Anda di halaman 1dari 5

NAMA : ZAHRA ARIFIANA

KELAS : 12 AKL

PERUSAHAAN DAGANG
A. Pengertian Perusahaan Dagang
Perusahaan dagang merupakan perusahaan yang memiliki kegiatan utama berupa menyimpan, membeli,
serta menjual kembali barang dagang tersebut tanpa memberikan nilai tambah.
Yang dimaksud sebagai nilai tambah dalam pengertian di atas yaitu tidak mengubah bentuk atau kuantitas
dari sifat barang tersebut, sehingga memiliki nilai jual yang tinggi.

B. Karakteristik dan Ciri Perusahaan Dagang


Secara umum, karakteristik dari perusahaan dagang terbagi menjadi dua. Yakni usaha yang dilakukan
serta kegiatan akuntansi.
Usaha yang dilakukan yaitu perusahaan dagang akanmembeli barang dagang serta menjualnya kembali
tanpa mengolah.
Sedangkan kegiatan akuntansi berarti perusahaan dagang akan memakai akun persediaan barang
dagang, di mana di dalamnya termasuk perhitungan harga pokok penjualan (HPP), dan juga laporan laba-
rugi dengan memakai bentuk single step ataupun multiple step.
Ciri dari usaha dagang ini juga masih banya lagi, diantaranya yaitu:
1. Pendapatan utama asalnya dari penjualan barang dagangan itu sendiri.
2. Biaya utama atau modal berasal dari harga pokok barang yang terjual serta biaya usaha lainnya.
3. Dalam akuntansinya ada akun persediaan dari barang dagangan.
4. Sebagai media perantara antara produsen dengan konsumen.
5. Antara barang yang dibeli dengan barang yang dijual sama atau tidak terdapat perubahan.
6. Tujuan utama dari usaha ini adalah mencari laba dengan cara menjual dagang dengan harga yang
lebih tinggi daripada dengan harga belinya.

C. Jenis Jenis Perusahaan Dagang


Secara garis besarnya, perusahaan dagang dibagi lagi menjadi dua jenis, antara lain yaitu:
1. Jenis Berdasarkan Produk yang Diperdayakan
 Perusahaan Dagang Barang Produksi
perusahaan yang memperdagangkan produk berwujud bahan baku (raw material) sebagai bahan
dasar untuk pembuatan berbagai alat atau produk guna menghasilkan produk lain.
Contoh: kayu gelondongan serta mesin bubut.
 Perusahaan Dagang Barang Jadi
perusahaan yang memperdagangkan produk akhir beruapa barang yang siap untuk dikonsumsi.
Contoh: ransel, pakaian, kulkas, dan lain sebagainya.
2. Jenis Berdasarkan Macam Konsumen Yang Terlibat
 Perusahaan Dagang Besar (Wholesaler)
perusahaan yang membeli produk dari pabrik secara langsung dalam jumlah atau skala yang besar
serta dijual kembali dengan volume yang besar juga.
Contoh: Pedagang grosir.
 Perusahaan Dagang Perantara (Middleman)
perusahaan yang membeli produk dalam partai besar untuk kemudian dijual kembali ke pengecer
dalam jumlah yang sedang.
Contoh: Pedagang subgrosir.
 Perusahaan Dagang Pengecer (Retailer)
perusahaan yang berhubungan secara langsung dengan konsumen. Konsumen bisa membeli
secara eceran mengenai produk yang ditawarkan. Atau dalam hal ini, retailer sering kita jumpai di
lingkungan kita.
Contoh: warung, kios dan swalayan.

D. Akun-akun (Macam Transaksi) Perusahaan Dagang


Berikut merupakan beberapa akun khusus dari perusahaan dagang, diantaranya ialah sebagai berikut:
 Pembelian: pencatat kegiatan transaksi pembelian barang dagangan.
 Penjualan: pencatat kegiatan transaksi penjualan barang dagangan.
 Retur Pembelian: pencatat pengiriman kembali barang dagangan yang sudah dibeli.
 Retur Penjualana: pencatat penerimaan kembali barang dagangan yang sudah dijual.
 Potongan Pembelian: pencatat penerimaan potongan harga dari penjual dagangan.
 Potongan Penjualan: pencatat penerimaan potongan harga kepada pembeli.
 Biaya Angkut Pembelian: pencatat pembayaran biaya angkut barang yang sudah dibeli.
 Biaya Angkut Penjualan: pencatat pembayaran biaya angkut barang yang sudah dijual.
 Persediaan Barang Dagangan: pencatat nilai persediaan barang dagangan dalam suatu masa
atau periode.

E. Syarat Pembayaran dalam Perdagangan


beberapa syarat pembayaran secara kredit, antara lain:

1. 3/10, n/60
Artinya: jika pembayaran dilaksanakan dalam kurun waktu 10 hari sejak tanggal jual beli,
maka akan diberikan potongan sebesar 3% . Serta jika tidak menggunakan potongan
tersebut, maka pembayaran akan dilaksanakan selambat-lambatnya 60 hari sejak tanggal
transaksi jual beli dan tanpa adanya potongan (diskon).
2. n/30
Artinya: pembayaran dilaksanakan selambat-lambatnya 30 hari sejak tanggal transaksi
jual beli dilakukan.
3. EOM (End of Month)
Artinya: harga neto faktur harus atau wajib di bayar dalam akhir bulan.

F. Bukti atau Tanda Transaksi


1. Faktur
Pengertian: bukti penghitungan dari penjualan kredit yang diberikan penjual terhadap pembeli.
Oleh sebab itu, faktur akan memuat banyaknya barang yang dibeli dan dikalikan dengan harga satuan.
Faktur terdiri atas rangkap dua. Rangkap satu atau yang asli akan diberikan kepada pembeli sementara
yang salinan (copy) faktur disimpan oleh penjual.
2. Memo Debit
Pengertian: memo yang dikirim oleh pembeli terhadap penjual atas ajuan untuk pengembalian barang
yang rusak, tidak sesuai pesanan, ataupun harga barang yang tidak sesuai dengan perjanjian.
Memo seperti itu disebut sebgai memo debit. Sebab, dengan mengirim memo ini, pembeli, akan
mendebit akun utang dagangnya.
3. Memo Kredit
Pengertian: memo yang dibikin oleh penjual sebab penjual telah menerima pengembalian barang dari
pembeli. Memo kredit ini akan dikirimkan penjual terhadap pembeli.
4. Bukti Kas Masuk
Pengertian: bukti yang dibikin oleh pihak perusahaan atas penerimaan kas. Bukti kas tersebut masuk dan
kemudian dibuat. Contohnya, ketika perusahaan menerima pelunasan piutang dari pihak pembeli.
5. Bukti Kas Keluar
Pengertina: bukti yang dibikin oleh pihak perusahaan atas pengeluaran kas yang berkaitn dengan
pembelian. Bukti kas keluar dan kemudian dibuat. Contohnya, ketika perusahaan melunasi utangnya
terhadap penjual.
6. Voucher
Pengertian: bukti yang dibikin oleh pihak perusahaan atas pengeluaran kas yang tidak berkaitan dengan
pembelian. Voucher tersebut dapat dipakai untuk kegiatan transaksi internal ataupyn ekternal.
Contohnya, voucher dibikikin ketika perusahaan membayar gaji karyawan, membayar biaya transportasi
atas penjualan dan juga pembelian, dan lain sebagainya.

G. KEGIATAN OPERASIONAL PERUSAHAN DAGANG


Secara sistematis kegiatan operasional perusahaan dagang sebagai berikut :
1. Transaksi pada perusahaan dagang
Secara garis besar kegiatan pokok perusahaan dagang meliputi :
a. Pembelian barang dagangan
Transaksi pembelian hanya meliputi pembelian barang dagangan, yaitu barang yang akan dijual
kembali kepada pelanggan. bukti pembelian secara kredit berupa faktur.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu sebagai berikut :
1) Beban angkut pembelian
Beban angkut pembelian akan menambah nilai pembelian. Pencatatan pengeluaran untuk beban
angkut pembelian tergantung dari syarat penyerahan barang yang telah disepakati.
Syarat beban angkut pembelian antara lain :
a) Free on board shipping point/FOB shipping point.
Yaitu pihak pembeli menanggung beban angkut pengiriman barang dari gudang penjual ke
gudang pembeli.
b) Free on board destination point/FOB destination point.
Yaitu pihak penjual menanggung beban angkut pengiriman barang dari gudang penjual ke
gudang pembeli.

2) Potongan tunai pembelian.


Potongan tunai pembelian akan mengurangi jumlah pembelian. Perusahaan akan mendapatkan
potongan tunai pembelian jika pada saat pembelian barang dagangan secara tunai atau membayar
utang dagang sesuai dengan syarat pembayaran yang telah disepakati.
Misalnya dengan syarat 3/10,n/60 angka 3 menunjukkan besarnya potongan (dalam persen),
angka 10 menunjukkan lamanya waktu pembayaran yang mendapatkan potongan sejak tanggal
terjadinya transaksi, dan n/60 menunjukkan jangka waktu pelunasan. dengan demikian, syarat
3/1,n/60 akan mendapat mendapat potongan 3% jika pembayaran dilakukan dalam jangka 10
hari atau kurang dari 10 hari sejak tanggal terjadinya transaksi.

3) Retur pembelian dan pengurangan harga.


Retur pembelian dan pengurangan harga akan mengurangi nilai pembelian barang dagangan.
Transaksi retur pembelian dan pengurangan harga terjadi paa saat barang yang dipesan tidak
sesuai dengan pesanan. Jika ada barang yang rusak atau cacat, perusahaan yang membeli dapat
mengembalikan barang tersebut kepada penjual. Transaksi tersebut akan dicatat dalam akun retur
pembelian dan pengurangan harga.

b. Pengeluaran kas
Jika pembayaran sudah jatuh tempo, perusahaan harus mengeluarkan sejumlah kas untuk melunasi
utang tersebut. Selain itu perusahaan juga akan mengeluarkan sejumlah kas untuk membeli barang
atau jasa lainnya secara tunai.
c. Penjualan barang dagangan
Transaksi penjualan hanya meliputi penjualan barang dagangan. Transaksi penjualan ini dipengaruhi
oleh hal-hal berikut :
1) Potongan tunai penjualan
Potongan tunai penjualan akan mengurangi jumlah penjualan. Perusahaan akan memberikan
potongan tunai penjualan pada saat menjualan barang dagangan secara tunai dengaj syarat
tertentu atau menerima pelunasan piutang dagang sesuai dengan syarat pembayaran yang telah
disepakati.
2) Retur penjualan dan pengurangan harga.
Retur penjualan dan pengurangan harga akan mengurangi nilai penjualan. Pengiriman barang
dagang tidak selamanya lancar. Barang dagangan bisa saja mengalami kerusakan dalam
perjalanan atau tidak sesuai dengan yang dipesan, sehingga mungkin saja pembeli
mengembalikan barang yang rusak tersebut dan perusahaan harus menerimanya.
d. Penerimaan kas
Perusahaan akan menerima sejumlah kas pada saat pelanggan membayar utangnya kepada perusahaan
dan menjual barang dagangannya secara tunai. Perusahaan juga akan menerima kas dari kegiatan
diluar usaha misalnya pendapatan bunga.

2. Sistem pencatatan transaksi perusahaan dagang.


a. Sistem perpetuel (Perpetuel system)
Pada sistem perpetuel, pembelian dan penjualan barang dagangan dicatat pada akun persediaan
barang dagangan (mercendhise inventory), sehingga pergerakan barang dagangan selalu dicatat, baik
yang tersedia untuk dijual maupun yang telah dijual. Didalam sistem ini, setiap saat dapat diketahui
besarnya nilai harga pokok barang yang terjual serta jumlah persediaan barang dagangan diakhir
priode akuntansi.
b. Sistem priodik (Priodic system)
Berbeda dengan sistem perpetuel, pada sistem priodik pergerakan barang dagangan sepanjang priode
akuntansi tidak dicatat. Pada akhir priode, perusahaan harus menghitung persediaan yang masih
tersisa secara fisik untuk menentukan jumlah barang dagangan yang terjual dan tersisa. Karena nilai
persediaan barang dagangan tidak dapat diketahui melalui pencatatan, maka harga pokok barang yang
terjual juga tidak dapat ditentukan dengan benar. Oleh karena itu pada akhir priode akuntansi dibuat
jurnal penyesuaian atas persediaan barang dagangan.

Anda mungkin juga menyukai