312 604 1 SM PDF
312 604 1 SM PDF
IMPLIKASI INTERNASIONALNYA
Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi (P3DI) Sekretariat Jenderal DPR RI
alamat email: pptogin@yahoo.com
Abstract
World Maritime Axis has been launched by President Joko Widodo, and its implementation is being overseen by
the Indonesian parliament (DPRRI). Countries from inside and outside of the Southeast Asia region show their
own different responses, particularly connected with infrastructure development policy and law enforcement on
the field. This essay is part of a comprehensive research report on the Indonesian new government’s policy under
Joko Widodo and the responses of other countries toward them, which discloses different reactions, arguments,
reasons and responses. The research was conducted in 2015 in provinces of Sumatera, Mollucas, and Papua, whose
data gathering is carried out by using library studies, focus group discussions, and in-depth interview with decision
makers and experts on maritime sector development. Data analysis applies a qualitative method. Its findings reveal
inconsistent responses of foreign countries in giving foreign investments for infrastructure development, and their
critical views, and moreover, assertive reactions towards law enforcement in the Indonesian water.
Keywords: world maritime axis, Indonesia, President Joko Widodo policy, infrastructure development, law
enforcement, international implication.
Abstrak
Poros Maritim Dunia telah dicanangkan oleh Pemerintah Joko Widodo dan tengah diawasi implementasinya
oleh DPRRI. Negara dari dalam dan luar kawasan Asia Tenggara memberikan respons mereka masing-
masing yang beragam, terutama terkait dengan kebijakan pembangunan infrastruktur dan penegakan hukum
yang tegas di lapangan. Tulisan ini adalah bagian dari hasil penelitian lengkap mengenai kebijakan Poros
Maritim Dunia pemerintah baru Indonesia under Joko Widodo dan respons negara lain terhadapnya, yang
mengungkap reaksi, argumen, alasan, dan sikap yang berbeda. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2015
di Provinsi Sumatera, Maluku, dan Papua melalui teknik pengumpulan data dengan studi kepustakaan,
Focus Group Discussions (FDG), dan wawancara mendalam terhadap para pengambil keputusan dan ahli
pembangunan sektor maritim. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif. Temuan
memperlihatkan respons negara lain yang tidak konsisten dalam kebijakan investasi mereka terhadap
pembangunan infrastruktur, serta munculnya sikap yang kritis dan bahkan asertif terhadap penegakan
hukum di laut Indonesia.
Kata Kunci: poros maritim dunia, Indonesia, kebijakan Joko Widodo, pembangunan infrastruktur, penegakan
hukum, implikasi internasional.
Poltak Partogi Nainggolan: Kebijakan Poros Maritim Dunia Joko Widodo 167
Poros Maritim (maritime axis) Dunia.1 Kebijakan kebijakannya ini, sehingga sampai masa Orde
ini mengungkapkan penekanan Indonesia pada Baru: sektor maritim tidak memperoleh
pembangunan sektor kelautan di berbagai aspek perhatian yang serius, dipinggirkan, dan
dalam masa pemerintahannya dalam rentang bahkan tidak dipertimbangkan atau diabaikan
waktu tahun 2015-2019. dalam penyusunan kebijakan dalam periode
Pentingnya peran sektor maritim untuk Pemerintahan Soeharto, dengan dominasi
Indonesia sudah diketahui sejak lama, bahkan kekuatan angkatan darat yang berjalan selama
jauh sebelum negara Republik Indonesia 3 dasawarsa lebih. Sebagai dampaknya, muncul
terbentuk, ketika ia masih berbentuk kerajaan- kemunduran di sektor maritim, yang tampak
kerajaan kecil dengan kepentingannya mereka dalam kondisi keterbelakangan berbagai pulau
masing-masing di setiap daerah. Munculnya di berbagai provinsi, terutama pulau-pulau
beberapa kerajaan yang memiliki pengaruh perbatasan, pesisir, dan terluar. Indonesia pun
sampai ke mancanegara, tidak hanya kawasan menjadi sangat terpuruk di akhir pemerintahan
Asia Tenggara, namun juga sampai ke jazirah Soeharto, sehingga ia harus mundur dari
Afrika, telah memperlihatkan kejayaan mereka tampuk kekuasaan.
dengan prioritas pada pengembangan dan Sementara itu, rejim-rejim transisi sipil
kontrol atas sektor maritim selama beberapa sesudahnya, dimulai dengan pemerintahan
abad silam.2 Sebaliknya, surutnya peran mereka Habibie, mengintroduksi kembali gagasan
kemudian terjadi akibat mundurnya kerajaan yang bertitik-tolak dari Poros Maritim Dunia,
besar berbasis kekuatan maritim seperti yang menilai penting sektor kelautan. Habibie
Sriwijaya dan Majapahit, dan munculnya memulai dengan langkah awal mengangkat
kerajaan-kerajaan kecil berbasis di darat.3 Panglima TNI dari Kepala Staf Angkatan Laut
Perkembangan semakin buruk setelah (KSAL), sesuatu yang belum pernah dilakukan
proses penaklukan oleh kekuatan asing, selama ini, sejalan dengan dimulainya reformasi
negara-negara Barat seperti Portugis, sektor keamanan. Perhatian terhadap sektor
Spanyol, dan Belanda, terjadi, yang membuat maritim semakin besar dan terencana,
memudarnya perhatian sektor maritim dan dengan naiknya Abdurrahman Wahid sebagai
terhadap pentingnya peran laut. Hal ini terus presiden RI ke-4, menggantikan Habibie,
berlangsung sampai periode kekuatan-kekuatan dengan mengangkat secara khusus seorang
asing dapat diusir dari bumi Nusantara, menteri urusan kelautan, di bawah seorang
atau negara Indonesia, setelah ia terbentuk teknokrat sipil, yaitu Sarwono Kusumaatmaja,
(merdeka), walaupun sektor maritim mulai yang menyatukan sektor kelautan dengan
mendapat perhatian pada masa Pemerintahan perikanan. Presiden sipil berikutnya, Megawati
Sukarno dengan munculnya Deklarasi Sukarnoputeri, memberikan perhatian lebih
Djuanda pada 13 Desember 1957. Sayangnya, besar, dengan melanjutkan apa yang telah
Sukarno belum sempat mengimplementasikan diperlihatkan Sukarno, Presiden Pertama
RI dalam Deklarasi Djuanda !3 Desember
1
Lihat, Tim Ahli Seknas Jokowi, loc.cit. Jalan Kemandirian
Bangsa, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2014: h. 105- tahun 1957.Sukarno di awal dasawarsa 1960,
182. Lihat juga, Ismantoro Dwi Yuwono. Janji-janji Joko sesungguhnya telah mengimplementasikan
Widodo-JK. Jakarta: Media Pressindo, 2014, h. 153-157. pentingnya kebijakan sektor maritim, dengan
2
Ibid. Lihat pula, J. Rickleft, Sejarah Asia Tenggara, Jakarta:
langkahnya menjadikan Angkatan Laut RI
Komunitas Bambu, 2013.
3
Rokhmin Dahuri,”Road Map Pembangunan Kelautan (ALRI) sebagai kekuatan besar di kawasan,
untuk Pengembangan Daya Saing dan Pertumbuhan melalui pilihannya mengembangkan kekuatan
Ekonomi Berkualitas Menuju Indonesia yang Maju, marinir., pengganti Megawati, pemimpin
Adil-Makmur, dan Berdaulat,” dalam Tim Ahli Seknas
baru dengan latar belakang militer (angkatan
Jokowi, 2014, loc.cit.: h. 119-120. Lihat, Helmi Yahya
dan Reinhard R. Tawas, Pengheliling Bumi Pertama darat), yakni Susilo Bambang Yudhoyono
Adalah Orang Indonesia: Enrique Maluku, Jakarta: Ufuk (SBY), tampak mengembalikan peran angkatan
Publishing House, 201447 et seqq..
Poltak Partogi Nainggolan: Kebijakan Poros Maritim Dunia Joko Widodo 169
beberapa tahun Pemerintahan Joko Widodo pemilihan umum presiden (pilpres) 2014.
berjalan, hingga tahun 2019. Gagasan ini diangkat dan ditonjolkan sebagai
Pertanyaan penelitian dalam penelitian ini materi kampanye pilpres dengan bantuan para
adalah bagaimanakah implikasi internasional ahli atau intelektual, seperti Rizal Sukma dan
implementasi kebijakan Poros Maritim Dunia, kawan-kawan.7 Intinya adalah mengajak rakyat
yang tampak dari respons negara-negara Indonesia untuk mengenali kembali jati dirinya
di dalam dan luar kawasan? Penelitian ini sebagai bangsa bahari (maritim), mengingat
mengungkap dan membahas kebijakan apa sebagian besar wilayah Indonesia terdiri dari
saja yang telah diterapkan Pemerintah Joko perairan. Penemuan atau pemahaman kembali
Widodo dalam Poros Maritim Dunianya, dan jati diri sebagai bangsa bahari disampaikan Joko
bagaimana reaksi negara-negara lain dalam Widodo dengan mengingatkan bahwa laut tidak
menyikapinya? Secara lebih spesifik, penelitian lagi sebagai pemisah, tetapi sebagai pemersatu
ini mengungkap dan membahas bagaimana (1) pulau-pulau besar dan kecil yang terdapat di
sikap negara besar seperti Tiongkok, AS, dan wilayah Nusantara, yang pada prinsipnya sama
Jepang serta negara-negara ASEAN, tetangga dengan Deklarasi Djuanda 13 Desember tahun
terdekat Indonesia, terhadap implementasi 1957.
kebijakan Poros Maritim Dunia? Bagaimana Laut, sebagai konsekuensinya, merupakan
pula dilihat dari perspektif (kepentingan) basis kehidupan sehari-hari rakyat Indonesia
politik dan keamanan antar-negara? Tiongkok, dari Sabang sampai Merauke, dan dari Talaud
AS dan Jepang menjadi penting dibicarakan sampai Rote, sekaligus masa depan mereka.8
di sini, selain ASEAN, karena merupakan Konektifitas merupakan kata kunci untuk
pemain utama dalam hubungan internasional mencapai kemajuan dan meraih cita-cita
dan perebutan pengaruh (hegemoni) di mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat
kawasan Asia Tenggara, yang semakin sengit di Kepulauan Nusantara. Pelabuhan menjadi
persaingannya belakangan ini, sehingga sangat penghubung dan hub yang menghidupkan
berdampak pada munculnya instabilitas politik dan menghubungkan berbagai pulau, dari
dan keamanan. – yang terdekat hingga terpencil, dari pusat
Penelitian ini mengungkap dan pemerintahan sampai perbatasan wilayah
membahas secara kritis respons dan reaksi negara tetangga.9
negara-negara lain terhadap agenda Poros Pengembangan pelabuhan menjadi sangat
Maritim Dunia pemerintah baru Indonesia di penting dalam hubungannya dengan perbaikan
bawah Presiden Joko Widodo dan tantangan infrastruktur dan penyediaan berbagai fasilitas
yang tengah dan akan dihadapinya. Hasil jasa yang dapat ditawarkannya. “Tol laut”
penelitian memberikan masukan bagi anggota kemudian digunakan untuk menggambarkan
DPRRI berbagai komisi, terutama yang secara lebih mudah harapan terhadap lancar dan
membidangi masalah luar negeri, pertahanan- cepatnya transportasi yang dapat dilakukan dari
keamanan (Komisi I), dan kelautan (Komisi satu wilayah ke wilayah lainnya di Indonesia,
IV), dalam rapat-rapat kerja menjalankan fungsi dalam jangka menengah dan panjang, tanpa
pengawasan, anggaran, dan legislasi. Hasil hambatan apapun, termasuk alam atau cuaca.10
penelitian ini melengkapi laporan penelitian Karenanya, kerja sama melalui kehadiran dan
mengenai hubungan antar-negara di kawasan, partisipasi negara lain menjadi juga penting. Hal
pertahanan-keamanan, dan kelautan, yang itu dilakukan melalui penanaman modal asing
sudah ada selama ini. 7
Wawancara dengan Rizal Sukma, Direktur Eksekutif
CSIS, di CSIS, Jakarta, pada tanggal 17 Maret 2015.
C. Kerangka Pemikiran 8
Dahuri, 2014, loc.cit, dalam Tim Ahli Seknas Djokowi,
2014: h. 116, 119, 120.
Gagasan Poros Maritim Dunia Joko Widodo 9
Yuwono, 2014: op.cit, h. 52-63
pertama kali diungkapkan dalam kampanye 10
Ibid., h. 63
Poltak Partogi Nainggolan: Kebijakan Poros Maritim Dunia Joko Widodo 171
Juanda 13 Desember tahun 1957, Wawasan kontinentalnya yang berorientasi ke darat, agar
Nusantara, dan UNCLOS 1982 yang diratifikasi dapat menjadi sebuah negara bahari, seperti
Indonesia.17 Konsep ini pula yang menjadi tema dalam masa Majapahit dan Sriwijaya.21 Hanya
pokok pidato pelantikan Presiden Joko Widodo dengan kehadiran kultur ini pula, Indonesia
di MPR pada Oktober 2014. Peluncuran konsep baru bisa menjadi sebuah kekuatan laut.22
Poros Maritim Dunia mengingatkan seluruh Sedangkan, dengan komponen ekonomi
komponen bangsa bahwa selama ini Indonesia maritim, Indonesia dapat membangun
sudah terlalu lama meninggalkan (matra) laut, basis ekonomi rakyatnya di sepanjang jalur
sebagai sumber penghidupan, yang harus tidak pelayaran internasional, dengan kehadiran
boleh lagi dilhat sebagai pemisah, namun sebagai pelabuhan-pelabuhan bertaraf internasional
penghubung dan pemersatu Indonesia yang dan keterhubungan mereka dengan pelabuhan-
terdiri dari 13.466 pulau, sebagai sebuah negara pelabuhan tradisional yang sudah ada
kepulauan terbesar di dunia, dengan luas laut sebelumnya di masa kolonialisme.23 Sebagai
5,8 juta kilometer persegi (termasuk ZEEI), dan konsekuensinya, kebijakan Poros Maritim
dikelilingi 195.181 kiometer garis pantai, yang Dunia yang diimplementasikan Presiden Joko
dihubungkan (disatukan) oleh laut.18. Widodo tidak dapat dipisahkan dari doktrin
Asumsi dasar selanjutnya (2), penetapan Trisakti Presiden Sukarno, yakni kemandirin di
konsep tersebut harus dapat menjadikannya bidang politik, ekonomi, dan sosial-budaya.24
sebagai sumber kekuatan negara di abad 21, Realisasi Poros Maritim Dunia akan
sejalan dengan bergesernya tatanan dunia tergantung dari pemberantasan illegal fishing, dan
dari bipolar ke unipolar, dan multipolar, upaya mengurangi overfishing dan merehabilitasi
dengan menguatnya peran aktor non-negara, kerusakan laut dan lingkungan pesisir. Sebagai
serta tersingkirnya konsep balance of power konsekuensinya pula, pembangunan kekuatan
Morgenthau,19 yang lahir pasca-Perjanjian TNI-AL untuk mengawal doktrin Poros Maritim
Westphalia. Gagasan Poros Maritim Dunia Dunia dan menjadi kekuatan maritim regional
semakin dielaborasi Presiden Joko Widodo yang disegani, menjadi diperlukan, di luar
pada Indonesia Summit di Beijing dan Pelabuhan pemanfaatan alutsista nirawak (drone).25 Di sisi
Nanjing, pada 8-12 Nopember 2014, selain lain, perlu dilakukan ekspansi budidaya laut
dalam KTT ASEAN di Naypyidaw, Myanmar, dengan pemanfaatan ZEE secara lebih optimal,
pada 13 Nopember 2014, dengan hadirnya yang dibantu pembangunan pasar-pasar ikan
5 unsur, yakni: (1) budaya maritim, (2) modern dan industri pengolahan ikan, serta
ekonomi maritim, (3) konektifitas maritim, (4) kegiatan coastal shipping.26
ketahanan maritim, dan (5) diplomasi maritim. Menko Kemaritiman, Indroyono Soesilo,
Adapun dengan menghidupkan kembali pada akhir Pebruari 2015, menjelaskan bahwa
budaya maritim,20 bangsa Indonesia diharapkan maksud dari Poros Maritim Dunia adalah
sudah harus meninggalkan budaya lama menjadikan kemaritiman sebagai komponen
besar penggerak sekaligus pendulum yang akan
17
Mengenai UNCLOS, lihat United Nations Convention on
the Law of the Sea. Jakarta: Dewan Kelautan Indonesia, 21
Lihat, Salim, Kodrat Maritim Nusantara: Catatan Strategis
2010. Kemaritiman. Jakarta: Yogyakarta, LeutikaPrio, 2014.
18
Dahuri, 2014, loc.cit, dan 2003, dalam Tim Ahli Seknas, 22
Lihat Susanto Zuhdi, Nasionalisme, Laut, dan Sejarah.
2014, loc.cit, h. 112. Depok: Komunitas Bambu, 2014. Juga, Marsetio, 2014,
19
Lihat, Hans J. Morgenthau, Politics among Nations: The op.cit.
Struggle for Power and Peace. Michigan: The University 23
Lihat, Michael Umbas (ed.), Solusi Joko Widodo. Jakarta:
of Michigan, AA Knopf, 1948. Gramedia, 2014.
20
Lihat, antara lain, Ahmad Y. Samantho dan Oman 24
Lihat, Yuwono, Ismantoro Dwi. Janji-janji Joko Widodo-JK.
Abdurahman et. Peradaban Atlantis Nusantara: Jakarta: Media Pressindo, 2014, h. vii, 31-36, 387.
Berbagai Penemuan Spektakuler yang Makin Meyakinkan 25
Ibid., h. 158-160.
Keberadaannya. Jakarta: Ufuk Publishing House, 2011, h. 26
Dahuri, 2014, loc.cit, dalam Tim Ahli Sknas Djokowi,
189-229 2014, loc.cit.
Poltak Partogi Nainggolan: Kebijakan Poros Maritim Dunia Joko Widodo 173
diplomat dari kedutaan Tiongkok di Jakarta Tual) berlangsung dari 11-17 Mei 2015. Adapun
dan analis asing dari AS, Malaysia, Filipina, dan penelitian lapangan di Kabupaten Merauke
Jepang menambah informasi yang dapat digali dilaksanakan pada 8-15 Juni 2015. Sementara,
untuk menjawab berbagai pertanyaan penelitian lapangan di Saumlaki Kabupaten
Data-data dari lapangan diseleksi sesuai Maluku Tenggara Barat dijalankan pada 29 Juni
dengan kebutuhan penelitian. Dalam proses sampai 5 Juli 2015.
reduksi data ini, cross-check data dilakukan,
sehingga data yang tidak valid dan relevan II. TEMUAN PENELITIAN DAN
akan diabaikan. Pembahasan masalah dan PEMBAHASAN
analisis dilakukan melalui proses diskusi secara Sebagaimana telah tergambar dalam program
mendalam, untuk kemudian disusun dalam yang disampaikan dalam kampanye Pilpres
laporan dan analisis yang komprehensif dan dan ketika menjalankan pemerintahannya,
mendalam. Presiden Joko Widodo menegaskan pentingnya
pembangunan infrastruktur dan penegkaan
3. Lokasi dan Waktu Penelitian hukum dalam prioritas kebijakannya. Karena,
Penelitian lapangan dilakukan di wilayah yang pertama menyangkut persoalan fisik
yang menjadi tumpuan implementasi kebijakan krusial yang tengah dihadapi negara, sedangkan
Poros Maritim Dunia Pemerintah Joko Widodo, yang kedua, terkaia dengan lemahnya kondisi
mencakup wilayah barat dan timur Indonesia, Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia
yaitu Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Maluku, dewasa ini. Kedua permasalahan yang krusial
dan Provinsi Papua. Di Provinsi Sumatera dihadapi negara dan bangsa ini tidak dapat
Utara, penelitian lapangan dilakukan di Kota dipisahkan, karena sesungguhnya menyangkut
Medan dan Kualanangu, sedangkan di Provinsi sarana, fasilitasi, atau alat, dan, satu lagi, orang
Papua, penelitian lapangan dilaksanakan di atau faktor manusia yang melakukan atau yang
Kabupaten Merauke. Khusus Provinsi Ambon, menjadi kekuatan di belakangnya. Keterlibatan
penelitian lapangan dilakukan di 3 kota dan pihak (negara) asing dalam kedua hal tersebut
kabupaten kepulauan, yakni Kota Ambon, Kota sangat diperlukan dan menjadi mendalam,
Tual Kabupaten Kei Kecil, dan Kota Saumlaki mengingat keterbatasan Indonesia dewasa ini
di Kabupaten Maluku Tenggara Barat. Kondisi dalam memenuhinya dengan kekuatan sendiri.
di kota, kabupaten dan provinsi tersebut cukup Kelangkaan modal akibat pertumbuhan ekonomi
representatif untuk menggambarkan sebagian yang semakin berkurang dan keterbatasan
besar permasalahan yang ada di lapangan., kemampuan pemerintah untuk mengembangkan
sedangkan Provinsi Maluku dan Provinsi Papua kekuatan Sumber Daya Manusia dari dalam
dengan kota dan kabupaten mereka mewakili negeri telah menimbulkan kebutuhan yang besar
wilayah Timur Indonesia. Pilihan terhadap terhadap investasi asing dalam pengembangan
provinsi dan kabupaten/kota dilakukan kedua sektor tersebut. Sebagai konsekuensinya,
berdasarkan pertimbangan eksistensi mereka respons negara lain terhadap kebijakan Poros
sebagai provinsi dan kabupaten/kota kepulauan Maritim Dunia yang tengah dimplementasikan
dan maritim, yang hidup atau menyandarkan Presiden Joko Widodo dilihat dalam kedua aspek
dirinya dari kehidupan laut. utama itu.
Penelitian ini dilakukan pada tahun
2015. Kegiatan turun ke lapangan, termasuk A. Respons atas Pembangunan Infrastruktur
serangkaian wawancara, dilakukan dalam Lewat penjelasan agenda Poros Maritim
rentang waktu April-Juli. Penelitian lapangan Dunianya, yang dilakukan dalam kunjungan
pertama di Provinsi Sumatera Utara dilakukan ke mancanegara dan dengan memanfaatkan
pada 6-12 April 2015. Sedangkan penelitian berbagai fora internasional, Presiden Joko
lapangan kedua di Provinsi Maluku (Ambon- Widodo menuai respons yang antusias negara-
Poltak Partogi Nainggolan: Kebijakan Poros Maritim Dunia Joko Widodo 175
komitmennya berinvestasi sebesar 2 miliar Tiongkok, karena tugas dan kesiapannya dalam
dolar AS untuk proyek “tol laut”.43 Tercatat, 2 menjalankan tugas terkait langsung dengan
BUMN asal Tiongkok telah menandatangani kesiapan pemerintah baru Indonesia tersebut
MOU dengan BUMN Indonesia. dalam menjamin pengamanan wilayah perairan
Sebenarnya, peluang investasi untuk Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia
mengembangkan Pelabuhan Malahayati, yang kaya dengan sumber daya ikan. Ini
Belawan, Jambi, Tanjung Perak dan Tanjung artinya, kesiapan Bakamla akan menentukan
Mas telah ditawarkan ke Tiongkok dan Jepang, kemampuannya dalam merespon para pelaku
namun hanya Tiongkok yang meresponnya kegiatan penangkapan ikan secara ilegal (illegal
dengan serius. Minat Tiongkok dilatarbelakangi fishing) yang selama ini banyak dilakukan para
oleh niat negeri itu memadukannya dengan nelayan, Anak Buah Kapal (ABK), dan kapal-
megaproyek lainnya, yakni pengembangan kapal perusahaan asal Tiongkok.
Jalur Sutera Maritim (Maritime Silk Road) Abad Pemerintah negeri itu telah mengajukan
ke-21. Kebijakan Tiongkok ini terkait dengan agar proposal Jalur Sutera Maritimnya agar
kepentingan pemerintahnya dalam membangun disatukan dalam proyek kerjasama dengan
hegemoninya di kawasan Asia Tenggara, Pemerintah Indonesia. Tetapi, seperti
melanjutkan apa yang sudah dilakukannya dikatakan Direktur Jenderal (Dirjen) Asia-
dengan penciptaan Jalan Sutera di masa lalu44 Pasifik Kementerian Luar Ngeerti (Kemlu).
Respons yang antusias di meja pertemuan Pemerintah Indonesia sendiri berpandangan
belum berarti sikap positif yang siap untuk kedua gagasan itu tidak bisa disatukan begitu
direalisasikan dalam wujud Nota Kesepahaman saja, sehingga masih perlu dipelajari lebih jauh.46
(Memorandum of Understanding --MOU) dan Pandangan Indonesia ini didasarkan pada
kerjasama lebih jauh secara konkrit. Bahkan, penilaian bahwa letak Indonesia yang strategis
dari Pemerintah dan kalangan swasta Tiongkok di persimpangan jalur pelayaran dunia telah
pun, yang sejak awal tampak lebih serius, membuatnya bisa mengambil keputusan secara
Presiden Joko Widodo masih perlu selalu lebih baik, untuk bisa mengambil manfaat yang
mengingatkan dan menagih realisasi komitmen optimal. Oleh karena itu, Indonesia harus dapat
mereka berulang-ulang. Sehingga, realisasi mengembangkan berbagai bentuk kerjasama
komitmen investasi Tiongkok tetap tampak dengan banyak negara, tanpa harus terikat
lambat. Karena, setelah berulangkali dikeluhkan ke satu negara manapun. Dengan demikian,
oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal ia tidak akan dikontrol oleh kepentingan
(BKPM), realisasi komitmen investasi Tiongkok negara manapun, apalagi negara besar, dalam
belum bergerak cepat. Itulah sebabnya, sampai menjalankan dan meraih manfaat dari agenda
menjelang paruh kedua tahun 2015, investasi Poros Maritim Dunia-nya. Bagi Pemerintah Joko
maritim baru mulai mengalir, dan itupun--sp Widodo, usulan kerjasama maritim masih dapat
masih perlahan.45 diperluas, termasuk dengan mengembangkan
Dalam hubungannya dengan kebijakan yang sudah lebih dulu ada, ataupun baru sama
Poros Maritim Dunia Presiden Jokowi, sekali, seperti IORA dan Indo-Pacific Maritime.47
Pemerintah Tiongkok sangat menaruh Jalur Sutera Maritim Tiongkok48 yang
perhatian, sehingga ingin mengetahui kesiapan berlatar belakang (klaim) sejarah, walaupun
Badan Keamanan Laut (Bakamla) dalam 46
Direktur Kajian Asia-Pasifik Kemlu RI, dalam seminar
mengamankan agenda presiden baru. Posisi internasional “Maritime Security in East Asia” di CSIS
Bakamla memperoleh perhatian Pemerintah Jakarta pada 17 Maret 2015: Lihat juga, CFP Luhulima,
“Jalur Sutra Maritim,” Kompas, ” 10 Desember 2014, h. 7.
43
“Presiden Minta Ada Kelanjutan, Jangan Cuma Komitmen 47
Doyle, 2013, op.cit.
Kerjasama” Kompas, 31 Maret 2015, h. 2. 48
Wawancara dengan Wang Sheng, Sekretaris Pertama,
44
Lihat, J. Rickleft, 2013, op.cit. Kepala Seksi Politik Kedubes RRC di Indonesia, di CSIS
45
“Investasi Maritim Mulai Mengalir,” Kompas, 25 Juni Jakarta pada tanggal 17 Maret 2015.
2015, h. 1.
Poltak Partogi Nainggolan: Kebijakan Poros Maritim Dunia Joko Widodo 177
dikembangkan lebih jauh, terutama di wilayah dolar AS untuk membantu program kemaritiman
pulau-pulau terdepan, yang berhadapan Indonesia, terutama mengawasi penangkapan ikan
langsung dengannya. Kota Saumlaki di Pulau secara ilegal. Sebelum ini, Pemerintah AS telah
Yamdena di Kabupaten Maluku Tenggara menyalurkan dana sebesar 35 juta dolar AS untuk
sangat potensial bisa mengambil manfaat dari program kemaritiman Indonesia. Pemerintah AS
kerjasama semacam ini. Selama ini, Saumlaki menyatakan sangat peduli atas konservasi laut
dan wilayah pulau-pulau kecil di sekitarnya Indonesia yang kaya dengan SDA ikan.58 Badan
telah dapat menikmati buah kerjasama yang Atmosfer dan Kelautan Nasional AS (NOAA)
baik secara tidak langsung, misalnya dari tengah berupaya membantu KKP menyediakan
pelaksanaan Sail Banda dan Sail Morotai.55 satelit baru bagi Indonesia, sehingga bisa membantu
Dari Amerika Serikat (AS), Homeland memberantas perahu/kapal nelayan asing yang
Security Adviser Presiden Obama, di tahun melakukan kegiatan illegal fishing di malam hari.
2014 telah mengunjungi kantor Bakamla untuk Jadi, dapat dilihat, baik Tiongkok sebagai
memperoleh kejelasaan mengenai bagaimana negara adidaya baru Pasca-Perang Dingin,
pengimplementasian konsep Poros Maritim maupun AS, yang hendak mengembalikan
Dunia. Utusan khusus Obama itu telah berdiskusi hegemoninya di kawasan Asia Tenggara,
lebih lanjut mengenai lalu-lintas manusia di sama-sama memberikan respons terhadap
kawasan, pemberantasan terorisme, dan peran adanya kebutuhan pembangunan infrastruktur
Coast Guards (Bakamla) di Indonesia.56 Juga, Indonesia yang krusial. Karena itu, respons kedua
Atase Pertahanan AS, disertai 2 profesor peneliti negara, dan juga negara besar lainnya, seperti
masalah kelautan, telah mengunjungi kantor Jepang dan Australia, tidak hanya meliputi
Bakamla untuk mendiskusikan masalah-masalah bantuan finansial, namun juga yang bersifat
keamanan maritim dan kerjasama multilateral fisik atau peralatan dan pengembangan sarana
di kawasan. Bersama Jepang, Atase Pertahanan serta SDM pengelolanya. Pemerintah Tiongkok
AS itu menawarkan program pelatihan untuk lebih antusias dalam proposal investasinya dan
Bakamla, termasuk pembangunan Coast Guards ambisius dalam merealisasinya, sebab didukung
Academy, sebagai bagian dalam perekrutan dan secara realistis oleh kapasitas ekonominya yang
pengembangan lebih lanjut para kadet Akademi berkembang pesat karena secara konsisten
Angkatan Laut.57 didukung pertumbuhan ekonomi yang
Pemerintah AS, melalui Dubes Robert tinggi. Sementara, negara-negara lain masih
O’Blake, melalui program Indonesia-America menghadapi pertumbuhan ekonomi yang
Partnership for Marine and Fisheries Vocational stagnan dan masalah yang semakin kompleks di
Education, telah menyerahkan dana sebesar 33 juta kawasan lain akibat keterlibatannya yang kian
mendalam di sana. Itulah pula sebabnya, negara
55
Wawancara dengan Asisten Operasi Lanal Saumlaki,
di luar Tiongkok yang mempunyai keterbatasan
Kapten Pelaut Bernard Iskandar, di Mako Lanal Kota
Saumlaki, pada tanggal 30 Juni 2015. ekonomi untuk mebantu, tampak jauh lebih
56
FGD dengan Deputi Bidang Politik, Hukum, Pertahanan sedikit ataupun absen menawarkan proposal
dan Keamanan Kementerian PPN/Bappenas dan Deputi mereka untuk pembangunan infrastuktur laut di
Bidang Kebijakan dan Strategis Keamanan Laut (Bakamla
Indonesia dalam rangka perwujudan kebijakan
RI) mengenai “Doktrin Poros Maritim Dunia dan Respons
Negara di Kawasan,” diadakan oleh P3DI, Setjen DPR Poros Maritim Dunia Presiden Joko Widodo.
pada tanggal 11 Maret 2015 di R. Rapat Kapus P3DI
Setjen DPR. B. Respons atas Penegakan Hukum
57
FGD dengan Deputi Bidang Politik, Hukum, Pertahanan
dan Keamanan Kementerian PPN/Bappenas dan Deputi Salah satu tantangan dalam mewujudkan
Bidang Kebijakan dan Strategis Keamanan Laut (Bakamla Poros Maritim Dunia adalah melakukan penegakan
RI) mengenai “Doktrin Poros Maritim Dunia dan Respons hukum secara tegas terhadap pelanggaran di
Negara di Kawasan,” diadakan oleh P3DI, Setjen DPR
pada tanggal 11 Maret 2015 di R. Rapat Kapus P3DI 58
Lihat,”AS Siap Bantu Pemberantasan Pencurian Ikan di
Setjen DPR. Indonesia,” Kompas, 21 Januari 2015, h. 17.
Poltak Partogi Nainggolan: Kebijakan Poros Maritim Dunia Joko Widodo 179
tegas untuk memusnahkan kapal asing yang Aceh 1 kapal. Sedangkan aparat TNI-AL
telah terbukti melakukan illegal fishing, terus melakukan penenggelaman 22 kapal di perairan
dilakukan. Terhadap kapal pencuri ikan asal Ranai, Kepulauan Riau. Keseluruhan kapal itu
Malaysia, pada 20 Maret 2015, 2 kapal telah pemiliknya berasal dari Thailand, Viet Nam,
diledakkan di depan dermaga Polisi Air Polda Filipina, dan Tiongkok.
Kalimantan Timur.66 Menurut diplomat utama Kemlu, Arif
Menurut pihak AL, di fora internasional, Havas Oegroseno,70 walaupun sikap Pemerintah
dalam beberapa kesempatan mereka RI sangat anti illegal fishing, namun ada celah-
menyampaikan visi pemerintahan baru celah hukum yang bisa disalahgunakan
Indonesia itu, ada juga kalangan pemerintahan para pelaku dari berbagai negara, termasuk
di negara asing yang tidak terkejut dengan apa melalui pemanfaatan ketentuan investasi di
yang sudah dimplementasikan Menteri KKP sektor perikanan, selain tumpang-tindihnya
Susi Pudjiastuti di perairan Indonesia. Karena, pengaturan mengenai sektor kelautan, dan
apa yang dilakukan pemerintah negara lain, mental korup aparat71 di balik keluarnya
justru ada yang lebih keras lagi, termasuk dengan perijinan. Sehingga logis, complaint terhadap
tindakan pemotongan (scrapping) kapal oleh aksi pembakaran dan penenggelaman kapal
AL Malaysia terhadap kapal-kapal pelaku illegal oleh Pemerintah RI berdatangan dari negara
fishing di wilayahnya.67 Bahkan, dalam beberapa tetangga ASEAN dan juga dari luar kawasan,
kasus sebelum ini, tindakan Pemerintah seperti Tiongkok. Mereka menyampaikan sikap
Australia lebih keras lagi, dengan membakar dan protes melalui surat resmi dalam bentuk Nota
menenggelamkan kapal pelakunya, tanpa peduli Diplomatik ke Kemlu. Reaksi ini tidak muncul
dengan nasib orang-orang di dalamnya para di media massa, karena disampaikan dengan
nelayan dan nakhoda kapal dipaksa keluar dari surat yang berkategori rahasia (classified). Pihak
kapal dan berenang mencari selamat masing- Kemlu juga telah membalas Nota Diplomatik
masing.68 Bedanya kebijakan pembakaran dan tersebut dengan cara yang sama, dengan
penenggelaman kapal di Australia dengan di menjelaskan persoalannya. Negara-negara
Indonesia, di Indonesia, proses penembakan/ seperti Tiongkok, Thailand, Viet Nam, dan
pembakaran dan penenggelaman kapal-kapal Filipina, pemerintah mereka bersikap sangat
dilakukan dengan mengundang para wartawan, mempertanyakan dan memprotes sikap baru
untuk memperoleh publisitas yang luas. Pemerintah Indonesia di bawah Presiden Joko
Tindakan tegas yang kian keras ditunjukkan Widodo dan Menteri KKP Susi Pudjiastuti, yang
oleh Menteri KKP Susi Pudjiastuti –pada 20 dinilai sangat berlebihan itu. Reaksi Pemerintah
Mei 2015, di Hari Kebangkitan Nasional, Malaysia tidak sekeras keempat negara di atas,
dengan meledakkan 41 kapal asing yang telah karena jumlah nelayannya jauh lebih sedikit,
selesai tuntas proses pengadilannya.69 Kapal- 70
Wawancara dengan Arif Havas Oegroseno, diplomat
kapal itu ditenggelamkan di beberapa perairan utama dan ahli hukum laut Kemlu, di Kemlu pada 2
oleh aparat KKP, TNI-AL, PSDKP (Pengawas Maret 2015. Lihat juga, Arif Havas Oegroseno, “Dialogue
Sumber Daya Kelautan dan Perikanan) dan and Cooperation in Maritime Security of ASEAN and
lain-lain. Aparat PSDKP telah melakukan ASEAN Regional Forum,” Department of Foreign Affairs
of Republic of Indonesia, 2014.
penenggelaman 19 kapal, dengan rincian: di 71
Seperti dijelaskan Laksmana Muda (purn) Mangindaan,
perairan Pontianak, Kalimantan Barat, 6 kapal; Ketua Forum Kajian Maritim, dalam seminar nasional
Bitung, Sulawesi Utara, 11 kapal; Belawan, “Penanggulangan Maritime Transnational Organized Crimes
Sumatera Utara, 1 kapal, dan di perairan Menuju Visi Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia
Dunia,” di Kemlu pada tanggal 2 Maret 2015, korupsi
66
Kompas TV, 20 Maret 2015, h. 20.50. adalah salah satu dari 4 kejahatan terbesar di sektor
67
Ibid. kelautan, di luar armed robbery, yang juga berlangsung di
68
Ibid. wilayah perairan Indonesia, sebagaimana yang dilaporkan
69
“41 Kapal Asing Ditenggelamkan,” Kompas, 21 Mei 2015, pula olehMaritime Crime Programme, 2014. Annual
h. 1. Report. UNODC.
Poltak Partogi Nainggolan: Kebijakan Poros Maritim Dunia Joko Widodo 181
Pemerintah Tiongkok ini ditolak mentah- KBRI Beijing dan Sekretaris Fungsi Ekonomi
mentah Menteri Susi, karena kasusnya sudah pada 16 Pebruari 2015 menyatakan kerugian
ditangani oleh pengadilan, dan ia ingin kasus itu yang dialami negaranya sebesar 130 juta dolar
ditangani secara transparan.78 Pejabat di KKP AS, di antaranya yang diakibatkan keputusan
mengungkapkan bahwa pengirim surat tersebut (moratorium) Menteri Susi pada Nopember
adalah pihak Kedubes Tiongkok di Jakarta, yang 2014, yang menghentikan ijin operasi kapal-
tujuan suratnya adalah KKP. Adapun isi surat kapal ikan eks asing.82 Juga, dinyatakan terdapat
itu meminta agar Kapal Hai Fa dan kapal-kapal kerugian sebesar 50 juta dolar AS yang dialami
Tiongkok lainnya yang tertangkap dalam kasus Tiongkok akibat ditahannya 24 ribu ton ikan yang
illegal fishing tidak ditenggelamkan. tidak bisa dikirim ke Tiongkok, akibat kebijakan
Gagal melancarkan discreet negotiation, Menteri Susi yang melarang penggunaan pukat
Menteri Pertanian Tiongkok yang mengurus hela dan pukat tarik. Sementara, menurut pihak
persoalan kelautan negara itu, mencoba Tiongkok, nilai investasi perusahaan Tiongkok
mengupayakan pendekatan ke aktor non- di Indonesia sejak tahun 2007 mencapai 620 juta
negara, yakni pengusaha Indonesia, Tommy dolar AS, yang antara lain untuk membangun
Winata, yang sangat berpengaruh dan selama ini basis perikanan dan kapal penangkap ikan, yang
berkongsi dengan perusahaan-perusahaan dan merupakan mayoritas kapal dengan alat tangkap.83
kapal-kapal atau ABK asal Tiongkok. Dalam Menteri KKP Susi Pudjiastuti membantah
hal ini, utusan atau tim khusus Pemerintah keterangan pemerintah dan pengusaha Tiongkok
Tiongkok menemui Tommy Winata di Jakarta, itu, dengan mengatakan banyak kapal Tiongkok
agar bisa dipertemukan dengan Menteri Susi, telah mengambil hasil laut Indonesia secara ilegal,
sekaligus melobi agar kapal-kapal mereka yang misalnya dengan menangkap ikan tanpa izin dan
ditangkap tidak ditenggelamkan. Jadi, dalam menggunakan alat tangkap terlarang, yakni jenis
merespon kebijakan Pemerintah Indonesia, trawl (pukat harimau) yang merusak lingkungan
Pemerintah Tiongkok telah mengupayakan dan telah dilarang secara internasional.84 Senada
kombinasi diplomasi dengan aktor negara dan dengan itu, Sekjen Kementerian Kelautan, Sjarief
non-negara.79 Namun, upaya ini gagal, karena Widjaya, meragukan kerugian yang diungkapkan
pengusaha Indonesia itu mendukung kebijakan Tiongkok. Ia lebih jauh mempertanyakan,
Menteri KKP Susi Pudjiastuti.80 kontribusi kapal-kapal ikan Tiongkok terhadap
Pemerintah Tiongkok sendiri tidak jujur penerimaan Indonesia, baik penerimaan bukan
dengan keterangan atau pengakuannya, baik pajak, maupun dalam bentuk setoran pajak.85
yang diperlihatkan pihak Kedubesnya di Jakarta Dirjen Kerjasama Perdagangan Internasional
maupun pemerintahnya di Beijing, ataupun juga mengritik, seharusnya Tiongkok menghargai
pihak pengusahanya. Pengusaha mereka terlebih aturan yang diterapkan di Indonesia, dan tidak
mengklaim menderita kerugian sampai 180 juta boleh berbuat seenaknya atas nama investasinya
dolar AS, sekitar Rp. 2,33 trilyun.81 Demikian di Indonesia, seperti pembelaan terhadap
pula, Deputi Dirjen Perikanan Kementerian kepentingan negerinya yang disampaikan pejabat
Peertanian Tiongkok, Cui Lifeng, ketika Kedubesnya di Jakarta.86 Indonesia sendiri, jika
mengundang Minister Counsellor Ekonomi tunduk pada tekanan Tiongkok, akan mengalami
kerugian sampai 10 miliar dolar AS, selain jika
78
Lihat, ”Menteri Susi Tolak Lobi Bebaskan Kapal,” Tempo.
co, 26 Pebruari 2015. Lihat juga, “Kasus Kapal Haifa: Cina 82
Ibid.
Disebut Ajak Negosiasi,” Koran Tempo, 15 April 2015, h. 1. 83
Ibid.
79
Tentang implementasi diplomasi oleh aktor yang beragam, 84
”Menteri Susi Tolak Lobi Bebaskan Kapal,” Tempo.co.id,
lihat Ranny Emilia, Praktek Diplomasi. Jakara: Baduose 26 Pebruari 2015.
Media, 2013. 85
Ibid.
80
Lihat, “Ditolak Susi, Utusan Cina Temui Tomy Winata,” 86
Lihat kembali, wawancara dengan Wang Sheng, Sekretaris
Tempo.co, 23 Februari 2015. Pertama, Kepala Seksi Politik Kedubes RRC di Indonesia,
81
Ariyani, RR.”Buntut Kebijakan Menteri Susi: Cina Klaim di CSIS Jakarta pada tanggal 17 Maret 2015.
Merugi Rp. 2 Triliun,” Koran Tempo, 16 April 2015, h. 5.
itu telah mengutus Ketua Partai Komunis-nya kebijakannya yang dinilai berlebihan tersebut.
ke Indonesia menemui pihak yang berwenang Hal ini wajar, sebab nelayan Filipina juga
untuk meminta penjelasan terhadap kebijakan termasuk yang banyak tertangkap dengan kapal
Pemerintah RI itu. Sebenarnya, kedatangan mereka ataupun menggunakan kapal lain,
utusan penting Pemerintah Viet Nam itu termasuk yang berbendera Indonesia.
untuk mengupayakan pembebasan bagi para Dibandingkan dengan negara-negara
nelayannya yang ditangkap akibat kegiatan ASEAN lain, respons yang diperlihatkan
melawan hukum di perairan Indonesia. Pemerintah Filipina terhadap agenda Poros
Perlu diungkapkan di sini, ada Nota Maritim Dunia-nya Presiden Joko Widodo
Diplomatik dari Hanoi yang disampaikan ke sangat konstruktif. Dapat dikatakan, tidak
Kemlu, berisi seruan pembebasan bagi para ditemukan reaksi atau protes atas kebijakan
nelayan mereka yang ditangkap, lepas dari pemerintah baru Indonesia yang keras di sektor
permasalahan hukum yang telah mereka maritime, terkait dengan penenggelaman kapal
lakukan.88 Walaupun tidak ada sikap protes atas para pelaku illegal fishing. Presiden Aquino
keras Pemerintah Viet Nam dan reaksi keras bahkan menyambut baik kesepakatan (MOU)
khusus untuk memerangi bersama pencurian
87
Tama Salim.”Susi goes after Chinese boats,” The Jakarta
Post, May 23, 2015, h. 1. 89
Seperti diungkapkan salah satu ahli dari lembaga riset
88
Penjelasan Bakamla dalam FGD di P3DI dengan Deputi pemerintahnya, Dr. Nguyen Nam Duong, Deputi Dirjen
Bidang Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan di Lembaga Kebijakan Luar Negeri dan Studi Strategis
Kementerian PPN/Bappenas dan Deputi Bidang Kebijakan Akademi Diplomasi Viet Nam, dalam wawancara di CSIS,
dan Strategis Keamanan Laut (Bakamla RI) mengenai Jakarta, pada tanggal 17 Maret 2015.
“Doktrin Poros Maritim Dunia dan Respons Negara di 90
Lihat kembali, United Nations Convention on the Law of the
Kawasan,” di P3DI, Setjen DPR pada tanggal 11 Maret 2015. Sea. Jakarta: Dewan Kelautan Indonesia, 2010.
Poltak Partogi Nainggolan: Kebijakan Poros Maritim Dunia Joko Widodo 183
ikan, yang tidak terlaporkan, di bawah sebuah Pemerintah Thailand lalu mengakui sejumlah
Komisi Bersama Filipina-Indonesia. Begitu nelayannya terlibat dalam kegiatan penangkapan
pula, Aquino menyampaikan tawaran kepada ikan secara ilegal di perairan Indonesia, dan
para pengusaha Filipina untuk menanamkan berkomitmen untuk menyelesaikannya. Bahkan,
modal mereka di sektor perikanan dan maritim mereka juga berkomitmen untuk menghukum
Indonesia.91 perusahaan-perusahaan perikanan mereka yang
Reaksi negatif datang dari Thailand. Praporn tidak benar. Lebih jauh lagi, dalam penjelasan
Ekouru, Ketua Asosiasi Perikanan Provinsi kepada Menko Maritim, Indroyono Soesilo,
Songkhla, Thailand, yang mengungkapkan, Pemerintah Thailand berkomitmen untuk
terdapat sekitar 300 kapal Thailand yang memasang VHS di 7.000 kapal miliknya untuk
mencari ikan di Indonesia sebelum keputusan dapat memantau pergerakan kapal-kapal itu.94
moratorium dikeluarkan Menteri Susi.92 Mereka berjanji mengawasi lebih ketat lagi kapal
Nelayan Thailand enggan dipersalahkan dalam ikan mereka sambil menandatangani sebuah
kasus tudingan kegiatan illegal fishing yang perjanjian kerjasama untuk memerangi illegal
dituduhkan kepada mereka. Sebab, menurut fishing.
mereka, yang terjadi di lapangan, mereka Dari negeri jiran, ketika kebijakan
menggunakan nama-nama Indonesia di kapal- penenggelaman kapal illegal fishing baru
kapal mereka, karena itu praktek yang lazim, dijalankan Pemerintah Indonesia, Menlu
dengan menggunakan jasa broker yang mengurus Malaysia, Datuk Seri Anifah Aman, mengaku
perizinan, dengan membayar sejumlah uang. keberatan dengan kebijakan tersebut.95 Petinggi
Begitu pula, saat tertangkap, mereka diperas Malaysia pun menyesalkan ditangkapnya
oleh aparat keamanan Indonesia, dengan ratusan nelayan asal negerinya, karena ini
tudingan diarahkan kepada TNI-AL, Polisi dianggap melanggar kesepakatan kedua negara
Air, dan KKP, yang menyebabkan keuntungan dalam memulangkan nelayan yang tertangkap
mereka menjadi sedikit. Mereka membayar melanggar wilayah perairan masing-masing.
lewat orang-orang yang sudah ditentukan Tetapi, tampaknya Menlu Malaysia itu lupa
broker, yang masuk jaringan mereka.93 bahwa kesepakatan berlaku hanya di wilayah
Namun, Pemerintah Thailand dan yang berstatus masih abu-abu, atau belum jelas
Pemerintah Indonesia sepakat membentuk milik siapa.
Kelompok Kerja untuk mengatasi masalah Sikap yang lebih lunak diperlihatkan Kedubes
serius illegal fishing ini. Langkah Presiden Joko Malaysia di Jakarta, yang secara diplomatis
Widodo dan PM Prayut Chan-O-Cha untuk menyatakan menghormati tindakan Pemerintah
memberantas penangkapan ikan secara ilegal itu Indonesia yang melakukan penembakan atau
tercapai dalam pertemuan bilateral di tengah- pembakaran dan penenggelaman kapal-kapal
tengah pelaksanaan Konperensi Asia Afrika yang telah terbukti di pengadilan melakukan
(KAA) pada 23 April 2015. Dalam kesepakatan kegiatan illegal fishing.96 PN Najib sendiri, dalam
ini, kedua negara juga setuju untuk memberikan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo
akses hukum bagi ABK masing-masing negara, dalam kunjungannya keliling ASEAN, sepakat
yang dituduh terlibat dalam kasus illegal fishing. menyatakan bahwa para nelayan di wilayah
sengketa harus ditangkap, dan mereka yang
91
“Joko Widodo-Aquino Sepakat Perangi Narkoba dan
telah melanggar masuk ke dalam perairan
Pencurian Ikan,” Koran Tempo, 10 Pebruari 2105, h. 6.
92
“Praporn Ekoulu: Ada Broker yang Mengurus,” Majalah negara lain harus menghadapi tindakan
Tempo, 1 Maret 2015, h. 72.
93
Keterangan ini kemudian dibantah Kadispen TNI- 94
“RI dan Thailand Bentuk Pokja Berantas “Illegal Fishing,”
AL, Laksmana Pertama Manahan Simorangkir, yang
Suara Pembaruan, 24 April 2015, h. B3.
mengatakan, bisa saja oknum di Thailand dan Indonesia 95
“Keberatan Malaysia Diabaikan,” Republika, 28 Nopember
yang mengaku aparat yang meminta uang pada mereka.
2015, h. 2.
Lihat, “Praporn Ekoulu: Ada Broker yang Mengurus,” 96
Kompas TV, 12 Maret 2015, h. 20.49.
Majalah Tempo, 1 Maret 2015, h. 72.
Poltak Partogi Nainggolan: Kebijakan Poros Maritim Dunia Joko Widodo 185
kehadiran kapal-kapal dan aparat pengawas Bakamla di lapangan.
di lapangan. Agar keputusan moratorium Kemudian, para diplomat Kemlu perlu
penangkapan ikan oleh kapal-kapal asing memahami masalah-masalah teknis pelayaran
dapat berjalan baik, dan selanjutnya nelayan internasionalsp dan perkembangan teknologi
tradisional atau lokal dapat berperan optimal, informasi yang digunakan di lapangan, selain
serta kelestarian ikan terjaga, pemberian ijin mengenai masalah hukum laut internasional.
bagi mereka untuk bisa menangkap ikan dengan Sehingga, dapat terbangun persepsi yang sama
kapal-kapal dan alat tangkap yang lebih layak, mengenai bentuk-bentuk pelanggaran hukum
sebaiknya bisa diberikan. Bahkan, sebaiknya, di wilayah perairan Indonesia. Sementara
ijin menangkap ikan bagi kapal-kapal berukuran itu, pemangku kepentingan lain dalam
kecil, di bawah 5 GT, yang dimiliki nelayan kecil pembuatan kebijakan nasional, DPR, perlu
dan lokal pada umumnya, dan penangkapan segera menetapkan Komisi Maritim, yang akan
ikan sejauh di wilayah perairan di bawah 4 menjadi mitra kerja Bakamla. Dengan demikian,
mil laut, bisa dikembalikan ke pemerintah Bakamla dapat memiliki mitra kerja yang tepat
kabupaten. Ini semata untuk menggairahkan untuk menjelaskan permasalahan instansinya
kehidupan sektor perikanan daerah setempat dan juga masalah-masalah yang dihadapi dalam
(lokal) dan para nelayan mereka. menjalankan tugas pokok dan fungsi mereka
Upaya penegakan hukum terhadap (tupoksi) di lapangan.
berbagai bentuk kegiatan illegal fishing itu
sendiri harus dilakukan secara terkoordinasi. B. Rekomendasi
Untuk itu, peran institusi Bakamla yang telah Dengan kebijakan yang kondusif, agenda
dijamin dengan UU sejak tahun 2014, untuk Poris Maritim Dunia akan memperoleh dukungan
menjalankan fungsi sebagai Coast Guard, yang yang kuat dari rakyat, khususnya nelayan,
diakui oleh hukum internasional, seharusnya sebagai salah satu pemangku kepentingan
didukung, dan jangan lagi dipersoalkan. utama. Sebaliknya, aturan pencegahan melalui
Sebab, jika tidak, ini akan menimbulkan debat UU harus diperkuat, dengan pengenaan sanksi
kembali di lapangan tentang institusi mana pidana dan perdata yang jauh lebih berat,
yang berwenang di lapangan (perairan) dalam tidak cukup lagi hanya dengan denda Rp.
menangkap para pelanggar hukum, selain TNI- 200 juta atau pidana ringan untuk pelanggar
AL. Sebagai konsekuensinya pula, Pemerintah besar, bagi para pelaku kegiatan illegal fishing.
Joko Widodo harus membantu Bakamla Secara khusus, ketentuan perijinan pun harus
Wilayah Timur (Satgas III), yang berkedudukan diperbaiki, dengan mensyaratkan perolehan
di Ambon, untuk memiliki kantor dan sekaligus izin harus dari wilayah (tujuan) penangkapan
dermaga yang permanen dan kondusif dalam ikan dimaksud, bukan dari KKP pusat (Jakarta)
menjalankan tugasnya, selain perlu dibantu ataupun Kantor Dinasnya di propinsi atau
dengan upaya melengkapinya dengan kapal- tempat yang berbeda.
kapal canggih dengan dukungan logistik Pengaturan perijinan dalam ketentuan
dan SDM yang memadai. .Sebab, tugas dan per-UU-an yang sudah baik seharusnya
tanggung jawab mereka begitu penting dan berat dipertahankan, dan, sebaliknya, pengaturan
untuk dapat menjaga dan melindungi wilayah baru yang tidak kondusif dengan kebijakan
timur Indonesia, terutama Propinsi Kepulauan Menteri KKP Susi Pudjiastuti harus dihentikan
Maluku, dan juga Sulawesi Tengah, khususnya atau batalkan, khususnya pemberlakuan UU
Wakatobi, yang kaya dengan SDA ikan dan mengenai kewenangan pemerintahan daerah
alamnya, yang selama ini menjadi incaran dan perikanan terbaru. Tanpa itu, upaya
pelanggaran hukum pihak asing. Realisasi Poros mengurus perijinan akan menjadi mahal, dan
Maritim Dunia Presiden Joko Widodo sulit tidak mendukung dalam menciptakan kondisi
dilakukan tanpa dukungan penguatan peran yang kondusif bagi nelayan pasca-moratorium
Poltak Partogi Nainggolan: Kebijakan Poros Maritim Dunia Joko Widodo 187
Makmur Supriyatno, 2014. Tentang Ilmu Pertahanan. Tridoyo Kusumastanto, 2010. Kebijakan
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Tatakelola Kelautan Indonesia. Bogor: IPB.
Maritime Crime Programme, 2014. Annual United Nations Convention on the Law of the Sea.
Report. UNODC. Jakarta: Dewan Kelautan Indonesia, 2010.
Marsetio, 2014. Sea Power Indonesia. Jakarta: William H. Overholt, 2008. Asia, America, and
Universitas Pertahanan. the Transformation of Geopolitics. Cambridge
Michael E. Brown (ed.), 2003. Grave New World: University Press.
Security Challenges in the 21st Century.Washington
D.C.: Georgetown University Press. Jurnal/Makalah:
Michael Umbas (ed.), 2014. Solusi Joko Widodo. Arif Havas Oegroseno, 2014. “Dialogue and
Jakarta: Gramedia. Cooperation in Maritime Security of
ASEAN and ASEAN Regional Forum,”
Ooi Kee Beng and Ding Choo Ming (eds.),
Jakarta: Department of Foreign Affairs of
2007. Continent, Coast, Ocean: Dynamics
Republic of Indonesia.
of Regionalism in Eastern Asia. Singapore:
ISEAS. “Bakamla dan Poros Maritim Dunia Dunia,”
makalah disampaikan dalam FGD di P3DI
Poltak Partogi Nainggolan, 2014, Masalah
Setjen DPR, pada 11 Maret 2015.
Keamanan Maritim di Kawasan. Jakarta:
Azza Grafika, 2014. Makmur Keliat 2009. “Keamanan Maritim dan
Implikasinya bagi Indonesia,” Jurnal Ilmu
_________, 2012. The Indonesian Military
Sosial dan Ilmu Politik, Vol. 13, No. 1, Juli
Response to Reform in democratic Transition:
2009: 111-129.
A Comparative Analysis of Three Civilian
Regimes 1998-2004. Jakarta: Azza Grafika. “Visi Poros Maritim Dunia: Konsep, Kebijakan
dan Tantangan,” makalah disampaikan
Randall Doyle, 2013. The Geopolitical Power
dalam FGD dengan P3DI Setjen DPR, 11
Shift in the Indo Pacific Region: America,
Maret 2015, Jakarta: Direktur Pertahanan
Australia, China, and Triangular Diplomacy
Keamanan, 2015.
in the Twenty First century. Lexington Books.
Bahan-bahan Seminar Nasional
Ranny Emilia. 2013. Praktek Diplomasi. Jakara:
“Penanggulangan Maritime Transnational
Baduose Media.
Organized Crimes Menuju Visi Indonesia
Rickleft, J, 2013. Sejarah Asia Tenggara. Jakarta: sebagai Poros Maritim Dunia Dunia.”
Komunitas Bambu. Kementerian Luar Negeri, 2 Maret 2015.
Salim, 2014. Kodrat Maritim Nusantara: Catatan Bahan-bahan Seminar Internasional “Maritime
Strategis Kemaritiman. Jakarta: Yogyakarta: Security in East Asia,” CSIS, 17 Maret
Leutika Prio. 2015.
Susanto Zuhdi, 2014. Nasionalisme, Laut, dan
Sejarah. Depok: Komunitas Bambu. Surat Kabar dan Majalah:
Suyono, RP, 2007. Shipping: Pengangkutan Internasional Alaydrus Hadijah dan Farodillah Muqoddam,”
Ekspor-Impor melalui Laut. Jakarta: PPM. Bisnis Indonesia, 7 Pebruari 2015: 9.
The Future of the Seas in East Asia: Forging A “Asing Minati Investasi Maritim,” Kompas, 7
Common Maritime Future for ASEAN and April 2015: 18.
Japan. Jakarta: CSIS, 2015. “AS Siap Bantu Pemberantasan Pencurian Ikan
Tim Ahli Serknas Jokowi, 2014. Jalan di Indonesia,” Kompas, 21 Januari 2015: 17.
Kemandirian Bangsa., Jakarta: Gramedia.
“Poros Maritim Dunia Cegah ‘Middle Income Wawancara dengan Wang Sheng, Sekretaris
Trap’,” Suara Pembaruan, 27 Pebruari 2015: Pertama, Kepala Seksi Politik Kedubes
A2. RRC di Indonesia, di CSIS Jakarta pada 17
Maret 2015.
“Praporn Ekoulu: Ada Broker yang Mengurus,”
Majalah Tempo, 1 Maret 2015: 72 Wawancara dengan Komandan Badan
Keamanan Laut (Bakamla) Propinsi
“Presiden Minta Ada Kelanjutan, Jangan Cuma Maluku, di Hote Amaris, Ambon, Propinsi
Komitmen Kerja Sama,” Kompas, 31 Maret Maluku, pada 11 Mei 2015.
2015: 2.
Poltak Partogi Nainggolan: Kebijakan Poros Maritim Dunia Joko Widodo 189
Wawancara dengan Kol. (laut) Bayu, Asisten Wawancara dengan Komandan Badan
Operasi Lantamal XI, Merauke, di Mako Keamanan Laut (Bakamla) Propinsi
Lantamal XI, Kabupaten Merauke, di Kota Maluku, di Hotel Amaris, Ambon, Propinsi
Merauke, Propinsi Papua, pada 12 Juni Maluku, pada 11 Mei 2015.
2015.
Wawancara dengan Asisten Hukum Lantamal Focus Group Discussions:
XI, di Mako Lantamal XI Kabupaten FGD dengan Deputi Bidang Politik, Hukum,
Merauke, di Kota Merauke, pada 12 Juni Pertahanan dan Keamanan Kementerian
2015. PPN/Bappenas dan Deputi Bidang
Wawancara dengan Asisten Bidang Kebijakan dan Strategis Keamanan Laut
Pembangunan Kabupaten Maluku (Bakamla RI) mengenai “Doktrin Poros
Tenggara Barat, sekaligus Pelaksana Tugas Maritim Dunia dan Respons Negara di
(PLT) Dinas Kelautan dan Perikanan, Bpk. Kawasan,” diadakan oleh P3DI, Setjen
Utha Kabalmay, di Ruang Kerja Asisten DPR pada 11 Maret 2015 di R. Rapat Kapus
Bidang Pembangunan Kabupaten Maluku P3DI Setjen DPR.
Tenggara Barat, di Kota Saumlaki, pada 1 FGD dengan Deputi Bidang Politik, Hukum,
Juli 2015. Pertahanan dan Keamanan Kementerian
Wawancara dengan Nuryanto, nelayan PPN/Bappenas dan Deputi Bidang
Merauke, di pelabuhan Merauke, Propinsi Kebijakan dan Strategis Keamanan Laut
Papua, pada 11 Juni 2015. (Bakamla RI) mengenai “Doktrin Poros
Maritim Dunia dan Respons Negara di
Wawancara dengan Asisten Operasi Lanal
Kawasan,” diadakan oleh P3DI, Setjen
Saumlaki, Kapten Pelaut Bernard Iskandar,
DPR pada 11 Maret 2015 di R. Rapat Kapus
di Mako Lanal Kota Saumlaki, pada 30 Juni
P3DI Setjen DPR.
2015.
Wawancara dengan Prof. Ann Marie-Murphy,
pengajar hubungan internasional dari
Colombia University dan Seton-Hall
University, Maryland, di Jakarta, pada 5
Mei 2015.