Anda di halaman 1dari 2

 Pendahuluan

Keadilan gender adalah suatu proses dan perlakuan adil terhadap perempuan dan laki-laki.
Dengan keadilan gender berarti tidak ada pembakuan peran, beban ganda, subordinasi,
marginalisasi dan kekerasan terhadap perempuan maupun laki-laki. Terwujudnya kesetaran dan
keadilan gender ditandai dengan tidak adanya diskriminasi antara perempuan dan laki-laki, dan
dengan demikian mereka memiliki akses, kesempatan berpartisipasi, dan kontrol atas
pembangunan serta memperoleh manfaat yang setara dan adil dari pembangunan. Perbedaan
gender pada prinsipnya adalah sesuatu yang wajar dan merupakan sunnatullah sebagai sebuah
fenomena kebudayaan. Perbedaan itu tidak akan menjadi masalah jika tidak menimbulkan
ketidakadilan. Namun pada kenyataannya perbedaan tersebut melahirkan berbagai
ketidakadilan baik bagi kaum laki-laki terutama kepada kaum perempuan Gender masih
diartikan oleh masyarakat sebagai perbedaan jenis kelamin. Masyarakat belum memahami
bahwa gender adalah suatu konstruksi budaya tentang peran fungsi dan tanggung jawab sosial
antara laki-laki dan perempuan. Kondisi demikian mengakibatkan kesenjangan peran sosial dan
tanggung jawab sehingga terjadi diskriminasi, terhadap laki-laki dan perempuan. Hanya saja bila
dibandingkan, diskriminasi terhadap perempuan kurang menguntungkan dibandingkan laki-laki.

 Deskripsi Kasus

 Analisa masalah

Salah satu fenomena yang masih terus hangat diperbincangkan dalam publik dan politik
adalah permasalahan Gender atau kesetaraan gender. Di Indonesia kesenjangan gender dalam
kehidupan publik dan politik masih menjadi sebuah tantangan yang terus dihadapi hingga saat
ini dikarenakan jumlah keterlibatan perempuan dalam setiap aktivitas publik maupun politik
yang masih belum mampuni. Perempuan Indonesia tertinggal didalam kehidupan publik hingga
politik, kesenjangan gender yang muncul dalam indikator sektor sosial menjadi sebuah
tantangan berskala lokal dan nasional. Meskipun Indonesia telah berkomitmen menjalankan
prinsip kesetaraan gender melalui konvensi nasional, serta internasional, bahkan pada Undang-
undang Dasar 1945 negara menjamin kesetaraan antara laki-laki dan perempuan, serta
pengarusutamaan gender yang telah diadopsi menjadi sebuah kebijakan.

 Refleksi Teologi

Sebenarnya tidak perlu terlalu tegang dalam menjawab pertanyaan: “gender apa yang cocok
untuk Allah?” hal tersebut dikarenakan Allah Sang Pencipta memiliki kedua sifat baik maskulin
yang digambarkan langsung, atau feminin yang tersirat di dalamnya. Dalam diskusi di kelas
Hermeneutik Perjanjian Lama, teks yang kelihatan dan tidak kelihatan itu sama-sama penting
dan bermakna. Maka dari itu, memahami Allah yang feminin dapat menolong kaum
perempuan agar tidak terus-terusan tertindas. Seperti narasi equal di dalam penciptaan,
perempuan memiliki peranan yang penting dalam kelangsungan hidup laki-laki. Perempuan
yang adalah ‘penolong’ jika tidak diberi rambu-rambu ‘setara’ tentunya juga lebih kuat daripada
laki-laki. Jadi, guna meningkatkan gender equaliy perlu adanya kesadaran baik antara laki-
laki maupun perempuan.

 Aksi Pastoral

Daftar pustaka

Drewes, B. F., dan Julianus Mojau. Apa itu teologi?: pengantar ke dalam ilmu teologi. BPK
Gunung Mulia, 2003.

Anda mungkin juga menyukai