PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Hingga saat ini, virus Corona penyebab COVID-19 telah menginfeksi lebih dari 100.000
penduduk dunia dan sekitar 4.000 orang di antaranya dinyatakan meninggal dunia. Kematian
paling banyak terjadi pada penderita COVID-19 yang berusia 80 tahun ke atas, dengan
persentase mencapai 21,9%. Seiring pertambahan usia, tubuh akan mengalami berbagai
penurunan akibat proses penuaan, mulai dari menurunnya produksi pigmen warna rambut,
produksi hormon, kekenyalan kulit, massa otot, kepadatan tulang, kekuatan gigi, hingga fungsi
organ-organ tubuh. Sistem imun sebagai pelindung tubuh pun tidak bekerja sekuat ketika masih
muda. Inilah alasan mengapa orang lanjut usia (lansia) rentan terserang berbagai penyakit,
termasuk COVID-19 yang disebabkan oleh virus Corona. Selain itu, tidak sedikit lansia yang
memiliki penyakit kronis, seperti penyakit jantung, diabetes, asma, atau kanker. Hal ini bisa
meningkatkan risiko atau bahaya infeksi virus Corona. Komplikasi yang timbul akibat COVID-
19 juga akan lebih parah bila penderitanya sudah memiliki penyakit-penyakit tersebut.
Indonesia merupakan negara dengan struktur penduduk tua ( Aging Population ), dimana
populasi lanjut usia (lansia) saat ini diproyeksikan sebesar 27,08 juta jiwa atau 9,99% dari total
penduduk Indonesia. Permasalahan kesehatan pada populasi lansia antara lain sebanyak 63.5%
lansia menderita Hipertensi, 5.7% lansia dengan Diabetes Mellitus, 4.5% lansia dengan
Penyakit Jantung, 4.4% lansia dengan Stroke, 0.8% lansia dengan Gangguan Ginjal dan 0.4%
lansia menderita Kanker (Riskesdas 2018).
Pada era pandemi saat ini, kelompok lansia merupakan kelompok yang paling berisiko
mengalami keparahan/morbiditas dan mortalitas akibat penyakit Covid-19. Data mortalitas
akibat Covid-19 di beberapa negara lain menunjukkan peningkatan seiring dengan
meningkatnya usia, seperti di Tiongkok jumlah kematian pada populasi usia 60-69 tahun
sebesar 3.6%, pada usia 70-79 tahun sebesar 8% dan pada usia lebih dari 80 tahun sebanyak
14.8%. Hal ini dikarenakan pasien lansia (geriatric) umumnya memiliki berbagai komorbiditas,
seperti penyakit kardiovaskular, penyakit kencing manis, penyakit pernapasan kronik,
hipertensi dan lain-lain. Hal ini senada dengan Indonesia, dimana angka mortalitasnya
meningkat seiring dengan meningkatnya usia yaitu pada populasi usia 45-54 tahun adalah 8%,
55-64 tahun 14% dan 65 tahun ke atas 22%. Untuk itu pencegahan penularan melalui upaya
promotif dan preventif kepada kelompok lansia sangat penting dilakukan, baik di tingkat
keluarga, masyarakat dan fasilitas Kesehatan. Selain pencegahan penularan Corona virus
kepada kelompok lansia, perlu juga diantisipasi dampak dari kebijakan pembatasan social
Terhadap kesehatan lansia, seperti kesehatan mental dan kognitif lansia, meningkatnya jumlah
lansia yang menderita penyakit kronik serta meningkatnya angka komplikasi penyakit kronik
dan jumlah lansia yang mengalami ketergantungan karena akses terhadap layanan kesehatan
yang terhambat. Lansia sebagai kelompok rentan tentu saja sangat membutuhkan dukungan dari
keluarga dan masyarakat agar kesehatan dan kualitas hidup lansia selama masa pandemi Covid-
19 dapat tetap terjaga seoptimal mungkin. Untuk itu perlu disusun suatu pedoman yang menjadi
acuan bagi tenaga kesehatan dalam melakukan pelayanan kesehatan bagi lansia pada era
pandemi Covid-19, dengan prioritas pada layanan promotif dan preventif.
2. TUJUAN
Tujuan pedoman adalah sebagai acuan dalam pelayanan kesehatan bagi lansia di tingkat
keluarga, masyarakat dan fasilitas pelayanan kesehatan pada masa pandemi Covid-19.
3. SASARAN
a. Tenaga kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
b. Pengelola program kesehatan lansia di Dinas Kesehatan Provinsi, Kabupaten dan Kota.
c. Pendamping Lansia (keluarga, kader, relawan, petugas sosial/panti) dan lansia.
d. Lintas Sektor terkait.
BAB II
Corona Virus Disease 19 (Covid-19) telah dinyatakan sebagai pandemi dunia oleh WHO
(2020), Sedangkan secara nasional pemerintah Indonesia telah menerbitkan beberapa regulasi
terkait Covid-19 yang pada akhirnya diterbitkan Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020
tentang Penetapan Bencana Non Alam Penyebaran Covid-19 Sebagai Bencana Nasional.
Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV2) adalah
virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID-19.
Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang
berat, hingga kematian. Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang
lebih dikenal dengan nama virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke
manusia. Walaupun lebih bayak menyerang lansia, virus ini sebenarnya bisa menyerang siapa saja,
mulai dari bayi, anak-anak, hingga orang dewasa, termasuk ibu hamil dan ibu menyusui. Infeksi
virus Corona disebut COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) dan pertama kali ditemukan di kota
Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan sangat cepat dan telah
menyebar ke hampir semua negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan.
Selain virus SARS-CoV-2 atau virus Corona, virus yang juga termasuk dalam kelompok ini adalah
virus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan virus penyebab Middle-East
Respiratory Syndrome (MERS). Meski disebabkan oleh virus dari kelompok yang sama, yaitu
coronavirus, COVID-19 memiliki beberapa perbedaan dengan SARS dan MERS, antara lain
dalam hal kecepatan penyebaran dan keparahan gejala. B. Hakikat Teori Coronavirus adalah
kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan.
Tindakan pencegahan dan mitigasi merupakan kunci penerapan di pelayanan kesehatan dan
masyarakat. Langkah-langkah pencegahan yang paling efektif di masyarakat meliputi: