Anda di halaman 1dari 3

Ambang Batas Kafein: Supaya Tetap Ngopi Sehat

Walaupun kedai kopi bertebaran di setiap sudut Jogja, hingga saat ini, peminum kopi masih belum
sampai pada tahap menjadi penikmat. Kebanyakan dari pengunjung warung kopi adalah untuk
‘nongkrong’ bersama kawan, merayakan kebersamaan dan berbagi cerita tentang banyak hal.
Walaupun tajuknya ‘ngopi’, tetapi kebanyakan dari mereka justru tidak memesan kopi. Biasanya
memesan teh, jika bukan minuman sebangsa soklat, susu ataupun soda bisa dipastikan minuman
kombinasi yang di-shake.

Walaupun dari sekian pengunjung kedai kopi memesan kopi, tidak bisa dipungkiri cara minumnya
kebanyakan masih keliru. Seperti yang pernah diungkap Supranowo penikmat kopi di Warkop
Bardiman.

“Cara minum kopi orang-orang kita, masih sering salah. Kita sering senyum-senyum sendiri saat
ngeliat mereka minum,”

Kebanyakan dari pelanggan, masih membubuhkan begitu banyak gula ke dalam kopi atau teh.
Padahal, penambahan gula sesungguhnya justru akan mengurangi cita rasa kopi. Walaupun soal
takaran gula banyak dan tidaknya itu tergantung dengan selera individu.

Masih soal cara meminum kopi, menurut Guntur Dwi Anggoro Manajer Pemasaran Kopi Slilir,
menggunaan gula boleh saja, tapi sebaiknya tidak terlalu banyak. “Kalau ngopi tidak ditambah gula
pastinya pahitnya sangat pekat. Jadi gula bisa ditambahkan, tapi sedikit saja. Biar tak terlalu
dominan pahit, bisa ditambahkan krim atau susu,”

Lebih lanjut Guntur mengungkapkan rasa pahit yang ditimbulkan kopi sebenarnya tidak lama. “Kopi
yang bagus dalam roasting-nya, rasa pahitnya hanya 15 detik dalam tenggorokan. Setelah itu akan
hilang,” Itu sebabnya, minum kopi biasanya akan dilengkapi dengan camilan.

“Gedang Goreng, ataupun singkong goreng biasanya pas untuk teman menyesap kopi.”

Bagaimana cara menyesap kopi yang tepat juga tidak seperti yang banyak terjadi saat ini. “Tidak asal
teguk begitu,” ujar Supran dan Guntur. Menurut mereka, minum kopi yang benar sama caranya
dengan minum anggur. Pertama kali adalah mencium aromanya. Mencium aroma ini merupakan
bagian ritual wajib yang tidak boleh ditinggalkan. Karena kualitas kopi baik dan buruk tercermin
disini. Kemudian saat diminum tidak langsung ditelan, tapi dikulum terlebih dahulu untuk dikecap.

“Dari sini akan terasa body dari kopi, mulai dari keasamannya, aroma, flavour juga akan bisa dinilai”
ujar Supran sambil mempraktikkan cara minum kopi Wamena yang ia pesan. Karena caranya seperti
itu, para penikmat kopi sejati tidak pernah merokok. “Kalau mulut serta hidung sudah penuh dengan
nikotin, bagaimana bisa mendeteksi kopi yang enak?” imbuhnya.

Selain itu, proses roasting/ memasak biji kopi semacam disangrai juga akan berpengaruh terhadap
bagus tidaknya kopi. Proses roasting inipun akan menghasilkan berbagai karakter kopi. Mulai dari
yang blonde, medium, dan dark. Perbedaan ini muncul dari lamanya proses panggang. Kalau
bahasanya ahli kopi perbedaan ini diantaranya terdiri dari lights, medium roast, dark roast, dark to
lights.

Pada proses roasting lights, rasa yang keluar adalah karakter asli paling asal dari kopi tersebut.
Karakter rasa asli kopi terasa ringan, rasa asam terasa seimbang dan kekentalan yang pas. Medium
Roast adalah tingkat roast dimana biji kopi berwarna coklat tua yang dikeluarkan dari mesin roasting
ketika sebelum second crack. Sedangkan tingkat Dark Roast adalah ketika kopi matang pada waktu
puncak second crack. Biji kopi berwarna gelap dan diselimuti minyak yang keluar setelah second
crack. Kedua tingkat roasting ini mempunyai rasa dan aroma yang berbeda yang sama-sama luar
biasa enak dan nikmat. Tetapi rasa dan aroma kopi medium roast dan dark roast akan bisa dinikmati
secara maksimal apabila diseduh dengan alat kopi yang tepat.

Di kedai kopi cara membuat kopi pun bisa bermacam-macam. Ada metode tubruk, French Press,
Pour Over, Moka Pot, Shypone, semua menghasilkan rasa yang beragam.

Untuk Kopi Tubruk, rekomendasi yang tepat adalah untuk kopi medium roast. Karakter rasa asli kopi
terasa ringan, rasa asam terasa seimbang dan kekentalan yang pas. Sedang bila menggunakan dark
roast, karakter rasa asli kopi sudah tidak terasa, rasa pahit menonjol dan kental pekat.

Selain itu, French Press juga merupakan salah satu rekomendasi untuk jenis medium roast. Karena
pada metode ini, karakter rasa asli kopi lebih kuat, rasa asam terasa lebih kuat dan kekentalan ringan
dengan minyak kopi yang keluar. Sedang bila menggunakan jenis roasting dark roast maupun dark to
lights, karakter rasa asli kopi sudah tidak terasa, rasa pahit menonjol dan kekentalan ringan dengan
minyak kopi yang keluar.

Untuk metode pour over, pada roasting medium Karakter rasa asli kopi terasa lebih segar, rasa asam
terasa ringan dan kekentalan yang ringan dan bersih. Tidak direkomendasikan untuk memakai jenis
kopi dengan roast dark maupun dark to lights, karena karakter rasa asli kopi sudah tidak terasa, rasa
pahit menonjol dan kekentalan yang ringan dan bersih.

Sementara, bila menggunakan Syphone kopi yang dihasilkan adalah sangat bersih ekstraksi, yang
cukup efektif untuk mengeluarkan rasa yang unik dari kopi asal tunggal dan sangat ideal untuk
menampilkan Kopi yang istimewa. Biasanya kopi yang menggunakan metode seduh ini adalah kopi
luwak. Kategori pemanggangan medium juga pas untuk metode seduh ini.

Lantas apa yang paling tepat untuk jenis kopi dengan roast dark?

Jawabannya ada di metode seduh memakai moka pot. Moka pot berhasil membuat kopi dengan
kategori dark keluar karakter rasa asli kopi yang kuat, rasa asam dengan perpaduan sedikit pahit,
kekentalan lebih kuat.

Penggila kopi, biasanya mereka tidak memperhatikan berapa cangkir yang harus ia habiskan dalam
batas aman. Secara umum, konsumsi kafein yang aman kurang dari 300 mg setiap hari. Ini setara
dengan :

· 3-4 cangkir kopi giling

· 5 cangkir kopi instan

· 5 cangkir teh

· 6 minuman berkola
· 10 tablet obat pereda rasa nyeri

Sebuah penelitian yang dilakukan di London menunjukkan bahwa konsumsi kafein rata-rata sekitar
428 mg per hari, dengan kisaran 230 mg – 670 mg. Konsumsi kafein umumnya digolongkan menjadi
tiga bagian

Lalu, anda termasuk dalam kategori yang mana? Pengguna kafein rendah dapat kita kategorikan
dalam beberapa bagian diantaranya:

· Pengguna rendah bila konsumsi kurang dari 200 mg per hari.

· Pengguna sedang dengan konsumsi 200-400 mg per hari.

· Pengguna tinggi bila konsumsi kafein lebih dari 400 mg per hari.

Anda mungkin juga menyukai