Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Leher adalah regio tubuh yang terletak diantara tepi bawah mandibula

bagian atas dan incisura suprasternalis dan tepi atas clavikula bagian bawah.

Leher diperkuat oleh pars cervikalis columnae vertebralis, yang konveks ke depan

dan menopang cranium. Vertebra yang bagian belakang terdapat massa otot – otot

ekstensor dan terdapat otot – otot fleksor bagian depan. Sistem pernapasan diregio

leher yaitu laring dan trakea dan sistem pencernaan diregio leher yaitu faring dan

esofagus.1

Massa pada leher dapat berasal dari kelenjar tiroid, kelenjar getah bening,

kelenjar liur dan jaringan lunak yang terdiri dari otot, pembuluh darah dan

jaringan. Berdasarkan penelitian Irani S dkk tentang massa pada leher di Iran

tahun 2016 menunjukkan bahwa dari total 1.278 pasien, didapatkan asal tumor

dari kelenjar tiroid sebanyak 178 pada laki – laki dan 253 pada perempuan,

kelenjar getah bening sebanyak 246 pada laki – laki dan 171 pada perempuan,

kelenjar liur sebanyak 71 pada laki – laki dan 131 pada perempuan, jaringan lunak

terdapat 3 pada laki – laki dan 34 pada perempuan dan tumor yang tidak

diketahui yaitu 191 orang.2

Massa pada tumor memiliki banyak etiologi sehingga memiliki diagnosis

banding yang lebih luas. Untuk itu, dilakukan suatu pendekatan dalam

menegakkan diagnosis tersebut. Salah satu cara untuk menegakkan diagnosis dan

1
2

mengevaluasi massa tumor adalah dengan pemeriksaan biopsi aspirasi jarum

halus.3

Biopsi aspirasi jarum halus telah berkembang sejak tahun 1930.

Pemeriksaan ini sangat bermanfaat untuk diagnostik karena pemeriksaan ini

sederhana, cepat, aman, murah, tidak memerlukan anestesi dan resiko perdarahan

tidak signifikan karena menggunakan jarum dengan ukuran yang kecil yaitu 25

gauge.4 Prinsip utama dari pemeriksaan biopsi aspirasi jarum halus ini adalah

untuk menentukan diagnosis dan penatalaksaan pada pasien – pasien yang

mengalami kelainan neoplasma atau non-neoplasma. Pemeriksaan biopsi aspirasi

jarum halus ini telah terbukti dapat mengurangi tindakan pembedahan hingga 20 –

50%.5

Hasil penelitian Rani A tentang karakteristik klinik dan sitopatologi biopsi

aspirasi jarum halus pada massa regio coli di laboratorium Patologi Anatomi

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas pada tahun 2016 menunjukkan bahwa

yang paling banyak terjadi pada usia 20 – 40 tahun dan lebih banyak terjadi pada

perempuan yaitu 170 kasus (62,5%). Massa regio colli paling banyak berasal dari

kelenjar getah bening yaitu sebanyak 215 kasus (79,0%), kelenjar tiroid sebanyak

41 kasus (15,1%), kelenjar liur 4 kasus (1,5%) dan lain - lain 12 kasus (15,1%).

Gambaran sitopatologi massa regio colli yang paling banyak ditemukan

merupakan infeksi/inflamasi 215 kasus (76,5%), tumor jinak 40 kasus (14,7%),

neoplasma ganas yaitu 11 kasus (4,0%) dan folikuler neoplasma 13 kasus (4,8%).6

Penelitian mengenai gambaran hasil pemeriksaan sitologi biopsi aspirasi

jarum halus pada massa regio leher di Instalasi Patologi Anatomi RSUD Arifin

Achmad Provinsi Riau periode 1 Januari – 31 Desember 2017 belum pernah


3

dilakukan, sehingga penulis tertarik untuk meneliti gambaran hasil sitologi biopsi

aspirasi jarum halus pada massa regio leher di Instalasi Patologi Anatomi RSUD

Arifin Achmad Provinsi Riau periode 1 Januari – 31 Desember 2017.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan

masalah penelitian ini adalah bagaimana gambaran hasil pemeriksaan sitologi

biopsi aspirasi jarum halus pada massa regio leher di Instalasi Patologi Anatomi

RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau periode 1 Januari – 31 Desember 2017.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran sitologi

biopsi aspirasi jarum halus pada massa regio leher di Instalasi Patologi Anatomi

RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau periode 1 Januari – 31 Desember 2017.

1.3.2 Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui distribusi frekuensi karakteristik pasien yang telah

dilakukan pemeriksaan sitologi biopsi aspirasi jarum halus pada massa

regio leher di Instalasi Patologi Anatomi RSUD Arifin Achmad Provinsi

Riau periode 1 Januari – 31 Desember 2017 yang meliputi jenis kelamin

dan umur.

2. Untuk mengetahui distribusi frekuensi diagnosis klinis yang telah

dilakukan pemeriksaan sitologi biopsi aspirasi jarum halus pada massa


4

regio leher di Instalasi Patologi Anatomi RSUD Arifin Achmad Provinsi

Riau periode 1 Januari – 31 Desember 2017.

3. Untuk mengetahui distribusi frekuensi asal organ yang telah dilakukan

pemeriksaan sitologi biopsi aspirasi jarum halus pada massa regio leher di

Instalasi Patologi Anatomi RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau periode 1

Januari – 31 Desember 2017.

4. Untuk mengetahui gambaran sitologi yang telah dilakukan pemeriksaan

biopsi aspirasi jarum halus pada massa regio leher di Instalasi Patologi

Anatomi RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau periode 1 Januari – 31

Desember 2017 berdasarkan asal organ dan diagnosis klinis.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Bagi Peneliti

Menerapkan ilmu yang didapatkan dan menambah wawasan khususnya

tentang metode penelitian dan biopsi aspirasi jarum halus pada massa

regio leher.

2. Manfaat Peneliti Lain

Sebagai bahan informasi dan referensi untuk peneliti lain dalam

melakukan penelitian lanjutan.

3. Bagi Fakultas Kedokteran

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi dan referensi

fakultas kedokteran Universitas Riau agar dapat di kembangkan untuk

penelitian selanjutnya.
5

4 Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini dapat memberikan wawasan dan sumber informasi

tentang pemeriksaan sitologi biopsi aspirasi jarum halus pada massa regio

leher.

Anda mungkin juga menyukai