Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN FLU BURUNG

Di Tujukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah

Oleh:

Kriswanda

AKADEMI KEPERAWATAN BUNTET PESANTREN CIREBON

Jl. Buntet Pesantren Kecamatan Astanajapura Kabupaten Cirebon

Telp/Fax: (0231) 635747/636985

2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT karena atas limpahan rahmat-
Nyapenyusunan dapat menyelesaikan makalah Keperawatan Medikal Bedah 1 tentang Asuhan
keperawatan Flu Burung. Makalah ini merupakan keharusan untuk diselesaikan oleh mahasiswa
Akper Buntet Pesantren Cirebon

Tujuan utama dari penulisan makalah ini adalah untuk memantapkan pembelajaran
teori yang sudah dipelajari sebelumnya di kampus.Dalam proses pembuatan makalah ini tak
lupa saya mengucapkan terimakasih kepada kedua orang tua yang telah banyak memberikan
dorongan semangat dari awal hingga akhir penyusunan makalah ini dan segala hormat kami
ucapkan banyak terimakasih kepada ibu dan bapak Dosen di kampus sehingga kami dapat
menerapkan ilmu yang bapak dan ibu berikan kepada kami.

Ucapan terimakasih ini juga saya ucapkan kepada selaku dosen pembimbing mata
kuliah Keperawatan Medikal Bedah 1 Ibu Ns.Yanti Susanti M.Kep

Saya Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dengan segala
kekurangannya. Untuk itu kami berharap adanya kritik dan saran dari semua pihak demi
kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata saya berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi teman-teman dan
pembaca sekaligus untuk menambah pengetahuan tentang makalah ini.

Cirebon, November 2020

Kriswanda

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG...................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..............................................................................................1
C. TUJUAN........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................2

A. PENGERTIAN..............................................................................................................2
B. ETIOLOGI.....................................................................................................................2
C. PATOFISIOLOGI.........................................................................................................3
D. PATHWAY...................................................................................................................4
E. TANDA DAN GEJALA...............................................................................................5
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK.................................................................................6
G. PENATALAKSANAAN...............................................................................................6
H. KOMPLIKASI...............................................................................................................7
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN......................................................................................9

A. PENGKAJIAN...............................................................................................................9
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN...................................................................................10
C. RENCANA INTERVENSI DAN RASIONAL.............................................................11
BAB IV PENUTUP.....................................................................................................................21

A. KESIMPULAN..............................................................................................................21
B. SARAN..........................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


SARS itu singkatan dari Severe Acute Respiratory Syndrome atau Corona Virus
Pneumonia (CVP), suspek (suspect case) terjadi pada seseorang setelah 1 Februari 2003 lalu.
Wabah penyakit gangguan pernapasan misterius ini terus melanda kawasan Asia dan terus
meminta korban. Seorang pasien di Hongkong menjadi korban tewas keenam di wilayah
administrative.

B. Rumusan Masalah
1. Mengetahui definisi penyakit SARS?
2. Mengetahui etiologi penyakit SARS?
3. Menjelaskan patofisiologi penykit SARS?
4. Mengetahui Pathway SARS?
5. Mengetahui tanda dan gejala penyakit SARS?
6. Mengetahui pemeriksaan diagnostik pada penyakit SARS?
7. Mengetahui penatalaksanaan pada penyakit SARS?
8. Mengetahui komplikasi pada penyakit SARS?
9. Mengetahui diagnosa keperawatan yang muncul pada penyakit SARS?
10. Mengetahui perencanaan keperawatan pada penyakit SARS?

C. Tujuan
Tujuan dan maksud dari pembutan makalah ini, adalah kami bermaksud
membahas dan berbagi pengetahuan  tentang  ”Penyakit SARS” seperti yang tertera pada
rumusan masalah di atas. Kami bertujuan & berharap semoga makalah ini dapat menjadi
referensi dan berguna bagi para pembaca.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
SARS (severe acute respiratory syndrome) adalah sekumpulan gejala sakit
pernapasan yang mendadak dan berat atau disebut juga penyakit infeksi saluran pernafasan
yang disebabkan oleh virus Corona Family Paramyxovirus.

SARS (severe acute respiratory syndrome) adalah suatu jenis kegagalan paru-paru
dengan berbagai kelainan yang berbeda, yang menyebabkan terjadinya pengumpulan cairan
di paru-paru (edema paru).

B. Etiologi
Etiologi SARS masih dipelajari. Pada 7 April 2003, WHO mengumumkan kesepakatan
bahwa coronavirus yang baru teridentifikasi adalah mayoritas agen penyebab SARS.
Coronavirus berasal dari kata “Corona” yang berasal dari bahasa Latin yang artinya “crown”
atau mahkota. Ini sesuai dengan bentuk Coronavirus itu sendiri yang kalau dilihat dengan
mikroskop nampak seperti mahkota.

Penyebabnya lain bisa karena penyakit apapun, yang secara langsung ataupun tidak langsung
yang melukai paru-paru, diantaranya :

1.     Pneumonia

2.     Tekanan darah yang sangat rendah (syok)

3.     Terhirupnya makanan ke dalam paru (menghirup muntahan dari lambung)

4.     Beberapa transfusi darah

5.     Kerusakan paru-paru karena menghirup oksigen konsentrasi tinggi

6.     Emboli paru

7.     Cedera pada dada

8.     Overdosis obat seperti heroin, metadon, propoksifen atau aspirin

2
9.     Trauma hebat

10.  Transfusi darah (terutama dalam jumlah yang sangat banyak). 

C. Patofisiologi
Penyebab penyakit SARS disebabkan oleh coronavirus (family paramoxyviridae)
yang pada pemeriksaan dengan mikroskop electron. Virus ini stabil pada tinja dan urine pada
suhu kamar selama 1-2 hari dan dapat bertahan lebih dari 4 hari pada penderita diare. Seperti
virus lain, corona menyebar lewat udara, masuk melalui saluran pernapasan, lalu bersarang di
paru-paru. Lalu berinkubasi dalam paru-paru selama 2-10 hari yang kemudian menyebabkan
paru-paru akan meradang sehingga bernapas menjadi sulit. Metode penularannya melalui
udara serta kontak langsung dengan pasien atau terkena cairan pasien. Misalnya terkena
ludah (droplet) saat pasien bersin dan batuk. Dan kemungkinan juga melalui pakaian dan
alat-alat yang terkontaminasi.

Cara penularan : SARS ditularkan melalui kontak dekat, misalnya pada waktu
merawat penderita, tinggal satu rumah dengan penderita atau kontak langsung dengan secret
atau cairan tubuh dari penderita suspect atau probable. Penularan melalui udara, misalnya
penyebaran udara, ventilasi, dalam satu kendaraan atau dalam satu gedung diperkirakan tidak
terjadi, asal tidak kontak langsung berhadapan dengan penderita SARS. Untuk sementara,
masa menular adalah mulai saat terdapat demam atau tanda-tanda gangguan pernafasan
hingga penyakitnya dinyatakan sembuh.

Masa penularan berlangsung kurang dari 21 hari. Petugas kesehatan yang kontak
langsung dengan penderita mempunyai risiko paling tinggi tertular, lebih-lebih pada petugas
yang melakukan tindakan pada sistem pernafasan seperti melakukan intubasi atau nebulasi.

3
D. PATHWAY Kurang Informasi
Tinja, droplet, udara
(terkontaminasi coronaV)
Reaksi pertahanan
Kurang pengetahuan
1. Batuk
2. Bersin

Kontak/invasi saluran Cemas


pernapasan

Masuk saluran
pernapasan
bawah

keluar Masuk
Aktifan antibody

Antigen Reaksi
Proses reflikasi antibody inflamasi
cepat

Pelepasan Suhu tubuh


mediator
Proses radang
kimia

Metabolisme Resiko
meningkat kekurangan
cairan
Sekresi mukus

Inefektifitas bersihan jalan nafas

Tidak seimbang suplai O2 Intoleransi

4
Kerusakan pertukaran gasTidak mampu memenuhi kbutuhan nutrisi

Pnurunan O2 k’jaringan
Perubhn nutrisi < kbutuhan
Klebihan CO2 Metabolisme anaerob

Asam laktat
Asidosis respiratori
Predisposisi edema selebral

Perubahan RR
Penekanan SSP

Kesadaran

E. Tanda Dan Gejala


Suhu badan lebih dari 38oC, ditambah batuk, sulit bernapas, dan napas pendek-
pendek. Jika sudah terjadi gejala-gejala itu dan pernah berkontak dekat dengan pasien
penyakit ini, orang bisa disebut suspect SARS. Kalau setelah di rontgen terlihat ada
pneumonia (radang paru-paru) atau terjadi gagal pernapasan, orang itu bisa disebut probable
SARS atau bisa diduga terkena SARS.

Gejala lainnya sakit kepala, otot terasa kaku, diare yang tak kunjung henti, timbul
bintik-bintik merah pada kulit, dan badan lemas beberapa hari. Ini semua adalah gejala yang
kasat mata bisa dirasakan langsung oleh orang yang diduga menderita SARS itu. Tapi gejala
itu tidak cukup kuat jika belum ada kontak langsung dengan pasien. Tetap diperlukan
pemeriksaan medis sebelum seseorang disimpulkan terkena penyakit ini. Paru-parunya
mengalami radang, limfositnya menurun, trombositnya mungkin juga menurun. Kalau sudah
berat, oksigen dalam darah menurun dan enzim hati akan meningkat. Ini semua gejala yang

5
bisa dilihat dengan alat medis. Tapi semua gejala itu masih bisa berubah. Penelitian terus
dilangsungkan sampai sekarang.

F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan radiologis : air bronchogram : Streptococcus pneumonia.

2. Pada pemeriksaan fisik : dengan menggunakan stetoskop, terdengar bunyi pernafasan


abnormal (seperti ronki atau wheezing). Tekanan darah seringkali rendah dan kulit,
bibir serta kuku penderita tampak kebiruan (sianosis, karena kekurangan oksigen).

3. Pemeriksaan yang biasa dilakukan untuk mendiagnosis SARS :

a. Rontgen dada (menunjukkan adanya penimbunan cairan di tempat yang


seharusnya terisi udara)

b. Gas darah arteri

c. Hitung jenis darah dan kimia darah

d. Bronkoskopi. 

e. Pemeriksaan Laboratorium : Leukosit.

f. Pemeriksaan Bakteriologis  :  sputum, darah, aspirasi nasotrakeal atau


transtrakeal, aspirasi jarum transtorakal, torakosentesis, bronskoskopi, biopsy

g. Test DNA sequencing bagi coronavirus yang dapat diperoleh hasilnya dalam 8
jam dan sangat akurat. Test yang lama hanya mampu mendeteksi antibody.

G. Penatalaksanaan
1. Terapi supportif umum : meningkatkan daya tahan tubuh berupa nutrisi yang
adekuat, pemberian multivitamin dan lain-lain.
 Terapi oksigen
 Humidifikasi dengan nebulizer
 Fisioterapi dada
 Pengaturan cairan
 Pemberian kortokosteroid pada fase sepsis berat

6
 Ventilasi mekanis
 Drainase empiema
 Bila terdapat gagal nafas, diberikan nutrisi dengan kalori cukup

2. Terapi antibiotik
Agen anti-bakteri secara rutin diresepkan untuk SARS karena menyajikan fitur
non-spesifik dan cepat tes laboratorium yang dapat diandalkan untuk mendiagnosis
SARS-cov virus dalam beberapa hari pertama infeksi belum tersedia. Antibiotik
empiris yang sesuai dengan demikian diperlukan untuk menutupi terhadap patogen
pernafasan Common per nasional atau pedoman pengobatan lokal bagi masyarakat-
diperoleh atau nosokomial pneumonia
Setelah mengesampingkan patogen lain, terapi antibiotik dapat ditarik. Selain efek
antibakteri mereka, beberapa antibiotik immunomodulatory dikenal memiliki sifat,
khususnya quinolones dan makrolid. Efeknya pada kursus SARS adalah belum
ditentukan.
SARS dapat hadir dengan spektrum keparahan penyakit. Sebagian kecil pasien
dengan penyakit ringan pulih baik bentuk khusus tanpa pengobatan atau terapi
antibiotik saja.
Antibiotik :
 Idealnya berdasarkan jenis kuman penyebab
 Utama ditujukan pada S.pneumonia, H.Influensa dan S.Aureus

H. Komplikasi

1. Abses paru
2. Efusi pleural
3. Empisema
4. Perikarditis

7
5. Meningitis
6. Atelektasis
7. Hipotensi
8. Delirium
9. Asidosis metabolic
10. Dehidrasi

8
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
a. Identitas pasien
Nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, keyakinan, pekerjaan, status perkawinan,
dan alamat.
b. Riwayat kesehatan

sejak kapan, semakin memburuknya kondisi / kelumpuhan, upaya yang dilakukan


selama menderita penyakit.

Pengkajian fisik

B1:
Inspeksi : Sesak, batuk, nyeri dada, penggunaan otot bantu pernafasaan, pernafasaan
diafragma dan perut meningkat, pernafasan cuping hidung, pola nafas cepat dan
dangkal, retraksi otot bantu pernafasan, RR > 30x/menit.
Palpasi : fremitus vokal menurun.
Perkusi : suara perkusi redup sampai pekak.
Auskultasi: Ronkhi basah, suara napas bronkial.
B2:
Sianosis, nadi > 100x/menit, CRT > 3 detik, BGA menunujukkan hipoksemia, S1
dan S2 tunggal.
B3:
Nyeri kepala, terjadi penurunan kesadaran.
B4:
Terkadang produksi urine menurun
B5:

9
Mual, muntah, diare, bising usus meningkat, nafsu makan menurun.
B6:
Nyeri otot, kelemahan pada otot.
a. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan radiologis : air bronchogram : Streptococcus pneumonia.
2. Pada pemeriksaan fisik : dengan menggunakan stetoskop, terdengar bunyi
pernafasan abnormal (seperti ronki atau wheezing). Tekanan darah seringkali
rendah dan kulit, bibir serta kuku penderita tampak kebiruan (sianosis, karena
kekurangan oksigen).
3. Pemeriksaan yang biasa dilakukan untuk mendiagnosis SARS :
a. Rontgen dada (menunjukkan adanya penimbunan cairan di tempat yang
seharusnya terisi udara)
b. Gas darah arteri
c. Hitung jenis darah dan kimia darah
d. Bronkoskopi. 
4. Pemeriksaan Laboratorium : Leukosit.
5. Pemeriksaan Bakteriologis  :  sputum, darah, aspirasi nasotrakeal atau
transtrakeal, aspirasi jarum transtorakal, torakosentesis, bronskoskopi, biopsy
6. Test DNA sequencing bagi coronavirus yang dapat diperoleh hasilnya dalam 8
jam dan sangat akurat. Test yang lama hanya mampu mendeteksi antibody.

B. Diagnosa Keperawatan

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan inflamasi dan obstruksi jalan
nafas.
2. Defisit volume cairan berhubungan dengan intake oral tidak adekuat, takipneu,
demam.
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan pemasukan berhubungan dengan faktor biologis.
4. Nyeri berhubungan dengan agen injury biologi (kerusakan organ)

10
5. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi (RR >24x/menit) atau
hipoventilasi (RR <16x/menit).

C. Rencana Keperawatan

No Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


1 Bersihan jalan nafas tidak NOC : NIC :
efektif berhubungan
a. Respiratory status : Airway suction
dengan inflamasi dan
Ventilation
obstruksi jalan nafas.
a. Pastikan kebutuhan oral
b. Respiratory status :
atau tracheal suctioning
Airway patency
b. Auskultasi suara nafas
sebelum dan sesudah
suctioning.
Kriteria Hasil :
c. Informasikan pada klien
dan keluarga tentang
a. Mendemonstrasikan
suctioning
batuk efektif dan
d. Minta klien nafas dalam
suara nafas yang
sebelum suction
bersih, tidak ada
dilakukan.
sianosis dan
e. Berikan O2 dengan
dyspneu
menggunakan nasal untuk
b. Menunjukkan jalan
memfasilitasi suksion
nafas yang paten
nasotrakeal
c. Mampu
f. Gunakan alat yang steril
mengidentifikasikan
setiap melakukan tindakan
dan mencegah
g. Anjurkan pasien untuk
factor yang dapat
istirahat dan napas dalam
menghambat jalan
setelah kateter
nafas
dikeluarkan dari

11
nasotrakeal
h. Monitor status oksigen
pasien
i. Ajarkan keluarga
bagaimana cara
melakukan suksion
j. Hentikan suksion dan
berikan oksigen apabila
pasien menunjukkan
bradikardi, peningkatan
saturasi O2, dan lain-lain.

Airway Management

a. Buka jalan nafas,


guanakan teknik chin lift
atau jaw thrust bila perlu
b. Posisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi
c. Identifikasi pasien
perlunya pemasangan alat
jalan nafas buatan
d. Lakukan fisioterapi dada
jika perlu
e. Auskultasi suara nafas,
catat adanya suara
tambahan
f. Kolaborasi pemberian
bronkodilator bila perlu
g. Atur intake untuk cairan

12
mengoptimalkan
keseimbangan.
h. Monitor respirasi dan
status O2

2 Defisit Volume cairan NOC: Fluid management


berhubungan dengan
a. Fluid balance a. Pertahankan catatan
intake oral tidak adekuat,
b. Hydration intake dan output yang
takipneu, demam
c. Nutritional Status : akurat
Food and Fluid b. Monitor status hidrasi
Intake ( kelembaban membran
mukosa, nadi adekuat,
tekanan darah ortostatik ),
jika diperlukan
Kriteria Hasil :
c. Monitor vital sign
a. Mempertahankan d. Monitor masukan
urine output sesuai makanan / cairan dan
dengan usia dan hitung intake kalori harian
BB, BJ urine e. Lakukan terapi IV
normal, HT normal f. Monitor status nutrisi
b. Tekanan darah, g. Berikan cairan
nadi, suhu tubuh h. Dorong masukan oral
dalam batas normal i. Berikan penggantian
c. Tidak ada tanda nesogatrik sesuai output
tanda dehidrasi, j. Dorong keluarga untuk
Elastisitas turgor membantu pasien makan
kulit baik, membran k. Kolaborasi dokter jika
mukosa lembab, tanda cairan berlebih
tidak ada rasa haus muncul meburuk
yang berlebihan l. Atur kemungkinan

13
tranfusi
m. Persiapan untuk tranfusi

3. Ketidakseimbangan NOC : NIC:


nutrisi kurang dari Status nutrisi, setelah Eating disorder manajemen
kebutuhan tubuh diberikan penjelasan dan
a. Tentukan kebutuhan
berhubungan dengan perawatan kebutuhan
kalori harian
ketidakmampuan nutrisi pasien terpenuhi
b. Ajarkan klien dan
pemasukan berhubungan dengan kriteria hasil :
keluarga tentang
dengan faktor biologis
a. Pemasukan nutrisi pentingnya nutrient
(sesak nafas).
yang adekuat c. Monitoring TTV dan
b. Pasien mampu nilai  Laboratorium
menghabiskan diet d. Monitor intake dan
yang dihidangkan output
c. Tidak ada tanda- e. Pertahankan kepatenan
tanda malnutrisi pemberian nutrisi
d. Nilai laboratorim, parenteral
protein total 8-8 gr f. Pertimbangkan nutrisi
%, Albumin 3.5- enteral
5.4 gr%, Globulin g. Pantau adanya
1.8-3.6 gr%, HB Komplikasi GI
tidak kurang dari
10 gr %
e. Membran mukosa
Terapi gizi
dan konjungtiva
tidak pucat a. Monitor masukan
makanan atau
minuman dan hitung
kalori harian secara
tepat
b. Kolaborasi ahli gizi

14
c. Pastikan dapat diet
TKTP (tinggi kalori
tinggi protein)
d. Berikan perawatan
mulut
e. Pantau hasil
labioratoriun protein,
albumin, globulin, HB
f. Jauhkan benda-benda
yang tidak enak untuk
dipandang seperti
urinal, kotak drainase,
bebat dan pispot
g. Sajikan makanan
hangat dengan variasi
yang menarik

4 Intoleransi aktivitas NOC : NIC :


berhubungan dengan Activity Therapy
a. Energy
isolasi respiratory. a. Kolaborasikan dengan
conservation
Tenaga Rehabilitasi
b. Self Care : ADLs
Medik dalam
merencanakan program
Kriteria Hasil :
terapi yang tepat.

15
b. Bantu klien untuk
a. Berpartisipasi
mengidentifikasi
dalam aktivitas
aktivitas yang mampu
fisik tanpa disertai
dilakukan
peningkatan
c. Bantu untuk memilih
tekanan darah, nadi
aktivitas konsisten yang
dan RR
sesuai dengan
b. Mampu melakukan
kemampuan fisik,
aktivitas sehari
psikologi dan social
hari (ADLs) secara
d. Bantu untuk
mandiri
mengidentifikasi dan
mendapatkan sumber
yang diperlukan untuk
aktivitas yang
diinginkan
e. Bantu untuk
mendapatkan alat
bantuan aktivitas seperti
kursi roda, krek
f. Bantu untuk
mengidentifikasi
aktivitas yang disukai
g. Bantu klien untuk
membuat jadwal latihan
diwaktu luang
h. Bantu pasien/keluarga
untuk mengidentifikasi
kekurangan dalam
beraktivitas
i. Bantu pasien untuk
mengembangkan

16
motivasi diri dan
penguatan
j. Monitor respon fisik,
emosi, social dan
spiritual

Energy Management

a. Observasi adanya
pembatasan klien dalam
melakukan aktivitas
b. Dorong anal untuk
mengungkapkan
perasaan terhadap
keterbatasan
c. Kaji adanya factor yang
menyebabkan kelelahan
d. Monitor nutrisi  dan
sumber energi
e. Monitor pasien akan
adanya kelelahan fisik
dan emosi secara
berlebihan
f. Monitor respon
kardiovaskuler  terhadap
aktivitas
g. Monitor pola tidur dan
lamanya tidur/istirahat
pasien

17
5 Defisit pengetahuan NOC : NIC :
berhubungan dengan Teaching : disease Process
a. Knowledge :
perawatan
disease process a. Berikan penilaian tentang
b. Knowledge : tingkat pengetahuan
health Behavior pasien tentang proses
penyakit yang spesifik
Kriteria Hasil :
b. Jelaskan patofisiologi dari
penyakit dan bagaimana
a. Pasien dan keluarga
hal ini berhubungan
menyatakan
dengan anatomi dan
pemahaman tentang
fisiologi, dengan cara
penyakit, kondisi,
yang tepat.
prognosis dan
c. Gambarkan tanda dan
program
gejala yang biasa muncul
pengobatan
pada penyakit, dengan
b. Pasien dan keluarga
cara yang tepat
mampu
d. Gambarkan proses
melaksanakan
penyakit, dengan cara
prosedur yang
yang tepat
dijelaskan secara
e. Identifikasi kemungkinan
benar
penyebab, dengna cara

18
c. Pasien dan yang tepat
keluarga mampu f. Sediakan informasi pada
menjelaskan pasien tentang kondisi,
kembali apa yang dengan cara yang tepat
dijelaskan g. Hindari harapan yang
perawat/tim kosong
kesehatan lainnya h. Diskusikan perubahan
gaya hidup yang mungkin
diperlukan untuk
mencegah komplikasi di
masa yang akan datang
dan atau proses
pengontrolan penyakit
i. Diskusikan pilihan terapi
atau penanganan
j. Dukung pasien untuk
mengeksplorasi atau
mendapatkan second
opinion dengan cara yang
tepat atau diindikasikan
k. Eksplorasi kemungkinan
sumber atau dukungan,
dengan cara yang tepat
l. Instruksikan pasien
mengenai tanda dan gejala
untuk melaporkan pada
pemberi perawatan
kesehatan.

19
20
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
SARS (severe acute respiratory syndrome) adalah sekumpulan gejala sakit pernapasan
yang mendadak dan berat atau disebut juga penyakit infeksi saluran pernafasan yang
disebabkan oleh virus Corona Family Paramyxovirus.
SARS (severe acute respiratory syndrome) adalah suatu jenis kegagalan paru-paru
dengan berbagai kelainan yang berbeda, yang menyebabkan terjadinya pengumpulan cairan
di paru-paru (edema paru).
B. Saran

Kita sebagai mahasiswa Perawat di harapkan mengerti dan memahami tentang Asuhan
Keperawatan pada Klien SARS, dan kami mohon kritikannya bagi pembaca Asuhan
Keperawatan yang kami buat agar bisa membangun makalah ini dengan lebih baik lagi.

21
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8 volume 3, EGC,
Jakarta

Jong, W, 1997, Buku Ajar Ilmu Bedah, EGC Jakarta

Mansjoer, Arif dkk. Kapita Selekta Kedokteran Jilid II Edisi Ketiga. 1999. Media
Aesculapius : Jakarta. 

Mansjoer, Arif dkk. Kapita Selekta Kedokteran Jilid II Edisi Ketiga. 1999. Media
Aesculapius : Jakarta.

http://www.infeksi.com/articles.php?lng=in&pg=63

http://dhewynerz.blogspot.com/2009/11/askep-sars.html

22

Anda mungkin juga menyukai