkan
laut yang baik oleh Amerika Serikat secara terbuka, danmengandung
sebagai orientasi kekuatan sumber pesan pembalasan (aksi retaliasi) dapat
ekonomi dan pertahanan negara dimasa mempengaruhi interaksi antar-negara di
itu. kawasan.

Hasjim Djalal mengemukakan Demikian juga dari sisi domestik


bahwa negara maritim tidak sama dengan menunjukkan bahwa maritim hanya
negara kepulauan. Negara maritim adalah menjadi perhatian Kementerian
negara yang mampu memanfaatkan Kelautan dan Perikanan. Sementara
laut, walaupun negara tersebut mungkin kementerian/lembaga/badan lainnya
tidak memiliki banyak laut, tetapi masih mengabaikan perhatian pada
mempunyai kemampuan teknologi, ilmu sektor maritim. Pandangan sempit pada
pengetahuan, peralatan, dan lain-lain aspek maritim tersebut menunjukkan
untuk mengelola dan memanfaatkan kebenaran atas ucapan Hasjim Djalal
laut tersebut, baik ruangnya maupun yang menyatakan bahwa banyak negara
kekayaan alamnya dan letaknya yang kepulauan namun buka negara maritim.
23
Renne R.A Kawilarang, “Warisan Besar Menlu Negara maritim ditunjukkan dengan
Hassan Wirajuda”, dalam http://www.viva.co.id/ pemanfaatan dan pengelolaan maritim
berita/dunia/98969-warisan-besar-menlu-hassan-
wirajuda2009. belum terwujud dalam sinergitas antar
24
Allan Westcott (Ed), Mahan on Naval Warfare, lembaga. Hal ini menunjukkan bahwa
Selections from the writing of Rear Admiral Alfred
T. Mahan, (Mineola, New York: Dover Publications, 25
Poltak Partogi Nainggolan, op.cit, hlm.169.
Inc, 1985).

Kebijakan Poros Maritim dan Keamanan Nasional Indonesia ... | Safril Hidayat dan Ridwan | 117
kebijakan tidak terimplementasikan (non- saluran-saluran birokrasi.27 Melainkan
implementation) dan adanya kementerian/ lebih dari itu, ia menyangkut masalah
badan/lembaga yang tidak berhasil konflik, keputusan dan siapa yang
menjalankannya (unsuccessful) karena memperoleh apa dari satu kebijakan.
eksekusinya yang jelek (bad execution). Kebijakan poros maritim yang
Kebijakan non implementation belum terimplementasi disebabkan
menurut Hogwood dan Gunn terjadi karena: 1) perumusan kebijakan yang
karena pihak yang terlibat dalam merupakan tahapan penting namun
pelaksanaannya tidak mau bekerja sering disepelekan tanpa mempertajam
sama atau telah bekerja sama secara perumusan masalah kebijakan dengan
tidak efisien, bekerja setengah mencari cara dan strategi yang tepat
hati atau karena tidak sepenuhnya dalam mencapai tujuan kebijakan: 2)
menguasai permasalahan, atau isi atau konten kebijakan. Kebijakan
permasalahan yang diselesaikan diluar dari sisi konten setidaknya memiliki
jangkauan kekuasaannya. Unsuccesfull sifat-sifat sebagai berikut : jelas, tidak
implementation atau implementasi yang distorsi, didukung oleh teori yang teruji,
tidak berhasil biasanya terjadi manakala mudah dikomunikasikan ke kelompok
suatu kebijakan telah dilaksanakan sesuai target, didukung sumberdaya baik
dengan rencana namun mengingat kondisi manusia maupun finansial yang baik; 3)
eksternal ternyata tidak menguntungkan, implementator harus memiliki kapabilitas,
kebijakan tersebut tidak berhasil dalam kompetensi, komitmen, dan konsistensi
mewujudkan dampak atau hasil akhir dalam melaksanakan sebuah kebijakan;
yang dikehendaki.26 4) Lingkungan. Keadaan sosial ekonomi,
Kebijakan poros maritim merupakan politik, dukungan publik maupun kultur
proyek raksasa yang boleh dikatakan populasi dimana kebijakan dilaksanakan.
proyek mercusuar yang melibatkan Dengan demikian pada aspek
banyak pihak seperti, kementerian/ lingkunganlah kebijakan pros maritim
badan/lembaga/TNI/Polri yang semuanya menjadi suatu kebijakan intermestik jika
memiliki kepentingan atas kebijakan ditinjau dari perspektif kesejahteraan
tersebut. Siapa yang menjadi leading maupun keamanan. Ketika implementasi
sector dari proyek poros maritim? kebijakan poros maritim dengan
Seperti yang dijelaskan oleh Grindle pembangunan tol laut yang berada di
bahwa implementasi kebijakan publik wilayah Indonesia yang berbatasan
sesungguhnya bukanlah sekedar dengan negara lain maka akan timbul
bersangkut paut dengan mekanisme suatu perubahan di lingkungan sekitarnya
penjabaran keputusan-keputusan politik dari perspektif keamanan yang dikenal
kedalam prosedur-prosedur rutin lewat 27
Merilee S. Grindle, Politics and Policy
Implementation in the Third World, (New Jersey :
26
Wahab, op.cit, hlm.62. Princeton University Press, 1980), hlm. 1.

118 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Desember 2017, Volume 7 Nomor 3
Tabel 1. Indikator Kebijakan Poros Maritim

No Indikator Sumber
1 Belum tampak pembangunan infrastruktur maritim yang Koordinator Gerakan
signifikan seperti tol laut yang menghubungkan antar pulau, Nasional Sadar
pengembangan industri perkapalan dan perikanan, perbaikan Maritim28
transportasi laut.
2 Keterbatasan kekuatan alusista, sebagai konsep penangkalan Ses Ditjen Kuathan
dalam strategi pertahanan Negara Kemenhan29
3 Masih menggunakan doktrin/strategi pertahanan negara yang Ses Ditjen Kuathan
menggunakan pola defensif aktif bila dikaitkan dengan politik Kemenhan30
bebas aktif masih menjadi polemik beberapa kalangan, Karena
proyeksi kekuatan sebagai penggunaan kekuatan di lingkungan
maritim, termasuk penggunaan kekuatan operasi militer ofensif
4 Arsitektur pertahanan militer baru dalam tahap penyusunan yang Ses Ditjen Kuathan
masih membutuhkan kajian secara periodik Kemenhan31

Sumber: Dari berbagai sumber (telah diolah kembali)

dengan balance of power. Keamanan (security). Dengan demikian, sebagaimana


dan kesejahteraan sebagai dua sisi mata yang dinyatakan oleh Grindle maka
uang, tentunya saling menguatkan dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa
dalam konteks kebijakan poros maritim. kebijakan poros maritim sebagai suatu
Penguatan sektor keamanan menjadi kebijakan menyeluruh belum dapat
keharusan yang juga menjadi dilema diimplementasikan. Indikator belum
keamanan karena memang pada akhirnya terimplementasikan (non implementation)
akan menimbulkan kekhawatiran negara- kebijakan poros maritim terlihat pada
negara tetangga. Menghadapi hal itu tabel 1 di atas.28293031
tentunya kita tidak perlu berhenti karena
pertimbangan dilema keamanan. Karena,
Kesimpulan
kembali kepada konstitusi Indonesia
bukanlah sebuah negara yang agresif Kebijakan Poros maritim merupakan
terhadap negara lain terutama melakukan gagasan strategis dari pemerintah
invasi, agresi, maupun intervensi. Namun Indonesia yang dicanangkan untuk
kebijakan keamanan terkait poros maritim menghubungkan antar pulau agar
ditujukan28
untukPihak
“Empat menguatkan Gagalnya Visi Indonesiaperpindahan
kepentingan
Sampaikan Ancaman orang
Poros Maritim Dunia”, dan
22 Juli 2017, barang lebih
dalam
http://www.kompasiana.com/imosacindonesia/empat-pihak-sampaikan-ancaman-gagalnya-visi-indonesia-
nasionalporos-maritim-dunia_5973197ab614012d6518ff32,
Indonesia sebagai negaradiakses pada efisien dan
13 September 2017. efektif, pengembangan
29
Brigjen TNI Sisriadi,"Pengembagan Postur Pertahanan Militer
28 Guna Mendukung Terwujudnya
“Empat Pihak Sampaikan Ancaman Poros
Gagalnya
kepulauanMaritimyang perluWira,dipertahankan
Dunia", Majalah Vol. 59, No. 43, 2016.
30
Ibid. Visi Indonesia Poros Maritim Dunia”, 22 Juli
keutuhannya.
31
Ibid. 2017, dalam http://www.kompasiana.com/
imosacindonesia/empat-pihak-sampaikan-
Namun demikian, sektor keamanan ancaman-gagalnya-visi-indonesia-poros-maritim-
belum dapat tersentuh sepenuhnya dunia_5973197ab614012d6518ff32, diakses pada
13 September 2017.
dalam kebijakan poros maritim. Orientasi 29
Brigjen TNI Sisriadi, ”Pengembagan Postur
pemerintah yang masih memfokuskan Pertahanan Militer Guna Mendukung Terwujudnya
Poros Maritim Dunia”, Majalah Wira, Vol. 59, No.
diri pada aspek kesejahteraan belum 43, 2016.
sejalan dengan kepentingan keamanan
30
Ibid.
31
Ibid.

Kebijakan Poros Maritim dan Keamanan Nasional Indonesia ... | Safril Hidayat dan Ridwan | 119
industri perkapalan, dan sumber daya karena keamanan dan kesejahteraan
laut yang sangat kaya, dan tidak kalah melekat satu dengan lainnya bahkan
pentingnya adalah keamanan wilayah saling memilin (intertwined) atau
Indonesia yang sebagian besarnya terdiri intermestik maka selain memperhatikan
dari laut. Dengan demikian kebijakan faktor kesejahteraan (prosperity) juga
poros maritim dilakukan dengan sejalan dengan penyiapan sarana dan
merumuskan permasalahan yang jelas prasarana termasuk alutsista pertahanan
dan terukur dengan cara-cara dan strategi demi menjaga kepentingan keamanan
pelaksanaan dan pencapaian tujuan (security).
kebijakan.
Kebijakan poros maritim bersamaan
dengan kebijakan keamanan. Keamanan
nasional Indonesia dalam kebijakan poros
maritim membutuhkan kerja sama dengan
negara-negara tetangganya (regional)
dan kerjasama global. Kerjasama regional
maupun global tersebut bukan hanya
diilakukan oleh Kementerian Kelautan
dan perikanan (aspek kesejahteran/
prosperity) dan Kementerian Pertahanan
(aspek keamanan/security). Namun
memerlukan kerjasama seluruh pihak
karena pada dasarnya kebijakan poros
maritim merupakan kebijakan intermestik
yang memerlukan keterpaduan dan
kesemestaan seluruh komponen bangsa
untuk menyukseskannya. Jika tidak
maka akan terjadi kegagalan kebijakan.
Implementasi kebijakan poros maritim
sebagai suatu kebijakan intermestik
memerlukan kebijakan teknis dan
menentukan implementator pada
masing-masing bidang sebagai leading
sector. Selanjutnya sosialisasi kebijakan
tersebut ditujukan kepada semua
pihak terutama yang terlibat langsung
sehingga dapat menerima kebijakan
poros maritim sebagai kepentingan
bersama (common interest). Dilain pihak,

120 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Desember 2017, Volume 7 Nomor 3
Daftar Pustaka Jurnal
Buku Buzan, Barry. 1991. “New Patterns of Global
Security in the Twenty-First Century”.
Albrecht, Peter dan Karen Barnes. 2008. International Affairs. Royal Institute of
Pembuatan Kebijakan Keamananan International Affairs 194). Vol. 67.No.3.
Nasional dan Gender. Geneva: Centre
for the Democratic Control of Armed Nainggolan, Poltak Partogi. 2015. “Kebijakan
Forces/DCAF. Poros Maritim Dunia Joko Widodo dan
Implikasi Internasionalnya”. Politica.
Anderson, James E. 2006. Public Policy Making Vol. 6 No. 2. Agustus.
: An Introduction. USA: Houghton
Mifflin Company.
Dunsire. 1978. Implementation Theory, Block 3 Majalah
Implementation, Evaluation and Change.
Sisriadi, Brigjen TNI. 2016. “Pengembagan
Open University.
Postur Pertahanan Militer Guna
Grindle, Merilee, S. 1980. Politics and Policy Mendukung Terwujudnya Poros
Implementation in the Third World. Maritim Dunia”. Wira. Vol. 59. No. 43.
Princeton, New Jersey : Princeton
University Press.
Griffiths, Martin, dan Terry O’Callaghan. Website
2002. International Relations : the Key “Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia”,
Concepts. Routledge: New York. 13 November 2015, dalam http://
Hell, David. 2004. Demokrasi dan Tatanan presidenri.go.id/berita-aktual/
Global. Terjemahan. Yogyakarta: indonesia-sebagai-poros-maritim-
Pustaka Pelajar. dunia.html, diakses pada 14 Juni 2017.

Hogwood, Brian W, Lewis. A. Gun. 1984. Policy ”Presiden Jokowi Deklarasikan Indonesia
Analysis For The Real Word. London : Sebagai Poros Maritim Dunia”, 15
Oxford University Press. November 2015, dalam http://www.
kemlu.go.id/id/berita/siaran-pers/
IPU dan DCAF. 2003. Parliamentary Oversight Pages/Presiden-Jokowi-Deklarasikan-
of the Security Sector: Principles, Indonesia-Sebagai-Poros-Maritim-
Mechanisms and Practices. Geneva: IPU Dunia.aspx, diakses pada 14 Juni 2017.
dan DCAF.
“Empat Pihak Sampaikan Ancaman Gagalnya
Islamy, Irfan. 2009. Prinsip-prinsip Perumusan Visi Indonesia Poros Maritim Dunia”,
Kebijakan Negara. Jakarta : Bina Aksara. 22 Juli 2017, dalam http://www.
Patton, carl U dan David S Sawacki. 2007. kompasiana.com/imosacindonesia/
empat-pihak-sampaikan-ancaman-
Basic Methods Of Policy Analysis and
gagalnya-visi-indonesia-poros-maritim-
Planning. New Jersey : Prentice - all
dunia_5973197ab614012d6518ff32,
International inc. diakses pada 13 September 2017.
Tuathail Gearóid Ó dan Simon Dalby. 1998.
Rethinking Geopolitic. London:
Routledge.
Wahab.2005. Analisis Kebijakan : dari
Formulasi ke Implementasi Kebijakan
Negara. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Winarno, Budi. 2007. Kebijakan Publik Teori
dan Proses. Yogyakarta : MedPress.

Kebijakan Poros Maritim dan Keamanan Nasional Indonesia ... | Safril Hidayat dan Ridwan | 121

Anda mungkin juga menyukai