Anda di halaman 1dari 1

STUDI KASUS MINGGU KE-4 EKONOMI TEKNIK

“INFLASI DAN DEFLASI”

Tahukah Kamu, Inflasi Indonesia Pernah 653,3%?


Jakarta - Angka inflasi Indonesia pada Agustus 2020 tercatat rendah akibat pandemi COVID-19. Bank Indonesia
(BI) menyebut jika inflasi pada pekan pertama Agustus hanya sebesar 0,01%.
Tapi tahukah kamu, Indonesia pernah mencatat inflasi hingga 653,3% loh! Tahun berapa ya? Baca cerita
selengkapnya!
Setelah kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, menjalankan roda perekonomian bukanlah hal yang mudah untuk
pemerintah. Proses membuat stabil ekonomi masih panjang dan berliku. Mengutip laporan Unit Khusus
Museum Bank Indonesia berjudul Sejarah Bank Indonesia seri Moneter disebutkan pada 1959 contohnya,
Indonesia masih menghadapi masalah yang berat karena kebijakan pemerintah yang masih mengutamakan
politik.
Deputi Gubernur Senior BI periode 2013-2019 Mirza Adityaswara menjelaskan inflasi pada periode 1960-an
mencapai ratusan persen dan setelah tahun 1966 (pada periode orde baru) sudah mulai terkendali. "Di zaman
orde lama atau sebelum 1966, pengelolaan ekonomi makro tidak dikendalikan, produksi barang kurang dan
pencetakan uang tidak dikontrol sehingga menimbulkan inflasi dan ketidakpercayaan kepada rupiah," kata dia
saat dihubungi detikcom, Minggu (16/8/2020).
Berdasarkan Laporan Tahunan Pembukuan Bank Negara Indonesia Unit I 1960 -1965, laju inflasi pada 1959
masih berada di kisaran 22,2%. Pemerintah pada 1959 melakukan kebijakan pengetatan moneter untuk
mengatasi tekanan inflasi Contohnya dengan mengeluarkan ketentuan pagu kredit bagi tiap bank secara
individual pada 8 April 1959. Kemudian pada 25 Agustus 1959 pemerintah juga melakukan sanering atau
pengguntingan uang pecahan Rp 500 dan Rp 1000 masing masing menjadi Rp 50 dan Rp 100.
Kebijakan pembekuan simpanan giro dan deposito sebesar 90% di atas Rp 25.000 juga dikeluarkan dan diganti
menjadi simpanan jangka panjang. Devaluasi nilai tukar rupiah juga dilakukan dari sebelumnya Rp 11,4 per
dolar AS menjadi Rp 45 per dolar AS.
"Kebijakan moneter yang diambil pemerintah ini ternyata tidak melibatkan Gubernur Bank Indonesia (BI).
Merasa dilangkahi, Mr. Loekman Hakim -Gubernur BI saat itu- mengajukan permohonan pengunduran diri
pada Presiden Soekarno. Kejadian ini membuktikan bahwa pada waktu itu ada upaya dan tekanan-tekanan kuat
untuk membatasi kewenangan BI sebagai bank sirkulasi dan penjaga stabilitas moneter," tulis laporan tersebut,
dikutip Minggu (16/8/2020).
Kemudian puncaknya angka inflasi terjadi pada 1966 saat itu laju inflasi 653,3%. Pertambahan jumlah uang
beredar tersebut terjadi karena tindakan pemerintah di sektor keuangan pada Agustus 1959 dan diikuti oleh
kenaikan harga barang baik di pedalaman maupun di kota besar.
Selain itu penerbitan uang rupiah baru pada 13 Desember 1965 juga turut mengerek angka inflasi mencapai
level tertinggi. Sedangkan dari sektor swasta, meningkatnya pemberian kredit ini disebabkan oleh makin
meningkatnya inflasi dalam negeri yang tercermin pada meningkatnya harga barang dan jasa. Periode 1960-
1966, terjadi kenaikan angka indeks harga bahan makanan, baik dari 12 bahan makanan di pedalaman Pulau
Jawa maupun indeks dari 19 bahan makanan di beberapa kota besar.
Kondisi ekonomi tersebut membuat inflasi sangat tinggi. Pemerintah melancarkan berbagai operasi di bidang
keuangan. Hal ini karena inflasi yang tinggi akan membuat pengaruh negatif untuk kondisi ekonomi negara.

Sumber: Laucereno, Sylke Febrina. (2020). Tahukah Kamu, Inflasi Indonesia Pernah 653,3%!. Available online: https://finance.detik.com/berita-
ekonomi-bisnis/d-5135410/tahukah-kamu-inflasi-indonesia-pernah-6533 (diakses 30 Oktober 2020)

Anda mungkin juga menyukai