TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Leher
Leher adalah kollum yang terletak antara kranium dan thoraks. Batas atas
linea nuchae superior dan protuberantia oksipitalis eksterna. Batas bawah adalah
margo superior skapula dan prosessus spinosus vertebrea servikallis VII. Jaringan
leher dibungkus oleh tiga fascia. Fascia koli superficialis membungkus musculus
dengan fascia sisi lain. Fascia koli media membungkus otot -otot pratrakeal dan
bertemu pula dengan fascia sisi lain di garis tengah yang juga merupakan
membungkus arteri karotis komunis, vena jugulari interna dan nervus vagus jadi
terdiri dari :
II. Kelenjar yang terletak di 1/3 atas dan termasuk kelenjar limfe jugular
6
7
III. Kelenjar limfe jugularis antara bifurkasio karotis dan persilangan muskulus
muskulus sternokleidomastoid.
Biopsi aspirasi jarum halus adalah suatu tindakan yang mudah, murah,
sederhana, aman dan hasil cukup akurat. Berikut adalah faktor – faktor yang perlu
1. Ketepatan pengambilan
elemen sel atau jaringan agar tetap pada tempatnya dan tidak mengalami
fiksasinya adalah kaca objek yang bersih dan diberi label keterangan, ¾ dari
bagian luas kaca objek memanjang, diisi dengan apusan yang rata, fiksasi
diperhatikan juga larutan pewarna yang rusak seperti warna yang menjadi keruh,
Pastikan larutan pewarna selalu dalam keadaan tertutup untuk mencegah dari
penguapan, untuk hasil yang lebih maksimal supaya kaca dapat melekat erat
benjolan atau massa yang superfisial. Cara pengambilan pemeriksaan ini adalah
dengan teknik aspirasi dengan menggunakan spuit dan jarum injeksi untuk lesi
yang teraba sedangkan pada lesi yang tidak teraba, diperlukan USG, CT-SCAN,
Pada pemeriksaan biopsi aspirasi jarum halus ini tidak ada kontraindikasi
absolut. Jika massa dekat dengan organ atau struktur yang vital, biopsi aspirasi
jarum halus dapat dilakukan dengan bantuan CT – scan atau USG jika tersedia.
Pasien dengan gangguan pembekuan darah perlu mendapat perhatian khusus yaitu
prosedur pemeriksaan biopsi aspirasi jarum halus. Pada pasien yang menggunakan
jarum halus adalah syringe holder atau syring pistol, jarum halus yang berukuran
25 gauge, kaca objek untuk membuat preparat apusan dari aspirat jaringan dan
telah diberi kode sitologi, kapas alkohol, alkohol 95%, sarung tangan steril, botol
Gambar 2.3 Syringe holder, syringe pistol dengan spuit disposible 10 cc dan
adalah:
1. Setiap kaca objek yang sudah diberi nomor sitologi ditetesi dengan 1 – 2 tetes
aspirat
2. Aspirat diapuskan dengan merata pada kaca objek dengan menggunakan kaca
3. Sediaan apusan tersebut segera difiksasi dalam alkohol 95% untuk pewarnaan
terlebih dahulu.
2.3 Pemeriksaan Sitologi Biopsi Aspirasi Jarum Halus pada regio leher
leher. Kelenjar tiroid terdiri dari dua lobus yang berbentuk seperti dasi kupu –
kupu.11 Kelenjar tiroid terletak dileher diantara fasia koli media dan fasia
preventebralis. Kelenjar tiroid melekat pada trakea dan fascia pretrakealis dan
melingkari trakea dua pertiga sampai perempat lingkaran. Kelenjar tiroid terletak
di anterior leher setinggi vertebra C5 – T1 yang terdiri dari lobus kanan dan lobus
kiri. Kelenjar tiroid dikelilingi oleh kapsula fibrosa yang menjadi septum –
adalah arteri karotis komunis, vena jugularis interna dan nervus vagus terletak
terletak di dorsal tiroid sebelum masuk laring. Nervus frenikus dan trunkus
11
prevertebralis.12
Pemeriksaan fisik pada kelenjar tiroid dilakukan dengan cara inspeksi dan
palpasi. Inspeksi dilakukan kepada penderita dengan posisi duduk dan kepala
perubahan warna kulit, ulkus, fistel, sekret dan tentukan lokasi. Pemeriksa akan
menentukan lokasi, jumlah dan bentuk pada benjolan. Bila benjolan berada
ditengah leher, penderita disuruh menelan air dan perhatikan benjolan bergerak ke
atas.13
sedikit ekstensi. Pemeriksa berdiri di belakang pasien dan meraba tiroid dengan
standar untuk aspirasi jarum halus tiroid berdasarkan bukti untuk setiap kategori
I. Nondiagnostic or unsatisfactory
Kategori ini berlaku untuk spesimen yang jumlah sel folikel yang tidak
mencukupi, apusan yang terlalu tebal, dan apusan yang kurang baik. Tindak lanjut
II. Benign
lembaran monolayered epitel folikel dengan penampilan sarang lebah. Nukleus sel
folikel jinak kecil, bulat, dan seragam dengan kromatin halus, membran nuklir
halus dan sel-sel inflamasi yang melimpah terutama limfosit. Yang termasuk
kategori untuk lesi tiroid jinak adalah gondok nodular, tiroiditis limfositik kronis,
Pasien dengan nodul jinak diikuti oleh pemeriksaan klinis dan radiologis
secara berkala dan beberapa pasien dapat menjalani aspirasi jarum halus berulang
terfragmentasi, sel kohesif, sel – sel folikuler yang seragam dan berjarak merata,
Gambar 2.6 Aspirasi apusan dari benign yang terdiri dari sel-sel folikel normal
memiliki kromatin granular kasar, dan sitoplasma yang banyak (panah warna
significance
jinak, namun tingkat atypia seluler atau arsitektur tidak cukup untuk interpretasi
folikuler neoplasma atau suspicious for malignancy. Beberapa dari kasus-kasus ini
ditempatkan dalam kategori ini karena seluleritas rendah atau kualitas spesimen
14
yang buruk karena fiksasi yang buruk dan apusan yang tebal. Kategori diagnostik
setiap kasus yang didiagnosis sebagai atypia of undertermined, ahli patologi yang
yang lain menganggap bahwa derajat atypia menjadi diagnostik karsinoma tiroid
Biopsi aspirasi jarum halus tidak dapat membedakan antara lesi folikular
jinak dan ganas, sel jinak dan ganas. Gambaran sitomorfologi follicular
trabekula, seluler, sel folikel yang membesar dan penuh, dan sedikit koloid.
neoplasm yang terdiri dari sel-sel dari beberapa neoplasma folikular yang
Papanicolaou stain).15
15
metastasis), atau neoplasma karena total nekrosis sel lesi (misalnya, karsinoma
bedah.
VI. Malignant
variabel, tubuh psammoma dan histiosit yang termasuk sel raksasa berinti banyak.
Gambar 2.8 Aspirasi apusan malignant yang terdiri dari sel-sel neoplastik (panah
warna merah) dan ada tubuh psammoma (panah warna hitam), (Papanicolaou
stain).15
16
manusia. Pada tubuh manusia terdapat 600 kelenjar getah bening yang dapat
teraba di submandibula, aksila, inguinal. Kelenjar getah bening ini terjadi lebih
sering kepala dan leher. Kelenjar getah bening ini berfungsi untuk sistem
kekebalan tubuh.16
inspeksi terlebih dahulu dengan mengamati apakah asimetrik, ada massa atau
jaringan parut, ada tidak nya nyeri tekan, kemerahan, hangat pada perabaan,dapat
bebas digerakkan atau tidak dapat digerakkan, apakah ada fluktasi, konsistensi
a. Limfadenitis tuberkulosa
limfe atau getah bening yang disebabkan oleh basil tuberkulosis. Bakteri
17
tuberkulosa dapat masuk melalui makanan ke rongga mulut dan melalui tonsil
Gambar 2.10 Aspirasi asupan dari limfadenitis tuberkulosa yang sel – sel
epiteloid15
tubuh tingibel, agregat dendritik limfositik, kapiler, eosinofil dan sel mast.15
18
Gambar 2.11 Aspirasi apusan dari reaktif limfoid hiperplasia yang terdiri dari
stain).15
c. Limfoma
1. Limfoma hodgkin
sel Reed – Stenberg, klasik dan mononuklear varian, sel L & H, tidak ada agregat
Gambar 2.12 Aspirasi asupan dari limfoma hodgkin yang terdiri dari sel Reed -
monomofik, kromatin rumpun, kontur nuklir halus atau minimal tidak beraturan,
nukleoulus tidak mencolok atau tidak ada, sedikit sitoplasma, prolymphocytes dan
paraimmunoblasts, makrofag tubuh yang jarang atau tidak ada dan agregat
dendritik – limfositik.15
Gambar 2.13 Aspirasi asupan dari limfoma non – hodgkin yang terdiri dari
sitoplasma, kromatin padat, inti sebagian besar bulat (panah warna merah) dan
Kelenjar liur terdiri atas tiga pasang kelenjar besar yaitu kelenjar parotis ,
submandibula, dan sublingual selain itu terdapat ratusan kelenjar liur kecil di
kelenjar terbesar dengan berat 15 sampai 30 gram yang terletak diantero inferior
a. Adenoma pleomorfik
Gambar 2.15 Aspirasi asupan dari adenoma pleomorfik yang terdiri dari sel – sel
b. Wathin Tumor
21
serpihan granular.
Gambar 2.16 Aspirasi asupan dari warthin tumor yang terdiri dari Cluster kohesif
kecil yang tersebar onkosit hadir dalam latar belakang limfosit (panah warna
c. Karsinoma mukoepidemoid
terbuka.15
Gambar 2.17 Aspirasi asupan dari karsinoma mukoepidermoid yang terdiri dari
sel mukus (panah warna hitam) dan sel perantara yang mendominasi (panah warna
d. Sialadenitis
sialadenitis akut yang terdiri neutrofil, pecahan batu, dan sedikit sel duktus.
seluleritas, lembaran kecil dan tubulus sel duktus basaloid dengan batas tajam,
kekurangan elemen asinar, limfosit matang dan fragmen jaringan fibrosa. Etiologi
dari sialadenitis kronis adalah sekresi saliva yang sedikit dan adanya stasis saliva.
Kelainan ini lebih sering terjadi pada kelenjar parotis. Beberapa pasien dengan
sialadenitis kronis merupakan rekurensi dari parotitis yang diderita saat masih
pada kelenjar yang disebabkan infeksi supuratif akut. Penyakit ini dapat
progresif.15
Gambar 2.18 Aspirasi asupan sialadenitis akut yang terdiri dari pecahan batu
berwarna biru( panah warna hitam), tidak beraturan berbentuk, struktur bergerigi
atau mengelilingi struktur dan organ tubuh. Jaringan lunak termasuk otot,
tendon, ligamentum, fascia, saraf perifer, jaringan serabut, lemak, dan pembuluh
darah.15
a. Lipoma
besar yang tidak dievakuasi berukuran seragam, nukleus kecil dan lunak tanpa
atipia.15
Gambar 2.19 Aspirasi asupan lipoma yang terdiri dari kapiler dengan jumlah yang
b. Schwannoma
berfilamen.15
24
Gambar 2.20 Aspirasi asupan dari schawannoma yang terdiri dari Sel-sel
- Anamnesis
- Pemeriksaan fisik
- pemeriksaan penunjang
Diagnosis Klinis
- Kelenjar Tiroid
- Kelenjar Getah Bening
- Kelenjar Liur
- Jaringan Lunak
Jinak: - Sialadenitis
- Adenoma Tiroid - Tiroiditis
- Adenoma Parotis - Reaktif Limfoid
Ganas: Hiperplasia
- Karsinoma Tiroid - Limfadenitis Akut
- Karsinoma Parotis - Limfadenitis
- Limfoma Tuberkulosa
- Metastasis Karsinoma
- Radang akut