Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS

KATA PENGANTAR

Puji syukur haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmatnya serta memberikan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas ini dengan baik dan dengan materi yang berjudul ANALISIS RASIO
LIKUIDITAS. Materi ini terdiri dari berbagai macam sumber yang tersusun dengan
ringkas dan mudah untuk dimengerti.
Dengan segala kerendahan hati juga penulis menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurnah,maka dari itu kritik dan saran yang bersifat
membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan.
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
banyak membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Akhir kata,semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi semua
khususnya pembaca pada umumnya.
Demikian,dan apabila terdapat banyak kesalahan dalam makalah ini penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Denpasar,

Penulis
DAFTAR ISI

BAB 1. PENDAHULUAN………………………………………………
A. Latar Belakang……………………………………………..
B. Rumusan Masalah…………………………………………
C. Tujuan Penulisan………………………………………
D. Manfaat Penulisan………………………………………

BAB 2. ISI……………………………………………………………………..
A. Pengertian Rasio Likuiditas……………………………..
B. Tujuan Rasio Likuiditas…………………………………..
C. Jenis Rasio Likuiditas………………………………………
D. Contoh Soal Rasio Likuiditas…………………………….

BAB 3. PENUTUP…………………………………………………………….
A. Kesimpulan…………………………………………………………
B. Daftar Pustaka ……………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kita sering kali mendengar atau bahkan melihat ada perusahaan yang
tidak mampu atau tidak sanggup untuk membayar seluruh atau sebagian
utang (kewajibannya) yang sudah jatuh tempo pada saat ditagih. Atau
terkadang perusahaan juga sering tidak memiliki dana untuk membayar
kewajibanya tepat waktu. Mengapa hal tersebut terjadi? Karena
perusahaan tidak memiliki dana yang cukup untuk menutupi utang yang
jatuh tempo tersebut.
Kasus seperti ini akan sangat mengganggu hubungan baik antara
perusahaan dengan para kreditor, atau juga dengan para distributor. Dalam
jangka panjang, kasus ini akan berdampak pula kepada para pelanggan
(konsumen). Artinya pada akhirnya perusahaan akan memperoleh krisis
kepercayaan dari berbagai pihak yang selama ini membantu kelancaran
usahanya. Padahal kita tahu bahwa kepercayaan dari berbagai pihak
terhadap perusahaan merupakan modal utama perusahaan dalam
mencapai target yang telah ditetapkan.
Ketidakmampuan perusahaan membayar kewajibanya terutama utang
jangka pendek (yang sudah jatuh tempo) disebabkan oleh oleh berbagai
fraktor. Pertama, bisa dikarenakan memang perusahaan sedang tidak
memiliki dana sama sekali. Atau kedua, bisa mungkin saja perusahaan
memiliki dana, namun saat jatuh tempo perusahaan tidak memiliki dana
(tidak cukup) secara tunai sehingga harus menunggu dalam waktu tertentu,
untuk mencairkan aktiva lainya seperti menagih piutang, menjual surat-
surat berharga, atau menjual sediaan atau aktiva lainya. 
Dalam praktiknya, tidak jarang perusahaan mengalami hal sebaliknya, yaitu
kelebihan dana. Artinya jumlah dana tunai dan dana yang segera dan dapat
dicairkan melimpah. Kejadian ini bagi perusahaan juga kurang baik karena
ada aktivitas yang tidak dilakukan secara optimal. Manajemen kurang
mampu menjalankan kegiatan operasinal perusahaan, terutama dalam hal
menggunakan dana yang dimiliki. Sudah pasti hal ini akan berpengaruh
terhadap usaha pencapaian laba sepert iyang diinginkan.Penyebab utama
kejadian kekurangan dan ketidakmampuan perusahaan untuk membayar
kewajibanya tersebut sebenarnya akibat kelalaian manajemen perusahaan
dalam menjalankan usahanya. Kemudian, sebab lainya adalah sebelumnya
pihak manajemen perusahaan tidak menghitung rasio keuangan yang
diberikan sehingga tidak mengetahui bahwa sebenarnya kondisi
perusahaan sudah dalam keadaan tidak mampu lagi karena nilai utangnya
lebih tinggi dari harta lancarnya. Seandainya perusahaan sudah
menganalisis rasio yang berhubungan dengan hal tersebut, perusahaan
dapat mengetahui  dengan mudah dan posisi perusahaan sebenarnya.
Kemudian, perusahaan dapat berusaha mencarikan jalan keluarnya. Analisis
keuangan yang berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk
membayar atau kewajiban dikenal dengan nama analisis rasio likuiditas.

B. Rumusan masalah
•Apakah pengertian rasio likuiditas
•Apakah tujuan dan manfaat rasio likuiditas
•Bagaimanakah jenis-jenis rasio likuiditas
C. Tujuan penulisan
•Mendefefenisikan pengertian rasio likuiditas
•Menjelaskan tujuan dan manfaat rasio likuiditas
•Menguraikan jenis-jenis rasio likuiditas
D. Manfaat penulisan
Agar kita mengetahui pengertian rasio likuiditas itu sendiri
serta memahami tujuan dan manfaat adanya rasio likuiditas pada
perusahaan.
BAB 2

A. PENGERTIAN RASIO LIKUIDITAS


(LIKUIDITY RATIO)

Rasio likuiditas adalah rasio yang menggambarkan atau mengukur


kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang jangka pendek).
Artinya apabila perusahaan ditagih,perusahaan akan mampu memenuhi utang
tersebut terutama utang yang sudah jatuh tempo.
Pada saat jatuh tempo,perusahaan harus membayar kewajiban kepada pihak luar
perusahaan (likuiditas badan usaha) maupun didalam perusahaan (likuiditas
perusahaan).
Untuk dapat memenuhi kewajibannya perusahaan harus memiliki sejumlah kas
atau investasi atau aktiva lancer lainnya yang dapat segera diubah menjadi kas
untuk memenuhi kewajiban seperti membayar tagihan,pengeluaran,dan seluruh
kewajiban lain yang sudah jatuh tempo.

B. TUJUAN RASIO LIKUIDITAS


Perhitungan rasio likuiditas memberikan cukup banyak manfaat bagi
berbagai pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Pihak yang paling
berkepentingan adalah pemilik perusahaan dan manajemen perusahaan guna
menilai kemampuan mereka sendiri. Kemudian, pihak luar perusahaan juga
memiliki kepentingan, seperti pihak kreditor atau penyedia  dana bagi
perusahaan, misalnya perbankan.atau juga pihak distributor atau supplier yang
menyalurkan atau menjual barang yang pembayaran secara angsuran kepada
perusahaan.
Oleh karena itu, perhitungan rasio likuiditas tidak hanya berguna bagi
perusahaan, namun juga bagi pihak luar perusahaan. Dalam praktiknya terdapat
banyak manfaat atau tujuan analisis rasio likuiditas bagi perusahaan, baik bagi
pihak pemilik perusahaan, manajemen perusahaan, dan bagi pihak yang memiliki
hubungan dengan perusahaan seperti kreditor dan distributor atau supplier.
Berikut ini adalah tujuan dan manfaat yang dapat dipetik dari hasil rasio
likuiditas ;
1.    Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban atau utang
yang segera jatuh tempo pada pada saat ditagih. Artinya, kemampuan untuk
membayar kewajiban yang sudah waktunya dibayar sesuai jadwal batas waktu
yang telah ditetapkan  (tanggal dan bulan tertentu).
2.    Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka
pendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan. Artinya jumlah kewajiban yang
berumur dibawah satu tahun atau sama dengan satu tahun, dibandingkan dengan
total aktiva lancar.
3.    Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiaban jangka
pendek dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan sediaan atau piutang.
Dalam hal ini aktiva lancar dikurangi kesediaan dan utang yang dianggap
likuiditasnya lebih rendah.
4.    Uttuk mengukur atau membandingkan antara jumlah sediaan yang ada
dengan modal nkerja perusahaan.
5.    Untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar
utang.
6.    Sebagai alat perencanaan kedepan, terutama yang berkaitan dengan
perencanaan kas dan utang.
7.    Untuk melihat kondisi dan posisi likuidas perusahaan dari waktu kewaktu
dengan membandingkan untuk beberapa periode.
8.    Untuk melihat kelemahan yang dimiliki perusahaan, dari masing-masing
komponen yang ada diaktiva lancar dan utang lancar.
9.    Menjadi alat pemicu bagi pihak manajemen untuk memperbaiki kinerjanya,
dengan melihat rasio likuiditas yang ada pada saat ini.

Bagi pihak luar perusahaan, seperti pihak penyandang dana (kreditor), investor,
distributor, dan masyarakat luas, rasio likuiditas bermanfaat untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban kepada pihak ketiga. Hal ini
tergambar dari rasio yang dimilikinya. Kemampuan membayar tersebut akan
memberikan jaminan bagi pihak kreditor untuk memberikan pinjaman
selanjutnya. Kemudian, bagi pihak distributor adanya kemampuan membayar
memberikan dalam memberikan keputusan untuk menyetujui penjualanbarang
dagangan secara angsuran. Artinya, ada jaminan bahwa pinjaman yang diberikan
akan mampu membayar secara tepat waktu. Namun, rasio likuiditas bukanlah
satu-satunya cara atau syarat untuk menyetujui pinjaman atau penjualan barang
secara kredit.

C. JENIS-JENIS RASIO LIKUIDITAS

A. Rasio Lancar (Current Ratio)


Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat
ditagih secara keseluruhan.
Dengan kata lain seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk
menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo.
Aktiva Lancar (Current Asset) adalah harta yang dimiliki perusahaan yang
dapat dijadikan uang dalam waktu singkat.
Komponen aktiva lancar meliputi: kas,surat-surat
berharga,sediaan,piutang,bank,biaya dibayar dimuka,pendapatan yang
masih harus diterima,dan aktiva lancar lainnya seperti pinjaman yang
diberikan.
RUMUS
Aktiva lancar
Current Ratio=
Utang

B. Rasio Cepat (Quick Ratio)


Rasio ini adalah rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan
dalam memenuhi atau membayar kewajiban/utang lancar (jangka pendek)
dengan menggunakan asset yang likuid (paling cair) atau asset yang
mendekati uang tunai (asset cepat).Rasio cepat ini dipandang sebagai tanda
kekuatan atau kelemahan keuangan suatu perusahaan karena dapat
memberikan informasi tentang liukiditas jangka pendek perusahaan.Rsio ini
dapat memberitshu kepada kreditur berapa banyak hutang jangka pendek
perusahaan yang dapat dipenuhi dengan menjual semua asset likuid dalam
waktu yang paling singkat.
RUMUS
aktiva lancar− persediaan
Rasio cepat =
hutang lancar

C. Rasio Kas (Cash Ratio)


Rasio kas adalah alat bagi perusahaan untuk mengukur seberapa
besar uang yang benar-benar siap untuk digunakan membayar utangnya.
Artinya perusahaan tidak perlu menunggu untuk menjual atau menagih
utang lancar lainnya yaitu dengan menggunakan rasio lancar.
RUMUS

kas+ setara kas


Cash Ratio=
hutang lancar

D. CONTOH SOAL:

Jika diketahui data berdasarkan data dalam neraca sebagai berikut:


Kas Rp 50.000.000
Piutang dagang Rp 100.000.000
Piutang lain-lain Rp 2.000.000
Persediaan Rp 75.000.000
Perlengkapan Rp 5.000.000
Hutang dagang Rp 20.000.000
Hutang bank Rp 10.000.000
Hutang lain-lain Rp 15.000.000

Diminta :
Hitunglah rasio keuangan likuiditas perusahaan tersebut menurut
rasio lancar,rasio cepat, dan rasio kas.

Penyelesaian:
Aktiva lancar = kas+piutang dagang+piutang lain-
lain+persediaan+perlengkapan usaha
=Rp 50.000.000+Rp 100.000.000+Rp 2.000.000+Rp 75.000.000+Rp
5.000.000
=Rp 232.000.000

Utang lancar=Rp 20.000.000+Rp 10.000.000+Rp 15.000.000


=Rp 45.000.000

a. Rasio lancar (current ratio)


Rumus rasio lancar adalah
Aktivalancar
Current ratio=
utang lancar
Current ratio= Rp 232.000.000/Rp 45.000.000
= Rp 5,15
Artinya adalah,seriap Rp 1 hutang lancar dijamin dengan Rp 5,15 aktiva
lancar.

b. Rasio cepat (Quick ratio)


Rumus rasio cepat adalah
Quick ratio=Aktiva cepat-persediaan/utang lancar
= Rp 232.000.000-Rp 75.000.000/Rp 45.000.000
= Rp 157.000.000/Rp 45.000.000
=3,48
Artinya adalah kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban lancar
dengan aktiva adalah sertiap Rp 1 hutang lancar dengan Rp 3,48 aktiva
lancar yang likuid.

c. Rasio kas (Cash ratio)


Rumus rasio kas adalah Cash ratio=kas atau setara kas/utang lancar
ATAU Cash ratio=kas+Bank/utang lancar
=Rp 50.000.000/Rp 45.000.000
=1,1

Artinya adalah, kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban lancar


dengan kas adalah setiap Rp 1 hutang lancar dengan Rp 1,1 kas
perusahaan.
BAB 3
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Rasio likuiditas atau juga sering disebut dengan nama rasio modal
kerja merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa likuidnya
suatu perusahaan. Dengan kata lain, rasio likuiditas berguna untuk
mengetahui kemampuan perusahaan dalam membiayai dan memenuhi
kewajiban/utang pada saat ditagih atau jatuh tempo.
Tujuan dan manfaat rasio likuiditas adalah:
1.    Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka
pendek.
2.    Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka
pendek tanpa memperhitungkan sediaan.
3.    Untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah sediaan dengan
modal kerja perusahaan.
4.    Untuk mengukur seberapa besar uangkas yang tersedia untuk
membayar utang.
5.    Untuk mengukur seberapa besar perputaran kas.
6.    Sebagai alat perencanaan kedepan, terutama yang berkaitan dengan
perencanaan kas dan utang.
7.    Menjadi alat pemicu bagi pihak manajemen untuk memperbaiki
kinerjanya.
8.    Sebagai alat bagi pihak luar terutama yang berkepentingan terhadap
perusahaan agar dapat meningkatkan saling percaya.

B. Daftar Pustaka
www.academia.edu>makalah_likuiditas ,
https://arsippkuliah.blogspot.com , https://id.scribd.com ,
https://www.kumpulanteks.com ,
https://ilmumanajemenindustri.com , https://radenwinata.com .

Anda mungkin juga menyukai