Abstrak
Nyeri pada neonatus dapat mengakibatkan perilaku fisiologi dan respon metabolik yang negatif. Paparan
nyeri dapat merusak perkembangan otak bayi dan menimbulkan gangguan belajar serta perilaku di masa
anak-anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh non nutritive sucking (pacifier) terhadap
respon nyeri neonatus yang dilakukan pemasangan infus. Desain penelitian menggunakan static group
comparation pada 20 sampel yang diambil dengan consecutive sampling. Pengumpulan data
menggunakan lembar observasi. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata respon nyeri pada kelompok
perlakuan 6,20 dan pada kelompok kontrol 11,40. Hasil Independent t-test didapatkan hasil p = 0,00 < α
(α = 0,05) yang berarti ada pengaruh pemberian non nutritive sucking (pacifier) terhadap respon nyeri
neonatus yang dilakukan pemasangan infus. Nyeri saat pemasangan infus dialihkan dengan efek analgetik
non nutritive sucking yang mengaktifkan jalur opioid oleh stimulasi mekanisme orotactile dan
mechanoreceptor sehingga nyeri teralihkan. Non nutritive sucking (pacifier) dapat menjadi salah satu
alternatif nonfarmakologi dalam meminimalisasi nyeri pada neonatus.
Abstract
Applying Non-Nutritive Sucking (Pacifier) To The Neonatus Near Response Infused. Pain in the
neonate may result in physiological behavior and negative metabolic responses. Exposure to pain can
damage the baby's brain development and lead to learning disorders and behavior in childhood. This
study aims to determine the effect of nonnutritive sucking (pacifier) on neonatal pain responses conducted
by infusion. The study design use static group comparation in 20 samples taken with consecutive
sampling. Data collection use observation sheets. The results showed the average of pain response in the
treatment group of 6.20 and in the control group of 11.40. Independent t-test results obtained p = 0.00 <α
(α = 0,05) which means there is influence of nonnutritive sucking (pacifier) applying to neonate pain
response by infusion. The pain during infusion is diverted with a nonnutritive sucking analgesic effect
that activates the opioid pathway by stimulation orotactile and mechanoreceptor so the pain is distracted.
Nonnutritive sucking (pacifier) is able to be one of the nonpharmacological alternatives in minimizing
pain in neonates.
114
Pramesti, T.A, I Gusti Ayu Ratna Padmasari, I.G.A & Wardhana, Z.A, Pemberian Non-Nutritive
Sucking (Pacifier) Terhadap Respon Nyeri Neonatus Yang Dilakukan Pemasangan Infus
pemasangan infus pada neonatus oleh umum untuk terapi nyeri yaitu
karena ukuran vena yang masih kecil farmakologik dan non farmakologik
dan terbatasnya perawat profesional (Kyle & Carman, 2014). Upaya non
dalam hal pemasangan infus pada bayi farmakologik yang digunakan untuk
menyebabkan seringnya terjadi mengurangi nyeri diruang intensive bayi
penusukan berulang kali. Belum ada diantaranya pemberian non nutritive
angka yang pasti tentang prevalensi sucking (NNS), yaitu dengan
kegagalan pemasangan infus pada memberikan dot dari silikon (empeng)
neonatus di Indonesia. Ini disebabkan ke mulut bayi untuk merangsang
karena penelitian yang berkaitan dengan penghisapan tanpa pemberian ASI
terapi intravena dan publikasinya masih ataupun susu formula. Bagi neonatus
jarang (Widayati, et al., 2016). Melihat mulut merupakan instrumen primer
tingginya angka kesakitan neonatus untuk menerima rangsang dan
diperlukan adanya kemajuan di bidang kenikmatan, oleh karenanya intervensi
pelayanan kesehatan untuk untuk meminimalisir nyeri dilakukan
meningkatkan prospek dan daya tahan sesuai kebutuhan guna memperkuat
hidup bayi terutama yang sangat kurang perkembangan fisik, psikososial, dan
bulan melalui perawatan intensive. neurologis yang optimal. Sherwood
Dampak nyeri pada neonates (2009) menjelaskan bahwa nyeri
dapat bersifat jangka pendek dan jangka merupakan mekanisme proteksi untuk
panjang. Pemecahan cadangan lemak menimbulkan kesadaran akan kenyataan
dan karbohidrat, peningkatan morbiditas bahwa sedang atau akan terjadi
merupakan dampak jangka pendek kerusakan jaringan. Persepsi nyeri
sedangkan jangka panjangnya berupa berada pada area kortek (fungsi
penolakan terhadap kontak manusia, evaluatif kognitif) yang muncul akibat
keterlambatan perkembangan, gangguan stimulus menuju saraf spinotalamikus
neurobehavioral, gangguan belajar, dan talamiko kortikalis.
kinerja motorik buruk, defisit perhatian, Pemasangan infus dilakukan
tingkah laku adaptif buruk, untuk memenuhi kebutuhan nutrisi atau
ketidakmampuan mengahadapi situasi obat melalui jalur parentral serta
baru, peningkatan respon stres mempertahankan keseimbangan cairan
hormonal dikehidupan dewasa kelak dan elektrolit. Prosedur yang diterapkan
(Wong, 2008). Terdapat dua metode di rumah sakit mewajibkan perawat
115
Pramesti, T.A, I Gusti Ayu Ratna Padmasari, I.G.A & Wardhana, Z.A, Pemberian Non-Nutritive
Sucking (Pacifier) Terhadap Respon Nyeri Neonatus Yang Dilakukan Pemasangan Infus
116
Pramesti, T.A, I Gusti Ayu Ratna Padmasari, I.G.A & Wardhana, Z.A, Pemberian Non-Nutritive
Sucking (Pacifier) Terhadap Respon Nyeri Neonatus Yang Dilakukan Pemasangan Infus
117
Pramesti, T.A, I Gusti Ayu Ratna Padmasari, I.G.A & Wardhana, Z.A, Pemberian Non-Nutritive
Sucking (Pacifier) Terhadap Respon Nyeri Neonatus Yang Dilakukan Pemasangan Infus
118
Pramesti, T.A, I Gusti Ayu Ratna Padmasari, I.G.A & Wardhana, Z.A, Pemberian Non-Nutritive
Sucking (Pacifier) Terhadap Respon Nyeri Neonatus Yang Dilakukan Pemasangan Infus
119
Pramesti, T.A, I Gusti Ayu Ratna Padmasari, I.G.A & Wardhana, Z.A, Pemberian Non-Nutritive
Sucking (Pacifier) Terhadap Respon Nyeri Neonatus Yang Dilakukan Pemasangan Infus
120
Pramesti, T.A, I Gusti Ayu Ratna Padmasari, I.G.A & Wardhana, Z.A, Pemberian Non-Nutritive
Sucking (Pacifier) Terhadap Respon Nyeri Neonatus Yang Dilakukan Pemasangan Infus
ekstrim bisa menjadi faktor yang nyeri. Non nutritive sucking mempunyai
berpengaruh terhadap kejadian hipoksia, efek analgetik non farmakologis sebagai
hiperkarbi, yang berakibat dapat intervensi pereda rasa sakit. Reflek
merusak perkembangan otak bayi dan hisap yang terjadi mengakibatkan
berkontribusi terhadap gangguan belajar stimulasi sensoris yang mengurangi
dan perilaku di masa kanak-kanak. tanggapan neonatus terhadap nyeri.
Gambaran Nyeri Responden Pada Kozier (2010) menyatakan pada
Kelompok Kontrol neonatus, tipe nosiseptor perifer telah
Berdasarkan tabel 6 rerata nyeri sama dengan dewasa sehingga desentis
neonatus saat dilakukan pemasangan nosiseptor neonatus persatuan luas kulit
infus pada kelompok perlakuan adalah lebih tinggi dibandingkan dewaasa.
6,20 ± 1,398. Berdasarkan hasil rata- Mielinisasi yang belum sempurna baik
rata respon nyeri yang diperoleh pada pada saraf A delta dan C perifer
kelompok perlakuan, rata-rata maupun saraf spinalis diteruskan ke
responden mengalami nyeri ringan. korda spinalis yang dapat menyebabkan
Neonatus yang menggunakan non spasme otot sehingga timbul withdrawal
nutrititive sucking memiliki respon reflex. Sensitisasi sentral dapat terjadi
nyeri ringan sampai sedang. Dari data pada korda spinalis. Stimulasi reseptor
yang diperoleh dapat dilihat pada tabel N-Methyl D-Aspartate (NMDA) akan
8 skor tertinggi respon nyeri neonatus meningkatkan eksitabilitas neuron di
pada kelompok perlakuan adalah 9 sekitarnya (wind-up phenomena). Hal
(nyeri sedang) dan skor terendah pada ini menyebabkan bayi mengalami
kelompok perlakuan adalah 4 (nyeri penurunan ambang nyeri (hiperalgesia)
ringan). Non nutritive sucking adalah dan peningkatan respon nyeri jaringan
salah satu strategi untuk mengurangi sekitar (alodynia). Hasil penelitian ini
respon nyeri pada neonatus, pernyataan didukung oleh penelitian Devi (2012)
ini sesuai dengan pendapat Kyle & yang menyatakan penggunaan
Carman (2014) yang menyatakan upaya kombinasi pemberian non nutritive
nonfarmakologi yang digunakan untuk sucking dan sukrosa terhadap respon
mengurangi nyeri salah satunya non nyeri neonatus setelah dilakukan
nutritive sucking yang merupakan pemasangan infus, didapatkan p =0,000
instrumen untuk meminimalisasi nyeri. yang menunjukkan bahwa terdapat
Semakin tinggi skor maka semakin perbedaan respon nyeri yang signifikan
121
Pramesti, T.A, I Gusti Ayu Ratna Padmasari, I.G.A & Wardhana, Z.A, Pemberian Non-Nutritive
Sucking (Pacifier) Terhadap Respon Nyeri Neonatus Yang Dilakukan Pemasangan Infus
pada bayi setelah pemasangan infus pada tabel 5 rata-rata laju jantung pada
antara kelompok intervensi dan kelompok perlakuan adalah 135,70 dan
kelompok kontrol. Arwismasari (2015) nilai maksimum untuk laju jantung 149
yang meneliti aplikasi tindakan (sedang). Pada tabel 3 rata-rata
pemberian kombinasi non nutritive terjadinya penusukan berulang pada
sucking dan sukrosa terhadap respon kelompok perlakuan adalah 1,30
nyeri pemasangan infus didapatkan penusukan lebih dari sekali disebabkan
hasil pada 7 dari 10 responden pada oleh beberapa faktor, saat penelitian
kelompok kontrol yang tidak diberikan berlangsung terdapat faktor penyulit
non nutritive sucking dan glukosa sehingga tidak dapat dilakukan
didapatkan skala nyeri berat, sedangkan penusukan hanya sekali. Salah satunya
pada kelompok intervensi didapatkan 5 dikarenakan tenaga kesehatan yang
dari 10 responden memiliki skala nyeri melakukan pemasangan infus memiliki
sedang. keahlian dan jam terbang yang tidak
Pemberian non nutritive sucking sama. Selain itu pemasangan infus tidak
(pacifier) saat pemasangan infus hanya dilakukan di radiant warmer
memiliki skala nyeri ringan sampai tetapi juga dilakukan di incubator.
sedang. Faktor yang mempengaruhi Tempat untuk dilakukannya
nyeri salah satunya usia gestasi dan usia pemasangan infus juga mempengaruhi
neonatus. Pada tabel 1 rata-rata usia respon nyeri, hal ini disebabkan karena
gestasi pada kelompok perlakuan adalah posisi yang kurang nyaman akan
37,70 dimana usia gestasi juga menyebabkan neonatus untuk menangis
mempengaruhi respon neonatus sehingga mengaburkan hasil penelitian
terhadap nyeri, semakin matur gestasi apakah bayi menangis karena posisi
neonatus semakin jelas pula respon yang tidak nyaman atau karena nyeri
nyeri yang ditampilkan. Non nutritive penusukan infus.
sucking (pacifier) selain berfungsi Analisis Perbedaan Respon Nyeri
memberikan kenyamanan selama Pada Kelompok Perlakuan Dengan
menjalani prosedur medis juga Kelompok Yang Kontrol
membantu bayi agar lebih cepat untuk Berdasarkan tabel 8 hasil analisis
tidur dibuktikan dengan laju jantung respon nyeri kelompok perlakuan lebih
yang relatif stabil saat dilakukan rendah dibandingkan dengan kelompok
pemasangan infus. Hal ini dapat dilihat kontrol, ini dapat dibuktikan dengan
122
Pramesti, T.A, I Gusti Ayu Ratna Padmasari, I.G.A & Wardhana, Z.A, Pemberian Non-Nutritive
Sucking (Pacifier) Terhadap Respon Nyeri Neonatus Yang Dilakukan Pemasangan Infus
123
Pramesti, T.A, I Gusti Ayu Ratna Padmasari, I.G.A & Wardhana, Z.A, Pemberian Non-Nutritive
Sucking (Pacifier) Terhadap Respon Nyeri Neonatus Yang Dilakukan Pemasangan Infus
124
Pramesti, T.A, I Gusti Ayu Ratna Padmasari, I.G.A & Wardhana, Z.A, Pemberian Non-Nutritive
Sucking (Pacifier) Terhadap Respon Nyeri Neonatus Yang Dilakukan Pemasangan Infus
125
Pramesti, T.A, I Gusti Ayu Ratna Padmasari, I.G.A & Wardhana, Z.A, Pemberian Non-Nutritive
Sucking (Pacifier) Terhadap Respon Nyeri Neonatus Yang Dilakukan Pemasangan Infus
126