Budidaya Jagung Manis
Budidaya Jagung Manis
Jagung manis adalah termasuk sayuran yang potensial, masyarakat banyak mengkonsumsinya
untuk jagung bakar, sayuran pelengkap yang lezat dan panganan alternatif yang enak dan
bergizi seperti bakwan jagung, pudding jagung, dan kue jagung. Bahkan ada yang sudah
mengolah untuk susu dan permen. Permintaan akan jagung manis dari tahun ke tahun
meningkat drastis terutama untuk kota-kota besar. Ini adalah peluang yang bisa diraih petani
dalam usahataninya untuk menambah pendapatan keluarganya
Berdasarkan bukti genetik, antropologi, dan arkeologi diketahui bahwa daerah asal jagung
adalah Amerika Tengah (Meksiko bagian selatan). Budidaya jagung telah dilakukan di daerah ini
10.000 tahun yang lalu, lalu teknologi ini dibawa ke Amerika Selatan (Ekuador) sekitar 7000
tahun yang lalu, dan mencapai daerah pegunungan di selatan Peru pada 4000 tahun yang
lalu[1]. Kajian filogenetik menunjukkan bahwa jagung (Zea mays ssp. mays) merupakan
keturunan langsung dari teosinte (Zea mays ssp. parviglumis).
Dalam proses domestikasinya, yang berlangsung paling tidak 7000 tahun oleh penduduk asli
setempat, masuk gen-gen dari subspesies lain, terutama Zea mays ssp. mexicana. Istilah teosinte
sebenarnya digunakan untuk menggambarkan semua spesies dalam genus Zea, kecuali Zea
mays ssp. mays. Proses domestikasi menjadikan jagung merupakan satu-satunya spesies
tumbuhan yang tidak dapat hidup secara liar di alam. Hingga kini dikenal 50.000 varietas
jagung, baik ras lokal maupun kultivar.
Deskripsi
Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 60-150
hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk
tahap pertumbuhan generatif. Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman
jagung umumnya berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi
6m. Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga
jantan.
Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m meskipun sebagian
besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif
dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman.
Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namun tidak seperti
padi atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat sehingga tanaman
berbentuk roset. Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku.
Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung lignin.
Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang. Antara pelepah dan helai daun
terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin
dan ada yang berambut. Stoma pada daun jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia
Poaceae. Setiap stoma dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan
penting dalam respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel daun.
Bunga Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam satu
tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku Poaceae,
yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang glumae (tunggal: gluma).
Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence).
Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tongkol
tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman hanya
dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina.
Beberapa varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut
sebagai varietas prolifik. Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih
dini daripada bunga betinanya (protandri). Bunga betina jagung berupa "tongkol" yang
terbungkus oleh semacam pelepah dengan "rambut". Rambut jagung sebenarnya adalah
tangkai putik.
Kandungan gizi
Biji jagung kaya akan karbohidrat. Sebagian besar berada pada endospermium. Kandungan
karbohidrat dapat mencapai 80% dari seluruh bahan kering biji. Karbohidrat dalam bentuk pati
umumnya berupa campuran amilosa dan amilopektin. Pada jagung ketan, sebagian besar atau
seluruh patinya merupakan amilopektin. Perbedaan ini tidak banyak berpengaruh pada
kandungan gizi, tetapi lebih berarti dalam pengolahan sebagai bahan pangan. Jagung manis
tidak mampu memproduksi pati sehingga bijinya terasa lebih manis ketika masih muda.
Teknis Budidaya
1. Syarat Benih
Benih sebaiknya bermutu tinggi baik genetik, fisik dan fisiologi (benih hibryda). Daya tumbuh
benih lebih dari 90%. Kebutuhan benih ±10-20 kg/ha. Sebelum benih ditanam, sebaiknya
direndam dalam larutan anti semut dan hama.
2. Pengolahan Lahan
Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi tertinggi diperoleh lewat pengolahan
tanah yang baik dan benar, yaitu dengan cara dibajak dan digaru. Dengan pengolahan tanah
akan diperoleh media yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan akar, mengurangi
keberadaan gulma serta memperbaiki sirkulasi udara dalam tanah. Untuk tiap 4 meter perlu
dibuatkan got yang berfungsi sebagai jalur irigasi dan drainase. Kegiatan ini dilakukan minimal
15 hari sebelum tanam.
Akan tetapi penanaman tanpa olah tanah (TOT) bisa juga dilakukan untuk mengejar waktu
tanam. Dengan catatan pembersihan lahan harus tetap dijaga untuk mengurangi serangan
hama atau penyakit sisa dari tanaman terdahulu.
3. Teknik Penanaman
Lubang tanam ditugal, kedalaman 3-5 cm, dan tiap lubang hanya diisi 1 butir benih. Jarak tanam
jagung 25×75 cm.
Tanaman yang tumbuhnya paling tidak baik, dipotong dengan pisau atau gunting tajam tepat di
atas permukaan tanah. Pencabutan tanaman secara langsung tidak boleh dilakukan, karena akan
melukai akar tanaman lain yang akan dibiarkan tumbuh. Penyulaman bertujuan untuk
mengganti benih yang tidak tumbuh/mati, dilakukan 7-10 hari sesudah tanam (hst). Jumlah dan
jenis benih serta perlakuan dalam penyulaman sama dengan sewaktu penanaman.
5. Penyiangan
Penyiangan dilakukan 2 minggu sekali. Penyiangan pada tanaman jagung yang masih muda
dapat dengan tangan atau cangkul kecil, garpu dll. Penyiangan jangan sampai mengganggu
perakaran tanaman yang pada umur tersebut masih belum cukup kuat mencengkeram tanah
maka dilakukan setelah tanaman berumur 14 hari.
Setelah benih ditanam, dilakukan penyiraman secukupnya, kecuali bila tanah telah lembab,
tujuannya menjaga agar tanaman tidak layu. Namun menjelang tanaman berbunga, air yang
diperlukan lebih besar sehingga perlu dialirkan air pada parit-parit di antara bumbunan
tanaman jagung.
6. Pemupukan
Hama dan pengendaliannya :
Gejala serangan hama ini pada saat tanaman berumur 7 – 14 hst dengan gejala daun berubah
menjadi kekuning-kuningan, disekitar gigitan atau bagian yang diserang mengalami
pembusukan, akhirnya tanaman menjadi layu, pertumbuhan tanaman menjadi kerdil atau mati.
Ciri-ciri lalat bibit adalah warna lalat abu-abu dengan warna punggung kuning kehijauan
bergaris, warna perut coklat kekuningan, warna telur putih mutiara, panjang lalat 3 – 3,5 mm.
Pengendalian hama ini adalah dengan penanaman serentak dan menerapkan pergiliran
tanaman untuk memutus siklus hidup, terutama setelah selesai panen jagung. Mencabut dan
memusnahkan tanaman yang terserang, menjaga kebersihan lahan dari gulma, serta
mengendalikan dengan semprot pestisida menggunakan Dursban 20 EC, Marshal 25 ST dengan
dosis sesuai anjuran.
Gejala serangan ditandai dengan adanya bekas gigitan pada batang, adanya tanaman muda
yang roboh.
Pengendalian hama-hama tersebut adalah dengan tanam secara serempak pada areal yang luas,
mencari dan membunuh secara manual, serta melakukan semprot dengan insektisida dengan
dosis sesuai anjuran.
Disebabkan oleh jamur Helminthosporium sp, dengan gejala adanya bercak memanjang
berwarna kuning dikelilingi wanra kecoklatan. Semula, bercak tampak basah kemudian berubah
warna menjadi coklat kekuningan, dan akhirnya menjadi coklat tua.
Pengendalian dengan cara pergiliran tanaman serta dengan menyemprot bahan kimia seperti
Daconil dan Difolatan.
Disebabkan jamur Ustilago sp. yang menyerang biji, sehingga menyebabkan pembengkakan
yang mengakibatkan pembungkus menjadi rusak.
Pengendalian dengan jalan mengatur irigasi dan drainase, memotong bagian yang terserang
dan dibakar, serta menggunakan benih yang sudah dicampur dengan fungisida misalnya
Saromyl.
Penyebabnya adalah jamur Fusarium atau Giberella zeae. Penyakit ini baru dapat diketahui
setelah klobot dibuka. Biji-biji yang terserang berwarna merah jambu atau merah kecoklatan
yang akan berubah warna menjadi coklat sawo matang.
Pengendalian adalah dengan menggunakan benih varietas unggul, pergiliran tanaman, seed
treatment, serta melakukan penyemprotan dengan bahan aktif Mancozep bila ada gejala
serangan.
Panen :
Menentukan saat panen yang tepat sehingga kadar gula maksimum sangat penting. Soalnya,
panen awal atau lambat akan menurunkan kadar gula dalam biji. Waktu panen tidak hanya
faktor umur tetapi juga varietas, ketinggian tempat, dan musim. Di dataran rendah (100—300 m)
panen lebih cepat, sekitar umur 60 hari. Sedangkan dataran menengah (400—700 m) berkisar
umur 70 hari. Bila musim hujan, dipastikan panen mundur sampai 75 hari, sebaliknya sewaktu
kemarau lebih cepat, 65 hari.
Suhu juga ikut menentukan saat panen. Ada rumus jitu menghitung saat panen yang tepat
dengan metode akumulasi suhu harian, yaitu:
Bila kita tanam pada Oktober, maka catat suhu rata-rata harian bulan itu. Data bisa diperoleh
dari Stasiun Klimatologi terdekat (Stasiun Meteorologi. Misalnya, suhu rata-rata 26 OC. Jadi, saat
panen = 570OC : (26OC -18OC) = 71,25 hari. Dipastikan hasil panen buah jagung manis yang bisa
8 – 10 ton/ha itu berkualitas baik.
Analisis Biaya
1. Pengeluaran
Jumla
Jenis Pengeluaran Satuan Unit cost (Rp) Total (Rp.)
h
Sewa lahan 1ha/musim 2.500.000
bungku
Benih 8 200.000 1.600.000
s
Bajak tanah 875.000
Upah buat drainase 6 HK 60.000 360.000
Upah tanam 10 HK 60.000 600.000
Pupuk 800.000
Upah pupuk 6 HK 60.000 360.000
Insektisida, fungisida 200.000
Racun rumput 200.000
Upah semprot 4 HK 60.000 240.000
Upah menyiang dan bumbun 20 HK 60.000 1.200.000
Upah panen 8000 kg 100 800.000
Total Pengeluaran 9.735.000
2. Pendapatan
3. Keuntungan
Berat : 250 gr