Anda di halaman 1dari 4

1

Analisa Performansi dan Perancangan Ulang


Radiator Sebagai Optimasi Cooling System pada
Mesin Sinjai
Devi Ratna Sari dan Ary Bachtiar K.P
Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: arybach@me.its.ac.id

Abstrak—Untuk mengevaluasi cooling system pada dalamnya mengalir dua fluida yaitu fluida panas ( water
mesin Sinjai, pengujian dilakukan dengan menyalakan coolent ) dan fluida dingin ( udara yang dihembuskan oleh fan
mesin pada putaran yang bervariasi (variable speed) mulai ),dimana air yang telah bersirkulasi di dalam mesin diharapkan
dari putaran 5500 rpm hingga 2000 rpm. Pengaturan dapat didinginkan dengan udara yang dihembuskan oleh fan.
putaran mesin dilakukan dengan memberikan variasi Penelitian mengenai compact heat exchanger telah banyak
beban pada water brake dynamometer. Dimana pada setiap dilakukan, salah satunya oleh W.M. Kays and London [ 1 ]
putaran, didapatkan data data seperti temperatur inlet air yang meneliti tentang aliran fluida melewati staggered tube
radiator, temperatur outlet air radiator, temperatur udara bank pada compact heat exchanger, penelitian dilakukan
masuk radiator, temperatur udara keluar radiator dan dengan tiga variasi S L ( jarak tube longitudinal ) dimana pada
mass flow rate air radiator. Kemudian, pada existing penelitian ini didapatkan grafik J (colburn number ) dan f (
radiator dilakukan analisa performansi dengan metode friction factor) fungsi Reynold number. Semakin lebar S L
NTU – Effectiveness. Setelah didapat effectiveness dari maka nilai dari Jh ( colburn number ) semakin menurun dan
radiator, selanjutnya, melakukan perancangan ulang nilai Jh juga semakin menurun dengan naiknya Reynold
untuk mendapatkan dimensi radiator baru yang optimum number. W.M. Kays and London juga meneliti tentang aliran
dengan menggunakan metode LMTD, dan melakukan fluida yang melewati sirip tipis dengan tube circular dimana
perhitungan untuk mendapat nilai effectiveness dari semakin naik nilai Reynold number semakin rendah nilai dari
radiator hasil redesain tersebut. Pada penelitian ini, saat colburn factornya.
torsi engine maksimum nilai kalor yang terbuang ke air Selain itu C.Oliet, A.Oliva, J.Castro, dan C.D.Pe
pendingin sebesar 5708.04 Watt, nilai effectiveness pada rez Segarra [ 2 ] meneliti tentang pengaruh fin pitch dari
existing radiator bernilai 0.29 dan dengan melakukan compact heat exchanger tipe fin and tube terhadap cooling
perancangan ulang radiator untuk desain permukaan capacity dimana semakin besar pitch dari fin maka kapasitas
radiator 8.0-3/8T didapat dimensi radiator dengan lebar pendinginannya semakin rendah, pada nilai fin pitch yang
fin 86 mm, jumlah tube 66, diameter tube 10,2 mm, sama, semakin besar mass flow rate udara dan mass flow rate
jumlah fin 81 serta nilai effectiveness yang lebih baik yaitu aircoolant maka semakin tinggi nilai kapasitas
sebesar 0.33dengan NTU 0.55. pendinginannya. Selain itu, olive et.al juga meneliti tentang
pengaruh fin pitch terhadap overall heat transfer coeffisien
Kata Kunci— Effectiveness, LMTD, NTU, radiator, semakin besar nilai pitch dari fin maka overall heat transfer
sistem pendingin mesin. coeffisiennya semakin rendah, dan pada nilai fin pitch yang
sama, semakin besar nilai reynold number udara dan reynold
number air pendingin maka semakin tinggi nilai dari overall
I. PENDAHULUAN heat transfer koeffisiennya.

M ESIN dapat digambarkan sebagai sebuah sistem


yang terdiri dari beberapa system pendukung yang
bekerja saling berhubungan. Beberapa sistem
tersebut antara lain sistem kelistrikan, sistem bahan bakar,
sistem pelumasan dan sistem pendinginan. Sistem pendinginan
II. URAIAN PENELITIAN
A. Metode Eksperimen
Pada penelitian ini, pengujian dilakukan pada kondisi katub
pada mesin bukanlah sistem yang utama akan tetapi sistem kupu-kupu terbuka penuh (full open throttle): Dimana skema
tersebut memiliki fungsi yang vital, sistem pendinginan dalam pengujian dapat dilihat pada gambar 1 berikut.
sebuah mesin berfungsi sebagai pelindung dari mesin dengan
cara menyerap panas yang dihasilkan dari pembakaran bahan
bakar dalam silinder. Panas hasil pembakaran yang diubah
menjadi kerja antara 35-45%, yang dibuang melalui gas buang
sekitar 30-40% dan yang ditransfer ke system pendingin
sekitar 22-28%.
Radiator adalah salah satu jenis alat penukar kalor
yang digunakan pada engine cooling system dimana di
2

Untuk mengevaluasi cooling system pada Sinjai


beberapa termokopel tipe K di pasang di berbagai tempat,
antara lain radiator coolant inlet, radiator coolant outlet,
radiator bagian depan dan radiator bagian belakang, untuk
pengukuran kecepatan udara yang masuk ke radiator
digunakan hot wire anemometer. Dan untuk melakukan
pengukuran terhadap debit air radiator digunaan rotameter.
Data spesifikasi dari mesin Sinjai dan radiatornya
dapat dilihat pada tabel 1 dan tabel 2 di bawah ini

Tabel 1. Spesifikasi Mesin Sinjai


Merk : SINJAI
Model : LJ276MT-2
Gambar 1. Skema Instalasi Penelitian
Jumlah Silinder : 2 Silinder segaris
Pendinginan mesin : Radiator
Diameter x langkah (mm) : 76 x 71 mm
- Keterangan: Rasio kompresi : 9,0 : 1
1. Radiator. Daya maksimum : 18 kW pada
2. Kipas Radiator putaran 4500 rpm
3. Pressure Gauge Outlet Radiator Torsi maksimum : 49 N.m pada
4. Pressure Gauge Inlet Radiator putaran 2700 – 3300 rpm
Kecepatan idle : 900 ± 50 rpm
5. Hose Radiator
6. Rotameter Volume langkah : 0,322 liter
7. Tanki Bahan Bakar Arah putaran : CCW (Counter Clock
8. Saluran Udara.
9. Engine Tabel 2. Spesifikasi Radiator
10. Knalpot. No Data Nilai
11. poros 1 Tipe radiator Compact heat exchanger
12. Water Brake Dynamometer circular tube continuous fin
2 Volume radiator PxLxT = 440mm x42
Untuk peletakan alat ukur dapat dilihat pada gambar 2. mmx255mm
3 Diameter tube 6 mm
4 Panjang tube 255 mm
5 Jumlah baris 2
6 Jumlah tube tiap baris 22
7 Jarak antar tube 17 mm
8 Jumlah tube arah 2
transfersal
9 Jumlah tube arah 22
longitudinal
Tebal fin 0.3 mm
11 Jumlah fin 159
12 Panjang fin 440 mm
13 Lebar fin 16 mm
14 Jarak antar fin 2 mm

III. ANALISA DAN PEMBAHASAN


Setelah melakukan pengujian dan pengambilan data,
dilakukan evaluasi terhadap performa existing radiator.
Dimana performa existing radiator dievaluasi pada saat engine
Gambar 2. Skema Peletakan Alat Ukur berada pada kondisi terburuknya, dalam penelitian ini
dilakukan evaluasi pada saat engine berada pada torsi
maksimum.
B. Pengujian
Percobaan ini dilakukan pada putaran mesin yang a) Analisa Existing Radiator
bervariasi (variable speed) mulai dari putaran 5500 rpm
hingga 2000 rpm. Pengaturan putaran mesin dilakukan Untuk melakukan analisa terhadap performa existing
melalui pembebanan water brake dynamometer yang telah radiator digunakan metode ε – NTU, dimana persamaan –
dikopel dengan poros mesin sinjai dengan menggunakan air: persamaan yang digunakan mengacu pada rujukan [ 3 ]
3

perancangan ulang terhadap existing radiator dengan


1. menenetukan temperatur air keluar radiator sebesar 85 0C.
Penentuan temperatur air keluar radiator ini mengacu pada
pada manual service mesin LJ 276 MT [ 4 ].
Perencanaan desain radiator yang baru mengacu pada
data yang ada di buku compact heat exchanger Kays W.M and
2. London second edition.Dimana terdapat dua tipe karakteristik
permukaan untuk tipe strip fin circular tube. Data yang tersaji
untuk tipe ini yaitu surface 8-3/8T dan surface 7.75-5/8T, dari
kedua data tersebut didapat surface 8-3/8T yang paling
3. . mendekati dengan overall heat transfer koefisien yang
diinginkan

4. .

Gambar 4. Finned circular tubes, surface 8.0-3/8T

Untuk perencanaan radiator yang baru menggunakan


persamaan yang mengacu pada rujukan [ 1 ]

1.

Gambar.3. Grafik Effectiveness fungsi NTU Existing Radiator Dimana untuk desainnya mengacu pada desain permukaan 8.0
– 3/ 8T. Dengan mengacu pada standar di rujukan [ 1 ]
Dari grafik hasil perhitungan effectiveness dan NTU
pada gambar 3 menunjukkan trendline yang naik.Pengeplotan
grafik untuk Cr 0.5 diambil pada putaran mesin 4500 sampai
5500 karena Cr pada putaran in memiliki nilai yang hampir
sama dan untuk Cr 0.8 pengeplotan dilakukan pada putaran
mesin 3000, Pada kedua grafik trendline cenderung naik
karena nilai effectiveness tergantung dari nilai q actual dimana
q actual mengalami kenaikan seiring bertambahnya kenaikan
debit air pendingin, sedangkan nilai q maximum relatif lebih stabil
(cenderung konstan), sehingga ε (effectiveness) akan semakin
besar. Selain itu nilai NTU juga mengalami kenaikan karena
dengan putaran yang semakin tinggi mass flow rate air
radiator dan mass flow rate udara juga semakin besar sehingga
nilai koefisien konveksinya juga meningkat. apabila nilai
koefisien konveksi air radiator dan nilai koefisien konveksi
udara semakin meningkat,dengan luasan permukaan
perpindahan yang sama, maka overall heat transfer
koefisiennya juga akan semakin meningkat sehingga nilai Gambar 5 Heat Transfer and friction factor untuk circular tube
NTU juga akan semakin meningkat. continuous fin heat exchanger, surface 8.0-3/8T [ 1 ].

b) Perencanaan Radiator tipe strip fin circular tube Setelah dilakukan perancangan ulang menggunakan
standar pada rujukan [ 1 ] didapatkan perbandingan antara
Dari hasil analisa existing radiator didapatkan nilai dimensi existing radiator dan redesain radiator seperti pada
effectiveness pada torsi maksimum ( 3500 rpm ) sebesar 0.29 tabel 3
dengan NTU sebesar 0.21dimana temperatur air keluar
radiator masih tinggi, yaitu sebesar 900 C. Untuk itu dilakukan
4

Pada gambar 7 merupakan grafik effectiveness fungsi


Tabel 3. Perbandingan Dimensi Existing radiator dan Radiator NTU pada torsi engine maksimum dimana terjadi kenaikan
Redesain effectiveness pada radiatorhasil rancang ulang.Radiator
Desain Awal Baru existing memiliki nilai N effectiveness sebesar 0.29 dan pada
Tube radiator hasil rancang ulang memiliki nilai effectiveness
Diameter 6 mm 10.2 mm sebesar 0.37 . Hal ini dipengaruhi oleh adanya perubahan
luasan perpindahan panas total dimana semakin besar luasan
Panjang 255 mm 255 mm
perpindahan panasnya maka kalor yang dibuang ke sistem
Jumlah 44 66
pendingin akan semakin besar.
Susunan Aligned Staggered Selain itu dengan melakukan penambahan luasan
Fin permukaan perpindahan panas, pada nilai Cmin yang sama
Panjang 440 mm 440 mm nilai NTU juga akan semakin meningkat sehingga nilai
Lebar 42 mm 86 mm effectiveness pun meningkat
Jumlah 159 81
Tebal fin 0.3 mm 0.33 mm
IV. KESIMPULAN/RINGKASAN
1. Semakin besar variasi beban yang di berikan ke engine,
semakin rendah pula putaran dari engine sehingga debit
air pendingin semakin sedikit dan laju aliran massa udara
juga semakin yang berakibat nilai effectiveness dari
radiator semakin kecil. Dimana pada torsi maksimum
nilai effectiveness dari radiator sebesar 0.29
2. Dengan melakukan pendesainan ulang pada radiator, dan
memilih surface designation 8.0-3/8T maka dengan
(a) (b) luasan frontal yang sama didapatkan dimensi radiator
yang baru yaitu; lebar fin 86 mm, diameter tube 10.6
Gambar 6. ( a ) Radiator Existing dan mm, jumlah tube 66, jumlah fin 81 dan didapat nilai
( b ) Radiator Redesain NTU yang lebih besar yaitu 0.46 dan nilai effectiveness
juga meningkat yaitu sebesar 0.37 dimana nilai tersebut
Dari tabel 3 dan gambar 6 dapat dilihat perbandingan dihitung ketika mesin berada pada torsi maksimum
desain lama dan baru dari radiator . Dengan menggunakan
properties desain lama dapat diketahui bahwa desain baru
memiliki tube yang diameternya lebih besar, dan jumlah tube V. UCAPAN TERIMA KASIH
yang lebih banyak dengan panjang tube yang sama. Serta
Kiranya penulis tidak akan mampu menyelesaikan Tugas
memiliki jumlah fin yang lebih sedikit. Dengan desain yang
baru ini nilai effectiveness dari radiator lebih meningkat Akhir ini tanpa bantuan, saran, dukungan dan motivasi dari
sehingga diharapkan nantinya air pendingin yang keluar dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis D.R.S. menyampaikan
radiator ini memiliki temperature yang lebih rendah sehingga ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen,
dapat menjaga komponen dari terjadinya overheating. karyawan dan anggota laboratorium TPBB Teknik Mesin ITS
yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran
sehingga Tugas Akhir ini dapat terlaksana dengan baik dan
lancar.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Kays,W.M.,London, A.L.1964. Compact Heat Exchangers . 2nd ed.
New York : McGraw Hill Book Company.
[2] C.Oliet,A.Oliva, J.Castro, dan C.D.Pe rez Segarra. “Parametric
Studies on Automotive Radiators” .ELSEVIER,2007,pp 2033-
2043., Surabaya, Indonesia.
[3] Incropera, Frank P. Dewitt, David P. Bergman, Theodore L. Lavine,
Adrienne S. 2007.Fundamentals of Heat and Mass Transfer.
John Wiley & Sons (Asia) Pte Ltd : Hoboken...

Gambar 7. Perbandingan performa radiator existing


dan radiator redesain

Anda mungkin juga menyukai