Anda di halaman 1dari 10

18

BAB II

DYE PENETRATION

2.1 Teori

DestructiveTest) yang relatif mudah dan praktis untuk dilakukan.


Uji liquid penetrant ini dapat digunakan untuk mengetahui diskontinyuitas halus
pada permukaan seperti retak, berluba Uji liquid penetrant merupakan salah satu
metoda pengujian jenis NDT (Non–ng atau kebocoran. Pada prinsipnya metoda
pengujian dengan liquid penetrant memanfaatkan daya kapilaritas.
Liquid penetrant dengan warna tertentu (merah) meresap masuk kedalam
diskontinyuitas, kemudian liquid penetrant tersebut dikeluarkan dari dalam
diskontinyuitas  dengan menggunakan cairan pengembang (developer) yang
warnanya kontras dengan liquid penetrant (putih). Terdeteksinya diskontinyuitas

adalah dengan timbulnya bercak-bercak merah (liquid penetrant) yang keluar


dari dalam diskontinyuitas

PENGUJIAN DYE PENETRAN


19

Diskontinyuitas yang mampu dideteksi dengan pengujian ini adalah


diskontinyuitas yang bersifat terbuka dengan prinsip kapilaritas seperti pada
Gambar 4.1. Deteksi diskontinyuitas dengan cara ini tidak terbatas pada ukuran,
bentuk arah diskontinyuitas, struktur bahan maupun
komposisinya. Liquid penetrant dapat meresap kedalam celah diskontinyuitas
yang sangat kecil. Pengujian penetrant tidak dapat mendeteksi kedalaman dari
diskontinyuitas. Proses ini banyak digunakan untuk menyelidiki keretakan
permukaan (surface cracks), kekeroposan (porosity), lapisan-

lapisan bahan, dll. Penggunaan uji liquidpenetrant tidak terbatas pada


logam ferrous dan non ferrous saja tetapi juga pada ceramics, plastic, gelas, dan
benda-benda hasil powder metalurgi.

Gambar 4.1 Proses kapilaritas pada specimen uji

Penggunaan uji liquid penetrant ini sangat terbatas, misalnya:

1. Keretakan atau kekeroposan yang ada dapat dideteksi jika keretakan


tersebut merembat hingga ke permukaan benda. Sedangkan keretakan yang

PENGUJIAN DYE PENETRAN


20

ada dibawah permukaan benda, tidak akan terdeteksi dengan menggunakan


metoda pengujian ini.
2. Pada permukaan yang terlalu kasar atau berpori-pori juga dapat
mengakibatkan indikasi palsu.
3. Metoda pengujian ini tidak dianjurkan untuk menyelidiki benda-benda
hasil hasil metallurgy yang kurang padat.

Klasifikasi liquid penetrant sesuai cara pembersihannya:

                   Liquid penetrant bila dilihat dari cara pembersihannya dapat


diklasifikasikan menjadi tiga macam metoda dan ketiganya memiliki perbedaan
yang mencolok. Pemilihan salah satu sistem bergantung pada faktor-faktor
berikut ini :

 Kondisi permukaan benda kerja yang diselidiki


 Karakteristik umum discuntinuity/ keretakan logam
 Waktu dan tempat penyelidikan
 Ukuran benda kerja
Metoda pengujian liquid penetrant ini diklasifikasikan sesuai dengan cara
pembersihannya, yaitu:

1. Water washable penetrant system

Sistem liquid penetrant ini dapat berupa fluorescent. Proses pengerjaannya


cepat dan efisien. Pembilasan harus dilakukan secara hati-hati, karena
liquid penetran dapat terhapus habis dari permukaan diskontinyuitas.

2. Post emulsifible system

PENGUJIAN DYE PENETRAN


21

Biasa digunakan untuk menyelidiki keretakan yang sangat kecil,


menggunakan penetrant yang tidak dapat dibasuh dengan air. Penetrant
jenis ini dilarutkan dengan oli dan membutuhkan langkah tambahan pada
saat penyelidikan yaitu pembubuhan emulsifier yang dibiarkan pada
permukaan spesimen.

3. Solvent removable system

Solvent removable sistemdigunakanpadasaat pre cleaning dan
pembasuhan penetrant. Penetrant jenis ini larut dalam oli.
Pembersihan penetrant secara optimum dapat dicapai dengan cara
mengelap permukaan benda kerja dengan lap yang telah dilembabkan
dengan solvent. Tahap akhir dari pengelapan dilakukan dengan
menggunakan kain kering. Penetrant juga dapat dihilangkan dengan cara
membanjiri permukaan benda kerja dengan solvent.

Klasifikasi liquid penetrant berdasarkan pengamatannya

Berdasarkan pengamatannya ada tiga jenis liquid penetrant, yaitu:

1. Visible penetrant
Visible penetrant adalah zat pewarna merah yang tampak jelas di bawah
kondisi pencahayaan normal. Pada umumnya visible penetrant berwarna
merah. Hal ini ditunjukkan pada penampilannya uang contrast terhadap
latar belakang warna developernya. Proses ini tidak membutuhkan
pencahayaan ultra violet, tetapi membutuhkan cahaya putih minimal
1000 lux untuk pengamatan.

PENGUJIAN DYE PENETRAN


22

2. Fluorescent penetrant
Liqid penetran ini adalah yang dapat berkilau bila di sinari UV fluorescent
beruntung pada penmpilankan diri terhadap cahaya ultra fiolet yang lemah
pada ruang yang gelap

 Evaluasi Indikasi

                  Indikasi akan dinyatakan oleh retensi penetrant partikel. Semua


indikasi seperti itu tidak selalu sempurna, tetapi bila permukaan yang kasar
sangat banyak, penetrant akan merembes ke HAZ, dll. Hal tersebut dapat
menghasilkan indikasi yang serupa. Indikasi yang tidak sempurna mungkin
akan menjadi lebih besar. Namun ukuran indikasi merupakan dasar untuk
penerimaan evaluasi. Hanya indikasi yang memiliki dimensi yang lebih
besar dari 1/16 inchi akan dianggap relevan. Indikasi apapun yang di
pertanyakan atau meragukan akan dikaji ulang untuk menentukan
apakah relevan atau tidak relevan.

 Standart penerimaan

Dalam pengujian penetrant dapat dinyatakan bahwa material tersebut dapat


diterima apabila permukaannya bebas dari :

1. Relevant linier indication

PENGUJIAN DYE PENETRAN


23

Suatu cacat dikatakan memiliki indikasi linier dan akan direject apabila


pada cacat tersebut memiliki panjang lebih dari 3 kali lebarnya dan yang
besarnya  lebih dari 1/16 in. (1,6 mm).

2. Relevant rounded indication
Suatu cacat dikatakan memiliki indikasi lingkaran apabila pada cacat
tersebut memiliki panjang kurang dari 3 kali lebarnya.
Material tersebut akan direject apabila memiliki panjang atau lebar
indikasi lingkaran lebih dari 3/16 (4,8 mm).
Material tersebut akan direject apabila memiliki 4 atau lebih indikasi
lingkaran yang tersusun dalam satu baris, dengan jarak antara indikasi
lingkaran kurang dari 1,6 mm.
Maka, apabila permukaan suatu material bebas dari kedua indikasi
yang telah disebutkan di atas, material tersebut dapat diterima.

2.3. PROSEDUTR PENGUJIAN

1. Surface preparation / persiapan permukaan

2. Pre cleaning/ melakuakan pembersihan terhadap material yang akan di uji

3. Bersihkan sisa penetrant:

4. Penerapan Pengembang

5. Imspetiom

6. Posting Pembersihan

2.3.1. Langkah-langkah penggunaan Penetrant

Berikut adalah langkah-langkah utama Inspeksi penetran cair / "dye penetrant


inspection" - cara kerja penetrant test:

PENGUJIAN DYE PENETRAN


24

1. Bersihkan permukaan material

Permukaan uji dibersihkan terlebih dahulu agar kotoran, cat, minyak, atau
gemuk tidak menimbulkan indikasi yang tidak relevan atau palsu. Metode
pembersihan dapat menggunakan cairan pembersihnya (Cleaner/Remover), untuk
pembersihan redusi alkali, atau uap degreasing. Tujuan akhir dari langkah ini
adalah permukaan yang bersih di mana setiap cacat terlihat dan terbentuk ke
permukaan, kering, dan bebas dari kontaminasi.

2. Semprotkan penetrant ke area yang akan di inspeksi:

Penetran test ini kemudian diterapkan pada permukaan material bahan yang
diuji. Penetran sebaiknya diberikan "waktu tunggu" untuk meresap ke dalam
setiap kemungkinan-kemungkinan cacat yang ada (biasanya 5 sampai 30 menit).
Waktu tunggu terutama tergantung pada penetran yang digunakan, bahan yang
diuji dan ukuran kekurangan dicari. Seperti yang diharapkan, kekurangan kecil
membutuhkan waktu lebih lama dalam penetrasinya. Karena sifat yang tidak
kompatibel mereka harus berhati-hati untuk tidak menerapkan pelarut berbasis
penetran ke permukaan yang akan diperiksa dengan penetran yang telah dicuci.

3. Bersihkan sisa penetrant:

Sisa-sisa penetran kemudian dihapus dari permukaan. Metode penghapusan


dikendalikan oleh jenis penetran digunakan. Air-dicuci, pelarut-removable,
lipofilik pasca-diemulsikan, atau hidrofilik pasca-diemulsikan adalah pilihan
umum. Pengemulsi merupakan tingkat sensitivitas tertinggi, dan kimia
berinteraksi dengan penetran berminyak untuk membuatnya dilepas dengan
semprotan air. Bila menggunakan remover pelarut dan kain adalah penting untuk
tidak menyemprot pelarut pada permukaan tes langsung, karena ini dapat
menghapus penetran dari kekurangan. Jika penetran berlebih tidak benar dihapus,

PENGUJIAN DYE PENETRAN


25

setelah pengembang diterapkan, hal itu mungkin meninggalkan latar belakang di


daerah maju yang dapat menutupi indikasi atau cacat. Selain itu, ini juga dapat
menghasilkan indikasi palsu sangat menghambat kemampuan Anda untuk
melakukan pemeriksaan yang tepat.

4. Penerapan Pengembang

Setelah penetran berlebih telah dihapus pengembang putih diterapkan pada


sampel. Jenis pengembang tersedia beberapa, termasuk: non-berair pengembang
basah , bubuk kering, air suspendable, dan larut dalam air. Pilihan pengembang
diatur oleh kompatibilitas penetran (satu tidak dapat menggunakan pengembang
yang larut dalam air atau suspendable dengan air-dicuci penetran), dan oleh
kondisi inspeksi. Bila menggunakan non-berair pengembang basah (NAWD)
atau bubuk kering, sampel harus dikeringkan sebelum aplikasi, sedangkan
pengembang larut dan suspendable diterapkan dengan bagian masih basah dari
langkah sebelumnya. NAWD tersedia secara komersial dalam kaleng semprot
aerosol, dan dapat menggunakan aseton , alkohol isopropil , atau propelan yang
merupakan kombinasi dari dua. Pengembang harus membentuk semi-transparan,
bahkan lapisan pada permukaan.

Pengembang menarik penetran dari cacat keluar ke permukaan untuk membentuk


indikasi yang terlihat, umumnya dikenal sebagai berdarah-out. Setiap daerah
yang berdarah-out dapat menunjukkan lokasi, orientasi dan jenis kemungkinan
cacat pada permukaan. Menafsirkan hasil dan karakterisasi cacat dari indikasi
yang ditemukan mungkin memerlukan beberapa pelatihan dan / atau pengalaman
[ukuran indikasi bukanlah ukuran sebenarnya dari cacat

PENGUJIAN DYE PENETRAN


26

5. Imspetiom

Inspektur akan menggunakan cahaya tampak dengan intensitas yang memadai


(100 kaki-lilin atau 1100 lux khas) untuk dye penetrant terlihat. Ultraviolet (UV-
A) radiasi intensitas yang memadai (1.000 mikro-watt per sentimeter kuadrat
umum), bersama dengan rendah tingkat cahaya ambient (kurang dari 2 foot-
candle) untuk pemeriksaan penetran neon. Inspeksi permukaan uji harus
dilakukan setelah 10 sampai 30 menit waktu pengembangan, tergantung jenis
produk.

Ini penundaan waktu memungkinkan tindakan blotting terjadi. Inspektur dapat


mengamati sampel untuk pembentukan indikasi kapan menggunakan pewarna
terlihat. Ini juga kebiasaan yang baik untuk mengamati indikasi karena mereka
terbentuk karena karakteristik berdarah keluar adalah bagian penting dari
karakterisasi penafsiran kekurangan.

6. Posting Pembersihan:

Permukaan uji sering dibersihkan setelah pemeriksaan dan pencatatan cacat,


terutama jika pasca-pemeriksaan proses pelapisan dijadwalkan.

2.3 ANALISA

Setelah melakukan test uji penetrant, ada beberapa hal yang perlu di
perhatikan saat melakukan tes uji penetran.di antara nya adalah prosedur
pelaksanaan dan accepted critera (kriteria penerimaan) untuk menjunjung
keberhasilan suatu pengujian mengunakakan uji penetrant test, persiapan alat dan
bahan harus lengkap. Selain itu, persiapan benda kerja juga sangat perlu di
perhatikan, karna jika suatu benda kerja yang hendak di lakukan tes uji penetrant
pada permukaan masih terdapat kotoran seperti grease, oli, minyak,dan lain-lain
maka hal ini akan mempengaruhi hasil uji penetrant.

PENGUJIAN DYE PENETRAN


27

Pada saat uji penetrant, kita juga perlu memperhatikan teknik penyemprotan
cairan penetrant, karna jika terlalu banyak volume cairan yang di semprotkan
kebenda uji, ini akan memperboros cairan penetrant. Slain itu pembersihan sisa
penetran menggunakan cairan cliner harus benar benar bersih, karna jika masih
terdapat sisa penetran yang masih menpel uji, maka saat di semprotkan developer
akan menimbulkan indikasi palsu.

Pengaplikasian developersaat pernguji penetrant tesjuga harus di perhatikan.


Karna jika cairan developer yang banyak,maka hal ini akan menyebakan cairan
penetran yang harus nya memunculkan indikasi kan tidak Nampak karna sisa
oenetran tidak sampaimuncul ke permukaan defeloper.

Dari penetrant tes kami menarik kesimpulan bahwa uji pentrant hanya bisa
mediteksi disconinuitas di permukaa saja seperti crak dan porosity.

Uji penetran ini, bisa digunkan untuk pengujian material yang permukan nya
tidak berpori. Tteknik pengujian menggunkan teknik penetrant ini meliputi 3
cara. Yaitu solven remofabee, water-washable dan postemulsifer yang mana kita
bisa memilih metode itu berdasrkankeperluan bagian-bagian mana saja yang
perlu di uji

PENGUJIAN DYE PENETRAN

Anda mungkin juga menyukai