Anda di halaman 1dari 15

Melakukan Pemasangan Infus

A. Pengertian
Pemasangan infus adalah memasukkan cairan atau obat langsung ke dalam
pembuluh darah vena dalam jumlah banyak dan waktu yang lama, dengan
menggunakan alat infus set. Pemasangan infus adalah teknik penusukan/
pemasukan jarum atau kateter infus (Abocat) melalui transkutan dengan stilet
tajam, berbentuk kaku dan steril yang disambungkan dengan spuit (Tim
Penulis Poltekkes Kemenkes Maluku, 2011) .
Pemasangan infus merupakan tindakan invasif karena meliputi fungsi vena.
Fungsi vena adalah tekhnik yang mencakup penusukan vena melalui transkutan
dengan suatu jarum atau stilet tajam yang kaku, seperti angiokateter, atau
dengan jarum yang disambungkan pada spuit. Penggunaan utama tekhnik ini
adalah untuk memulai dan mempertahankan terapi cairan intravena (Potter &
Perry, 2005).
B. Tujuan
1. Mempertahankan, mengganti, serta menjaga keseimbangan cairan dan
elektrolit tubuh. Tubuh mengandung cairan, elektrolit, vitamin, protein,
lemak, dan kalori yang dalam keadaan tertentu pemasukannya tidak dapat
dipertahankan secara oral.
2. Memperbaiki asam basa tubuh.
3. Memelihara nutrisi.
4. Memberikan obat-obatan intravena ke dalam tubuh.
5. Memonitor hemodinamik tubuh.
6. Merupakan akses dalam keadaaan darurat.
7. Memonitor tekanan vena sentral (central venous pressure-CVP). CVP
adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan memompa cairan masuk ke
dalam tubuh dengan menggunakan cairan dalam dosis tertentu sesuai
dengan program terapi yang diberikan.
8. Menjadi terapi bagi klien yang diduga hipovolemik dan mengalami trauma
berat.
C. Persiapan Alat
1. Cairan yang diberikan
2. Kasa steril.
3. Kapas steril.
4. Alcohol 70%
5. Povidone iodone.
6. Plester.
7. Standar infus.
8. Infus set.
9. IV kateter sesuai usia (Abocat).
10. Sarung tangan steril sekali pakai.
11. Perlak/pengalas.
12. Bengkok
13. Alat pencukur
14. Gunting
15. Tornikuet/manset
16. Perban
17. Spalk dalam keadaan siap pakai, bila perlu.
18. Obat-obatan jika akan diberikan terapi obat lewat IV.
D. Persiapan Lingkungan
1. Ciptakan lingkungan yang aman dan tenang
2. Gunakan sampiran untuk menjaga privasi pasien
E. Persiapan Pasien
1. Monitoring keadaan umum klien.
a. Tingkat kesadaran.
b. Tanda-tanda vital.
c. Keadaan kulit atau turgor.
2. Memberikan informasi kepada klien terkait beberapa hal berikut:
a. Kapan dan tujuan diberikan infus.
b. Berapa lama pemasangan infus.
c. Hal yang harus dilakukan selama pemasangan infus.
1) Menjaga/mempertahankan tempat insersi agar tidak kotor/dikotori.
2) Tidak boleh mengatur tetesan sendiri.
3) Tidak boleh menarik sedang infus sendiri.
4) Bila ada yang dikeluhkan berhubungan dengan tempat insersi, harus
diberitahukan kepada perawat.
F. Langkah-Langkah / Prosedur Kerja
1. Tahap preinteraksi
a. Cek atau baca status dan terapi cairan klien
b. Cuci tangan
c. Siapkan alat-alat dan dekatkan pada klien.
2. Tahap orientasi
a. Beri salam, panggil klien dengan nama kesukaannya.
b. Jelaskan maksud dan tujuan prosedur, serta lamanya yang akan dilakukan
oleh perawat untuk klien.
3. Tahap kerja
a. Bila dimungkinkan tindakan sebaiknya dilakukan oleh dua orang
perawat.
b. Beri kesempatan pada klien untuk bertanya sebelum melakukan tindakan.
c. Tanyakan keluhan utama atau keluhan yang dirasakan klien sekarang.
d. Jaga privasi klien.
e. Posisikan klien semi fowler atau berikan posisi supine jika tidak
memungkinkan.
f. Bebaskan lengan klien dari baju/kemeja.
g. Letakkan manset/tornikuet 5-15 cm di atas tempat tusukan.
h. Letakkan alas plastik di bawah lengan klien.
i. Hubungkan cairan infus dengan infus set lalu gantungkan pada standar
infus.
j. Periksa label klien apakah telah sesuai dengan instruksi cairan yang akan
diberikan.
k. Alirkan cairan infus melalui selang infus untuk menghilangkan udara di
dalamnya.
l. Kencangkan klem sampai infus tidak menetes dan pertahankan kesterilan
sampai pemasangan pada tangan disiapkan.
m. Kencangkan tourniket/manset.
n. Anjurkan klien untuk mengepal dan membukanya beberapa kali, lalu
palpasi dan pastikan tempat yang akan ditusuk.
o. Bersihkan kulit dengan cermat menggunakan kapas alcohol, lalu ulangi
dengan menggunakan kapas betadin. Arah melingkar dari dalam keluar
lokasi tusukan.
p. Gunakan ibu jari untuk menekan jaringan dan vena dengan jarak sekitar 5
cm di atas atau bawah tusukan.
q. Pegang jarum pada posisi 300 pada vena yang akan ditusuk, setelah pasti
masuk, lalu tusuk perlahan dengan pasti.
r. Rendahkan posisi jarum sejajar pada kulit dan tarik jarum sedikit lalu
teruskan plastic IV kateter ke dalam vena.
s. Tekan dengan jari ujung plastik IV kateter.
t. Tarik jarum infus keluar.
u. Sambungkan plastic IV kateter dengan ujung selang infus.
v. Lepaskan manset.
w. Buka klem infus sampai cairan mengalir lancar.
x. Oleskan dengan salep betadine di atas tempat penusukan, kemudian
ditutup dengan kasa steril.
y. Fiksasi posisi plastic IV kateter dengan plester.
z. Atur tetesan infus sesuai dengan ketentuan, selanjutnya pasang stiker
yang sudah diberi tanggal. Untuk IV kateter bersayap ( wing needle ):
1) Letakkan plester pertama di bawah sayap kemudian lipat di atas sayap
searah dan sejajar ujung IV kateter.
2) Letakkan plester kedua di atas pangkal IV kateter dan sayap dengan
posisi melintang.
3) Tutup bagian kasa steril dan letakkan dengan plester sesuai dengan
kebutuhan.
4) Tulis tanggal dan jam pemasangan IV kateter pada plester penutup
kasa.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi klien dan hasil kegiatan.
b. Lakukan kontrak dengan sapaan atau salam.
c. Akhiri kegiatan dengan sapaan atau salam.
d. Buka sarung tangan lalu lanjutkan dengan mencuci tangan.
5. Dokumentasi
Catat hasil dalam melakukan perawatan.
Daftar Pustaka

Wayan Setia Dewi, Ni. 2017. STUDI PENERAPAN STANDAR OPERASIONAL


PROSEDUR (SOP) PEMASANGAN INFUS PADA PASIEN DEWASA DI IGD
RSU BAHTERAMAS PROVINSI SULAWESI TENGGARA
http://repository.poltekkeskdi.ac.id/351/1/KARYA%20TULIS%20ILMIA%20NI
%20WAYAN%20SINTIA%20DEWI.pdf (Diunduh 17 Desember 2019)
Merawat Infus
A. Pengertian
Perawatan pada tempat pemasangan infuse.
B. Tujuan
Mencegah terjadinya infeksi
C. Persiapan Alat
1. Pinset anatomis steril 2 buah
2. Kasa steril
3. Sarung tangan steril
4. Gunting plester
5. Plester/hypafix
6. Kapas alcohol
7. Salep
8. Penunjuk waktu
9. Bengkok
10. Perlak dan pengalas.
D. Persiapan Lingkungan
1. Ciptakan lingkungan yang aman dan tenang
2. Gunakan sampiran untuk menjaga privasi pasien
E. Persiapan Pasien
Pasien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan
F. Langkah-Langkah / Prosedur Kerja
1. Tahap Prainteraksi
a. Melakukan verifikasi data
b. Mencuci tangan
c. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
2. Tahap Orientasi
a. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
b. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan keluarga/pasien
c. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan.
3. Tahap Kerja
a. Mengatur posisi pasien (tempat tusukan terlihat jelas)
b. Memakai sarung tangan
c. Membasahi plester dengan kapas alkohol dan buka balutan
dengan menggunakan pinset.
d. Membersihkan bekas plesterMembersihkan daerah tusukan dan
sekitarnya dengan NaCl.
e. Mengolesi tempat tusukan dengan salep.
f. Menutup dengan kasa steril dengan rapi.
g. Memasang plester penutup.
h. Mengatur tetesan infuse
4. Tahap Terminasi
a. Melakukan evaluasi tindakan
b. Berpamitan dengan klien
c. Membereskan alat-alat
d. Mencuci tangan
5. Dokumentasi
Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
Daftar Pustaka

https://dokumen.tips/documents/standar-operasional-prosedur-perawatan-
pemasangan-infus.html (Diunduh 17 Desember 2019)
Melepas Infus

A. Pengertian
Melepaskan  infus adalah pencabutan cairan yang telah dimasukkan ke dalam
tubuh pasien melalui pembuluh darah karena keadaan pasien yang sudah
membaik.
B. Tujuan
Membuat pasien lebih nyaman karena lebih mudah untuk beraktivitas, dan
mengganti set infus dengan yang baru (bila mana pasien masih membutuhkan
terapi intravena).
C. Persiapam Alat
1. Sarung tangan bersih
2. Kapas Alkohol
3. Bengkok
4. Plester
5. Gunting Plester
6. Kantung Sampah
D. Persiapan Lingkungan
Jaga Privasi Pasien
E. Persiapan Pasien
1. Jelaskan tujuan dan prosedur
2. Minta persetujuan pasien/ keluarga
F. Langkah-Langkah / Prosedur Kerja
1. Cuci tangan
2. Pasang sarung tangan bersih
3. Lepaskan plester dan kassa
4. Tarik perlahan-lahan abocath infuse
5. Tekan area penusukan dengan kapas alkohol
6. Selang infuse dan botol cairan dibuang pada kantong/ tempat sampah
7. Rapihkan pasien dan alat
8. Lepaskan sarung tangan
9. Cuci tangan
10. Dokumentasi tindakan
Daftar Pustaka

https://www.slideshare.net/pjj_kemenkes/kb-4-43233920
Memasang Kateter
A. Pengertian
Pemasangan kateter urine ialah dengan melaksanakan insersi kateter Folley /
Nelaton melalui uretra ke muara kandung kemih untuk mengeluarkan urine.
B. Tujuan
1. Monitoring urine output dengan cara ketat.
2. Memulihkan / mengatasi retensi urine akut / kronis.
3. Mengambil spesimen urine steril untuk pemeriksaan diagnostik.
4. Pengaliran urine untuk persiapan operasi atau pasca operasi.
5. Menentukan jumlah urine sisa setelah miksi
C. Persiapan Alat
1. AlatNonsteril.
a. Plester.
b. Nampan beserta alas.
c. Spuit 10 cc.
d. Bengkok atau nierbeken.
e. Alat tulis.
f. Pot.
g. Gunting.
h. Aquadest.
i. Jelly.
j. Betadine.
k. Kain penutup klien.
l. Bola kapas savlon.
m. Urine bag.
2. Alat Steril.
a. Handscoen steril.
b. Set kateter urine steril :
1) Pinset anatomis 2 buah.
2) Copies 1 buah.
3) Lidi kapas 2 buah.
4) Duk bolong 1 buah.
D. Persiapan Lingkungan
Jaga Privasi Pasien
E. Persiapan Pasien
Jelaskan prosedur dan tujuan dilakukan tindakan
F. Langkah-Langkah / Prosedur Kerja
1. Memberikan salam terapeutik.
2. Menjelaskan tujuan tindakan.
3. Menutup sampiran.
4. Mencuci tangan.
5. Mengatur posisi klien, menganjurkan klien pada posisi supin dengan lutut
ditekuk, paha fleksi, kaki diletakkan ditempat tidur & tutupi klien dengan
selimut atau kain.
6. Meletakkan pot di bawah bokong klien.
7. Letakkan nierbeken diantara ke-2 kaki klien.Membuka set steril, atur alat
steril dengan memanfaatkan pinset, Buka Penutup kateter letakkan kateter
pada alat steril.
8. Menggunakan handscoen steril sebelah kanan terlebih dahulu, tangan
sebelah kanan digunakan mengambil pinset steril tangan kiri untuk
membuka tempat bola kapas yg telah diberi savlon. Letakkan bola kapas
savlon pada copies. Pakai kembali sarung tangan sebelah kiri.
9. Menutup perineal dengan menggunakan duk bolong.
10. Memegang glans penis dengan memakai tangan non dominan.
11. Bersihkan glans penis sekitar meatus urinaria dengan betadine jaga agar
tangan dominan tetap steril, 1kali usapan.
12. Mengolesi ujung kateter dengan jelly (minta tolong assistant).
13. Memasukkan kateter yg sudah diberi jelly kateter kurang lebih 6 – 10 centi
meter kedalam meatus uretra.
14. Memastikan urine tetap ke luar, selanjutnya kateter urine disambungkan
pada urine bag.
15. Melakukan fiksasi dengan cara memberikan injeksi air aquadesh ke dalam
folley kateter untuk mengembangkan balon kateter, supaya keteter tak
mudah terlepas (pemberian aquadesh sesuai aturan).
16. Menarik dengan cara perlahan-perlahan folley keteter untuk memastikan
apakah kateter telah terfiksasi dengan aman.
17. Menulis tanggal pemasangan kateter pada plester yg dapat direkatkan ke
selang bag urine dengan paha klien.
18. Memfiksasi selang kateter dengan plester & letakkan selang kateter pada
paha klien.
19. Merapihkan klien & alat-alat.
20. Melepaskan handscoen dan buang pada nierbeken.
21. Mencuci tangan.
Evaluasi
1. Mengobservasi jumlah & karakteristik urine yg ke luar.
2. Memonitor kesadaran & tanda-tanda vital klien sesudah pemasangan
kateter.
3. Melakukan palpasi kandung kemih & tanyakan adanya rasa
ketidaknyamanan sesudah pemasangan kateter.
4. Mengobservasi posisi kateter & drainage urine ke urine bag.
Dokumentasi
1. Mencatat pelaksanaan prosedur, kondisi perineum & meatus uretra.
2. Mencatat waktu pemasangan, & karakteristik urine (konsistensi, jumlah,
bau, & warna).
3. Mencatat respon klien selama prosedur.
4. Mencatat type, ukuran kateter, & jumlah cairan yg dipakai untuk
mengembangkan balon.
Daftar Pustaka

https://www.katapena.info/2017/08/standar-operasional-prosedur-sop.html
Melepas Kateter

1. Pengertian

2. Tujuan
3. Persiapan Alat
4. Persiapan Lingkungan
Jaga privasi pasien
5. Persiapan Pasien
1. Jelaskan tujuan dan prosedur
2. Minta persetujuan pasien / keluarga
3. Atur posisi pasien
G. Langkah – Langkah / Prosedur Kerja
1. Jelaskan tujuan prosedur
2. Cuci tangan
3. Pakai sarung tangan bersih
4. Ganti selimut
5. Pasang pengalas
6. Klem kateter
7. Buka plester dan kassa
8. Keluarkan cairan yang ada pada balon kateter
9. Anjurkan pasien untuk relaksasi nafas dalam
10. Keluarkan selang kateter secara perlahan-lahan saat pasien inspirasi
11. Rapikan alat dan pasien
12. Lepaskan sarung tangan
13. Cuci tangan
14. Dokumentasi
Daftar Pustaka

https://www.slideshare.net/pjj_kemenkes/kb-3-43234089

Anda mungkin juga menyukai