Anda di halaman 1dari 26

TUGAS MAKALAH

“Gravity Concentration”

Disusun Oleh :

 Haerinnisa (18TKM323)
 Hesty Rahayu Pratiwi (18TKM282)
 Tri Gustiany agus (18TKM347)

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN R.I.


TEKNIK KIMIA MINERAL
POLITEKNIK ATI MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan rahmat dan karunia-NYA

sehingga Makalah Pengolahan Mineral ini akhirnya dapat diselesaikan dengan

baik. Makalah ini merupakan tugas dari mata kuliah Pengolahan Mineral yang

membahas mengenai gravity separation.

Ucapan terima kasih disampaikan kepada semua orang yang telah

membantu terselesaikannya makalah ini atas pengertian dan doanya sehingga

makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena

itu , kritik dan saran sangat penulis harapkanuntuk kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Makassar, Desember 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................1
C. Tujuan................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsentrasi........................................................................................2
B. Konsentrasi gravitasi........................................................................3
A. Metode Konsentrasi Gravitasi.............................................................6
B. Aplikasi dalam industri...................................................................20

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan......................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................23

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu operasi pengolahan mineral adalah konsentrasi.

Konsentrasi bertujuan untuk meningkatkan kadar mineral dengan

memisahkan mineral berharga dari pengotornya. Proses konsentrasi

memanfaatkan sifat-sifat fisik mineral dalam pengolahannya, antara lain

berdasarkan berat jenis atau kerapatan, berdasarkan sifat kelistrikan,

berdasarkan sifat kemagnetan, dan berdasarkan sifat permukaan partikel.

Proses konsentrasi yang akan dibahas dalam makalah ini adalah

konsentrasi gravitasi (gravity concentration). Konsentrasi gravity

merupakan salah satu teknik pemisahan mineral berharga dengan gangue

dengan berdasarkan densitas antara partikel bijih dan pengotor.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang ingin dicapai dari maklah ini

adalah bagaimana definisi, prinsip, mekanisme kerja alat dan aplikasi di

industri pada garvity concentration

C. Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk

mengetahui definisi, prinsip, mekanisme kerja alat dan aplikasi di industri.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsentrasi

Konsentrasi adalah proses pemisahan mineral berharga dari

pengotornya agar diperoleh kadar mineral berharga yang tinggi.

Konsentrasi merupakan proses lanjutan dari kominusi. Proses konsentrasi

memanfaatkan sifat-sifat fisik pada mineral. Metode yang digunakan

adalah sebagai berikut:

1. Konsentrasi gravitasi (gravity concentration) yaitu proses konsentrasi

yang memanfaatkan perbedaan densitas mineral dalam suatu media

fluida. Dapat juga memanfaatkan perbedaan kecepatan pengendapan

mineral-mineral.

2. Konsentrasi dengan media berat (dense/heavy medium separation).

Pada konsentrasi ini mineral berharganya harus lebih berat dari

pengotornya menggunakan medium pemisah yang berat jenisnya lebih

besar dari air (berat jenisnya > 1).

3. Konsentrasi elektrostatik merupakan konsentrasi yang memenfaatkan

perbedaan sifat konduktor dan non konduktor dari material.

4. Konsentrasi magnetik (magnetic concentration) adalah proses

konsentrasi yang memanfaatkan perbedaan sifat kemagnetan (magnet

susceptibility) yang dimiliki mineral.

2
Proses konsentrasi juga dapat dilakukan dengan cara pemilahan

(sortir) secara manual, yaitu dengan memilah mineral berharga langsung

dengan tangan berdasarkan kilap, warna, dan sebagainya.

Dari proses konsentrasi gravitasi diperoleh 3 (tiga) produk, antara lain :

1. Konsentrat, yaitu mineral-mineral berharga dengan kadar tinggi.

2. Middling, yaitu konsentrat yang masih terdapat pengotor.

3. Tailing, yaitu mineral-mineral tidak berharga yang perlu dibuang.

B. Konsentrasi Gravitasi

Konsentrasi gravitasi adalah proses konsentrasi dengan

berdasarkan berat jenis yang dimiliki oleh mineral dengan perbedaan

kecepatan pengendapan.

Apabila jumlah mineral di dalam fluida relatif sedikit, maka akan

terjadi pengendapan bebas (free settling). Namun, apabila jumlah mineral

di dalam fluida tersebut banyak, maka gerakannya akan terhambat

sehingga akan terbentuk stratifikasi. Tahap stratifikasi yang terjadi adalah

sebagai berikut:

1. Hindered settling classification

Klasifikasi terhadap pengendapan yang terhalang. Maksudnya

adalah pengendapan dari sekelompok partikel yang berkumpul, bukan

dari pengendapan bebas satu partikel.

r 1 ρ2−ρ '
= ρ ' ≠ 1 (dengan medium suspensi bed+air)
r 2 ρ1−ρ '

3
2. Differential acceleration pada awal pengendapan

Partikel yang berat akan mengendap terlebih dahulu. Pada waktu

awal pengendapan partikel dengan berat jenis lebih besar akan

mempunyai jarak tempuh yang lebih besar daripada partikel dengan

berat jenis yang kecil.

F=mxa

m’x g

dV
m = (m – m’)g - R
dt

dV m−m ' dV ρ'


dt
=
m ( g ) dt (
= 1−
ρ )

mxg

Dimana : R = tahanan (pada awal jatuh = 0)

ρ ' = specific gravity padatan

ρ = specific gravity fluida

3. Consolidation trickling pada akhir pengendapan

Partikel-partikel yang ukurannya kecil berusaha mengatur diri di

antara partikel-partikel besar sesuai dengan berat jenisnya. Pemisahan

4
dilakukan dalam suatu media (air) sehingga dinamika fluida sangat

berpengaruh.

Untuk memperkirakan penerapan konsentrasi gravitasi dalam

memisahkan mineral-mineral yang mempunyai perbedaan densitas

dan selang ukuran yang dapat dipakai, maka digunakan kriteria

konsentrasi Taggart.

Kriteria konsentrasi Taggart dapat dirumuskan sebagai berikut.

ρB −ρ '
Kriteria Konsentrasi (KK) =
ρR −ρ '

Dimana: ρ B= berat jenis mineral berat

ρ R= berat jenis mineral ringan

ρ ' = berat jenis media

Kriteria Konsentrasi (KK) :

1. KK > 2,5 atau KK < -2,5 :

Pemisahan mudah dilakukan pada berbagai ukuran sampai ukuran yang

halus sekalipun ( sampai 200 mesh).

2. KK = 2,5 - 1,75 :

Pemisahan berlangsung efektif sampai ukuran 100 mesh.

3. KK = 1,75 - 1,50 :

Pemisahan masih memungkinkan sampai ukuran 10 mesh, tetapi sukar

dilakukan.

4. KK = 1,50 - 1,25 :

5
Pemisahan masih memungkinkan sampai ukuran 1/4 inchi, tetapi sukar

dilakukan.

5. KK < 1,25 :

Proses relatif tidak mungkin, masih bisa mungkin dengan modifikasi

perbedaan gaya berat.

Nisbah pengendapan (settling ratio) dirumuskan sebagai berikut:


n
r1 ρ2−ρ '
r2 (
= ρ −ρ '
1
)
Dimana : r 1= jari-jari mineral ringan

r 2= jari-jari mineral berat

ρ1= densitas mineral ringan

ρ2= densitas mineral berat

ρ ' = densitas media

C. Metode Konsentrasi Gravitasi

Metode konsentrasi gravitasi dibedakan menjadi 3 (tiga)

berdasarkan gerakan fluida, antara lain:

1. Fluida Tenang, contohnya heavy medium separation (HMS), dan

dense medium separation (DMS).

a. Dense Medium Separation (DMS)

Dense medium separation (DMS) merupakan proses

konsentrasi yang bertujuan memisahkan mineral berat dari

pengotornya, biasanya mineral ringan dengan menggunakan media

6
pemisahan yang tidak hanya terdiri dari air saja. Dua produk yang

dihasilkan berupa apungan (float) dan endapan (sink).

Umpan (F)

Medium
endapan apungan
BJ = X

Mineral (BJ > X) Mineral (BJ < X)

Gambar 2.1 Skema pemisahan pada proses Dense Medium Separation

Teknik pemisahan antara apungan dan endapan pada Dense

Medium Separation dapat dilakukan dengan berbagai cara sebagai berikut.

1. Medium diam

2. Medium yang selalu diaduk

3. Penggunaan dua medium yang berbeda densitas

4. Pemisahan dengan gaya sentrifugal

5. Medium cairan berat

6. Autogenous media (mineral itu sendiri yang menjadi media)

Media pemisahan yang digunakan dapat berupa campuran antara

air dengan mineral atau padatan tertentu dengan ukuran yang sangat halus

dan memiliki densitas yang tinggi sehingga membentuk suspensi yang

mempunyai densitas yang cukup tinggi. Media pemisahan tersebut harus

memiliki kriteria sebagai berikut.

7
 Stabil

 Mudah untuk diperoleh kembali

 Mudah dipisahkan dari produk endapan ataupun apungan

Untuk media yang berupa padatan, kriteria yang harus dipenuhi

selain kriteria-kriteria diatas adalah:

 Sukar mengendap

 Bersifat keras

 Tidak mengotori mineral yang akan dipisahkan

 Sifat kimianya stabil

 Densitas tinggi

medium

feed

sink medium

float

Gambar 2.2 Skema Peralatan Dense Medium Separation

a. Shaking Table

Pada dasarnya shaking table digunakan untuk konsentrasi gravity

mineral basah dan mineral yang terdiri atas butiran-butiran yang

berukuran kecil. Shaking table efektif digunakan untuk pengolahan

8
mineral logam, mineral logam jarang (rare metal), dan mineral

logam.

Prinsip kerja dari shaking table adalah adanya efek sluicing yang

bekerja, dikombinasikan dengan riffle dan gaya sentak yang tegak lurus

dengan arah aliran. Prinsip kerjanya dapat dijelaskan sebagai berikut.

 Air mengalir pada permukaan alat, kemudian terjadi gesekan antara

keduanya sehingga kecepatan air pada bagian atas akan lebih besar

daripada kecepatan air di dasar. Semakin dekat ke permukaan

maka kecepatan alir semakin cepat.

 Partikel yang berukuran kecil cenderung terhambat gerakannya

akibat gaya gesekan tersebut.

 Partikel dengan specific gravity yang tinggi akan bergerak lebih

lambat daripada partikel dengan specific gravity kecil.

 Akibat aliran air, partikel dapat dipisahkan berdasarkan ukuran dan

kepadatannya.

 Semakin besar jangkauan ukuran partikel, efisiensi pemisahan

berkurang.

Shaking table terdiri dari :

9
1. Dek yang sedikit condong (A) yang merupakan terdiri dari feed

sekitar 25% padatan, dialirkan di kotak feed dan didistribusikan

sepanjang C.

2. Air cucian didistribusikan sepanjang seiring pada pencuci D. Meja

bergetar secara longitudinal, melalui mekanisme B, menggunakan

gerakan lambat maju dan pengembalian cepat, yang menyebabkan

partikel mineral bergerak secara "menjalar" di sepanjang geladak

parallel ke arah gerakan.

Gambar 2.3 Shaking Table

Ketika meja diberi goncangan, partikel ringan dan padat akan

terhambat lajunya akibat friksi sehingga tidak mudah jatuh dan sampai ke

ujung meja, sedangkan partikel besar dan ringan akan jatuh ke bagian

bawah. Kekasaran permukaan meja sangat menentukan perolehan dari

proses pemisahan. Untuk membantu pemisahan, meja digoyangkan secara

horizontal membentuk suatu getaran.

10
Gambar 2.4 Distribusi Produk Shaking Table

Variabel-variabel yang mempengaruhi hasil kerja dari shaking

table adalah sebagai berikut:

1. Riffle : macam, tinggi

2. Material pelapis deck : kekasaran permukaan

3. Mekanisme head motion : percepatan, perlambatan

4. Cara pengumpanan

5. Amplitudo dan Frekuensi

6. Variabel yang setiap saat dapat diatur (kemiringan meja, wash

water, posisi produk, %-solid umpan)

11
Gambar 2.5 Pengaruh Riffle Dalam Shaking Table

b. Spiral Concentrator

Spiral Concentrator digunakan untuk berbagai aplikasi dalam

proses pengolahan mineral, khususnya dalam penanganan tumpukan pasir

mineral berat, seperti rutile, zircon, dan dalam pemurnian batu bara. Berat

feed antara 15 dan 45% berat padatan dan dengan ukuran 3mm sampai 75μm

dimasukkan dari atas spiral dan mengalir ke bawah spiral. Spiral

Concentrator berbentuk parit yang berkelok-kelok dengan saluran pipa

sebagai tempat penampungan konsentrat yang terletak pada tengah parit.

Pada alat ini, diperlukan adanya air sebagai pemisah konsentrat.

Spiral Concentrator adalah spiral pertama yang diperkenalkan pada

tahun 1943. Pemisahan dengan Spiral Concentrator menggunakan

aliran fluida horizontal. Gaya-gaya yang berpengaruh dalam proses

ini adalah gaya dorong air, gaya gesek, gaya gravitasi dan gaya

sentrifugal.

12
Mekanisme pemisahan di dalam spiral concentration adalah

sebagai berikut.

1. Feed dimasukkan ke dalam feed tank.

2. Melalui pompa, feed dihisap masuk ke dalam cyclone.

3. Di dalam cyclone cairan dengan yang kental dipisahkan,

selanjutnya yang encer dialirkan ke atas ke dalam lounder sebagai

wash water, sedang pulp yang kental melalui lounder dialirkan ke

atas menuju feed box sebagai umpan.

4. Karena bentuk lounder ini melingkar seperti spiral dari atas ke

bawah, maka terjadi gerak arus sentrifugal, sehingga material

yang ringan sebagai tailing akan terletak dibagian luar.

5. Material yang berat ada di dalam sebagai konsentrat.

6. Mineral-mineral berat akan mengalir terus dan masuk ke dalam

port penampungan konsentrat yang dihasilkan.

13
Gambar 2.6 Mekanisme Spiral Concentrator

Dalam Spiral Concentrator, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah

sebagai berikut :

1. Diameter bukaan lounder.

2. Kemiringan dari lounder.

3. Tinggi/panjang lounder.

4. Keseragaman ukuran butiran material.

5. Kecepatan aliran air sebagai wash water.

6. Fluida yang digunakan sebagai media pemisahan mineral.

c. Sluice Box

Sluice box merupakan alat dari konsentrasi gravitasi yang

digunakan dalam pemisahan mineral bijih berdasarkan berat jenis

(specific gravity). Dalam proses ini diharapkan mineral yang

14
memiliki berat jenis yang tinggi akan mengendap kemudian akan

diambil sebagai konsentrat, sedangkan mineral yang ringan akan

ikut terbawa oleh air sebagai tailing (pengotor). Alat sluice box

berupa lounder dengan ukuran panjang 8-12 meter, lebar 1 meter

dengan feed 10-20%.

Faktor-faktor yang mempengaruhi operasi pemisahan

mineral dengan menggunakan sluice box adalah sebagai berikut :

1. Kecepatan aliran

Pada dasar aliran, kecepatan alirannya adalah nol. Semakin

mendekati permukaan maka kecepatan aliran akan bertambah.

Kecepatan maksimum akan terjadi di bawah permukaan aliran,

karena pada permukaan aliran kecepatannya di pengaruhi oleh

gaya-gaya gesek antara fluida dengan udara. Dengan prinsip

kecepatan aliran inilah maka mineral yang mempunyai specific

gravity yang berlainan akan di pisahkan.

2. Perbedaan Densitas Mineral

Perbedaan density yang besar akan menyebabkan operasi

pemisahan semakin mudah dan kadar konsentrat semakin

tinggi.

3. Kekentalan

Semakin kental fluida, maka jumlah konsentrat semakin tinggi,

tetapi kadar konsentrat yang dihasilkan semakin rendah.

4. Kemiringan dari Lounder

15
Jika kemiringan semakin besar, maka konsentrat yang

dihasilkan akan semakin bersih.

5. Lebar dan panjang Lounder

Semakin sempit lounder maka konsentrat makin bersih,

semakin panjang lounder maka recovery makin tinggi tetapi

kadarnya akan rendah.

6. Tinggi Riffle

Riffle yang rendah akan menghasilkan konsentrat yang

berkadar tinggi

7. Kekasaran butir partikel maupun kekasaran dari deck

Semakin kasar deck, maka gaya gesek semakin besar, sehingga

partikel berat akan tertahan. Feed yang kasar atau berdiameter

besar akan digunakan air yang cukup banyak, kemiringan deck

juga cukup besar. Apabila feed halus, maka untuk mengatur

tebal aliran harus diperhatikan ukuran besar butirnya dan harus

seragam.

Mekanisme pemisahan yang terjadi dalam sluice box yaitu feed

yang sudah terliberasi sempurna misalnya emas, timah, pasir besi

dimasukkan ke dalam sluice box. Kemudian dilakukan pemisahan partikel-

partikel yang besar terlebih dahulu. Jika pada ujung alat telah terdapat

mineral berat, artinya alat sudah jenuh, maka pada alat lounder tersebut

dilakukan pembersihan dengan mengalirkan wash water. Akan terjadi

pemisahan-pemisahan antara partikel berat dan partikel ringan setelah

16
pembersihan. Dimana partikel berat akan tertinggal pada bagian belakang

bawah riffle atau akan menempel pada karpet. Partikel berat yang

tertinggal ini yang disebut sebagai konsentrat. Mineral yang menempel

pada karpet akan diambil dengan cara karpet tersebut dibakar.

Gambar 2.7 Pengaruh Riffle Dalam Sluice Box

3. Fluida Vertikal, contohnya jigging.

a. Jigging

Pada jig, pemisahan mineral berharga dan pengotornya

dilakukan dalam suatu aliran fluida. Umpan yang digunakan

berupa lumpur (pulp) akan disebarkan diatas pengayak (screen)

dimana diatasnya juga disebarkan material lain (bed). Bed

biasanya terletak diantara mineral berat dan mineral ringan,

sehingga berat jenis bed merupakan faktor yang penting.

Prinsip kerja pada jig dapat dijelaskan sebagai berikut.

17
1. Differential Acceleration. Mineral dengan berat jenis yang besar

akan mempunyai jarak tempuh yang lebih besar pada perbedaan

percepatan pada waktu yang relatif singkat dibandingkan dengan

mineral dengan berat jenis yang kecil.

berat

ringan

awal waktu dalam waktu sangat pendek

Gambar 2.8 Differential Acceleration

2. Hindered Settling. Pengendapan dari sekelompok partikel yang

berkumpul, bukan dari pengendapan bebas satu partikel.

awal waktu dalam waktu pendek

Gambar 2.9 Hindered Settling

18
3. Interstitial Trickling. Partikel kecil yang lolos diantara partikel-

partikel besar.

awal akhir

Gambar 2.10 Interstitial Trickling

(A) (B) (C) (D)

Gambar 2.11 Siklus Pemisahan dengan Jigging

(A) Pulsion

(B) Differential Acceleration

(C) Hindered Settling

(D) Interstitial Trickling

Ada dua cara untuk pengambilan produk pada proses pemisahan

dengan jigging, yaitu:

1. On the screen jigging (Jerman) : stratifikasi, tidak lolos screen.

19
feed

tailing discharge

concentrate

discharge mechanism

Gambar 2.12 Pengambilan Produk On The Screen Jigging

2. Through the screen jigging (Inggris) : lolos screen.

feed

tailing

discharge

ragging

concentrates

Gambar 2.13 Pengambilan Produk Through The Screen Jigging

D. Aplikasi dalam Industri

Gravity concentration banyak digunakan pada industri emas, batubara,

pasir, bijih besi, kromit, tantalite dll.

BAB III

20
KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat penulis berikan dari makalah ini adalah:

1. Konsentrasi gravitasi adalah proses konsentrasi dengan berdasarkan berat

jenis yang dimiliki oleh mineral dengan perbedaan kecepatan

pengendapan.

2. Metode konsentrasi gravitasi dibedakan menjadi 3 (tiga) berdasarkan

gerakan fluida, antara lain fluida tenang (heavy medium separation dan

dense medium separation), fluida horizontal (contohnya shaking table,

spiral concentration, sluice box), fluida vertikal (contohnya jigging).

3. Dense medium separation (DMS) merupakan proses konsentrasi yang

bertujuan memisahkan mineral berat dari pengotornya, biasanya mineral

ringan dengan menggunakan media pemisahan yang tidak hanya terdiri

dari air saja. Dua produk yang dihasilkan berupa apungan (float) dan

endapan (sink).

4. Shaking table digunakan untuk konsentrasi gravity mineral basah dan

mineral yang terdiri atas butiran-butiran yang berukuran kecil.

5. Spiral Concentrator merupakan kegiatan pemisahan antara concentrate

dan tailing dengan menggunakan aliran air horizontal.

6. Sluice box merupakan alat dari konsentrasi gravitasi yang digunakan

dalam pemisahan mineral bijih berdasarkan berat jenis (specific gravity).

7. Pada jig, pemisahan mineral berharga dan pengotornya dilakukan dalam

suatu aliran fluida dengan umpan berupa lumpur (pulp) yang akan

21
disebarkan diatas pengayak (screen) dimana diatasnya juga disebarkan

material lain (bed).

8. Gravity concentration banyak digunakan pada industri emas, batubara,

pasir, bijih besi, kromit, tantalite dll.

22
DAFTAR PUSTAKA

Wills, A. Barry. 2006. Mineral Processing an introduction to the partical aspects


of ore treatment and mineral 7th edition. Elsevier science & technology books.

David.J.Spottiswood, Errot.G.Kelly. 1982. Introduction to Mineral Processing.


John Willey and Sons, inc: Canada

Gilchrist, J.D. 1989. Extraction Metallurgy. Robert Maxwell House, inc: U.S.A

Polukhi, P.P. 1973. Metal Process Engineering. Peace Publisher, inc:Moscow

23

Anda mungkin juga menyukai