Anda di halaman 1dari 8

Gempa Bumi

Gempabumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam bumi secara
tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi. Akumulasi energi
penyebab terjadinya gempabumi dihasilkan dari pergerakan lempeng-lempeng tektonik.
Energi yang dihasilkan dipancarkan kesegala arah berupa gelombang gempabumi sehingga
efeknya dapat dirasakan sampai ke permukaan bumi.

Parameter Gempabumi
       Waktu terjadinya gempabumi (Origin Time - OT)
       Lokasi pusat gempabumi (Episenter)
       Kedalaman pusat gempabumi (Depth)
       Kekuatan Gempabumi (Magnitudo)

Karakteristik Gempabumi
       Berlangsung dalam waktu yang sangat singkat
       Lokasi kejadian tertentu
       Akibatnya dapat menimbulkan bencana
       Berpotensi terulang lagi
       Belum dapat diprediksi
       Tidak dapat dicegah, tetapi akibat yang ditimbulkan dapat dikurangi

Macam – Macam Gempa Bumi


Lempeng Tektonik
 lempeng tektonik, permukaan bumi terpecah menjadi beberapa lempeng tektonik
besar. Lempeng tektonik adalah segmen keras kerak bumi yang mengapung diatas astenosfer
yang cair dan panas. Oleh karena itu, maka lempeng tektonik ini bebas untuk bergerak dan
saling berinteraksi satu sama lain. Daerah perbatasan lempeng-lempeng tektonik, merupakan
tempat-tempat yang memiliki kondisi tektonik yang aktif, yang menyebabkan gempa bumi,
gunung berapi dan pembentukan dataran tinggi. Teori lempeng tektonik merupakan
kombinasi dari teori sebelumnya yaitu: Teori Pergerakan Benua (Continental Drift) dan
Pemekaran Dasar Samudra (Sea Floor Spreading).
Gambar 1.1 Lempeng Tektonik
Lapisan paling atas bumi, yaitu litosfir, merupakan batuan yang relatif dingin dan bagian
paling atas berada pada kondisi padat dan kaku. Di bawah lapisan ini terdapat batuan yang
jauh lebih panas yang disebut mantel. Lapisan ini sedemikian panasnya sehingga senantiasa
dalam keadaan tidak kaku, sehingga dapat bergerak sesuai dengan proses pendistribusian
panas yang kita kenal sebagai aliran konveksi. Lempeng tektonik yang merupakan bagian
dari litosfir padat dan terapung di atas mantel ikut bergerak satu sama lainnya. Ada tiga
kemungkinan pergerakan satu lempeng tektonik relatif terhadap lempeng lainnya, yaitu
apabila kedua lempeng saling menjauhi (spreading), saling mendekati(collision) dan saling
geser (transform).

Gambar 1.2 Lapisan Bumi


Jika dua lempeng bertemu pada suatu sesar, keduanya dapat bergerak saling menjauhi, saling
mendekati atau saling bergeser. Umumnya, gerakan ini berlangsung lambat dan tidak dapat
dirasakan oleh manusia namun terukur sebesar 0-15cm pertahun. Kadang-kadang, gerakan
lempeng ini macet dan saling mengunci, sehingga terjadi pengumpulan energi yang
berlangsung terus sampai pada suatu saat batuan pada lempeng tektonik tersebut tidak lagi
kuat menahan gerakan tersebut sehingga terjadi pelepasan mendadak yang kita kenal
sebagai gempa bumi.

Gambar 1.3 Lempeng Indo – Australia

Jalur Gempabumi Dunia


Indonesia merupakan daerah rawan gempabumi karena dilalui oleh jalur pertemuan 3
lempeng tektonik, yaitu:   Lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik.
Lempeng Indo-Australia bergerak relatip ke arah utara dan menyusup kedalam lempeng
Eurasia, sementara lempeng Pasifik bergerak relatip ke arah barat.
Jalur pertemuan lempeng berada di laut sehingga apabila terjadi gempabumi besar dengan
kedalaman dangkal maka akan berpotensi menimbulkan tsunami sehingga Indonesia juga
rawan tsunami.
Belajar dari pengalaman kejadian gempabumi dan tsunami di Aceh, Pangandaran dan daerah
lainnya yang telah mengakibatkan korban ratusan ribu jiwa serta kerugian harta benda yang
tidak sedikit, maka sangat diperlukan upaya-upaya mitigasi baik ditingkat pemerintah
maupun masyarakat untuk mengurangi resiko akibat bencana gempabumi dan tsunami.
Mengingat terdapat selang waktu antara terjadinya gempabumi dengan tsunami maka selang
waktu tersebut dapat digunakan untuk memberikan peringatan dini kepada masyarakat
sebagai salah satu upaya mitigasi bencana tsunami dengan membangun Sistem Peringatan
Dini Tsunami Indonesia (Indonesia Tsunami Early Warning System / Ina-TEWS).
Gambar 1.4 Jalur Gempa Bumi Dunia

Akibat Gempa bumi


       Getaran atau guncangan tanah (ground shaking)
       Likuifaksi ( liquifaction)
       Longsoran Tanah
       Tsunami
       Bahaya Sekunder (arus pendek,gas bocor yang menyebabkan kebakaran, dll)

Faktor-faktor yang Mengakibatkan Kerusakan Akibat Gempabumi


       Kekuatan gempabumi
       Kedalaman gempabumi
       Jarak hiposentrum gempabumi
       Lama getaran gempabumi
       Kondisi tanah setempat
       Kondisi bangunan

Dampak Gempabumi Terhadap Alam


Dampak Gempabumi Terhadap Struktur Bangunan

Dampak Liquifaksi Terhadap Bangunan


Dampak Sekunder Gempabumi Berupa Kebakaran
Gempa Aceh 2004

Indonesia diterpa sejumlah bencana beberapa bulan terakhir. Mulai dari gempa bumi,
gunung meletus, banjir bandang, tanah longsor dan yang terakhir adalah tsunami Selat Sunda.
Bencana itu menimbulkan korban jiwa yang tak sedikit, serta duka mendalam bagi Indonesia.
Gelombang tsunami memang tak dapat diprediksi. Alat pendeteksi tsunami hanya berfungsi
saat peristiwa terjadi. Namun, terkadang alat pendeteksi tak berfungsi optimal. Selain tsunami
Selat Sunda dan yang terjadi di Sulawesi Tengah, Indonesia juga pernah mengalami bencana
yang menyebabkan hingga puluhan ribu melayang. Tepat di Serambi Mekkah, yaitu Aceh,
tsunami menimbulkan lembaran duka dalam sejarah Indonesia. Hari ini 14 tahun yang lalu,
tepatnya pada 26 Desember 2004, gelombang tsunami menerjang wilayah Aceh. Bermula
dari gempa beberapa kali, ombak setinggi kurang lebih 20 meter membuat beberapa kota di
provinsi itu lumpuh. Dilansir Harian Kompas yang terbit pada 29 Desember 2004, kekuatan
gempa yang terjadi berada di Samudra Hindia pada kedalaman sekitar 10 kilometer di dasar
laut. Wilayah sumber gempa berjarak sekitar 149 kilometer sebelah barat Meulaboh, Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam (namanya saat itu). Gempa yang berlangsung selama kurang
lebih 10 menit ini tercatat mempunyai magnitudo sekitar 9,0. Setelah itu gelombang tsunami
mulai memberikan dampaknya pada wilayah Aceh dan sebagian di Sumatera Utara. Tsunami
ini kemudian bergerak menyebar ke arah pantai-pantai. Jarak pantai Sumatera terdekat
dengan episenter gempa bumi utama diperkirakan 125 km. Kecepatan rambat gelombang
tsunami dapat mencapai 800 km per jam di samudra dalam dan bebas. Mendekati pantai yang
dangkal dan dengan kecepatannya yang besar, gelombang tsunami menjadi tinggi dan
kemudian terempas ke arah daratan.

Penyebab Gempa Dan Stunami Aceh 2004

Gempa yang terjadi di perairan barat Aceh, Nicobar, dan Andaman, merupakan akibat
dari interaksi lempeng Indo-Australia dan Eurasia. Gempa-gempa besar yang mempunyai
magnitudo 9,0 berpusat di dasar laut pada kedalaman 10 kilometer-tergolong gempa dangkal-
itu telah menimbulkan gelombang tsunami yang menerjang wilayah pantai di Asia Tenggara
dan Asia Selatan, yang berada di sekeliling tiga pusat gempa tersebut. Pergeseran batuan
secara tiba-tiba yang menimbulkan gempa itu disertai pelentingan batuan, yang terjadi di
bawah pulau dan dasar laut. Dasar samudra yang naik di atas palung Sunda ini mengubah dan
menaikkan permukaan air laut di atasnya sehingga permukaan datar air laut ke arah pantai
barat Sumatera ikut terpengaruh berupa penurunan muka air laut. Proses ini juga akan
menggoyang air laut hingga menimbulkan gelombang laut yang disebut tsunami. Ukuran
gelombang ini bisa hanya beberapa puluh sentimeter hingga puluhan meter. Tak hanya di
wilayah Indonesia saja, setidaknya ada beberapa negara yang terkena dampak tsunami yang
terjadi pada 14 tahun silam. pantai-pantai yang berada Sri Lanka, India, Thailand, Malaysia,
Somalia, Bangladesh, Maladewa, dan Kepulauan Cocos. Ribuan jiwa manusia menjadi
korban, banyak bangunan hancur dan rusak berat akibat keganasan tsunami itu. Baca juga:
Pengetahuan Bencana Meningkat sejak Tsunami Aceh, tapi Belum Jadi Sikap Evakuasi dan
tanggap bencana.

Evakuasi Dan Tanggap Bencana


Peristiwa 26 Desember 2004 menjadi gempa terdahsyat di abad ke-21. Akibatnya
menhancurkan wilayah Aceh dan sekitarnya. Gelombang itu juga mencapai kawasan di
Thailand, Sri Lanka dan India. Dilansir Deutsche Welle, setelah bencana itu beberapa negara
mengerahkan bantuannya menuju Aceh. Kapal induk Amerika Serikat USS Abraham Lincoln
membantu evakuasi korban dan penyaluran bahan bantuan. Selain itu, masyarakat
internasional memberikan bantuan untuk kawasan bencana tsunami senilai 2 miliar dollar AS.
Selain itu, dari pihak Indonesia mulai memberikan bantuan berupa dana dan barang
kebutuhan darurat seperti makanan, tenda, air minum, selimut, obat-obatan, tenaga medis dan
pencarian korban.

Korban Jiwa
Tsunami yang menerjang Aceh dan beberapa negara dekat Samudra Hindia banyak
menimbulkan korban jiwa. Setidaknya tercatat dari Sumatra sampai Kepulauan Andaman,
Thailand, India Selatan, Sri Lanka dan sebagian Afrika, ada sekitar 230.000 orang yang tewas
di 14 negara. Kerusakan parah terjadi di wilayah Aceh dengan kurang leih sekitar 170.000
orang tewas. Semua bangunan hancur yang berada di sekitar pantai dan ratusan orang
Kehilangan tempat tinggalnya.

Anda mungkin juga menyukai