Paper 2 (Yos-Raj) Yolanda Angelitha Magenda
Paper 2 (Yos-Raj) Yolanda Angelitha Magenda
Yosua
1. Penulis
Penulis kitab ini adalah Yosua Bin Nun, abdi Musa, yang ditahbiskan menjadi
penerusnya dan memimpin orang Israel memasuki dan menduduki tanah
Kanaan. Talmud mengatakan bahwa kitab ini ditulis oleh Yosua kecuali ayat-ayat
terakhirnya (24:29-33) yang ditambahkan oleh Imam Besar Pinehas Bin Eleaser.
Kitab Yosua merupakan lanjutan cerita dari Kitab Ulangan. Allah telah
memerintahkan Musa untuk menyerahkan kepemimpinan kepada Yosua (Ul 3:28).
Menjelang kematian Musa tidak lama kemudian Musa meninggal. “sesudah Musa,
hamba Tuhan itu mati, berfirmanlah Tuhan kepada Yosua bin Nun,abdi Musa itu:
hambaKu Musa telah mati, sebab itu bersiplah sekarang, seberangilah sungai
Yordan ini engkau dan seluruh bangsa ini menuju negeri yang akan Kuberikan
mereka kepada orang Israel itu.
Cerita dalam Kitab Yosua terdiri dari dua bagian besar, masing-masing kira-
kira separuh Kitab itu yakni: tinjauan sekilas tentang pendudukan tanah Kanaan dan
gambaran tentang bagaimana tanah tersebut dibagi-bagi antara kedua belas suku.
Pada abad yang lalu ada anggapan bahwa berbagai cerita mengenai migrasi
bangsa Ibrani secara bertahap di Kanaan selama dua atau tiga abad, kemudian
dijalin menjadi satu cerita dan akhirnya Yosua dicantumkan sebagai tokohnya.
Mengingat keseluruhan cerita itu, anggapan ini jelas tidak dapat dipertahankan lagi.
2.Tempat Penulisan : di Dataran Moab di sebelah timur Yerikho
Kitab Yosua dimulai di mana kitab Ulangan berakhir. Israel masih berkemah
di dataran Moab (Ul 34:1), di sebelah timur Yerikho dan Sungai Yordan sambil
menunggu perintah Tuhan untuk menyeberangi sungai Yordan dan menduduki
Kanaan. Latar belakang sejarah sangatlah penting bagi Kitab mana pun dalam
Alkitab. Demikian pula dengan Kitab Yosua yang mengisahkan tentang masuknya
Israel ke tanah yang akan merka diami selama beberapa abad selanjutnya. Tetapi
ada masalah lain mengenai Kitab Yosua, yaitu mengenai waktu terjadinya
pendudukan tanah Kanaan oleh Orang Israel.
Kitab Yosua ditulis pada masa penyerangan bangsa Israel (abad ke-15 atau
ke-12 SM), oleh seseorang yang hidup sezaman dengan Yosua dan seorang saksi
mata tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi. Namun, keterangan seperti ungkapan
“sampai hari ini”,jelas menunjukan kepada suatu waktu yang lebih kemudian yang
daripada waktu peristiwa itu terjadi. Karena itu, Kitab Yosua terdiri dari bahan (lisan
atau tulisan) yang berasal dari zaman Yosua. Selain bahan dalam Kitab Yosua
berasal dari zaman terjadinya peristiwa-peristiwa yang dibicarakan, ada bukti
arkeologis yang harus diperhitungkan. Ahli-ahli menyimpulkan bahwa ada dua
penyerbuan ke Kanaan dan mungkin juga ada dua emigrasi dari Mesir, meski ini silit
dipercayai. Penerbuan pertama terjadi pada zaman Amarna (abad ke-15 SM) dan
orang Ibrani dihubungkan dengan orang Habiru yang disebut dalam surat-surat
Amarna. Penyerbuan kedua ke Kanaan dipimpin oleh Yosua pada abad ke-13 Sm
ketika suku-suku Israel sudah berada di tanah itu.
Dalam seluruh PL, tanh itu merupakan unsur pokok dalam perjanjian tersebut.
Israel harus menaati firman Tuhan agar mereka hidup lama ditanah itu dan makmur.
Ketika penyembahan berhala dan kemurtadan menjadi masalah yang serius, pR Nbi
menyatakan bahwa, jika umat Israel tidak bertobat, mereka akan disingkirkan dari
tanah perjanjian itu. Para nabi lalu menyampaikan Firman Allah bahwa demi
janjiNya, Allah akan membuat sisa bangsa itu kembali dan menempatkan mereka
lagi ditanah itu. Selama pembuangan, janji akan pemulihan akan bangsa itu
merupakan dasar pengharapan bagi mereka.
Demikian juga, kherem, harus ditempatkan dalam hubungan perjanjian Allah dan
Israel. Allah bertindak demi Israel dan melawan musuh-musuh mereka, karena Ia
telah berjanji kepada nenek moyang mereka. Dari segi ini kita dapat mengerti
mengapa Allah memerintahkan agar mereka memusnahkan orang Kanaan. Sebab
peerjanjian itu agar semua bangsa mengenal Allah dan menerima berkat-berkat
pernjanjianNya. Segala sesuatu atau siapa pun yang menghalangi terlaksananya
tujuan penyelamatan itu haruslah disingkirkan.meskipun hal ini tampak sebagai
seuatu keputusan yang keras, namun jika tidak demikian, justru kebencian dan rasa
permusuhan akan memerajalela diantara orang-orang yang belum mengenal karya
penyelamatan Allah.
Tema lain yang penting dalam teologi Kitab Yosua ialah bahwa bangsa Israel
mencapai tanah Kanaan dan dengan demikian memperoleh tempat perhentian
setelah melalui penderitaan di padang gurun dan perang. Dalam Israel harus hidup
di tanaha Kanaan sebagai bangsa pilihan Allah dan menjadi saksi kepada bangsa-
bangsa lain. Kegagalan Israel terjadi karena mereka terlalu sedikit menerapkan
kebenaran agama dalam hidup sehari-hari. Para nabi abad ke-8 SM mengecam
mereka dengan keras sehubungan dengan itu. Meskipun demikian, ada tempat
perhentian bagi umat Allah. Kebenaran pokok ini berkembang menjadi suatu ajaran
yang subur mengenai harapan dan berkat masa depan dan surge kemudian dilihat
sebagai tempat perhentian terakhir dari derita perjalanan hidup didunia ini. Penulis
surat ibrani berbicara tentang tempat perhentian bagi umat Allah dan mengambil
gambarannya dari pengalaman Israel dipadang gurun dan tanah Kanaan.
Sumber-sumber
1.https://id.wikipedia.org/wiki/Kitab_Yosua#:~:text=b
%20(4QJoshb)-,Pengarang,memasuki%20dan%20menduduki%20tanah%20Kanaan
2. https://id.wikipedia.org/wiki/Kitab_Yosua#:
3. http://www.sabda.org/sejarah/artikel/pengantar_full_life_yosua.htm
4. https://id.wikipedia.org/wiki/Yosia#:~
5. https://id.wikipedia.org/wiki/Kitab_Yosua
Nama Kitab Hakim-hakim diambil dari dua belas tokoh di dalamnya yang
“menghakimi” Israel. Para hakim tersebut, kecuali dalam situasi tertentu, tidak sama
sekali tidak bertindak seperti konsep modern tentang tugas seorang hakim. Pada
umumnya mereka tidak melaksanakan peradilan; tugas utama mereka bukan untuk
mendengar pengaduan atau membuat keputusan hukum. Dalam lingkungan sosial,
para penatua atau kepala keluargalah yang biasanya melakukan hal itu, sedangkan
dlam lingkungan agama para imam adalah penafsir hukum agama yang tertinggi.
Ternyata “Hakim-hakim” disini adalah para pemimpin militer atau tokoh pembebas.
Dengan demikian, seorang “hakim” adalah seorang pemimpin berkharisma yang di
bangkitkan oleh Tuhan dan diberi kuasa oleh RohNya untuk menangani masalah
tertentu. Ia bukan raja dan tidak membentuk dinasti atau keluarga yang berkuasa.
Seorang hakim adalah seorang pria atau wanita yang dipilih Allah untuk mengusir
penindas dan mengamankan negeri mereka.
kitab ini dimulai ketika bangsa Israel sudah menempati tanah Kanaan, yaitu
tanah yang dijanjikan oleh Allah bagi mereka, tetapi mulai menyembah "ilah-ilah
asing" bukannya Yahwe, Allah Israel, dan dengan orang-orang Kanaan yang masih
ada di mana-mana di antara mereka. Karena banyaknya gunung dan lembah,
Palestina lebih sesuai untuk menjadi tempat tinggal banyak Negara-kota yang kecil
dripada satu bangsa yang terpadu. Keadaan tersebut lebih memungkingkan
terjadinya isolasi daripada komunikasi. Diantara bangsa-yang dibiarkan tinggal di
Kanaan untuk menguji Israel, terdapat “orang Kanaan, orang Het, orang Amori,
orang Feris, orang Hewi, dan orang Yebus”.
Istilah “orang Kanaan” kadang-kadang digunakan dalam arti luas untuk semua
penduduk Kanaan, kadang-kadang menunjuk pada bangsa tertentu. Ketika Israel
akhirnya menjadi dominan di Palestina, pusat kependudukan orang Kanaan beralih
kedaerah yang sekarang di sebut Libanon dan istilah “Finisia” mulai dipakai untuk
menyebut bangsa tersebut. Kenyon mengusulakn bahwa pencampuran orang
Amaori yang nomaden dengan kebudayaan yang ada sebelumnya di wilayah sekitar
Biblos menghasilkan bangsa yang dikenal sebagai orang Kanaan, yang pindah ke
Palestina kira-kira tahun 2300 SM. Orang Kanaan dan kebiasaan agama mereka
selalu disebut-sebut dalam hampir seluruh Perjanjian Lama.
4.Masa Pemerintahan Kerajaan,Raja Yang memimpin : Hakim –Hakim
Pada zaman itu tidak ada raja di antara orang Israel; setiap orang berbuat apa yang
benar menurut pandangannya sendiri." (Hakim-hakim 21:25) Di waktu-waktu
kesusahan, maka muncullah pemimpin-pemimpin yang disebut "hakim". Ternyata
“Hakim-hakim” disini adalah para pemimpin militer atau tokoh pembebas. Dengan
demikian, seorang “hakim” adalah seorang pemimpin berkharisma yang di
bangkitkan oleh Tuhan dan diberi kuasa oleh RohNya untuk menangani masalah
tertentu. Ia bukan raja dan tidak membentuk dinasti atau keluarga yang berkuasa.
Seorang hakim adalah seorang pria atau wanita yang dipilih Allah untuk mengusir
penindas dan mengamankan negeri mereka.
Kitab Teologi :
Konsep sejarah merupakan bagian dari pemberitaan Kitab Hakim-hakim. Itab itu
memuat serangkaian peringatan atas kesetiaan Allah yang tetap dalam
mengahadapi tantangan-tantangan di tanah Kanaan, yang pada dasarnya menjadi
masalah ditengah-tengah umat Allah. Pada saat yang sama, godaan untuk percaya
terhadap sekutu asing yang seringkali mengharuskan orang Israel berkompromi
dengan ilah-ilah asing, disoroti dengan lebih tajam.
Barangkali ini merupakan untuk memahami kerajaanIsrael dalam peranannya yang
unik pada waktu itu tempat ibadat pusat diabadikan dan perjanjian Allah dengan
umamtNya ditekankan berulang kali. Pengertian mesianik tentang raja dinyatakan
dengan kata-kata Ia menggali umatMu dengan keadilan dan orang-orangMu yang
tertindas dengan hukum.
Sumber-sumber
1. https://www.gotquestions.org/Indonesia/kitab-Hakim-Hakim.html
2. https://id.wikipedia.org/wiki/Kitab_Hakim-hakim# :
3. https://id.wikipedia.org/wiki/Kitab_Hakim-hakim
4. https://id.wikipedia.org/wiki/Hakim_Israel_kuno
5. https://id.wikipedia.org/wiki/Kitab_Hakim-hakim
6. Buku Pengantar Perjanjian Lama 1 Taurat dan Sejarah (W.S.Lasor)
RUT
Seperti halnya dengan Kitab dalam PL, penulis Kitab Rut tidak dikenal sama
sekali dan tidak ada satu petunjuk pun mengenai siapa penulisnya dalam kitab itu.
Menurut tradisi Talmud, Samuel adalah penulis kitab ini, tetapi ada penjelasan yang
mengatakan kitab ini ditulis sesudah zaman Daud, kemungkinan dalam zaman
Salomo yang merupakan zaman keemasan sastra Israel kuno. Dari penjelasan
isi Kitab Rut (Rut 4:17, 18-22) diindikasikan bahwa kitab ini ditulis sewaktu raja
Daud. Kitab ini dinamai sesuai dengan tokoh utamanya., yaitu Rut, orang Moab,
yang kawin dengan anak laki-laki Elimelekh meninggalkan tanah Betlehem.
2. Waktu Penulisan : 1011- 931 SM
Tanggal penulisan kitab Rut tidak dapat dipastikan. Dari sudut pandang yang
digunakan mungkin dituliskan dalam kurun waktu antara tahun 1011- 931 SM.
Kitab Rut diperkirakan ditulis antara zaman awal kerajaan sampai zaman setelah
pembuangan. Bukti yang ada menunjukan pada zaman sebelum pembuangan.
Walaupun tidak ada criteria yang tepat, namun waktu dalam masa kerajaan
kelihatanya yang paling cocok (abad ke-10 sampai abad ke-7 SM).
Pembaca modern mungkin menghapi kesulitan dalam mengerti cerita ini karena di
dalamnya terdapat dua adat-istiadat Israel kuno yang tidak ada kesejajarannya
dalam masyarakat modern, yaitu perkawinan levirate dan penebusan tanah.
Perkawinan levirate dijelaskan dalam bentuk hukum dalam Ulangan 25:5-10: apabila
seorang laki-laki di Israel kuno meninggal dunia tanpa tanpa meninggalkan anak
laki-laki, maka kewajiban untuk melanjutkan keturunannya terletak pada kerabat
terdekatnya.
3. Tempat Penulisan : Di tanah Moab
Di tanah Moab (di sebelah timur Laut Mati). Sisa kitab ini terjadi dekat atau di
Betlehem di Yehuda. Secara liturgis, kitab ini menjadi salah satu dari lima gulungan
dari bagian ketiga Alkitab Ibrani. Walaupun Kitab Rut bukanlah suatu kitab yang
polemik, namun kitab itu merupakan kesaksian tentang anugerah Allah yang tidak
terbatas secara eksklutif pada Isrsael, sebagaimana juga ditekankan dalam kitab lain
dalam perjanjian lama.
4. Masa Pemerintahan Kerajaan,Raja Yang Memimpin : Raja daud
Kitab ini ditulis sewaktu raja Daud menjadi raja dan sesudahnya. Dalam Rut
4:7 dikatakan bahwa peristiwa telah terjadi jauh lebih dahulu. kemungkinan dalam
zaman Salomo yang merupakan zaman keemasan sastra Israel kuno. Dari
penjelasan isi Kitab Rut (Rut 4:17, 18-22) diindikasikan bahwa kitab ini ditulis
sewaktu raja Daud.
5. Teologi kitab /sumbangsih Teologi :
Sumber-sumber
1.https://id.wikipedia.org/wiki/Kitab_Rut#:
2. https://www.gotquestions.org/Indonesia/kitab-Rut.html
3. https://sejarah.co/Pengantar_Full_Life/Rut
4 https://id.wikipedia.org/wiki/Kitab_Rut
5.https://id.wikipedia.org/wiki/Kitab_Rut
SAMUEL
Kitab 1 Samuel dan 2 Samuel, merupakan bagian sejarah naratif Israel kuno
yang termasuk ke dalam kumpulan Nevi'im atau "Kitab Nabi-nabi" dalam Alkitab
Ibrani/Perjanjian Lama. Sejumlah para sarjana modern menggolongkannya ke dalam
sejarah Deuteronomistik, serangkaian dengan Kitab Yosua, Kitab Hakim-hakim, dan
setelah Kitab Samuel, termasuk pula Kitab Raja-raja, yang merupakan susunan
sejarah teologis bangsa Israel dan dimaksudkan untuk menjelaskan hukum Allah
untuk Israel di bawah bimbingan para nabi. Menurut tradisi Yahudi, kitab Samuel ini
ditulis oleh nabi Samuel, dengan tambahan-tambahan dari nabi Gad dan Natan.
Yerusalem (pasal 5-24; 2Sam 5:1–24:25). Titik peralihan dari kitab ini dan juga dari
kehidupan Daud ialah perzinaannya dengan Batsyeba dan pembunuhan Uria (pasal
11; 2Sam 11:1-27). Sebelum lembaran gelap ini, Daud melambangkan sebagian
besar cita-cita seorang raja teokratis. Di bawah perkenan, hikmat, dan pengurapan
Allah, Daud.
4. Masa Pemerintahan Kerajaaan Raja yang memimpin : Raja Saul dan Raja
Daud
Kitab 1 Samuel berisi sejarah Israel dalam masa peralihan dari zaman Hakim-
hakim kepada zaman Raja-Raja. Perubahan dalam kehidupan nasional di lsrael itu
khususnya berkisar pada tiga orang: Nabi Samuel, Raja Saul, dan
Raja Daud. penindasan orang Israel oleh orang Filistin, yang menyebabkan Samuel
mengurapi Saul sebagai raja pertama Kerajaan Israel. Namun, Saul terbukti tidak
layak sebagai raja dan Allah beralih memilih Daud, yang mengalahkan musuh-
musuh Israel, serta akhirnya membawa Tabut Perjanjian ke Yerusalem dalam Kitab
2 Samuel, di mana Allah kemudian menjanjikan Daud dan penerusnya suatu dinasti
yang tidak berkesudahan.
Sumber-sumber
Kitab ini merupakan kelanjutan dari kitab 1 dan 2 Samuel. Diawali dengan
kisah kenaikan Salomo menjadi raja setelah kematian Daud. Kisah Salomo
merupakan cerita pokok dalam I Raja-raja 1-11. Sejarah istanah Daud yang
mengagumkan itu berakhir pada 1 Raja-raja 2:46. 1 raja-raja 3 sampai II raja-raja 25
adalah karya seorang penulis yang berbakat dan kreatif yag membuat kitab-kitab itu
seragam dalam pandangan teologisnya dan cara penyajiannya yang khas tentang
sejarah Israel. Dalam kitab-kitab tersebut Nabi Elia, Elisa dan nabi-nabi lain
mendapat perhatian yang khusus tampak pula pandangan penulis pada umumnya
bersifat profetik. Karena itu, banyak ahli yang berpendapat bahwa Kitab I-II raja-raja
berasal dari Nabi Yeremia. Dalm kitab-kitab ini, seperti halnya dalam Kitab I-II
Samuel, penyusun tidak hanya mencatat urutan peristiwa belaka, melainkan
menggunakan pendekatan yang subyektif. Penulis bukanlah pembelah kerajaan
yang bermaksud memuja perbuatan raja yang luar biasa saja – seperti yang biasa
dilakukan pada zaman kuno (kecuali mungkin bangsa Het).
Kitab Teologi : karena Kitab Raja-raja ditulis sebagai kitab sejarah, tetapi juga
mencampurkan legenda, cerita rakyat, kisah mujizat dan ada anggapan "kisah
khayalan", dalam suatu tawarikh, dengan tujuan utama untuk menjelaskan apa yang
terjadi berdasarkan nilai kebenaran ilahi, sehingga lebih tepat dibaca sebagai
pustaka teologi dalam bentuk kitab sejarah.
Sumber-sumber
1. https://www.gotquestions.org/Indonesia/kitab-1-raja-raja.html
2. https://sabda.org/sabdaweb/biblical/intro/?b=11&study=on
3. https://sabda.org/sabdaweb/biblical/intro/?
b=11&intro=pintisari&lang=indonesia&theme=clearsky
4. https://id.wikipedia.org/wiki/Kitab_1_Raja-Raja
5. https://id.wikipedia.org/wiki/Kitab_Raja-raja
BUKU W.S LASOR