Anda di halaman 1dari 3

Nama : Irma Mulazimatul H.

No.Absen : 19

Kelas : XII MIPA 1

TUGAS PKN

 Contoh ancaman yang pernah terjadi di Indonesia :


Ancaman terhadap persatuan dan kesatuan bangsa saat ini berada pada kondisi yang
mengkhawatirkan, tindakan kekerasan dan intimidasi semakin sering terjadi, tindakan
mengatasnamakan agama dan kelompok sosial dijadikan alasan pembenar untuk
melakukan tindakan yang melanggar norma dan hukum yang berlaku. Menyikapi
situasi yang ada saat ini hukum harustampilsebagaipanglima tertinggi untuk
menertibkan dan mencegah terjadinya ancaman terhadap kedaulatan NKRI (Negara
Kesatuan Republik Indonesia), negara tidak boleh kalah dengan kejahatan karena
hukum bertujuan untuk memberikan kepastian, kemanfaatan dan keadilan.
ancaman disintegrasi bangsa akibat munculnya pergolakan dan pemberontakan salah
satunya pemberontakan G30 S/PKI.
Apa itu Disintegrasi? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
disintegrasi adalah keadaan tidak bersatu padu; keadaan terpecah belah; hilangnya
keutuhan atau persatuan; perpecahan. Maka dapat disimpulkan bahwa disintergasi
bangsa adalah memudarnya kesatupaduan antargolongan dan kelompok yang ada
dalam suatu bangsa yang bersangkutan.Pemicu dari terjadinya disintegrasi bangsa
dapat disebabkan oleh 3 faktor, yaitu karena adanya konflik ideologi, konflik
kepentingan atau ketentaraan, dan konflik kenegaraan atau sistem pemerintahan.
Pemberontakan G30 S/PKI menjadi salah satu bentuk disintegrasi bangsa, dimana hal
tersebut merupakan gerakan pengkhianatan yang dilakukan oleh Partai Komunis
Indonesia (PKI) untuk merebut kekuasaan dan mengganti dasar negara Pancasila
dengan ideologi komunis.
Sejak dilakukan demokrasi terpimpin, kedudukan PKI semakin kuat di tanah air.
Pada tahun 1959, Presiden Soekarno membubarkan parlemen dan menetapkan
konstitusi di bawah dekrit Presiden dengan dukungan penuh dari PKI. Perkembangan
politik saat itu menimbulkan reaksi dari partai-partai tertentu dan PKI menempatkan
dirinya sebagai golongan yang menerima pancasila sebagai dasar negara.
Pembentukan NASAKOM (nasionalis, agama, dan komunis) yang sebenarnya
diperuntukan guna merangkul kekuatan-kekuatan politik yang terus bersaing, justru
menguntungkan PKI dan memperkuat kedudukannya bahkan penghargaan pemerintah
terhadapnya pun semakin meningkat.
Berbagai program dan tindakan yang diambil pemerintah memberi peluang bagi PKI
untuk memperkuat kadernya bahkan Presiden Soekarno menempatkan PKI di barisan
depan dalam demokrasi terpimpin. PKI terus berusaha memprovokasi bentrokan
antara aktivis massa dan polisi serta militer.
Pemberontakan ini mencapai puncaknya pada 30 September 1965 yang dikenal
dengan pemberontakan G30 S/PKI. Bahkan untuk mencapai tujuannya tersebut, PKI
tidak segan-segan untuk menghalalkan segala cara dengan menculik dan membunuh 7
perwira tinggi TNI AD.
Setelah jelas terungkap bahwa PKI punya keinginan lain maka diadakan operasi
penumpasan seperti menginsyafkan kesatuan-kesatuan yang dimanfaatkan oleh PKI,
merebut studio RRI dan kantor besar Telkom, dan gerakan pembersihan terhadap
tokoh-tokoh yang terlibat langsung maupun yang mendalanginya. Akhirnya PKI
dinyatakan sebagai partai terlarang dan tidak boleh lagi tersebar di seluruh wilayah
Indonesia.

 Pendapat saya mengenai peristiwa ancaman tersebut :


Menurut saya, ancaman apapun bentuknya haruslah kita waspadai. Bukan hanya tugas
pemerintah saja, masyarakat juga harus ikut serta dalam melakukan upaya upaya
untuk menumpas berbagai ancaman yang terjadi di Indonesia. Sebagai generasi
penerus kita haruslah memiliki sikap toleransi dan nasionalisme yang tinggi, bukan itu
saja sebagai pelajar kita haruslah mempunyai pemahanan akan bahayanya ancaman-
ancaman baik dalam bentuk terorisme, radikalisme, dll.

 Strategi agar hal tersebut tidak terjadi lagi di Indonesia :


1. Pemerintah harus tegas untuk menutup ruang gerak dari kelompok sektarian
dan radikal.
Kebebasan dan ruang bagi kelompok sektarian dan radikal menjadi peluang
terjadinya tindakan intoleran, ancaman bagi eksistensi ideologi Pancasila, dan
adanya aksi teror.
Tindakan tegas pemerintah yang perlu dilakukan adalah membubarkan
organisasi yang mengarah kepada sektarian, radikal dan mengancam ideologi
bangsa. Selain membubarkan, pemerintah perlu tegas bahwa organisasi
dengan aliran yang bertentangan dengan ideologi Pancasila adalah organisasi
terlarang. Dengan hal ini maka pemerintah bisa dengan tegas memberikan
tindakan hukum kapada anggota kelompok tersebut sebagai efek jera.
2. Penggalangan dan mengarahkan kembali anggota kelompok tersebut agar
kembali kepada ideologi Pancasila yang dianut secara wajib bagi warga negara
Indonesia.
Pemerintah perlu melakukan langkah-langkah berkesinambungan terhadap
orang-orang atau kelompok yang sudah mempunyai paham radikal. Pelibatan
lembaga keagamaan dan masyarakat untuk merangkul orang-orang dengan
paham radikal perludilakukan. Mantan narapidana kasus terorisme harus
dibina dan dirangkul supaya mereka tidak kembali melakukan aksi teror.
Upaya untuk membuat lembaga pemsyarakatan khusus pelaku teror perlu
didukung.
3. Mengajarkan toleransi dan perdamaian kepada generasi muda sejak dini.
Dengan sikap toleran dan damai yang kuat maka generasi muda tidak mudah
dipengaruhi untuk diajak melakukan aksi teror terutama dengan janji-janji
surgawi sebagai balasan jika mau melakukan aksi teror bom bunuh diri.
Toleransi dan perdamaian ini harus dicontohkan dengan teladan terutama dari
elit politik, tokoh agama, dan publik figure lainnya yang menjadi panutan bagi
masyarakat.
4. Menyatukan kekuatan antara pemerintah dan organisasi masyarakat.
Pemerintah bersama dengan organisasi masyarakat sebaiknya bersatu padu
dengan masyarakat untuk memperkuat nilai-nilai luhur bangsa seperti gotong
royong, toleransi, dan kebhinnekaan. Pemahaman perbedaan sebagai kekuatan
bangsa perlu disadarkan ulang secara masif untuk melawan gerakan yang
mengusung perbedaan sebagai ancaman.

Anda mungkin juga menyukai