Contoh ancaman yang pernah terjadi di Indonesia :
Ancaman terhadap persatuan dan kesatuan bangsa saat ini berada pada kondisi yang mengkhawatirkan, tindakan kekerasan dan intimidasi semakin sering terjadi, tindakan mengatasnamakan agama dan kelompok sosial dijadikan alasan pembenar untuk melakukan tindakan yang melanggar norma dan hukum yang berlaku. Menyikapi situasi yang ada saat ini hukum harustampilsebagaipanglima tertinggi untuk menertibkan dan mencegah terjadinya ancaman terhadap kedaulatan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia), negara tidak boleh kalah dengan kejahatan karena hukum bertujuan untuk memberikan kepastian, kemanfaatan dan keadilan. ancaman disintegrasi bangsa akibat munculnya pergolakan dan pemberontakan salah satunya pemberontakan G30 S/PKI. Apa itu Disintegrasi? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), disintegrasi adalah keadaan tidak bersatu padu; keadaan terpecah belah; hilangnya keutuhan atau persatuan; perpecahan. Maka dapat disimpulkan bahwa disintergasi bangsa adalah memudarnya kesatupaduan antargolongan dan kelompok yang ada dalam suatu bangsa yang bersangkutan.Pemicu dari terjadinya disintegrasi bangsa dapat disebabkan oleh 3 faktor, yaitu karena adanya konflik ideologi, konflik kepentingan atau ketentaraan, dan konflik kenegaraan atau sistem pemerintahan. Pemberontakan G30 S/PKI menjadi salah satu bentuk disintegrasi bangsa, dimana hal tersebut merupakan gerakan pengkhianatan yang dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) untuk merebut kekuasaan dan mengganti dasar negara Pancasila dengan ideologi komunis. Sejak dilakukan demokrasi terpimpin, kedudukan PKI semakin kuat di tanah air. Pada tahun 1959, Presiden Soekarno membubarkan parlemen dan menetapkan konstitusi di bawah dekrit Presiden dengan dukungan penuh dari PKI. Perkembangan politik saat itu menimbulkan reaksi dari partai-partai tertentu dan PKI menempatkan dirinya sebagai golongan yang menerima pancasila sebagai dasar negara. Pembentukan NASAKOM (nasionalis, agama, dan komunis) yang sebenarnya diperuntukan guna merangkul kekuatan-kekuatan politik yang terus bersaing, justru menguntungkan PKI dan memperkuat kedudukannya bahkan penghargaan pemerintah terhadapnya pun semakin meningkat. Berbagai program dan tindakan yang diambil pemerintah memberi peluang bagi PKI untuk memperkuat kadernya bahkan Presiden Soekarno menempatkan PKI di barisan depan dalam demokrasi terpimpin. PKI terus berusaha memprovokasi bentrokan antara aktivis massa dan polisi serta militer. Pemberontakan ini mencapai puncaknya pada 30 September 1965 yang dikenal dengan pemberontakan G30 S/PKI. Bahkan untuk mencapai tujuannya tersebut, PKI tidak segan-segan untuk menghalalkan segala cara dengan menculik dan membunuh 7 perwira tinggi TNI AD. Setelah jelas terungkap bahwa PKI punya keinginan lain maka diadakan operasi penumpasan seperti menginsyafkan kesatuan-kesatuan yang dimanfaatkan oleh PKI, merebut studio RRI dan kantor besar Telkom, dan gerakan pembersihan terhadap tokoh-tokoh yang terlibat langsung maupun yang mendalanginya. Akhirnya PKI dinyatakan sebagai partai terlarang dan tidak boleh lagi tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Pendapat saya mengenai peristiwa ancaman tersebut :
Menurut saya, ancaman apapun bentuknya haruslah kita waspadai. Bukan hanya tugas pemerintah saja, masyarakat juga harus ikut serta dalam melakukan upaya upaya untuk menumpas berbagai ancaman yang terjadi di Indonesia. Sebagai generasi penerus kita haruslah memiliki sikap toleransi dan nasionalisme yang tinggi, bukan itu saja sebagai pelajar kita haruslah mempunyai pemahanan akan bahayanya ancaman- ancaman baik dalam bentuk terorisme, radikalisme, dll.
Strategi agar hal tersebut tidak terjadi lagi di Indonesia :
1. Pemerintah harus tegas untuk menutup ruang gerak dari kelompok sektarian dan radikal. Kebebasan dan ruang bagi kelompok sektarian dan radikal menjadi peluang terjadinya tindakan intoleran, ancaman bagi eksistensi ideologi Pancasila, dan adanya aksi teror. Tindakan tegas pemerintah yang perlu dilakukan adalah membubarkan organisasi yang mengarah kepada sektarian, radikal dan mengancam ideologi bangsa. Selain membubarkan, pemerintah perlu tegas bahwa organisasi dengan aliran yang bertentangan dengan ideologi Pancasila adalah organisasi terlarang. Dengan hal ini maka pemerintah bisa dengan tegas memberikan tindakan hukum kapada anggota kelompok tersebut sebagai efek jera. 2. Penggalangan dan mengarahkan kembali anggota kelompok tersebut agar kembali kepada ideologi Pancasila yang dianut secara wajib bagi warga negara Indonesia. Pemerintah perlu melakukan langkah-langkah berkesinambungan terhadap orang-orang atau kelompok yang sudah mempunyai paham radikal. Pelibatan lembaga keagamaan dan masyarakat untuk merangkul orang-orang dengan paham radikal perludilakukan. Mantan narapidana kasus terorisme harus dibina dan dirangkul supaya mereka tidak kembali melakukan aksi teror. Upaya untuk membuat lembaga pemsyarakatan khusus pelaku teror perlu didukung. 3. Mengajarkan toleransi dan perdamaian kepada generasi muda sejak dini. Dengan sikap toleran dan damai yang kuat maka generasi muda tidak mudah dipengaruhi untuk diajak melakukan aksi teror terutama dengan janji-janji surgawi sebagai balasan jika mau melakukan aksi teror bom bunuh diri. Toleransi dan perdamaian ini harus dicontohkan dengan teladan terutama dari elit politik, tokoh agama, dan publik figure lainnya yang menjadi panutan bagi masyarakat. 4. Menyatukan kekuatan antara pemerintah dan organisasi masyarakat. Pemerintah bersama dengan organisasi masyarakat sebaiknya bersatu padu dengan masyarakat untuk memperkuat nilai-nilai luhur bangsa seperti gotong royong, toleransi, dan kebhinnekaan. Pemahaman perbedaan sebagai kekuatan bangsa perlu disadarkan ulang secara masif untuk melawan gerakan yang mengusung perbedaan sebagai ancaman.