Anda di halaman 1dari 12

USEJ 5 (1) (2016)

Unnes Science Education Journal

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/usej

PERANGKAT PEMBELAJARAN BIOENERGI MENERAPKAN MODEL


SCIENCE INTEGRATED UNTUK MELATIH KEMAMPUAN MAHASISWA
DALAM MENGEKSPLORASI SUMBER BELAJAR

Parmin, Miranita Khusniati, Dwi Prasetyoningsih

Prodi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam


Jurusan IPA Terpadu Universitas Negeri Semarang

Info Artikel Abstrak


________________ ______________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Tujuan penelitian untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menyusun bahan ajar Bioenergi
Diterima Januari 2016 dengan menerapkan model science integrated. Penelitian menggunakan metode penelitian tindakan kelas.
Disetujui Februari 2016 Sesuai hasil penelitian yang telah diperoleh, dapat disimpulkan; penerapkan Model Science Integrated
dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengeksplorasi sumber belajar di masyarakat dan
Dipublikasikan
mampu menyampaikan kejadian-kejadian di masyarakat, setelah melakukan eksplorasi dari berbagai
Februari 2016 sumber belajar. Sebagian besar mendapatkan nilai A dan AB, tidak ada mahasiswa yang mendapatkan
________________ nilai di bawah B dan mahasiswa merespon baik, pembelajaran Bioenergi menerapkan Model Science
Keywords: Integrated.
Perangkat pembelajaran;
Bioenergi; Science Abstract
Integrated
____________________
______________________________________________________________________
The aim of research was to improve students' ability in compiling teaching materials of Bioenergy by applying the model of integrated
science. Research using action research methods class. According to the results of research that has been obtained, it can be concluded;
Integrated Science appied in order to improve the ability of students to explore learning resources in the community was able to convey
the events in the community, after exploration of a variety of learning resources. Most get an A and AB, no students who score below B
and the students responded well.

© 2016 Universitas Negeri Semarang


p-ISSN 2252-6617
e-ISSN 2502-6232
 Alamat korespondensi:
Prodi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam
Jurusan IPA Terpadu Universitas Negeri Semarang
E-mail: ira_3124@yahoo.com

1155
Parmin, dkk / Unnes Science Education Journal 5 (1) (2016)

PENDAHULUAN
dengan kearifan lokal sehingga diharapkan dapat
Penguasaan matematika dan sains oleh generasi menimbulkan efek terhadap pelestarian sumber-
bangsa sangat penting untuk kemajuan masyarakat. sumber energi biomassa. Kajian Bioenergi bagi calon
Inovasi di bidang sains, teknologi, teknik, guru IPA sangat penting karena beberapa kompetensi
transportasi, kedokteran, dan kesehatan masyarakat dasar di sekolah, membutuhkan pengetahuan yang
dan keselamatan, dan dibutuhkan untuk mendukung dalam tentang kajian energi alternatif.
bangsa agar mampu bersaing di dunia (Mickelson & Bioenergi disajikan secara terintegrasi antara
Bottia, 2009). Kemajuan dalam IPA (sains) dapat konsep IPA dengan aktivitas kearifan lokal di
digunakan mengatasi banyak tantangan utama yang masyarakat tentang energi alternatif. Mahasiswa
dihadapi dunia, diantaranya telah memberikan solusi secara individual maupun kelompok, dituntut untuk
untuk tantangan ekonomi dan sosial (Labov et al., aktif mencari, menggali dan menemukan konsep
2010). Sains ikut berperan serta dalam pembangunan secara menyeluruh dan utuh. Pembelajaran Bioenergi
negara maju. Sains dianggap sebagai salah satu tolak membekali mahasiswa agar memiliki kemampuan
ukur kemajuan bangsa. Negara maju mewajibkan mengidentifikasi dan menyusun bahan ajar yang
masyarakatnya untuk dapat menyadari pentingnya memadukan antara konsep IPA. Menurut Stohlmann
sains bagi masyarakat, meskipun banyak juga et al. (2012), kemampuan menyusun bahan ajar,
masyarakat di negara maju yang tidak begitu tertarik ditumbuhkan melalui kegiatan ilmiah yang
dengan pembelajaran sains dikarenakan model menekankan pada kemandirian belajar. Kemandirian
pembelajaran yang kurang tepat (Osborne & Dillon, belajar dilakukan mahasiswa melalui penyelidikan
2008). ilmiah. Orientasi penyelidikan ilmiah yang
Pembelajaran yang baik mengharuskan untuk menumbuhkan kemandirian belajar, dilakukan
dapat menggunakan teknologi baru, tidak hanya dengan memberi kebebasan pada mahasiswa, dalam
untuk meningkatkan kemampuan untuk menghafal mengembangkan prosedur penemuan, analisis,
dan mengulangi fakta, tapi untuk mengumpulkan, komunikasi dan kesimpulan.
mengatur dan mengevaluasi informasi untuk Aktivitas belajar mahasiswa yang telah
memecahkan masalah serta inovasi gagasan praktis dirancang, ternyata belum sesuai yang diharapkan
di dunia nyata (Jimoyiannis, 2010). Selain itu, peran karena mahasiswa belum mampu mencapai tujuan
serta pendidik baik itu guru maupun dosen dalam belajar yaitu memiliki kemampuan menyusun bahan
mengarahkan peserta didik juga berperan dalam ajar Bioenergi yang mengintegrasikan kearifan lokal.
keberhasillan pembelajaran. Pendidik dan peserta Analisis hasil penugasan mahasiswa dalam
didik harus dapat memanfaatkan teknologi yang ada menyusun bahan ajar Bioenergi yang berorientasi
sebagai sumber belajar dalam mendukung dan kearifan lokal, menunjukkan; mahasiswa belum
membangun hubungan antara teori ilmiah dan bukti mampu mengeksplorasi sumber belajar di
empiris (Hennessy et al., 2007). masyarakat, didukung data nilai bahan ajar yang
Masyarakat memiliki berbagai tradisi, kebiasaan kurang dari 85% mahasiswa yang mendapatkan nilai
hidup, dan nilai-nilai kehidupan yang telah ≥ 70. Kelemahan utama pada bahan ajar yang
digunakan secara turun-temurun, sebagai panduan disusun mahasiswa, kurang menyajikan informasi
yang pada masa lalu teruji dalam menjaga dalam bentuk data dan fakta yang terkait dengan
keseimbangan lingkungan. Beberapa kebiasaan hidup kearifan lokal. Bahan ajar yang disusun mahasiswa
maupun nilai-nilai yang dimiliki hadir dalam belum sesuai harapan sehingga berdampak pada
kehidupan masyarakat dan bertahan secara pencapaian tujuan pembelajaran.
berkelanjutan (sustainable). Konsep eksplorasi sumber Refleksi yang telah dilakukan tim dosen
daya alam yang berkelanjutan, yang telah pengampu, menemukan permasalahan utama,
dikembangkan masyarakat terutama berkaitan penyebab mahasiswa belum mampu menyusun
dengan keberlangsungan sumber energi alternatif bahan ajar yang mengintegrasikan antara konsep IPA
penganti fosil. Kajian tentang energi alternatif di dan kearifan lokal. Permasalahan yang berhasil
Program Studi Pendidikan IPA UNNES terdapat diidentifikasi berdasarkan refleksi proses dan hasil
pada Matakuliah Bioenergi. Pembelajaran Bioenergi belajar yang telah dianalisis yaitu; penerapan strategi
dirancang dengan mengintegrasikan antara IPA

1156
Parmin, dkk / Unnes Science Education Journal 5 (1) (2016)

belajar yang kurang mampu memberikan dorongan sehingga membantu mahasiswa dalam memahami
pada mahasiswa untuk mampu mengeksplorasi konsep.
sumber belajar di masyarakat. Bahan ajar yang Sesuai uraian latar belakang masalah, dapat
disusun masih menggabungkan berbagai referensi dirumuskan permasalahan penelitian yaitu; 1)
dari artikel dan buku teks. Mahasiswa belum Apakah perangkat pembelajaran Bioenergi yang
dioptimalkan untuk secara aktif mencari, menggali menerapkan model Science Integrated dapat
dan menemukan konsep. Apabila permasalahan yang meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam
telah teridentifikasi tidak segera diatasi, mengeksplorasi sumber belajar di masyarakat?; 2)
dikhawatirkan berdampak pada tidak tercapainya Bagaimanakah hasil belajar Matakuliah Bioenergi
salah satu kompetensi utama lulusan, yaitu; menjadi setelah dalam pembelajaran menerapkan Model
guru IPA yang memiliki kemampuan mengekslporasi Science Integrated?; 3) Bagaimanakah tanggapan
sumber belajar yang kontekstual. Pembelajaran mahasiswa setelah dalam pembelajaran menerapkan
Bioenergi membutuhkan strategi belajar yang Model Science Integrated?.
mampu melatih mahasiswa dalam mengeksplorasi Penelitian ini bertujuan untuk; 1) Menerapkan
sumber belajar langsung yang kontekstual. model science integrated pada perangkat pembelajaran
Model pembelajaran yang diterapkan tidak Bioenergi untuk meningkatkan kemampuan
sekedar memudahkan mahasiswa dalam memahami mahasiswa dalam mengeksplorasi sumber belajar di
konsep, melainkan harus dapat menumbuhkan masyarakat; 2) Mengetahui hasil belajar Matakuliah
kesadaran IPA, sekaligus sadar teknologi dan Bioenergi; 3) Mengetahui tanggapan mahasiswa
berwawasan pelestarian lingkungan. Hasil penelitian setelah dalam pembelajaran menerapkan Model
Wilujeng (2010) menyatukan konsep IPA ke dalam Science Integrated. Matakuliah Bioenergi dengan kode
sebuah tema, lebih mudah dipahami oleh D0014035, bobot 2 SKS diselenggarakan untuk
mahasiswa, jika tema dibangun dari penggunaan mahasiswa semester 4 (empat). Prasyarat mengikuti
istilah-istilah yang mudah ditemukan di masyarakat. Bioenergi, mahasiswa telah lulus mata kuliah IPA
Pemanfaatan kearifan lokal dalam pembelajaran, Dasar dan IPA Terpadu sehingga dasar-dasar konsep
makin menegaskan pentingnya pendekatan dan bentuk integrasinya telah dipahami. Dalam
humanistik sebagai pendekatan pembelajaran IPA. silabus ditegaskan bahwa Bioenergi mengkaji tentang
Kualitas diri manusia dicapai melalui penghargaan sumber-sumber energi alternatif pengganti bahan
terhadap potensi-potensi yang ada di lingkungan bakar fosil yang telah dikembangkan di masyarakat.
(Wang & David, 2002). Model yang tepat diterapkan Mahasiswa calon guru disiapkan untuk memiliki
untuk pembelajaran Bioenergi sesuai tujuan belajar pengetahuan yang mendalam tentang energi
yang telah ditetapkan, yaitu model yang memberikan biomassa yang potensial dikembangkan di
kesempatan mahasiswa untuk melakukan eksplorasi masyarakat.
bentuk energi alternatif yang telah berkembang Tujuan pembelajaran bioenergi agar mahasiswa
dimasyarakat. mengkaji sumber-sumber energi biomassa dalam
Eksplorasi dilakukan melalui penerapan metode proses pembelajarannya membutuhkan strategi yang
ilmiah sehingga menumbuhkan kemandirian tidak sekedar memberi kesempatan mahasiswa
belajaModel pembelajaran science integrated mengkaji literatur, melainkan menekankan pada
merupakan model pembelajaran yang dimodifikasi melatih mahasiswa untuk menerapkan metode
dari dua model, yaitu; inkuiri terbuka dan sains ilmiah agar memiliki kemandirian belajar.
teknologi masyarakat. Kedua model dimodifikasi Kemandirian belajar yang diharapkan melalui
dengan tujuan, mampu mengekplorasi sumber aktivitas menerapkan metode ilmiah dengan
belajar secara mandiri melalui kegiatan penelitian. melakukan penelitian sumber-sumber belajar yang
Eksplorasi dalam bentuk penelitian, berpotensi untuk faktual dan aktual. Pemilihan penerapan model
mendapatkan fakta dan data tentang berbagai bentuk pembelajaran Bioenergi, harus mempertimbangkan
energi biomassa sebagai energi alternatif yang telah karakteristik bahan ajar dan tujuan pembelajaran
dikembangkan di masyarakat. Informasi yang yang telah ditargetkan.
diperoleh melalui eksplorasi, dapat dimanfaatkan Secara konseptual, Bioenergi yang merupakan
untuk menyusun bahan ajar yang kontekstual energi alternatif pengganti bahan bakar minyak

1157
Parmin, dkk / Unnes Science Education Journal 5 (1) (2016)

dianggap sebagai penyelamat dunia karena sifatnya Mahasiswa yang memiliki tingkat kecerdasan
yang non polutif dan dapat terbaharui. Bumi yang berbeda maka membutuhkan suasana belajar yang
semakin tua makin diselimuti udara kotor yang berbeda. Guru yang menginginkan semua mahasiswa
merusak lingkungan menuntut manusia untuk belajar memanfaatkan perbedaan yang ada untuk
mencari solusi akan hal tersebut, sehingga dalam menciptakan suasana belajar yang menguntungkan.
perjalanannya muncul Protokol Kyoto sebagai Kebiasaaan belajar atau dikenal dengan perilaku
wadah bagi negara-negara maju untuk memecahkan belajar menjadi bagian penting yang harus dikenal
masalah lingkungan akibat dari pembuangan emisi guru. Kebiasaan mahasiswa dibagi menjadi 3
gas buang bahan bakar minyak. Kajian tentang kelompok, yaitu:
Bioenergi penting bagi mahasiswa calon guru IPA a. Visual
karena menjadi bentuk aplikasi dari konsep-konsep Berpenampilan rapi dan teratur, berbicara
yang dipelajari dan mampu menyemaikan prinsip dengan cepat, mementingkan penampilan, baik
sumber daya alam yang berkelanjutan. dalam pakaian maupun presentasi, biasanya tidak
Karakteristik mengacu pada karakter dan gaya terganggu oleh keributan, lebih suka membaca
hidup seseorang serta nilai-nilai yang berkembang daripada dibacakan, mencoret-coret tanpa arti selama
secara teratur sehingga tingkah laku menjadi lebih berbicara, lebih suka demonstrasi daripada berpidato,
konsisten dan mudah diperhatikan. Karakteristik sering menjawab pertanyaan dengan jawaban
mahasiswamerupakan aspek-aspek atau kualitas singkat. Mempunyai masalah untuk mengingat
perseorangan yang terdiri dari; minat, sikap, motivasi instruksi verbal kecuali jika ditulis, dan sering kali
belajar, gaya belajar, kemampuan berfikir, dan minta bantuan orang untuk mengulanginya, dan
kemampuan awal yang dimiliki. Materi mengingat yang dilihat daripada yang
pembelajaran yang disusun dengan memperhatikan didengar.Ketika belajar IPA, mahasiswayang
karakteristik mahasiswa lebih berpotensi terserap memiliki kecenderungan visual dapat dikelola
secara optimal. Menurut Trefil & Hazen (2007) melalui; pendayagunaan media dan sumber belajar
terdapat dua ciri utama dalam memberikan suatu yang menampilkan konsep secara menarik.
bahan belajar yang menekankandan membantu Kreativitas dosen dibutuhkan untuk membuat
mahasiswamemperoleh scientific literacy, yaitu adanya stimulus agar dapat menimbulkan dorongan untuk
organisasi ide-ide utama dan integrasi yang jelas mempelajari.
dalam sains. b. Auditorial
Karakter berhubungan dengan psikologi Berbicara kepada diri sendiri saat belajar,
seseorang. Psikologi belajar berkaitan dengan umur, mudah terganggu oleh keributan, menggerakkan bibir
jenis kelamin, keadaan ekonomi orang tua, dan dan mengucapkan tulisan saat membaca, merasa
lingkungan tempat tinggal. Keberhasilan belajar, kesulitan untuk menulis, namun hebat dalam
dipengaruhi oleh tingkat kecerdasan, perkembangan bercerita, lebih suka gurauan lisan daripada komik,
jiwa, modalitas belajar, motivasi, bakat dan minat. berbicara dalam irama terpola, belajar dengan
Manfaat menganalisis karakteristik mahasiswa dalam mendengarkan dan mengingat sesuatu yang
kegiatan belajar yaitu: memperoleh gambaran didiskusikan daripada yang dilihat, suka berbicara,
tentang kemampuan awal sebagai landasan dalam suka berdiskusi dan menjelaskan sesuatu panjang
memberikan materi baru dan lanjutan; mengatahui lebar, dan dapat menirukan, irama dan nada suara.
tentang luas dan jenis pengalaman belajar, Mahasiswa yang auditorial ketika belajar
berpengaruh terhadap daya serap terhadap materi membutuhkan perangkat audio. Penggunaan video
baru yang disampaikan; mengenal latar belakang pembelajaran atau slide animasi yang diberi efek
sosial dan keluarga, meliputi; tingkat pendidikan suara menjadi daya tarik kelompok ini. Guru IPA
orang tua, sosial ekonomi, emosional dan mental mesti terampil menggunakan perangkat audio visual
sehingga guru dapat menyajikan bahan serta metode untuk menghasilkan penyajian yang menarik.
lebih serasi dan efisien; mengetahui tingkat c. Kinestetik
pertumbuhan, perkembangan, dan aspirasi dan Berbicara dengan perlahan, menanggapi
kebutuhan mahasiswa dan mengetahui tingkat perhatian fisik, menyentuh orang untuk mendapat
penguasaan yang telah di peroleh sebelumnya. perhatian, berdiri dekat ketika berbicara dengan
orang, selalu berorientasi pada fisik dan banyak

1158
Parmin, dkk / Unnes Science Education Journal 5 (1) (2016)

bergerak, menghafal dengan cara berjalan dan (b) memahami secara filosofis prinsip-prinsip,
melihat, menggunakan jari sebagai petunjuk saat asumsi-asumsi, tujuan- tujuan dan nilai-nilai yang
membaca, banyak menggunakan isyarat tubuh, membedakan sains dari teknologi dan dari cara-cara
mempunyai perkembangan awal otot-otot yang lain dalam memahami dunia, dan (c) mengajak
besar, kemungkinan tulisannya jelek, tidak dapat mahasiswasecara berhasil dalam belajar hakikat sains
duduk diam untuk waktu lama.Agar bisa belajar, yang terkait, menganalisis secara kritis kesalahan
membutuhkan alat peraga dan alat praktek.Sebelum atau keragu-raguan tuntutan yang dibuat dalam
membimbing mahasiswamenggunakan alat menamai sains.
pembelajaran, sebaiknya guru memiliki pengalaman Terdapat beberapafaktor yang mempengaruhi
menggunakan dan memodifikasi dengan sikap mahasiswa terhadap IPA, antara lain: dosen,
mendayagunakan alat dan bahan yang mudah lingkungan belajar, teman sekelas, jenis kelamin,
diperoleh untuk membuat alat peraga. kepribadian, kurikulum, dan orang tua. Pengalaman
Secara alamiah setiap orang memiliki sebelumnya dalam pembelajaran IPA, kefektifan
karakteristik yang berbeda.Ragam karakteristik, belajar secara positif juga berpengaruh pada sikap
ternyata mempengaruhi hasil implementasi desain terhadap pembelajaran (Osborn, 2003). Kemampuan
pembelajaran yang telah dirancang. Oleh karenanya, mahasiswa dalam belajar ditentukan dari
mengenal karakteristik mahasiswa penting dalam kemampuannya memilih strategi berdasarkan
proses pembelajaran karena dapat membantu untuk kesadaran pengetahuan yang telah dan belum
mengetahui kualitas perseorangan dan menjadi dimiliki. Tosun & Taskesenligil (2011) bahwa hasil
petunjuk dalam mengelola strategi pembelajaran. belajar kognitif mahasiswa meningkat karena adanya
Dosen yang profesional tidak hanya menguasai motivasi dan mempunyai strategi dalam belajar.
sejumlah materi pembelajaran, tetapi juga terampil Kemampuan mahasiswa menggunakan
dalam menggunakan metode, pendekatan, dan informasi belajar yang tersedia,melatih kemampuan
model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan penalaran dan dapat mempengaruhi hasil belajar
karakteristik materi dan mahasiswa serta situasi pada karena didukung oleh pengetahuan atau pengalaman
saat materi tersebut harus disajiakan. Selain itu, yang diperoleh dari kehidupan sehari-hari.
dosen juga harus memilih strategi yang tepat agar Pengetahuan bisa didapatdari sumber informasi yang
pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif tersedia di sekitarnya.Informasi bisa didapatkan
dan menyenangkan. darikoran, majalah, situs-situs di internet,
Beberapa cara yang bisa ditempuh oleh dosen pertukaraninformasi di jejaring sosial, maupun dari
setelah memahami cara belajar mahasiswa yaitu; acaradi televisi. Informasi yang diperlukan dan
menggunakan sumber dan peralatan belajar yang seringdigunakan dalam kehidupan sehari-hari
sesuai dengan kebutuhan belajar; dan pengembangan lebihmudah dikuasasi (Cimer, 2007; Schonborn &
sikap dan kebiasaan belajar yang baik melalui Bogeholz, 2009). Penalaran dapat
bantuan yang terencana. Belajar secara berkelompok mendukungpenggunaan informasi yang sudah
memberikan pengalaman bagi setiap mahasiswa didapat dengan informasi serta perintah dalamsoal
untuk memadukan ide dan pengalaman. Menurut menghasilkan jawaban yang mencerminkan
Silberman (2006) ketika belajar kelompok para penguasaan konsep terkait.
mahasiswa diharapkan untuk tolong menolong, Pembelajaran terpadu berbeda dengan model
menilai pengetahuan satu sama lain dan mengisi pemaduan konsep yang disampaikan Fogarty (1991).
celah dengan pemahaman masing-masing. Diskusi Pemaduan konsep tentu tidak cukup untuk
merupakan situasi dimana diantara mahasiswa, memberikan pemahaman IPA secara terintegrasi
mahasiswa dengan guru terjadi tukar menukar tanpa disampaikan dengan model pembelajaran yang
informasi, ide atau pendapat untuk memecahkan terpadu pula. Sementara itu, model pembelajaran
suatu masalah (Gregory, 2007). terpadu yang sesuai dengan tuntutan kompetensi IPA
Belajar IPA untuk memahami evolusi dan belum ada sehingga perlu dikembangkan. Potensi
praktik sains sebagai usaha manusia, dan secara kritis untuk mengembangkan model pembelajaran science
menganalisis tuntutan yang dibuat dalam; (a) integrated, dalam penelitian ini menggunakan hasil
memahami sejarah dan budaya perkembangan sains analisis model-model pembelajaran yang sudah
dan evolusi pengetahuan beserta disiplinnya, diterapkan dalam pembelajaran.

1159
Parmin, dkk / Unnes Science Education Journal 5 (1) (2016)

Penguasaan konsep IPA tidak sekedar Mahasiswa mengidentifikasi konsep-konsep


memberikan bekal yang lebih kuat untuk memiliki IPA yang terdapat dalam objek Bioenergi yang
wawasan yang luas, namun harus mampu dikaji. Konsep dipetakan sesuai kata-kata kunci dari
memberikan latihan untuk menerapkan konsep. deskripsi hasil observasi disesuaikan dengan
Kebutuhan dalam belajar IPA tidak sekedar kompetensi dasar. Mahasiswa mengabungkan
penguasaan konsep, karena orientasi diperluas pada konsep-konsep yang telah teridentifikasi,
kemampuan aplikatif, pengembangan kemampuan diintegrasikan dengan menerapkan model
berpikir, rasa ingin tahu, dan pengembangan sikap keterpaduan tipe integrated. Konsep yang terintegrasi
peduli dan bertanggungjawab terhadap lingkungan digunakan untuk menentukan rencana eksperimen.
sosial dan alam. Model pemaduan konsep saja tidak Dosen meminta mahasiswa untuk menyiapkan
cukup, dibutuhkan model pembelajaran yang juga alat/bahan untuk eksperimen. Mahasiswa
terpadu. merancang dan melakukan eksperimen yang
Model inkuiri terbuka (Carin & Sund, 1982) dan dirancang sendiri oleh mahasiswa. Dosen sifatnya
model STM (Carin,1997), memiliki kesamaan sekedar membimbing proses eksperimen dengan cara
dibangun dari pandangan konstruktivisme. Kedua menjawab pertanyaan-pertanyaan mahasiswa yang
model memiliki kesamaan dalam memadukan sifatnya mengarahkan untuk sampai pada pengujian
berbagai pengetahuan untuk memahami fenomena hipotesis melalui pertanyaan penuntun.
alam melalui kegiatan ilmiah. Rancangan model Mahasiswa diajak untuk membuat suatu
pembelajaran integrated science, yang mengadopsi keputusan dengan mempertimbangkan penguasaan
kedua model disajikan pada Gambar 1. konsep Bioenergi dan keterampilan yang dimiliki
untuk berbagi gagasan, sebagai pribadi atau sebagai
Eksplorasi anggota masyarakat. Mahasiswa diharapkan
merumuskan pertanyaan lanjutan dengan
Integrasi Konsep
ditemukannya suatu penjelasan terhadap fenomena
atau permasalahan teknologi dan juga mengadakan
Pengambilan Tindakan
pendekatan dengan berbagai unsur untuk
Analisis meminimalkan dampak negatif di masyarakat.
Pengambilan tindakan dapat berupa kegiatan
Gambar 1. Tahapan Model Pembelajaran Science pengambilan keputusan, penerapan pengetahuan dan
Integrated keterampilan, membagi informasi dan gagasan, serta
mengajukan pertanyaan baru.
Mahasiswa distimulus untuk mengingat atau
Dosen meminta mahasiswa menganalisis pola-
menampilkan kejadian-kejadian yang ditemui di
pola penemuan kelompoknya, serta mengkaitkan
masyarakat, melalui media cetak maupun media
dengan teori-teori yang ada untuk menganalisis
elektronik yang berkaitan dengan bioenergi. Kegiatan
kembali pertanyaan yang telah disampaikan pada
selanjutnya, mahasiswa merumuskan masalah yang
tahap mengidentifikasi masalah, memberikan tes
dicari jawabannya dengan tetap mengaitkan antar
untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman
konsep dari hasil identifikasi masalah tentang
mahasiswa terhadap materi yang telah dipelajari.
bioenergi, peran dosen sangat diperlukan untuk
Mahasiswa dengan bimbingan dosen, melakukan
menghaluskan rumusan masalah yang diajukan
diskusi terhadap proses mengkaitkan konsep-konsep
mahasiswa dan mengacu kepada sumber belajar.
Bioenergi untuk menjelaskan hasil eksperimen dalam
Sumber belajar diperoleh dari aktivitas masyarakat
penentuan solusi terhadap permasalahan. Dosen
tentang Bioenergi dalam upaya pengembangan
mengajak mahasiswa untuk mempertimbangkan
energi alternatif. Dosen dan mahasiswa
bentuk perbaikan dan tindaklanjut dari tahapan
mengidentifikasi bersama mengenai masalah atau
pembelajaran yang telah dilakukan.
pertanyaan dan jawaban sementara yang paling
mungkin dilakukan, dengan mempertimbangkan
keadaan lingkungan dan alokasi waktu pembelajaran
serta topik.

1160
Parmin, dkk / Unnes Science Education Journal 5 (1) (2016)

METODE maupun media elektronik yang berkaitan


dengan Bioenergi.
Penelitian menerapkan desain penelitian 3. Mahasiswa merumuskan masalah yang
tindakan kelas karena bertujuan untuk meningkatkan dicari jawabannya dengan tetap mengaitkan
kemampuan mahasiswa dalam menyusun bahan ajar antar konsep dari hasil identifikasi masalah
Bioenergi dengan menerapkan model yang telah ada tentang Bioenergi, peran dosen sangat
yaitu model pembelajaran science integrated. Seting diperlukan untuk menghaluskan rumusan
penelitian diuraikan sebagai berikut. Sasaran masalah yang diajukan mahasiswa dan
penelitian mahasiswa yang mengikuti perkuliahan mengacu kepada sumber belajar.
Bioenergi pada Semester Genap 2015 yang 4. Mahasiswa mengidentifikasi konsep-konsep
berjumlah 38 orang, tediri dari laki-laki 7 orang dan IPA yang terdapat dalam objek Bioenergi
sebanyak 31 orang berjenis kelamin perempuan. yang dikaji.
Objek penelitian yaitu kemampuan mahasiswa 5. Dosen meminta mahasiswa untuk
dalam menyusun bahan ajar Bioenergi, menyiapkan alat/bahan untuk eksperimen.
dikembangkan berdasarkan Kompetensi Dasar (KD) Mahasiswa merancang dan melakukan
IPA di SMP. Penelitian dilakukan pada semester eksperimen yang dirancang sendiri oleh
genap 2015. Jangka waktu penelitian 4 bulan dari mahasiswa.
Mei sampai dengan Agustus 2015. Penelitian 6. Mahasiswa diajak untuk membuat suatu
dilakukan di Program Studi Pendidikan IPA, Jurusan keputusan dengan mempertimbangkan
IPA Terpadu FMIPA Universitas Negeri Semarang. penguasaan konsep Bioenergi dan
Penelitian tindakan kelas, dirancang dalam 2 keterampilan yang dimiliki untuk berbagi
siklus dan masing-masing siklus terdiri dari 4 tahapan gagasan, sebagai pribadi atau sebagai
yaitu; perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan anggota masyarakat.
refleksi (Susilo, 2009). Pelaksanaan tindakan dalam 7. Kegiatan mahasiswa secara berkelompok
penelitian dirancang dalam 2 siklus. Masing-masing menganalisis penemuannya dan
siklus 2 kali pertemuan. Kegiatan pembelajaran mengkaitkan dengan teori yang ada, untuk
dirancang selama 4 kali pertemuan. menganalisis kembali pertanyaan yang telah
a. Perencanaan tindakan disampaikan pada tahap berhadapan dengan yang dilak
Langkah-langkah
1. Mempelajari model pembelajaran science masalah dan mengerjakan tes yang diberikan
integrated. oleh dosen.
2. Merancang indikator keberhasilan penerapan 8. Mahasiswa dengan bimbingan dosen,
model pembelajaran science integrated dalam melakukan diskusi terhadap proses
pembelajaran Bioenergi. mengkaitkan konsep-konsep Bioenergi untuk
3. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri menjelaskan hasil eksperimen dalam
dari Silabus, Satuan Acara Perkuliahan penentuan solusi terhadap permasalahan.
(SAP), bahan ajar dan alat evaluasi. 9. Dosen mengajak mahasiswa untuk
4. Menyusun instrumen yang terdiri dari: mempertimbangkan bentuk perbaikan dan
penilaian bahan ajar Bioeneri, lembar tindaklanjut dari tahapan pembelajan yang
observasi kegiatan mahasiswa dan dosen telah dilakukan.
dalam pembelajaran dan sikap mahasiswa. c. Observasi
5. Memvalidasi perangkat pembelajaran dan alat Proses mengobservasi untuk
evaluasi. mengumpulkan data penelitian yang dilakukan
b. Pelaksanaan Tindakan pada saat pembelajaran. Kegiatan ini meliputi;tindakan
Pelaksanaan
1. Dosen membelajarkan mahasiswa dalam (1) mengamati aktivitas mahasiswa ketika
pembelajaran Bioenergi sesuai dengan pembelajaran, (2) respon mahasiswa setelah
perangkat pembelajaran yang telah disusun. pembelajaran, (3) kemampuan mahasiswa
2. Mahasiswa distimulus untuk mengingat atau dalam merencanakan penelitian untuk
menampilkan kejadian-kejadian yang mengeksplorasi sumber belajar, dan (4) kinerja
ditemui di masyarakat, melalui media cetak dosen. Kegiatan mengobservasi dilakukan oleh
tim peneliti dan dibantu 2 orang dosen mitra.

1161
Parmin, dkk / Unnes Science Education Journal 5 (1) (2016)

dalam objek Bioenergi di masyarakat, c)


mengintegrasikan konsep untuk menjelaskankan IPA
d. Refleksi yang terintegrasi, dan d) mengubah kebiasaan di
Beberapa kegiatan yang akan dilakukan masyarakat menjadi pengetahuan ilmiah melalui
yaitu;
percobaan. Hasil penilaian aktivitas belajar
1. Menganalisis temuan saat melakukan
observasi pelaksanaan pembelajaran mahasiswa dapat dilihat pada Tabel 1.
Bioenergi.
2. Menganalisis kelemahan dan keberhasilan Tabel 1. Akivitas belajar mahasiswa siklus 1 dalam
dosen saat memfasilitasi belajar mahasiswa mengeksplorasi sumber belajar Bioenergi
untuk meningkatkan kemampuan dalam Jumlah Siswa (setiap kategori)
menyusun bahan ajar. Aktivitas yang diamati sangat
kurang cukup baik
3. Melakukan refleksi terhadap keterterapan baik
setiap tahapan dalam model pembelajaran Menyampaikan
kejadian-kejadian yang 6 18 14 -
science integrated. ditemui di masyarakat
4. Melakukan refleksi terhadap kemampuan Mengidentifikasi
mahasiswa dalam menyusun bahan ajar. konsep-konsep IPA
- - 24 14
5. Melakukan refleksi terhadap ketercapaian yang terdapat dalam
objek Bioenergi
indikator. Mengintegrasikan
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam konsep untuk - 8 27 3
penelitian ini yaitu; aktivitas mahasiswa dalam menjelaskankan IPA
Mengubah kebiasaan di
pembelajaran; hasil belajar Matakuliah Bioenergi; masyarakat menjadi
- 19 16 3
dan respon mahasiswa setelah dalam pembelajaran pengetahuan ilmiah
melalui kerja ilmiah
menerapkan model science integrated. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini
Kemampuan mahasiswa dalam menyampaikan
sebagaiberikut; aktivitas mahasiswa dalam
kejadian-kejadian di masyarakat yang berkaitan
pembelajaran, dikumpulkan menggunakan instrumen
dengan materi Bioenergi, masih mengalami kesulitan
observasi; tes untuk mengumpulkan data hasil
karena sebagian besar mahasiswa belum mampu
belajar; dan respon mahasiswa setelah dalam
menyampaikan dengan baik. Kesulitan juga masih
pembelajaran menerapkan model science integrated,
dirasakan sebagian besar mahasiswa ketika
dikumpulkan menggunakan angket.
menemukan cara mengubah kebiasaan di masyarakat
Masing-masing data yang diperoleh kemudian
menjadi pengetahuan ilmiah melalui kerja ilmiah.
dianalisis sesuai data yang diperoleh. Data aktivitas
Permasalahan belajar mahasiswa dalam
Mahasiswa yang diperoleh akan dianalisis dengan
mengeksplorasi sumber belajar, selanjutnya dijadikan
menghitung persentase untuk mendapatkan kriteria
bahan refleksi tim peneliti dan observer. Hasil refleksi
aktivitas; sangat baik, baik, cukup, kurang dan sangat
disajikan pada Tabel 2.
kurang (Sukmadinata, 2005). Hasil belajar
mahasiswa pada Matakuliah Bioenergi yang
Tabel 2. Hasil refleksi siklus 1 untuk perbaikan
mendapatkan nilai A, AB, B, dan BC; dan respon
pembelajaran pada siklus 2
mahasiswa terhadap penerapan model pembelajaran
Aktivitas Belajar Hasil Refleksi
science integrated. Mahasiswa
Menyampaikan kejadian- Mahasiswa diminta
HASIL DAN PEMBAHASAN kejadian yang ditemui di menyampaikan bukan hanya
masyarakat dari pengalaman sehari-hari,
Setiap mahasiswa diamati aktivitas belajarnya melainkan diberi kesempatan
ketika mengeksplorasi sumber belajar Bioenergi. untuk mengeksplorasi dari
Aktivitas belajar mahasiswa yang diamati sesuai sumber informasi yang lain,
misalnya; surat kabar, artikel
dengan tahapan model Sains yang terintegrasi,
jurnal cetak dan elektronik
meliputi; a) menyampaikan kejadian-kejadian yang
dan sumber lain yang sesuai.
ditemui di masyarakat, hasil penelusuran melalui Mengidentifikasi konsep- Mahasiswa pada aktivitas ini
media cetak maupun media elektronik, b) konsep IPA yang terdapat sudah baik, namun konsep
mengidentifikasi konsep-konsep IPA yang terdapat dalam objek Bioenergi yang diidentifikasi sebaiknya

1162
Parmin, dkk / Unnes Science Education Journal 5 (1) (2016)

Aktivitas Belajar Hasil Refleksi


Mahasiswa
20
di kelompokkan sesuai pokok
bahasan jadi hasilnya tidak
sekedar kumpulan konsep. 15
Mengintegrasikan konsep Integrasi konsep dibatasi
untuk menjelaskankan dengan menerapkan teknik 10
Jumlah
IPA pemaduan konsep integrated.
Mahasiswa
Mengubah kebiasaan di Matakuliah Bioenergi karena 5
masyarakat menjadi teori sehingga kerja ilmiah
pengetahuan ilmiah dapat menganalisis hasil-hasil 0
melalui kerja ilmiah penelitian atau percobaan A AB B BC
yang pernah dilakukan
dengan merujuk pada Gambar 1. Hasil belajar Matakuliah Bioenergi
berbagai literatur.
Mahasiswa yang mendapatkan nilai A sebanyak
Refleksi digunakan sebagai bahan perbaikan 8 orang, nilai AB diperoleh 19 orang, B sebanyak 10
pembelajaran, khususnya pada aktivitas belajar orang dan BC hanya 1 orang. Sebagian besar
mahasiswa. Dampak dari refleksi dapat dilihat pada mahasiswa mendapatkan hasil belajar dengan kriteria
perbaikan aktivitas belajar mahasiswa, datanya baik karena 37 orang telah mendapatkan nilai B, AB
disajikan pada Tabel 3. Hasil identifikasi dan A. Setelah pembelajaran, setiap mahasiswa
permasalahan belajar mahasiswa pada siklus 1 diminta untuk mengisi angket yang berisi respon atau
setelah direfleksi dan ditindaklanjuti dalam bentuk tanggapan mahasiswa setelah pembelajaran
rencana pembelajaran siklus 2, berdampak baik pada Bioenergi menerapkan model science integrated.
aktivitas belajar mahasiswa. Terjadi kenaikan jumlah Respon mahasiswa disajikan pada Tabel 4.
mahasiswa pada setiap siklus, terutama pada aspek Sebagaian besar mahasiswa menanggapi baik,
eksplorasi. Pada akhir proses pembelajaran dilakukan pembelajaran Bioenergi menerapkan model science
pengukuran hasil belajar mahasiswa dengan integrated. Namun demikian, tidak semua mahasiswa
menggunakan tes, bentuk uraian yang berjumlah 5 memilih jawaban ya, mengingat materi Bioenergi
butir soal. Hasil belajar mahasiswa disajikan pada memang tidak mudah dipelajari, selain itu masih
gambar 1. dibutuhkan teknik menyajikan materi yang lebih
menarik dan memudahkan mahasiswa belajar.
Tabel 3. Akivitas belajar mahasiswa siklus 2 dalam Mahasiswa mengawali belajar dengan diberikan
mengeksplorasi sumber belajar Bioenergi kesempatan untuk menyampaikan kejadian-kejadian
Jumlah Siswa (setiap kategori)
Aktivitas yang yang ditemui di masyarakat sesuai pokok bahasan
sangat
diamati kurang cukup baik yang dipelajari. Kesempatan menyampaikan sesuatu
baik
Menyampaikan dari pengalaman keseharian, mendorong setiap
kejadian-kejadian
yang ditemui di
- 6 20 12 mahasiswa dalam pembelajaran Bioenergi untuk
masyarakat memanfaatkan berbagai sumber belajar untuk
Mengidentifikasi
konsep-konsep IPA
memahami materi. Pada siklus 1, sebanyak 24
- - 18 20 mahasiswa belum mampu menyampaikan dengan
yang terdapat dalam
objek Bioenergi baik. Sebagian besar mahasiswa merasa gugup dan
Mengintegrasikan
konsep untuk - - 21 17 binggung dengan kesempatan yang diberikan dosen
menjelaskankan IPA karena belum menjadi penugasan pada pertemuan
Mengubah
kebiasaan di sebelumnya. Pengalaman siklus 1, menggambarkan
masyarakat menjadi - 8 14 16 bahwa mahasiswa masih belum memiliki kebiasaan
pengetahuan ilmiah belajar sebelum pertemuan pembelajaran dilakukan,
melalui kerja ilmiah
sementara telah diberikan silabus pembelajaran yang
mestinya dapat dipelajari rencana pembelajaran
setiap pertemuannya.

1163
Parmin, dkk / Unnes Science Education Journal 5 (1) (2016)

Tabel 4. Respon mahasiswa setelah dalam disarankan yaitu; share, integrated, conected dan
pembelajaran Bioenergi menerapkan model science webbed. Sebanyak 8 mahasiswa masih mengalami
integrated kesulitan dalam mengintegrasikan antara konsep
Jumlah Mahasiswa
Pernyataan
Ya Tidak
hasil eksplorasi dengan konsep sesuai kompetensi
Saya tertarik mempelajari 38 - dasar. Kesulitan sebagian mahasiswa, dipastikan
Bioenergi berdampak pada pemahamannya dalam
Materi Bioenergi tidak sesualit 9 29 menghungkan antara pengetahuan asli masyarakat
yang saya bayangkan
dengan pengetahuan ilmiah (Bioenergi).
Materi Bioenegi lebih mudah
dipahami setelah mengawali 9 29 Tahapan belajar yang selanjutnya dilakukan
belajar dengan menyampaikan mahasiswa yaitu dengan melakukan kerja ilmiah
kejadian-kejadian yang ditemui untuk mengubah pengetahuan asli masyarakat
di masyarakat mendorong
menjadi pengetahuan ilmiah. Bioenergi matakuliah
Aktivitas mengidentifikasi
konsep lebih mudah dilakukan 8 30 teori, tidak ada praktikumnya sehingga mahasiswa
dengan menghubungkan melakukan kerja ilmiah dengan menganalisis
antara materi Bioenergi praktikum pada matakuliah lain atau menganalisis
dengan hasil eksplorasi hasil percobaan yang sesuai dengan pengetahuan
Teknik integrated paling sesuai
digunakan untuk - 38
yang ingin diubah. Pada siklus 1, sebagian besar
mengintegrasikan konsep- mahasiswa masih mengalami kesulitan dalam
konsep Bioenergi memperoleh informasi pengubahan konsep.
Kerja ilmiah dapat membantu Minimnya pengalaman percobaan tentang
mahasiswa dalam mengubah 8 30
pembuktian pengetahuan asli masyarakat,
kebiasaan di masyarakat
menjadi pengetahuan ilmiah menjadikan mahasiswa mengalami hambatan karena
Saya dapat memahami materi minimnya pengetahuan.
Bioenergi setelah pembelajaran 9 30 Hambatan belajar mahasiswa pada siklus 1,
menerapkan integrasi antara
dapat berdampak pada penguasaan materi Bioenergi
konsep dan kejadian di
masyarakat sehingga menjadi bahan refleksi untuk perbaikan
pada siklus 2. Refleksi diawali dengan merencanakan
Hasil pengungkapan kejadian-kejadian di perbaikan untuk keempat tahapan belajar
masyarakat, tidak sekedar disampaikan diawal mahasiswa. Mahasiswa pada pertemuan sebelumnya
pembelajaran, tetapi dimanfaatkan untuk telah diminta menyampaikan bukan hanya dari
mengidentifikasi konsep-konsep yang ada sesuai pengalaman sehari-hari, melainkan diberi
dengan materi Bioenergi. Siklus 1 sebanyak 24 kesempatan untuk mengeksplorasi dari sumber
mahasiswa telah dinyatakan baik dalam informasi yang lain, misalnya; surat kabar, artikel
mengidentifikasi konsep dan 14 orang dinyatakan jurnal cetak dan elektronik dan sumber lain yang
sangat baik. Mahasiswa mampu mengidentifikasi sesuai. Mahasiswa diberi kesempatan mengeksplorasi
konsep dengan baik karena telah memiliki melalui berbagai sumber belajar sehingga lebih siap
pengalaman sebelumnya pada Matakuliah IPA ketika menyampaikan kejadian-kejadian di
Terpadu. Konsep diidentifikasi dari kejadian yang masyarakat pada awal pembelajaran.
telah diungkap, konsep dibatasi sesuai dengan materi Refleksi yang kedua berkaitan dengan
Bioenergi yang sedang dipelajari. Pada siklus 1, identifikasi konsep. Mahasiswa pada aktivitas ini
mahasiswa berhasil mengidentifikasi konsep tentang sudah baik, namun konsep yang diidentifikasi
berbagai energi alternatif yang telah berkembang di sebaiknya di kelompokkan sesuai pokok bahasan jadi
masyarakat. hasilnya tidak sekedar kumpulan konsep. Batasan
Konsep-konsep yang telah teridentifikasi, identifikasi konsep telah lebih tegas disampaikan
selanjutnya di integrasikan dengan konsep Bioenergi dosen pada saat pembelajaran sehingga konsep yang
yang dipelajari sesuai Kompetensi Dasar. Mahasiswa teridentifikasi dapat segera dikelompokkan oleh
mengawali dengan mengidentifikasi konsep dalam mahasiswa ke dalam berbagai bidang sesuai konsep
kompetensi yang harus dikuasai, kemudian konsep yang dikaji dalam Bioenergi. Pada tahap kedua ini,
dipertautkan dengan menggunakan 4 model yang mahasiswa telah berhasil mengidentifikasi konsep
secara lengkap.

1164
Parmin, dkk / Unnes Science Education Journal 5 (1) (2016)

Pada siklus 1, mahasiswa diberi pilihan 4 menerapkan model science integrated. Namun
(empat) model pemaduan konsep, tetapi ternyata demikian, tidak semua mahasiswa memilih jawaban
mengalami hambatan dalam penerapannya. Setelah ya, mengingat materi Bioenergi memang tidak
dikaji, konsep-konsep lebih mudah dan lebih sesuai mudah dipelajari, selain itu masih dibutuhkan teknik
bila dipadukan dengan menerapkan model menyajikan materi yang lebih menarik dan
keterpaduan konsep integrated. Hasil refleksi memudahkan mahasiswa dalam memahami materi
mahasiswa diminta dalam mengintegrasikan konsep pembelajaran. Penelitian yang dilakukan, setidaknya
dibatasi dengan menerapkan teknik pemaduan telah mampu mengatasi permasalahan belajar
konsep integrated. Mahasiswa ternyata lebih mampu mahasiswa yang mengikuti Matakuliah Bioenergi.
menyajikan dengan model keterpaduan yang dibatasi
hanya satu sehingga sebagian besar telah mampu SIMPULAN
memadukan konsep.
Sesuai refleksi pada langkah keempat, bahwa; Kesimpulan yang didapatkan dari hasil
Matakuliah Bioenergi karena teori sehingga kerja penelitian yaitu penerapkan model Science Integrated
ilmiah dapat menganalisis hasil-hasil penelitian atau dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam
percobaan yang pernah dilakukan dengan merujuk mengeksplorasi sumber belajar di masyarakat.
pada berbagai literatur. Percobaan belum dilakukan Mahasiswa mampu menyampaikan kejadian-
mengingat secara silabus dan target pembelajaran kejadian di masyarakat, setelah melakukan eksplorasi
belum ada tuntutan untuk melakukan percobaan. dari berbagai sumber belajar. Selain itu, pemahaman
Mahasiswa diminta menggunakan hasil-hasil konsep Bioenergi mahasiswa sudah baik, terbukti
percobaan dan penelitian yang telah dipublikasikan dari nilai akhir yang sebagian besar mendapatkan
tentang pembuktian pengetahuan asli masyarakat. nilai A dan AB, tidak ada mahasiswa yang
Setelah mahasiswa memperoleh informasi yang mendapatkan nilai di bawah B. Mahasiswa merespon
cukup, setiap konsep yang telah berhasil dieksplorasi baik, pembelajaran Bioenergi menerapkan model
pada tahap pertama pembelajaran, dijadikan rujukan Science Integrated.
untuk memberikan penjelasan ilmiah sehingga
pengetahuan asli masyarakat bergeser menjadi DAFTAR PUSTAKA
pengetahuan ilmiah.
Carin, A. (1997). Teaching Modern Science, 7th Edition.
Aktivitas belajar mahasiswa menerapkan Model
Ohio: Merril an imprint of Prentice Hall.
Science Integrated, bertujuan selain untuk menguatkan
keterampilan kerja ilmiah sebagai calon guru IPA, Carin, A., & Sund. (1982). Teaching Science Throgh Discovery
juga untuk memudahkan mahasiswa mempelajari Fourth Edition. Colombus: Charles E. Merill
materi Bioenergi. Penguasaan konsep menjadi bagian Publishing Company.
penting dalam penelitian ini yang diukur, sebagai
ÇÝMER, A. (2007). Effective teaching in science: A review
dampak dari pemberian tindakan pembelajaran. of literature. Journal of Turkish science education,
Mahasiswa yang mendapatkan nilai A sebanyak 8 4(1), 20-43.
orang, nilai AB diperoleh 19 orang, B sebanyak 10
orang dan BC hanya 1 orang. Sebagian besar Fogarty, R. (1991). The Mindful School: How to Integrate the
Curricula. United State of Amerika: IRI/Skylight
mahasiswa mendapatkan hasil belajar dengan kriteria Publishing.
baik karena 37 orang telah mendapatkan nilai B, AB
dan A. Data menujukkan sebagian besar mahasiswa Gregory, G. H., & Chapman, C. (2012). Differentiated
yang mendapatkan nilai A dan AB. Aktivitas belajar instructional strategies: One size doesn't fit all.
California: Corwin press.
mahasiswa dari mulai eksplorasi sampai dengan
menganalisis hasil percobaan dan penelitian, Hennessy, S., Wishart, J., Whitelock, D., Deaney, R.,
berdampak baik pada penguasaan konsep. Brawn, R., La Velle, L., ... & Winterbottom, M.
Pembelajaran diakhiri dengan mengukur (2007). Pedagogical approaches for technology-
integrated science teaching. Computers &
tanggapan mahasiswa setelah pemberian tindakan Education, 48(1), 137-152.
sampai siklus 2. Sebagaian besar mahasiswa
menanggapi baik, pembelajaran Bioenergi Jimoyiannis, A. (2010). Designing and implementing an
integrated technological pedagogical science

1165
Parmin, dkk / Unnes Science Education Journal 5 (1) (2016)

knowledge framework for science teachers Menggunakan Pendekatan Inquiry Bagi


professional development. Computers & Education, Mahasiswa S1 Pendidikan IPA. Jurnal Pendidikan
55(3), 1259-1269. Matematika dan Sains, 15(1), 19-27.

Labov, J. B., Reid, A. H., & Yamamoto, K. R. (2010).


Integrated biology and undergraduate science
education: a new biology education for the
twenty-first century?. CBE-Life Sciences Education,
9(1), 10-16.

Mickelson, R. A., & Bottia, M. (2009). Integrated


education and mathematics outcomes: A
synthesis of social science research. NCL Rev.,
88, 993.

Osborn, J. (2003). Attitude toward Science: A review to


The Literature and its Implication. International
Journal of Science Education, 25(49), 1025-1049.

Osborne, J., & Dillon, J. (2008). Science education in Europe:


Critical reflections (Vol. 13). London: The Nuffield
Foundation.

Schönborn, K. J., & Bögeholz, S. (2009). Knowledge


Transfer in Biology and Translation Across
External Representations: Experts'views and
Challenges for Learning. International Journal of
Science and Mathematics Education, 7(5), 931-955.

Silberman, L. (2006). Active Learning: 101 Cara Belajar


Peserta Didik Aktif (terjemahan). Bandung: Nusa
Media dan Penerbit Nuansa.

Stohlmann, M., Moore, T. J., & Roehrig, G. H. (2012).


Considerations for teaching integrated STEM
education. Journal of Pre-College Engineering
Education Research (J-PEER), 2(1), 4.

Sukmadinata, N. (2005). Metode Penelitian Pendidikan.


Bandung: Remaja Rosdakarya.

Susilo, H., Husnul, C., dan Yuyun, D. (2009). Penelitian


Tindakan Kelas. Surabaya: Bayumedia Publishing.

Tosun, C., & TAÞKESENLÝGÝL, Y. (2012). The effect of


problem based learning on student motivation
towards chemistry classes and on learning
strategies. Journal of Turkish Science Education,
9(1)., 104-125.

Trefil, J. & Hazen, R. M. (2007). The Science: An Integrated


Approach. United Stated of America: John Wiley
& Sons, Inc.

Wang, H. A., & Marsh, D. D. (2002). Science instruction


with a humanistic twist: teachers' perception and
practice in using the history of science in their
classrooms. Science & Education, 11(2), 169-189.

Wilujeng, I., Setiawan, A., & Liliasari, L. (2010).


Pengembangan Program IPA Terintegrasi

1166

Anda mungkin juga menyukai