Anda di halaman 1dari 17

154 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2012, Vol. 9, No.

2, hal 154-170

Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia


Volume 9 Nomor 2, Desember 2012

ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH


TERHADAP TINGKAT PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN

Dyah Setyaningrum
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia
dystia_01@yahoo.com
Febriyani Syafitri
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia
feby.syafitri_89@yahoo.com

Abstract

The purpose of this research is to analyze the effect of local government characteristics on the level of
disclosure of Local Government Financial Statements (LKPD) based on Government Accounting Standard.
We use sample from 620 LKPD in Indonesia during 2008-2009. We found that the average rate of LKPD
disclosure is 52.09%. The local government characteristics which are age, wealth and legislature size have
significant positive effect on LKPD disclosure level, while intergovernmental revenues have significant
negative effect. On the otherhand, government size, functional differentiation, work specialization, the ratio
of financial independence and debt financing has no effect on LKPD disclosure level.

Keywords: local government financial statements, disclosure, government accounting standards

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh karakteristik pemerintah daerah terhadap
tingkat pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) berdasarkan Standar Akuntansi
Pemerintahan. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 620 LKPD Kabupaten/Kota di
Indonesia tahun 2008-2009. Rata-rata tingkat pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah adalah
sebesar 52,09%. Karakteristik pemerintah daerah yang terdiri dari umur administratif pemerintah daerah,
kekayaan pemerintah daerah, dan ukuran legislatif memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat
pengungkapan LKPD, sedangkan intergovernmental revenue memiliki pengaruh negatif yang signifikan.
Ukuran pemerintah daerah, diferensiasi fungsional, spesialisasi pekerjaan, rasio kemandirian keuangan
daerah dan pembiayaan utang terbukti tidak mempunyai pengaruh terhadap tingkat pengungkapan LKPD.

Kata kunci : laporan keuangan pemerintah daerah, pengungkapan, standar akuntansi


pemerintahan

PENDAHULUAN Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) yang


disusun berdasarkan Standar Akuntansi
Sebagai pihak yang menjalankan roda Pemerintahan (SAP). Laporan keuangan yang
pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan dibuat Pemda setidaknya meliputi, Laporan
masyarakat, Pemerintah Daerah (Pemda) Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus
dituntut untuk mewujudkan transparansi Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan.
dan akuntabilitas terhadap pengelolaan Pengungkapan dalam laporan keuangan
keuangannya agar tercipta pemerintahan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu
yang bersih. Salah satu upaya konkrit yang pengungkapan wajib (mandatory disclosure)
dilakukan adalah dengan menyajikan Laporan dan pengungkapan sukarela (voluntary
Dyah Setyaningrum, Analisis Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah ......... 155

disclosure) (Suhardjanto dan Yulianingtyas, menggunakan butir checklist pengungkapan


2011). Mandatory disclosure merupakan berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan
pengungkapan informasi yang wajib dike- (PP No. 24/2005) sebanyak 264 butir yang
mukakan sesuai dengan peraturan yang telah dibagi dalam 5 (lima) kategori, yaitu
ditetapkan oleh badan otoriter. Voluntary (i) penyajian informasi tentang kebijakan
disclosure merupakan pengungkapan yang fiskal/keuangan, ekonomi makro, dan pen-
disajikan diluar item-item yang wajib capaian target peraturan daerah APBD;
diungkapkan sebagai tambahan informasi (ii) ikhtisar pencapaian kinerja keuangan
bagi pengguna laporan keuangan. Tingkat selama tahun pelaporan; (iii) dasar penyajian
pengungkapan wajib LKPD terhadap SAP laporan keuangan, pengungkapan kebijakan
di Indonesia masih rendah, rata-rata sebesar akuntansi keuangan, dan penjelasan setiap
35,45% (Liestiani 2008), 22% (Lesmana pos pada laporan keuangan (Neraca, Laporan
2010), dan 51,56% (Suhardjantoetal 2010). Realisasi Anggaran, dan Laporan Arus Kas);
Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah (iv) pengungkapan informasi yang diharuskan
daerah belum sepenuhnya mengungkapkan oleh Pernyataan SAP yang belum disajikan
item pengungkapan wajib dalam laporan dalam lembar muka laporan keuangan;
keuangannya. Kondisi tersebut membuat (v) pengungkapan-pengungkapan lainnya.
peneliti tertarik untuk menganalisis lebih lanjut Semakin banyak butir checklist yang relevan
mengenai faktor-faktor yang memengaruhi maka hasil persentase pengungkapan
pengungkapan wajib LKPD terhadap SAP. LKPD semakin mencerminkan kepatuhan
Penelitian ini menggunakan mandatory pemerintah daerah dalam menyajikan laporan
disclosure karena membandingkan antara keuangannya sesuai dengan standar akuntansi
pengungkapan dalam LKPD dengan yang pemerintahan. Data yang digunakan dalam
seharusnya diungkapkan berdasarkan SAP. penelitian ini adalah LKPD tahun anggaran
Patrick (2007) menemukan bahwa ukuran, 2008 dan 2009. Penelitian ini akan menguji
kesempatan berinovasi, diferensiasi fungsional, secara komprehensif karakteristik Pemda yang
spesialisasi pekerjaan, ketersediaan slack diduga memengaruhi tingkat pengungkapan
resources, dan pembiayaan utang merupakan wajib LKPD, yang pada penelitian sebelumnya
karakteristik yang memiliki asosiasi positif diteliti secara terpisah. Karakteristik Pemda
terhadap penerapan inovasi administrasi yang digunakan dalam penelitian ini terdiri
GASB 34, sedangkan intergovernmental dari ukuran Pemda, ukuran legislatif, umur
revenue memiliki asosiasi negatif. administratif Pemda, kekayaan Pemda,
Liestiani (2008) menemukan bahwa diferensiasi fungsional, spesialisasi pekerjaan,
kekayaan, kompleksitas pemerintahan, dan rasio kemandirian keuangan daerah
dan jumlah temuan audit memengaruhi dan lingkungan eksternal yang terdiri dari
tingkat pengungkapan LKPD, sedangkan intergovernmental revenue.
Lesmana (2010) menemukan bahwa umur Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Pemda dan rasio kemandirian keuangan umur administratif, kekayaan pemerintah
daerah berpengaruh positif terhadap tingkat daerah, dan ukuran legislatif berpengaruh
pengungkapan wajib LKPD. Hasil berbeda positif terhadap tingkat pengungkapan
terdapat pada penelitian Suhardjanto et al. LKPD, sedangkan intergovernmental revenue
(2010) dengan menggunakan modifikasi memiliki pengaruh negatif. Penelitian
model Patrick (2007) yang menemukan ini diharapkan dapat menjadi bahan ma-
bahwa dana perimbangan dan latar belakang sukan kepada pemerintah daerah agar
bupati merupakan prediktor yang signifikan memperbaiki tingkat pengungkapan laporan
terhadap kepatuhan pengungkapan SAP yang keuangan pemerintah daerah sehingga dapat
wajib. meningkatkan transparansi dan akuntabilitas
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian pengelolaan keuangannya demi terwujudnya
sebelumnya adalah dalam penelitian ini pemerintahan yang bersih.
156 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2012, Vol. 9, No. 2, hal 154-170

Selanjutnya, pembahasan dalam tulisan ini otonomi daerah. Kebijakan ini mengubah
adalah sebagai berikut: bagian kedua adalah penyelenggaraan pemerintahan dari yang
telaah literatur dan pengembangan hipotesis, sebelumnya bersifat terpusat menjadi terde-
bagian ketiga adalah metode penelitian, bagian sentralisasi yang berarti ada penyerahan
keempat adalah hasil dan analisis, dan bagian kewenangan dan tanggung jawab pemerintah
terakhir adalah simpulan dan keterbatasan pusat kepada Pemda. Untuk menyelenggarakan
penelitian. otonomi daerah yang luas, nyata, dan
bertanggung jawab, Pemda diberi kewenangan
TELAAH LITERATUR DAN dan tanggung jawab untuk mengurus rumah
PENGEMBANGAN HIPOTESIS tangganya sendiri, baik dari segi administratif
pemerintahan maupun dari segi pengelolaan
Teori Agensi dalam Pemerintahan keuangannya yang dibutuhkan untuk kegiatan
Dalam agency theory terdapat dua pihak operasionalnya dan pelayanan kepada masya-
yang melakukan kesepakatan atau kontrak, rakat. Oleh karena itu, pemerintah daerah
yakni pihak yang memberikan kewenangan dituntut untuk melakukan transparansi dan
yang disebut principal dan pihak yang pertanggungjawaban pengelolaan keuangan
menerima kewenangan yang disebut agent daerah melalui penyajian laporan keuangan
(Halim dan Abdullah 2006). Agency problem pemerintah daerah.
muncul ketika principal mendelegasikan Dalam UU No. 17 Tahun 2003 tentang
kewenangan pengambilan keputusan kepada Keuangan Negara dan UU No. 32 Tahun
agent (Zimmerman 1977). Hubungan ke-
2004 tentang Pemerintah Daerah disebutkan
agenan ini menimbulkan permasalahan, yaitu
bahwa laporan pertanggungjawaban keuangan
adanya informasi asimetris, dimana salah satu
pemerintah pusat dan Pemerintah Daerah
pihak mempunyai informasi yang lebih banyak
harus disajikan sesuai standar akuntansi
daripada pihak lainnya.
pemerintahan. Dengan demikian, pada tang-
Zimmerman (1977) mengatakan bahwa
gal 13 Juni 2005, pemerintah menetapkan
masalah keagenan terjadi pada semua
Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005
organisasi. Pada perusahaan, agency problem
tentang Standar Akuntansi Pemerintahan yang
terjadi antara pemegang saham sebagai
berbasis kas menuju akrual. Laporan keuangan
principal dan manajemen sebagai agent.
pokok yang harus disajikan oleh Pemerintah
Pada sektor pemerintahan, agency problem
Daerah berdasarkan Peraturan Pemerintah
terjadi antara pejabat pemerintah yang
No. 24 Tahun 2005 adalah Laporan Realisasi
terpilih dan diangkat sebagai principal dan
para pemilih (masyarakat) sebagai agent. Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, dan
Pejabat pada pemerintahan sebagai pihak yang Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).
menyelenggarakan pelayanan publik memiliki Pada bulan Oktober tahun 2010 pemerintah
informasi yang lebih banyak sehingga dapat mengeluarkan Peraturan Pemerintah No.
membuat keputusan atau kebijakan yang hanya 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
mementingkan pemerintah dan penguasa serta Pemerintahan dengan basis akrual sebagai
mengabaikan kepentingan dan kesejahteraan pengganti PP No. 24 tahun 2005. Namun,
rakyat. Untuk mengurangi masalah tersebut, PP No. 71 tahun 2010 baru diterapkan paling
upaya yang harus dilakukan pemerintah daerah lambat untuk laporan keuangan tahun anggaran
adalah menyajikan laporan keuangan secara 2015. PP No. 71 Tahun 2010 tidak hanya
transparan dan akuntabel. menerapkan basis akrual saja tetapi juga masih
mengakomodir penerapan berbasis kas menuju
Perkembangan Regulasi Standar Akuntansi akrual sebagaimana yang diatur dalam PP
Pemerintahan No. 24 Tahun 2005. Untuk menyempurnakan
Sejak tahun 2001, Indonesia mulai men- SAP, pemerintah juga mengeluarkan buletin
jalankan prinsip-prinsip desentralisasi dan teknis SAP. Buletin teknis SAP dimaksudkan
Dyah Setyaningrum, Analisis Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah ......... 157

untuk mengatasi masalah teknis akuntansi dan 6. Menyediakan informasi tambahan yang
memberikan informasi yang berisi penjelasan diperlukan untuk penyajian yang wajar
teknis akuntansi sebagai pedoman bagi yang tidak disajikan pada lembar muka (on
pengguna yang diatur dalam Buletin Teknis the face) laporan keuangan.
No. 3.
Sebagai bentuk pengawasan atas laporan Pengembangan Hipotesis
keuangan yang telah dibuat oleh pemerintah
daerah, laporan keuangan tersebut harus Ukuran Pemda
diperiksa oleh BPK. Pemeriksaan dilakukan Ukuran organisasi menunjukkan seberapa
untuk memberikan pendapat/opini atas besar suatu organisasi tersebut. Organisasi
kewajaran informasi keuangan yang disajikan besar lebih cenderung memiliki banyak
dalam laporan keuangan. Salah satu kriteria aturan dan ketentuan daripada organisasi
pemberian opini menurut Undang-Undang kecil (Suhardjanto dan Yulianingtyas
Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan 2011). Pemda yang memiliki ukuran besar
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan dituntut untuk melakukan transparansi atas
Negara Pasal 16 ayat (1) adalah pengungkapan pengelolaan keuangannya sebagai bentuk
yang cukup, dimana laporan keuangan harus akuntabilitas publik melalui pengungkapan
mengungkapkan informasi yang wajib disajikan informasi yang lebih banyak dalam laporan
berdasarkan SAP. Salah satu komponen pokok keuangan. Beberapa penelitian sebelumnya
menggunakan size sebagai salah satu variabel
dalam laporan keuangan adalah catatan atas
independen. Patrick (2007) menemukan
laporan keuangan (CaLK). Informasi yang
bahwa ukuran organisasi berpengaruh positif
harus disajikan oleh Pemerintah Daerah dalam
dan sangat kuat terhadap penerapan sebuah
CaLK adalah sebagai berikut:
inovasi administratif baru, yaitu GASB 34.
1. Menyajikan informasi tentang kebijakan
Sumarjo (2010) juga menemukan bahwa
fiskal/keuangan, ekonomi makro, pen-
ukuran Pemda berpengaruh positif terhadap
capaian target Undang-undang APBN/ kinerja keuangan. Dari uraian diatas, maka
Perda APBD, berikut kendala dan ham- hipotesis penelitian ini adalah:
batan yang dihadapi dalam pencapaian H1: Ukuran Pemda berpengaruh positif
target; terhadap tingkat pengungkapan wajib
2. Menyajikan ikhtisar pencapaian kinerja LKPD.
keuangan selama tahun pelaporan;
3. Menyajikan informasi tentang dasar Ukuran Legislatif (DPRD)
penyusunan laporan keuangan dan Gilligan dan Matsusaka (2001) meng-
kebijakan-kebijakan akuntansi yang dipilih gunakan legislature size sebagai variabel
untuk diterapkan atas transaksi-transaksi independen dalam menguji pengaruhnya
dan kejadian-kejadian penting lainnya; terhadap kebijakan fiskal di Pemda Amerika
4. Mengungkapkan informasi yang di- Serikat pada awal pertengahan abad ke-
haruskan oleh Standar Akuntansi 20. Hasil penelitiannya menemukan bahwa
Pemerintahan yang belum disajikan legislature size secara signifikan dan positif
pada lembar muka (on the face) laporan berpengaruh terhadap kebijakan fiskal. Dalam
keuangan; pemerintahan Indonesia, yang berperan sebagai
5. Mengungkapkan informasi untuk pos- badan legislatif adalah Dewan Perwakilan
pos aset dan kewajiban yang timbul Rakyat Daerah (DPRD). DPRD sebagai wakil
sehubungan dengan penerapan basis masyarakat memiliki fungsi pengawasan,
akrual atas pendapatan dan belanja dan yaitu mengontrol jalannya pemerintahan agar
rekonsiliasinya dengan penerapan basis selalu sesuai dengan aspirasi masyarakat
kas; dan dan mengawasi pelaksanaan dan pelaporan
informasi keuangan Pemerintah Daerah
158 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2012, Vol. 9, No. 2, hal 154-170

agar tercipta suasana pemerintahan daerah pendapatan asli daerah (PAD). PAD sebagai
yang transparan dan akuntabel. Suhardjanto salah satu penerimaan daerah yang bersumber
dan Yulianingtyas (2011) menemukan dari wilayahnya sendiri yang mencerminkan
bahwa jumlah anggota DPRD berpengaruh tingkat kemandirian daerah (Santosa dan
positif terhadap tingkat pengungkapan Rahayu 2005). Sumber PAD yang utama
wajib. Dengan demikian, semakin banyak adalah pajak dan retribusi daerah yang berasal
jumlah anggota DRPD diharapkan semakin dari masyarakat masing-masing daerah.
dapat meningkatkan pengawasan terhadap Dengan demikian, semakin besar PAD
Pemda sehingga terdapat peningkatan pada maka semakin tinggi partisipasi masyarakat
pengungkapan LKPD. Dari uraian di atas, dalam membayar pajak dan retribusi daerah,
maka hipotesis penelitian ini adalah: sehingga Pemda akan terdorong untuk
H2: Jumlah anggota Dewan Perwakilan melakukan pengungkapan secara lengkap
Rakyat Daerah (DPRD) berpengaruh pada laporan keuangannya agar transparan dan
positif terhadap tingkat pengungkapan akuntabel. Penelitian yang dilakukan Ingram
wajib LKPD. (1984) menemukan bahwa tingkat kekayaan
daerah mempunyai hubungan yang positif
Umur Administratif Pemda dan signifikan terhadap pengungkapan negara
Umur suatu organisasi dapat diartikan bagian. Lasward et al. (2005) juga menemukan
sebagai seberapa lama organisasi tersebut ber- bahwa kekayaan kota berhubungan positif
langsung sejak didirikannya. Umur adminis- dan signifikan dengan tingkat pengungkapan
tratif Pemda adalah tahun dibentuknya suatu sukarela laporan keuangan di internet. Hasil
pemerintahan daerah berdasarkan Undang- penelitian yang dilakukan Liestiani (2008)
Undang pembentukan daerah tersebut. juga serupa dengan Ingram (1986) dan
Pemerintah daerah yang memiliki umur Lasward et al. (2005) bahwa kekayaan daerah
administratif yang lebih lama akan semakin berhubungan positif dan signifikan dengan
berpengalaman dan memiliki kemampuan tingkat pengungkapan laporan keuangan
yang lebih baik dalam menyajikan laporan pemerintah kabupaten/kota. Dari uraian di
keuangannya secara wajar sesuai dengan atas, maka hipotesis penelitian ini adalah:
SAP. Hal ini disebabkan karena laporan H4: Kekayaan Pemda berpengaruh positif
keuangan tahun sebelumnya telah dilakukan terhadap tingkat pengungkapan wajib
pemeriksaan oleh BPK dan hasil evaluasinya LKPD.
akan ditindaklanjuti untuk memperbaiki
penyajian laporan keuangan pemerintah Diferensiasi Fungsional
daerah pada tahun anggaran berikutnya. Dalam Diferensiasi fungsional menunjuk-
penelitian Lesmana (2010), salah satu variabel kan sejauh mana sebuah organisasi dibagi
yang digunakan adalah umur administratif menjadi departemen fungsional. Patrick
Pemda yang hasilnya menemukan bahwa (2007) menemukan bahwa Pemerintah
umur administratif Pemda berpengaruh positif daerah di Pennsylvania dengan tingkat
dan signifikan terhadap pengungkapan wajib diferensiasi fungsional yang lebih tinggi
LKPD. Dari uraian di atas, maka hipotesis akan cenderung untuk lebih mengadopsi
penelitian ini adalah: Governmental Accounting Standards Board
H3: Umur administratif Pemda ber- (GASB) 34 dibandingkan dengan yang tingkat
pengaruh positif terhadap tingkat diferensiasi fungsionalnya rendah. Dalam
pengungkapan wajib LKPD. struktur pemerintahan Indonesia, pembagian
departemen fungsional direpresentasikan
Kekayaan Pemda dengan satuan kerja perangkat daerah (SKPD).
Kekayaan Pemda menggambarkan ting- SKPD merupakan entitas akuntansi yang wajib
kat kemakmuran daerah tersebut (Sinaga melakukan pencatatan atas transaksi-transaksi
2011). Kekayaan Pemda diproksikan dengan yang terjadi di lingkungan Pemda. Semakin
Dyah Setyaningrum, Analisis Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah ......... 159

banyak jumlah SKPD yang dimiliki berarti pusat (Dwirandra 2008). Lesmana (2010)
semakin kompleks pemerintahan tersebut, menemukan bahwa rasio kemandirian
sehingga semakin besar tingkat pengungkapan keuangan daerah berpengaruh positif terhadap
yang harus dilakukan (Hilmi 2011). Dari tingkat pengungkapan wajib LKPD.
uraian di atas, maka hipotesis penelitian ini Semakin tinggi rasio ini berarti tingkat
adalah: ketergantungan daerah terhadap sumber dana
H5: Jumlah satuan kerja perangkat daerah eksternal semakin rendah. Rasio ini juga
(SKPD) berpengaruh positif terhadap menggambarkan tingkat partisipasi masyarakat
tingkat pengungkapan wajib LKPD. dalam membayar pajak dan retribusi daerah.
Semakin tinggi rasio ini berarti semakin tinggi
Spesialisasi Pekerjaan partisipasi masyarakat dalam membayar pajak
Spesialisasi pekerjaan biasanya diukur dan semakin tinggi pula tuntutan transparansi
menurut tingkat pendidikan formal anggota, atas pengungkapan dan pelaporan keuangan
berbagai spesialisasi pekerjaan, atau klasifikasi (Dwirandra 2008). Dengan demikian, sema-
pekerjaan (Kimberly & Evanisko 1981; Rogers kin tinggi rasio kemandirian keuangan daerah
2003 dalam Patrick 2007). Patrick (2007) maka pemerintah daerah cenderung untuk
menemukan bahwa Pemda dengan perangkat berusaha melakukan pengungkapan wajib
daerah yang memiliki spesialisasi pekerjaan pada laporan keuangannya. Dari uraian di
di bidang pelaporan keuangan/akuntansi akan atas, maka hipotesis penelitian ini adalah:
lebih besar keinginannya untuk mengadopsi H7: Rasio kemandirian keuangan daerah
Governmental Accounting Standards Board berpengaruh positif terhadap tingkat
(GASB) 34. Sebagai pemegang kekuasaan pengungkapan wajib LKPD.
pengelolaan keuangan daerah, kepala daerah
dituntut untuk menyusun dan menyajikan Intergovernmental Revenue
laporan keuangan sesuai dengan standar Patrick (2007) mendefinisikan inter-
akuntansi pemerintahan. Logikanya, kepala governmental revenue adalah jenis pendapatan
daerah dan atau wakil kepala daerah yang pemerintah daerah yang berasal dari transfer
memiliki latar belakang ekonomi atau akuntansi pemerintah pusat kepada Pemda untuk
akan lebih mudah dalam memahami dan membiayai kegiatan operasional pemerintah
menerapkan standar akuntansi pemerintahan daerah. Sebagai timbal baliknya, Pemda
dalam penyajian laporan keuangannya, membelanjakan pendapatan transfer antar
sehingga laporan keuangannya menyajikan pemerintah sesuai dengan alokasi dan petunjuk
informasi yang dibutuhkan para pengguna anggaran menurut Undang-Undang. Patrick
laporan keuangan. Penelitian yang dilakukan (2007) menemukan adanya pengaruh negatif
Suhardjanto et al. (2010) menyatakan bahwa antara intergovernmental revenue terhadap
latar belakang pendidikan bupati merupakan inovasi penerapan GASB 34.
prediktor yang signifikan terhadap kepatuhan Di Indonesia, intergovernmental revenue
pengungkapan SAP yang wajib. Dari uraian di dikenal dengan dana perimbangan. Dana
atas, maka hipotesis penelitian ini adalah: perimbangan merupakan dana yang ber-
H6: Latar belakang pendidikan Kepala sumber dari pendapatan APBN yang di-
Daerah berpengaruh positif terhadap alokasikan kepada daerah dalam rangka
tingkat pengungkapan wajib LKPD. pelaksanaan desentralisasi. Dengan adanya
era desentralisasi, pengawasan keuangan
Rasio Kemandirian Keuangan Daerah terhadap pemerintah daerah harus lebih efektif
Rasio kemandirian keuangan daerah dilakukan oleh pemerintah pusat agar tercipta
bertujuan untuk mengukur kemampuan suasana pemerintahan daerah yang transparan
suatu Pemerintah Daerah untuk tetap dapat dan akuntabel. Pengawasan yang dilakukan
menjalankan kegiatan operasionalnya tanpa Pemerintah Pusat dengan membentuk Badan
adanya dana perimbangan dari pemerintah Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
160 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2012, Vol. 9, No. 2, hal 154-170

Gambar 1. Kerangka Konseptual Penelitian

(BPKP) yang melaksanakan fungsi pengawasan sampel dilakukan dengan cara purposive
keuangan internal dan Badan Pemeriksaan sampling. Kriteria-kriteria atas sampel dalam
Keuangan (BPK) yang melakukan fungsi penelitian ini adalah sebagai berikut:
pengawasan eksternal (Cahyat 2004). Semakin 1. Laporan Keuangan Pemda (LKPD)
besar intergovernmental revenue mendorong Kabupaten/Kota pada tahun 2008-2009
pemerintah daerah untuk meningkatkan yang telah diaudit oleh BPK.
pengungkapan laporan keuangan sebagai 2. Memiliki data yang lengkap untuk
bentuk pertanggungjawaban pengelolaan pengukuran keseluruhan variabel:
keuangannya karena sumber keuangannya a. Menyediakan empat komponen LKPD,
berasal dari pihak eksternal. Suhardjanto et.al yaitu Laporan Realisasi Anggaran,
(2010) dalam Sumarjo (2010) juga menemukan Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan
adanya pengaruh positif intergovernmental atas Laporan Keuangan.
revenue terhadap tingkat pengungkapan wajib b. Menyediakan data jumlah SKPD
Pemda. Dari uraian di atas, maka hipotesis sebagai entitas akuntansi tahun 2008
penelitian ini adalah:
dan 2009 pada LKPD/Laporan Hasil
H8: Intergovernmental revenue ber-
Pemeriksaan Sistem Pengendalian
pengaruh positif terhadap tingkat
Internal
pengungkapan wajib LKPD.
c. Menyediakan data latar belakang
Kepala Daerah dan/atau Wakil Kepala
Kerangka konseptual pengaruh karak-
teristik pemerintah daerah terhadap tingkat Daerah tahun 2008-2009.
pengungkapan LKPD dapat dilihat pada d. Menyediakan data jumlah anggota
Gambar 1. DPRD tahun 2008-2009 pada Daerah
Dalam Angka (DDA) masing-masing
METODE PENELITIAN Pemda atau melalui situs resmi Pemda.
e. Menyediakan data umur administratif
Pemilihan Sampel Pemda yang diukur dari undang-
Penelitian ini akan menggunakan undang pembentukannya sampai
sampel Pemda Kabupaten/Kota di Indonesia dengan tahun 2008 dan 2009.
untuk tahun anggaran 2008-2009 yang telah Berdasarkan kriteria-kriteria pemilihan
diaudit oleh BPK RI dan memiliki data yang sampel diatas, maka sampel yang terpilih
lengkap terkait dengan variabel-variabel yang dan digunakan dalam penelitian ini adalah
digunakan dalam penelitian ini. Pemilihan sebanyak 310 Laporan Keuangan Pemda
Dyah Setyaningrum, Analisis Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah ......... 161

Kabupaten/Kota di Indonesia setiap tahunnya pengukuran tingkat pengungkapan LKPD


atau berjumlah 620 observasi untuk dua tahun adalah:
pengamatan (2008 dan 2009). 1. Membuat daftar pengungkapan berdasarkan
SAP dan Permendagri No.13/2006.
Model Penelitian 2. Memberikan nilai untuk setiap peng-
Model yang digunakan dalam penelitian ungkapan dalam LKPD sesuai dengan
ini adalah: daftar pengungkapan. Pemberian nilai
DISCit = β0 + β1SIZEit + β2ULEGit dibagi menjadi tiga bagian, yaitu “ya”,
+ β3AGEit + β4WEALTHit “tidak”, dan “not available”. Setiap satu
+ β5SKPDit + β6SPESit item pengungkapan yang sesuai dengan
+ β7MANDIRIit + β8IRGOVit daftar pengungkapan diberi nilai 1.
+ e it 3. Menjumlahkan nilai-nilai yang didapat
untuk setiap LKPD.
Keterangan:
4. Menghitung tingkat pengungkapan dengan
DISC : Tingkat Pengungkapan Wajib membagi jumlah nilai yang diperoleh
SIZE : Ukuran Pemda dengan nilai maksimum yang seharusnya
ULEG : Ukuran Legislatif diperoleh jika melakukan pengungkapan
AGE : Umur Administratif Pemda penuh.
WEALTH : Kekayaan Pemda Dengan demikian, tingkat peng-ungkapan
SKPD : Diferensiasi Fungsional Laporan Keuangan Pemda dapat dihitung
SPES : Spesialisasi Pekerjaan dengan rumus:
MANDIRI : Rasio Kemandirian Keuangan
Pemda
IRGOV : Intergovernmental revenue
E : Galat Variabel Independen
Variabel independen pada penelitian ini
Pengujian menggunakan multiple reg- adalah karakteristik Pemerintah Daerah,
ression dengan metode Pooled Least Square yaitu ukuran Pemerintah Daerah, ukuran
yang diolah menggunakan software E-views legislatif, umur administratif Pemerintah
6.0. Daerah, kekayaan Pemerintah Daerah,
diferensiasi fungsional, spesialisasi pekerjaan,
Operasionalisasi Variabel rasio kemandirian keuangan daerah, dan
intergovernmental revenue.
Variabel Dependen Sumarjo (2010) dan Lesmana (2010)
Penelitian ini menggunakan tingkat menggunakan total aset Pemerintah Daerah
pengungkapan Laporan Keuangan Pemda sebagai proksi untuk variabel ukuran
dalam komponen Catatan atas Laporan Pemerintah Daerah karena aset menunjukkan
Keuangan (CaLK) berdasarkan Standar
sumber daya ekonomi yang dikuasai dan
Akuntansi Pemerintahan sebagai variabel
atau dimiliki pemerintah sebagai akibat dari
dependen. Penelitian ini serupa dengan
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat
penelitian yang dilakukan dengan Liestiani
ekonomi di masa depan diharapkan dapat
(2008), dimana tingkat pengungkapan LKPD
diperoleh.
yang dilakukan adalah dengan menggunakan
DPRD sebagai lembaga legislatif bertugas
sistem scoring. Sistem scoring yang dimaksud
adalah dengan membuat daftar checklist melakukan pengawasan penyelenggaraan
pengungkapan yang diwajibkan berdasarkan pemerintah daerah. Terkait dengan pengelolaan
Standar Akuntansi Pemerintahan yang keuangan daerah, dalam pasal 21 UU No.
dilengkapi dengan peraturan yang terdapat 15 tahun 2004, disebutkan bahwa lembaga
pada Permendagri No. 13/2006. Mekanisme legislatif dapat meminta kepada pemerintah
daerah untuk melakukan tindak lanjut hasil
162 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2012, Vol. 9, No. 2, hal 154-170

Tabel 1
Variabel dan Hipotesis
Koefisien Variabel Ukuran Variabel Ekspektasi

Positif
SIZE Ukuran Pemda Natural logaritma total aset
Positif
DPRD Ukuran Legislatif Jumlah anggota DPRD
Umur administratif Umur Pemda berdasarkan undang-undang
AGE Positif
Pemda pembentukan masing-masing Pemda
Natural logaritma pendapatan asli daerah
WEALTH Kekayaan Pemda Positif
(PAD)
Jumlah unit Satuan Kerja Perangkat Daerah
SKPD Diferensiasi fungsional Positif
(SKPD)
Variabel dummy; jika latar belakang Kepala
daerah dan/atau Wakilnya adalah ekonomi,
SPES Spesialisasi Pekerjaan Positif
maka bernilai 1. Jika bukan berlatar belakang
ekonomi maka bernilai 0.
Pendapatan Asli Daerah berbanding dengan
Rasio Kemandirian
MANDIRI jumlah pendapatan transfer ditambah total Positif
Keuangan Pemda
kewajiban
Intergovernmental Total dana perimbangan berbanding total
IRGOV Positif
revenue pendapatan

pemeriksaan agar kualitas laporan keuangan Banyak pengukuran yang dapat digunakan
semakin baik. Banyaknya jumlah anggota untuk mengukur kekayaan Pemerintah
DPRD diharapkan dapat meningkatkan Daerah. Liestiani (2008) dan Sumarjo (2010
pengawasan terhadap Pemerintah Daerah menggunakan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
sehingga berdampak dengan adanya pening- per kapita sebagai proksi untuk menjelaskan
katan pada pengungkapan laporan keuangan kekayaan daerah. PAD merupakan satu-
Pemerintah Daerah. Gilligan dan Matsusaka satunya sumber keuangan yang berasal dari
(2001) memproksikan ukuran legislatif dengan pemerintah itu sendiri yang mencerminkan
jumlah anggota Badan Legislatif yang ada kekayaan daerah (Suhardjanto et al. 2010).
di Pemerintah Daerah di Amerika Serikat. Dengan menggunakan jumlah dari
Sumarjo (2010) juga menggunakan proksi departemen fungsional yang ada sebagai
jumlah anggota DPRD untuk mengukur ukuran proksi dari diferensiasi fungsional, Patrick
legislatif. (2007) menemukan bahwa Pemerintah
Umur suatu organisasi dapat diartikan Daerah di Pennsylvania dengan tingkat
seberapa lama organisasi tersebut berlangsung diferensiasi fungsional yang lebih tinggi akan
sejak didirikannya. Pembentukan Pemerintah cenderung untuk lebih mengadopsi GASB 34
Daerah ditetapkan dalam suatu undang-undang. dibandingkan dengan yang tingkat diferensiasi
Lesmana (2010) mengukur variabel independen fungsionalnya rendah. Dalam struktur
umur Pemerintah Daerah berdasarkan sejak Pemda, pembagian departemen fungsional
diterbitkannya peraturan perundang-undangan atau subunit disebut dengan satuan kerja
pembentukan daerah yang bersangkutan dan perangkat daerah (SKPD). PP No. 24 Tahun
variabel umur Pemerintah Daerah dinyatakan 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
dalam satuan tahun. menjelaskan bahwa SKPD merupakan entitas
akuntansi yang diwajibkan menyusun dan
Dyah Setyaningrum, Analisis Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah ......... 163

Tabel 2
Statistik Deskriptif Variabel Dependen

DISC N Mean Maximum Minimum Std. Dev.


2008 310 0.5124 0.7614 0.2403 0.0956
2009 310 0.5291 0.7992 0.3295 0.0901
2008-2009 620 0.5209 0.7992 0.2403 0.0932

menyampaikan laporan keuangan. Hilmi Patrick (2007) mendefinisikan inter-


(2011) menggunakan proksi jumlah SKPD governmental revenue sebagai jenis pendapatan
untuk mengukur kompleksitas pemerintah. Pemerintah Daerah yang berasal dari transfer
Jumlah SKPD dianalogikan sebagai segmen pemerintah pusat kepada Pemerintah Daerah
bisnis dalam perusahaan sehingga semakin untuk membiayai operasi Pemerintah Daerah.
banyak segmen bisnis, semakin banyak hal Intergovernmental revenue merupakan bagian
yang harus diungkapkan. Sejalan dengan dari pendapatan yang berasal dari lingkungan
penelitian Hilmi (2011), penelitian ini juga eksternal dan besarnya ketergantungan
menggunakan jumlah SKPD sebagai proksi Pemerintah Daerah dari transfer pemerintah
untuk mengukur diferensiasi fungsional. pusat (Sumarjo 2010). Penelitian Patrick
Sebagai pemegang kekuasaan pengelolaan (2007) menghitung intergovernmental revenue
keuangan daerah, kepala daerah dituntut untuk dengan membagi total intergovernmental
menyusun dan menyajikan laporan keuangan revenue dengan total pendapatan. Di Indonesia,
sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan. intergovernmental revenue biasa dikenal
Kepala daerah yang memiliki latar belakang dengan dana perimbangan dari Pemerintah
akuntansi akan lebih mudah dalam mema- Pusat. Sumarjo (2010) menggunakan per-
hami dan menerapkan standar akuntansi bandingan antara total dana perimbangan
pemerintahan dalam penyajian laporan ke- dengan total pendapatan. Konsisten dengan
uangannya, sehingga laporan keuangannya penelitian Patrick (2007) dan Sumarjo (2010),
menyajikan informasi yang dibutuhkan para penelitian ini membandingkan total dana
pengguna laporan keuangan. Berdasarkan perimbangan dengan total pendapatan dalam
penelitian Suhardjanto et al. (2010), latar mengukur intergovernmental revenue.
belakang pendidikan Bupati berpengaruh Variabel independen pada penelitian ini
signifikan dalam tingkat pengungkapan adalah karakteristik Pemda dengan pengukuran
wajib LKPD. Untuk itu, penelitian ini juga dan ekspektasi arah yang dapat dilihat pada
menggunakan latar belakang pendidikan Tabel 1.
kepala daerah sebagai proksi dari spesialisasi
pekerjaan. HASIL DAN ANALISIS
Dengan adanya otonomi daerah,
Pemerintah Daerah diberi kewenangan Statistik Deskriptif
yang luas untuk mengelola keuangannya Statistik deskriptif untuk variabel
sendiri. Rasio kemandirian keuangan daerah dependen dan independen dalam penelitian ini
menunjukkan kemampuan Pemerintah dapat dilihat pada Tabel 2 dan Tabel 3.
Daerah dalam membiayai sendiri kegiatan Berdasarkan hasil statistik deskriptif
pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan pada Tabel 2, dapat dilihat bahwa tingkat
kepada masyarakat (Dwirandra 2008). Dalam pengungkapan wajib LKPD Kabupaten/
mengukur rasio kemandirian keuangan daerah, Kota di Indonesia selama periode 2008-2009
Lesmana (2010) juga menggunakan proksi mengalami peningkatan, dari 51.24% pada
dengan membandingkan pendapatan asli tahun 2008 menjadi 52.91% pada tahun 2009
daerah dengan jumlah pendapatan transfer dan dengan nilai rata-rata sebesar 52.09%. Nilai
kewajiban.
164 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2012, Vol. 9, No. 2, hal 154-170

rata-rata tingkat pengungkapan LKPD tersebut checklist dibuat berdasarkan aturan SAP PP
sudah menunjukkan adanya peningkatan bila 24 tahun 2005.
dibandingkan dengan beberapa penelitian
sebelumnya, seperti Liestiani (2008) dan Item yang tidak diungkapkan (N/A)
Lesmana (2010) yaitu masing-masing sebesar Sama seperti tahun 2007, diterbitkannya
35,45% dan 22%. Adanya peningkatan dalam PP No 3 tahun 2007 tentang kewajiban
pengungkapan LKPD menunjukkan bahwa penyampaian laporan penyelenggaraan
Pemda terus memperbaiki kualitas laporan Pemda kepada Pemerintah Pusat membawa
keuangannya. dampak pada semakin banyaknya informasi
Penjelasan isi item pengungkapan dalam yang diungkapkan dalam LKPD. Hal ini
LKPD tahun 2008-2009 dapat dijelaskan terlihat dengan tingkat N/A yang menurun
sebagai berikut: dibandingkan tahun sebelumnya. N/A yang
masih muncul adalah akun yang memang
Item yang sesuai dengan aturan dan tidak ada dalam transaksi entitas sehingga
konsisiten diterapkan (Ya) pengungkapan atas akun tersebut tidak
Di tahun 2008-2009, tiga bagian pertama disajikan dalam CaLK. Jenis transaksi
dalam poin checklist sudah diungkapkan secara yang tidak dimiliki Pemda sangat beragam,
cukup lengkap dan rinci, yaitu (1) penyajian misalnya Pemda tidak memiliki piutang lancar
informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan, pinjaman, utang luar negeri, atau berbagai akun
ekonomi makro, pencapaian target Peraturan lainnya. Namun, poin informasi tambahan
Daerah APBD; (2) Ikhtisar pencapaian yang belum disajikan di lembar CALK atas dan
kinerja keuangan selama tahun pelaporan; dan pengungkapan lain belum tentu dimiliki oleh
(3) Dasar penyajian laporan keuangan dan semua Pemda sehingga tidak bisa diperoleh
pengungkapan kebijakan akuntansi keuangan. datanya.
Total aset rata-rata pemda adalah sebesar
Item yang tidak sesuai dengan aturan (Tidak) Rp. 1,6 triliun, dengan pendapatan asli daerah
Sampai dengan tahun 2009, Pemda masih rata-rata sebesar Rp 44 milyar. Rata-rata
jumlah anggota DPRD adalah 33,74 orang,
menggunakan Permendagri No 13 tahun
dengan rata-rata umur pemda adalah sebesar
2006 dalam pengklasifikasian belanja. Oleh 33 tahun. Kepala Daerah dan atau Wakil
karena itu, dalam checklist ini seluruh belanja Kepala Daerah yang memiliki latar belakang
yang berbeda dengan SAP 24 tahun 2005 ekonomi dan akuntansi hanya sebesar 39,84%.
tetap dikategorikan sebagai “tidak” karena Rata-rata rasio kemandirian keuangan daerah

Tabel 3
Statistik Deskriptif Variabel Independen

VARIABEL N Mean Max Min Std. Dev.


DISC 620 0,5209 0,7992 0,2403 0,0935
SIZE (Rp juta) 620 1.612.515 11.274.149 142.557 1.273.342
ULEG 620 33,7387 55 20 9,6086
AGE 620 33,9742 59 1 23,01666
WEALTH (Rp juta) 620 44.046 524.717 1.330 59.818
SKPD 620 50,64 135 17 23.9895
SPES 620 0,3984 1 0 0,4899
IRGOV 620 0,8471 0,9780 0,5396 0,1012
MANDIRI 620 0,0672 0,4383 0,0022 0,0633
Dyah Setyaningrum, Analisis Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah ......... 165

Tabel 4
Hasil Uji Korelasi

AGE IRGOV MANDIRI SIZE SKPD SPES ULEG WEALTH

AGE 1 -0.22 0.27 0.49 0.20 -0.01 0.56 0.53


IRGOV -0.23 1 -0.55 -0.33 -0.03 -0.03 -0.30 -0.53
MANDIRI 0.26 -0.55 1 0.36 0.01 -0.01 0.28 0.75
SIZE 0.49 -0.33 0.36 1 0.24 0.04 0.55 0.73
SKPD 0.20 -0.03 0.01 0.24 1 0.03 0.25 0.17
SPES 0.00 -0.03 -0.01 0.04 0.03 1 0.09 0.02
ULEG 0.56 -0.30 0.28 0.55 0.25 0.09 1 0.59
WEALTH 0.53 -0.53 0.75 0.73 0.17 0.02 0.59 1

sebesar 6,72%. Hal ini menunjukkan bahwa 92,04% dijelaskan oleh variabel-variabel
belum semua Pemda mampu membiayai lain di luar model penelitian. Hasil pengujian
kegiatannya secara mandiri yang berasal dari secara parsial menunjukkan terdapat
pendapatan asli daerah. Intergovernmental pengaruh positif antara ukuran legislatif,
revenue memiliki rata-rata sebesar 84,71% umur administratif, dan kekayaan Pemda
yang menunjukkan bahwa masih tingginya terhadap tingkat pengungkapan LKPD (H2,
ketergantungan Pemda terhadap dana per- H3, H4 diterima). Intergovernmental revenue
imbangan yang berasal dari Pemerintah Pusat. menunjukkan pengaruh negatif terhadap
tingkat pengungkapan, tidak sesuai dengan
Uji Korelasi ekspektasi penelitian. Variabel karakteristik
Hasil uji korelasi dapat dilihat di Tabel 4. Pemda yang lain yaitu ukuran Pemda,
Tabel 4 menunjukkan bahwa tidak terdapat diferensiasi fungsional, spesialisasi pekerjaan,
masalah multikolinearitas antar variabel bebas. rasio kemandirian keuangan daerah, dan
pembiayaan utang dalam penelitian ini tidak
Hasil Pengujian Regresi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
Hasil pengujian regresi pada dapat dilihat tingkat pengungkapan wajib LKPD.
pada Tabel 5. Variabel ukuran legislatif memiliki
Dari Tabel 5, dapat dilihat nilai prob hubungan positif dan signifikan yang
F-stat yang signifikan yang artinya marginal, artinya semakin banyak jumlah
variabel independen secara bersama-sama anggota DPRD mendorong Pemda untuk
memengaruhi variabel dependen. Dengan meningkatkan tingkat pengungkapan LKPD.
kata lain, variabel ukuran Pemda, ukuran Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
legislatif, umur administratif Pemda, keka- Darmastuti (2011) dan Giligan dan Matsusaka
yaan Pemda, diferensiasi fungsional, (2001). Adanya pengaruh positif yang
spesialisasi pekerjaan, rasio kemandirian signifikan antara ukuran legislatif dan tingkat
keuangan daerah, pembiayaan utang, dan pengungkapan LKPD disebabkan karena
intergovernmental revenue secara bersama- DPRD sebagai wakil masyarakat memiliki
sama mempengaruhi tingkat pengungkapan fungsi pengawasan, yaitu mengontrol
Laporan Keuangan Pemda Kabupaten/Kota jalannya pemerintahan agar selalu sesuai
di Indonesia. Pada Tabel 4 diatas juga dapat dengan aspirasi masyarakat dan mengawasi
dilihat bahwa adjusted R-Square sebesar pelaksanaan dan pelaporan informasi keuangan
7,96%. Hal ini menunjukkan bahwa hanya Pemerintah Daerah agar tercipta suasana
7,96% variasi tingkat pengungkapan yang pemerintahan daerah yang transparan dan
dapat dijelaskan dengan variabel yang ada akuntabel. Dengan demikian, semakin banyak
dalam model, sedangkan sisanya sebesar jumlah anggota DRPD akan memberikan
166 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2012, Vol. 9, No. 2, hal 154-170

Tabel 5
Hasil Uji Regresi

Variabel Ekspektasi Coefficient Prob


C 0,366796 0,0373
SIZE positif -0,00291 0,3693
ULEG positif 0,000714 0,0849**
AGE positif 0,000411 0,0205*
WEALTH positif 0,012165 0,0969**
SKPD positif 0,000158 0,1581
SPES positif 0,006154 0,1992
MANDIRI positif -0,026401 0,4069
IRGOV positif -0,125134 0,0163*
R-Squared 0.0915  
Adjusted R-Squared 0.0796  
F-statistic 7.6911  
Prob(F-Statistic) 0.0000  
Durbin-Watson Stat 1.8007  

tekanan yang lebih besar pada Pemerintah maka semakin memberikan tekanan kepada
Daerah untuk melakukan pengungkapan secara Pemda untuk melakukan pengungkapan
lengkap. secara lengkap. Hasil penelitian ini sejalan
Variabel umur administratif Pemda dengan hasil penelitian Liestiani (2008) dan
memiliki pengaruh positif dan signifikan, Lasward et al. (2008). Pengaruh positif antara
artinya semakin tua umur adminsitratif Pemda kekayaan Pemda dan tingkat pengungkapan
memberikan dorongan kepada Pemda untuk LKPD juga dapat disebabkan oleh tingginya
melakukan pengungkapan LKPD secara partisipasi masyarakat dalam membayar pajak
lengkap. Hasil penelitian ini sejalan dengan dan retribusi daerah, sehingga Pemda akan
hasil penelitian Lesmana (2010). Adanya terdorong untuk melakukan pengungkapan
pengaruh positif yang signifikan antara umur secara lengkap pada laporan keuangannya
administratif Pemerintah Daerah dan tingkat agar transparan dan akuntabel.
pengungkapan LKPD disebabkan karena Variabel intergovernmental revenue me-
Pemda yang sudah lama berdiri memiliki lebih miliki pengaruh negatif terhadap tingkat
banyak informasi yang dapat diungkapkan pengungkapan, tidak sesuai ekspektasi
dibandingkan dengan Pemerintah Daerah penelitian. Semakin tinggi intergovernmental
yang baru berdiri. Selain itu, Pemda yang revenue justru tidak memberikan tekanan
sudah lama berdiri juga dapat belajar dari kepada Pemda untuk meningkatkan
pengalaman masa lalu yang dapat dilihat tingkat pengungkapan LKPD. Pengaruh
dari hasil pemeriksaan LKPD oleh BPK RI negatif antara intergovernmental revenue
pada tahun anggaran sebelumnya, sehingga dan tingkat pengungkapan LKPD diduga
dilakukan perbaikan pada tahun anggaran karena pemerintah pusat selama ini kurang
berikutnya. memberikan kontrol terhadap penggunaan
Kekayaan Pemda juga memiliki pengaruh dana perimbangan sehingga Pemda tidak
positif dan signifikan marginal terhadap memiliki dorongan untuk meningkatkan
tingkat pengungkapan LKPD dimana semakin pengungkapan dalam LKPD mereka.
tinggi tingkat kekayaan yang dimiliki Pemda
Dyah Setyaningrum, Analisis Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah ......... 167

Tabel 6
Tingkat Pengungkapan LKPD Berdasarkan Spesialisasi Pekerjaan
Tahun
Latar Belakang 2008 2009
Pendidikan Kepala Tingkat Kepala Tingkat
Daerah Pengungkapan Daerah Pengungkapan
Ekonomi 126 51,31% 121 54,00%

Bukan Ekonomi 184 51,20% 189 52,24%



Ukuran pemda yang semakin besar bahwa kepala daerah sebagai Pemegang
tidak mendorong Pemda untuk semakin Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah
meningkatkan tingkat pengungkapan laporan (PKPKD) yang berwenang menyelenggarakan
keuangannya. Hasil penelitian ini sejalan keseluruhan pengelolaan keuangan daerah.
dengan Lesmana (2010). Pemerintah daerah Seharusnya kepala daerah yang berlatar
dengan size yang besar memiliki birokrasi yang belakang ekonomi, termasuk akuntansi, lebih
lebih kompleks, sehingga pengawasan terhadap dapat mengelola keuangan daerah secara
pengelolaan aset pemerintah daerah lebih sulit lebih baik, tetapi pada kenyataannya masih
jika dibandingkan dengan pemerintah daerah banyak kepala daerah yang bukan berlatar
yang kecil. Hal ini mengakibatkan besarnya belakang ekonomi. Jika dilihat di Tabel 6,
potensi pencatatan aset yang tidak akurat. rasio pengungkapan LKPD dengan kepala
Dengan demikian, hasil penelitian ini tidak daerah yang bukan berlatar belakang ekonomi
mendukung hipotesis bahwa semakin besar dibandingkan dengan kepala daerah yang
ukuran pemerintah daerah berpengaruh positif berlatar belakang ekonomitidak berbeda jauh,
terhadap tingkat pengungkapan wajib LKPD. sehingga dalam penelitian ini latar belakang
Diferensiasi fungsional tidak berpengaruh pendidikan kepala daerah dan atau wakilnya
signifikan terhadap tingkat pengungkapan tidak terbukti dapat memberikan dorongan
wajib LKPD. Hasil penelitian ini sejalan dengan untuk melakukan pengungkapan LKPD secara
penelitian Lesmana (2010), Hilmi (2011), dan lengkap.
Darmastuti (2011). Pemerintah daerah dengan Variabel rasio kemandirian keuangan
jumlah SKPD yang besar memiliki birokrasi daerah tidak berpengaruh signifikan terhadap
yang lebih kompleks, sehingga tingkat tingkat pengungkapan wajib laporan keuangan
pengawasan terhadap transaksi-transaksi yang Pemda kabupaten/kota di Indonesia. Hasil
terjadi di pemerintah daerah dapat dikatakan ini tidak sejalan dengan Lesmana (2010)
rendah. Hal ini mengakibatkan besarnya yang menyatakan bahwa rasio kemandirian
potensi pencatatan yang tidak akurat. Dengan keuangan Pemda berpengaruh terhadap
demikian, jumlah SKPD tidak dapat menjadi tingkat pengungkapan wajib LKPD. Semakin
jaminan bahwa Pemerintah Daerah dapat tinggi rasio kemandirian keuangan Pemda
melakukan pengungkapan secara lengkap menunjukkan semakin mandiri Pemda dalam
pada laporan keuangannya. membiayai sendiri kegiatan pemerintahan,
Variabel spesialisasi pekerjaan tidak pembangunan, dan pelayanan kepada masya-
berpengaruh signifikan terhadap tingkat rakat sehingga tingkat ketergantungan kepada
pengungkapan wajib LKPD. Hasil penelitian pihak eksternal menjadi rendah. Hal inilah
ini sejalan dengan penelitian Darmastuti yang membuat Pemda tidak termotivasi
(2011), namun tidak sesuai dengan Patrick untuk meningkatkan pengungkapan laporan
(2007). Peraturan Pemerintah Republik keuangannya karena rendahnya tuntutan
Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 tentang transparansi dan akuntabilitas LKPD dari
Pengelolaan Keuangan Daerah menyebutkan pihak eksternal.
168 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2012, Vol. 9, No. 2, hal 154-170

SIMPULAN keuangan Pemda yang tidak dimasukkan


kedalam penelitian ini. Penelitian-penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji selanjutnya diharapkan menambah variabel
dan menganalisis pengaruh karakteristik karakteristik Pemda yang diduga memiliki
Pemda terhadap tingkat pengungkapan pengaruh terhadap tingkat pengungkapan
Laporan Keuangan Pemda Kabupaten/Kota di laporan keuangan Pemda, misalnya opini
Indonesia pada tahun anggaran 2008 dan 2009. audit, jumlah temuan pemeriksaan, dan
Rata-rata tingkat pengungkapan Laporan tingkat penyimpangan. Ketiga, penelitian-
Keuangan Pemda (LKPD) Kabupaten/Kota di penelitian selanjutnya diharapkan dapat
Indonesia selama periode 2008-2009 adalah meneliti tingkat pengungkapan wajib LKPD
sebesar 52,09%. Tingkat pengungkapan berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan
LKPD berdasarkan SAP di Indonesia sudah yang diatur dalam Peraturan Pemerintahan No.
mulai ada peningkatan dari tahun-tahun 71 Tahun 2010 jika sudah diterapkan dalam
sebelumnya meskipun belum signifikan. Pemerintahan.
Adanya peningkatan dalam pengungkapan
laporan keuangan Pemda menunjukkan bahwa DAFTAR REFERENSI
Pemda berusaha untuk terus memperbaiki
kualitas laporan keuangannya. Hasil penelitian Bastari, I. 2004. Penerapan Sistem Akuntansi
ini menemukan bahwa dari 9 (sembilan) Keuangan Daerah dan Standar
variabel yang diuji, hanya 4 (empat) variabel Akuntansi Pemerintahan sebagai Wujud
independen yang memberikan pengaruh yang Reformasi Manajemen Keuangan Dae-
signifikan terhadap tingkat pengungkapan rah. Jakarta: Anggota Komite Kerja
wajib LKPD pada tahun 2008-2009, yaitu Standar Akuntansi Pemerintahan.
ukuran legislatif, umur administratif Pemda, Biro Pusat Statistik Indonesia. 2008. Daerah
kekayaan Pemda, dan intergovernmental Dalam Angka. Jakarta: BPS
revenue. Variabel independen lainnya, yaitu Biro Pusat Statistik Indonesia. 2009. Daerah
ukuran Pemda, diferensiasi fungsional, Dalam Angka. Jakarta: BPS
spesialisasi pekerjaan, pembiayaan utang, Cahyat, Ade. 2004. Sistem Pengawasan
dan rasio kemandirian keuangan daerah tidak Terhadap Penyelenggaraan Peme-
terbukti mempunyai pengaruh terhadap tingkat rintah Daerah Kabupaten. Center
pengungkapan Laporan Keuangan Pemda for International Forestry Research.
Kabupaten/Kota di Indonesia tahun anggaran Number 3.
2008-2009. Darmastuti, Dewi. 2011. Analisis Faktor-
Penelitian ini juga memiliki keterbatasan Faktor Yang Memperngaruhi Peng-
yang memerlukan perbaikan dalam penelitian- ungkapan Belanja Bantuan Sosial Pada
penelitian selanjutnya. Pertama, menggunakan Laporan Keuangan Pemda (LKPD) Di
periode penelitian yang pendek, hanya Indonesia. Skripsi, Fakultas Ekonomi
tahun 2008 dan 2009. Penelitian-penelitian Universitas Indonesia. Depok.
selanjutnya diharapkan menggunakan data Dwirandra. 2008. Efektivitas Dan Kemandirian
LKPD dalam pengamatan yang lebih panjang Keuangan Daerah Otonom Kabupaten/
sehingga dapat memberikan gambaran yang Kota Di Propinsi Bali Tahun 2002-
lebih terkini dari praktik pengungkapan 2006.
laporan keuangan Pemda di Indonesia. Kedua,
Giligan, T. W. dan Matsusaka, J. G. 2001.
karakteristik Pemda yang digunakan dalam
Fiscal Policy, Legislature Size, and
penelitian ini hanya menjelaskan sebagian
Political Parties: Evidence from State
kecil dari faktor-faktor yang memengaruhi
and Local Governments in the First
pengungkapan laporan keuangan Pemda, yang
Half of the 20th Century. National Tax
berarti masih ada faktor-faktor lain yang dapat
Journal, 54: 57-82.
menjelaskan tingkat pengungkapan laporan
Dyah Setyaningrum, Analisis Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah ......... 169

Halim, A. dan Abdullah, S. 2006. Financial Reporting by Local


Hubungan dan Masalah Keagenan Government Authorities. Journal of
di Pemerintahan Daerah. Jurnal Accounting and Public Policy.
Akuntansi Pemerintahan Vol. 2 No. 1. Lesmana, S. I. 2010. Pengaruh Karakteristik
Haryanto, J. T. 2002. Kemandirian Daerah Pemda Terhadap Tingkat Pengung-
Sebuah Perspektif Dengan Metode kapan Wajib di Indonesia. Thesis,
Path Analysis. Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas
Hilmi, A.Z. 2011. Analisis Faktor-Faktor Yang Maret. Surakarta.
Mempengaruhi Tingkat Pengungkapan Liestiani, A. 2008. Pengungkapan Laporan
Laporan Keuangan Pemerintah Keuangan Pemda Kabupaten/Kota
Provinsi 2006-2009. Skripsi, Fakultas di Indonesia Untuk Tahun Anggaran
Ekonomi Universitas Indonesia. 2006. Skripsi, Fakultas Ekonomi
Depok. Universitas Indonesia, Depok.
Hossain, M., dan Hammami, H. 2009. Nachrowi, D. N. dan Usman, H. 2006.
Voluntary Disclosure in The Annual Pendekatan Populer dan Praktis
Reports of An Emerging Country: Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi
The Case of Qatar. Advances in dan Keuangan. Jakarta: Lembaga
Accounting, Incorporating Advances Penerbit FEUI.
in International Accounting. Nordiawan, D. dan Hertianti, A. 2010.
Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester I Akuntansi Sektor Publik. Jakarta
Tahun 2009.2009. Jakarta: Badan Selatan: Salemba Empat.
Pemeriksaan Keuangan Republik Patrick, Patricia A. 2007. The determinants
Indonesia (BPK RI). of organizational innovativeness: The
Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester II adoption of GASB 34 in Pennsylvania
Tahun 2009. 2009. Jakarta: Badan local government. Ph.D. dissertation,
Pemeriksaan Keuangan Republik The Pennsylvania State University,
Indonesia (BPK RI). United States - Pennsylvania.
Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester I (Retrieved August 8, 2011, from
Tahun 2010. 2010. Jakarta: Badan Accounting & Tax Periodicals,
Pemeriksaan Keuangan Republik Publication No. AAT 3266180).
Indonesia (BPK RI). Peraturan Pemerintah RI No. 24 Tahun
Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester II 2005 Tentang Standar Akuntansi
Tahun 2010. 2010. Jakarta: Badan Pemerintahan.
Pemeriksaan Keuangan Republik Peraturan Menteri Dalam Negeri RI No. 13
Indonesia (BPK RI). Tahun 2006 Tentang Pengelolaan
Ingram, R. W. (1984). Economic Incentives Keuangan Daerah.
and the Choice of State Government Robbin, W. A., & Austin, K. R. 1986.
Accounting Practices. Journal of Disclosure Quality in Governmental
Accounting Research , Vol. 22. Financial Reports: An Assessment of
Kartiwa, H. 2006. Implementasi Peran The Appropriatness of a Compound
dan Fungsi DPRD dalam Rangka Measure. Journal of Accounting
Mewujudkan “Good Governance”. Research.
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan. Santosa, P. B., dan Rahayu, R. P. 2005.
2006. Buletin Teknis No.03 Penyajian Analisis Pendapatan Asli Daerah Dan
Laporan Keuangan Pemda Sesuai Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya
dengan SAP dengan Konversi. Dalam Upaya Pelaksanaan Otonomi
Lasward, F., Fisher, R., dan Oyelere, P.2005. Daerah di Kabupaten Kediri. Dinamika
Determinant of Voluntary Internet Pembangunan. Vol. 2 No. 1.
170 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2012, Vol. 9, No. 2, hal 154-170

Sekaran, U., dan Bougi, R. 2010. Research dan Statistika dengan Eviews.
Methods for Business a Skill Building Yogyakarta: Unit Penerbit dan
Approach 5th Edition. United Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu
Kingdom: John Willey & Sons Ltd. Manajemen YKPN.
Sinaga, Jamason. 2005. Selamat Datang Zimmerman, J. L. 1977. The Municipal
Standar Akuntansi Pemerintahan. Accounting Maze: An Analysis
Sinaga, Y. F. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang of Political Incentives. Journal of
Mempengaruhi Pelaporan Keuangan Accounting Research.
Di Internet Secara Sukarela Oleh
Pemda. Skripsi, Fakultas Ekonomi
Universitas Diponegoro, Semarang.
Suhardjanto, D., Rusmin, Mandasari, P.,Brown,
A. 2010. Mandatory Disclosure
Compliance and Local Government
Characteristics: Evidence from
Indonesian Municipalities. Penelitian
Hibah Publikasi Internasional, LP2M
UNS.
Suhardjanto, D., Yulianingtyas, R. 2011.
Pengaruh Karakteristik Pemerintah
Daerah Terhadap Kepatuhan Peng-
ungkapan Wajib Dalam Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah.
Universitas Sebelas Maret.
Sumarjo, H. 2010. Pengaruh karakteristik
Pemda terhadap kinerja keuangan
Pemda. Skripsi, Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Syahruddin, H., Taifur, Werry Darta. 2002.
Peranan DPRD untuk Mencapai
Tujuan Desentralisasi dan Perspektif
Daerah Tentang Pelaksanaan Desen-
tralisasi. Regional University
Research, Fakultas Ekonomi Pusat
Studi Kependudukan, Universitas
Andalas, Padang.
Undang-Undang RI No. 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintah Daerah.
Undang-Undang RI No. 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara.
Undang-Undang RI No. 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara.
Undang-Undang RI No. 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Keuangan Negara.
Undang-Undang RI No. 32 Tahun 2004
tentang Pemda.
Undang-Undang RI No. 33 Tahun 2004
tentang Peimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemda.
Winarno, W.W. 2009. Analisis Ekonometrika

Anda mungkin juga menyukai