SANITASI BIOSKOP
Disusun oleh :
Kelas 2B
Kelompok 3
Dosen pembimbing:
Sejati, SKM.M.Kes
Instruktur:
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah yang maha kuasa atas segala rahmat dan karunianya sehingga
kami dapat menyelesaikan laporan ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga laporan ini dapat dipergunakan sebagai petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam
administrasi pendidikan dalam profesi keguruan.
Harapan kami semoga laporan ini menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi laporan ini sehngga kedepannya
dapat lebih baik.
Laporan ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
sangat sedikit. Oleh karena itu kami harapkan kepada pembaca untuk dapat memberi masukan
yang bersifat membangun untuk kesempurnaan laporan ini.
Kelompok III
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................I
DAFTAR ISI............................................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan .........................................................................................................................17
4.2 Saran ....................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
LEMBARAN PENGESAHAN
Berdasarkan pratikum yang dilaksanakan di Bioskop Karya Padang yang dilaksanakan pada
hari Kamis, 18 April 2019 dengan materi Sanitasi Bioskop, disetujui oleh :
PENDAHULUAN
Tempat umum adalah suatu tempat yang umumnya terdapat banyak orang yang berkumpul
untuk melakukan suatu kegiatan baik secara sementara maupun secara terus-menerus. Tempat
umum juga dapat diartikan sebagai sarana yang diselenggarakan oleh pemerintah, swasta atau
perorangan yang digunakan bagi masyarakat. Tempat umum perlu dikelola demi kelangsungan
kehidupan dan penghidupannya untuk mencapai keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial,
yang memungkinkan penggunanya hidup dan bekerja dengan produktif secara sosial ekonomis.
Sarana dan bangunan umum dinyatakan memenuhi syarat kesehatan lingkungan apabila
memenuhi kebutuhan fisiologis, psikologis dan dapat mencegah penularan penyakit antar
pengguna, penghuni dan masyarakat sekitarnya, selain itu harus memenuhi persyaratan dalam
pencegahan terjadinya kecelakaan. Jenis-jenis tempat umum yang sangat memerlukan
pengawasan yaitu : Hotel, Restoran, Kolam renang , Pasar, Bioskop, tempat-tempat rekreasi,
tempat-tempat ibadah, pertokoan, Pemangkas rambut, salon, Stasiun kereta api atau bus, rumah
sakit. Dan pada saat ini penulis akan membahas mengenai sanitasi di Bioskop.
Bioskop merupakan salah satu tempat hiburan yang mempertunjukan film. Di indonesia
bioskop muncul pada tahun 1900, seiring dengan perkembangan zaman bioskop menyebar luas
dikota-kota kecil. Kita mengetahui bahwa bioskop merupakan tempat berkumpulnya orang
banyak untuk menonton, sehingga memungkinkan terjadinya kepadatan pada gedung bioskop
atau hal lainnya dan pada saat itulah perlu adanya pengawasan terhadap sanitasinya. Pengawasan
ini dilakukan dengan berbagai upaya mencegah terjadinya penularan penyakit atau gangguan-
gangguan yang mungkin timbul di bioskop. Sanitasi Bioskop memberikan berbagai indikator
yang harus diperhatikan dengan indicator dan parameter antra lain Letak gedung, Lingkungan
Bioskop dengan parameter sanitasi antara lain mencakup persyaratan pada halaman dan gedung.
(Arifin , 2009)
1.2 Tujuan
Mahasiswa bisa mengetahui kondisi fisik dari fasilitas sanitasi yang terdapat di
Bioskop Karia Padang.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat mengetahui kondisi aspek-aspek fasilitas sanitasi di Bioskop
Karia Padang.
b. Mahasiswa dapat mengetahui masalah fasilitas sanitasi Bioskop Karia Padang
c. Mahasiswa dapat mencari solusi pemecahan masalah fasilitas sanitasi di Bioskop
Karia Padang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bioskop adalah tempat untuk menonton pertunjukan film dengan menggunakan layar lebar.
Gambar film di proyeksikan ke layar menggunkan proyektor. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, edisi ketiga, Departemen Pendidikan Nasional, Balai Pustaka, Jakarta, 2001 :
b) Bioskop, adalah pertunjukan yang diperlihatkan gambar, yang disorot sehingga dapat
bergerak.
Bioskop mempunyai peranan penting dalam penulran penyakit, timbulnya kecelakaan dan
gangguan-gangguan lain. Gangguan-gangguan yang dapat ditimbulkan antara lain:
1) Letak kursi bagian terdepan yang terlalu dekat dengan layar ( kurang dari 6m) dapat
merusak mata.
2) Letak pintu, jendela dan lain-lain lobang ventilasi yang keliru menimbulkan gerak angin
yang keras dan penonton dapat sakit karenanya.
3) Ventilasi yang kurang baik, menimbulkan tidak adanya gerak udara dalam gedung, sehingga
keadaan dalam gedung dapat panans sekali dn menimbulkan pusing kepala.
4) Letak lampu bahaya diatas pintu-intu yang menyilaukan dapat mengganggu mata para
penonton.
5) Kurangnya pemeliharaan keersihan pada tempat tempat duduk/kursi, menjadikan kursi
tersebut menjadi tempat bersarang dan berkembang biaknya binatang pen gganggu antara
lain kutu busuk, yang dapat menimbulkan gangguan kepada para penonton.
6) Pemakaian film proyektor yang rusak ( misalnya bergetar ) atau lensa yang sudah kabur
akan menimbulkan kerusakan mata.
7) Lantai yang tidak memenuhi syarat misalnya licin akan menimbulkan kecelakaan kepada
penonton, dan lantai yang berdebu akan mengganggu penonton.
8) WC dan urinoir yang tidak dirawat akan menimbulkan bau tidak dan mengganggu
keyamanan penonton.
Letak atau lokasi gedung biskop perlu diperhatikan karena letak berpengaruh terhadap
kenyamanan dari gedung bioskop. Bentuk letak ini perlu diperhatikan sebagai berikut :
– Ditempat yang luas dengan alas an agar memberikan tampat untuk parker mobil dan lain-lain
kendaraan, serta memberik keleluasan dan kepuasan para pengunjung unutk mamandang
keindahan sekitarnya.agar kendaraan dapat diparkir dengan rapih/teratur perlu adanaya rambu
untuk tempat parkir.
– Ditempatyang strategis yaitu ditengah-tengah dekat perumahan penduduk agar mudah dicapai
dengan berjalan atau dengan kendaraan, serta ditengah-tengah tempat rekreasi lain.
– Ditempat yang jauh dari faktor penganggu, seperti tempat pembuangan sampah, industry yang
gaduh dan terlalu ramai.
– Ditempat yang tinggi dan kering, tidak dekat rawa atau derah banjir.
– Halaman sangat penting unut gedung bioskop, diguakan unutk parkir kendaraan dan
hendaknya cukup luas.
– Halaman harus bersih, tidak terdapat sampah-sampah yng berserakan, gerangan air, oie, dll.
– Pagi malam hari halaman bioskop perlu penerangan minimal 3 cm pada permukaan tanah.
– Halaman perlu diberi pagar sebagai pembatas.
– Arah-arah lalu lintas dibuat teratur baik untuk penonton maupun untuk kendaraan-kendaraan
yang keluar masuk halaman.
– Sisa peralatan yan g tidak digunakan untuk parkir dapat dibuat pertamanan dengan tumbuh-
tumbuhan, bunga-bunga untuk menambah keindahan sekitarnya.
c. Tempat Sampah
Tersedianya tempat-tempat sampah dan tempat pengumpulan samaph semntara. Penempatan dan
jumlah tempat sampah memadai.
1. Exterior Gedung :
Halaman yang ada didalam gedung bioskop tatapi terletak diluar ruangan pertunjukan
( diluar dinding yang membatasi tempat pertunjukan ) dibioskop yang modern, maka pada
exterior gedung terdapat berbagai macam fasilitas antara lain :
– Restoran
– Tempat berpesta
– Snack bar
– Kamar tunggu
– Wc/urinoir
– Kmar pemadam kebakaran
– Kamar telepon.
Demikian untuk exterior gedung minimal terdapat wc/urinior, kamar telepon, pemadam
kebakaran, kaar tunggu dan exterior traffic.
1) WC dan urinoir :
Persyaratan dari WC adalah :
Jumlah WC (Jamban) aalah minimal 1 buah untuk setiap 200 kursi
Jamban untuk laki-laki dan jamban untuk wanita harus terpisah.
Harus tersedia air yang cukup banyak untuk menggelontor maupun untuk membersihkan.
Keadaan jamban harus selalu dalam keadaan bersih dan terpelihara.
Penerangan minimal 5 fc pada permukaan lantai.
Persyaratan dari urinoir :
Jumlah minimal 1 buah untuk 100 kursi.
Tersedia air pembersih yang cukup.
Penerangan minimal 5 fc pada lantai.
Keadaan selalu bersih dan terpelihara.
Urinoir yang baik adalah type single urinoir, cara membersihkannya secara berkala 5 menit
atau 10 menit sekali dapat dipakai “intermittent automatic flushing device”.
Ditempat tersebut sebaiknya terdapat wash tafel (tempat cuci tangan) dilengkapi dengan sabun
dan tissue.
2) Ruang Telepon
Telepon untuk gedung bioskop adalah penting sekali. Biasanya telepon ada diruangan
direksi, dengan demikian pengunaannya kurang baik bila digunakan untuk umum. Oleh karena
itu perlu adanya telepon sifatnya untuk umum dan perlu ditempatkan dikamar tersendiri.
Adapun kegunaan telepon adalah :
Keperluan pemesanan karcis
Keperluan pribadi penonton dengan penonton, dan lain-lain.
3) Pemadan Kebakaran
Didalam gedung bioskop harus tersedia alat pemadam kebakaran yang masih berfungsi dan
diletakkan ditempat yang mudah dilihat dan mudah dijangkau oleh umum.
Pada setiap alat pemadam kebakaran perlu adanya penjelasan tentang cara penggunaannya.
Jumlah pemadam kebakaran disesuaikan dengan besar kecilnya gedung bioskop.
4) Ruang Tunggu
Kamar tunggu digedung bioskop perlu sekali karena :
Memberikan tempat bagi para pengunjung yang telah untuk beristirahat.
Memberikan tempat bagi para penonton untuk menunggu gilirannya menonton film.
Oleh sebab itu, maka kamar tunggu perlu dijaga kebersihannya, disediakan tempat sampah yang
cukup, kursi diatur sedemikian rupa, diberi pot-pot bunga sehingga ruang tunggu tersebut
bentuknya menarik dan menyenangkan.
5) Exteriour Traffic
Exteriour traffic sangat penting, karena akan melancarkan lalu lintas penonton untuk menuju
ke bagian-bagian lain di lingkungan exteriour gedung tersebut. Tanpa adanya exteriour traffic
lalu lintas penonton akan terganggu.
Beberapa hal yang harus mendapatkan perhatian dari exteriour traffic adalah :
Hendaknya jalan-jalan tersebut dibuat cukup lebar.
Hendaknya jalan-jalan yang menghubungkan dari bagian kebagian lain cukup jelas dan teratur.
Agar keluar masuknya pengunjung teratur maka pintu yang menuju ke ruan pertunjukkan dan
pintu yang keluar dari tempat pertunjukkan hendaknya terpisah.
Perlu diperhatikan pencahayaan yang cukup agar tidak panas perlu dipasang ventilasi buatan.
Untuk menjaga kebersihan perlu disediakan tempat-tempat atau rokok maupun puntung rokok.
2. Interiour Gedung :
Adalah ruangan didalam gedung bioskop dimana terdapat tempat duduk para penonton
untuk melihat film (tempat pertunjukkan).
Yang perlu mendapatkan perhatian didalam interiour gedung ini antara lain adalah :
1. Dinding
Dinding gedung pertunjukkan dibuat anti gema suara dengan menerapkan sistem “acoustic”
dengan maksud :
mencegah gema suara yang memantul dan menggaduhkan bunyi asli.
mencegah penyerapan suara (absorpsi) sehingga suara hilang dan menjadi kurang jelas.
membantu resonansi (menguatkan suara).
2. Lantai
Lantai dibuat dari bahan yang kedap air, keras, tidak licin dan mudah dibersihkan.
Kemirinan dibuat sedemikian rupa sehingga pemandangan penonton yang dibelakang tidak
terganggu oleh penonton yang dimuka.
Menurut hasil penyelidikan yang dilakukan oleh Departemen Penerangan bersama Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyatakan bahwa : Jarak antara sandaran kursi adalah lebih
kurang 90 cm, dengan sudut penurunan ideal ke arah layar 6,28 terhadap garis horizontal, berarti
perbedaan tinggi kepala kursi yang berurutan 10 cm.
3. Ventilasi
Ventilasi untuk gedung bioskop adalah penting oleh karena untuk mengatur sirkulasi udara, agar
udara kotor dalam ruangan keluar dan udara bersih masuk sehingga penonton merasa nyaman.
Untuk atau kamar normal 27˚C dan kelembaban yang baik adalah 40%”.
(Soebagio Reksosoebroto)
“Suhu ruang antara 20˚C-25˚C, dengan kelembaban diantara 40%-50%”.
(Rudi Gunawan)
Sistem ventilasi pada umumnya terbagi atas dua yaitu :
a) Ventilasi Alami (Natural Ventilation System)
Ventilasi alam ini dapat dibuat dengan jalan memasang jendela dan lubang-lubang angin atau
dengan menggunakan bahan bangunan yang berpori-pori.
b) Ventilasi Buatan (Artificial Ventilation System)
Untuk ventilasi buatan ini dapat berupa :
Fan (kipas angin), fungsinya hanya memutar udara didalam ruangan, sehingga masih
diperlukan ventilasi alamiah.
Exhauster (pengisap udara), prinsip kerjanya adalah mengisap udara kotor dalam ruangan
sehingga masih diperlukan ventilasi alamiah.
Air Conditioning (AC)
AC yang baik untuk gedung bioskop adalah menggunakan AC central.
Air Conditioning (AC), prinsip kerjanya adalah penyaringan, pendinginan, pengaturan
kelembaban serta pengaturan suhu dalam ruangan.
Yang perlu diperhatikan bila menggunakan AC adalah ruangan harus tertutup rapat dan orang
tidak boleh merokok didalam ruangan.
4. Tempat Duduk atau Kursi
Persyaratan dari tempat duduk atau kursi adalah :
Konstruksi cukup kuat dan tidak mudah untuk bersarangnya binatang pengganggu antara lain
kutu busuk atau serangga lainnya.
Ukuran kursi yaitu :
i. Lebih kurang 40-50 cm.
ii. Tinggi kursi dari lantai sebaiknya 48 cm.
iii. Tinggi sandaran 38-40 cm dengan lebar sandaran disesuaikan dengan kenyamanan.
iv. Sandaran tangan berfungsi juga sebagai pembatas.
v. Sandaran pengguna tidak boleh terlalu tegak.
Letak kursi agar diatur sedemikian rupa sehingga semua penonton dapat melihat gambar secara
penuh dengan tidak terganggu. Jarak antara kursi dengan kursi didepannya minimal 40 cm yang
berfungsi untuk jalan ke tempat kursi yang dituju.
Tiap penonton harus dapat melihat dengan sudut pandang maksimal 30˚.
Penonton yang duduk di baris terdepan harus masih dapat melihat seluruh gambar sepenuhnya.
Artinya bagian tepi layar atas, bawah dan samping kiri dan kanan berturut-turut maksimum
membentuk sudut 60º-80º dengan titik mata.
5. Pintu darurat
Persyaratan pintu darurat adalah:
– Lebar minimal pintu darurat adalah 2 kali lebar pintu biasa (160 cm)
– Jarak pintu darurat yang satu dengan lain sedikit-dikitnya 5 m dengan tinggi 1,8 m, dan
membuka kea rah ke luar.
– Letak pintu darurat sebelah kiri dan sebelah kanan ruang pertunjukkan harus simetris.
– Selama pertunjukan berlangsung pintu darurat tidak boleh di kunci.
– Di atas pintu harus dipasang lampu merah dengan tulisan yang jelas “Pintu Darurat”.
6. Pencahayaan
Pada dasarnya pencahayaan diperlukan sebelum dan setelah pertunjukkan. Hal-hal yang
perlu diperhatikan sehubungan dengan pencahayaan adalah:
– System pencahayaan tidak boleh menyilaukan mata dan tidak boleh bergetar.
– Tersedia cukup cahaya untuk kegiatan pembersihan gedung pertunjukkan.
– Kekuatan penerangan pada tangga adalah 3 fc.
7. Sound System
Sound system adalah suatu alat elektronik yang digunakan untuk mengeraskan suara
sehingga bias terdengar jelas oleh seluruh penonton.
Sound system yang baik digunakan di gedung bioskop adalah sound system stereo dengan
peletakan pengeras suara pada dinding dalam jarak yang sama antara yang satu dengan yang lain,
sehingga suara akan diterima merata oleh penonton.suara diukur dengan satuan decibel (dB)
antara 80 – 85 dB.
8. Layar Film
Layar film merupakan alat yang pokok dan penting dalam bioskop. Adapun syarat-syarat
layar yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut:
– Layar sebaiknya berwarna putih dan diberi warna gelap di tepi.
– Ukuran harus disesuaikan dengan proyeksi dari proyektor film yang digunakan.
– Permukaan harus licin dan bersih.
– Jarak antara layar dengan proyektor harus sesuai sehingga gambar yang di proyeksikan pada
layar benar-benar baik (focus harus tepat) sehingga tidak menghasilkan gambar yang kabur.
BAB III
METODOLOGI PRATIKUM
3.1 Waktu Dan Tempat
Untuk Lokasi dan bangunan skore yang di capai adalah 60 karena posisi gedung
bioskop berada ditempat terhindar dari banjir dan berada cukup jauh dari sumber
pencemar.
B. Konstruksi Umum
Untuk Kontruksi Umum skor yang diperoleh 133, karena lantai bersih. Bahan lantai
terbuat dari porcelin yang kuat,kedap air, permukaan rata, tidak terdapat genangan air.
Dinding bersih, dan bewarna terang, atap tidak bocor, tidak memungkinkan terjadi
genangan air, langit-langit tinggi dari 3 M, kuat dan berwarna terang,. Pintu terbuat dari
kaca yang kuat dapat mencegah masuknya serangga,dan tikus .
Untuk bagian dalam ruang pertunjukan skore yang diraih yaitu 298. karena terdapat
fasilitas seperti kursi dalam keadaan kuat, jarak bagian kursi terdepan hanya 3 meter dari
layar. Untuk gang dan lalu lintas tidak terdapat lalu lintas utama, lalu lintas antara baris
kursi untuk jalan penonton ke penduduk 50 cm, namun tidak ada terdapat pintu bahaya
darurat. Pencahayan tersedia penerangan untuk pembersihan tetapi pencahayaan masih
kurang dan sangat gelap, dan kuat penerangan pada tangga hanya 0,1 FC. Proyektor tidak
terjadi getaran , ruang proyektor juga sangat baik dan tidak sempit. Layar berwarna putih
tetapi tidak terdapat pinggiran berwarna gelap dan tinggi layar dasar sangat rendah dengan
pemandangan bagian kursi paling depan. Sistim suara sangat baik dan jelas, tidak terlalu
keras, dan tidak bergema.
D. Fasilitas Sanitasi
Untuk fasilitas sanitasi skore yang diperoleh adalah 381 terdapat fasilitas sanitasi
jamban bersih,jumlah jamban minimal 1 buah untuk setiap 60 kursi, jamban laki-laki dan
perempuan terpisah, tersedia air bersih yang cukup, tersediah jumlah tempat sampah yang
cukup dan tertutup, saluran air limbah mengalir dengan lancar.
E. Fasilitas dll
Untuk Fasilitas kurang memenuhi syarat karena tidak adanya fasilitas kotak P3K
namun menyediakan alat pemadam kebakaran.
BAB IV
5 Lain-lain 50
Berdasarkan SIT maka dapat disimpulkan bahwa total skore minimal untuk
penyehatan lingkungan bioskop adalah :
Perhitungan Presentase %
Penilaian :
SEHAT : 50-74%
Di halam bangunan seharusnya diberi pagar, jarak antara layar dengan kursi depan
penonton minimal 6 m. Dipasang lampu merah dengan tulisan yang jelas “Pintu Bahaya” dan
harus terdapat perlengkapan untuk mengatur sirkulasi udara agar udara didalam ruangan
bioskop terasa nyaman. Dan sediakan minimal 1 kotak P3K yang berisi obat-obatan
sederhana.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang telah dilaksanakan di Bioskop Karia padang didapatkan
kesimpulan bahwa sanitasi Bioskop Karia Padang memenuhi syarat dengan score 828 atau 89%.
Untuk Lokasi dan bangunan skore yang di capai adalah 60 karena posisi gedung bioskop
berada ditempat terhindar dari banjir dan berada cukup jauh dari sumber pencemar.
Untuk Kontruksi Umum skore yang diperoleh 133 . karena lantai bersih. Bahan lantai
terbuat dari porcelin yang kuat,kedap air, permukaan rata, tidak terdapat genangan air. Dinding
bersih, dan bewarna terang, atap tidak bocor, tidak memungkinkan terjadi genangan air, langit-
langit tinggi dari 3 M, kuat dan berwarna terang. Pintu terbuat dari kaca yang kuat dapat
mencegah masuknya serangga,dan tikus .
Untuk bagian dalam ruang pertunjukan skore yang diraih yaitu 319. karena terdapat fasilitas
seperti kursi dalam keadaan kuat, jarak bagian kursi terdepan hanya 3 meter dari layar. Untuk
gang dan lalu lintas tidak terdapat lalu lintas utama, lalu lintas antara baris kursi untuk jalan
penonton ke penduduk 50 cm, namun tidak ada terdapat pintu bahaya darurat. Pencahayan
tersedia penerangan untuk pembersihan tetapi pencahayaan masih kurang dan sangat gelap, dan
kuat penerangan pada tangga hanya 0,1 FC. Proyektor tidak terjadi getaran , ruang proyekto juga
sangat baik dan tidak sempit tapi tidak ada alat pengatur sirkulasi udara sehingga terasa hawa
yang panas pada ruangan proyektor. Layar berwarna putih tetapi tidak terdapat pinggiran
berwarna gelap dan tinggi layar dasar sangat rendah dengan pemandangan bagian kursi paling
depan. Sistim suara sangat baik dan jelas, tidak terlalu keras, dan tidak bergema.
Untuk fasilitas sanitasi skore yang diperoleh adalah 266 terdapat fasilitas sanitasi jamban
bersih,jumlah jamban minimal 1 buah untuk setiap 60 kursi, jamban laki-laki dan perempuan
terpisah, tersedia air bersih yang cukup, tersediah jumlah tempat sampah yang cukup dan
tertutup, saluran air limbah mengalir dengan lancar.
Untuk Fasilitas kurang memenuhi syarat karena tidak adanya fasilitas kotak P3K namun
menyediakan alat pemadam kebakaran.
5.2 Saran
Dari praktikum yang telah dilaksanakan di Bioskop Karia padang masih ada yang belum
memenuhi syarat. Maka disarankan pada pengelola Bioskop untuk lebih memperhatikan fasilitas
dan sanitasi bioskop.
DAFTAR PUSTAKA
Https://www.kata.co.id/pengertian/bioskop/2637
https://kristonimala.wordpress.com/2009/12/11/sanitasi-bioskop/amp
https://mediabisnisnesia.blogspot.com/2017/08/syarat-mendirikan-usaha-bioskop.html?m=1
https://m.kaltara.prokal.co/read/news/16870-izin-bioskop-xxi-mengikuti-pusat.html
http://ennycitra.blogspot.com/2014/06/sanitasi-bioskop.html?m=1
LAMPIRAN
BIOSKOP
LAMPIRAN I
b. Skore ( kolom 7) adalah bobot (kolom 3) dikalikan dengan nilai (kolom 6) pada komponen
penilaian yang sesuai (kolom 4)
c. Skore maksimum ( kolom 8) adalah bobot (kolom 3) dikalikan dengan nilai maksimum (kolom 5)
pada komponen penilaian yang sesuai (kolom 4)
I PERSYARATAN
KESEHATAN
LINGKUNGAN DAN
BANGUNAN UMUM
A
1. Lokasi 3 ( ) Tidak dari pencemaran 5 5
lingkungan
KONSTRUKSI UMUM
1. Lantai 3 ( ) Bersih 2 2
( ) Tidak licin 2 2
( ) tidak memungkinkan 3 3
terjadinya genangan air
(miring kearah saluran)
2. Dinding 2 ( ) Bersih 5 5
( ) Berwarna terang 5 5
( ) Tidak memungkinkan 5 5
terjadinya genangan air
Min 2,5 m
( ) Kuat 4 4
( ) Berwarna terang 3 3
5. pintu 3 ( ) Kuat 5 5
( ) dapat mencegah 5 5
masuknya serangga dan
tikus
6. Pagar 2 ( ) Kuat 5 0
( ) Terpelihara 5 0
BAGIAN DALAM
RUANG
PERTUNJUKAN
1. Kursi 7 ( ) Kuat 3 3
( ) Lebar minimal 40 cm 2 2
( ) Kuat Kekuatan 4 0
penerangan pada
tangga 3fc.
6. Proyektor 7 ( ) Tidak bergetar 3 3
( ) Tidak bergema 2 2
( ) tertutup 5 5
LAIN-LAIN
( ) Terdapat penjelasan 5 5
tentang cara
penggunaannya
JUMLAH 100
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 68,7 63,2 66,7 66,5 70,9 63,5 63,6 63,6 62,9 65,1 62,1 63,5
2 64,0 65,4 63,8 61,0 65,6 68,4 67,0 73,5 65,2 71,6 66,8 65,4
3 67,4 68,2 66,7 68,0 62,3 65,5 69,7 65,0 71,7 69,6 69,5 68,0
4 65,7 72,2 67,7 71,2 62,9 65,1 71,7 70,4 62,8 61,5 62,5 64,0
5 64,3 63,8 65,1 64,3 63,6 66,0 64,4 66,5 66,7 71,3 71,5 65,5
6 67,9 72,3 62,4 71,5 66,4 65,9 63,9 64,6 63,3 60,7 62,5 66,6
7 70,2 65,1 68,4 66,0 68,7 66,3 65,8 66,9 61,8 66,0 64,6 69,5
8 58,6 61,4 66,5 67,9 67,4 65,8 67,2 66,1 67,1 58,8 60,4 60,2
9 63,9 67,7 62,3 61,1 63,6 68,1 70,1 66,3 69,5 64,4 65,7 67,4
10 68,6 63,0 60,3 68,9 67,0 66,1 69,2 68,3 67,7 68,0 63,3 70,3
2. Modus
● Range : 65-69,9
● Nilai Tengah : 66
3. Leq
Leq 1 = 10 log 1 – 10 log 120 + 10 log (f1 x 10 Li/10)
= 10 log 1 – 10 log 120 + 10 log (15 x 10 72,45/10)
= 0 – 20,79 + 10 log (15 x 107,245 )
= – 20.79 + 84.21
= 63.42 dBA
Leq 2 = 10 log 1 – 10 log 120 + 10 log (f1 x 10 Li/10)
= 10 log 1 – 10 log 120 + 10 log (63 x 10 67,45/10)
= 0 – 20,79 + 10 log (63 x 106,745 )
= – 20.79 + 63.21
= 64.65 dBA
Leq 3 = 10 log 1 – 10 log 120 + 10 log (f1 x 10 Li/10)
= 10 log 1 – 10 log 120 + 10 log (40 x 10 62,45/10)
= 0 – 20,79 + 10 log (40 x 106,245 )
= – 20.79 + 78.47
= 57.68 dBA
Leq 4 = 10 log 1 – 10 log 120 + 10 log (f1 x 10 Li/10)
= 10 log 1 – 10 log 120 + 10 log (2 x 10 57,45/10)
= 0 – 20,79 + 10 log (2 x 105,745 )
= – 20.79 + 60.46
= 39.67 dBA
Total Leq = leq1 + leq2 + leq3 + leq4
4
= 63.42+64.65+57.68+39.67
4
= 225.42
4
= 56.355 dBA