Oleh:
Oleh:
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
jantung koroner pada usia lanjut secara garis besar terjadi akibat
(Aminuddin, 2017).
al., 2019). Menurut Worl Health Organization (WHO) tahun 2016 lebih
lemak atau plak (plague) pada dinding arteri koroner. Adanya plak ini
gangguan fungsi jantung akibat otot jantung tidak dapat menerima suplai
koroner. Pada penderita usia lanjut terjadi perubahan struktur anatomi dan
serta disfungsi endotel. Pada usia lanjut terjadi remodeling arteri yang
arteri, selain itu terjadi penurunan viskositas rasio elastin dan kolagen
Faktor risiko serangan jantung yang utama meliputi tiga hal yaitu
faktor risiko dibagi menjadi faktor risiko mayor dan minor. Faktor risiko
mayor terdapat faktor yang tidak dapat diubah seperti umur, jenis kelamin,
segala pergerakan yang dilakukan oleh tubuh yang dihasilkan oleh otot
fisik merupakan salah satu faktor risiko yang dapat dimodifikasi untuk
Salah satu tujuan perawatan lansia dengan jantung koroner adalah untuk
perluasan daerah infark (dewi sofia rhosma, 2015). Usia lanjut sering
artery bypass graft darurat pada penderita penyakit jantung coroner usia
melakukan aktivitas namun dengan porsi yang lebih sedikit dan program
organ jantung (Kurnia & Sholikhah, 2020). Aktivitas fisik berupa olahraga
dan kegiatan harian yang di dilakukan secara rutin dan dengan porsi yang
2018).
ada hubungan aktivitas fisik dengan kualitas hidup pada lansia penderita
B. Rumusan Masalah
1. Pernyataan Masalah
dampak sesak nafas, nyeri dada dan mudah lelah bahkan akan
mempengaruhi kualitas hidup pada penderitanya. Penyakit jantung
pada lanjut usia karena pada orang lanjut usia cenderung memiliki
2. Pertanyaan Masalah
Situbondo?
Situbondo?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Situbondo.
2. Tujuan Khusus
Situbondo.
Situbondo
Situbondo.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
5. Peneliti Selanjutnya
TINJAUAN PUSTAKA
Penyakit jantung koroner pada usia lanjut secara garis besar terjadi
yang disuplai oleh arteri yang dihambat oleh plak (Pracilia et al.,
2019). Secara fisik penderita jantung koroner akan merasakan sesak,
usia lanjut terjadi perubahan pada struktur anatomi dan fungsi vascular
Selain itu HDL dapat menginduksi regresi plak. Selain itu HDL dapat
bahan iritan yang terdapat pada rokok yang dibuktikan dengan adanya
pembuluh darah.
pada setiap lapisan dinding arteri, tidak lagi berfungsi sempurna, hal
selektin(Satoto, 2014).
4. Pemeriksaan dalam Mendeteksi Penyakit Jantung Koroner
a. EKG (Elektrokardiografi)
dari EKG berupa denyut nadi, ritme dan apakah otot jantung
b. Ekokardiografi
terganggu.
c. Radioaktif isotop
Pada bagian otot jantung yang infark, zat radioaktif lebih sedikit
d. Angiografi
1) Riwayat keluarga
2) Umur
3) Jenis kelamin
(diubah):
1) Hipertensi
2) Merokok
3) Diabetes mellitus
5) Obesitas
7) Pola makan
8) Stress
6. Penatalaksanaan Penyakit Jantung Koroner
tidak lebih dari 300 mg per hari. Contoh sumber makanan yang
garam tidak lebih dari 2300 mg atau 1 sendok teh dalam sehari.
Mengonsumsi garam lebih baik lagi tidak lebih dari 1500 mg atau
dalam tubuh.
d. Melakukan olahraga
e. Tindakan pengobatan
coroner:
umum jalan kaki adalah suatu aktivitas fisik ringan dengan risiko
dengan teknik yang benar secara teratur selama seumur hidup dapat
jantung adalah berjalan kaki secara teratur. Saat berjalan kaki, otot
jantung dipacu untuk bekerja lebih cepat dan berbagai lemak yang
C. Konsep Lansia
1. Definisi Lansia
Usia lanjut adalah suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh
2. Batasan-batasan Lansia
59 tahun.
74 tahun.
90 tahun.
tahun.
menjadi:
a. Virilitas (prasenium) yaitu masa persiapan usia lanjut yang
a. Keturunan
b. Nutrisi
c. Status kesehatan
d. Pengalam hidup
e. Lingkungan
f. Stress
3. Ciri-ciri Lansia
buruk.
hidup ditinjau dari korteks budaya dan sistem nilai dimana mereka
perhatian mereka.
Kualitas hidup adalah konsep luas yang dipengaruhi dalam cara
et al., 2017).
1) Sistem pernapasan
2) Sistem pendengaran
pada bunyi suara atau nada yang tinggi, suara yang tidak jelas,
3) Sistem penglihatan
4) Sistem kardiovaskuler
Independen Kejadian
Lansia Umur > 64 Jantung
tahun Koroner
B. Hipotesis
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah (H1) yaitu terdapat
hubungan antara aktivitas fisik dengan kualitas hidup pada lansia penderita
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
(Donsu, 2016).
komponen yang menyatu satu sama lain untuk memperoleh dan fakta
dalam rangka menjawab pertanyaan atau masalah penelitian (Lapau,
2013).
(Nursalam, 2015).
1. Populasi
jantung koroner.
2. Sampel
jumlah….. orang.
3. Sampling
dipilih secara acak. Unsur populasi yang terpilih menjadi sampel bisa
C. Definisi Operasional
No. Variabel Definisi Operasional Parameter Alat Ukur Hasil Skala Data
lansia
2. Variabel Dependen: Suatu kelainan yang Pelaporan
E. Waktu Penelitian
F. Etika Penelitian
d. Beneficence
jika terjadi bahaya yang diakibatkan oleh peralatan atau prosedur yang
instrument yang diartikan sebagai alat bantu merupakan saran yang dapat
diwujudkan dalam penelitian. Alat pengumpulan data dalam penelitian
a. Variabel Independen
b. Variabel Dependen
1. Prosedur Administrasi
2. Tahap Pelaksanaan
Jantung.
penelitian.
manfaat dan isi dari kuesioner untuk mencegah resiko bias, setelah
penelitian.
d. Selanjutnya peneliti melakukan pengambilan data dengan lembar
I. Analisis Data
1. Pengelolahan Data
a. Editing
b. Skoring
yaitu:
1) Variabel Independen
a) Tidak = skor 1
b) Ya = skor 2
a) ……
b) …..
2) Variabel Dependen
a) Jantung Koroner :….
b) Normal :….
c. Coding
a) Laki-laki :1
b) Perempuan :2
2) Usia
a) ….
b) ….
3) Aktivitas fisik
d. Processing
program computer.
e. Clearing
2. Analisis Data
diantaranya:
a. Univariat
b. Bivariat
Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan terhadap dua
NIlai Makna
0,00-0,19 Sangat Redah/ Sangat Lemah
0,20-0,39 Rendah/ Lemah
0,40-0,59 Sedang
0,60-0,70 Tinggi / Kuat
0,80-1,00 Sangat Tinggi / Kuat