Nervus olfaktorius tersusun atas sel-sel nervus olfaktorius yang terdapat pada
mukosa rongga hidung bagian atas. Serabut saraf yang keluar dari badan sel saraf ini
membentuk 20 berkas serabut saraf pada setiap sisi rongga hidung. Serabut-serabut ini
menembus lamina kribriformis ossis ethmoidalis dan serabut-serabut sarafnya bersinaps di
neuron-neuron bulbus olfaktorius. Terdapat dua jenis sel yang menyusun bulbus
olfaktorius yaitu sel mitral dan sel berjambul (tufted cells). Serabut-serabut saraf yang
keluar dari kedua jenis sel tersebut membentuk berkas saraf yang disebut traktus
olfaktorius.
Sensasi bau timbul akibat hantaran impuls oleh serabut-serabut saraf yang keluar
dari badan sel mitral ke korteks lobus piriformis dan amigdala, sedangkan sel berjambul
menghantarkan impuls olfaktorik ke hipotalamus untuk membangkitkan reflek olfaktorik-
kinetik, yaitu timbulnya salivasi akibat mencium bau tertentu.
Gambar 2. Skema Nervus Olfaktorius
Syarat Pemeriksaan nervus Olfaktorius (N I):
- Pasien harus sadar, jalan nafas bebas, atrofi (-), GCS (456).
- Bahan yang digunakan tidak iritatif seperti formalin, amoniak, merica, alcohol, atau cuka).
- Bahan tidak menimbulkan sensai isis (contoh:menthol) bisa salah persepsi
- Bahan harus dikenal (tembakau, kopi, the, vanili, sabun, jeruk.
- Diutamakan kemampuan membau daripada identifikasi bau.
Gambar 3. Pemeriksaan N I
Interpretasi Hasil Pemeriksaan :
- Terciumnya bau-bauan secara tepat menandakan fungsi nervus olfaktorius kedua sisi
adalah baik.
Fungsi nervus optikus dapat di periksa dengan beberapa teknik pemeriksaan. Pada
bagian latihan akan dibatasi pada pemeriksaan visus dan lapangan pandang (visual field)
sedangkan funduskopi akan dilatihkan pada topik Ophtalmologi.
PEMERIKSAAN DAYA PENGLIHATAN (VISUS).
Pemeriksaan visus pada bagian neurologi pada umumnya tidak dikerjakan
menggunakan kartu Snellen tetapi dengan melihat kemampuan penderita dalam mengenali
jumlah jari-jari, gerakan tangan dan sinar lampu.