Anda di halaman 1dari 8

RESUME PERKEMBANGAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA

DALAM PELAKSANAAN PERAN BIDAN PADA


KELUARGA BERENCANA

Mata Kuliah Teknologi Tepat Guna

Disusun oleh:

Sisca Pandan Sari (P3.73.24.2.18.075)

Kelas 3B

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN

TAHUN 2020/2021
A. Medis Operatif Wanita (MOW)/ Tubektomi
Tubektomi adalah pemotongan saluran indung telur (tuba fallopi) sehingga sel telur tidak
bisa memasuki rahim untuk dibuahi. Tubektomi bersifat permanen.
1. Jenis Tubektomi :
a. Minilaparotomi berupa sayatan kecil sekitar 3 cm daerah perut bawah
(suprapubik)/ subumbilikal (pada lingkar pusat bawah)
b. Laparoskopi (sayatan besar) adalah pemeriksaan endoskopik dari bagian dalam
rongga peritoneum dengan alat laparoskop yang dimasukkan melalui dinding
anterior abdomen. Sayatan dibuat di bawah pusat sepanjang lebih dari 1 cm.
2. Keuntungan dari Tubektomi adalah hanya dilakukan 1 kali saja, sehingga tidak
diperlukan motivasi yang berulang-ulang, efektivitas hampir 100%, tidak
mempengaruhi proses menyusui (breastfeeding), tidak bergantung pada faktor
senggama. Tubektomi juga baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi risiko
kesehatan yang serius. Pelaksanaan pembedahan sederhana, dapat dilakukan dengan
anestesi lokal. Tidak ada efek samping dalam jangka panjang. Tidak ada perubahan
dalam fungsi seksual (tidak ada efek pada produksi hormon ovarium). Kontrasepsi
mantap ini tidak mempengaruhi ASI, sehingga aman bagi ibu yang sedang menyusui.
3. Kekurangan dari Tubektomi yaitu ada rasa sakit/tidak nyaman setelah tindakan, dan
tidak melindungi terhadap PMS ( penyakit menular seksual ), termasuk HBV dan
HIV/AIDS.
4. Syarat Melakukan Tubektomi
a. Syarat sukarela : Pengetahuan pasangan mengenai cara-cara kontrasepsi lain,
risiko dan keuntungan dari melakukan kontrasepsi mantap atau tubektomi
serta pengetahuan tentang sifat permanen dari tubektomi ini.
b. Syarat bahagia : Perkawinan yang sah dan harmonis, umur istri minimal 25
tahun dengan minimal telah mempunyai 2 orang anak hidup dan anak terkecil
lebih dari 2 tahun.
c. Syarat medik : Tidak ditemukan hambatan atau kontraindikasi untuk
menjalankan tindakan ini. Dokter atau bidan wajib melakukan pemeriksaan

2
menyeluruh terhadap wanita yang akan melakukan tubektomi guna mencegah
timbulnya komplikasi selama operasi maupun setelah operasi.
5. Indikasi

a. Indikasi medis umum : Wanita yang memiliki gangguan fisik atau psikis yang
akan menyebabkan gangguan tersebut menjadi lebih berat apabila hamil lagi.
Gangguan fisik diantaranya adalah menderita penyakit kronis, seperti
tuberkulosis (TBC), penyakit jantung, penyakit ginjal, kanker payudara.
Gangguan psikis diantaranya yaitu menderita skizofrenia, epilepsi dan
gangguan kejiwaan lainnya.
b. Indikasi medis obstetrik : Seperti wanita yang sudah memiliki banyak anak,
apalagi dengan usia yang sudah lanjut. Wanita yang memiliki riwayat
toksemia gravidarum berulang, seksio sesar berulang (>3), histerektomi,
mioma uteri dan kondisi yang berhubungan dengan penyakit kandungan
lainnya.
c. Indikasi medis ginekologik : Wanita yang sedang melakukan operasi
ginekologis dengan pertimbangan untuk sekaligus melakukan sterilisasi.
d. Indikasi genetik, contoh: penyakit hemofilia, penyakit thalasemia dan penyakit
keturunan lainnya seperti wanita hamil dengan pasangan yang memiliki
perbedaan rhesus.
e. Indikasi kontrasepsi merupakan murni keinginan dari wanita dan pasangannya
untuk menghentikan kesuburan.
f. Indikasi sosial ekonomi, pasangan yang sudah memiliki banyak anak dan
merasa beban ekonomi semakin lama semakin bertambah berat.
2. Kontraindikasi
a. Kontraindikasi mutlak : Wanita dalam keadaan hamil, adanya perdarahan
vaginal yang belum ditemukan penyebab pastinya, adanya infeksi sistemik
atau pelvik yang akut, adanya peradangan pada liang senggama, seperti
vaginitis atau servisitis akut, adanya perlekatan kavum douglas.
b. Kontraindikasi relatif: wanita dengan obesitas, adanya bekas laparotomi, tidak
adanya kepastian, belum adanya persetujuan tertulis dari pihak yang
bersangkutan.

3
8. Waktu dilakukan MOP
a Setiap waktu selama siklus menstruasi apabila diyakini secara rasional
klien tidak hamil
b Hari ke-6 hingga ke-13 dari siklus menstruasi (fase proliferasi)
c Pascapersalinan; minilaparotomi di dalam waktu 2 hari atau hingga 6
minggu atau 12 minggu, laparoskopi tidak tepat untuk klien
pascapersalinan
d Pascakeguguran; Triwulan pertama (minilaparotomi atau laparoskopi),
Triwulan kedua (minilaparotomi saja)
9. Efek Samping tubektomi dapat berupa reaksi alergi anestesi, infeksi atau abses pada
luka, perforasi rahim, perlukaan kandung kencing, perdarahan mesosalping.
10. Peran Bidan dalam Melakukan Kontrasepsi Mantap adalah membantu klien untuk
menentukan pilihannya, bantulah klien mengenai apa yang sesuai dengan keadaan
dan kebutuhannya. Bidan membantu klien mempertimbangkan kriteria dan keinginan
klien terhadap jenis kontrasepsi

B. Medis Operatif Pria (Mop) / Vasektomi


Vasektomi yang dilakukan melalui sebuah insisi kecil di skrotum dan lumen vas deferens
yang bertujuan untuk menghambat lewatnya sperma dari testis. Vasektomi adalah cara
KB mantap di mana saluran air mani (vas deferens) diputuskan sehingga sperma dari
dalam testis tidak akan keluar bersama cairan mani lain pada saat bersetubuh. Vasektomi
untuk pertama kalinya dilakukan pada manusia oleh Harrison pada Tahun 1893 di
London, Inggris. Mula-mula dengan alasan medis, untuk mengobati pasien dengan
indikasi hipertrofi prostat.
1. Jenis-jenis Metode Operasi Pria (MOP)
a. Vasektomi Tanpa Pisau (VTP atau No-scalpel Vasectomy)
Vasektomi tanpa pisau (diciptakan Key-Hole), di mana hemostat tajam, untuk
menusuk skrotum, sehingga mampu mengurangi waktu penyembuhan serta
menurunkan kesempatan infeksi (sayatan).
b. Vasektomi dengan insisi skrotum (tradisional)

4
Vasektomi dengan insisi skrotum, pembedahan kecil pada deferensia vasa
manusia yang terputus, dan kemudian diikat / ditutup untuk mencegah sperma
memasuki aliran mani (ejakulasi).
c. Vasektomi semi permanen
Vasektomi Semi Permanen yakni vas deferen yang diikat dan bisa dibuka kembali
untuk berfungsi secara normal kembali.
4. Pelaksanaan Vasektomi
Vasektomi dapat dilakukan jika sudah memenuhi syarat dan terhindar dari
kontraindikasi.

a. Persiapan Petugas :

1) Cuci tangan dengan sabun dan air bersih selama 10 menit atau bahan
antiseptik selama 2 menit
2) Memakai baju yang bersih (baju operasi), tutup kepala, tutup mulut dan
hidung.

b. Pra- Operasi
1) Anamnesis dan lakukan Infomed Consent
2) Pemeriksaan fisik
3) Pemeriksaan laboratorium

c. Persiapan Klien
1) Klien sebaiknya mandi serta mengenakan pakaian yang bersih dan longgar
sebelum mengunjungi klinik, atau setidaknya klien dianjurkan
membersihkan daerah skrotum dan inguinal atau lipat paha sebelum
masuk ke ruang tindakan
2) Klien dianjurkan membawa celana khusus untuk menyangga skrotum
3) Rambut pupis cukup digunting untuk memperkecil resiko infeksi
d. Prosedur Vasektomi
Prosedur vasektomi biasanya memakan waktu selama 10-30 menit dan dilakukan
oleh dokter ahli bedah. Secara garis besar, dokter akan melakukan:
1) Celana dibuka dan dibaringkan dalam posisi terlentang

5
2) Penis diplester ke dinding perut
3) Menyuntikkan bius lokal pada kulit skrotum (kantong zakar).
Tepat di linea mediana di atas vas deferens, kulit skrotum diberi anestesi
lokal (Prokain/ Lidokain/ Novokain/ Xilocain 1-2% tanpa epinefrin) 0,5
ml
4) Membuat sayatan pada bagian atas skrotum/ menggunakan penjepit kecil
untuk menahan saluran yang akan dipotong
5) Mencari letak vas deferens
6) Menarik bagian dari vas deferens untuk keluar melalui lubang sayatan
7) Melakukan pemotongan pada vas deferens
8) Menutup vas deferens dengan mengikatnya, menggunakan kauter,
memakai klip pembedahan, atau kombinasi dari beberapa metode tersebut
9) Mengembalikan posisi vas deferens ke dalam skrotum
10) Melakukan penjahitan untuk menutup sayatan di skrotum

e. Pemulihan Pasca-prosedur

1) Pastikan memakai celana dalam yang dapat menyangga buah zakar (testis)
dengan baik, selama setidaknya 48 jam setelah vasektomi.
2) Menjaga daerah insisi agar tetap kering
3) Mengaplikasikan kompres dingin pada area bekas operasi selama dua hari
pertama setelah operasi. Langkah ini dapat mengurangi nyeri dan
pembengkakan.
4) mengurangi aktivitas setelah pembedahan dengan beristirahat total selama
24 jam setelah pembedahan.
5) Hindari aktivitas berat selama seminggu, seperti olahraga yang
membutuhkan mengangkat beban berat atau pekerjaan berat.
6) Klien boleh bersenggama sesudah tidak merasa sakit (hari ke 2-3), namun
untuk mencegah kehamilan,pakailah kondom atau cara kontrasepsi lain
selama 3 bulan atau sampai ejakulasi15-20 kali.

6
7) Segera berkonsultasi dengan dokter jika Anda mengalami tanda infeksi,
seperti muncul darah dari bekas luka operasi, tampak kemerahan, makin
nyeri dan bengkak, serta demam di atas 38ºC.

5. Kelebihan MOP Vasektomi adalah : Sangat efektif (0.1-0.15 kehamilan per 100
wanita) dalam tahun pertama penggunaan, lebih ekonomis, mudah pelaksanaanya
dengan pembiusan setempat kurang lebih 15 menit, bekas operasi hanya merupakan
luka yang cepat sembuh, tidak mengganggu hubungan seksual.
6. Kekurangan MOP vasektomi antara lain : Harus dengan tindakan pembedahan, masih
dimungkinkan terjadi komplikasi seperti pendarahan dan infeksi, tidak melindungi
klien dari penyakit menular seksual, asih harus menggunakan kondom selama 15 kali
ejakulasi agar tidak terjadi kehamilan akibat dari sisa-sisa sperma yang terdapat di
saluran vas deferens, jika istri masih menggunakan alat kontrasepsi disarankan tetap
mempertahankan selama 2 bulan sampai 3 bulan sesudah suami menjalankan
vasektomi.
7. Syarat sebagai Peserta Vasektomi antara lain : Sudah merasa cukup jumlah anak dan
dalam keadaan sehat, atas kehendak sendiri, mendapat persetujuan dari istri, dalam
kondisi keluarga yang harmonis, pasutri dalam keadaan sehat, konseling harus
dilakukan pada saat calon klien (pasangan) berada pada Psikologis yang prima,
informed consent.
8. Efek samping Metode Operasi Pria (MOP)
Efek samping pada pengguna vasektomi tidak memiliki efek yang bersifat merugikan,
sperma yang diproduksi akan kembali diserap tubuh tanpa menyebab gangguan
metabolisme, rasa nyeri atau ketidaknyamanan akibat pembedahan yang biasanya
hanya berlangsung beberapi hari, infeksi akibat perawatan bekas operasi yang tidak
bagus atau disebabkan karena dari lingkungan luar bukan dari vasektomi dan
vasektomi tidak berpengaruh terhadap kemampuan laki-laki untuk melakukan
hubungan seksual, perdarahan, hematoma (biasanya terjadi didaerah skrotum),
granuloma sperma terjadi pada ujung proksimal vas yang gejalanya merupakan
benjolan kenyal kadang kadang keluhan nyeri.
9. Kontraindikasi

7
a. Penderita hernia
b. Penderita kencing manis ( diabetes ).
c. Penderita kelainan pembekuan darah
d. Penderita penyakit kulit atau jamur di daerah kemaluan
e. Tidak tetap pendiriannya
f. Memiliki peradangan pada buah zakar
g. Infeksi didaerah testis dan penis
h. Hidrokel ( penumpukan cairan pada kantong zakar )
i. Variokel ( varises pada pembuluh darah balik buah zakar )
10. Indikasi
a. Pasangan yang tidak ingin lagi menambah jumlah anak
b. Pasangan yang istrinya sudah sering melahirkan
c. Memiliki penyakit yang membahayakan kesehatan
d. Pasangan yang telah gagal dengan kontrasepsi lain

Anda mungkin juga menyukai