Anda di halaman 1dari 10

Nallury Rizqi Sinulingga

30101800123

Learning Issue
1. Mengapa pasien mengeluh kencang kencang sering 1 jam yang lalu?

Apa saja yang mempengaruhi kenceng kenceng, yang mempengaruhi okstosin keluar?
Sistem regulasi yang membuat kontraksi uterus

Adanya perubahan morfologi dan fungsi miometrium dan serviks dapat mempersiapkan uterus

dalam menghadapi persalinan pada fase 1 persalinan. Proses ini ditandai dengan perkembangan

sensitivitas uterotonika, peningkatan komunikasi selular melalui gap junction dan adanya perubahan

kapasitas sel miometrium untuk meregulasi konsentrasi kalsium dalam sitoplasma. Yang dapat

membuat kontraksi uterus:

a. Reseptor antagonis progesteron

Ketika antiprogestin RU 486 atau mifepristone diberikan pada wanita pada akhir fase siklus
ovarium, maka akan terjadi menstruasi dini. Hal ini penting diperhatikan bahwa antiprogestin
dapat digunakan untuk menginduksi terjadinya aborsi pada kehamilan minggu-minggu awal.
Meskipun antogonis reseptor progesteron memiliki efek yang kurang efektif pada induksi aborsi
pada wanita hamil tua namun RU 486 tetap efektif dalam perlunakkan serviks dan peningkatan
sensitvitas miometrium terhadap uterotonika. Penurunan progesteron yang beredar dalam
darah -hidroksisteroid dehidrogenase yang menginduksidapat menghambat enzim 3
persalinan.
Nallury Rizqi Sinulingga
30101800123

b. Reseptor oksitosin

Efektifitas oksitosin pada kontraksi uterus pada kehamilan dini dan akhir persalinan masih
kontroversi. Progesteron dan estradiol diduga dapat mengatur ekspresi reseptor dari oksitosin.
Terapi estradiol pada miometrium dapat meningkatkan reseptor oksitosin miometrium. Dan
untuk menghambat kontraksi akibat pemberian estradiol dapat diberikan progesteron karena
progesteron dapat meningkatkan degradasi reseptor oksitosin. Peningkatan reseptor oksitosin
diatur secara langsung maupun tidak langsung oleh reseptor estradiol. Pemberian estradiol pada
beberapa sepesies dapat meningkatkan reseptor oksitosin.

2. Bagaimana tanda tanda dari inpartu?


a. Kriteria persalinan preterm pada usia gestasi 20-37 minggu
- Kontraksi terjadi dengan frekuensi 4x dalam 20 menit atau 8x dalam 60 menit
- Dilatasu serviks >1 cm
- Pendataran serviks sebesar 80% atau lebih
b. Kriteria kehamilan aterm ini mensyaratkan kontraksi uterus yang nyeri dan
disertai oleh salah stau kejadian berikut :
- Pecahnya selaput ketuban
- Bloody show
- Pendataran serviks yg sempurna
Nallury Rizqi Sinulingga
30101800123

- Nyeri karena HIS datang lbh kuat sering dan teratur


- Lendir bercampur darah karena ada robekan kecil pd cerviks
- Kadang ketuban udh pecah dengan sendirinya
- Pada pemeriksaan dalam cerviknya mendatar dan sudah ada pembukaan

3. Mengapa pasien mengeluhkan keluar cairan sejak 1 hari yang lalu?


Normal : ketuban pecah pd akhir kala 1 dan awal kala 2. Kala 1 (fase laten (pembk 1 – 3) &
fase aktif (pemb 4 – 10)
Fase aktif ada 3 :
- Akselerasi  dalam 3 jam pembukaan dr 3 ke 4 cm
- Lereng maksimum  dalam 2 jam. 4 cm ke 9 cm  pecah ketuban dini
- Deselerasi  dalam 2 jam. Pembukaan 9 ke penuh  pecah ketuban normal
Kala I
Kala I adalah persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks
hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm). Persalinan kala I dibagi menjadi dua fase
yaitu fase laten dan fase aktif.
Fase laten persalinan
Nallury Rizqi Sinulingga
30101800123

Fase laten adalah fase yang lambat yang ditandai dengan : dimulai sejak awal kontraksi yang
menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap, pembukaan kurang dari 4
cm dan biasanya memerlukan waktu selama 8 jam pada saat primipara.
Fase aktif persalinan
Fase aktif adalah fase dimana ditandai dengan : frekuensi dan lama kontraksi uterus
umumnya meningkat (kontraksi dianggap adekuat atau memadai jika terjadi tiga kali atau
lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih, serviks membuka
dari 4 ke 10 cm biasanya dengan kecepatan 1 cm atau lebih per jam hingga pembukaan
lengkap 10 cm, dan terjadi penurunan bagian terbawah janin.

Isi cairan amnion, metabolismenya bagaimana?


Nallury Rizqi Sinulingga
30101800123

Yang menghasilkan siapa, keluarnya lewat mana

Dampak dari terlalu sedikit atau terlalu banyak cairan

4. Megapa pada pemeriksaan tes lakmus warnanya berubah menjadi biru?


Kertas lakmus biru  pH normal vagina adalah asam ( 4,5) namun ph air ketuban
basa 7,1- Pada fornix postior adanya tanda air ketuban atau ketuban sudah pecah

5. Setelah dilakukan evaluasi mengapa didapatkan status quo?

6. Bagaimana etiologi dan faktor resiko dari skenario?


Nallury Rizqi Sinulingga
30101800123

7. Apa saja interpretasi dari pemeriksaan yang ada di skenario (TTV, VT, DJJ, leopold,
inspekulo)?
Nallury Rizqi Sinulingga
30101800123

8. Bagaimana patofisiologi dari skenario?

- Karena infeksi Karena ada infeksi sehingga waktu pemecahan semakin dini dan
penipisan semakin cepat
- Karena ketidak keseimbangan MMPS (matriks metalo proteinase) merpk mesiator
utama dari degradasi kolagen dr selaput ketuban
- TIMP mrpk inhibitor MMP, supaya tidak didegradasi MMP kemudian di sintesis TIMP
- Menejalng persalinan  degradasi meningkat  kolagen meningkat  kolagen tipe
4 di sukai oleh MMP  memicu mediator inflamsi  prostaglandin keluar  HIS &
pematangan  semakin menignkat kolagen  makin tipis  pecah amnion
Vit C membantu pembentukan kolagen  kolagen berkurang  pembuat selaput
ketuban  makin tipis

9. Bagaimana alur dx dan DD dari skenario?


Alur dx dari scenario
a. Anamnesis
- Lihat penderita keluar cairan vagina
- Umur kehamilan
- Tanda inpartu
- Bau atau tidak lendir
- HIS dinilai
- Basah pada kemaluannya, ngeluarin banyak cairan , warna keruh bercampur
rambut halus dari janin dan lemak dari janin, tidak berbau , apakah ada
Nallury Rizqi Sinulingga
30101800123

konstarksi uterus, perdarahan intravaginam, hubungan seksual (karena trauma


dan prostaglandin di sperma)

PF
inspeksi  ada kelainan, cairan keluar dr vagina dinilai bau jumlah warna
VT  utk emngetahui ketuban sdh pecah / blm, posisi bayi dmn,
dengan speculum adakah cairan

Lab
- dg kertas lakmus (TES NITRAZIN LAKMUS) dinilai PH cairan.
Ph basa : air ketuban +. Ph asam : cairan /lendir di vagina, normalnya 4 – 4,5. Amnion : 7 –
7,5, dibantu dg mikroskop utk melihat air ketuban terdapat gambaran daun pakis (FERN
TEST)

- leukosit  ada infeksi / tdk


- USG  amnion masih ada / tdk, menilai kesejahteraan janin. Pada KPD biasanya cairan
amnion sudah sedikit

10. Bagaimana pemeriksaan penunjang dari skenario?


• Pemeriksaan Penunjang
- - Dengan pemeriksaan spekulum steril : cairan amnion yang menggenang di fornik
vagina atau mengalir di canali cervix uteri
- Penentuan pH vagina: melalui cairan vagina , kalau terdapat cairan amnion pH
menjadi lebih basa 7-7,5 dengan menggunakan indikator nitrazin (kertas lakmus)
berwarna biru banyak bias nya bisa positif palsu misal ada darah, semen , bakterial
vaginalis negatif palsu: cairannnya terlalu sedikit
- Uji ferning pd vagina: cairan amnion hasilnya cenderung mengkristal atau pola daun
pakis
- Pemeriksaan Sonografi: volume cairan ketuban, bagaian bawah janin, usia kehamilan
- Pemeriksaan lab: leukositosis maternal untuk mengetahui ada infeksi cairan ketuban,
- Amniosintesis: bukti yang kuat adanya cairan ketubanm ada leukosit atau bakterinya
- Pengecatan bakteri bisa pake gram

11. Apa saja penatalaksanaan yang tepat pada skenario?


Nallury Rizqi Sinulingga
30101800123

12. Bagaimana komplikasi dari skenario?


- Persalinan prematur
•Aterm: 90 % persalinan 24 jam setelah ketuban pecah
•28-34 minggu : 50% s
•< 26 minggu persalinannya 1 mimggu setelah ketuban pecah
- Hipoksia dan asfiksia
- Infeksi bisa ke maternal dan neonatus . pada ibu chorioamnionitis , pada bayi
septikemia , pneumonia , omfalitis ( inflamasi pada tali pusar) , lebih sering pada
kelahiran yang preterm
- Sindrom deformitas janin : pertumbuhan janin terhambat, kelainan yang disebabkan
komoresi pd wajah , dan anggota badan janin,serta hipoplasi pulmonal
- Chorioamniositis: lama2 bisa jadi sepsis ke ibu nya juga, karenan ada infeksi bateri di
traktus urogenital (anus dan rektum)
- Infeksi : koriomanionitis ibu (cairan korion & amnion terjadi peradangan  sepsis
oleh bakteri E.coli), sepsitikemia dan pneumonia pada bayi
Nallury Rizqi Sinulingga
30101800123

- sindrom deformitas janin  KPD mnybkn pertumbuhna janin terhambat, krn


kompresi muka dan anggota badan janin, shg bentuk tubuh janin tdk sempurna. Pd
kehamilan 38 mgg kemungkinan tdk terjadi sindrom deformitas
- hipoksia krn oligohidroomnion (bisa menekan tali pusat, janin mengalami asfiksi /
hipoksia)
- persalinan premature  kehamilan 28 – 34 mgg terjadi persalinan 24 jam, kalau <26
mgg terjadi persalinan 1 minggu kemudian

Anda mungkin juga menyukai