2006 03 Pengoperasian PDF
2006 03 Pengoperasian PDF
BATU
PELATIHAN
OPERATOR MESIN PEMECAH BATU
KATA PENGANTAR
Laporan UNDP tentang : Human Development Index (HDI) tertuang dalam Human
Development Report, 2004, mencantumkan Indeks Pengembangan SDM Indonesia pada
urutan 111, satu tingkat di atas Vietnam urutan 112 dan jauh di bawah dari Negara-negara
ASEAN terutama Malaysia urutan 59, Singapura urutan 25, dan Australia urutan 3,
merupakan sebuah gambaran kondisi pengembangan SDM kita.
Bagi para pemerhati dan khususnya bagi yang terlibat langsung dalam pengembangan
Sumber Daya Manusia (SDM), kondisi tersebut merupakan tantangan sekaligus sebagai
modal untuk berpacu mengejar ketinggalan dan obsesi dalam meningkatkan kemampuan
SDM paling tidak setara dengan Negara tetangga ASEAN, terutama menghadapi era
globalisasi.
Untuk mengejar ketinggalan telah banyak daya upaya yang dilakukan termasuk perangkat
pengaturan melalui penetapan undang-undang antara lain :
UU. No. 18 Tahun 1999, tentang : Jasa Konstruksi beserta peraturan pelaksanaannya,
mengamanatkan bahwa setiap tenaga : Perencana, Pelaksana, dan Pengawas harus
memiliki sertifikat, dengan pengertian sertifikat kompetensi keahlian atau ketrampilan
kerja. Untuk melaksanakan kegiatan sertifikasi berdasarkan kompetensi diperlukan
tersedianya “Bakuan Kompetensi” untuk semua tingkatan kualifikasi dalam setiap
klasifikasi di bidang Jasa Konstruksi.
UU. No. 20 Tahun 2003, tentang : Sistem Pendidikan Nasional, dan peraturan
pelaksanaannya, mengamanatkan Standar Nasional Pendidikan sebagai acuan
pengembangan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi).
UU. No. 7 Tahun 2004, tentang : Sumber Daya Air menetapkan pada Pasal 71 Ayat 1
dan 2 bahwa :
- (1) Menteri yang membidangi sumber daya air dan menteri yang terkait dengan
bidang sumber daya air menetapkan standar pendidikan khusus dalam bidang
sumber daya air
i
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
(2) Penyelenggaraan pendidikan bidang sumber daya air dapat dilaksanakan, baik
oleh Pemerintah, pemerintah daerah maupun swasta sesuai dengan standar
pendidikan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Modul Pelatihan adalah salah satu unsur paket pelatihan sangat penting karena menyentuh
langsung dan menentukan keberhasilan peningkatan kualitas SDM untuk mencapai tingkat
kompetensi yang ditetapkan, disusun dari hasil inventarisasi jabatan kerja yang kemudian
dikembangkan berdasarkan SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) dan SLK
(Standar Latih Kompetensi) yang sudah disepakati dalam suatu Konvensi Nasional, dimana
modul-modulnya maupun materi uji kompetensinya disusun oleh Tim Penyusun/tenaga
professional dalam bidangnya masing-masing, merupakan suatu produk yang akan
dipergunakan untuk melatih, dan meningkatkan pengetahuan dan kecakapan agar dapat
mencapai tingkat kompetensi yang dipersyaratkan dalam SKKNI, sehingga dapat menyentuh
langsung sasaran pembinaan dan peningkatan kualitas tenaga kerja konstruksi agar menjadi
kompeten dalam melaksanakan tugas pada jabatan kerjanya.
Dengan penuh harapan modul pelatihan ini dapat dimanfaatkan dengan baik, sehingga cita-
cita peningkatan kualitas SDM khususnya di bidang jasa konstruksi dapat terwujud.
Kepala Pusat
Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi
ii
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
PRAKATA
Mesin pemecah batu (crushing plant) merupakan salah satu jenis peralatan/plant yang
memeproduksi batu pecah (aggregate) yang merupakan bahan utama untuk pekerjaan
beton dan pekerjaan jalan. Konstruksi mesin tersebut telah mengalami perkembangan
teknologi yang cukup pesat untuk membantu meringankan tugas operator dan sekaligus
meningkatkan produktivitas dan keselamatan kerja.
Operator mesin pemecah batu harus dapat memahami struktur dan fungsi dari rangkaian
mesin pemecah batu sehingga dapat memahami teknik pengoperasian dengan benar, yang
meliputi teknik pengoperasian tiap komponen pada mesin pemecah batu tersebut.
Dengan pemahaman ini dan diikuti dengan pembelajaran praktek atau dengan bekal
pengalaman yang dimiliki operator, maka dalam penerapannya operator mesin pemecah
batu akan mampu mengoperasikan mesin pemecah batu dengan baik dan benar sesuai
dengan petunjuk pengoperasian.
Dengan bekal pengetahuan dan keterampilan tersebut operator akan mampu meningkatkan
produktivitasnya dalam mengoperasikan mesin pemecah batu.
Modul yang telah disusun ini, dirasakan masih jauh dari sempurna dan masih banyak
kekurangannya, sehingga masukan dan saran untuk penyempurnaannya sangat diharapkan.
Tim Penyusun
iii
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
LEMBAR TUJUAN
TUJUAN PELATIHAN :
A. Tujuan Umum Pelatihan
Setelah mengikuti pelatihan peserta diharapkan mampu melaksanakan pengoperasian
dan pemeliharaan harian mesin pemecah batu sesuai dengan prosedur serta membuat
laporan operasi dengan benar.
B. Tujuan Khusus Pelatihan
Setelah mengikuti pelatihan peserta diharapkan mampu :
1. Menerapkan UUJK, K3 dan ketentuan pengendalian dampak lingkungan
2. Melaksanakan pemeliharaan harian rangkaian mesin pemecah batu dan sarana
pendukungnya
3. Menghidupkan rangkaian mesin pemecah batu sesuai dengan urutan.
4. Melaksanakan pengoperasian rangkaian mesin pemecah batu.
5. Membuat laporan operasi dan K3.
iv
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
DAFTAR ISI
v
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
vi
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
DAFTAR PUSTAKA
vii
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
DESKRIPSI SINGKAT
PENGEMBANGAN MODUL PELATIHAN
1. Kompetensi kerja yang disyaratkan untuk jabatan kerja Operator Mesin Pemecah Batu
dibakukan dalam SKKNI (Standar Kompetensi kerja Nasional Indonesia) yang
didalamnya sudah dirumuskan uraian jabatan, unit-unit kompetensi yang harus
dikuasai, elemen kompetensi lengkap dengan kriteria untuk kerja dan batasan-batasan
penilaian serta variable-variablenya.
2. SLK (Standar Latih Kompetensi) disusun dengan mengacu kepada SKKNI, dimana
uraian jabatan dirumuskan sebagai Tujuan Umum Pelatihan dan unit-unit kompetensi
dirumuskan sebagai Tujuan Khusus Pelatihan, kemudian elemen kompetensi dan
Kriteria Unjuk Kerja (KUK) dikaji dan dianalisis unsur kompetensinya yaitu :
pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja, selanjutnya kurikulum, silabus dan
indikator keberhasilan pembelajaran ditetapkan sesuai level kompetensinya.
DAFTAR MODUL
viii
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
PANDUAN PEMBELAJARAN
ix
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
PANDUAN PEMBELAJARAN
A. BATASAN
No. Item Batasan Uraian
Keterangan
1. CPO – 03 = Pengoperasian Mesin
Seri / Judul
Pemecah Batu
3. Tempat kegiatan
Dalam ruang kelas lengkap dengan
fasilitasnya
Lokasi plant, lengkap dengan unit
mesin pemecah batu
x
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
B. PROSES PEMBELAJARAN
1. Ceramah: Pembukaan
Waktu: 10 menit
2. Ceramah: Pendahuluan
Waktu: 20 menit
Bahan: Materi Serahan (Bab 1,
Pendahuluan)
xi
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
Waktu: 30 menit
Bahan: Materi Serahan (Bab 2,
Struktur dan Fungsi Mesin
Pemecah Batu)
Menjelaskan pemeliharaan
setelah mesin dihidupkan
xii
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
Waktu; 30 menit
Bahan: Materi Serahan (Bab 3,
Teknik Menghidupkan Rangkaian
Mesin Pemecah Batu)
Pengaturan pemasukan,
pemantauan proses produksi
Menjelaskan pengaturan Mengikuti penjelasan OHT5-1
pemasukan (feeding) material instrukstu dengan tekun
Menjelaskan pemantauan proses dan aktif OHT5-2
produksi Mencatat hal-hal yang
Menjelaskan cara mengatasi perlu OHT5-3
gangguan pengisian material Mengajukan pertanyaan
Menjelaskan bila terjadi bila perlu OHT5-4
kemacetan saat pengoperasian
Menjelaskan alat pengaman OHT5-5
Mendiskusikan setiap pokok
bahasan tersebut
Waktu: 45 menit
Bahan: Materi Serahan (Bab 5,
Teknik pengoperasian Primary
Crusher/ Jaw Crusher)
Persiapan, pengoperasian
Menjelaskan teknik Mengikuti penjelasan OHT6-1
pengoperasian secondary instrukstu dengan tekun
crusher dan aktif
xiii
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
Waktu: 45 menit
Bahan: Materi Serahan (Bab 6,
Teknik Pengoperasian Secondary
Crusher)
Waktu: 45 menit
Bahan: materi Serahan (Bab 7,
Teknik Pengoperasian Saringan
(Vibrating Screen)
Waktu: 45 menit
Bahan: Materi Serahan (Bab 8,
Teknik Pengoperasian Rangkaian
Mesin Pemecah batu)
Waktu: 20 menit
Bahan: Materi Serahan (Bab 9,
Pemeliharaan selama dan setelah
mesin dioperasikan)
xv
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
xvi
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
MATERI SERAHAN
xvii
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
DAFTAR PUSTAKA
1. Juanda Toha, Konveyor Sabuk dan Peralatan Pendukung, PT. Junto Enginering,
Bandung 2002.
2. KYC Mechanic Industry Co., Ltd., Instruction Manual for Operation of KYC Crushing and
Screening Plant, Osaka – Japan, 1980.
3. Minyu Machinery Corporation Ltd., Portable Aggregate Crushing Plant – Operation and
Maintenance Manual, Japan, 1980.
6. Nordberg – Locomo, HP 200/HP 300 Cone Crusher, Instruction Manual, Finlandia, 1994
7. Proyek TSS – IDA, Pemecahan Batu Dengan Pemecah Batu Sakai, Jakarta, 1996.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Umum
Mesin pemecah batu (crushing plant) merupakan peralatan produksi yang dalam
pengoperasiannya merupakan gabungan pengoperasian komponen utama yang
secara individu beroperasi sendiri tapi secara sistem produksi merupakan bagian dari
seluruh proses produksi, sehingga teknik pengoperasian mesin pemecah batu ini
sangat berbeda dengan pengoperasian alat-alat berat lainnya.
Dengan demikian, untuk mengoperasikan mesin pemecah batu harus diawali dengan
pemahaman tentang pengoperasian dari setiap komponen utama mesin tersebut.
Kepada operator mesin pemecah batu, selain dituntut terampil dalam mengoperasikan
mesin pemecah batu, juga dituntut memahami proses produksi secara keseluruhan
dan proses yang terjadi pada setiap komponen.
1-1
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
Teknik pengoperasian mesin pemecah batu ini, pada dasarnya hampir sama untuk
semua merek dan tipe mesin pemecah batu, namun tetap akan dipengaruhi oleh merek
(pabrik pembuatnya), sehingga penjelasan kepada operator perlu tambahan
penjelasan disesuaikan dengan mesin yang dihadapi setiap operator.
1-2
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
Pecahan batu hasil pemecahan pada primary crusher (jaw crusher) akan
jatuh dan diterima konveyor penghubung (joint conveyor, e), yang
selanjutnya bersama-sama dengan pecahan batu yang jatuh dari saringan
batang (grizzly) diangkut oleh konveyor penghubung dan diterima oleh
elevator berputar (rotary elevator, f)
Hasil pemecah dengan secondary crusher (roll breaker) ini akan jatuh dan
diterima konveyor penghubung (e), yang selanjutnya masuk ke elevator
berputar dan konveyor balik (g) untuk dibawa ke saringan bergetar (h).
Setelah berada di dalam saringan bergetar pecahan batu tersebut disaring
lagi dan yang tidak lolos saringan bergetar akan masuk lagi ke dalam roll
breaker.
Akhirnya pecahan batu yang lolos saringan bergetar itu disebut agregat
akan mengalir diangkut konveyor produksi (product/discharge conveyor, k)
ke timbunan masing-masing (stock pile).
Bagan alir dari proses produksi mesin pemecah batu dapat dilihat pada
Diagram 1.1.
Sedangkan proses produksi untuk mesin pemecah batu multi stage dapat dilihat
pada Gambar 1.2, Diagram 1.2 dan Diagran 1.3.
1-3
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
Tempat
Pemasukan Batu
Hopper (a)
(b)
Grizzly Feeder (d)
Primary
Crusher (c)
Sand Washer
40 – 20 20 – 12 5 – 0 mm
mm mm
1-4
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
Secondary
side unit
Tertiary
side unit
1st vibrating
screen
2nd vibrating
screen
1-5
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
Feed
Hopper
Grizzly Vibrating
Feeder
(2 a)
Jaw Crusher
Vibrating
Screen
(1)
(2 b)
Intermediate
Stockyard
Vibrating Feeders
Grizzly Vibrating
Cone Screen
Crusher
Cone
Crusher or Extra-fine
Jaw Crusher (5)
(6)
Vibrating Screen (1)
(4)
Vibrating
Screen (2)
Product Stockfiles
Diagram 1.2 - Bagan alir proses produksi mesin pemecah batu multi stage
(dengan penempatan intermediate stockyard)
1-6
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
Diagram 1.3 - Bagan alir proses produksi mesin pemecah batu (multi stage)
1-7
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
1.4. Koordinasi
Pelaksanaan operasi mesin pemecah batu tidak hanya tugas operator semata, tapi
memerlukan kerja sama dari beberapa pihak terkait, dan memerlukan koordinasi yang
baik dari semua unsur terkait tersebut.
Operator mesin pemecah batu harus memahami struktur organisasi di plant ini,
sehingga semua tugas yang diterimanya telah benar, misalnya dari siapa atau unit
mana operator menerima ukuran agregat yang diproduksi, siapa yang berhak atau
harus memeriksa mutu produksi agregat dan sebagainya.
Koordinasi juga termasuk pembagian tugas pemeliharaan harian yang menjadi tugas
operator dan didistribusikan kepada operator lain/sejawat karena biasanya mesin
pemecah batu ini minimal dilayani oleh dua orang operator yang bertugas di primary
crusher dan secondary/tertiary crusher, atau pada pembantu operator, sehingga
pemeliharaan harian dapat dilaksanakan dengan cepat, tepat dan dapat dipertanggung
jawabkan sesuai dengan petunjuk pemeliharaan.
Koordinasi ini penting dan biasanya diadakan oleh manajer plant atau foreman
produksi setiap hari yang dilakukan sebelum memulai pekerjaan atau pada sore hari
(malam) setelah selesai operasi.
Namun demikian untuk menjamin keselamatan kerja dan kelancaran produksi, operator
harus memahami tugas pokoknya dan mengoperasikan mesin pemecah batu
berdasarkan surat perintah yang jelas, dengan dibantu operator lainnya atau operator
yang berada dibawah/kewenangannya.
1-8
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
RANGKUMAN
3. Pada proses produksi dapat dijelaskan untuk mesin pemecah batu Standar dan
Multi Stage, yang pada prinsipnya memiliki dasar yang sama, hanya terdapat
pengembangan sehingga akan lebih efisien dalam pengoperasiannya.
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
L ATI H AN
1. Proses produksi memecah batu pada mesin pemecah batu hanya cukup
berlangsung pada primary crusher saja.
Apakah pernyataan itu benar ?. Jelaskan !.
3. Pada tahap awal, pemasukan material ke dalam jaw crusher, material tersebut
harus melalui feeder.
Jelaskan fungsi feeder secara singkat.
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
BAB 2
STRUKTUR DAN FUNGSI MESIN PEMECAH BATU
2.1. Umum
Pada pengoperasian mesin pemecah batu, setiap komponen dari mesin tersebut
secara individu beroperasi dengan baik kemudian dirangkai secara unit pada akhirnya
seluruh unit rangkaian mesin dapat beroperasi dengan harmonis dan menghasilkan
produk yang optimal sesuai dengan yang direncanakan.
Setiap komponen dan dari setiap unit mempunyai karakteristik tersendiri yang harus
diketahui oleh setiap operator mesin pemecah batu, mulai dari struktur, fungsi dan
prinsip kerjanya.
Bila dilihat dari proses produksi mesin pemecah batu, maka proses produksi bermula
dari beroperasinya unit satu (primary side unit) pada rangkaian mesin pemecah batu.
Pada unit satu ini batu pecah dari gunung atau batu kali diproses pemecahannya
(peremukannya) menggunakan crusher jenis Jaw Crusher. Proses pengisian batu
dengan menggunakan feeder dan penyaluran hasil produk menggunakan konveyor
(belt conveyor)
Pada unit dua, hasil produk unit satu diproses lagi pemecahannya (peremukannya)
dengan menggunakan crusher dari jenis cone crusher atau jaw crusher. Suplay
material ke dalam crusher ini dapat langsung dari unit satu atau melalui stockpile
antara.
Pada unit tiga, hasil produk unit dua (secondary side unit) diproses lagi pemecahannya
(peremukannya) dengan menggunakan crusher dari jenis cone crusher atau extra fine
jaw crusher. Material hasil produk tertiary crusher dan secondary crusher disalurkan ke
unit empat (fourth side unit) yang terdiri dari saringan (biasanya ada dua saringan
bergetar) dan hasil penyaringan disalurkan oleh konveyor produk ke tempat
penimbunan material (product stockpiling).
Dan untuk mendapatkan hasil yang optimal, setiap pabrik pembuat mesin telah
merancang suatu komposisi atau formasi dari mesin tersebut baik di unit satu, unit dua
2-1
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
Secara skematis prinsip dasar pengoperasian dan prosess produksi mesin pemecah
batu ini dapat dilihat pada Gambar 2.1 dan Diagram 2.1.
Secondary
side unit
Tertiary
side unit
1st vibrating
screen
2nd vibrating
screen
2-2
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
Feed
Hopper
Grizzly Vibrating
Feeder
(2 a)
Jaw Crusher
Vibrating
Screen
(1)
(2 b)
Intermediate
Stockyard
Vibrating Feeders
Grizzly Vibrating
Cone Screen
Crusher
Cone
Crusher or Extra-fine
Jaw Crusher (5)
(6)
Vibrating Screen (1)
(4)
Vibrating
Screen (2)
Product Stockfiles
Diagram 2.1 - Bagan alir proses produksi mesin pemecah batu multi stage
(dengan penempatan intermediate stockyard)
2-3
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
2.3. Struktur dan Fungsi Rangkaian Mesin Pemecah Batu Unit Satu
Secara umum pada unit satu ini terdiri dari hopper, feeder, jaw crusher dan belt
conveyor, yang mempuyai fungsi untuk memproses pemecahan batu pada tahap awal.
Hasil dari tahap awal ini biasanya harus diproses lagi pada tahap (stage) berikutnya,
meskipun ada sebagian yang sudah dapat disalurkan sebagai produksi akhir. Yang
tentunya unit ibi perlu adanya peralatan pendukung lainnya seperti vibrating grizzly
feeder yang berfungsi selain mengalirkan material ke primary crusher, juga menyaring
material yang tidak memerlukan proses di primary crusher dan material tidak terpakai
atau material produk akhir dengan gradasi tertentu.
2.3.1. Terminologi
Pada rangkaian mesin pemecah batu unit satu (primary side unit)
menggunakan jaw crusher sebagai pemecah batu, dan sebagai dasar
pengenalan kepada jaw crusher ini, terdapat beberapa istilah (terminologi) yang
perlu diketahui yang terkait dalam pengoperasian mesin.
2-4
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
5) Crushing Cavity (G) : Kontur yang terbentuk oleh dua jaw dan plat
crusher.
9) Sudut Nip (Nip Angle) () : Sudut antara fixed dan moving jaw.
2-5
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
2.3.2. Hopper
Hopper atau penampung ini hanya terdapat pada primary side unit dan
mempunyai fungsi untuk menampung material berupa batu hasil peledakan,
batu pecah maupun brangkal atau batu kali, sebelum material tersebut
dimasukkan ke dalam jaw crusher.
Konstruksi dari hopper ini harus kokoh, mampu menerima benturan dari
material yang dijatuhkan ke dalamnya sehingga tidak merubah fungsi
sebagai penampung.
Kapasitas hopper ini harus sesuai dengan kapasitas jaw crusher yang akan
berdampak kepada kapasitas mesin pemecah batu.
Pada dasar dari hopper dipasang suatu peralatan yang disebut plat pengisi
(feeder) yang digerakkan melalui mekanisme tersendiri terpisah dari jaw
crusher.
Prinsip kerja :
- Material berupa batu yang akan dipecah di dalam jaw crusher, pertama
kali dimasukan ke dalam hopper
Batu yang dimasukkan seharusnya sudah diseleksi terutama ukurannya
tidak melebihi kapasitas jaw crusher
- Sebelum batu dari hopper ini dimasukkan ke dalam jaw crusher, harus
menunggu selesainya pemanasan (warming-up) dari jaw crusher dan
peralatan lainnya (konveyor dan saringan/screening).
2-6
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
Hopper
Feeder dipasang pada dasar hopper sehingga material dalam hopper tertahan
oleh feeder dan hanya dapat keluar apabila feeder ini dioperasikan.
Jenis feeder ini ada beberapa macam yang penggunaannya tergantung dari
desain yang direncanakan pabrik pembuat, terutama ditujukan untuk
peningkatan efisiensi mesin dan kualitas produk.
Feeder jenis ini atau sering disebut plat pengisi mempunyai gerakan bolak-
balik dari plat pengisi yang berawal dari gerakan bolak-balik batang
penggerak (arm) yang dihubungkan dengan poros engkol (cranchshaft).
Prinsip kerja
2-7
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
Jika pelat pengisi itu bergerak ke muka, lalu bergerak mundur lagi,
material yang tertumpuk di atas plat meja (table plate) tidak bisa
terbawa mundur, sebab bagian belakang sudah tertimbun lagi oleh
material lain, yang selanjutnya material dari belakang terus mendorong
ke muka dan batu-batu tersebut akan jatuh ke dalam mesin (crusher).
Jadi bilamana jaw crusher telah penuh atau ada hal lain yang
mengharuskan menghentikan pengisian material, maka melalui saklar
pengatur ini, hubungan antara motor penggerak dan poros engkol
(kopling) dapat diputus, dan feeder berhenti.
2-8
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
Prinsip kerja
* Bila kondisi material ini dalam jaw crusher telah penuh atau
terjadi kondisi operasi yang mengharuskan menghentikan
pengisian material, maka dengan segera pengisian dihentikan
(feeder dimatikan).
2-9
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
Jaw crusher
Grizzly
Jadi prinsipnya saringan batang (grizzly) ini berfungsi untuk memisahkan butir-
butir batuan yang kecil (lebih kecil dari celah batang grizzly) yang tidak
memerlukan pemecahan di dalam jaw crusher, dan menggelincirkan secara
perlahan-lahan batu pecah yang cukup besar masuk ke dalam jaw crusher.
Vibrating screen pada primary side unit ini berfungsi untuk menyaring material
hasil penyaringan grizzly vibrating feeder ke dalam dua kelompok material yaitu
yang termasuk material untuk diproses lebih lanjut, disalurkan ke konveyor
penghubung (konveyor stockpile-antara), dan yang termasuk material sebagai
produk base coarse aggregate yang disalurkan melalui konveyor coarse
aggregate atau konveyor waste yang juga membawa material tidak terpakai
hasil penyaringan grizzly vibrating feeder dan coarse aggregate vibrating
screen.
2 - 10
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
1) Konstruksi
Seperti pada saringan (screen lainnya), vibrating screen ini terdiri dari dua
saringan, yang meloloskan batu under size untuk tidak di proses lagi, dan
menahan batu dengan ukuran besar untuk disalurkan bersama dengan hasil
produk jaw crusher ke secondary crusher (melalui stockpile-antara).
2 - 11
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
2) Konstruksi
Mesin ini dikonstruksi untuk menerima material dengan gradasi yang tidak
seragam, dan direkomendasikan material diisikan ke dalam crusher
dengan menggunakan feeder.
Pada mesin ini dipasang plat pelindung (bumper plate/protector) pada
bagian atas (head) dari moving jaws untuk menjaga keausan dari
tumbukan langsung jatuhnya material.
Apabila batu dijatuhkan langsung dari tempat tinggi, tumbukan yang terjadi
akan berpengaruh terhadap bearing dan sebagainya yang sangat
merugikan dan pada akhirnya akan memperpendek umur penggunaan
bearing.
3) Prinsip Operasi Jaw Crusher
Prinsip operasi dari sebuah jaw crusher dapat dilihat pada Gambar 2.9.
Material masukan memenuhi crusher melaui bukaan masukan pada bagian
atas dan keluar melalui dasar dari crusher.
Poros eksentris (E) dari mesin crusher digerakkan oleh sebuah motor listrik
(M) atau motor diesel melalui V-belt (B) dan fly wheel (W).
Langkah dari pitman (P) ditimbulkan oleh putaran eksentris dari poros
eksentris. Pemecahan/peremukan batu terjadi diantara fixed (F) dan
moving jaw (J).
Pegas pengencang (S) menekan ujung bawah dari pitman (P) menahan
plat toggle (T). Toggle plate berfungsi sebagai alat pengaman dan akan
terlipat dengan tekukan elastis pada saat overloading, untuk mencegah
terjadinya kerusakan pada komponen yang lebih mahal.
2 - 12
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
Penyetelan celah pengeluaran pada bagian bawah dari jaw yang bergerak
(moving jaw) dan jaw tetap (fixed jaw) adalah untuk mengatur ukuran batu
yang seragam yang diproduksi jaw crusher.
Pada primary side unit ini ada beberapa konveyor yang ukurannya tergantung
dari pengoperasiannya, misalnya konveyor yang menyalurkan produk dari jaw
crusher biasanya mempunyai ukuran lebih lebar (misalnya 750 mm) bila
dibandingkan dengan konveyor yang menyalurkan base coarse aggregate
(misalnya 500 mm).
1) Konstruksi
Sabuk (belt)
Puli (drive pulley, tail pulley, snub pulley, torsion pulley, etc.)
Idler/roller (carry idler, return idler, training idler, impact idler, dsb.)
Posisi konveyor ini di bawah dari chute atau corong pengeluaran produk,
baik crusher ataupun vibrating screen, sehingga ada bagian dari konveyor
yang selalu meneriima tumbukan beban dari material (dirancang pada
impact idler).
2 - 13
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
Keterangan :
1. Pengumpan (feeder) 9. Idler beban kejut (impact idler)
2. Puli ujung depan/puli penggerak (head 10. Idler pengarah bagian belakang (training
pulley/drive pulley) idler/return)
3. Puli ujung belakang (tail pulley) 11. Pembersih sabuk (plough cleaner)
4. Puli snub (snub pulley) 12. Pembersih (tangentrial scraper)
5. Puli penekan (pressure pulley) 13. Puli pengencang dengan berat (tension
6. Idler pembawa (carry idler/roller) pulley with counter weight)
7. Idler balikan (return idler/roller) 14. Pelindung (cover)
8. Idler pengarah bagian atas (training idler) 15. Pembersih sabuk (cleaner)
2) Prinsip operasi
2 - 14
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
- Pada konveyor yang memiliki jarak operasi yang panjang, maka untuk
menjaga agar sabuk (belt) selalu berada dalam posisi kencang,
dilengkapi dengan puli penyetel kekencangan (tension pulley with
counter weight) yang bekerja secara otomatis mengencangkan belt.
- Sedangkan untuk mengatur kelurusan gerakannya, tidak berkelok-
kelok, dipasang training idler yang menjaga agar gerakan belt dalam
keadaan lurus.
- Sebelum belt ini dibebani material, maka sebelumnya belt conveyor ini
harus dihidupkan dan telah pengalami pemanasan serta pemeriksaan
sesuai dengan prosedur.
- Material dari crusher melalui corong (chute) jatuh pada landing stone
yang diterima impact idler pada conveyor. Sebenarnya dengan adanya
pengaturan arah jatuhnya material ke dalam konveyor telah
diminimalkan dampak kejutnya terhadap sabuk (belt).
- Material dari jaw crusher dibawa oleh konveyor penghubung (joint
conveyor) dan disalurkan/ditumpuk pada stockpile-antara
(intermediate stock pilling)
Sedangakan material dari vibrating screen dibawa oleh conveyor base
coarse aggregate (conveyor waste) untuk ditumpuk di tempat
penimbunan (stockpile), dan sebagian lagi disalurkan ke konveyor
penghubung bersama material dari jaw crusher ke stockpile-antara.
3
5
4
1 7
2
9
8
6
2 - 15
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
Pengendalian operasi primary side unit ini berada pada Panel Operasi No. 1
Disamping itu pada panel operasi No. 1. ini juga terdapat sakelar penghentian
darurat (emergency stop) dan alarm tanda peringatan (untuk mulai operasi atau
keadaan darurat).
3 4
5 6
7 8
2.4. Struktur dan Fungsi Rangkaian Mesin Pemecah Batu Unit Dua (Secondary Side
Unit)
Pada secondary side unit ini terjadi proses lanjutan pemecahan/peremukan batu hasil
produksi primary side unit.
Secondary crusher, biasanya dari jenis cone crusher yang mempunyai fungsi untuk
memecah kembali butiran batu hasil produksi primary side unit.
2 - 16
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
Vibrating screen, yang menyaring atau memilah butiran batu yang disalurkan dari
primary side unit, untuk dikelompokkan menjadi material yang harus diproses lagi
pada secondary crusher dan material yang lolos saringan yang terdiri dari material
sebagai produk akhir dan material yang diproses lagi penyaringannya pada
vibrating screen di unit empat (fourth side unit).
Belt conveyor yang menyalurkan material produk primary side unit ke vibrating
screen.
1) Konstruksi
2 - 17
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
2) Prinsip kerja
2 - 18
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
Bila diaktifkan, aliran listrik ini akan menimbulkan medan magnet dan akan
menangkap logam yang tercampur dengan batu sehingga terjaga tidak masuk
ke dalam crusher.
2 - 19
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
Capacity (kapasitas) :
Luaran (hasil) dari sebuah crusher dalam satuan
ton per-jam (tph).
Crushing cavity (G): Luas di dalam yang terbentuk oleh dua liners.
2 - 20
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
2 - 21
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
- Head
- Bowl
- Mantle
- Concave (liner)
- Adjuster ring.
Bila dibandingkan dengan jaw crusher, cone crusher ini lebih mahal dan
memerlukan daya yang lebih besar, namun memberikan produk yang lebih
baik dan butiran yang seragam.
Adjuster Ring
Concave/Liner
Head
Mantle
Counter shaft
Pulley
Bowl/Top cell
Main shaft
2 - 22
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
2 - 23
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
- Posisi 9, kembali head pada posisi - Posisi 10, Sekarang semua butir
bukaan yang lebar dengan batu telah menjalani lima kali
material berada pada zone penekanan dan membuat butiran
paralel. lebih kecil lagi, dan keluar dari
ruang pemecahan batu dengan
butiran yang seragam.
Bukaan yang lebar memberi kesempatan butiran batu jatuh bebas dari
pada bukaan yang sempit, dan bila terjadi gerakan yang lambat dari head
maka butiran batu akan bergerak lebih jauh sebelum terjadi pemecahan
berikutnya.
2 - 24
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
Terlalu cepat putaran girasi dan terlalu pendek perubahan bukaan, akan
membatasi perpindahan material atau perpindahannya belum mencukupi,
hal ini akan membuang daya saja.
Semua material yang lebih kecil dari setting harus dipisahkan sebelum
proses pemasukan material. Butiran yang lebih kecil menyebabkan
penggumpalan dan overload pada ruang pemecahan batu. Semua
logam harus dihindarkan dan tidak masuk ke dalam crusher.
2 - 25
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
Intermediate stockpile
Tertiary crusher
Surge bin Product conveyor
Tertiary
side unit
Joint conveyor
Secondary
side unit
Product stockpile
Gambar 2.17 – Secondary & tertiary side unit
2.5. Struktur dan Fungsi Rangkaian Mesin Pemecah Batu Unit Tiga
(Tertiary Side Unit)
Bila dilihat dari posisi tertiary crusher, maka sebenarnya tertiary side unit ini merupakan
kesatuan dengan secondary side unit, hanya secara proses maka tertiary side unit ini
merupakan proses terakhir dari pemecahan butiran yang memerlukan perhatian dari
operator mesin pemecah batu.
2 - 26
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
Surge bin, adalah bak/penampung yang berfungsi untuk menampung material yang
disalurkan konveyor balik, untuk diproses lagi dalan tertiary crusher.
Tertiary crusher, biasanya dari jenis cone crusher atau extra-fine jaw crusher, yang
berfungsi untuk memecah kembali batu hasil produksi secondary side unit yang
tidak lolos saringan (vibrating screen-1) pada fourth side unit.
1) Konveyor
Konstruksi konveyor balik (return conveyor) dan konveyor penghubung ini sama
dengan konveyor lainnya, hanya posisinya yang berbeda . Demikian juga fungsinya
sama yaitu menyalurkan/mengangkut material hasil produk crusher atau screen.
2) Surge bin
Surge bin dirancang untuk meningkatkan efisiensi mesin pemecah batu, khususnya
tertiary crusher, dimana dengan adanya surge bin, seolah-olah tertiary crusher
dapat bekerja mandiri untuk suatu tenggang waktu tertentu.
Adanya peralatan feeder (vibrating feeder) lebih menggambarkan kemandirian
tertiary crusher ini, meskipun secara sistem tetap saja masih ada ketergantungan
kepada unit lainnya.
Prinsip kerja
Material yang tidak lolos saringan (vibrating screen-1) harus diproses lagi pada
tertiary crusher dan material ini tidak langsung dimasukan ke dalam tertiary
crusher, tapi ditampung dalam surge bin.
Dalam rentang waktu tertentu, surge bin dapat memasok material ke dalam
tertiary crusher tanpa ada ketergantungan kepada pasokan material dari
secondary side unit, dengan demikian proses produksi pada tertiary crusher
tidak berhenti.
2 - 27
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
3) Vibrating Feeder
Sama halnya dengan vibrating feeder pada secondary side unit, yaitu mengatur
pemasukan material ke secondary crusher, maka feeder pada tertiary side unit juga
berfungsi untuk menyalurkan material dari surge bin ke dalam tertiary crusher.
Prinsip kerjanya sama dengan vibrating feeder yang ada di secondary side unit,
dan disini pengaturan material yang masuk ke dalam tertiary crusher berdasarkan
keseimbangan operasi dengan secondary crusher dan vibrating screen-1 pada
fourth side unit.
4) Tertiary Crusher
Tertiary crusher biasanya dari jenis cone crusher, terutama untuk mesin pemecah
batu (crushing plant) yang berkapasitas besar.
Fungsi dari tertiary crusher ini adalah memecah kembali material produk secondary
side unit, dan dengan adanya tertiary crusher ini akan meningkatkan efisiensi
crushing plant, baik menyangkut kualitas maupun kuantitasnya.
Prinsip kerjanya sama dengan cone crusher pada secondary side unit hanya
berbeda dalam penyetelan discharge setting yang disesuaikan dengan produk yang
diinginkan.
2.6. Struktur dan Fungsi Rangkaian Mesin Pemecah Batu Unit Empat (Fourth Side
Unit)
Pada fourth side unit ini, rangkaian mesin pemecah batu terdiri dari dua unit vibrating
screen dan konveyor produk, yang mempunyai fungsi menyaring dan memisah
material hasil produksi secondary dan tertiary side unit, menjadi material produk akhir
dari crushing plant.
2 - 28
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
Jenis screen ini dipakai untuk menerima material hasil proses pemecahan
pertama dari primary crusher dan memproses material berukuran kecil
(under sized aggregate), sedangkan material yang tidak lolos saringan
diteruskan ke secondary crusher.
2 - 29
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
Pada saringan getar ini, gaya sentrifugal ditimbulkan oleh putaran sebuah
poros eksentris yang dilengkapi dengan counterweight.
Getaran gerak lurus bolak-balik yang kuat pada saringan ditimbulkan oleh
putaran dua bantalan poros eksentris yang berbeban tidak seimbang.
2 - 30
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
Jenis screen ini sangat efisien untuk menangani material dalam jumlah
yang besar dan sangat tepat untuk memilah/mengelompokkan agregat
berbutir kecil.
Jenis vibrating ini terdiri dari sebuah base, sebuah kotak yang dipasangi
deck dan penyaring. Deck penyaring ini ada yang dapat dipindah-
pindahkan dan ada yang tetap, dan dapat dibentuk dengan satu, dua atau
tiga dek.
Unit saringan ini didukung dengan delapan pegas peredam getaran,
dengan tujuan agar getaran yang diterima rangka tidak besar.
Sama halnya dengan jenis incleaned vibrating screen, kapasitas
penyaringannya sangat ditentukan oleh ukuran saringan dan butiran
material yang diisikan disaring.
2 - 31
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
2 - 32
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
(a) (b)
2 - 33
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
Dari gambar dapat dilihat, ukuran lubang saringan pada Gambar (a) adalah
50 mm atau 2 inch, dan pada Gambar (b) menunjukkan bahwa setiap lebar
1 inch deck saringan terdapat 4 lubang saringan, yaitu untuk saringan
No. 4.
Ukuran deck saringan (screen Size) ini biasanya dinyatakan dalam lebar
(W) x panjang (L) dengan satuan feet atau mm, misalnya :
4) Kapasitas penyaringan
Kapasitas penyaringan dapat tergantung pada besar lubang saringan
(ukuran maksimum butiran batu yang dapat lolos) dan ukuran deck
saringan yang digunakan.
2 - 34
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
Data yang diberikan dari pabrik pembuat biasanya telah lengkap, misalnya
seperti tercantum dalam Tabel di bawah ini.
Ukuran lubang
saringan
Ukuran (mm) 3 6 10 15 20 30 40 50 75 100
Deck
Saringan (mm)
3’ x 6’ 7,8 13 18 22 26 30 35 40 49 58
3’ x 8’ 12,5 21 29 35 42 48 56 64 79 93
Tapi ada juga data yang diberikan secara garis besarnya saja, misalnya
pada Tabel 2.4.
Batu pecah, brongkal maupun batu kali yang masuk ke dalam primary crusher
akan dipecah menjadi batuan dengan beberapa ukuran. Selanjutnya batuan
hasil produksi primary crusher ini disaring dalam saringan bergetar (vibrating
screen), hasilnya yaitu yang tidak lolos saringan dipecah lagi dalam secondary
2 - 35
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
crusher, dan hasil produksi secondary crusher ini disaring dalam vibrating
screen, dan seterusnya sampai menghasilkan produksi yang diinginkan.
2) Penyaringan
Penyaringan berlangsung secara bertahap (stage), dan dapat dibedakan 2
stage, 21/2 stage atau 3 dan 31/2 stage.
2 - 36
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
3) Pemantauan
Material yang masuk ke dalam screen dipantau dari kelancaran aliran dan
keseragaman ukuran batuannya. Harus dihindarkan dari pengisian yang
menumpuk.
Material yang keluar dari screen juga harus dipantau untuk melihat
alirannya yang merata jatuh ke dalam belt conveyor dan ukuran butirannya.
1) Vibrating screen-1
Vibrating screen-1 menerima material produk secondary side unit dan tertiary
side unit melalui konveyor penghubung.
2) Vibrating screen-2
- Tahapan pertama, untuk gradasi yang tertahan (tidak lolos saringan paling
atas, disalurkan ke konveyor produk dan ditumpuk pada timbunan material
produk, misalnya ukuran 30 – 20.
- Tahapan kedua, meloloskan material dari saringan pertama dan tertahan
oleh saringan kedua, kemudian disalurkan ke konveyor produk dan
ditumpuk pada penimbunan material produk, misalnya ukuran 20 – 10.
2 - 37
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
Secara lengkap komponen rangkaian mesin pemecah batu dapat dilihat pada
Gambar 2.28 – Proses produksi pada setiap unit rangkaian mesin pemecah
batu.
Gambar 2.28 – Proses produksi pada setiap unit dari rangkaian Mesin
Pemecah Batu
2 - 38
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
2 - 39
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
1 2 3 4
1. Sakelar operasi (operation 0. Unit kendali mati, tapi pemanasan pelindung unit
switch) (unit hausing) tetap bekerja. Hal ini
memungkinkan untuk merubah penyetelan
crusher dengan sakelar pada penutup kotak blok
terminal sistem pelumasan.
1. Tampilan pada unit kendali hidup, tapi unit tidak
mengubah penyetelan (setting).
Setelan crusher dapat diubah dengan sakelar
pada penutup kotak blok terminal sistem
pelumasan.
2. Semua unit fungsi kendali bekerja/hidup. Sakelar
crusher tidak dapat diubah dengan sakelar pada
penutup kotak blok terminal dari sistem
pelumasan.
2. Potensiometer untuk - Mengkalibrasi tampilan setelan (setting)
kompensasi keausan berhubungan dengan setelan aktual.
3.1. Lampu sinyal – alarm On Tekanan dalam sistem hidrolik penyetel crusher
tekanan (pressure alarm) melampaui batas tekanan alarm.
Off Tekanan dalam sistem hidrolik penyetel crusher
dibawah batas tekanan alarm.
3.2. Lampu signal – tekanan On Tersedia tiga tekanan tertinggi dalam sistem
tertinggi hidrolik penyetel crusher/selama masa
pengukuran/penyetelan
2 - 40
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
8. Kendali Protonic PS -
1 2 3 4
2 - 41
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
14. Tampilan posisi ketinggian 0 Bila segmen LED pertama dari tampilan
poros utama berkedip, sinyal transducer dibawah 4 mA yang
berarti ada gangguan pada pengeluaran setelan.
0 Poros utama berada pada posisi teratas
100 Poros utama berada pada posisi rendah
15. Tombol tekan – penurunan - Penurunan angka – tampilan 10 – dari variabel
variabel pada tampilan 9. Digunakan untuk contoh
menurunkan nilai dasar W.
16. Tombol tekan – penaikan - Penaikan angka – tampilan 10 – dari variabel
variabel pada tampilan 9. Digunakan untuk contoh
menaikan nilai dasar W.
17. Tampilan tipe crusher 1 G 58/49, G 208, G 411, G 2511, G 512, G 2812,
G 814, G 2514, G 415.
2 G 108, G 258, G 811, G 3511, G 1012, G 3812,
G 1014, G 4214, G 815.
3 G 158, G 1211, G 1612, G 1814, G 1315.
4 G 2011, G 2612, G 2614, G 1815.
5 G 2211, G 2215.
18. Kunci tekan untuk memilih - Mengubah tipe crusher yang ditampilkan pada
tipe crusher tampilan 17. Kunci dalam keadaan normal
terkunci di bagian dalam pengatur dengan
sakelar S1/3.
19. Pengatur lampu - Petunjuk vertikal dari tampilan ini berhubungan
dengan lampu lokoset 3,4,5 sampai 7.
2 - 42
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
22. Kunci tekan untuk memilih - Tekan kunci untuk mengubah mode kendali yang
mode kendali ditampilkan pada 21,
23. Kunci tekan – menurunkan - Menurunkan setelan crusher bila sakelar 1 pada
setelan posisi 2 dan mode kendali dipilih manual (21
menampilkan H).
24. Kunci tekan – menaikan - Menaikan setelan crusher bila sakelar 1 pada
setelan posisi 2 dan mode kendali dipilih manual (21
menampilkan H),
1) Bila keadaan darurat terjadi pada mesin ini dan memerlukan kegiatan berhenti
darurat, semua komponen dan perlengkapan pada mesin ini akan berhenti secara
simultan dengan menekan salah satu saklar berhenti darurat ini.
2) Setelah saklar ini dioperasikan, akan memakan waktu yang cukup lama sebelum
dioperasikan kembali.
3) Bila berhenti darurat dilakukan, ikuti prosedur berikut ini untuk memulai lagi
pengoperasian :
Temukan lokasi penyebab terjadinya gangguan sehingga memerlukan
penggunaan emergency stop tersebut.
Misalnya terdapat batu pada crusher yang menempel pada gigi dari crusher,
keluarkan batu tersebut. Bila batu menempel pada sabuk, dan sebagainya
pada ujung dari konveyor, sabuk (belt) akan rusak apabila pengoperasian
dimulai lagi, sehingga batu-batu tersebut harus dikeluarkan dari sabuk.
2 - 43
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
Kemudian operasikan konveyor sampai (11) dari panel operasi No.4 secara
berurutan.
Selanjutnya operasikan konveyor (2) dan (3) pada panel operasi No.2
Alarm untuk minyak pelumas pada unit pelumasan yang berbunyi sebentar
(waktu singkat)
2 - 44
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
Sumber daya untuk bel tanda bahaya dipasang pada panel operasi No.2 dan
saklar tersebut dipasang pada panel dengan bentuk saklar kancing (snap
switch) oleh karena itu hati-hati mengaktifkan saklar ini sementara
perlengkapan (komponen) sedang beroperasi.
Saklar tersambung ini adalah kesatuan antara jaw crusher pada panel operasi
No.1 dan cone crusher pada panel operasi No.2. Jaw crusher tidak dapat
dioperasikan bila cone crusher belum beroperasi (hidup).
Saklar ini dipasang pada panel operasi No.1 dengan snap switch. Dihidupkan
pada saat mesin dioperasikan.
2 - 45
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
RANGKUMAN
3. Terminologi pada jaw crusher dan cone crusher perlu diketahui untuk
menghindarkan kesalahan tafsir dalam pengoperasiannya.
4. Struktur dan fungsi tiap komponen dimulai dari komponen pada primary side unit
yaitu hopper, feeder, jaw crusher dan kcnveyor.
Sedangkan struktur dan fungsi pada secondary meliputi secondary crusher (cone
crusher), vibrating screen, belt conveyor dan vibrating feeder.
Pada tertiary side unit, struktur dan fungsi komponen meliputi conveyor, surge
bin, vibrating feeder dan tertiary crusher (cone crusher).
Kemudian pada fourth side unit, struktur dan fungsi komponen meliputi vibrating
screen dan konveyor produk
Selain itu untuk pengendalian mesin pemecah batu, dilakukan pada control panel
pada ruang operator (1) dan ruang operator (2).
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
L ATI H AN
4. Pada komponen jaw crusher yang mana terjadinya proses pemecahan batu ?.
6. Sebutkan komponen utama mesin pemecah batu yang berada pada secondary
side unit ?.
8. Mengapa hasil pemecahan batu pada cone crusher lebih seragam bila
dibandingkan dengan hasil dari jaw crusher (primary crusher) ?.
9. Sebutkan komponen utama mesin pemecah batu yang berada pada tertiary side
unit.
10. Sebutkan komponen utama mesin pemecah batu yang berada pada fourth side
unit.
11. Mengapa saringan (vibrating screen) dalam mesin pemecah batu sangat penting
untuk suatu proses produksi pemecahan batu ?.
12. Mengapa operator harus mengetahui sistem penyetelan bukaan pada mesin
crusher (misalnya cone crusher) ?.
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
BAB 3
TEKNIK MENGHIDUPKAN RANGKAIAN MESIN
PEMECAH BATU
3.1. Umum
Bila dibandingkan dengan peralatan produksi lainnya atau dengan alat-alat berat, pada
mesin pemecah batu (Crushing plant), teknik menghidupkan mesin ini sangat berbeda.
Pada dasarnya teknik menghidupkan komponen mesin pemecah batu tersebut harus
melalui urutan yang benar dan harus sesuai dengan prosedur sehingga dapat
menghindari kerusakan atau terjadinya hambatan dalam pengoperasiannya.
Aktifkan saklar utama (main switch) pada panel distribusi (switch board/
distribution board) untuk mengalirkan arus listrik dalam sistem kelistrikan
mesin pemecah batu
Indikator pada semua panel diperiksa untuk memastikan bahwa arus listrik
telah tersambung dengan benar
3-1
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
3-2
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
Proses akhir produksi mesin pemecah batu untuk memproduksi agregat sesuai
dengan ukuran yang telah direncanakan akan berlangsung setelah pecahan
batu hasil pemecahan crusher melalui unit tiga (terakhir) dari rangkaian mesin
pemecah batu tersebut.
Penamaan unit tiga dapat berubah sesuai dengan struktur mesin pemecah
batu, yaitu bisa menjadi unit dua atau unit empat, yang strukturnya berada pada
posisi paling akhir dari plant. Seperti pada KYC Crushing & Screening Plant
disebut sebagai unit empat (Fourth Side Unit).
Pada saat start dan stop, untuk beberapa saat akan terjadi goyangan
yang kuat yang tidak dapat dicegah, akibat resonansi pada pegas
penunjang. Keadaan tersebut normal saja.
Periksa adanya suara yang tidak normal dari semua bearing
Periksa kondisi operasi dari V-belt, apakah V-belt slip atau tidak.
3-3
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
Keterangan Gambar :
3 : Vibrating Screen - 2
2 10 : Tanda dan Tombol Start
17 : Tanda dan Tombol Stop
3 4 5 6
10 11 12 13 4 : Belt Conveyor (4)
11 : Tanda dan Tombol Start
18 : Tanda dan Tombol Stop
17 18 19 20
5 : Belt Conveyor (7)
12 : Tanda dan Tombol Start
19 : Tanda dan Tombol Stop
Pada rangkaian mesin pemecah batu unit dua ini terjadi lanjutan pemecahan
batu yang berasal dari hasil pemecahan batu pada unit pertama. Memecah
lanjutan batu tersebut dapat dilakukan hanya dengan satu unit crusher
(secondary crusher) dan dapat juga dilakukan lagi oleh satu unit crusher
(tertiary crusher) pada tahapan (stage) berikutnya.
3-4
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
Keterangan Gambar :
3-5
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
Secondary crusher atau tertiary crusher tipe Cone (Cone crusher) hanya
dapat dihidupkan bila unit pelumasan telah beroperasi dengan baik.
1
21
22
2
3 4 5 6 7 8
9 10 11 12 13 14
15 16 17 18 19 20
Gambar 3.4a –
Emergency Stop
Switch Box
3-6
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
Keterangan Gambar :
Untuk tipe lain dari crushing dan screen plant, misalnya yang memiliki
kelengkapan stockpile-antara (intermediate stockyard), maka pada rangkaian
mesin pemacah batu unit dua ada sedikit perbedaan dalam urutan
menghidupkan komponennya, yaitu sebagai berikut :
(Lihat Diagram 1-3 halaman 1-7, Bagan Alir Proses Produksi mesin pemecah
batu multi stage dengan penempatan intermediate stockyard).
3-7
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
Rangkaian mesin pemecah batu unit satu merupakan komponen pemecah batu
yang memproses pemecahan batu awal/pertama dan biasanya digunakan jenis
Jaw Crusher sebagai pemecah batu, dan dilengkapi komponen dan peralatan
pendukung lainnya.
3-8
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
1
11
9
12
10
2
3 4 13
5 6
7 8
Keterangan Gambar :
Untuk tipe lain dari crushing & screen plant serta yang dilengkapi dengan
proses penimbunan hasil primary crusher pada stockpile-antara (intermediate
stockyard) dan penimbunan material yang tidak terpakai (waste) yaitu material
selain batu, maka ada sedikit berbeda dalam urutan menghidupkan
komponennya sesuai dengan struktur yang ada yaitu sebagai berikut :
(Lihat Diagram 1.3, Bagan Alir Proses Produksi Mesin Pemecah Batu Multi
Stage, dengan penempatan intermediate Stockyard).
3-9
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
Bila terjadi kelainan atau adanya indikator yang tidak bekerja/rusak, segera
laporkan untuk mendapatkan perbaikan sebelum melakukan pengoperasian
rangkaian mesin pemecah batu.
Perhatikan jalannya sabuk (belt) dari setiap konveyor sabuk (belt conveyor),
harus dalam kondisi gerakan lurus dan tidak ada kelainan
3 - 10
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
Perhatikan apakah kondisi dari semua idler (roller) dalam keadaan berputar
dengan baik.
Perhatikan gerakan operasi dari jaw crusher (primary crusher), cone crusher
(secondary crusher) dan cone crusher atau fine jaw crusher (tertiary
crusher), untuk memastikan dalam keadaan baik dan siap operasi
Perhatikan baut dan mur pengencang saringan kawat dari kemungkinan ada
yang longgar
3 - 11
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
RANGKUMAN
3. Urutan menghidupkan rangkaian mesin pemecah batu ini dimulai dari rangkaian
mesin pemecah batu paling hilir yang akan menyalurkan material produksi, yaitu
pada rangkaian mesin pemecah batu unit tiga atau unit empat.
L ATI H AN
1. Menghidupkan rangkaian mesin pemecah batu harus melalui urutan yang benar
dan sesuai dengan prosedur.
Jelaskan mengapa hal tersebut harus dilakukan.
3. Untuk menghindarkan kecelakaan kerja, apa yang harus anda lakukan bila akan
mulai menghidupkan rangkaian mesin pemecah batu.
6. Untuk menghidupkan primary crusher (jaw crusher), maka harus dijaga agar
feeder tidak dihidupkan terlebih dahulu, yang berarti bahwa feeder hanya boleh
dihidupkan/dioperasikan bila jaw crusher telah hidup dan cukup waktu untuk
pemanasan. Jelaskan.
7. Salah satu komponen yang harus diperiksa setelah mesin hidup adalah V-belt.
Mengapa hal ini harus dilakukan ?.
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
BAB 4
TEKNIK PENGOPERASIAN PENGUMPAN (FEEDER)
4.1. Umum
Produksi mesin pemecah batu (crushing & screening plant) sangat tergantung dengan
pengisian material ke dalam primary crusher, karena pengisian yang benar akan
menentukan efisiensi dan kelancaran dari proses pemecahan batu dalam rangkaian
mesin pemecah batu.
Beberapa tipe pengumpan yang biasa dipakai dalam mesin pemecah batu pada
dasarnya memiliki fungsi yang sama yaitu untuk mengatur pemasukan/suplay material,
baik menyangkut jumlah maupun ukurannya, sehingga konstruksinya
disesuaikan/dipilih yang tepat agar dapat dihasilkan suatu keseimbangan yang baik
antara pemasukan material dengan produksi yang akan dicapai.
Tipe pengumpan (feeder) yang dikenal diantaranya adalah pengumpan tipe plat
(reciprocating plate feeder), pengumpan tipe getar (vibrating feeder), dan pengumpan
getar tipe grizel (grizzly vibrating feeder) yang memiliki karakteristik masing-masing dan
bertujuan untuk meningkatkan efisiensi mesin pemecah batu (crushing plant).
Gerakan mekanis feeder dapat diatur dari dalam ruang operator, dan akan terkait
dengan pengaturan jumlah material yang dapat tersalurkan ke dalam crusher.
Seorang operator akan dapat menentukan kapan jumlah harus ditambah atau
4-1
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
Salah satu tipe pengumpan (feeder) yang banyak digunakan terutama untuk mesin
pemecah batu dengan kapasitas yang besar adalah tipe grizzly vibrating feeder yang
memiliki beberapa kelebihan bila dibandingkan dengan tipe lainnya.
a. Prinsip kerja
Getaran ditimbulkan oleh putaran poros eksentris yang digerakkan oleh motor
induksi, sedangkan jumlah pengisian dapat diatur dengan mengatur langkah dan
gerak bolak-balik batang (grizzly).
Hanya material yang ukuran over-size (lebih besar dari celah batang grizzly) yang
dapat disalurkan ke dalam primary crusher untuk mengurangi beban dan sekali gus
meningkatkan efisiensi jaw crusher.
b. Pengoperasian
Grizzly feeder yang terletak di bawah hopper mengatur pengisian batu dengan
jumlah yang tepat, dan pada saat yang sama juga menyaring batu secara
kasar, dan meloloskan batu yang tidak perlu dipecah lagi dengan crusher untuk
ditampung/disalurkan oleh konveyor penghubung (1) (lihat Diagram 1.2), dan
secara teratur menyalurkan batu yang berukuran besar masuk ke dalam jaw
crusher.
4-2
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
Grizzly feeder hanya boleh dioperasikan bila primary crusher (jaw crusher) telah
cukup waktu dioperasikan tanpa beban (warming-up) dan diyakini tidak terdapat
masalah dalam pengoperasian jaw crusher tersebut.
Harus dijaga agar jumlah material di dalam ruang pemecahan batu dapat
konstan pada kondisi penuh sesuai kapasitas jaw crusher
Harus dijaga agar material (batu) yang berukuran lebih besar dari kapasitas
ruang pemecahan batu tidak masuk ke dalam hopper dan tidak masuk ke
dalam crusher.
Jaw crusher
Grizzly
4-3
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
RANGKUMAN
1. Terdapat beberapa jenis feeder yang bisa dipakai pada mesin pemecah batu
yang berfungsi untuk mengatur supply/pengisian material ke dalam jaw crusher.
2. Pemasukan material ke dalam jaw crusher, pertama kali harus ditampung dalam
hopper, dan dengan mengoperasikan feeder maka batu yang tertampung dalam
hopper secara bertahap dimasukan ke dalam jaw crusher.
3. Salah satu tipe feeder yang banyak dipakai adalah grizzly vibrating feeder, yang
mempunyai fungsi selain mengatur pemasukan material ke dalam jaw crusher,
juga juga menyaring material yang tidak memerlukan proses pemecahan di dalam
jaw crusher.
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
L ATI H AN
1. Sebutkan fungsi pengumpan (feeder) pada rangkaian mesin pemecah batu unit
satu (primary side unit).
BAB 5
TEKNIK PENGOPERASIAN PRIMARY CRUSHER (JAW CRUSHER)
5.1. Umum
Untuk mengoperasikan jaw crusher ini hanya dapat dilakukan dalam kondisi mekanik
dan sistem keamanan yang baik, dan kegiatan pemeriksaan ini harus dilakukan
sebelum menghidupkan rangkaian mesin pemecah batu.
Jaw crusher merupakan komponen mesin pemecah batu yang berfungsi memecah
batu pada proses awal, yaitu memecah/meremuk batu di dalam ruang pemecahan batu
(cavity) antara jaw tetap (fixed jaw), jaw bergerak (moving jaw) dan cheek, maka
operator harus dapat memastikan apakah kondisi gerakan memecah batu tersebut
telah baik dan dipastikan tidak ada hambatan.
Batu/material yang over-size yaitu yang melebihi kapasitas ruang pemecah batu
(cavity), akan menurunkan produksi dan menyerap daya yang tidak diperlukan
dalam crusher sehingga akan menurunkan efisiensinya, yaitu antara lain akan
memerlukan daya untuk gerakan dalam memposisikan material tersebut.
Untuk hal itu diperlukan perhatian khusus dalam penanganan ukuran batu
(material) yang diisikan ke dalam crusher tersebut. Misalnya bila dilihat bahwa
material yang tersedia dalam hopper dalam ukuran standar, maka operator dapat
meningkatkan jumlah pengisian hingga mencapai kapasitas penuh dan kondisi ini
dapat meningkatkan efisiensi, tanpa ada kehilangan waktu pengaturan posisi batu
di dalam ruang pemecah batu.
Tapi bila masih terjadi hambatan, kemungkinan hal tersebut terjadi karena
disebabkan antara lain :
5-1
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
Tapi bila kondisinya tidak mungkin lagi dipecah, maka batu tersebut harus
segera dikeluarkan, yang berarti harus menghentikan primary crusher tersebut.
Di sisi lain akan terjadi batu dihasilkan menjadi remuk (hancur), yang
menimbulkan ukuran tidak sesuai dengan yang diinginkan. Tetapi apabila
pemecahan ini dimuati secara teratur dan selalu penuh, maka butir-butir
batuan akan dipecah dengan tekanan berulang-ulang dari geraham (jaw)
maupun dari batu dengan batu lainnya yang berada di seluruh bagian
pemecah batu, dengan demikian pemecahan batu dapat menghasilkan bentuk
seperti kubus sesuai yang dikehendaki dalam pekerjaan konstruksi, juga akan
menghasilkan dan menjaga kapasitas produksi yang cukup tinggi.
5-2
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
Memantau kelancaran dan arah turunnya batu pada landing stone untuk
memastikan bahwa batu hasil produksi jaw crusher dapat tersalurkan dengan baik
ke dalam conveyor stockpile-antara.
Memantau kondisi dan ukuran batu hasil produk jaw crusher untuk memastikan
adanya kesinambungan alirannya pada konveyor.
Hal ini berhubungan dengan kelancaran proses produksi di dalam jaw crusher.
Memantau kondisi batu yang masuk dalam chute dan disalurkan ke konveyor untuk
memastikan tidak ada kerusakan pada chute.
Material over-size sangat sulit untuk dipecah dalam crusher, dan bahkan akan
menghentikan operasi.
Dalam kondisi ini segera matikan crusher dan segera dilakukan tindakan
perbaikannya.
- Batu besar yang dapat dipecah dalam ruangan pemecah batu (cavity) dengan
menggunakan pemecah hidrolik (hydraulic breaker).
Bila ada material/besi atau sejenisnya yang masuk dan tertinggal di dalam crusher,
berhentikan feeder dan crusher sesegera mungkin. Kosongkan ruang pemecah
batu dan keluarkan material besi tersebut.
Berbahaya !
Mengangkat keluar atau memutar batu di dalam ruang pemecah batu hanya boleh
di lakukan bila crusher berhenti (mati). Jangan sekali-kali membersihkan material
penyumbat ruang pemecah batu pada saat crusher beroperasi. Harus hati-hati bila
membersihkan ruang pemecah batu ini.
5-3
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
Jangan menaiki crusher, pada saat crusher ini beroperasi dan jangan menyentuh
komponen yang berputar/begerak.
Perhatian !
Matikan crusher sesegera mungkin dan lakukan tindakan yang diperlukan bila
suatu gangguan muncul. Perbaiki setiap gangguan sebelum menghidupkan kembali
crusher.
Laporkan kepada manager atau wakilnya tentang situasi kemacetan pada crusher
tersebut.
Perhatian !
Setiap pemeriksaan ruang pemecah batu (crushing cavity) harus dilaksanakan mulai
dari bagian bawah cusher, bukan dari atas. Besi/metal yang menyumbat harus
dikeluarkan dari ruangan pemecah batu (crushing cavity) karena dapat menyebabkan
kerusakan berat dan mesin dalam keadaan berhenti (mati).
Apabila crusher macet karena kurang daya pemecahnya, dimana terjadi gerakan
mekanisnya melawan besi, dapat dikurangi secara bertahap dengan menjaga jaw
bergerak kearah posisi membuka. Setelah itu start crusher. Bila crusher tidak juga
mau start, ulangi cara tersebut di atas.
Bila jaw berada pada posisi membuka penuh, jangan distart lagi. Pada kondisi ini
batu dan besi penyumbat ruangan pemecah batu harus dikeluarkan secara manual.
5-4
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
Untuk menghadapi kondisi pengisian material berukuran besar (oversize) atau benda
yang tidak dapat dipecah (diremukan) dan karena lebih besar dari ukuran setting,
misalnya karena ada kemasukan teeth dari bucket, crusher ini dilengkapi dengan
toggle plate yang berfungsi sebagai alat pengaman.
Toggle plate ini adalah plat baja yang dipasang pada dudukan toggle diantara
frame crusher dan pitman. Bila terjadi overloading, toggle plate akan melengkung
secara elastis dan mencegah kerusakan komponen lain yang lebih mahal.
Periksa kondisi dudukan toggle dan karet pelindung setiap minggu sesuai dengan
kegiatan pemeliharaan berkala. Bagian tersebut harus bersih dari debu dan
kotoran, bila debu telah masuk kedalam permukaan dudukan, bersihkan dengan
menggunakan aliran air, dan bila tidak ditemukan air gunakan udara bertekanan
untuk membersihkannya.
Sangat penting untuk diperhatikan bahwa debu tidak boleh masuk ke bagian
tersebut dan mengotori permukaan dudukan.
5-5
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
RANGKUMAN
1. Salah satu proses yang mempengaruhi kinerja primary crusher adalah proses
pengisian material ke dalam jaw crusher, sehingga untuk proses pengisian ini perlu
perhatian dari operator, disamping proses yang terjadi pada crushernya sendiri.
2. Untuk menjaga kelancaran proses produksi mesin pemecah batu ini, diperlukan
pemantauan yang dilakukan secara terus-menerus terhadap kelancaran aliran
produk dari jaw crusher.
3. Gangguan atau hambatan operasi dapat saja terjadi, antara lain karena adanya
batu yang over-size masuk ke dalam ruang pemecah batu dalam jaw crusher.
Untuk hal tersebut sebaiknya operator dapat menentukan langkah-langkah untuk
mengatasinya.
Dalam hal ini juga berlaku prosedur bila kemacetan crusher terjadi dalam waktu
cukup lama yang mengganggu proses produksi.
4. Pada jaw crusher ini dilengkapi dengan peralatan pengaman (toggle plate) yang
berfungsi untuk mengamankan komponen jaw crusher bila terjadi hambatan
operasi.
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
L ATI H AN
4. Apa yang akan terjadi seandainya pengisian kurang teratur dan sering kosong ?.
7. Langkah apa saja yang perlu dilakukan bila akan membersihkan material
penyumbat ruang pemecah batu ?.
BAB 6
TEKNIK PENGOPERASIAN SECONDARY CRUSHER
6.1. Umum
Material hasil produk primary crusher disalurkan ke secondary crusher untuk di pecah
pada tahapan (stage) selanjutnya, sehingga dapat dicapai hasil produk yang
ditentukan.
Pada tahapan pemecahan batu di secondary crusher ini, material yang masuk ke
crusher dapat berasal langsung dari primary crusher atau dapat pula berasal dari
stockpile-antara (intermediate stockpile), tergantung pada type/jenis crusher plant.
Perhatian !
Crusher tidak boleh dioperasikan lebih dari 15 detik bila tidak ada minyak
pelumas yang mengalir pada saluran keluar pelumasan di dalam tangki minyak
pelumas, karena dapat menyebabkan kerusakan berat.
6-1
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
6.2.3. Crusher
Crusher harus mengalami pemanasan sekurangnya 5 menit.
6.3. Pengoperasian
Feed
Feed
Hopper
Primary
Grizzly Vibrating
Unit
Feeder
Jaw
Crusher
Return BC
Main BC
40 (25) mm
20 (13) mm
5 mm
Secondary Unit
Secondary BCs
Product Stockfiles
6-2
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
6-3
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
Feed
Feed Hopper
Grizzly Vibrating
Feeder
Jaw Crusher
Vibrating
Screen
Intermediate
Stockyard
Vibrating Feeders
Grizzly Vibrating
Cone Screen
Crusher
(6)
Vibrating Screen (1)
(4)
Vibrating
Screen (2)
Product Stockfiles
6-4
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
1) Material yang masuk pada grizzly vibrating screen dipantau kondisi dan
kelancaran alirannya yang masuk ke dalam cone crusher
2) Aliran material yang keluar dari grizzly vibrating screen ini dipantau
kelancaran alirannya yang masuk ke konveyor produk (7) dan yang
langsung ke vibrating screen-1 melalui konveyor (5)
3) Material hasil produksi cone crusher di pantau kelancarannya yang masuk
ke vibrating screen-1 untuk memastikan tidak ada gangguan operasi pada
cone crusher (secondary crusher) dan pada konveyor penghubung (5).
6-5
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
Bukaan terkecil (closed side setting, c.s.s = ¾ inch), max. 10% lolos
2) Distribusi pengisian
6-6
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
6-7
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
CLOSE
SETTING
PUSH
BUTTON
ganti
6-8
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
Peringatan :
Balok pengaman harus dipasang dengan benar diantara ring penyetel dan
frame utama, sebelum kegiatan membersihkan crusher secara manual
dilaksanakan. Pengamanan ini diperlukan untuk untuk melindungi tangan
atau tongkat atau peralatan yang dipakai untuk mengeluarkan material, jika
terjadi kesalahan pada sistem hidrolik.
Jangan meletakkan tangan atau kaki diantara ring penyetel dan frame
utama. Selalu letakan balok pengaman bila akan mengeluarkan material
atau besi/logam dari dalam crusher.
6-9
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
RANGKUMAN
1. Sistem pelumasan cone crusher sangat penting sehingga pada pengoperasian cone
crusher ini, yang pertama harus dapat beroperasi dengan baik adalah sistem
pelumasan ini, baru dilanjutkan dengan pengoperasian selanjutnya dari cone crusher.
Sedangkan bila sistem pelumasan tidak baik, maka cone crusher tidak boleh
dihidupkan apalagi dioperasikan.
2. Untuk pengamanan cone crusher, salah satu cara adalah dengan memasang dan
mem-fungsikan metal detector sebelum material masuk ke dalam cone crusher.
3. Kelancaran aliran material yang masuk ke cone crusher dan keluar (produk) cone
crusher dipantau secara terus-menerus untuk mendeteksi adanya kelainan atau
hambatan yang terjadi pada crusher, konveyor penghubung, maupun dari proses
produksi pada primary crusher.
L ATI H AN
1. Mengapa bila sistem pelumasan tidak bekerja baik, cone crusher tidak boleh
dihidupkan ?.
2. Sebutkan beberapa penyebab ketidak normalan aliran minyak pelumas dalam sistem
pelumasan cone crusher.
5. Aliran material yang akan masuk ke cone crusher diamankan dari kemungkinan
adanya atau tercampurnya dengan logam. Jelaskan proses pengamanan tersebut.
6. Proses pemecahan batu selanjutnya adalah pada tertiary crusher. Bagaimana langkah
pemantau produksi pada tertiary crusher ini ?.
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
BAB 7
TEKNIK PENGOPERASIAN SARINGAN (VIBRATING SCREEN)
7.1. Umum
Material hasil produk unit crusher pada akhirnya sebelum disalurkan menjadi produk
akhir, harus melalui saringan (screen) terlebih dahulu, yang menyaring dan
memisahkan material menjadi beberapa ukuran sesuai dengan ukuran yang telah
ditentukan. Saringan ini harus memiliki kemampuan menyaring dan memisah material
tersebut dengan baik dan akurat.
Pada umumnya jenis saringan yang digunakan adalah saringan getar (vibrating screen)
yang konstruksinya disesuaikan dengan fungsi atau penempatannya, dan karena
peranannya cukup dominan dalam proses produksi mesin pemecah batu, maka
penyebutan nama crushing plant sering digandengkan dengan screen, sehingga sering
disebut crushing and screening plant.
Pada gambar 7.1- Posisi saringan pada setiap tahapan proses produksi mesin, dapat
dilihat bahwa pada setiap tahapan (stage) telah dilengkapi dengan saringan (screen)
yang berfungsi menyaring dan memisahkan material untuk disalurkan kepada
komponen lain, agar proses produksi pemecahan batu pada setiap tahapan tersebut
dapat berlangsung secara efisien.
Penyaringan pada rangkaian pemecah batu unit satu berlangsung pada grizzly
vibrating feeder dan vibrating screen, untuk :
Memisahkan material yang tidak terpakai (waste) dan material bukan batu.
Memisahkan dan menyaring material yang akan dipecah pada primary crusher
dan material yang tidak perlu dipecah dalam primary crusher dan disalurkan ke
konveyor base coarse sebagai produk base coarse aggregate.
Penyaringan pada rangkaian mesin pemecah batu unit dua dan unit tiga untuk
memisah dan menyaring material hasil produksi primary crusher menjadi 3
kelompok untuk :
Disalurkan ke vibrating screen-1, untuk diproses lebih lanjut penyaringannya.
Disalurkan ke konveyor produk sebagai produk akhir
7-1
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
Penyaringan pada rangkaian mesin pemecah batu unit empat yang terdiri dari dua
tingkat penyaringan, yaitu :
Dengan demikian penyaringan material hasil produksi unit crusher terjadi pada
setiap tahapan proses produksi sedangkan yang terakhir adalah unit screen pada
rangkaian mesin pemecah batu unit empat dengan dua tingkat penyaringan, yang
akan menghasilkan produk akhir dengan ukuran agregat yang telah ditentukan.
7-2
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
Dengan demikian, menurut contoh seperti Diagram 1.3, maka produk akhir
agregat adalah 5 ukuran yang terdiri dari ukuran 0–5, 5–10, 10–20, 20–30 dan
30–40, dan ditambah lagi produk dari primary side unit yaitu base coarse
aggregate.
Feed
A = Primary Side Unit
B = Secondary Side Unit Hopper
Grizzly Vibrating
C = Tertiary Side Unit
Feeder
D = Fourth Side Unit
(A)
Jaw Crusher
Vibrating
Screen
Intermediate
Stockyard
Vibrating
Screen (2)
Product Stockfiles
7-3
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
7-4
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
RANGKUMAN
1. Saringan (screen) merupakan salah satu komponen yang penting yang berfungsi
menyaring dan memisahkan material ke dalam kelompok agregat yang mempunyai
ukuran-ukuran sesuai dengan yang ditentukan sebelumnya.
2. Pada setiap rangkaian unit pemecah batu telah dilengkapi dengan saringan, sehingga
proses produksi pemecahan batu lebih efektif dan efisien.
3. Dengan adanya penyaringan secara bertahap maka aliran material dari hasil produk
crusher atau hasil penyaringan tahap sebelumnya akan terarah kepada komponen
yang memproses lebih lanjut secara tepat
LATIHAN
2. Uraikan proses penyaringan material pada vibrating screen yang terdapat pada
rangkaian mesin pemecah batu unit satu (primary side unit).
3. Uraikan proses penyaringan material pada vibrating screen yang terdapat pada
rangkaian mesin pemecah batu unit dua dan tiga.
4. Uraikan proses penyaringan material pada vibrating screen yang terdapat pada
rangkaian mesin pemecah batu unit empat.
6. Hal yang penting pada penyaringan material ini adalah pemantauan kelancaran aliran
material hasil penyaringan, juga kualitasnya. Jelaskan secara singkat.
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
BAB 8
TEKNIK PENGOPERASIAN RANGKAIAN MESIN PEMECAH BATU
(CRUSHING PLANT)
8.1. Umum
Pengoperasian mesin pemecah batu (crushing plant) merupakan pengoperasian dari
suatu rangkaian operasi masing-masing unit/bagian dari mesin tersebut yang
beroperasi secara individu dan dengan suatu pengaturan dapat dihasilkan kesesuaian
operasinya, sehingga dicapai suatu sistem operasi yang optimal.
Diawali dari produksi yang dihasilkan dari primary crusher pada rangkaian mesin
pemecah batu unit satu (primary side unit), yang menghasilkan batu yang dipecah
(crushed aggregate) dan dilanjutkan proses pemecahannya/peremukannya pada
secondary crusher dan tertiary crusher pada rangkaian mesin pemecah batu unit dua
(secondary dan tertiary side unit).
Batu Hasil pemecahan unit crusher tersebut disalurkan ke saringan (vibrating screen)
untuk menghasilkan batu pecah hasil pemecahan (crushed aggregate).
Pada rangkaian mesin pemecah batu yang terdiri dari dua tahapan (stage) proses
pemecahan batu (sebagai contoh dari Nakayama Crushing & Screening Plants, SNP
Series), dimana mesin ini dirancang untuk produksi agregat dengan ukuran butir di
bawah 40 mm pada unit satu (primary unit) :
Pemasukan material dari hopper ke dalam jaw crusher diatur dengan feeder
(Grizzly Vibrating Feeder), yang berfungsi selain mengatur pemasukan material
ke dalam crusher, juga menyaring dan memisahkan material ke dalam tiga
kelompok :
8-1
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
Material yang tidak lolos saringan dan memenuhi syarat untuk dipecah
dalam jaw crusher, langsung dimasukkan ke dalam crusher
Material yang lolos saringan dan tidak memerlukan lagi proses pemecahan
dalam jaw crusher di alirkan ke :
Konveyor penghubung (main belt conveyor) untuk disalurkan dan
disaring dalam vibrating screen
Konveyor under-size (Under-size Belt Conveyor) sebagai produk akhir
(Under-size product, sebagai produk tambahan/optional).
Pada primary unit sendiri, terdiri dari beberapa komponen yang juga
dirancang untuk keseimbangan produksi, misalnya antara hopper, feeder
dan jaw crusher. Demikian juga antara jaw crusher dengan conveyor belt
yang menyalurkan produk ke secondary unit.
Sedangkan pada secondary unit perlu ada keseimbangan produksi antara
vibrating screen dengan primary crusher dan dengan secondary crusher,
8-2
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
disamping itu juga harus dipilih belt conveyor yang tepat kapasitas
angkutnya.
Feed
Feed Hopper
Primary Unit
Grizzly Vibrating
Feeder
Jaw
Crusher
Return BC
Main BC
40 (25) mm
20 (13) mm
5 mm
Secondary Unit
Secondary BCs
Product Stockfiles
8-3
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
Sebagai contoh dari Nakayama Crushing Plant and Screening untuk mesin pemecah
batu yang dirancang dengan 2 tahapan pemecahan (2-stage set-up), merupakan
komponen mesin pemecah batu dalam posisi yang seimbang untuk beroperasi dengan
baik.
Maka berdasarkan kapasitas produksi total mesin pemecah batu, Nakayama Crushing
Plant menempatkan komponennya sebagai berikut (kapasitas produksi berdasarkan
model Mesin Pemecah Batu) :
1) Feed Hopper - - - -
2) ● Vibrating feeder VF-602 - - -
with Fixed Bar - - - -
Grizzly
Grizzly Vibrating - GVF-718 GVF-220 GVF-220
Feeder
3) Primary Crusher Jaw crusher Jaw crusher Jaw crusher Jaw crusher
SK-2011 SK-2415 NCF-3005 RS-4230
Belt Conveyor
1) Main Belt Conveyor 450 mm x 10M 500 mm x 12M 600 mm x 18M 750 mm x 24M
2) Return BC 400 mm x 7M 400 mm x 10M 450 mm x 12M 600 mm x 17M
3) No. 1 Stockpiling BC 300 mm x 7M 450 mm x 10M 500 mm x 10M 500 mm x 15M
4) No. 1 Stockpiling BC 350 mm x 7M 350 mm x 10M 450 mm x 10M 500 mm x 15M
5) No. 1 Stockpiling BC 350 mm x 7M 350 mm x 10M 450 mm x 10M 500 mm x 15M
Tabel 8.1 - Komposisi Komponen Mesin Pemecah Batu (Primary Unit dan
Secondary Unit)
8-4
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
Dari gambar komposisi komponen mesin pemecah batu, dapat dilihat bahwa
dimensi konveyor utama (Main BC) lebih besar bila dibandingkan dengan konveyor
lainnya, karena pertimbangan kapasitas angkut dan waktu pengaturan suplay ke
secondary unit.
Material yang diangkut berukuran tidak seragam dan masih banyak berukuran
besar.
Mengatur waktu penyaluran untuk menyesuaikan kapasitas produksi primary
crusher dan secondary crusher.
Pada secondary unit ini material (batu) hasil produk primary unit diproses melalui
tahapan :
8-5
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
1) Material yang tidak lolos saringan pertama, yaitu material yang berukuran
lebih besar dari 40 mm. langsung dimasukan ke dalam secondary crusher.
Pada secondary crusher ini dapat ditempatkan jaw crusher (extra fine jaw
crusher) atau cone crusher.
Penempatan ini biasanya tergantung pada kapasitas mesin pemecah batu,
misalnya untuk kapasitas di bawah 80 ton/jam menggunakan extra-fine jaw
crusher, sedangkan untuk kapasitas mesin pemecah batu yang lebih besar
dari 90 ton/jam pada umumnya menggunakan cone crusher sebagai
secondary crusher.
8-6
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
Sebagai bahan perbandingan dalam menghitung produksi mesin pemecah batu yaitu
berdasarkan data kapasitas/produksi dari masing-masing crusher pada primary unit
dan secondary unit (dari contoh tersebut di atas).
Kapasitas (t/h)
Model Plant Secondary Plant (max)
Primary Crusher
Crusher (diperkirakan)
PGK - 4 M PVH - 3 FM - 3
SNP - 70 M - 3 A 65
74 65
PGK - 5 M PVN - 1 M - 3
SNP - 100 M - 3 70
110 70
PGK - 7 M PVN - 3 M -3
SNP - 200 M - 3 200
233 260
Perhitungan yang lebih akurat biasanya akan diberikan oleh pabrik pembuat
mesin untuk memberikan dukungan pada perencanaan produksi yang harus
dibuat dalam memperhitungkan suatu produksi crushing plat sebagai unit
8-7
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
pendukung pekerjaan konstruksi lainnya atau sebagai unit produksi sendiri yang
melayani pesanan dari pihak lain.
40 - 20 mm
20 - 10 mm
160 T/ H 200 T/ H 250 T/ H 340 T/ H
10 - 5 mm
5 - 0 mm
28 - 22 mm
22 - 10 mm
10 - 5 mm 230 T/ H 130 T/ H 250 T/ H 160 T/ H 370 T/ H 200 T/ H 540 T/ H 330 T/ H
5 - 0 mm
C/ Run
25 - 13 mm
13 - 5 mm
100 T/ H 130 T/ H 180 T/ H 300 T/ H
5 - 2,5 mm
2,5 - 0 mm
Misalnya yang diberikan contoh dari produksi akhir 160 t/h dapat diuraikan
dalam butir agregat dengan distribusi sebagai berikut :
40 – 20 mm. ± 29 t/jam
20 – 10 mm. ± 31 t/jam
10 – 5 mm. ± 50 t/jam
5 – 0 mm. ± 50 t/jam
8-8
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
Dimana kondisi ini dapat di-set/distel setiap saat diperlukan untuk suatu
produksi agregat yang diinginkan, baik pada crusher maupun pada vibrating
screen.
Pada pelaksanaan pengoperasian mesin pemecah batu, hasil produk akhir dapat
diukur dengan beberapa cara yang secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua
metoda, yaitu pengukuran langsung pada stockpile produk dan pengukuran pada
proses pengangkutannya yaitu pada konveyor produk.
Metoda pengukuran ini menggambarkan hasil akhir dari tiap gradasi agregat
yang berada pada stockpile produk.
Pengukuran ini biasa dilakukan pada tiap akhir pengoperasian mesin pemecah
batu, dan pengukurannya dilakukan dengan menggabungkan volume (atau
berat) material yang telah terangkut dengan alat angkut (dump truck) dan telah
tercatat/terukur ditambah dengan volume agregat yang masih tersisa di
stockpile.
8-9
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
Rumus perhitungannya :
Volume = luas dasar x 1/3 tinggi
2
= ( D x 1/3 H ) m3
4
H Faktor koreksi :
`Tergantung dari bentuk lereng kerucut
yang terjadi, dapat diperhitungkan faktor
koreksi antara 0,8 – 0,95 untuk agregat
D kasar dan 0,9 – 1.00 untuk agregat
halus.
Contoh :
2
Volumenya = 0,9 ( 5 x 1/3 x 3) m3 faktor koreksi = 0,9
4
= 17,7 m3 atau 17,7 x 1,6 = 28,26 ton
(berat material = 1,6 ton/m3)
8 - 10
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
Alat pencatat jumlah material yang diangkut belt conveyor ini dalam satuan
ton/jam dengan toleransi ketelitian 0,5% seperti diperlihatkan paga Gambar
8.2.
2) Menggunakan perhitungan yang dapat dilakukan secara manual dengan
memperhatikan luas penampang rata-rata material yang terangkut dalam
conveyor dan kecepatan angkut/kecepatan belt.
8 - 11
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
Pada gambar di atas idler pembawa (carrier idler) disetel pada sudut 200
di atas garis horizontal dan sudut penempatan material () adalah 200
dan 300, dimana sudut penempatan material ini selalu berubah-ubah
sehingga mempengaruhi luas penampang material.
Luas
Total luas penampang
Lebar 0.05 W penampang Luas penampang (sq ft) untuk
(sq ft) untuk sudut
belt +1 di bawah sudut penempatan material
penempatan material
permukaan ( = derajat)
( = derajat)
rata
(in) (in) (sq ft) 10 20 30 10 20 30
8 - 12
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
60 x A x v x
Q= = ton/jam, dimana :
2000
A = luas penampang material (sq fr atau m2)
F = kecepatan sabuk (pfm atau m/menit)
∂ = berat material (lb/cu fr atau t/m3)
Konversi : 1 ton = 2000 lbs
1 jam = 60 menit.
Dari tabel dapat ditentukan luas penampang material yang diangkut
yaitu untuk sudut penempatan 200 adalah 1,115 (sq ft), jadi :
60 x A x v x
Q= = 334,5 ton/jam
2000
Kapasitas atau jumlah material yang terangkut ini merupakan
perhitungan rata-rata dari beberapa sudut perletakan material yang
terjadi selama pengangkutan yang telah diamati secara cermat.
Pada pengoperasian mesin pemecah batu biasanya dikendalikan oleh dua orang
operator yang memiliki tingkat kompetensi yang sama, dalam arti mampu
mengoperasikan unit-unit mesin pemecah batu dengan baik, sesuai dengan prosedur.
Dan sebagai pemegang kendali utama adalah operator yang berada pada posisi
primary side unit, yang memberikan komando dan mengkoordinasikan operasi mesin
pemecah batu, dengan dibantu operator yang berada pada secondary side unit.
Pada dasarnya pengendalian operasi primary side unit yang berada pada ruang
operator hanya menyangkut pengendalian terhadap pemasukan/pengisian
material dari hopper ke crusher, yaitu dengan mengendalikan operasinya feeder
(vibrating grizzly feeder) dan pengendalian emergency stop bila terjadi kondisi
operasi yang membahayakan. Kendali operasi lainnya hanya merupakan
tombol tekan yang dihubungkan dengan beroperasinya atau berhentinya
komponen pada primary side unit.
8 - 13
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
Secondary dan tertiary unit ini menggunakan cone crusher sebagai secondary
crusher dan tertiary crusher.
Sistem kendali untuk cone crusher ini telah dilengkapi dengan sistem kendali
otomatis (automatic crusher control system), yang salah satunya terpasang
pada crusher produk Nordberg-Locomo, (Locoset S).
8 - 14
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
8 - 15
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
(1) Start crusher dan biarkan hidup tanpa muatan dengan “Setting”
yang akan dipakai untuk selanjutnya
(2) Putar sakelar 1 pada panel pengatur ke posisi 1. Hal ini untuk
menjaga pengatur (controller) dari perubahan posisi ketinggian
poros utama selama dilakukan penyetelan.
8 - 16
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
Hal ini dilakukan untuk menjaga agar kualitas produk tidak sepenuhnya
(mutlak) tanggung jawab operator, harus merupakan tanggung jawab
kendali mutu yang didukung secara operasional oleh operator.
8 - 17
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
Material dalam pekerjaan pemecah batu (crushing) yang perlu diketahui oleh operator
mesin pemecah batu adalah batuan yang akan dipecah dalam crusher dan batu pecah
hasil pemecahan dalam crusher yang disebut agregat.
a) Batuan beku
Batuan beku berasal dari magma yang mendingin dan memadat. Pada
dasarnya ada 2 jenis batuan beku, yaitu :
Batuan beku dalam
Batuan beku luar
Batuan beku dalam terbentuk dari magma yang terjebak dalam patahan
kulit bumi dan kemudian mendingin dan membentuk suatu struktur kristal.
Oleh sebab itu batuan jenis ini banyak dijumpai dalam bentuk dan
penampakan kristalin. Contoh dari batuan ini adalah granit, diorite dan
gabro. Proses pergeseran kulit bumi dan erosi menyebabkan terangkutnya
atau keluarnya batuan beku dalam ini ke permukaan sehingga batuan ini
bisa ditambang dan digunakan.
Batuan beku luar terbentuk dari magma yang keluar ke permukaan bumi
selama aktivitas erupsi vulkanis dan aktivitas geologi lainnya. Karena
berada di daerah terbuka, maka magma ini cepat mendingin dan
membentuk struktur penampakan batuan seperti kaca, contohnya kaolit,
andesit, obsidian, batu apung dan basal.
b) Batuan sedimen
Batuan ini terbentuk dari endapan sedimen (partikel halus) dalam air.
Batuan sedimen ini dapat berupa butiran atau fragmen mineral (contohnya
pasir ataupun pasir kelempungan), bekas jasad binatang (contohnya batuan
kapur), bekas tanaman (contohnya batu bara). Batuan sedimen dapat juga
terbentuk dari produk akhir dari jenis material ini.
Ada 2 istilah yang dipakai pada batuan sedimen, yaitu batuan silika dan
karbonat. Batuan sedimen silika adalah batuan sedimen yang banyak
mengandung kalsium karbonat disebut batuan sedimentasi karbonat.
8 - 18
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
Beberapa jenis dari batuan metamorpik memiliki suatu sifat yang berbeda
dengan susunan mineral yang berbentuk lapisan atau bidang. Membelah
batuan jenis ini sepanjang arah bidang belahnya adalah lebih mudah dari
pada membelahnya dalam arah lainnya. Batuan metamorpik yang memiliki
jenis struktur seperti ini disebut batuan berlapis (berfoliasi). Contoh dari
batuan berfoliasi adalah skis dan flit (terbentuk dari material batuan beku)
dan shale (terbentuk dari material batuan sedimentasi).
8.7.2 Agregat
Agregat atau batu, atau granular material adalah material berbutir yang keras
dan kompak.
Istilah agregat mencakup antara lain batu bulat, batu pecah, abu batu dan pasir.
Agregat mempunyai peranan penting dalam pekerjaan konstruksi, khususnya
pada perkerasan jalan dan pekerjaan beton. Daya dukung perkerasan jalan dan
kualitas beton sangat ditentukan oleh karakteristik agregat yang digunakan.
8 - 19
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
1) Jenis agregat
Batuan atau agregat untuk pekerjaan konstruksi umumnya diklasifikasikan
berdasarkan sumbernya, misalnya agregat alam, agregat hasil pemrosesan,
agregat buatan atau agregat artifisial.
Agregat ini terbentuk dari proses erosi alamiah atau proses pemisahan
akibat angin, air, pergeseran es, dan reaksi kimia.
Aliran gletser dapat menghasilkan agregat dalam bentuk bongkahan
bulat dan batu kerikil, sedangkan aliran air dapat menghasilkan batuan
yang bulat licin.
Dua jenis agregat alam yang digunakan untuk konstruksi jalan adalah
pasir dan kerikil.
Kerikil biasanya didefinisikan sebagai agregat yang berukuran lebih
besar dari 6,35 mm. Pasir didefinisikan sebagai partikel yang lebih
kecil dari 6,25 mm, tapi lebih besar dari 0,075 mm. Sedangkan partikel
yang lebih kecil dari 0,075 mm disebut sebagai mineral pengisi (filler)
pada proses pencampuran aspal dalam mesin pemcampuran aspal.
8 - 20
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
c) Agregat buatan
Agregat ini didapat dari proses kimia atau fisika dari beberapa material
sehingga menghasilkan suatu material baru yang sifatnya menyerupai
agregat.
Jenis agregat ini merupakan hasil sampingan dari proses industri dan
dari proses material yang sengaja diproses agar dapat digunakan
sebagai agregat atau sebagai mineral pengisi (filler).
Contoh :
Hasil analisa saringan menunjukkan bahwa 100% lolos saringan 25
mm. Agregat paling kasar tertahan pada saringan 19 mm. Dalam hal
ini ukuran maksimum agregat adalah 25 mm dan ukuran maksimum
nominal adalah 19 mm.
8 - 21
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
b. Gradasi
Distribusi dari variasi ukuran butir agregat ini disebut gradasi agregat.
Gradasi agregat mempengaruhi besarnya rongga dalam campuran dan
menentukan workabilitas (sifat mudah dikerjakan) dan stabilitas
campuran.
8 - 22
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
c. Kebersihan Agregat
d. Kekerasan
8 - 23
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
Lapisan aspal dan semen lebih mudah merekat pada permukaan yang
kasar, sehingga akan menghasilkan ikatan yang baik antara aspal atau
semen dan agregat dan pada akhirnya akan menghasilkan campuran
yang kuat.
8 - 24
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
RANGKUMAN
2. Proses pemecahan batu diawali pada primary side unit yaitu pada jaw crusher yang
memasukan material ke dalam crusher ini diatur oleh grizzly vibrating feeder. Hasil
produk primary side unit ini disalurkan ke secondary side unit melalui conveyor,
vibrating screen dan masuk ke secondary crusher.
3. Untuk keseimbangan proses produksi, maka setiap komponen dalam setiap unit, dan
komponen antar unit harus memiliki kapasitas yang seimbang, sehingga tidak terjadi
hambatan (waktu tunggu, dsb.) dalam proses produksinya.
4. Pada proses pemecahan batu tahap kedua, diawali dengan penyaringan produk
primary side unit untuk menyaring dan memilah material, dan selanjutnya material
disalurkan ke secondary crusher dan sebagian menjadi produk akhir.
Hasil produk secondary crusher ini setelah melalui saringan terbagi lagi menjadi
material produk akhir dan material yang harus dipecah kembali di secondary crusher.
6. Alat kendali operasi pada secondary side unit ini telah banyak yang menggunakan
sistem kendali otomatis dan operator secara garis besar harus mengetahui cara
penggunaan sistem kendali ini.
7. Pengetahuan material terutama batu yang akan diproses dalam mesin pemecah batu
dan material (agregat) sebagai hasil produk mesin pemecah batu, terutama jenis dan
sifat fisiknya secara garis besarnya perlu diketahui oleh operator.
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
L ATI H AN
...........................................................................................................................................
............................................................................................................................. ..............
2. Mengapa setiap komponen dalam tiap unit rangkaian mesin pemecah batu harus
mempunyai kapasitas yang seimbang ?.
............................................................................................................................. ..............
3. Bagaimana kaitanya kapasitas produksi pada unit satu dengan kapasitas produksi unit
dua ?
............................................................................................................................. ..............
4. Uraikan hasil penyaringan material pada tahap penyaringan material hasil produk
primary side unit ?
............................................................................................................................. ..............
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
............................................................................................................................. ..............
............................................................................................................................. ..............
..................................................................................................... ......................................
............................................................................................................................. ..............
...........................................................................................................................................
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
BAB 9
PEMELIHARAAN SELAMA DAN SETELAH OPERASI
9.1. Umum
Pada dasarnya selama mesin pemecah batu dioperasikan, harus ada perhatian
terhadap kondisi operasinya, terutama yang menyangkut terjadinya kelainan selama
pengoperasian, karena hal ini akan berpengaruh pada kelancaran operasi bila kondisi
mesin baik.
Demikian pula bila mesin ini selesai dioperasikan, maka perlu ada tindakan
pemeliharaan yang dimulai dengan teknik mematikan mesin dengan benar sesuai
urutannya, serta tindakan lainya dalam rangka pemeliharaan kondisi setelah
dioperasikan.
9-1
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
Periksa apakah terdengar suara yang tidak normal dari gerakan jaw
crusher.
Periksa apakah panas yang terjadi pada bearing masih memenuhi
persyaratan operasi, misalnya bila bearing masih dapat diraba dengan
tangan tanpa kepanasan, temperatur bearing sekitar 65° C, berarti
bearing normal.
Periksa apakah terdapat kelainan suara pada bearing.
Periksa kemungkinan adanya baut yang longgar atau lepas.
2) Pemeriksaan cone crusher
Periksa apakah sistem pelumasan beroperasi dengan baik (tekanan,
temperatur dan alirannya).
Periksa apakah ada terdengar suara yang tidak normal.
Periksa apakah pengisian material merata.
9-2
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
9.3.1. Mematikan mesin pemecah batu sesuai prosedur (urutan yang benar)
Bila pengoperasian mesin pemecah batu (crushing plant) telah memasuki
periode untuk dihentikan, maka untuk mematikan mesin harus diikuti prosedur
yang benar untuk menghindarkan terjadinya kesalahan yang berakibat kepada
kerusakan mesin.
Sebagai salah satu contoh dari crushing & screening plant KYC seperti Diagram
8.1, urutan mematikan mesin adalah sebagai berikut :
Matikan grizzly feeder dan hentikan pemasukan batu/material ke dalam
crusher.
Setelah semua batu/material di dalam jaw crusher dikeluarkan, matikan jaw
crusher.
Setelah semua batu di dalam chute dan konveyor (1) dikeluarkan/
disalurkan, matikan konveyor (1).
Setelah semua batu dalam saringan (vibrating screen – 1) dikeluarkan,
matikan saringan No. 1.
Kemudian, setelah semua material/ batu di dalam secondary crusher (cone
crusher) dikeluarkan, matikan cone crusher.
Setelah semua batu pada konveyor (2) dan (3) dikeluarkan, matikan
konveyor (2) dan (3).
Kemudian setelah batu dari konveyor (5) telah dikeluarkan/ disalurkan,
matikan konveyor (5).
Konveyor (7) adalah konveyor balikan (return conveyor) ke konveyor (5).
Oleh karena itu hal ini akan memakan sedikit waktu mengeluarkan semua
batu dari konveyor (5). Agar diperhatikan.
Tertiary crusher (cone crusher) dimatikan setelah material/batu di dalamnya
habis dikeluarkan.
Setelah berhenti sempurna semua cone crusher ini, matikan pompa dan
pendingin minyak pelumas secara berurutan.
Setelah material/batu pada konveyor (6) telah habis disalurkan, matikan
konveyor (6) tersebut.
Setelah semua batu dari konveyor (4) telah dikeluarkan, matikan konveyor
(4) dan juga konveyor (7).
Matikan saringan (screen) No. 2 setelah semua batu yang terdapat di
dalamnya dikeluarkan.
9-3
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
Setelah batu pada konveyor (8) sampai (11) telah dikeluarkan, matikan
konveyor (8) sampai dengan (11) secara berurutan.
Diagram 9.1 – Bagan Alir Proses produksi mesin pemecah batu (KYC
Crushing & Screen Plant)
9-4
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
2) Grizzly feeder
Periksa batang grizzly tidak ada yang rusak/retak.
Periksa baut-baut pengikat, tidak ada yang longgar/lepas.
Dudukan pegas diperiksa, dalam kondisi baik.
3) Cone crusher
Periksa kondisi crusher dari kemungkinan masih adanya material yang
tertinggal.
Periksa kondisi sistem pelumasan crusher dari kemungkinan adanya
kebocoran atau kerusakan pipa (hose), dan sebagainya.
Periksa baut pengikat dari kemungkinan longgar atau lepas.
4) Belt conveyor
Periksa kondisi belt (sabuk) dari kemungkinan masih adanya material
yang tertinggal.
Periksa kondisi belt (sabuk) dari kemungkinan adanya bagian yang
rusak/ sobek.
Periksa puli penggerak dan puli lainnya dari kemungkinan banyaknya
debu yang menempel yang dapat mengakibatkan overloading.
Bersihkan dengan baik.
5) Vibrating screen
Periksa kondisi V–belt dari kemungkinan rusak atau longgar.
Periksa baut pengikat screen dari kemungkinan longgar atau lepas.
Periksa kondisi ayakan (screen mat) dari kemungkinan rusak atau
tersumbat dengan material.
9-5
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
Setelah semua selesai diperiksa dan dalam kondisi terkendali, yaitu semua
kekurangan/kelainan telah dicatat untuk dilaporkan dan diperbaiki, maka semua aliran
listrik ke peralatan dimatikan dan saklar induk diputus (dimatikan).
Bersihkan ruang operator dari material yang mudah terbakar yang berdekatan dengan
sumber api (switch box, dan lain-lain).
9-6
Pelatihan Operator Mesin Pemecah Batu Pengoperasian Mesin Pemecah Batu
RANGKUMAN
3. Kegiatan mematikan mesin harus sesuai dengan urutannya dan sesuai prosedur,
misalnya harus mengeluarkan material terlebih dahulu baru dimatikan
komponennya.
L ATI H AN
4. Apa saja yang perlu dilakukan untuk mengetahui bahwa belt conveyor beroperasi
dengan baik ?.
5. Apa yang anda lakukan untuk mengetahui mesin crusher beroperasi dengan
baik ?.
6. Mengapa mematikan mesin pemecah batu harus sesuai dengan urutannya dan
sesuai prosedur ?.