Anda di halaman 1dari 7

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KADER

POSYANDU DI PUSKESMAS KOTA KABUPATEN NGADA


PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Yovita K. Meo Ruba1, Syaifuddin Zainal 2, Rusni Mato3


1
STIKES Nani Hasanuddin Makassar
2
STIKES Nani Hasanuddin Makassar
3
STIKES Nani Hasanuddin Makassar

ABSTRAK

Kinerja kader adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang
kader dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Puskesmas Kota merupakan salah satu Puskesmas di kota Bajawa yang memiliki 26 posyandu
dengan jumlah kader sebanyak 85 (34,69%) orang. Tujuan penelitian adalah diketahuinya hubungan
antara faktor Pendidikan, Pelatihan, dan Pengetahuan terhadap kinerja Kader Posyandu di
Puskesmas Kota Kabupaten Ngada Propinsi Nusa Tenggara Timur. Jenis penelitian cross sectional
study. Sampel ditarik secara purposive sampling dengan jumlah 70 responden. Hasil penelitian
menunjukan dari 70 responden yang memiliki pendidikan rendah sebanyak 22 orang (31,4%) dan
pendidikan tinggi sebanyak 48 orang (68,6%). Terdapat responden yang memiliki pelatihan kurang
sebanyak 18 orang (25,7%) dan responden yang memiliki pelatihan cukup sebanyak 52 orang
(74,3%). Terdapat responden yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 25 orang (35,7%) dan
responden yang memiliki pengetahuan cukup sebanyak 45 orang (64,3%). Disimpulkan bahwa ada
hubungan antara pendidikan, pelatihan, dan pengetahuan terhadap kinerja kader posyandu.
Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkankan kepada Puskesmas Kota dan pihak terkait seperti
Dinas Kesehatan agar perlu meningkatkan pendidikan, pelatihan dan pengetahuan kader posyandu
berupa pelatihan kesehatan bagi kader secara rutin untuk meningkatkan pengetahuan mereka
sehingga selalu termotivasi untuk menyalurkan apa yang telah mereka ketahui tentang kesehatan
kepada masyarakat dengan ikut aktif dalam setiap penyelenggaraan posyandu.

Kata kunci : Pendidikan, Pelatihan, dan Pengetahuan Kader Posyandu.

PENDAHULUAN wujud nyata peran serta masyarakat dalam


Dalam Sistem Kesehatan Nasional pembangunan kesehatan. Untuk mencapai
(SKN) dikatakan bahwa tujuan pembangunan tujuan dari Posyandu, maka setiap kader
nasional yakni tercapainya kemampuan hidup harus memiliki kinerja yang baik untuk
sehat bagi penduduk agar dapat mewujudkan meningkatkan derajat kesehatan (Depkes,
derajat kesehatan masyarakat yang optimal, 2011).
sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum Tidak dapat dipungkiri bahwa hampir
dari tujuan pembangunan nasional. Untuk semua kegiatan pelayanan posyandu tidak
mencapai tujuan tersebut maka akan berjalan dengan baik tanpa kehadiran
diselenggarakan upaya kesehatan yang kader sebagai tenaga sukarela. Kader inilah
bersifat menyeluruh, terpadu, murah, dan sebenarnya yang menjadi rohnya posyandu.
dapat diterima serta terjangkau oleh seluruh Peran kader pada hari buka posyandu sangat
lapisan masyarakat, dengan peran serta aktif besar karena lancar tidaknya
dari masyarakat (Nanik S, 2008). penyelenggaraan kegiatan posyandu
Salah satu upaya pemerintah ditentukan sejauhmana keterampilan kader
Indonesia di bidang kesehatan yang sedang dan keaktifan kader melaksanakan fungsinya
digalakkan untuk menjembatani antara upaya- serta membangun kerjasama baik sesama
upaya pelayanan kesehatan profesional dan kader maupun terhadap pembina dan
non profesional yang dikembangkan oleh kelompok sasaran posyandu (Anonim, 2012).
masyarakat dan keluarga yakni melalui pos Kinerja kader posyandu dipengaruhi
pelayanan terpadu yang dikenal dengan oleh beberapa faktor antara lain pendidikan
sebutan posyandu. Munculnya Posyandu kader, pelatihan kader, dan pengetahuan
sebagai salah satu bentuk upaya kesehatan kader. Masalah kader yang sering dijumpai
bersumber daya masyarakat yang merupakan adalah jumlah kader yang sebagian tidak

Volume 3 Nomor 2 Tahun 2013 ● ISSN : 2302-1721 25


datang di setiap kegiatan posyandu, hal ini Populasi, Sampel, dan Sampling
dilihat dari jumlah kader yang datang pada 1. Populasi.
saat pelaksanaan kegiatan posyandu rata-rata Populasi adalah keseluruhan objek yang
kader yang hadir 1 sampai 2 orang dan diteliti (Notoatmodjo, 2010). Maka jumlah
terkadang tidak ada yang datang. Selain itu populasi pada penelitian ini adalah
juga keterbatasan kader disebabkan adanya sebanyak 85 orang.
kader drop out karena lebih tertarik bekerja di 2. Sampel.
tempat lain yang memberikan keuntungan Sampel adalah sebagian yang diambil dari
ekonomis, kader pindah karena ikut suami, keseluruhan objek yang diteliti dan
dan juga setelah bersuami tidak mau lagi dianggap mewakili seluruh populasi
menjadi kader (Nain, 2008). (Notoatmodjo, 2010). Untuk sampel di
Berdasarkan data dari Dinas Puskesmas Kota diambil dengan
Kesehatan Kota Bajawa diperoleh jumlah menggunakan purposive sampling.
kader Posyandu 1356 orang yang tersebar di
279 posyandu. Dari keseluruhan kader HASIL PENELITIAN
posyandu ini terdapat 1085 orang yang aktif Penelitian ini dilaksanakan di
(80,01%) dan terdapat 271 orang yang tidak Puskesmas Kota, Kecamatan Bajawa
aktif (24,97%). Sedangkan untuk Kecamatan Kabupaten Ngada. Penelitian ini berlangsung
Bajawa, memiliki kader Posyandu sebanyak selama 14 hari yaitu dari tanggal 1 sampai 14
245 orang yang tersebar di 49 posyandu Agustus 2012. Besarnya sampel yang diteliti
dengan jumlah kader aktif 202 (82,44%) orang sebanyak 70 orang responden. Hasil
(Dinkes Kota Bajawa, 2011). penelitian dan pengolahan data dapat dilihat
Puskesmas Kota merupakan salah sebagai berikut :
satu Puskesmas di kota Bajawa yang memiliki 1. Karakteristik Umum Responden.
26 posyandu dengan jumlah kader sebanyak Tabel 4.1. Distribusi Responden Menurut
85 (34,69%) orang. (Dinkes Kota Bajawa, Umur di Puskesmas Kota Tahun 2012
2011). Umur Frekuensi %
Demikian pula hasil penelitian yang 21-30 tahun 22 31.4
dilakukan oleh Heni pada tahun 2008 dimana 31-40 tahun 36 51.4
kinerja kader dilihat dari rata-rata kehadiran
(aktif) sebanyak 6 orang sedangkan dilihat dari 41-50 tahun 12 17.1
keterampilan, dari 8 orang kader hanya 1 Total 70 100
orang yang tergolong mampu melakukan Sumber : Data Primer Tahun 2012
penimbangan dengan benar dan yang lainnya
kurang mampu. Berdasarkan tabel diatas diketahui
Berdasarkan penjelasaan di atas jumlah responden penelitian terbanyak
maka peneliti memfokuskan penelitian tentang berada pada golongan umur 31- 40 tahun
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan yaitu 36 orang (51,4%) dan paling rendah
Kinerja Kader Posyandu Di Puskesmas Kota berada pada golongan umur 41-50 tahun
Kabupaten Ngada Propinsi Nusa Tenggara sebanyak 12 orang (17,1%).
Timur.
Tabel 4. 2. Distribusi Responden Menurut
BAHAN DAN METODE Pekerjaan di Puskesmas Kota Tahun 2012
Jenis dan Metode Penelitian Pekerjaan Frekuensi %
Metode penelitian ini adalah metode Petani 29 41.4
deskriptif analitik dengan pendekatan“cross Ibu Rumah
sectional study” dimana penelitian ini bertujuan 32 45.7
Tangga
untuk membuat penilaian dan analisa
Wiraswasta 9 12.9
terhadap suatu kondisi (Notoatmodjo, 2010).
Pada penelitian ini adalah untuk melihat Total 70 100
Sumber : Data Primer Tahun 2012
hubungan tingkat pendidikan kader, pelatihan
kader, dan pengetahuan kader posyandu.
Berdasarkan tabel diatas diketahui
Lokasi Penelitian jumlah responden penelitian terbanyak
berada pada golongan pekerjaan ibu rumah
Lokasi penelitian yang dimaksud di
tangga sebanyak 32 orang (45,7%) dan
sini adalah tempat dimana peneliti melakukan
paling rendah berada pada golongan
penelitian. Maka lokasi penelitian pada
pekerjaan wiraswasta sebanyak 9 orang
penelitian ini yaitu pada wilayah kerja
(12,9%).
Puskesmas Kota Kabupaten Ngada Propinsi
Nusa Tenggara Timur.

26 Volume 3 Nomor 2 Tahun 2013 ● ISSN : 2302-1721


2. Analisis Univariat. Tabel 4.6. Distribusi Responden Menurut
Berdasarkan hasil pengolahan data, Kinerja Kader di Puskesmas Kota Tahun
maka diperoleh hasil penelitian tentang 2012
kinerja kader posyandu di Puskesmas Kota Kinerja
Frekuensi %
adalah sebagai berikut : Kader
Tabel 4.3. Distribusi Responden Menurut Kurang 26 37.1
Pendidikan Kader di Puskesmas Kota Tahun Baik 44 62.9
2012 Total 70 100
Tingkat Sumber : Data Primer Tahun 2012
Frekuensi %
Pendidikan
Rendah 22 31,4 Berdasarkan tabel diatas menunjukan
Tinggi 48 68,6 jumlah responden yang memiliki kinerja
Total 70 100 kader kurang sebanyak 26 orang (37,1%)
Sumber : Data Primer Tahun 2012 dan responden yang memiliki kinerja kader
baik sebanyak 44 orang (62,9%).
Berdasarkan data diatas menunjukan
jumlah responden dengan pendidikan 3. Analisis Bivariat
rendah sebanyak 22 orang (31,4%) dan a. Distribusi hubungan pendidikan responden
responden dengan pendidikan tinggi dengan kinerja kerja kader posyandu
sebanyak 48 orang (68,6%). Tabel 4.7. Distribusi Hubungan Pendidikan
Responden Dengan Kinerja Kerja Kader
Tabel 4.4. Distribusi Responden Menurut Posyandu di Puskesmas Kota Tahun 2012
Pelatihan Kader di Puskesmas Kota Tahun Kinerja Kerja Kader Posyandu
2012 Pendidikan
Kurang Baik Total
Pelatihan Responden
Frekuensi % n % n % n %
Kader
Rendah 14 20,0 8 11,4 22 31,4
Kurang 18 25.7
Tinggi 12 17,1 36 51,4 48 68,6
Cukup 52 74.3
Total 70 100 Total 26 37.1 44 62,9 70 100
Sumber : Data Primer Tahun 2012 p = 0.003
Sumber : Data Primer Tahun 2012
Berdasarkan tabel diatas menunjukan
jumlah responden yang memiliki pelatihan Berdasarkan data diatas terlihat
kurang sebanyak 18 orang (52,7%) dan bahwa dari 70 responden terdapat 22
responden yang memiliki pelatihan cukup responden (31,4%) yang pendidikannya
sebanyak 52 orang (74,3%). rendah dengan rincian kinerja kader yang
berpendidikan rendah sebanyak 14
Tabel 4.5. Distribusi Responden Menurut responden (20,0%) dan kinerja kader baik
Pengetahuan Kader di Puskesmas Kota sebanyak 8 responden (11,4%).
Tahun 2012 Sedangkan dari 48 responden (68,6%)
Pengetahuan yang memiliki pendidikan tinggi terdapat
Frekuensi %
Kader kinerja kader kurang sebanyak 12
Kurang 25 35.7 responden (17,2%) dan kinerja kader baik
Cukup 45 64.3 sebanyak 36 responden (51,4%). Setelah
Total 70 100 dilakukan uji statistik dengan chy square
Sumber : Data Primer Tahun 2012
test diperoleh nilai p = 0,03 < α (0,05),
sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi,
Berdasarkan tabel diatas menunjukan terdapat hubungan yang signifikan antara
jumlah responden yang memiliki pendidikan rensponden dengan kinerja
pengetahuan kurang sebanyak 25 orang kerja kader Posyandu di wilayah kerja
(35,7%) dan responden yang memiliki Puskesmas Kota Bajawa.
pengetahuan cukup sebanyak 44 orang
(64,3%). b. Distribusi hubungan pelatihan responden
dengan kinerja kerja kader posyandu.
Tabel 4.8. Distribusi Hubungan Pelatihan
Responden Dengan Kinerja Kerja Kader
Posyandu di Puskesmas Kota Tahun 2012

Volume 3 Nomor 2 Tahun 2013 ● ISSN : 2302-1721 27


Kinerja Kerja Kader Posyandu ditolak dan Ha diterima. Jadi, terdapat
Pelatihan hubungan yang signifikan antara
Kurang Baik Total
Kader pengetahuan rensponden dengan kinerja
n % n % n %
kerja kader Posyandu di wilayah kerja
Kurang 12 17,1 6 8,6 18 25,7 Puskesmas Kota Bajawa.
Cukup 14 20,0 38 54,3 52 74,3
Total 26 37,1 44 62,9 70 100 PEMBAHASAN
p = 0.004 Berdasarkan pada hasil penelitian
Sumber : Data Primer Tahun 2012
tentang faktor-faktor yang behubungan
dengan kinerja kader posyandu, dalam hal ini
Berdasarkan data diatas terlihat hubungan faktor pendidikan, pelatihan, dan
bahwa dari 70 responden terdapat 18 pengetahuan kader posyandu yang dilakukan
responden (25,7%) yang memiliki terhadap 70 responden di Wilayah kerja
pelatihan kader kurang, dengan rincian Puskesmas Kota Kabupaten Ngada sejak
kinerja kerja kadernya 6 responden tanggal 1 Agustus sampai dengan 14 Agustus
(8,6%). Sedangkan dari 52 responden 2012 serta berdasar pada hasil pengolahan
(74,3%) yang memiliki pelatihan kader data yang diarahkan sesuai dengan tujuan
cukup sebanyak 14 responden (20,0%) penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor-
dan yang memiliki pelatihan kader baik faktor yang berhubungan dengan kinerja kader
sebanyak 38 responden (54,3%). Setelah posyandu maka dapat dilihat sebagai berikut :
dilakukan uji statistik dengan chy square 1. Hubungan tingkat pendidikan responden
test diperoleh nilai p = 0,04 < α (0,05), terhadap kinerja kader posyandu.
sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi, Hasil analisa univariat menunjukan
terdapat hubungan yang signifikan antara bahwa sebagaian besar responden memiliki
pelatihan rensponden dengan kinerja kerja pendidikan yang rendah yaitu sebanyak 22
kader Posyandu di wilayah kerja orang (31,4%) dan responden yang
Puskesmas Kota Bajawa. pendidikannya tinggi yaitu sebanyak 48
orang (68,6%). Sedangkan berdasarkan
c. Distribusi hubungan pengetahuan analisa bivariat menunjukkan bahwa ada
responden dengan kinerja kerja kader hubungan yang bermakna antara pendidikan
posyandu dengan kinerja kader posyandu.
Tabel 4.9. Distribusi Hubungan Dalam penelitian yang dilakukan
Pengetahuan Responden Dengan Kinerja oleh Heni didapatkan hasil bahwa
Kerja Kader Posyandu di Puskesmas Kota pendidikan adalah pengaruh lingkungan
Tahun 2012 atas individu untuk menghasilkan perubahan
yang tetap atau permanen didalam
Kinerja Kerja Kader Posyandu
Pengetahuan kebiasaan tingkah lakunya, pikiran dan
Kurang Baik Total sikapnya. Pendidikan juga mengakibatkan
Responden
n % n % n % seseorang dalam masyarakat memiliki faktor
Kurang 16 22,9 10 14,3 26 37,1 penentu yang dapat menjadi pendorong bagi
Cukup 10 14,3 34 48,6 44 62,9 perubahan perilaku, dalam hal ini dapat
Total 26 37,1 44 62,9 70 100 dikatakan bahwa semakin tinggi pendidikan
seseorang maka perilaku dan pola pikir
p = 0.002
dapat berubah dari yang tidak tahu tentang
Sumber : Data Primer Tahun 2012
malaria menjadi tahu.
Menurut Suparlan (2008).
Berdasarkan data diatas terlihat
Pendidikan adalah segala jenis pengalaman
bahwa dari 70 responden terdapat 26
kehidupan yang mendorong timbulnya minat
responden (37,1%) yang memiliki
belajar untuk mengetahui dan kemudian
pengetahuan kader kurang, dengan
bisa mengerjakan sesuatu hal yang telah
rincian kinerja kerja kadernya kurang
diketahui itu, keadaan seperti itu
sebanyak 16 responden (22,9%) dan
berlangsung di dalam segala jenis dan
kinerja kadernya baik sebanyak 10 bentuk lingkungan sosial sepanjang
responden (14,3%). Sedangkan dari 44 kehidupan. Selanjutnya, setiap jenis dan
responden (62,9%) yang memiliki bentuk lingkungan itu mempengaruhi
pengetahuan kader cukup sebanyak 10
pertumbuhan individu dalam hal potensi-
responden (14,3%) dan yang memiliki
potensi fisis, spiritual, individual, sosial, dan
pengetahuan kader baik sebanyak 34
religious, sehingga menjadi manusia
responden (48,6%). Setelah dilakukan uji
seutuhnya; manusia yang menyatu dengan
statistik dengan chy square test diperoleh
jenis dan sifat lingkungan setempat.
nilai p = 0,02 < α (0,05), sehingga Ho

28 Volume 3 Nomor 2 Tahun 2013 ● ISSN : 2302-1721


Pendidikan adalah upaya sadar dan juga dibangkitkan semangatnya agar
manusia untuk membuat perubahan dan mereka lebih termotivasi lagi.
perkembangan agar kehidupannya menjadi Berdasarkan hasil penelitian dan
lebih baik dalam artian lebih maju. Menurut pendapat di atas, maka peneliti berasumsi
Y. B Mantra yang dikutip oleh Notoatmojo bahwa pelatihan merupakan salah satu
pendidikan dapat mempengaruhi seseorang aspek yang sangat menentukan kinerja
termasuk juga perilaku seseorang akan pola kader posyandu. Karena jika pelatihan
hidup terutama dalam motivasi untuk sikap kadernya kurang maka kinerja kadernya
berperan serta dalam pendidikan diperlukan juga ikut berpengaruh untuk menjadi kurang
untuk mendapat informasi misalnya hal-hal baik.
yang menunjang kesehatan, sehingga dapat 3. Hubungan tingkat pengetahuan responden
meningkatkan kualitas hidup. Makin tinggi terhadap kinerja kader posyandu.
tingkat pendidikan seseorang, makin mudah Berdasarkan analisa univariat
menerima informasi sehingga makin banyak menunjukkan bahwa jumlah responden
pula pengetahuan yang dimiliki. dengan pengetahuan rendah sebanyak 25
Berdasarkan hasil penelitian dan pendapat- orang (35,7%) dan responden dengan
pendapat di atas, maka peneliti berasumsi pengetahuan yang cukup sebanyak 45
bahwa semakin rendah tingkat pendidikan orang (64,3%). Sedangkan berdasarkan
seseorang maka kinerja kerjanya akan analisa bivariat menunjukkan bahwa ada
menjadi kurang baik. Tetapi sebaliknya jika hubungan antara pengetahuan dengan
semakin tinggi pendidikan seseorang maka kinerja kader posyandu.
semakin baik pula kinerja kerjanya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh
2. Hubungan tingkat pelatihan responden Rahayu Budi Utami diketahui bahwa
terhadap kinerja kader posyandu. pengetahuan yang baik akan menunjang
Hasil analisa univariat menunjukkan terwujudnya perilaku yang baik pula.
bahwa sebagian besar responden telah Semakin tinggi pengetahuan, semakin luas
mendapatkan pelatihan yang kurang yaitu pula pemahaman tentang sikap dan perilaku
sebanyak 18 orang (25,7%) dan responden individu terhadap apa yang dihadapinya,
yang mendapatkan pelatihan cukup yaitu sehingga diharapkan kader mampu
sebanyak 52 orang (74,3%). Sedangkan mengambil keputusan dalam setiap tindakan
berdasarkan analisa bivariat menunjukkan yang akan dilakukan.
bahwa ada hubungan yang bermakna Sejalan dengan hasil penelitian yang
antara pelatihan dengan kinerja kader dilakukan Ira Analita dalam penelitian yang
posyandu. dilakukannya, mengatakan peningkatan
Hal ini sependapat dengan Thaha pengetahuan tidak mutlak diperoleh di
(2010) yang menyatakan bahwa pelatihan pendidikan formal akan tetapi dapat
dimaksudkan agar kader yang telah diperoleh juga dari pendidikan nonformal
mengikutinya diharapkan akan seperti melalui media masa ataupun media
mendapatkan pengetahuan dan elektronik hal ini dapat meningkatkan
keterampilan sehingga mampu melakukan pemahaman kader terhadap masalah yang
intervensi yang berwawasan kesehatan dihadapinya. Menurut Notoatmodjo (2011)
untuk masyarakat dan seseorang yang telah Pengetahuan merupakan hasil dari tahu,
menempuh jalur pendidikan non formal dan ini terjadi setelah orang melakukan
seperti pelatihan akan lebih baik kinerjanya penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
dibandingkan dengan seseorang yang Penginderaan terjadi karena adanya panca
kurang bahkan tidak sama sekali indera manusia, yakni indera penglihatan,
mendapatkan pelatihan. pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
Dari hasil penelitian di atas, masih Sebagian besar pengetahuan manusia
didapatkan responden yang sudah diperoleh melalui mata dan telinga.
mendapatkan pelatihan cukup namun Menurut Notoatmodjo (2011)
kinerjanya masih kurang, meskipun itu Pengetahuan kesehatan (health knowledge)
jumlahnya sangat kecil. Hal mungkin adalah mencakup apa yang diketahui oleh
disebabkan karena motivasi yang rendah seseorang terhadap cara-cara memelihara
dari responden tersebut atau karena kesehatan meliputi :
responden tersebut tidak pernah a. Pengetahuan tentang penyakit menular
mendapatkan insentif baik finansial maupun dan tidak menular.
non finansial. Oleh sebab itu responden b. Pengetahuan tentang faktor-faktor yang
yang demikian perlu diberikan penghargaan terkait dan atau mempengaruhi
kesehatan.

Volume 3 Nomor 2 Tahun 2013 ● ISSN : 2302-1721 29


c. Pengetahuan tentang fasilitas pelayanan Kabupaten Ngada Propinsi Nusa Tenggara
kesehatan yang professional maupun Timur.
yang tradisional.
d. Pengetahuan untuk menghindari SARAN
kecelakaan. Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka
Berdasarkan pada pengamatan penulis memberikan saran sebagai berikut:
diatas, peneliti berasumsi bahwa semakin 1. Disarankan kepada Puskesmas Kota
kurang tingkat pengetahuan kader maka hendaknya mengadakan pelatihan
kader tersebut sangat berpotensi untuk kesehatan bagi kader secara rutin untuk
memiliki kinerja kerja yang kurang bagus. meningkatkan pengetahuan mereka
Akan tetapi jika pengetahuan kadernya sehingga selalu termotivasi untuk
cukup baik maka semakin baik pula kinerja menyalurkan apa yang telah mereka
kadernya. ketahui tentang kesehatan kepada
masyarakat dengan ikut aktif dalam setiap
KESIMPULAN penyelenggaraan posyandu.
Setelah melakukan uraian dan pembahasan 2. Disarankan bagi pihak Puskesmas Kota
diatas, maka peneliti membuat beberapa agar lebih memperhatikan masyarakat
kesimpulan sebagai berikut : yang terpilih sebelum direkrut menjadi
1. Ada hubungan yang bermakna antara seorang kader.
tingkat pendidikan dengan kinerja kader 3. Untuk peneliti selanjutnya yang berminat
posyandu di Puskesmas Kota Kabupaten meneliti tentang faktor-faktor yang
Ngada Propinsi Nusa Tenggara Timur. berhubungan dengan kinerja kader dalam
2. Ada hubungan yang bermakna antara kegiatan posyandu agar penelitian tersebut
pelatihan kader dengan kinerja kader dapat dilakukan dengan skala dan jumlah
posyandu di Puskesmas Kota Kabupaten sampel yang besar, menggunakan variabel
Ngada Propinsi Nusa Tenggara Timur. yang lain dan tempat penelitian diperluas
3. Ada hubungan yang bermakna antara ke wilayah kerja puskesmas lain, sehingga
tingkat pengetahuan kader dengan kinerja hasil penelitian dapat digeneralisasikan.
kader posyandu di Puskesmas Kota

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati Eny Retna dkk, 2009. Asuhan Kebidanan Komunitas. Penerbit Nusa Medika, Jokjakarta.

Anonim, 2008. Penjelasan pelaksanaan kegiatan di posyandu. (http://www.google.co.id/search?) Diakses 8 April,


2012.

Anonim, 2012. Assessment Kapasitas Lokal, (online), (http://www.issdp.ampl.or.id/v2). Diakses 8 April 2012).
Anonim, 2011. Desa Siaga Berdayakan Potensi Lokal Menuju Desa Sehat, (online),
(http://www.suarakarya_online_com/news.html,). Diakses 1April 2012).

As’ad, M. 2009. Psikologi Industri. Liberti. Yogyakarta.

Cushway, Barry. 2009. Pengertian Kader (http : //id.wikipedia.org/wiki/kinerja). Diakses 4 Mei 2012.

Depkes RI, 2010. Modul Pelatihan Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Kegiatan Posyandu, Ditjen
Binkesmas Dir. Bina Peran Serta Masyarakat, Jakarta.

Depkes RI, 2011. Panduan Pelatihan Kader Posyandu, TP-PKK Pusat, Dirjen PMD Depdagri. Ditjen Binkesmas,
PPKM Depkes, Ditjen Diklusepora BKKBN dan Unicef, Jakarta.

Depkes RI, 2010. Peran Kader Posyandu,Ditjen Binkesmas Dir. Bina Peran Serta Masyarakat, Jakarta.

Dinas Kesehatan Kota Bajawa, 2011, Profil Dinas Kesehatan Kota Bajawa tahun, 2011.

Hasibuan, 2008, : http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2113811- pengertian-kinerja/#ixzz1tsNhofMe.


Diakses 4 Mei 2012.

Ismawati Cahyo S.,dkk 2010, Posyandu & Desa Siaga, Nusa Medika, Jogjakarta.

Mangkunegara, A.P, 2011. Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia.


Refika Aditama , Bandung.

30 Volume 3 Nomor 2 Tahun 2013 ● ISSN : 2302-1721


Muhibbin. 2008. P endidikan dan Pembelajaran. Cetakan Pertama. PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Nanik S. 10 Agustus 2008. Kota Bogor Siap Menyongsong Kelurahan Siaga 2008, (online), (http://kota
bogor.go.id/index), diakses 8 April 2012.

Nain, Umar. 2008. POSYANDU: Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat. Penerbit Kareso, Yogyakarta.

Ns. Ekasari Fatma Mia, S.kep dkk, 2008. Keperawatan Komunitas. Penerbit Trans Info Media, Jakarta.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. PT. Rineka Cipta, Jakarta

Notoatmodjo, Soekidjo. 2011. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi, Rineka Cipta, Jakarta

Notoatmodjo, Soekidjo. 2009. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, PT Rineka Cipta, Jakarta

Puskesmas Kota, 2011. Profil Puskesmas Kota tahun 2011.

Pohan, Imbalo. 2010. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan : Dasar-Dasar Pengertian dan Penerapan. EGC,
Jakarta.

Prabu, Anwar. 2008. Pengertian Kader (http : //id.wikipedia.org/wiki/kinerja). Diakses 4 Mei 2012.

R.Fallen & R. Budi Dwi K, 2009, Keperawatan Komunitas, Nusa Medika, Jogjakarta.

Selasa, Pius. 2008. Studi Tentang Sikap Asertif Perawat Dalam Memberikan Pelayanan KeperawatanDi Instalasi
Rawat Inap Bedah RSUD. Dr. Soetomo Surabaya, PSIK Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga,
Surabaya, (Skripsi Diterbitkan).

Setiadi , (2007). Konsep Dan Penulisan Riset Keperawatan, Grahaa Ilmu: Yogyakarta

Sciortino, Rosalina. 2009. Menuju Kesehatan Madani. Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Soedojo, Peter. 2008. Pendidikan Dan Pengetahuan, Alfabeta, Bandung.

Sulkan Y. 2010. Kamus Bahasa Indonesia: Praktis Populer dan Kosakata Baru. Penerbit Mekar, Surabaya.

Sulistiyani, Rosidah. 2010 (http://id.shvoong.com/socialsciences/education/2113811-pengertian-


kinerja/#ixzz1tsNhofMe.) Diakses 4 Mei 2012.

Suparlan, 2008. Dasar-Dasar Pendidikan, CV Mandar maju, Bandung.


Thaha, R dkk, 2010. Laporan Analisis Kinerja Posyandu dan Pengembangan Sistem Monitoring Evaluasi di
Sulawesi Selatan, Pusat Studi Pangan Gizi dan Kesehatan, Universitas Hasanuddin, Ujung Pandang.

Tim Penyusun, 2012, Pedoman Penulisan Skripsi, Edisi 10, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nani Hasanuddin,
Makassar.

Whitmore, John. 2008 (http://id.shvoong.com/socialsciences/education/2113811-pengertian-


kinerja/#ixzz1tsNhofMe.) Diakses 4 Mei 2012.

Widodowati, Retno Lestari. 2009. Warta Kesehatan Masyarakat. Pelatihan Kader Posyandu Desa Sukabumi.

Yaslis, I, 2009. Kinerja, cetakan pertama, Badan Penerbit FKM Universitas Indonesia, Depok.

Zulkifli, 2008. Posyandu dan Kader Kesehatan, (online), (http://www.library.usu.ac.id/modules.php,). Diakses 1


April 2012).

Volume 3 Nomor 2 Tahun 2013 ● ISSN : 2302-1721 31

Anda mungkin juga menyukai