Anda di halaman 1dari 76

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PADA Ny.

S
POST PARTUM SEKSIO SESARIA PERSENTASI BOKONG
NIFAS HARI PERTAMA DI RUANG KEBIDANAN RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH PRINGSEWU
PROVINSI LAMPUNG

Tanggal 24 – 26 Mei 2016

OLEH :
NURFITA JUNIARTI
NIM : 144012013071

STIKes MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG


PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2015/2016

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PADA Ny. S
POST PARTUM SEKSIO SESARIA PERSENTASI BOKONG
NIFAS HARI PERTAMA DI RUANG KEBIDANAN RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH PRINGSEWU
PROVINSI LAMPUNG

Tanggal 24 – 26 Mei 2016

Disusun Dalam Rangka Ujian Akhir Program


D III Keperawatan STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

OLEH :
NURFITA JUNIARTI
NIM 144012013071

STIKes MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG


PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2015/2016

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


HALAMAN PENGESAHAN

Telah diujikan pada tanggal 27 Mei 2016


Dan disetujui untuk disusun sebagai Studi Kasus dengan
Judul:
ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PADA Ny. S
POST PARTUM SEKSIO SESARIA PERSENTASI BOKONG
NIFAS HARI PERTAMA DI RUANG KEBIDANAN RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH PRINGSEWU
PROVINSI LAMPUNG
Tanggal 24 – 26 Mei 2016

Penguji I (Institusi)

(Ns. Desi Ari Madiyanti, M.Kep., Sp.Kep.Mat)


NBM: 1017 462

Penguji II (Nasional)

(Ns. Desi Kurniawati, S.Kep)


NBM : 1073799

Penguji III (Lahan)

(Ns. Sri Banun, S.Kep)


NIP: 199690813 199312 2 001

Ketua Prodi DIII Keperawatan

Idayati, S.Kep., M.Kes


NBM : 831 884

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala, karena atas

rahmat dan karunia-Nya penulis telah diberikan kekuatan dan kemampuan untuk

menyelesaikan studi kasus ini sesuai waktu yang telah ditentukan. Studi kasus ini

berjudul “Asuhan Keperawatan Maternitas Pada Ny.S Post Portum Seksio Sesarea

Persentasi Bokong Nifas Hari Pertama di Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu

Kabupaten Pringsewu Tanggal 24 - 26 Mei 2016”. Penulisan studi kasus ini diajukan

untuk memenuhi salah satu tugas akhir dalam menempuh pendidikan D III

Keperawatan di STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung tahun 2016.

Selama penulisan dan penyusunan studi kasus ini penulis banyak mendapat bantuan

baik moril maupun materil serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu

dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ns. Asri Rahmawati, S.Kep., M.Kes., selaku Ketua STIKes Muhammadiyah

Pringsewu Lampung

2. Idayati, S.Kep.,M.Kes selaku ketua prodi D III Keperawatan

3. Ns. Desi Ari Madiyanti, M.Kep., Sp.Kep.Mat., selaku Penguji Institusi

4. Ns. Desi Kurniawati, S.Kep., selaku Penguji Nasional

5. Ns. Sri Banun, S.Kep., selaku Penguji Lahan

6. Seluruh dosen dan staf STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


7. Teman-teman seperjuangan D III Keperawatan Angkatan XVIII yang telah

membantu dalam penyelesaian penulisan laporan studi kasus ini, semoga apa yang

dicita-citakan, diimpikan, dan diharapkan dapat terwujud kelak Aamiin.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan dan penulisan studi kasus ini masih

banyak kekurangan baik dari segi isi maupun bahasa. Semoga studi kasus ini dapat

bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya serta profesi keperawatan

khususnya.

Pringsewu, Juli 2016

Penulis

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................................... 4
C. Ruang Lingkup ..................................................................................... 5
D. Metode Penulisan ................................................................................. 5
E. Sistematika Laporan ............................................................................. 5

BAB II TINJAUAN TEORITIS


A. Konsep Letak Sungsang ....................................................................... 7
B. Konsep Fisiologi Nifas ......................................................................... 20
C. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan .................................................... 29

BAB III TINJAUAN KASUS


A. Pengkajian ............................................................................................ 37
B. Diagnosa Keperawatan ......................................................................... 52
C. Rencana Keperawatan .......................................................................... 53
D. Implementasi ........................................................................................ 55
E. Evaluasi ................................................................................................ 55

BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengkajian ............................................................................................ 59
B. Diagnosa Keperawatan ......................................................................... 60
C. Intervensi .............................................................................................. 61
D. Implementasi ........................................................................................ 62
E. Evaluasi ................................................................................................ 64

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................... 66
B. Saran ..................................................................................................... 67

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Upaya meningkatkan kualitas kesehatan penduduk Indonesia dalam mencapai

peningkatan produktivitas dan kesejahteraan umum diajukan untuk peningkatan

pemerataan mutu pelayanan dengan memberikan pelayanan yang profesional

yang berguna menurunkan angka kematian dan kesakitan ibu bersalin dan anak.

Kematian maternal dan neonatal merupakan masalah besar khususnya dinegara-

negara berkembang. Sekitar 98-99% kematian maternal dan perinatal terjadi

dinegara berkembang, sedangkan dinegara maju hanya 1-2%. Sebenarnya

sebagian besar kematian tersebut masih dapat dicegah apabila mendapat

pertolongan pertama yang adekuat (Prawirohardjo, 2013).

Menurut WHO tahun 2012, sebanyak 585.000 perempuan meninggal saat hamil

atau persalinan dan 99% kematian ibu akibat masalah persalinan atau kelahiran

terjadi di negara-negara berkembang. Rasio kematian ibu di negara-negara

berkembang merupakan tertinggi dengan 450 kematian ibu per 100.000 kelahiran

bayi hidup jika dibandingkan dengan rasio kematian ibu di 9 negara maju dan 51

negara persemakmuran.

STIKes Muhammadiyah
1 Pringsewu Lampung
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih termasuk yang tertinggi

dibandingkan dengan negara-negara di Asia seperti Thailand dengan jumlah AKI

130/100.000, sedangkan menurut SDKI tahun 2007 AKI di Indonesia mencapai

228/100.000 kelahiran hidup (KH). AKI yang tinggi menunjukkan rawannya

derajat kesehatan ibu. Jumlah kasus kematian ibu bersalin di Provinsi Lampung

sampai dengan bulan Desember tahun 2012 sebanyak 178 kasus yang disebabkan

oleh komplikasi persalinan (Dinkes Provinsi Lampung, 2012).

Angka kematian ibu bersalin dan angka kematian perinatal merupakan yang

paling penting untuk menilai keberhasilan program kesehatan ibu dan anak.

kelainan letak dalam persalinan mengakibatkan timbulnya kematian perinatal

diantaranya adalah presentasi bokong, kejadian hipoksia dan trauma lahir pada

perinatal sering ditemukan pada kasus persalinan dengan kelainan letak yaitu

pada presentasi bokong, dengan meningkatnya morbilitas dan mortalitas, baik ibu

maupun bayi dengan kehamilan sungsang, maka diupayakan beberapa usaha

untuk menghindari terjadinya kematian ibu akibat persalinan dengan bayi letak

sungsang, salah satu di antaranya adalah dengan cara persalinan perabdominan

atau sectio caesarea (Manuaba, 2010).

Saat ini persalinan dengan secio secaria menjadi trend dikalangan masyarakat,

mereka yang seharusnya bisa melahirkan dengan normal atau pervagina memilih

untuk melakukan secio secaria dengan berbagai alasan antara lain agar tidak

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


merasakan sakit, bisa mennetukan tanggal lahir anak dan serta menjaga kerapatan

vagina. Tindakan secio secaria merupakan salah satu jalan untuk menolong

persalinan sehingga tercapai “well born baby and well health mother”. Operasi ini

memang sangat membantu perempuan dan mengurangi angka kkematian ibu.

Namun juga memiliki resiko terhadap bayi baru lahir yaitu kematian bayi, resiko

gangguan pernafasan bayi, resiko trauma bayi dan resiko gangguan otak

(Manuaba, 2010).

Berdasarkan rekam medik Ruang Kebidanan RSUD Pringsewu Provinsi

Lampung didapatkan jumlah pasien dengan post partum SC dengan jumlah pasien

dalam 5 bulan terakhir sejumlah 135 pasien dan terdapat 11 kejadian dalam 5

bulan terakhir pasien datang atas indikasi mal presentasi yaitu presentasi bokong

yang datang ke Ruang Kebidanan Provinsi Lampung.

Berdasarkan fenomena kasus di atas, penulis tertarik untuk melakukan “Asuhan

Keperawatan Maternitas Pada Ny. S Post Partum SC atas Indikasi Presentasi

Bokong Nifas Hari Pertama Di Ruang Kebidanan RSUD Pringsewu Provinsi

Lampung tanggal 24-26 Mei 2016”, sebagai salah satu syarat untuk

menyelesaikan jenjang D III Keperawatan di STIKes Muhammadiyah Pringsewu

Lampung tahun 2016.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Penulis mampu menggambarkan “Asuhan Keperawatan Maternitas Pada Ny.

S Post Partum SC atas Indikasi Presentasi Bokong Nifas Hari Pertama di

Ruang Kebidanan RSUD Pringsewu Provinsi Lampung tanggal 24-25 Mei

2016” secara komprehensif meliputi aspek bio-psiko-sosio-spritual pada klien

dengan pendekatan proses keperawatan.

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan pengkajian status kesehatan klien dengan benar

b. Merumuskan diagnosa keperawatan yang muncul pada klien dengan post

partum spontan presentasi bokong

c. Membuat rencana asuhan keperawatan yang sesuai dengan diagnosa

keperawatan yang muncul pada klien dengan post partum spontan

presentasi bokong

d. Melaksanakan tindakan keperawatan mandiri maupun kolaboratif pada

klien post partum spontan presentasi bokong

e. Mengevaluasi tindakan keperawatan dan perkembangan klien baik

tindakan mandiri maupun kolaboratif

f. Mendokumentasikan proses keperawatan yang telah dilaksanakan.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


C. Ruang Lingkup

Asuhan Keperawatan Maternitas Pada Ny. S Post Partum SC Dengan Presentasi

Bokong Nifas Hari Pertama Di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah

Pringsewu Provinsi Lampung Tanggal 24-26 Mei 2016.

D. Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunakan dalam laporan ini adalah deskriptif, yaitu

metode yang menggambarkan keadaan yang sebenar-benarnya dan pendekatan

laporan kasus. Data diperoleh dari wawancara, pemeriksaan fisik, dokumentasi

atau catatan perawatan, partisipasi aktif dan studi kepustakaan.

E. Sistematika Laporan

Sistematika penulisan dari laporan kasus ini meliputi :

BAB I PENDAHULUAN

Di dalam BAB I yaitu Pendahuluan terdiri dari : Latar Belakang, Tujuan, Metode

Penulisan, dan Sistematika Laporan.

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II merupakan Tinjauan Teori dimana di dalam Tinjauan Teori terdapat :

Konsep Dasar Letak Sungsang dan Konsep Asuhan Keperawatan

BAB III TINJAUAN KASUS

Dalam BAB III terdiri dari 5 unsur asuhan keperawatan yang terdapat pada

Tinjauan Kasus yaitu : Pengkajian, Diagnosa Keperawatan, Rencana

Keperawatan, Implemantasi dan Yang Terakhir Adalah Evaluasi.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


BAB IV PEMBAHASAN

BAB IV merupakan Pembahasan yang masih terdiri dari 5 unsur asuhan

keperawatan yaitu : Pengkajian, Diagnosa Keperawatan, Rencana Keperawatan,

Implementasi dan Evaluasi.

BAB V PENUTUP

Di dalam BAB Penutup terdiri dari : Kesimpulan dan Saran.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Letak sungsang

1. Pengertian

Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan

kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri. Letak

sungsang adalah janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan

bokong dibagian bawah kavum uteri. Pada letak sungsang, berturut-turut lahir

bagian-bagian yang makin lama making besar dimulai dari lahirnya bokong,

bahu, kemudian kepala (Prawirohardjo, 2013; Sukarni, 2013).

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa letak sungsang

merupakan keadaan dimana jani terletak memanjang dan semakin besar

dimulai dari lahirnya bokong, bahu dan kepala.

2. Klasifikasi Letak Sungsang

a. Presentasi bokong murni (frank breech)

Didiagnosis jika ekstremitas bawah menekuk pada sendi panggul dan

terekstensi di lutut, bengan kaki berada di dekat kepala janin

b. Presentasi bokong kaki sempurna (complete breech)

Yaitu letak sungsang dimana kedua kaki dan tangan menyilang sempurna

dan di samping bokong dapat diraba kedua kaki.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


c. Presentasi bokong kaki tidak sempurna (incomplete breech)

Yaitu letak sungsang dimana hanya satu kaki di samping bokong,

sedangkan kaki yang lain terangkat ke atas. (Kenneth, 2009).

3. Etiologi

Adapun penyebab presentasi bokong (letak sungsang) antara lain:

a. Faktor dari ibu dapat disebabkan oleh beberapa keadaan, yaitu:

1) Plasenta previa

2) Bentuk rahim yang abnormal

3) Panggul sempit

4) Multiparitas

5) Adanya tumor pada rahim

6) Implantasi plasenta di fundus yang memicu terjadinya letak bokong

b. Faktor dari janin dapat disebabkan oleh keadaan seperti:

1) Hidrosefalus atau anasefhalus

2) Kehamilan kembar

3) Hidramnion

4) Prematuritas.

(Winkjosastro, 2008).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


4. Patofisiologi

Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap

ruangan dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu,

jumlah air ketuban relatif lebih banyak, sehingga memungkinkan janin

bergerak dengan leluasa. Dengan demikian janin dapat menempatkan diri

dalam presentasi kepala, letak sungsang atau letak lintang.

Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air

ketuban relatif berkurang. Karena bokong dengan kedua tungkai terlipat lebih

besar daripada kepala, maka bokong dipaksa untuk menempati ruang yang

lebih luas di fundus uteri, sedangkan kepala berada ruangan yang lebih kecil

di segmen bawah uterus. Dengan demikian dapat dimengerti mengapa pada

kehamilan belum cukup bulan, frekuensi letak sungsang lebih tinggi,

sedangkan pada kehamilan cukup bulan, janin sebagian besar ditemukan

dalam presentasi kepala.

(Winkjosastro, 2008).

5. Manifestasi Klinis

a. Pergerakan anak terasa oleh ibu dibagian perut bawah dibawah pusat dan

ibu sering merasa benda keras (kepala) mendesak tulang iga.

b. Pada palpasi teraba bagian keras, bundar dan melenting pada fundus uteri.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


c. Punggung anak dapat teraba pada salah satu sisi perut dan bagian-bagian

kecil pada arah yang berlawanan. Diatas sympisis teraba bagian yang

kurang budar dan lunak.

d. Bunyi jantung janin terdengar pada punggung anak setinggi pusat.

(Hidayat, 2009)

6. Cara persalinan letak sungsang :

a. Persalinan spontan (spontaneous breech)

Yaitu janin dilahirkan dengan kekuatan dan tenaga ibu sendiri (cara

bracht). Pada persalinan spontan bracht ada 3 tahapan yaitu tahapan

pertama yaitu fase lambat, fase cepat, dan fase lambat. Berikut ini

prosedur melahirkan secara bracht :

1) Ibu dalam posisi litotomi, sedang penolong berdiri di depa vulva.

2) Saat bokong membuka vulva , dilakukan episiotomi. Segera setelah

bokong lahir, bokong di cengkeram secara bracht yaitu kedua ibu jari

penolong sejajar sumbu panjang paha sedangkan jari-jari lain

memegang panggul.

3) Pada waktu tali pusat lahir dan tampak teregang, segera kendorkan tali

pusat tersebut

4) Penolong melakukan hiperlordosis pada badan janin dengan cara

punggung janin didekatkan ke perut ibu. Penolong hanya mengikuti

gerakan ini tanpa melakukan tarikan.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


5) Dengan gerakan hiperlordosis ini berturut-turut lahir pusar, perut, bahu

dan lengan, dagu, mulut, dan akhirnya seluruh kepala.

b. Manual aid

Yaitu janin dilahirkan sebagian dengan tenaga dan kekuatan ibu dan

sebagian lagi dengan tenaga penolong. Pada persalinan dengan cara

manual aid ada 3 tahapan yaitu : tahap pertama lahirnya bokong sampai

pusar yang dilahirkan dengan kekutan ibu sendiri, tahap kedua lahirnya

bahu dan lengan yang memakai tenaga penolong dengan cara klasik,

mueller, lovset, tahap ketiga lahirnya kepala dengan memakai cara

mauriceau dan forceps piper.

Berikut ini cara melahirkan bahu dan lengan pada letak sungsang dengan

cara klasik :

1) Kedua kaki janin dipegang dengan tangan kanan penolong pada

pergelangan kakinya dan dielevasi ke atas sejauh mungkin sehingga

perut janin mendekati perut ibu.

2) Bersamaan dengan itu tangan kiri penolong dimasukkan ke dalam

jalan lahir dengan jari telunjuk menelusuri bahu janin sampai pada

fossa cubiti kemudian lengan bawah dilahirkan dengan gerakan

seolah-olah lengan bawah mengusap muka janin.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


3) Untuk melahirkan lengan depan, pegangan pada pergelangan kaki

janin diganti dengan tangan kanan penolong dan ditarik curam ke

bawah sehingga punggung janin mendekati punggung ibu. Dengan

cara yang sama lengan dapat dilahirkan.

Gambar 2.2 Pengeluaran Lengan Secara Klasik


(Prawirohardjo, 2013).

Berikut ini melahirkan bahu dan lengan pada letak sungsang dengan

cara mueller :

a) Badan janin dipegang secara femuro-pelvis dan sambil dilakukan

traksi curam ke bawah sejauh mungkin sampai bahu depan di

bawah simfisis dan lengan depan dilahirkan dengan mengait

lengan di bawahnya.

b) Setelah bahu dan lengan depan lahir, maka badan janin yang

masih dipegang secara femuro-pelvis ditarik ke atas sampai bahu

belakang lahir.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


Gambar 2.3 Pengeluaran Lengan Secara Muller

(Prawirohardjo, 2013)

Berikut ini melahirkan bahu dan lengan dengan cara lovset :

a) Badan janin dipegang secara femuro-pelvis dan sambil dilakukan

traksi curam ke bawah badan janin diputar setengah lingkaran,

sehingga bahu belakang menjadi bahu depan.

b) Sambil melakukan traksi, badan janin diputar kembali ke arah

yang berlawanan setengah lingkaran demikian seterusnya bolak-

balik sehingga bahu belakang tampak di bawah simfisis dan

lengan dapat dilahirkan.

Gambar 2.4 Pengeluaran Lengan Secara Lovset


(Prawirohardjo, 2013)

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


Berikut ini melahirkan kepala dengan cara mauriceau :

a) Tangan penolong yang sesuai dengan muka janin dimasukkan ke

dalam jalan lahir.

b) Jari tengah dimasukkan ke dalam mulut dan jari telunjuk serta jari

ke empat mencengkeram fossa canina sedangkan jari yang lain

mencengkeram leher.

c) Badan anak diletakkan di atas lengan bawah penolong seolah-olah

janin menunggang kuda. Jari telunjuk dan jari ke tiga penolong

mencengkeram leher janin dari arah punggung.

d) Kedua tangan penolong menarik kepala janin curam ke bawah

sambil seorang asisten melakukan fundal pressure.

e) Saat suboksiput tampak di bawah simfisis, kepala janin dielevasi

ke atas dengan suboksiput sebagai hipomoklion sehingga

berturut-turut lahir dagu, mulut, hidung, mata, dahi, ubun-ubun

besar dan akhirnya seluruh kepala.

Gambar 2.5 Pengeluaran Kepala Secara Mauriceau


(Prawirohardjo, 2013)

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


c. Ekstraksi Sungsang

Yaitu janin dilahirkan seluruhnya dengan memakai tenaga penolong.

Ekstraksi sungsang dilakukan jika ada indikasi dan memenuhi syarat

untuk mengakhiri persalinan serta tidak ada kontra indikasi. Indikasi

ekstraksi sungsang yaitu gawat janin, tali pusat menumbung, persalinan

macet.

Cara ekstraksi kaki :

1) Bila kaki masih terdapat di dalam vagina, tangan operator yang

berada pada posisi yang sama dengan os sacrum dimasukkan dalam

vagina untuk menelusuri bokong, paha sampai lutut guna

mengadakan abduksi paha janin sehingga kaki janin keluar. Selama

melakukan tindakan ini, fundus uteri ditahan oleh tangan operator

yang lain.

2) Bila satu atau dua kaki sudah berada di luar vulva, maka dipegang

dengan dua tangan operator pada betis dengan kedua ibu jari berada

punggung betis. Lakukan traksi ke bawah. Setelah lutut dan sebagian

paha keluar, pegangan dialihkan pada paha dengan kedua ibu jari

pada punggung paha.

3) Dilakukan traksi ke bawah lagi (operator jongkok) dengan tujuan

menyesuaikan arah traksi dengan sumbu panggul ibu.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


Cara ekstraksi bokong

a) Lakukan periksa dalam vagina untuk memastikan titik penunjuk

(ossacrum).

b) Jari telunjuk tangan operator yang berhadapan dengan os sacrum

dikaitkan pada lipat paha depan janin. Kemudian dilakukan ekstraksi

curam kebawah.

c) Bila trokanter depan sudah berada di bawah simfisis, jari telunjuk

tangan operator yang lain dipasang pada lipat paha belakang untuk

membantu traksi sehingga bokong berada di luar vulva.

d) Arah ekstraksi berubah ke atas untuk mengeluarkan trokanter

belakang.

e) Ekstraksi kemudian mengikuti putaran paksi dalam.

f) Bila pusat sudah berada di luar vulva, dikendorkan.

g) Ekstraksi diteruskan dengan cara menempatkan kedua tangan pada

bokong janin dengan kedua ibu jari berada di atas sacrum dan jari-

jari kedua tangan berada di atas lipat paha janin.

h) Ekstraksi dilakukan dengan punggung janin di depan, kemudian

mengikuti putaran paksi dalam bahu, salah satu bahu akan ke depan.

i) Setelah ujung tulang belikat terlihat dilakukan periksa dalam vagina

untuk menentukan letak lengan janin, apakah tetap berada di depan

dada, menjungkit atau di belakang tengkuk. Pada ekstraksi bokong

sampai tulang belikat sering diperlukan bantuan dorongan kristeller.

(Prawirohardjo, 2010).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


7. Komplikasi persalinan letak sungsang

a. Komplikasi pada ibu

1) Perdarahan

2) Robekan jalan lahir

3) Infeksi

b. Komplikasi pada bayi

1) Asfiksia bayi, dapat disebabkan oleh :

a) Kemacetan persalinan kepala (aspirasi air ketuban-lendir)

b) Perdarahan atau edema jaringan otak

c) Kerusakan medula oblongata

d) Kerusakan persendian tulang leher

e) kematian bayi karena asfiksia berat.

2) Trauma persalinan

a) Dislokasi-fraktur persendian, tulang ekstremitas

b) Kerusakan alat vital : limpa, hati, paru-paru atau jantung

c) Dislokasi fraktur persendian tulang leher : fraktur tulang dasar

kepala; fraktur tulang kepala ; kerusakan pada mata, hidung atau

telinga ; kerusakan pada jaringan otak.

3) Infeksi, dapat terjadi karena :

a) Persalinan berlangsung lama

b) Ketuban pecah pada pembukaan kecil

c) Manipulasi dengan pemeriksaan dalam.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


8. Pemeriksaan Diagnosis

a. Tes pranatal : Dapat memastikan

polihidramnion, janin besar atau

gestasi multiple

b. Ultrasound atau pelvimetri sinar X : Mengevaluasi arsitektur pelvis,

presentasi janin, posisi dan

formasi.

9. Penatalaksanaan

a. Sewaktu Hamil

Yang terpenting ialah usaha untuk memperbaiki letak sebelum persalinan

terjadi dengen versi luar. Tehnik :

1) Sebagai persiapan :

a) Kandung kencing harus dikosongkan

b) Pasien ditidurkan terlentang

c) Bunyi jantung anak diperiksa dahulu

d) Kaki dibengkokan pada lutu dan pangkal paha supaya dinding

perut kendor.

2) Mobilisasi : bokong dibebaskan dahulu

3) Sentralisasi : kepala dan bokong anak dipegang dan didekatkan

satusama lain sehingga badan anak membulat dengan demikian anak

mudah diputar.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


4) Versi : anak diputar sehingga kepala anak terdapat dibawah. Arah

pemutaran hendaknya kearah yang lebih mudah yang paling sedikit

tekanannya. Kalau ada pilihan putar kearah perut anak supaya tidak

terjadi defleksi. Setelah versi berhasil bunyi jantung anak diperiksa

lagi dan kalau tetap buruk anak diputar lagi ketempat semula.

5) Setelah berhasil pasang gurita, observasai tensi, DJJ, serta keluhan.]

b. Pimpinan Persalinan

1) Cara berbaring :

a) Litotomi sewaktu inpartu

b) Trendelenburg

c) Melahirkan bokong :

d) Mengawasi sampai lahir spontan

e) Mengait dengan jari

f) Mengaik dengan pengait bokong

g) Mengait dengan tali sebesar kelingking.

c. Ekstraksi kaki

Ekstraksi pada kaki lebih mudah. Pada letak bokong janin dapat dilahirkan

dengan cara vaginal atau abdominal (seksio sesarea)

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


B. Konsep Fisiologi Nifas

1. Pengertian

Puerperium (masa nifas) adalah periode pemulihan dari perubahan anatomis

dan fisiologis yang terjadi selama kehamilan. Puerpurium atau periode pasca

persalinan umumnya berlangsung selama 6-12 minggu setelah kelahiran anak

(Hutahaean, 2009).

Sedangkan menurut Prawiroharjo 2010, masa nifas ( puerperium ) dimulai

sejak kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali

seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas dimulai setelah partus selesai dan

berakhir bsetelah kira-kira 6 minggu.

2. Jenis-jenis Nifas

Nifas dibagi menjadi 3 periode :

a. Puerperium dini adalah pemulihan dimana ibu diperbolehkan berdiri dan

berjalan-jalan. Dalam agama islam, dianggap bersih dan boleh bekerja

setelah 40 hari.

b. Puerperinium intemedial adalah pemulihan alat-alat genetalia yang

lamanya 6-8 minggu.

c. Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untukl pulih dan

sempurna terutama bila selama hamil dan waktu pesalinan mempunyai

komplikasi, waktu sehat berminggu-minggu, bulan atau tahun

(Sarwono, 2010).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


3. Periode Post Partum

Periode post partum Sarwono, 2010 yaitu :

a. Immediate Post Partum

1 jam setelah melahirkan, penting untuk memonitori adanya tanda-tanda

syok hipovolemik atau perdarahan, kontraksi uterus, keadaan luka

episiotomy, warna dan jumlah, perdarahan pervagina, keadaan

perinemum, jumlah darah pada pembalut.

b. Early Post Partum

Keadaan terjadi pada permulaan puce perineum waktu 1 hari sesudah

sampai 7 hari, minggu pertama setelah melahirk

c. Late Post Partum

Keadaan yang terjadi minggu ke-2 sampai minggu ke-6 setelah

melahirkan.

d. Adaptasi fisiologi dan psikologi ibu post partum

4. Adaptasi Fisiologi

Adaptasi fisiologis yang terjadi pada masa post partum menurut Hutahaean,

2009 yaitu :

a. Tanda-tanda vital

1) Suhu badan pasca persalinan dapat naik lebih dari 0,50C dari keadaan

normal tapi tidak lebih dari 390C. sesudah 12 jam pertama melahirkan,

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


umumnya suhu badan kembali normal bila lebih dari 380C mungkin

ada infeksi.

2) Nadi umumnya 60-80 kali permenit dan segera setelah partus dapat

terjadi takikardi bila terdapat takikardi dan badan tidak panas mungkin

ada perdarahan berlebihan atau ada penyakit jantung. Pada masa nifas

umumnya denyut nadi lebih labil di banding suhu badan.

3) Tekanan darah tetap stabil, penurunan sistolik 20 mmHg ketika pasien

berubah posisi dari terlentang ke posisi duduk, peningkatan sistolik 30

mmHg dan diastolic 15 mmHg, adanya sakit kepala, perubahan

penglihatan.

b. Kandung kemih

1) Pasien dapat BAK secara spontan dalam 8-12 jam post partum

menyebabkan BB berkurang 2,5 kg pada early post partum. Kandung

kemih biasanya cepet terisi karena dieresis post partum dan cairan IV.

2) Selama proses persalinan, kandung kemih mendapatkan trauma yang

mengakibatkan edema dan kehilangan sensitivitas terdapat cairan

sehingga menyebabkan tekanan berlebihan dan pengosongan tidak

sempurna sehingga dapat terjadi hematuria dan infeksi saluran kemih.

c. Pencernaan

Pemulihan system pencernaan merupakan waktu kurang lebih 1 minggu,

karrena penurunan mortilitas suhu, gangguan kenyamanan perineum,

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


hukna kala 1, penurunan kekenyalan otot abdomen. Ambulasi dan asupan

nutrisi serta cairan yang adekuat membantu mengembalikan regulasi

BAB.

d. Endokrin

1) Lahirnya plasenta menurunkan estrogen dan human plasenta lectogen

(hpl)

2) Pada klien menyusui kadar plolaktip menigkat karena rangsangan dari

penghisapan bayi.

3) Pasien yang telah menyusui kadar estrogen meningkat secara bertahap.

e. Payudara

Payudara bengkak, hangat dan sakit, sel yang menghasilkan ASI mulai

berfungsi pada hari ke-3 post partum.

f. Muskuloskeletal

Penurunan kekenyalan otot : musculus rectus abdominalis kembali normal

setelah 6 minggu post partum dengan latikan senam.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


g. Uterus

Tingkat Involusio Uteri

Involusi Tinggi fundus uteri Berat uterus


Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram
Uri lahir 2 jari dibawah pusat 750 gram
1 minggu Pertengahan pusat simpisis 500 gram
2 minggu Tidak teraba di atas simpisis 350
6 minggu Bertambah kecil 50 gram
8 minggu Sebesar normal (sebesar telur bebek ) 30 Gram
(Saleha, 2010).

h. Lochea

Lochea adalah cairan sekreet yang berasal dari kavum uteri dan vagina

dalam masa nifas.

Macam-macam lochea :

1) Lochea Rubra (Cruenta)

Berasal dari cavum uteri berisi darah segar dari sisa-sisa selaput ketuban,

sel-sel desidua, verniks koseosa, lanugo dan mekonium, selama 2 hari

pasca persalinan.

2) Lochea Sanguinolenta

Berwarna merah kekuning-kuningan berisi darah dan lender dari hari ke

3- 7 pasca persalinan.

3) Lochea Serosa

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


Berwarna kuning cairan tidak berdarah lagi pada hari ke 7-14 pasca

persalinan.

4) Lochea Alba

Berwarna cairan kuning putih setelah 2 minggu.Tanda bahaya jika

setelah lochea rubra berhenti warna darah tidak muda, bau seperti

menstruasi. (Saleha, 2010).

i. Vagina

1) Dinding vagina mengalami kongesti dalam beberapa hari

2) Perubahan progesterone dan estrogen menyebabkan mukosa vagina

menjadi tipis

3) Penurunan progesteron menyebabkan lubrikasi pada vagina

4) Labia minora tampak teregang.

j. Serviks

Serviks melunak dan kembali memendek dalam waktu 18 jam post partum.

Bentuk servik berubah menjadi mulut ikan / mouth fish. Dalam waktu 2

minggu.

k. Otot pelvic

Kekuatan otot pelvic akan kembali setelah 6 minggu di perlukan kegel

exertise.

l. Perineum

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


Bila ada episiotomy maka akan lambat pemulihannya, tanpa atau dengan

episiotomy perineum mengalami edema dan kelihatan agak memar pada early

post partum.

m. Afterpain

1) Umunya terjadi pada multipara oleh karena tonus otot yang kurang baik

atau pada hamil kembar sehingga uterus meregang pada saat hamil dan

otot-otot uterus menjadi kurang baik setelah melahirkan

a) Terjadi kontraksi yang intermiten seperti kram pada saat menstruasi

b) Biasanya tidak dialami oleh primipara

c) Meningkat saat menyusui

d) Kompres panas tidak dilakukan karena dapat meningkatkan

perdarahan.

5. Adaptasi Psikologis Post Partum

Adaptasi psikologis yang terjadi pada masa post partum menurut Hutahaean,

2009 terdapat 5 fase yaitu :

a. Fase honey moon

Suatu proses/fase setelah anak lahir dimana terjadi intiminasi kontak yang

lama antara ayah, ibu, anak, dimana fase ini tidak memerlukan hal-hal

romantic secara biologis :

1) Membicarakan tentang peran dan tanggung jawab yang baru didepa

2) orang tua

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


3) Menyesuaikan kembali hubungan antara keluarga

4) Mengenali bayi yang baru lahir.

b. Fase Taking-In

1) Merupakan fase ketergantungan dimana fase ini perhatian klien

hanya berfokus pada dirinya sendiri

2) Klien cenderung pasif dan aktivitas terhadap perawat/orang lain

3) Berlangsung 1-2 hari

4) Klien belum menginginkan kontak dengan bayinya tapi hanya

terbatas pada informasi tentang keadaan bayinya

5) Klien lebih seneng mengenang peristiwa persalinanya

6) Perlu istirahat dan nutrisi yang cukup untuk pemulihan.

c. Fase Taking Hold

1) Periode antara tingkah laku mandiri dan ketergantungan

2) Pasien mulai berinisiatif dan berusaha untuk mandiri

3) Perhatian pasien lebih kepada kemampuan mengatasi fungsi

tubuhnya

4) Kepercayaan diri pasien masih kurang

5) Berlangsung 10 hari.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


d. Fase Letting Go

1) Periode kemandirian dalam peran baru

2) Merasakan keterikatan antara klien dan bayinya

3) Menyadari adanya peran dan tanggung jawab baru, serta adaptasi

terhadap peran baru

4) Peningkatan kemandirian dalam keperawatan terhadap dirinya

maupun bayinya.

e. Post Partum Blues

1) Terjadi karena factor hormonal dan peran transisi

2) Klien merasa tertekan dan menangis

3) Kadang klien merasakan kekecewaan

4) Nafsu makan dan pola tidur terganggu

5) Mudah tersinggung dan terluka

6) Merasa tidak nyaman, kelelahan yang sangat, merasa kehabisan

tenaga

7) Bila klien sebagai orang tua kurang mengerti, depresi post partum

8) Terjadi 2-3 minggu

9) Dimulai dari minggu/bulan pertama sejak kelahiran

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


C. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

Proses keperawatan diambil dari pendekatan ilmiah dalam pemecahan masalah

dan memerlukan keterampilan melakukan pengkajian, diagnosa, intervensi,

implementasi dan evaluasi. Menurut Doengoes proses keperawatan dibagi

menjadi 5 yaitu :

1. Pengkajian

Pengkajian adalah langkah awal dari proses keperawatan secara keseluruhan

semua data atau informasi klien yang dibutuhkan dikumpulkan dan dianalisa

untuk menentukan diagnose keperawatan yang meliputi :

a. Data Dasar

1) Aktivitas /istirahat : Insomnia mungkin teramati

2) Sirkulasi : Episode diaforetik lebih sering terjadi

pada malam hari

3) Integritas ego : Peka rangsang, takut atau menangis,

sering terlihat setelah 3 hari persalinan

4) Eliminasi : Diuresis biasanya terjadi diantara hari

ke-2 dan ke-5

5) Makanan/cairan Kehilangan nafsu makan mungkin

keluhan kira-kira hari ke-3

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


6) Nyeri/ketidaknyamanan : Nyeri tekan pada payudara/pembesaran

dapat terjadi diantara hari ke-3 sampai

hari ke-5 pasca partum

7) Seksualitas : Uterus 1 cm diatas umbilicus pada 12

jam setelah melahirkan

b. Pemeriksaan Kondisi Klien

1) Pemeriksaan umum : Tanda-tanda vital, tanda-tanda anemia,

edema, reflek, varises

2) Keadaan payudara : Apakah putting mengalami pecah

pecah, pendek dan rata, nyeri tekan,

tidak ada pembengkakan, bendungan

ASI

3) Keadaan abdomen/ : Posisi uterus, kontraksi uterus, ukuran

Uterus kandung kemih

4) Keadaan vulva/perineum : Pengeluaran lochea

c. Pemeriksaan diagnostic

Jumlah darah lengkap, Hb, Ht, kultur urin, vagina, lochea.

2. Diagnosa Keperawatan

a. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan peregangan perinium;

insisi pembedahan ; infolusi uteri; hemoroid; pembengkakan payudara.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


b. Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan pengeluaran yang

berlebihan; perdarahan; diuresis; keringat berlebihan.

c. Gangguan pemenuhan ADL berhubungan dengan imobilisasi; kelemahan.

d. Resiko infeksi berhubungan dengan trauma jalan lahir,luka

e. Resiko gangguan proses parenting berhubungan dengan kurang

pengetahuan tentang cara merawat bayi.

3. Intervensi dan Rasional

a. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan peregangan perinium;

lika episiotomi; infolusi uteri; hemoroid; pembengkakan payudara.

Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan klien

menunjukan tidak adanya nyeri. Dengan kriteria hasil: TTV dalam batas

normal, klien menunjukan peningkatan aktifitas, keluhan nyeri terkontrol.

Intervensi:

1) Kaji lokasi dan karakteristik dari tingkat ketidaknyamanan/ nyeri

Rasional : Untuk menentukan intervensi keperawatan sesuai skala nyeri

2) Jelaskan pada ibu bahwa nyeri pasca persalinan adalah fisiologis

Rasional : Nyeri yang dirasakan ibu pasca melahirkan adalah fisiologis

3) Instruksikan ibu dalam melakukan teknik relaksasi tarik napas dalam.

Rasional : Mengalihkan perasaan nyeri dan menurunkan

ketidaknyamanan.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


4) Berikan lingkungan yang nyaman, tenang dan mengalihkan nyeri

Rasional : Dapat membantu dalam menurunkan ketidaknyamanan.

5) Berikan kompres hangat lokal menggunakan handuk kecil

Rasional : Kompres hangat membantu meningkatkan sirkulasi pada

area yang sakit dan meningkatkan kenyamanan lokal.

6) Kolaborasi pemberian analgetik atau antipireutik

Rasional : Menurunkan ketidaknyamanan akibat nyeri.

b. Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan pengeluaran yang

berlebihan; diuresis; keringat berlebihan

Tujuan: setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan klien dapat

menunjukan status cairan membaik dengan kriteria hasil: tidak ada

manifestasi dehidrasi, haluran urine diatas 30 ml/jam turgor kulit elastis

Intervensi:

1) Pantau tanda-tanda vital setiap 4 jam, warna urine, berat badan setiap

hari, serta keadaan umum setiap 8 jam

Rasional : Mengidentifikasi penyimpangan indikasi kemajuan atau

penyimpangan dari hasil yang diharapkan.

2) Pantau cairan masuk dan cairan keluar setiap 8 jam

Rasional : Mengidentifikasi keseimbangan cairan pasien secara adekuat

dan teratur

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


3) Beri tahu dokter bila: haluran urine <30 ml/jam, haus, takikardia,

gelisah, TD dibawah rentang normal, urine gelap atau encer

Rasional : Temuan-temuan ini menandakan hipovolemia dan perlunya

peningkatan cairan

4) Konsultasi dengan dokter bila manifestasi kelebihan cairan terjadi

Rasional : Mencegah pasien jatuh dalam kondisi kelebihan cairan yang

beresiko terjadinya oedema paru.

c. Gangguan pemenuhan ADL berhubungan dengan imobilisasi; kelemahan

Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan kelemahan

dan kelelahan berkurang, dan kebutuhan ADL terpenuhi secara mandiri.

Intervensi:

1) Kaji toleransi klien terhadap aktifitas menggunakan parameter berikut

ini nadi 20/menit diatas frekuensi nadi istirahat, catat peningkatan TD,

dispnea, nyeri dada, kelelahan berat, pusing atau pingsan

Rasional : Parameter tersebut menunjukkan respon fisiologis pasien

terhadap stres aktifitas dan indikator derajat pengaruh kelebihan kerja

jantung

2) Tingkatkan istirahat, batasi aktifitas pada dasar nyeri/respon hemo

dinamik, berikan aktifitas senggang yang tidak berat

Rasional : Menurunkan kerja miokard/konsumsi oksigen, menurunkan

resiko komplikasi

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


3) Kaji kesiapan untuk meningkatkan aktifitas contoh: penurunan

kelemahan/kelelahan, TD/frekuensi nadi stabil,peningkatan aktifitas

dan perawatan diri

Rasional : Stabilitas fisiologis pada istirahat penting untuk

menunjukkan tingkat akitifitas indifidu

4) Dorong kemajuan aktifitas/toleransi perawatan diri

Rasional : Konsumsi oksigen miokard selama aktifitas dapat

meningkatkan jumlah oksigen, kemajuan aktifitas bertahap mencegah

peningkatan tiba-tiba pada kerja jantung

5) Anjurkan keluarga untuk membantu pemenuhan kebutuhan ADL pasien

Rasional: Teknik penghematan energi menurunkan penggunaan energi

dan membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen

6) Jelaskan pola peningkatan bertahap dari aktifitas, contoh: posisi duduk

ditempat tidur bila tidak pusing dan tidak ada nyeri, bangun dari tempat

tibun dan berdiri

Rasional: Aktifitas yang maju memberikan kontrol jantung,

meningkatkan regangan dan mencegah aktifitas berlebihan

d. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauma jalan lahir

Tujuan: setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan infeksi tidak

terjadi dengan kriteria hasil: tidak ada tanda infeksi, luka episiotomi kering

dan bersih, takut berkemih dan BAB tidak ada

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


Intervensi :

1) Pantau tanda-tanda vital dan tanda infeksi

Rasional: Mengidentifikasi penyimpangan dan kemajuan sesuai

intervensi yang dilakukan

2) Kaji pengeluaran lochea, warna, bau dan jumlah

Rasional : mengidentifikasi kelainan pengeluaran lochea secara dini

3) Kaji luka perinium dan keadaan jahitan

Rasional : Keadaan luka perinium berdekatan dengan daerah basah

mengakibatkan kecendrungan luka untuk selalu kotor dan mudah

terkena infeksi

4) Anjurkan pasien membasuh vulva setiap habis berkemih dengan cara

yang benar dan mengganti PAD tiga kali perhari atau setiap kali

pengeluaran lochea banyak

Rasional : Mencegah infeksi secara dini

5) Pertahankan teknik septik dan aseptik dalam merawat pasien (merawat

luka perinium, merawat payudara, merawat bayi)

Rasional : Mencegah kontaminasi silang terhadap infeksi

e. Resiko gangguan proses parenting berhubungan dengan kurangnya

pengetahuan tentang cara merawat bayi

Tujuan: Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan gangguan

proses parenting tidak ada dengan kriteria hasil: ibu dapat merawat bayi

secara mandiri (memandikan, menyusui, merawat tali pusat)

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


Intervensi :

1) Beri kesempatan ibu untuk melakukan perawatan bayi secara mandiri

Rasional : Meningkatkan perawatan ibu dalam perawatan bayi

2) Libatkan suami dalam perawatan bayi

Rasional : Keterlibatan bapak/suami dalam perawatan bayi akan

membantu meningkatkan keterikatan batin ibu dengan ibu

3) Latih ibu untuk perawatan payudara secara mandiri dan teratur

Rasional : Perawatan payudara secara teratur akan mempertahankan

produksi ASI secara kontinyu sehingga kebutuhan bayi akan ASI

tercukupi

4) Motifasi ibu untuk meningkatkan intake cairan dan diet TKTP

Rasional : Meningkatkan produksi ASI

5) Lakukan rawat gabung segera mungkin bila tidak terdapat komplikasi

pada ibu atau bayi

Rasional : Meningkatkan hubungan ibu dan bayi sedini mungkin

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian

1. Identitas

a. Identitas Klien

Nama : Ny.S

Umur : 28 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Suku/bangsa : Sunda

Agama : Islam

Pendidikan : SD

Pekerjaan : IRT

Sumber biaya : BPJS

Alamat : Sumber Bandung

Tanggal masuk RS/RB : 23 Mei 2016

Kelas rawat inap : III

No Rm :572108

Tanggal pengkajian : 24 Mei 2016

Diagnosa medic : Post Op Sc Atas Indikasi Prensentasi Bokong

Nifas Hari Pertama

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


b. Identitas suami

Nama : Tn.R

Umur : 32

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Tani

Alamat : Sumber Bandung

Hubungan dengan klien : Suami

2. Riwayat kesehatan

a. Riwayat kesehatan sekarang

1) Keluhan utama:Nyeri

Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 24 mei 2016 pukul 08.30,

klien mengeluh nyeri pada luka post SC, klien mengatakan nyeri

seperti di iris iris, nyeri yang dirasakan menyebar kearah abdomen

dengan, skala nyeri 7 (0-10), nyeri bertambah saat klien bergerak dan

nyeri berkurang saat di beri obat, klien mengatakan nyeri yang dirasa

lebih kurang 3 menit dengan waktu yang tidak menentu.

2) Keluhan penyerta :pusing

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


b. Riwayat kesehatan dahulu

Klien mengatakan pernah dirawat di rsud kota agung dengan janin tunggal

mati, dan dilakukan SC 4 tahun yang lalu, klien mengatakan tidak

mempunyai riwayat penyakit keturunan seperti DM, hipertensi, ginjal, dan

jantung.

c. Riwayat kesehatan keluarga

Klien mengatakan di dalam keluarga nya tidak ada yang mempunyai

riwayat keturunan seperti dm,hipertensi,atsma dan lain-lain dan klien

mengatakan di dalam keluarga nya tidak ada riwayat penyakit menular

seperti TB, dan hepatitis.

3. Riwayat Obstetric

a. Riwayat menstruasi

Klien mengatakan menstruasi pertama kali pada usia 15 tahun, siklus haid

28 hari, selama haid biasanya mengganti pembalut 3 kali sehari, keluhan

yang menyertai saat menstruasi yaitu nyeri pada saat haid pertama haid,

klien mengatakan haid teratur setiap bulan dengan lama 7 hari HPHT 17

Agustus 2015. TP 24 Mei 2016.

b. Riwayat perkawinan

Klien mengatakan menikah usia 20 tahun dan suami pada usia 28 tahun,

lamanya oernikahan 6 tahun dan merupakan pernikahan pertama.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


c. Riwayat keluarga berencana

Klien mengatakan sebelumnya sudah memakai KB PIL mulai dari anak

pertamanya sekitar 4 tahun yang lalu, rencana kontrasepsi yang akan

digunakan setelah kelahiran ini adalah KB PIL, klien mengatakan sudah

nyaman menggunakan KB suntik.

d. Riwayat persalinan sebelumnya

P2 A0
Usia Jenis Komplikasi
No Tgl lahir Umur JK Bb Lahir Penolong Tempat
Kehamilan Persalinan Ibu Bayi
1 - - L - - SC Dokter Rs KPD Presbo
2 23/05/16 1 hari P 4500gr 38 mgg SC Dokter Rs - Presbo

e. Riwayat Kehamilan Sekarang

1) Pemeriksaan kehamilan

Klien mengtakan selama hamil memeriksakan kehamilanya sebanyak

9 kali selama hamil, pada trimester pertama sebanyak1kali/bulan, pada

trimester kedua sebanyak 1 kali/bulan, dan trimester ketiga sebanyak 1

kali/bulan. Klien memeriksakan kehamilanya pada bidan.

2) Riwayat imunisasi

Klien mengatakan tidak melakukan `imunisasi TT

3) Riwayat pemakaian obat selama kehamilan

Klien mengatakan hanya mengkonsumsi tablet fe selama hamil.

4) keluhan selama kehamilan

Klien mengatakan tidak ada keluhan selama kehamilan.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


f. Riwayat Persalinan Sekarang

Klien mengatakan melahirkan Pada tanggal 23 Mei 2016 puku; 15.00

WIB pada usia kehamilan 38 minggu dengan pesalinan Seksio Sesaria atas

indikasi presentasi bokong, klien mengatakan merasa mulas sejak pukul

06.00 kemudian klien dibawa ke puskesmas sumber bandung pada kala 1

pembukaan masih 5 cm, dilakukan VT didapatkan bokong berada pada

jalan lahir, setelah di bawa kerumah Sakit Umum Pringsewu pukul 15.00

WIB pembukaan masih 5 cm dan dokter menyarankan untuk melakukan

operasi SC, dengan lama kala I adalah 11 jam kemudian dokter pun

melakukan operasi pada kala II selama 1 jam dan kala III adalah 10 menit

melahirkan bayi dengan jenis kelamin perempuan dengan BB 4500 gr, PB

50cm, pemeriksaan fisik didapatkan TD: 100/70 mmhg, N: 84 x/menit,

RR: 20x/menit.

4. Riwayat Kebiasaan Sehari-hari

a. Pola Nutrisi

1) sebelum masuk RS

klien mengatakan mkan 3 kali sehari dengan porsi nasi, sayur, dan

lauk. Klien mengatakan nafsu makan baik, tidak ada makanan yang

tidak disukai, kebiasaan klien sebelum makan mencuci tangan dan

berdoa.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


2) Saat ini

Klien mengatakan selama dirumah sakit makan 3 kali sehari dengan

porsi nasi, sayur, lauk dan buah. Klien mengatakan menghabiskan

porsi yang disediakan dari rumah sakit. Tidak ada makanan yang tidak

disukai, kebiasaan klien sebelum makan mencuci tangan dan berdoa.

b. Pola Eliminasi

1) BAK

a) sebelum masuk RS

Klien mengatakan BAK 4-5x sehari dengan waktu tidak menentu,

warna kuning, bau khas, tidak ada keluhan selama BAK.

b) Saat ini

Terpasang kateter dari jam 16.30 wib kurang lebih 1250 ml.

2) BAB

a) Sebelum masuk RS

Klien mengatakan BAB 1 x/sehari dengan warna kuning,

konsistensi lembek

b) Klien mengatakan belum BAB setelah dioperasi

c. Pola personal hygiene

1) Sebelum masuk RS

Klien mengatakan mandi 2x, mencuci rambut 2 hari 1x.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


2) Saat ini

Setelah selesai operasi SC klien hanya diwashed oleh perawat dan

dibantu oleh keluarga.

d. Pola Istirahat dan Tidur

1) Sebelum masuk RS

Klien mengatakan tidur 8 jam sehari, 7 jam pada malam hari 1 jam

pasa siang hari.kebiasaan sebelum tidur berdoa dan klien mengatakan

tidak ada keluhan saat tidur.

2) Saat ini

Klien mengatakan selama di rumah sakit sulit tidur karena nyeri luka

post operasi SC, klien mengatakan sering terbangun, klien mengatakan

tidur malam 5 jam, tidur siang 1 jam, kebiasaan klien sebelum tidur

adalah membaca doa.

e. Pola Aktifitas dan Latihan

1) Sebelum masuk RS

Klien mengatakan bekerja sebagai ibu rumah tangga,yang

menggunakan waktu luangnya untuk menonton tv da berkumpul

bersama keluarga, klien tidak pernah olahraga.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


2) Saat ini

Klien mengatakan sudah melakukan ganti baju, makan sendiri 10 jam

setelah operasi SC.

f. Pola Kebiasaan yang Mempengaruhi Kesehatan

Klien mengatakan tidak pernah merokok, tidak minum minuman

beralkohol dan tidak memiliki ketergantungan terhadap obat.

5. Riwayat Psikososial

a. Respon ibu terhadap kelahiran bayinya

Klien mengatakan senang dengan kelahiran bayinya.

b. Respon anggota lain atas kelahiran bayinya

Keluarga mengatakan menyambut gembira atas kelahiran anak ke-2 klien.

c. Kesiapan mental untuk menjadi ibu

Klien mengatakan sudah siap menjadi seorang ibu.

d. Rencana perawatan bayi

Klien mengatakan akan merawat bayinya bersama suaminya.

e. Self care

1) Perawatan payudara

klien mengatakan sudah tau tentang perawatan payudara.

2) Perineal care

Klien mengatakan belum melakukan perawatan perineum kaena masih

takut banyak bergerak.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


3) Nutrisi

Klien mengatakan makan makanan yang disediakan dari RS (nasi,

sayur, buah).

4) Senam nifas

Klien mengatakan tidak melakukan senam nifas

5) KB

klien mengatakan mengunakan pil KB

6) Menyusui

klien mengatakan belum menyusui bayi nya.

f. Peawatan Bayi

1) Memandikan

Klien mengatakan belum belum bias memandikan bayinya, karena keadaan

fisik yang lemah sehingga bayi nya di mandikan oleh keluarganya.

2) Perawatan tali pusat

Klien mengatakan tidak melakukan perawatan tali pusat karena kondisi

yang masih lemah , perawatan tali pusat dilakukan oleh petugas kesehatan .

6. Pemeriksaan Fisik

a. Pemeriksaan umum

1) Keadaan umum : Baik

2) Kesadaran : Composmentis

3) BB sebelum hamil : 42 kg

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


4) BB saat hamil : 46 kg

5) BB sekarang :-

6) TB : 144 cm

7) Tanda-Tanda Vital

a) TD : 100/80mmhg

b) nadi : 84x/m

c) respirasi : 20/m

d) suhu : 37,0oc

b. Pemeriksaan khusus

1) Wajah

Tidak ada pigemntasi,tidak terdapat oedema.

2) Mata

Posisi mata simetris kanan kiri,kelopak mata dapat membuka dan

menutup, konjungtiva anemis, sclera anikterik, kornea normal,

pergerakan bola mata dapat melihat objek ke kanan dan kiri.

3) Mulut

Keadaan mulut cukup bersih,tidak terdapat caries gigi,tidak ada

stomatitis.

4) Leher

Tidak terdapat pembasaran kelenjar tyroid , tidak ada peningatan vena

jugularis.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


5) Daerah Dada

Bentuk payudara simetris kana kiri, warna mamae kecoklatan,tidak

ada nyeri tekan, papilla mamae menonjol, colostrums sudah keluar,

aerola dan puting susu cukup bersih .

6) Abdomen

Warna kulit kecoklatan, tidak terdapat striae, terdapat linea nigra,

bising usus 8 x/m, kondisi vesika urinaria kosong.

Obstetrik: TFU 1 jari di atas pusat, kontraksi uterus sedang,

konsistensi uterus kuat, lebar diastasis rectus abdominalis 3 jari dan

panjang 8 jari. Terdapat luka post SC di bagian bawah abdomen

kuadran bawah, bentuk horizontal, luka tertutup perban, panjang luka

lebih kurang 15 cm, tanda REEDA seperti tidak ada kemerahan, tidak

ada kebiruan, tidak ada pembengkakan, tidak ada cairan sekresi yang

keluar, terdapat jahitan luka post SC.

7) Ektermitas

Klien sudah bisa miring kanan, miring kiri. Human sign (-), reflek

patella (+), terpasang IVFD RL 20 tpm pada ektermitas kiri atas.tidak

terdapat oedema dan varises .

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


8) Genetalia

Labia mayora dan minora cukup bersih, keadaan vulva kotor,

perineum utuh, tidak terdapat oedema, lochea rubra dengan warna

merah, berbau amis, terpasang dower kateter.

9) Anus

Terdapat pembesaran hemoroid.

7. Pemeriksaan Penunjang

a. Hematologi

Nama : Ny.S

Usia : 27 tahun

Tanggal pemerikaan : 23 Mei 2016

No Parameter Result unit Ref range


1 WBC 14.27x10*3ul 4,00-10,00
2 Neu %L 89.6% 50,0-70,0
3 Lym % 7.9% 20,0-40,0
4 Mon % 2.2% 3,0-12,0
5 Eos% 0.2% 0,5-5,10
6 Bas14.27 0.1% 0,0-0,1
7 Rbc 4.23x10*6ul 3,50-5,00
8 Hgb 13.39/dl 11,0-15,0
9 Plt 141x10*3/ul 100-300

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


8. Pengobtan/Therapy Saat Pengkajian

No Nama Obat Dosis Rute Waktu


1 IVFD Rl 20 tpm IV -
2 Keterolac 25mg(1 amp) IV 12 jam
3 Ondansentron 8mg(1tablet) Oral 8 jam

9. Resume Keperawataan

a. Resume tanggal 23 Mei 2016

Pada tanggal 23 Mei 2016 klien datang ke RSUD Pringsewu rujukan dari

puskesmas Sumber bandung dikarenakan pada kala 1 pembukaan masih 5

cm, dilakukan VT didapatkan bokong berada pada jalan lahir, setelah di

bawa kerumah sakit dengan G1 P2 A0 dengan keluhan hamil 38 minggu

dengan riwayat SC, pembukaan masih 5 cm dan Dokter menyarankan

untuk melakukan operasi SC, dokter pun melakukan operasi jam 16.00

WIB, setelah proses besalin dengan SC dengan jumlah perdarahan dari

kala I-IV 400 ml, jenis kelamin bayi perempuan dengan BB 4500 gr, PB

50 cm, pemeriksaan fisik didapatkan TD:100/70 mmhg, N:84 x/menit, RR

: 20 x/menit.

b. Resume tanggal 24 Mei 2016

Pada tanggal 24 Mei 2016 pukul 09.00 WIB klien mengatakan nyeri pada

luka post op SC, kien mengatakan nyeri seperti diiris-iris, dengan skala

nyeri 7, klien mengatakan tidak tau nutrisi yang tepat setelah opersi SC,

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan TD:100/80mmhg, N:85x/menit,

Respirasi : 20 x/menit, Suhu :37,00 C. Klien mendapat terapy IVFD RL 20

tpm, keterolac 25mg (1amp/12jam).

10. Data Fokus

a. Data subjektif

- Klien mengatakan nyeri luka post SC

- Klien mengatakan nyeri seperti di iris iris

- Klien mengatakan nyeri yang dirasakan menyebar pada dearah

abdomen

- Klien mengatakan nyeri yang dirasakan hilang timbul

- Klien mengatakan nyeri bertambah saat banyak bergerak dan nyeri

berkurang saat diberi obat

- Klien mengatakan lama nyeri ±3 menit

- Klien mengatakan tidak mengetahaui tentang nutrisi penyembuhan

untuk ibu post SC

- Klien mengatakan belum ganti pembalut

- Klien mengatakan cemas

- Klien mengatakan tidak tahu nutrisi apa untuk perawatan hemoroid.

b. Data obyektif

- Skala nyeri 7

- Terdapat luka post op SC hari pertama

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


- Klien terlihat meringis

- TD : 100/70 mmhg

- Nadi : 85x/mnt

- Suhu : 37,0oc

- Respirasi : 20x/mnt

- Lochea rubra: (berwarna merah)

- Klien terlihat cemas

- Klien bertanya tentang nutrisi pada ibu post op SC dan nutrisi

perawatan hemoroid.

11. Analisa data

No Data Masalah Etiologi


1 DS : Nyeri Terputusnya
- Klien mengatakan nyeri luka post SC kontinuitas jaringan
- Klien mengatakan nyeri seperti diiris-iris
- Klien mengatakan nyeri yang dirasakan menyebar
pada dearah abdomen
- Klien mengatakan nyeri yang dirasakan hilang timbul
- Klien mengatakan nyeri bertambah saat banyak
bergerak dan nyeri berkurang saat diberi obat
- Klien mengatakan lama nyeri ±3 menit.

DO:
- Skala nyeri 7
- Terdapat luka post op SC hari
- Klien terlihat meringis
- TD : 100/70 mmhg
- Nadi : 85x/mnt

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


- Suhu : 37,0oc
- Respirasi : 20x/mnt
2 DS: Resiko tinggi Insisi pembedahan
- Klien mengatakan tidak mampu melakukan infeksi
- Perawatan seperi mandi, klien mengatakan kurang
nyaman didaerah abdomen
- Klien mengatakan belum ganti balutan

DO:
o
- Suhu 37,0 c
- Lochea rubra (berwarna merah)
- terdapat luka post op sc hari pertama bagian abdomen
kuadran bawah
3 DS : Cemas Kurangnya
- Klien mengatakan cemas informasi tentang
- Klien mengatakan tidak tahu cara perawatan perawatan
hemoroid hemoroid

DO :
- Klien terlihat cemas
- Klien bertanya tentang perawatan hemoroid

12. Daftar Masalah

1. Nyeri b.d terputusnya kontinuitas jaringan

2. Resiko tinggi infeksi b.d Insisi pembedahan

3. Cemas b.d kurangnya informasi tentang perawatan hemoroid

B. Diagnosa Keperawatan

1. Resiko tinggi infeksi b.d insisi pembedahan

2. Nyeri b.d terputusnya kontinuitas jaringan

3. Cemas b.d kurangnya informasi tentang perawatan hemoroid

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


C. Intervensi Keperawatan

No Hari/tgl Dx kep. Tujuan Intervensi Rasional

1 Selasa/ Nyeri b.d Tupan : 1. Kaji karakteristik dan 1. Membedakan


24 mei terputusnya Setelah dilakukan lokasi ketidak- karakteristik khusus
2016 kontinuitas askep selama 2 hari nyamanan, perhatikan dari nyeri
jaringan diharapkan nyeri isyarat verbal dan non
teratasi verbal seperti
menangis.
Tupen : 2. Mempertahankan tirah 2. Meminimilkan
Setelah dilakukan baring stimulus atau
askep selama 1 hari meningkatkan
diharapkan nyeri relaksasi
dapat berkuranag 3. Ajarkan teknik 3. Mengalihkan perasaan
dengan kh : relaksasi nyeri dan menurunkan
- Skala nyeri ketidaknyamanan
berkurang 4. Berikan informasi 4. Meningkatkan
- TTV normal kepada klien dan pemecahan
- Klien keluarga mengenai masalah,membantu
mengungkapkan penyebab ketidak mengurangi nyeri.
nyeri berkurang nyamanan dan
intervensi yang tepat.

2 Selasa/ 24 Resiko Tupen : 1. Kaji terhdap tanda- 1. Membantu


mei 2016 tinggi Setelah dilakukan tanda infeksi mengidentifikasikan
infeksi b.d askep selama 2hari intervensi selanjutnya
insisi diharapkan infeksi 2. Adanya warna yang
pembedahan pada luka post op sc 2. Kaji kondisi lebih gelap disertai bau
tidak terjadi keluaran/dischart yang tidak enak mungkin
keluar: jumlah, warna, merupakan tanda
bau dari luka operasi infeksi

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


Tupen: 3. Libatkan keluarga 3. Membantu dalam
Setelah dilakukan dalam penyembuhan luka
askep selama 1 hari mempertahankan klien
diharapkan tidak teknik aseptic
adanya tanda- tanda 4. Bantu klien dalam 4. Meningkatkan
infeksi . perawatan diri (vulva kenyamanan pada
hygiene) daerah vagina
5. Lakukan tindakan 5. mencegah terjadinya
perawatan luka infeksi
3 Selasa/ 24 Cemas b.d Tupan :setelah 1. Kaji tingkat 1. Mengetahui seberapa
mei 2016 kurang dilakukan askep kecemasan besar ketakutan yang
pengetahuan selama 2 hari dialami pasien
tentang diharapkan kurang 2. Beri waktu untuk 2. Memberi kesempatan
hemoroi nya pengetahuan pasien seluas- luasnya pada
tentang hemoroid mengungkapkan secara klien agar tidak ada
teratasi verbal kecemasan nya kecemasan lagi
3. Libatkan keluarga 3. Dorongan dari pihak
Tupen : setelah dalam memberi keluarga membuat
dilakukan askep dukungan pasien mempunyai
selama 1 hari semangat dalam
diharapkan klien pengobatan ..
klien terlihat 4. Anjurkan makan 4. Feses yang keras atau
tenang. makanan tinggi serat peregangan pada saat
bab akan mengiritasi
hemoroid.
5. Menganjurkan klien 5. Untuk mengetahui
teratur untuk adanya
memeriksa rectal perdarahan/tidak.
secara teratu

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


D. Implementasi dan evaluasi

No
No Hari/tgl Implementasi Paraf Evaluasi
Dx
1 1 Selasa 24 1. Mengkaji karakteristik S:
Mei 2016
dan lokasi - Klien mengatakan nyeri
09.00
R: Klien mengatakan pada luka sc
nyeri pada abdomen
0:
bagian bawah
- Terdapat luka post op SC
H: Klien terlihat meringis
hari pertama pada
2. Memantau tekanan darah
09.15
abdomen kuadran bawah
R: Klien mau
- Skala nyeri 7
bekerjasama
H: TD 100/80mmhg, N:
A:
85 x/m
09.25 Nyeri belum teratasi
3. Mengajarkan teknik
relaksasi P:
R: Klien mendengarkan Lanjutkan intervensi
instruksi
H: Klien melakukan tarik
nafas dalam
2 II Selasa, 24 1. Membantu klien dalam S:
Mei 2016
memenuhi kebutuhan - Klien mengatakan belum
09.30
personal hygine pernah mandi setelah
R: Klien mau diganti oprasi
pembalutnya - Klien mengatakan balutan
H: Klien merasa lebih belum diganti
nyaman
09.45 O:
2. Membantu klien
- Klien tidak rapih
mengganti gurita
- Klien sedikit bau keringat
R: Klien mau bekerjasama
- Balutan belum diganti
H : Klien merasa nyaman
09.50
3. Mengganti laken pasien
A:
R : Klien mau
Masalah
bekerjasama
tidak

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


H : Klien merasa nyaman terjadi

P:
lanjutkan
intervensi
3 III Selasa 24 1. Mengkaji tingkat S:
Mei 2016 kecemasan - Klien mengatakan cemas
09.50 R:klien mau di kaji - Klien mengatakan tidak
H:klien terlihat cemas tahu cara perawatan
10.00 2. Memberi waktu pasien hemoroid
untuk mengungkapkan
secara verbal O:
kecemasanya - Klien terlihat cemas
R: Klien mau bercerita
H: Klien menceritakan A:
kecemasannya Masalah
10.15 kepada perawat belum
3. Melibatkan keluarga teratasi
dalam memberi dukungan
R: Keluarga selalu P:
memberi dukungan Lanjutkan
kepada klien untuk intervensi
kesembuhanya
H: Keluarga selalu
memberikan dukungan
kepada klien untuk
kesembuhanya.
4 I Rabu, 25 1. Mengkaji karakteristik S:
Mei 2016 nyeri - Klien mengatakan sudah
09.15 R: Klien koopertif tidak nyeri lagi
H: Terdapat luka post op
SC O:
09.20 2. Mengajarkan teknik - Skala nyeri 0 (0-10) :
relaksasi terdapat luka post op sc

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


R: Klien kooperatif pada abdomen kuadran
H: Klien mengikuti bawah
merasa lebih tenang.

A:
Masalah
teratasi

P:
Hentikan
intervensi.
5 II Rabu, 25 1. Membantu klien dalam S:
Mei 2016 memenuhi kebutuhan - Klien mengatakan dirinya
06.00 personal hygine merasa lebih nyaman
R: Klien mau diganti
pembalutnya O:
H: Klien merasa lebih - Klien terlihat regar
nyaman - Klien harum
06.30 2. Membantu klien - Klien terlihat rileks
mengganti gurita
R: Klien mau bekerjasama A:
H : Klien merasa nyaman Masalah
09.15 3. Mengganti laken pasien tidak
R : Klien mau terjadi
bekerjasama
H : Klien merasa nyaman P:
Hentikan
intervensi
6 III Rabu, 25 1. Mengkaji tingkat S:
Mei 2016 kecemasan - Klien mengatakan sudah
09.20 R: Klien mau di kaji tidak cemas lagi
H: Klien terlihat tidak
cemas O:
09.10 2. Beri waktu buat pasien - Klien terlihat tenang

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


untuk mengungkapkan
secara verbal A:
kecemasanya Masalah
R: Klien mau bercerita teratasi
H: Klien menceritakan
kecemasannya P:
kepada perawat Hentikan
intervensi
09.30
3. Melibatkan keluarga
dalam memberi dukungan
R: Keluarga mengerti apa
yang disarankan oleh
perawat
H: Keluarga selalu
memberikan dukungan
kepada klien untuk
kesembuhanya.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


BAB IV

PEMBAHASAN

Penulis pada bab ini akan membahas kesenjangan yang diperoleh dari

hasil perbandingan antara bab II dan bab III (antara tinjauan teori dan

tinjauan kasus) yang penulis dapatkan selama melakukan asuhan

keperawatan pada Ny.S dengan post partum SC dengan presentasi

bokong nifas hari kesatu tanggal 24-26 Mei 2016. Adapun

pembahasan ini meliputi tahap pengkajian, diagnosa keperawatan,

intervensi, implementasi dan evaluasi.

A. Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dari proses asuhan keperawatan dengan

mengumpulkan data yang didapat melalui teknik wawancara, observasi langsung,

pemeriksaan fisik, studi dokumentasi dan catatan keperawatan untuk

memperoleh data klien.

Pengkajian yang dilakukan menurut teori Varney (2008), pada tinjauan kasus

meliputi : pemeriksaan tanda-tanda vital, tanda-tanda anemia, edema, varises,

keadaan payudara, keadaan abdomen, keadaan vulva. Pada pemeriksaan fisik

telah dilakukan pada Ny.S seperti pemeriksaan tanda-tanda vital, edema pada

kaki, varises, keadaan vulva. Hal ini dilakukan penulis untuk mengetahui lebih

dini adanya masalah pada Ny.S, sedangkan yang tidak dilakukan dalam tinjaun

kasus yaitu pemeriksaan darah lengkap (Hb, Ht) dikarenakan tidak ada tanda-

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

5
9
tanda anemia serta tidak dilakukan pemeriksaan lochea vagina, tidak dilakukan

kultur urine dikarenakan tidak ditemukan tanda-tanda preeklampsia/eklampsia.

Pengkajian yang dilakukan pada Ny.S sudah sesuai dengan tinjauan teori yang

ada di bab II dan pengkajian dilakukan pada hari pertama post partum.

B. Diagnosa Keperawatan

Dalam konsep teori, diagnosa keperawatan post seksio sesarea terdapat diagnosa

keperawatan yaitu :

1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan peregangan perinium;

insisi pembedahan ; infolusi uteri; hemoroid; pembengkakan payudara.

2. Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan pengeluaran yang

berlebihan; perdarahan; diuresis; keringat berlebihan.

3. Gangguan pemenuhan ADL berhubungan dengan imobilisasi; kelemahan.

4. Resiko infeksi berhubungan dengan trauma jalan lahir,luka

5. Resiko gangguan proses parenting berhubungan dengan kurang pengetahuan

tentang cara merawat bayi.

Sedangkan pada laporan kasus penulis mengangkat 3 diagnosa keperawatan,

yaitu :

1. Nyeri b.d terputusnya kontinuitas jaringan

2. Resiko tinggi infeksi b.d insisi pembedahan

3. Cemas b.d kurangnya informasi tentang perawatan hemoroid

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Adapun diagnosa yang ada pada teori tetapi tidak muncul pada kasus yaitu :

a. Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan pengeluaran yang

berlebihan; perdarahan; diuresis; keringat berlebihan. Hal ini dikarenakan

pada saat pengkajian tidak ditemukan tanda-tanda perubahan nutrisi seperti

mual, muntah

b. Gangguan pemenuhan ADL berhubungan dengan imobilisasi; kelemahan.

Hal ini dikarenakan pada saat pengkajian klien sudah dapat miring kanan dan

miring ke kiri serta dapat melakukan aktivitas secara mandiri.

c. Resiko gangguan proses parenting berhubungan dengan kurang pengetahuan

tentang cara merawat bayi. Hal ini dikarenakan pada saat pengkajian klien

mengatakan sudah pernah melahirkan post sc dengan indikasi KPD, tetapi

klien mengatakan sudah mempunyai pengalaman pernah merawat bayi dari

saudara kandungnya.

C. Intervensi

Intervensi untuk masing-masing diagnosa diambil dari asuhan keperawatan

maternitas (Mitayani, 2011). Penulis membuat intervensi dari konsep teori dan

disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi klien, yaitu :

1. Pada diagnosa pertama nyeri b.d terputusnya kontinuitas jaringan intervensi

yang dilakukan adalah kaji karakteristik dan lokasi ketidak-nyamanan,

perhatikan isyarat verbal dan non verbal seperti menangis, mempertahankan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


tirah baring, ajarkan teknik relaksasi dan berikan informasi kepada klien dan

keluarga mengenai penyebab ketidaknyamanan dan intervensi yang tepat.

2. Pada diagnosa resiko tinggi infeksi b.d insisi pembedahan, intervensi yang

dilakukan adalah kaji terhdap tanda-tanda infeksi, kaji kondisi

keluaran/dischart yang keluar: jumlah, warna, bau dari luka operasi, libatkan

keluarga dalam mempertahankan teknik aseptic, bantu klien dalam perawatan

diri (vulva hygiene) dan lakukan tindakan perawatan luka.

3. Diagnosa cemas b.d kurangnya informasi tentang perawatan hemoroid,

intervensi yang dilakukan adalah kaji tingkat kecemasan, beri waktu untuk

pasien mengungkapkan secara verbal kecemasannya, libatkan keluarga dalam

memberi dukungan, anjurkan makan makanan tinggi serat dan menganjurkan

klien teratur untuk memeriksa rectal secara teratu.

D. Implementasi

Komponen tahap implementasi yaitu tindakan keperawatan mandiri, kolaborasi.

1. Diagnosa nyeri b.d terputusnya kontinuitas jaringan. Implementsi yang

penulis lakukan sesuai dengan intervensi pada teori seperti kaji karakteristik

dan lokasi ketidak-nyamanan, perhatikan isyarat verbal dan non verbal

seperti menangis, mempertahankan tirah baring, ajarkan teknik relaksasi dan

berikan informasi kepada klien dan keluarga mengenai penyebab ketidak

nyamanan dan intervensi yang tepat.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


Penulis melakukan semua intervensi didalam teori seperti: mengkaji

karakteristik dan lokasi nyeri, memantau tekanan darah, mengajarkan teknik

relaksasi napas dalam, hal ini penulis lakukan untuk memenuhi standar

tindakan pelayanan keperawatan, agar nyeri yang dirasakan klien berkurang

dan klien dapat mengontrol nyeri yang dirasakan klien dengan latihan nafas

dalam. Pada diagnosa ini penulis tidak melakukan intervensi menganjurkan

kilen berbaring tengkurap dengan bantal karena sudah dilakukan teknik

relaksasi nafas dalam. Ada beberapa intervensi yang tidak ada dalam teori

yang penulis lakukan seperti: merapihkan tempat tidur untuk kenyamanan

klien.

2. Diagnosa resiko tinggi infeksi b.d insisi pembedahan. Implementasi yang ada

pada landasan teori yang perawat lakukan adalah kaji terhdap tanda-tanda

infeksi, kaji kondisi keluaran/dischart yang keluar: jumlah, warna, bau dari

luka operasi, libatkan keluarga dalam mempertahankan teknik aseptic, bantu

klien dalam perawatan diri (vulva hygiene) dan lakukan tindakan perawatan

luka.

Pada tahap ini penulis melakukan semua intervensi pada teori, penulis hanya

melakukan semu didalam teori seperti : mengkaji tanda tanda-infeksi, pantau

suhu dan nadi sesuai indikasi, bantu klien dalam perawatan diri, melibatkan

keluarga dalam mempertahankan tehnik anti septik, melakukan tindakan

perawatan luka, berkolborasi dalam pemberian anti biotik. Ada beberapa

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


intervensi yang tidak ada dalam teori yang penulis lakukan seperti mencuci

tangan sebelum melakukan tindakan dan menganjurkan klien mengganti

pembalut saat sudah penuh.

3. Diagnosa cemas b.d kurangnya informasi tentang perawatan hemoroid. Pada

tahap ini penulis melakukan intervensi sesuai dengan teori yaitu kaji tingkat

kecemasan, beri waktu untuk pasien mengungkapkan secara verbal

kecemasannya, libatkan keluarga dalam memberi dukungan, anjurkan makan

makanan tinggi serat dan menganjurkan klien teratur untuk memeriksa rectal

secara teratur. Pada saat dilakukan pengkajian penulis tidak melakukan

semua implementasi sesuai dengan rencana keperawatan seperti menjelaskan

pola peningkatan bertahap dari aktifitas, hal ini dikarenakan pada saat

dilakukan pengkajian klien sudah dapat melakukan aktivitas secara mandiri

seperti miring ke kanan dan miring ke kiri.

E. Evaluasi

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2 hari pada Ny.S didapatkan hasil

sebagai berikut :

1. Diagnosa 1

Nyeri b.d terputusnya kontinuitas jaringan sudah teratasi dibuktikan dengan

klien mengatakan sudah tidak merasakan nyeri lagi dan skala nyeri dalam batas

normal (0-10) : terdapat luka post op sc pada abdomen kuadran bawah.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


2. Diagnosa 2

Resiko tinggi infeksi b.d insisi pembedahan bekas operasi sudah teratasi

dibuktikan dengan klien terlihat regar, klien harum dan klien terlihat rileks.

3. Diagnosa 3

Diagnosa cemas b.d kurangnya informasi tentang perawatan hemoroid sudah

teratasi dibuktikan dengan klien mengatakan sudah tidak cemas lagi dan klien

terlihat tenang.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Asuhan keperawatan selama 3 hari yang telah dilakukan pada tanggal 24-25 Mei

2016, dan penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil pengkajian pada Ny. S tidak semua data sama dengan pengkajian pada

teori sehingga terjadi kesenjangan antara tinjauan teori dan keadaan klien.

2. Diagnosa keperawatan yang ada dalam tinjauan teori tidak semua dapat

ditegakkan karena disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan saat ini dan

dapat muncul diagnosa baru diluar tinjauan teori. Diagnosa yang muncul pada

tinjauan kasus adalah nyeri bd terputusnya kontuinutas jaringan, resiko tinggi

infeksi bd insisi pembedahan bekas operasi dan cemas bd kurangnya

informasi tentang perawatan hemoroid

3. Rencana tindakan keperawatan dengan kondisi klien dan pedoman pada

berbagai sumber buku dan SOP dengan tetap memperhatikan kondisi klien.

4. Setiap melaksanakan tindakan keperawatan yang baik diperlukan kerjasama

yang baik dari klien, keluarga, maupun tim kesehatan lainnya.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


5. Evaluasi yang digunakan dengan menggunakan rumusan SOAP yang muncul

pada klien teratasi dengan kriteria hasil penulis rumuskan ditujuan

keperawatan.

6. Dokumentasi keperawatan dibuat sebagai hasil pencatatan dari asuhan

keperawatan pada Ny. S yang telah dilaksanakan

B. Saran

Melihat dari kesimpulan yang didapat, maka penulis memberi saran sebagai

berikut :

1. Pasien

Diharapkan pasien mampu melakukan perawatan yang dapat dilakukan

dirumah seperti :

a. Melakukan perawatan kebersihan kemaluan seperti mengganti pembalut

setiap kali terasa penuh.

b. Mencuci tangan 6 langkah sebelum dan sesudah menyusui.

c. Dapat menggunakan teknik menyusui yang baik dan benar dirumah.

2. Ruang Kebidanan

Diharapkan perawat di Ruang Kebidanan dalam melaksanakan tindakan

keperawatan lebih meningkatkan mutu pelayanan dalam melaksanakan asuhan

keperawatan, sehingga terjadinya komplikasi pada ibu post partum, seperti

terjadinya infeksi dan perdarahan pada ibu dapat dicegah sejak dini.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


3. Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu Provinsi Lampung

a. Diharapkan dapat memberikan pelayanan dan melengkapi sarana dan

prasarana yang dibutuhkan untuk pemberian asuhan keperawatan

semaksimal mungkin.

b. Meningkatkan kemampuan tim kesehatan dalam melaksanakan tindakan

keperawatan dan pembuatan dokumentasi keperawatan.

4. Pihak Institusi Pendidikan (STIKes Muhammadiyah Pringsewu)

Penulis berharap agar institusi pendidikan dapat menambah fasilitas guna

praktik mahasiswa/i khususnya keperawatan maternitas, dan dalam

pelaksanaan studi kasus sekiranya institusi pendidikan lebih mengupayakan

pengadaan literatur tentang asuhan keperawatan pada post partum normal atas

indikasi ketuban pecah dini yang terbaru sehingga dapat membantu

mahasiswa/i dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada post partum SC

atas indikasi persentasi bokong yang lebih baik dan meningkatkan kesehatan.

Mengembangkan kemampuan dan skill dengan cara memagang di RS atau RB

dalam keperawatan bagi peserta didik untuk dapat memberikan asuhan

keperawatan maternitas dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


DAFTAR PUSTAKA

Dinas Provinsi Lampung, 2012. Profil Kesehatan Provinsi Lampung Tahun 2012.
Bandar Lampung.

Doenges, Marilynn, E., & Moorhouse, Mary, F., (2010). Rencana Perawatan
Maternal/Bayi. Edisi: 4. EGC: Jakarta.

Hidayat. S dkk, (2010). Ilmu Kebidanan: Patologi & Fisiologi Persalinan. Yayasan
Essentia Medica (YEM): Yogyakarta.

Hutahaean, S. (2009). Asuhan Keperawatan dalam Maternitas & Ginekologi. TIM:


Jakarta Timur.

Kenneth. J, dkk. (2009) Williams Manual Of Obstetrics, EGC: Jakarta.

Manuaba, I B G. (2012). Teknik Operasi Obstetri & Keluarga Berencana. TIM:


Jakarta.

Mansjoer. A dkk, (2008). Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3. Penerbit Medika


Aesculapius: Jakarta.

Mochtar. Rustam, (2011). Synopsis Obstetri, Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi,


(Jilid 1 dan 2). EGC: Jakarta.

Mitayani, (2011). Asuhan Keperawatan Maternitas, Jakarta : Salemba Medika.

Prawirohardjo, S., (2013). Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono.


Prawirohardjo: Jakarta.

Saleha, (2009). Asuhan Patologi Kebidanan Plus Contoh Asuhan Kebidanan. Nuha
Medika: Jogjakarta.

Sukarni. (2013). Kesehatan Ibu dan Bayi. Trans Info Media : Jakarta.

Wiknjosastro, Gluadi. (2008). Asuhan Persalinan Normal Dan Inisiasi Menyusui


Dini. Andi Ofset : Jakarta.

World Health Organization, (2012). The Global Picture. Geneva: WHO.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

Anda mungkin juga menyukai