Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ETIKA INDUSTRI

“Kasus pelanggaran etika yang terjadi di industri PT.


Freeport Indonesia”

Disusun Oleh :

 Haerinnisa (18TKM323)
 Muhammad arnold (18TKM333)
 Paskahryani Sambo Bulawan (18TKM
 Rhaska Fortuna (18TKM
 Tri Gustiany agus (18TKM347)

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN R.I.


TEKNIK KIMIA MINERAL
POLITEKNIK ATI MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan rahmat dan karunia-NYA

sehingga Makalah Etika Industri ini akhirnya dapat diselesaikan dengan baik.

Makalah ini merupakan tugas dari mata kuliah Etika Industri yang membahas

mengenai kasus pelanggaran etika yang terjadi di industri PT. Freeport Indonesia.

Ucapan terima kasih disampaikan kepada semua orang yang telah

membantu terselesaikannya makalah ini atas pengertian dan doanya sehingga

makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena

itu , kritik dan saran sangat penulis harapkanuntuk kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Makassar, Desember 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................1
C. Tujuan................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Etika........................................................................................2
B. Definisi Bisnis.....................................................................................2
A. Prinsip Dasar Etika Bisnis..................................................................3
B. Prinsip-prinsip Etika Bisnis................................................................3
BAB III PEMBAHASAN
B. Analisis Permasalahan.......................................................................6
A. Penyelesaian Masalah .....................................................................7
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................................8
B. Saran..................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ada pernyataan kuat bahwa telah terjadi distori etika dan pelanggaran

kemanusiaan yang hebat di Papua. Martabat manusia yang seharusnya dijunjung

tinggi, peradaban dan kebudayaan sampai mata rantai penghidupan jelas dilanggar.

Itu adalah fakta keteledoran pemerintah yang sangat berat karena selama ini

bersikap underestimate kepada rakyat Papua. Gagasan yang menyatakan

mendapatkan kesejahteraan dengan intensifikasi nyatanya gagal.

Ironisnya, dua kali pekerja Freeport melakukan aksi mogok kerja sejak Juli

untuk menuntut hak normatifnya soal diskriminasi gaji, namun dua kali pula harus

beradu otot. Keuntungan ekonomi yang dibayangkan tidak seperti yang dijanjikan,

sebaliknya kondisi lingkungan dan masyarakat di sekitar lokasi pertambangan terus

memburuk dan menuai protes akibat berbagai pelanggaran hukum dan HAM.

Oleh karena itu diangkat kasus pelanggaran etika yang terjadi di PT Freeport

Indonesia agar bisa lebih memahami pelanggaran etika yang terjadi.

B. Rumusan Masalah

kasus pelanggaran etika yang bagaimana terjadi di PT freeport Indonesia

C. Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui penyelesaian masalah yang dilakukan oleh PT freeport

indonesia.

1
BAB II

TINJAUN PUSTAKA

A. Definisi Etika

Kata etika berasal dari bahasa Yunani Kuno “ethikos” yang berarti timbul dari
kebiasaan. Etika mencakup analisis dan penerapan suatu konsep seperti misalnya
baik,buruk, benar, salah dan tanggung jawab. Di bawah ini merupakan definisi etika
menurut para ahli: Menurut Kamus Besar Bhs. Indonesia (1995) Etika adalah Nilai
mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat Menurut
Maryani & Ludigdo (2001) “Etika adalah Seperangkat aturan atau norma atau
pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang
harus ditinggalkan yang di anut oleh sekelompok atau segolongan masyarakat atau
profesi”.
Menurut White (1993) etika adalah cabang falsafah yang berkaitan dengan

kebaikan moral dan menilai tindakan manusia. Dari definisi-definisi yang telah

diutarakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa etika merupakan suatu pedoman

yang mengatur dan menilai perilaku manusia, baik perilaku yang harus ditinggalkan,

maupun perilaku yang harus dilakukan. Namun, etika biasanya berkaitan erat

dengan moral yang berkaitan dengan cara hidup seseorang dengan melakukan

perbuatan yang baik dan menghindari tindakan yang buruk. Etika dan moral

mengandung pengertian yang sama, namun, dalam kegiatan sehari-hari terdapat

perbedaan. Moral lebih kepada penilaian yang dilakukan, sedangkan etika berarti

mengkaji system nilai-nilai yang berlaku.

B. Definisi Bisnis
Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang

atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Namun,

secara historis kata bisnis dari bahasa Inggris business, dari kata dasar busy yang

2
berarti “sibuk” dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam

artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan.

Menurut Steinford ( 1979) : “Business is all those activities involved in providing the

goods and services needed or desired by people”. Dalam pengertian ini bisnis

sebagai aktifitas yang menyediakan barang atau jasa yang diperlukan atau diinginkan

oleh konsumen

C. Prinsip Dasar Etika Bisnis


Terdapat 2 prinsip dasar dalam etika bisnis yaitu :
1. Tanggungjawab : tanggungjawab memiliki dua arah yakni tanggungjawab

terhadap mutu dan tanggungjawab terhadap dampak yang ditimbulkan bagi

orang lain.

2. Keadilan : adil berarti dalam menjalankan bisnis kita berusaha tidak

mengganggu pihak lain. Keadilan memang merupakan tuntutan etis murni

dalam arti dia berlaku dengan tidak bergantung dari pertimbangan untung-

rugi.

D. Prinsip-prinsip Etika Bisnis


Pada dasarnya, setiap pelaksanaan bisnis seyogyanya harus menyelaraskan
proses bisnis tersebut dengan etika bisnis yang telah disepakati secara umum dalam
lingkungan tersebut. Sebenarnya terdapat beberapa prinsip etika bisnis yang dapat
dijadikan pedoman bagi setiap bentuk usaha.
Sonny Keraf (1998) menjelaskan bahwa prinsip etika bisnis adalah sebagai

berikut :

1. Prinsip Otonomi ; yaitu sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil

keputusan dan bertindak berdasarkan kesadarannya tentang apa yang

dianggapnya baik untuk dilakukan.

3
2. Prinsip Kejujuran ; terdapat tiga lingkup kegiatan bisnis yang bisa ditunjukkan

secara jelas bahwa bisnis tidak akan bisa bertahan lama dan berhasil kalau

tidak didasarkan atas kejujuran. Pertama, jujur dalam pemenuhan syarat-

syarat perjanjian dan kontrak. Kedua, kejujuran dalam penawaran barang

atau jasa dengan mutu dan harga yang sebanding. Ketiga, jujur dalam

hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan.

3. Prinsip Keadilan ; menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama

sesuai dengan aturan yang adil dan sesuai criteria yang rasional obyektif,

serta dapat dipertanggung jawabkan.

4. Prinsip Saling Menguntungkan (Mutual Benefit Principle) ; menuntut agar

bisnis dijalankan sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua pihak.

5. Prinsip Integritas Moral ; terutama dihayati sebagai tuntutan internal dalam

diri pelaku bisnis atau perusahaan, agar perlu menjalankan bisnis dengan

tetap menjaga nama baik pimpinan atau orang-orangnya maupun

perusahaannya.

Selain itu juga ada beberapa nilai – nilai etika bisnis yang dinilai oleh

Adiwarman Karim, Presiden Direktur Karim Business Consulting, seharusnya

jangan dilanggar, yaitu :

1. Kejujuran: Banyak orang beranggapan bisnis merupakan kegiatan tipu-

menipu demi mendapat keuntungan. Ini jelas keliru. Sesungguhnya

kejujuran merupakan salah satu kunci keberhasilan berbisnis. Bahkan,

termasuk unsur penting untuk bertahan di tengah persaingan bisnis.

4
2. Keadilan: Perlakukan setiap orang sesuai haknya. Misalnya, berikan upah

kepada karyawan sesuai standar serta jangan pelit memberi bonus saat

perusahaan mendapatkan keuntungan lebih. Terapkan juga keadilan saat

menentukan harga, misalnya dengan tidak mengambil untung yang

merugikan konsumen.

3. Rendah Hati: Jangan lakukan bisnis dengan kesombongan. Misalnya, dalam

mempromosikan produk dengan cara berlebihan, apalagi sampai

menjatuhkan produk bersaing, entah melalui gambar maupun tulisan. Pada

akhirnya, konsumen memiliki kemampuan untuk melakukan penilaian atas

kredibilitas sebuah poduk/jasa. Apalagi, tidak sedikit masyarakat yang

percaya bahwa sesuatu yang terlihat atau terdengar terlalu sempurna, pada

kenyataannya justru sering kali terbukti buruk.

4. Simpatik: Kelola emosi. Tampilkan wajah ramah dan simpatik. Bukan hanya

di depan klien atau konsumen anda, tetapi juga di hadapan orang-orang

yang mendukung bisnis anda, seperti karyawan, sekretaris dan lain-lain.

5. Kecerdasan: Diperlukan kecerdasan atau kepandaian untuk menjalankan

strategi bisnis sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku, sehingga

menghasilkan keuntungan yang memadai. Dengan kecerdasan pula seorang

pebisnis mampu mewaspadai dan menghindari berbagai macam bentuk

kejahatan non-etis yang mungkin dilancarkan oleh lawan-lawan bisnisnya.

5
BAB III

PEMBAHASAN

A. Analisis Permasalahan

PT Freeport Indonesia merupakan jenis perusahaan multinasional (MNC),

yaitu perusahaan internasional atau transnasional yang berpusat di satu negara

tetapi cabang ada di berbagai negara maju dan berkembang. Mogoknya hampir

seluruh pekerja PT Freeport Indonesia disebabkan karena perbedaan indeks standar

gaji yang diterapkan oleh manajemen pada operasional Freeport diseluruh dunia.

Pekerja Freeport di Indonesia diketahui mendapatkan gaji lebih rendah dari pada

pekerja Freeport di negara lain untuk level jabatan yang sama. Gaji sekarang perjam

USD 1.5-USD 3. Padahal, dibandingkan gaji di negara lain mencapai USD 15-USD 35

perjam. Sejauh ini, perundingannya masih menemui jalan buntu. Manajemen

Freeport bersikeras menolak tuntutan pekerja, entah apa dasar pertimbangannya.

Biaya CSR kepada sedikit rakyat Papua digembor-gemborkan itu pun tidak

seberapa karena tidak mencapai 1 persen keuntungan bersih PT FI. Malah rakyat

Papua membayar lebih mahal karena harus menanggung akibat berupa kerusakan

alam serta punahnya habitat Papua yang tidak ternilai itu. Biaya reklamasi tersebut

tidak akan bisa dditanggung generasi Papua sampai tujuh turunan.

Umumnya korporasi berasal dari AS, pekerja adalah bagian dari aset

perusahaan. Menjaga hubungan baik dengan pekerja adalah suatu keharusan.

6
Sebab, di situlah terjadi hubungan mutualisme satu dengan yang lain. Perusahaan

membutuhkan dedikasi dan loyalitas agar produksi semakin baik, sementara pekerja

membutuhkan komitmen manajemen dalam hal pemberian gaji yang layak.

Pemerintah dalam hal ini pantas malu. Sebab, hadirnya MNC di Indonesia

terbukti tidak memberikan teladan untuk menghindari perselisihan soal normatif

yang sangat mendasar. Kebijakan dengan memberikan diskresi luar biasa kepada PT

FI, privilege berlebihan, ternyata hanya sia-sia.

B. Penyelesaian Masalah

Penyelesaian Masalah yang dilakukan PT Freeport Indonesia Juru bicara PT

Freeport Indonesia, Ramdani sirait, mengatakan bahwa manajemen perusahaan PTFI

akan berkomunikasi dengan Serikat Pekerja Seluruh indonesia (SPSI) demi

mengantisipasi ancaman aksi mogok yang dilakukan pekerja. Karena isu aksi mogok

tersebut terkait rencana pemutusan hubungan kerja terhadap tiga orang karyawan

PTFI yang melakukan intimidasi fisik kepada karyawan lainnya.

Ia menyebutkan, terhadap intimidasi fisik yang memenuhi ketentuan PHI

(Pedoman Hubungan Industrial) Perjanjian Kerja Bersama (PKB) sebagaimana kasus

tiga karyawan yang melakukan intimidasi fisik, diproses berdasarkan ketentuan PHI-

PKB.

Pasal-pasal yang tercantum dalam PKB tersebut sudah mengakomodasi

aspirasi pekerja. Salah satunya adalah adanya kenaikan upah pokok sebesar 40

persen dalam 2 tahun.” Angka ini jauh di atas ketentuan rata-rata kenaikan upah

pokok nasional sebesar 10-11 persen per tahun,” sambung dia.Sebagai upaya

mencegah hal-hal yang tidak diinginkan pada perusahaan, perusahaan sudah

membentuk Crisis Management Committee. Yaitu guna menciptakan lingkungan

7
kerja yang damai dan harmonis, PTFI dan pimpinan SPSI PTFI pun telah membentuk

Crisis Management Committee.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa PT Freeport Indonesia

telah melanggar etika bisnis dan melanggar undang-undang. Hak didasarkan atas

martabat manusia dan martabat semua manusia itu sama. Karena hak sangat cocok

dengan suasana pemikiran demokratis. PT Freeport Indonesia sangat tidak etis

dimana kewajiban terhadap para karyawan tidak terpenuhi karena gaji yang diterima

tidak layak dibandingkan dengan pekerja Freeport di Negara lain. Padahal PT

Freeport Indonesia merupakan tambang emas dengan kualitas emas terbaik di

dunia.

B. Saran

Sebaiknya pemerintah Indonesia cepat menanggapi masalah ini dan cepat

menanggulangi permasalahan PT Freeport Indonesia. Karena begitu banyak SDA

yang ada di Papua, tetapi masyarakat Papua khususnya dan Negara Indonesia tidak

menikmati hasil dari kekayaan alam di Papua. Jangan sampai Amerika mendapatkan

semakin banyak untung dari kekayaan yang dimiliki oleh Negara kita sendiri.

8
DAFTAR PUSTAKA

SUMBER : http://monicasiithatha.blogspot.co.id/2015/04/beberapa-perusahaan-yang-pernah.html
http://farinlikwansa.blogspot.co.id/2014/03/contoh-kasus-pelanggaran-etika.html
diakses pada tanggal 28 desember 2020 jam 10.17

Anda mungkin juga menyukai