BAB II
DYE PENETRATION
2.1 Teori
1. Water washable penetrant system
2. Post emulsifible system
3. Solvent removable system
Solvent removable sistemdigunakanpadasaat pre cleaning dan
pembasuhan penetrant. Penetrant jenis ini larut dalam oli.
Pembersihan penetrant secara optimum dapat dicapai dengan cara
mengelap permukaan benda kerja dengan lap yang telah dilembabkan
dengan solvent. Tahap akhir dari pengelapan dilakukan dengan
menggunakan kain kering. Penetrant juga dapat dihilangkan dengan cara
membanjiri permukaan benda kerja dengan solvent.
Klasifikasi liquid penetrant berdasarkan pengamatannya
1. Visible penetrant
Visible penetrant adalah zat pewarna merah yang tampak jelas di bawah
kondisi pencahayaan normal. Pada umumnya visible penetrant berwarna
merah. Hal ini ditunjukkan pada penampilannya uang contrast terhadap
latar belakang warna developernya. Proses ini tidak membutuhkan
pencahayaan ultra violet, tetapi membutuhkan cahaya putih minimal
1000 lux untuk pengamatan.
2. Fluorescent penetrant
Liqid penetran ini adalah yang dapat berkilau bila di sinari UV fluorescent
beruntung pada penmpilankan diri terhadap cahaya ultra fiolet yang lemah
pada ruang yang gelap
Evaluasi Indikasi
Standart penerimaan
1. Relevant linier indication
2. Relevant rounded indication
Suatu cacat dikatakan memiliki indikasi lingkaran apabila pada cacat
tersebut memiliki panjang kurang dari 3 kali lebarnya.
Material tersebut akan direject apabila memiliki panjang atau lebar
indikasi lingkaran lebih dari 3/16 (4,8 mm).
Material tersebut akan direject apabila memiliki 4 atau lebih indikasi
lingkaran yang tersusun dalam satu baris, dengan jarak antara indikasi
lingkaran kurang dari 1,6 mm.
Maka, apabila permukaan suatu material bebas dari kedua indikasi
yang telah disebutkan di atas, material tersebut dapat diterima.
4. Penerapan Pengembang
5. Imspetiom
6. Posting Pembersihan
Permukaan uji dibersihkan terlebih dahulu agar kotoran, cat, minyak, atau
gemuk tidak menimbulkan indikasi yang tidak relevan atau palsu. Metode
pembersihan dapat menggunakan cairan pembersihnya (Cleaner/Remover), untuk
pembersihan redusi alkali, atau uap degreasing. Tujuan akhir dari langkah ini
adalah permukaan yang bersih di mana setiap cacat terlihat dan terbentuk ke
permukaan, kering, dan bebas dari kontaminasi.
Penetran test ini kemudian diterapkan pada permukaan material bahan yang
diuji. Penetran sebaiknya diberikan "waktu tunggu" untuk meresap ke dalam
setiap kemungkinan-kemungkinan cacat yang ada (biasanya 5 sampai 30 menit).
Waktu tunggu terutama tergantung pada penetran yang digunakan, bahan yang
diuji dan ukuran kekurangan dicari. Seperti yang diharapkan, kekurangan kecil
membutuhkan waktu lebih lama dalam penetrasinya. Karena sifat yang tidak
kompatibel mereka harus berhati-hati untuk tidak menerapkan pelarut berbasis
penetran ke permukaan yang akan diperiksa dengan penetran yang telah dicuci.
4. Penerapan Pengembang
5. Imspetiom
6. Posting Pembersihan:
2.3 ANALISA
Setelah melakukan test uji penetrant, ada beberapa hal yang perlu di
perhatikan saat melakukan tes uji penetran.di antara nya adalah prosedur
pelaksanaan dan accepted critera (kriteria penerimaan) untuk menjunjung
keberhasilan suatu pengujian mengunakakan uji penetrant test, persiapan alat dan
bahan harus lengkap. Selain itu, persiapan benda kerja juga sangat perlu di
perhatikan, karna jika suatu benda kerja yang hendak di lakukan tes uji penetrant
pada permukaan masih terdapat kotoran seperti grease, oli, minyak,dan lain-lain
maka hal ini akan mempengaruhi hasil uji penetrant.
Pada saat uji penetrant, kita juga perlu memperhatikan teknik penyemprotan
cairan penetrant, karna jika terlalu banyak volume cairan yang di semprotkan
kebenda uji, ini akan memperboros cairan penetrant. Slain itu pembersihan sisa
penetran menggunakan cairan cliner harus benar benar bersih, karna jika masih
terdapat sisa penetran yang masih menpel uji, maka saat di semprotkan developer
akan menimbulkan indikasi palsu.
Dari penetrant tes kami menarik kesimpulan bahwa uji pentrant hanya bisa
mediteksi disconinuitas di permukaa saja seperti crak dan porosity.
Uji penetran ini, bisa digunkan untuk pengujian material yang permukan nya
tidak berpori. Tteknik pengujian menggunkan teknik penetrant ini meliputi 3
cara. Yaitu solven remofabee, water-washable dan postemulsifer yang mana kita
bisa memilih metode itu berdasrkankeperluan bagian-bagian mana saja yang
perlu di uji