LP Cairan Fix Baru
LP Cairan Fix Baru
a. Pengertian
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat
listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke
tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan di distribusikan ke
memelihara fungsi tubuh dan proses homeostatis. Tubuh kita terdiri atas sekitar 60%
air yang tersebar dalam sel maupun luar sel. Namun demikian, besarnya kandungan
air tergantung usia, jenis kelamin, dan kandungan lemak.(Tarwoto dan Wartonah,
2010).
b. Anatomi
1. Ginjal
Ginjal merupakan pengendali utama terhadap kadar cairan dan elektrolit tubuh.
Total body water (TBW) dan konsentrasi elektrolit sangat ditentukan oleh apa yang
disimpan oleh ginjal. Ginjal sendiri diatur oleh sejumlah hormon dalam menjalankan
Pengaturan volume dan osmolalitas CES melalui retensi dan ekskresi selektif
cairan tubuh.
Pengaturan kadar elektrolit dalam CES dengan retensi selektif substansi yang
2. Kardiovaskuler
Kerja pompa jantung mensirkulasi darah melalui ginjal di bawah tekanan yang
sesuai untuk menghasilkan urine. Kegagalan pompa jantung ini mengganggu perfusi
ginjal, sehingga akan mengganggu pengaturan air dan elektrolit. (Wahyudi, Wahid.
2016)
3. Paru-paru
Melalui ekshalasi, paru-paru membuang kira-kira 300 ml air setiap hari pada orang
ventilasi mekanik dengan air yang berlebihan menurunkan kehilangan air. Paru-paru
lanjut yang menderita penyakit gawat atau mengalami trauma. (Wahyudi, Wahid.
2016)
4. Kelenjar pituitary
disimpan dalam kelenjar pituitary posterior dan dilepaskan jika diperlukan. Fungsi
atau ekskresi air oleh ginjal dan dengan mengatur volume darah. (Wahyudi, Wahid.
2016)
5. Kelenjar adrenal
Aldosteron, suatu mineralkortikoid yang disekresikan oleh zona glumerosa dari
kehilangan natrium dan air serta retensi kalium. (Wahyudi, Wahid. 2016)
6. Kelenjar parathyroid
mempengaruhi resorpsi tulang, absorpsi kalsium dari usus halus, dan resorpsi
c. Fisiologi
Air merupakan komponen terbesar dari tubuh manusia. Persentase cairan tubuh
tergantung pada usia, jenis kelamin, dan derajat status gizi seseorang. Seiring dengan
Seluruh cairan tubuh tersebut secara garis besar terbagi ke dalam 2 kompartemen,
1) Cairan intraselular
Pada orang dewasa, sekitar 2/3 dari cairan dalam tubuhnya terdapat di intraselular.
Sebaliknya pada bayi hanya setengah dari berat badannya merupakan cairan
2) Cairan ekstraselular
yaitu sampai sekitar sepertiga dari volume total pada dewasa.Cairan ekstraselular
terbagi menjadi cairan interstitial dan cairan intravaskular. (Krisna, Hartawan. 2017).
Cairan interstitial adalah cairan yang mengelilingi sel dan termasuk cairan yang
pleura, sendi sinovial, intraokular dan sekresi saluran pencernaan. Sementara, cairan
intravaskular merupakan cairan yang terkandung dalam pembuluh darah, dalam hal ini
Terdapat dua jenis bahan yang terkandung di dalam cairan tubuh, yaitu elektrolit
dan non-elektrolit.
a) Elektrolit
Elektrolit Adalah zat yang terdisosiasi dalam cairan, dibedakan menjadi ion positif
(kation) dan ion negatif (anion). Kation utama dalam cairan ekstraselular adalah
sodium (Na+ ), sedangkan kation utama dalam cairan intraselular adalah potasium
(K+ ). Anion utama dalam cairan ekstraselular adalah klorida (Cl-) dan bikarbonat
(HCO3- ), sedangkan anion utama dalam cairan intraselular adalah ion fosfat
(PO43- ). Kandungan elektrolit dalam plasma dan cairan interstitial kurang lebih
urea, kreatinin, dan bilirubin yang tidak terdisosiasi dalam cairan. (Krisna, Hartawan.
2017).
Pergerakan zat dan air di bagian-bagian tubuh melibatkan transpor pasif, yang tidak
larutan berkadar lebih tinggi hingga kadarnya sama. Seluruh membran sel dan kapiler
permeabel terhadap air, sehingga tekanan osmotik cairan tubuh seluruh kompartemen
sama. Tekanan osmotik plasma darah ialah 270-290 mOsm/L4 . (Krisna, Hartawan.
2017).
Difusi ialah proses bergeraknya molekul lewat pori-pori. Larutan akan bergerak
merupakan suatu proses transpor yang memompa ion natrium keluar melalui membran
sel dan pada saat bersamaan memompa ion kalium dari luar ke dalam. (Krisna,
Hartawan. 2017).
1. Keseimbangan Donnan
dengan cairan ekstraseluler yang timbul akibat adanya peran dari sel membran.
Protein yang merupakan suatu molekul besar bermuatan negatif, bukan hanya
ukuran molekulnya yang besar namun merupakan suatu partikel aktif yang
tekanan osmotik di kedua sisi membran. Pergerakan muatan pada ion akan
pergerakan cairan melalui membran ke dalam dan keluar dari sel tersebut.
berdasarkan jumlah partikel, sehubungan dengan berat pelarut. Lebih khusus, itu
adalah jumlah osmol disetiap kilogram pelarut. Sedangkan osmolaritas
osmotik. Hal ini didefinisikan sebagai jumlah osmol zat terlarut dalam satu liter
pada jumlah partikel terlarut dalam larutan. Selain itu osmolaritas juga
koloid yang tidak dapat berdifusi, misalnya protein, yang bersifat menarik air ke
dalam kapiler dan melawan tekanan filtrasi. Koloid merupakan molekul protein
0,5% dari osmolalitas plasma total, namun mempunyai arti yang sangat penting.
Karena, hal ini menyebabkan permeabilitas kapiler terhadap koloid sangat kecil
Hartawan. 2017).
mmHg pada ujung arteri dari kapiler darah dan 15 mmHg pada ujung vena.
Keadaan ini menyebabkan terjadinya difusi air dan ion-ion yang dapat berdifusi
keluar dari kapiler masuk ke cairan interstisiil pada akhir arteri dan reabsorsi
berkisar 90% dari cairan ini pada akhir arteri dan reabsosrsi berkisar 90% dari
Bentuk gangguan yang paling sering terjadi adalah kelebihan atau kekurangan
1. Overhidrasi Air,
berlebihan dalam jangka waktu tertentu. Intoksikasi air sering terjadi bila
terjadi jika asupan cairan lebih besar daripada pengeluaran cairan. Kelebihan
ekskresi air lewat ginjal (gagal ginjal akut), masukan air yang berlebihan
pada terapi cairan, masuknya cairan irigator pada tindakan reseksi prostat
edema, peningkatan tekanan vena jugular, edema paru akut dan gagal
dialisis (fungsi ginjal menurun), dan flebotomi pada kondisi yang darurat.
2. Dehidrasi
masukan yang kurang atau keluaran yang berlebihan. Kondisi dehidrasi bisa
terdiri dari 3 bentuk, yaitu: isotonik (bila air hilang bersama garam, contoh:
kehilangan natrium yang lebih banyak dibandingkan air yang hilang. Karena
kadar natrium serum rendah, air di kompartemen intravaskular berpindah ke
hipertonik (Secara garis besar terjadi kehilangan air yang lebih banyak
2010)
tersebut adalah3 :
1. Hiponatremia
mutlak dalam jumlah berat badan (total body weight, TBW) atau hilangnya
natrium dalam relatif lebih hilangnya air. Kapasitas normal ginjal untuk
gratis per hari jika diperlukan. Karena cadangan yang luar biasa ini,
plasma di bawah 130mEq/L. Jika < 120 mg/L maka akan timbul gejala
2. Hipernatremia
ditandai atau mengikuti akumulasi zat osmotik aktif normal dalam plasma.
Jika kadar natrium > 150 mg/L maka akan timbul gejala berupa
diduga hasil dari dehidrasi selular. Gelisah, lesu, dan hyperreflexia dapat
Senapati. 2010)
3. Hipokalemia
apabila kadar kalium <3,5mEq/L. dapat terjadi akibat dari reditribusi akut
kadar total kalium tubuh. Tanda dan gejala hipokalemia dapat berupa
4. Hiperkalemia
membran sel serta karbohidrat dan protein sintesis. Potensial membran sel
5. Hipokalsemia
variabel. Kalsium juga disekresi ke dalam saluran usus, dimana sekresi ini
dari 300 mg / d. Biasanya, 98% dari kalsium disaring dan diserap kembali.
e. Pemeriksaan Fisik
4. Kepala :
azotemia.
6) Kalsium menurun.
1. Pengkajian
a. Data Dasar
Data dasar ini meliputi data-data yang terkait dengan pasien yang
b. Riwayat Keperawatan
c. Pengkajian psikososial
untuk memperoleh persepsi yang jelas mengenai status emosi, kognitif, dan
1) Berat badan
di paru-paru.
4) Kepala :
- Dorong keluarga
Faktor yang berhubungan untuk membantu
regulasi Hypvolemi
output cairan
- Pelihara IV line
- Monitor tingkat Hb
dan Ht
- Monitor respon
pasien terhadap
penambahan cairan
- Monitor BB
- Pemberian IV
volume cairan
ginjal
Memelihara cairan
Dipsnea
tekanan vena Kaji lokasi dan luas
Edema
sentral edema
Peningkatan vena
Terbebas dari Monitor masukan
sentral
kelelahan makanan/cairan
Asupan melebihi
Menjelaskan Monitor status nutrisi
haluran
indicator kelebihan Kolaborasi pemberian
Distensi vena jugularis
cairan deuritik sesuai sesuai
Oliguria
interuksi
Ortopnea
Efusi pleuara
FLUID MONITORING
Perubahan tekanan
Tentukan riwayat
arteri pulmonal
Gelisah jumlah dan intake
Kelnihan asupan RR