Anda di halaman 1dari 23

DASAR DASAR GEOLOGI 1

BAB 5
GAYA GEOLOGI DAN BENTANG ALAM HASIL GAYA GEOLOGI

5.1. Gaya – Gaya Geologi.


Bentuk-bentuk permukaan bumi terbentuk lewat proses pembentukan dan perombakan permukaan bumi
yang berlangsung cukup lama. Perubahan permukaan bumi terjadi oleh gaya geologi, yaitu gaya-gaya yang
bekerja mempengaruhi perubahan muka bumi baik bersifat membangun (konstruktif) maupun merusak
(destruktif). Gaya-gaya tersebut dapat berasal dari dalam bumi (endogen) atau berasal dari luar bumi (eksogen) .
Gaya geologi terdiri dari gaya endogen dan eksogen.

5.1.1. Gaya Endogen


Gaya endogen ialah tenaga yang berasal dari dalam bumi. Gaya endogen dapat berasal dari beberapa
aktifitas, antara lain tektonisme, vulkanisme dan seisme. Aktivitas tektonik adalah aktivitas yang berasal dari
pergerakan lempeng-lempeng yang ada pada kerak bumi (lithosphere). Hasil dari tumbukan antar lempeng dapat
menghasilkan gempa bumi, pembentukan pegunungan (orogenesa), dan aktivitas magmatis/aktivitas gunung api
(volcanism).

5.1.1.1. Tenaga Tektonik


Tenaga tektonik (tektonisme) adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang mengakibatkan terjadinya
pergeseran dan perubahan letak lapisan batuan, baik secara horizontal (gerak orogenetik) maupun secara vertikal
(gerak epirogenetik).

Gambar 5.1. Pergerakan pada batas lempeng,

a. Gerak Orogenetik (Orogenesa)


Yaitu pembentukkan gunung meliputi daerah yang sempit dan dalam waktu yang relatif singkat. Gerak itu
dapat menimbulkan,

1) Lipatan
Gerakan tekanan horizontal menyebabkan lapisan kulit bumi yang elastis berkerut, melipat, dan
menyebabkan relief-relief muka bumi berbentuk pegunungan. Contoh, pegunungan-pegunungan tua seperti
pegunungan Ural. Lipatan ini terjadi pada zaman primer.

1
DASAR DASAR GEOLOGI 1

Gambar 5.2. Proses terjadinya lipatan

Perhatikan gambar di bawah ini :

Gambar 5.3. Berbagai jenis lipatan

2). Patahan (sesar)


Gerakan tekanan horizontal dan vertikal menyebabkan lapisan kulit bumi yang rapuh menjadi retak atau
patah. Misalnya, tanah turun (Slenk), tanah naik (Horst), dan fleksur. Macam-macam sesar badasarkan arah
geraknya dibedakan menjadi :

a) Sesar naik dan sesar turun


Bidang patahan yang atap sesarnya bergeser turun terhadap alas sesar disebut sesar turun. Sedangkan yang
atap sesarnya seakan-akan bergerak naik disebut sesar naik. Contoh sesar di Indonesia adalah sistem patahan di
Bukit barisan (dari Sumatera Utara sampai teluk Semangko di Sumatera Selatan)

b) Graben dan Horst


Graben adalah sebuah jalur batuan yang terletak di antara dua bidang sesar yang hampir sejajar, sempit dan
panjang.

c) Sesar mendatar
Sesar mendatar adalah sesar yang tegak lurus yang bergesar secara horisontal walaupun ada yang agak
vertikal.

2
DASAR DASAR GEOLOGI 1

Gambar 5.4. Jenis-jenis patahan

b. Gerak-gerak Epirogenetik
Gerak naik atau turun dari permukaan bumi, meliputi daerah yang luas dan berlangsung lambat. Gerak
epirogenetik dibedakan menjadi :
1. Gerak Epirogenetik Positif, bila permukaan bumi turun atau seolah-olah permukaan air laut naik.
2. Gerak Epirogenetik Negatif, bila permukaan bumi naik atau seolah-olah permukaan air laut turun.

5.1.1.2. Tenaga vulkanik


Tenaga Vulkanik (Vulkanisme) adalah proses pergeseran magma di dalam bumi. Proses terjadinya
vulkanisme dipengaruhi oleh aktivitas magma yang menyusup ke lithosfer (kulit bumi). Apabila penyusupan
magma hanya sebatas kulit bumi bagian dalam maka dinamakan intrusi magma', sedangkan apabila penyusupan
magma sampai keluar ke permukaan bumi disebut ekstrusi magma.

5.1.1.3. Seisme (Gempa Bumi)


Gempa dapat digolongkan menjadi beberapa kategori. Menurut proses terjadinya, gempa bumi
diklasifikasikan menjadi seperti berikut :
a) Gempa tektonik: terjadi akibat tumbukan lempeng-lempeng di litosfer kulit bumi oleh tenaga
tektonik. Tumbukan ini akan menghasilkan getaran. Getaran ini yang merambat sampai ke
permukaan bumi.
b) Gempa vulkanik: terjadi akibat aktivitas gunung api. Oleh karena itu, gempa ini hanya dapat
dirasakan di sekitar gunung api menjelang letusan, pada saat letusan, dan beberapa saat setelah
letusan.

c) Gempa runtuhan atau longsoran: terjadi akibat daerah kosong di bawah lahan mengalami runtuh.
Getaran yang dihasilkan akibat runtuhnya lahan hanya dirasakan di sekitar daerah yang runtuh.

3
DASAR DASAR GEOLOGI 1

Gambar 5.5. Letusan gunung api

Jalur gempa di dunia sebagian besar tersebar di Samudera Pasifik yangdisebut Sabuk Pasifik. Dari seluruh
gempa bumi yang terjadi di dunia 80%terjadi di sabuk Pasifik, seperti gempa di Chili (1960), Peru (1970),
Guatemala(1976), San Fransisco (1906), Alaska (1964), Tokyo (1923), Taiwan (1963),Filipina (1976), Irian Jaya
(1971), dan lain-lain. Gempa pada jalur ini terusberlangsung intensif hingga sekarang. Coba Anda cari informasi
tentang kejadiangempa di jalur Sabuk Pasifik dari tahun 2004 hingga 2006!
Sabuk gempa dengan sistem regangan terjadi di dasar laut.Selain diSamudera Pasifik, juga di sepanjang
Atlantik yang panjangnya ratusan kilometer dengan lebar antara 10 sampai 40 km, dan di Samudera Hindia. Untuk
itulah,Indonesia telah menjadi bagian dari negara yang paling banyak menerima gempa dan dapat menimbulkan
tsunami.
Jarak stasion ke episentrum dapat dihitung denganmenggunakan Hukum Laska berikut:
∆= {(S – P) – 1} × 1 megameter
∆= Delta, menunjukkan jarak ke episentrum
S = Saat tibanya gelombang S pada seismograf
P = Saat tibanya gelombang P pada seismograf
r = 1 menit; 1 megameter = 1.000 km.

Contoh soal:
Gempa Gunung Tangkubanperahu tercatat pada seismograf stasion di Garut
sebagai berikut:
a. Gelombang longitudinal tercatat pada jam 08 25’ 25"
b. Gelombang transversal tercatat pada jam 08 26’ 40"
Berapa jarak Garut dari episentrum gempa?

Jawab:
Delta = {(08 26’ 40” – 08 25’ 25”) – 1’} × 1.000 km
= ( 01’ 15” – 1’) × 1.000 km

15
= –– × 1.000 km
60
= 250 km
Jarak dari episentrum ke Garut adalah sekitar 250 km.

4
DASAR DASAR GEOLOGI 1

Intensitas kekuatan gempa


Untuk mengetahui intensitas kekuatan gempa, maka kita menggunakanskala intensitas gempa.Skala yang
biasa digunakan adalah Richter Magnitude Scale.Richter mendasarkan skalanya pada magnitudo dengan
menggunakan angka 1 sampai 9. Jadi semakin besar angka,semakin besar magnitudonya.

Table 5.1. Skala Gempa Menurut Richter

5.1.2. Gaya Eksogen


Gaya eksogen yaitu tenaga yang berasal dari luar bumi. Sifat umum tenaga eksogen adalah merombak bentuk
permukaan bumi hasil bentukan dari tenaga endogen. Bukit atau tebing yang terbentuk hasil tenaga endogen
terkikis oleh angin, sehingga dapat mengubah bentuk permukaan bumi.
Tenaga eksogen dibedakan menjadi 4 antara lain :

5.1.2.1. Pelapukan
Pelapukan adalah proses pengrusakan atau penghancuran kulit bumi oleh tenaga eksogen. Pelapukan di
setiap daerah berbeda-beda tergantung unsur-unsur dari daerah tersebut. Misalnya di daerah tropis yang pengaruh
suhu dan air sangat dominan, tebal pelapukan dapat mencapai seratus meter, sedangkan daerah sub tropis
pelapukannya hanya beberapa meter saja.

Menurut proses terjadinya pelapukan dapat digolongkan menjadi 3 jenis yaitu:


a. Pelapukan fisik dan mekanik.
Pada proses ini batuan akan mengalami perubahan fisik baik bentuk maupun ukuranya. Batuan yang besar
menjadi kecil dan yang kecil menjadi halus. Pelapukan ini di sebut juga pelapukan mekanik sebab prosesnya
berlangsung secara mekanik.

Penyebab terjadinya pelapukan mekanik yaitu:

5
DASAR DASAR GEOLOGI 1

1. Adanya perbedaan temperatur yang tinggi.


2. Adapun pembekuan air di dalam batuan
3. Berubahnya air garam menjadi kristal.

b. Pelapukan organik
Penyebabnya adalah proses organisme yaitu binatang tumbuhan dan manusia, binatang yang dapat
melakukan pelapukan antara lain cacing tanah, serangga. Dibatu-batu karang daerah pantai sering terdapat lubang-
lubang yang dibuat oleh binatang.

c. Pelapukan kimiawi
Pada pelapukan ini batu batuan mengalami perubahan kimiawi yang umumnya berupa pelarutan. Pelapukan
kimiawi tampak jelas terjadi pada pegunungan kapur (Karst). Pelapukan ini berlangsung dengan batuan air dan
suhu yang tinggi. Air yang banyak mengandung CO2 (Zat asam arang) dapat dengan mudah melarutkan batu kapur
(CaCO2). Peristiwa ini merupakan pelarutan dan dapat menimbulkan gejala karst.

5.1.2.2. Pengikisan
Definisi pengikisan atau erosi adalah proses pelepasan dan pemindahan massa batuan secara alami dari satu
tempat ke tempat lain oleh suatu tenaga yang bergerak di atas permukaan bumi. Ditinjau dari pelaku yang
mengikis batuan, pengikisan dibedakan menjadi empat macam, yaitu:
1. Pengikisan oleh air (yang mengalir). Pengikisan jenis ini berikutnya lebih tepat disebut erosi
(erosion). Pengikisan oleh air yang mengalir ini juga sering disebut ablasi
2. Pengikisan oleh gelombang laut. Pengikisan yang pelakunya berupa gelombang laut disebut abrasi.
3. Pengikisan oleh angin. Pengikisan yan dilakukan oleh angin disebut deflasi (deflasion).
4. Pengikisan oleh gletser. Pengikisan yang pelakuknya adalah gletsyer disebut eksarasi.

5.1.2.3. Pengendapan
Sebelum menjadi batuan sedimen, awalnya terjadi proses pengendapan yang kemudian akan mengalami
suatu proses litifikasi membentuk batuan beku.
Berikut beberapa cara pengendapannya :

1. Pengendapan secara mekanik


Batuan sedimen hasil dari pembentukan secara mekanik dapat dibagi berdasarkan ukuran butir. Batuan ini
terbentuk oleh batuan yang telah ada terlebih dahulu yang mengalami pelapukan, hancur lalu dibawa oleh air,
angin, atau ombak dan diendapkan di tempat lain yang lebih rendah. Setelah itu mengalami proses diagenesis
menjadi batuan yang kompak. Pengendapan dapat terjadi di mana-mana, baik di daratan (tepi rawa, danau), pantai,
dan di bawah permukaan laut.

2. Pengendapan secara kimiawi


Pembentukan endapan ini karena proses penguapan pada larutan, sehingga menjadi jenuh dan yang tertinggal
hanya kandungan garam. Biasanya endapan ini tersusun dari kristal-kristal garam, misalnya garam dapur, gips,
dan sebagainya. Tidak ditemukan fosil (bekas hewan atau tumbuhan) karena terbentuk pada air yang mempunyai
konsentrasi tinggi sehingga tidak ada kehidupan.

6
DASAR DASAR GEOLOGI 1

3. Pengendapan secara biologis (organik)


Batuan sedimen yang terbentuk oleh adanya organisme, baik
berupa binatang ataupun tumbuhan.

Gambar 5.6. Pengendapan yang membentuk batuan sedimen


5.1.2.4. Masswasting
Secara garis besar gerak masa batuan (Mass Movement) dapat diartikan sebagai perpindahan material batuan
di permukaan bumi akibat gaya grafitasi yang dimiliki bumi. Perpindahan ini dapat terjadi dalam waktu yang
singkat maupun waktu yang lama. Satu ciri yang dapat digunakan sebagai acuan bahwa bentuk lahan yang ada
akibat adanya pergerakan masa batuan adalah tidak adanya sortasi/pemilahan material. Seluruh material baik kasar
maupun halus akan tercampur aduk menjadi satu. Perpindahan Masa Batuan ini sendiri dapat dibedakan menjadi
beberapa tipe, antara lain :

a. Tipe Creep (Rayapan)


Rayapan merupakan gerak masa batuan yang sangat lambat, sehingga proses rayapannya hampir tak dapat
diamati. Perpindahan Masa Batuan bertipe Creep ini hanya bisa diketahui dengan gejala-gejala seperti menjadi
miringnya tiang listrik atau dengan melihat ketidakteraturan permukaan tanah. Jika dilihat dari kecepatannya maka
tipe Creep ini memiliki kecepatan antara 1 mm hingga 10 m pertahun.

Gambar 5.7. Gerak masa batuan tipe rayapan

b. Tipe Luncuran (Slides)


Tipe Luncuran ini lebih sering dikenal orang awam dengan bencana tanah lonsor. Gerakan masa batuan
seperi inilah yang sering menimbulkan korban jiwa. Secara umum luncuran batuan dapat diartikan sebagai
pepindahan material permukaan bumi menuruni lereng dengan cepat. Berdasarkan bidang luncurannya maka tipe
pepindahan masa batuan ini dapat dibedakan menjadi transisional dan rotasional. Untuk luncuran yang memiliki
bidang luncur lurus disebut dengan transitional slide, sedangkan luncuran yang memiliki bidang luncur
melengkung disebut sebagai rotational slide contoh: Slump.

7
DASAR DASAR GEOLOGI 1

Gambar5. 8. Gerak masa batuan tipe luncuran

c. Tipe Aliran
Gerak Masa Batuan tipe aliran ini dicirikan dengan adanya bidang geser (shear plan). Tipe aliran ini dapat
dibedakan dengan rayapan dari batas yang tegar dan material yang terpindahkan. Menurut Vames (1978) aliran
masa batuan dapat dibedakan menjadi aliran kering, suliflaction, aliran tanah, aliran debris, dan debris avelanche.
Dari berbagai tipe tersebut tipe suliflaction adalah gerak masa batuan tipe aliran yang paling lambat bergerak. Hal
ini terjadi karena lapisan tanah memiliki kejenuhan yang tinggi terhadap air. Tipe suliflaction dapat berlangsung
pada medan dengan kemiringan hanya 1° dan dapat pula terjadi pada lingkungan periglasial.
d. Tipe Heave
Gerak masa batuan bertipe Heave ini terjadi karena adanya proses kembang kerut tanah. Tanah yang banyak
mengandung lempung smectile biasa mengalami kembang kerut. Ketika tanah ini mengembang maka volume
akan bertambah kearah tegak lurus bidang lereng. Oleh sebab itu akan terjadi desakan kearah lereng bawah. Tipe
heave sendiri masih dapt dibagi menjadi rayapan tanah dan rayapan talus. Tipe heave ini dikendalikan oleh
kuanitas kandungan tanah terhadp lempung jenis smectile atau illit dan relief mikro akibat adanya proses kembang
kempis.

e. Tipe Jatuhan
Gerak masa batuan bertipe jatuhan ini dicirikan oleh pegerakan melalui udara. Pada umumnya fragmen
batuanlah yang seolah terbang. Didalm kenyataannya sangat sulit menemui tip pergerakn masa batuan seperti ini.
Suatupengecualian pada tebing sungai yang runtuh dan sering diistilahkan dengan bank calving.

f. Tipe Runtuhan (Subsidence)


Ciri utama dri pergerakan masa batuan ini adalah tak kuatnya lagi penopang batuan yang ada. Ketika
penopang sudah tak kuat atau bahkan sudah hilang maka masa batuan diatasnya akan jatuh secara cepat yang
disebut dengan runtuh.

5.2. Bentang Alam Hasil Gaya Geologi.


Geologi adalah suatu bidang ilmu pengetahuan kebumian yang mempelajari segala sesuatu mengenai planet
bumi beserta isinya yang pernah ada. Geologi merupakan kelompok ilmu yang membahas tentang sifat-sifat dan
bahan-bahan yang membentuk bumi, struktur, proses-proses yang bekerja baik didalam maupun diatas permukaan
bumi, kedudukanya di alam semesta serta sejarah perkembanganya sejak bumi ini lahir di alam semesta hingga
sekarang.
Geologi dapat digolongkan sebagai suatu ilmu pengetahuanyang komplek, mempunyai pembahasan materi
yang beraneka ragam namun juga merupakan suatu bidang ilmu pengetahuan yang menarik untuk dipelajari. Ilmu

8
DASAR DASAR GEOLOGI 1

ini mempelajari dari benda-benda sekecil atom hingga ukuran benua, samudra, cekungan dan rangkaian
pegunungan.
Proses - proses geologi adalahsemua aktivitas yang terjadi dibumi baik yang berasal dar dalam bumi
(endogen) maupun yang berasal dari luar bumi (eksogen). Gaya endogen adalah gaya yang berasal dari dalam
bumi seperti orogenesa dan epirogenesa, magmatisme dan aktivitas vulkanisme, sedangkan gaya eksogen adalah
gaya yang bekerja dipermukaan bumi seperti pelapukan, erosi dan wass-wasting serta sedimentasi. Gaya endogen
maupun oksogen merupakan gaya-gaya yang memberi andil terhadap perubahan bentuk bentang alam (lanscape)
yang ada dipermukaan bumi. pada gambar dibawah disajikan suatu bagan yang memperlihatkan proses-proses
geologi (endogen & eksogen) sebagai agen dalam perubahan bentuk bentang alam.

Gambar 5.9. Proses-proses geologi (proses endogenik dan proses eksogenik) dan perubahan bentang alam

✂ Gaya endogen
Gaya endogen adalah gaya yang berasal dari dalam bumi. Gaya yang berasal dari dalam bumi dapat
berupa gempabumi, magmatisme, orogenesa dan epirogenesa. aktivitas tektonik adalah aktivitas yang berasal dari
pergerakan lempeng-lempeng yang ada pada kerak bumi (lithosphere). Hasil dari tumbukan antar lempeng dapat
menghasilkan gempabumi, pembentukan pegunungan (orogenesa), dan aktivitas magmatis/aktivitas gunung api
(volcanism). Aktivitas magmatis adalah segala aktivitas magma yang berasal dari dalam bumi. Pada hakekatnya
aktivitas magmatis dipengaruhi oleh aktivitas tektonik, seperti tumbukan lempeng baik secara convergent,
divergent dan atau transform. Pembentukan material kulit bumi (batuan) yang terjadi dipematang tengah samudera
adalah salah satu contoh dari aktivitas makma, sedangkan pembentukan gunungapi dikepulauan hawai adalah
contoh lain dari aktivitas magma yang terjadi disepanjang batas lempeng(transform). Produk dari aktivitas magma
dapat menghasilkan batuan beku, baik batuan beku intrusive dan batuan beku ekstrusive.

5.2.1. Bentangan Alam Endogenik.


Bentangan alam endogen adalah bentangan alam yang proses pembentukanya dikontrol oleh gaya-gaya
endogen, seperti aktivitas gunung api, aktivitas magma dan aktivitas tektonik (perlipatan dan patahan). Bentuk
bentang alam endogen secara geomorfologi dikenal sebagai bentuk bentangalam konstruksional (constructional
landforms). Adapun bentuk-bentuk bentang alam endogen antara lain adalah

5.2.1.1. Bentang alam struktural (structural/tektonic landforms)


Bentang alam struktural adalah bentangalam yang proses pembentukanya dikontrol oleh gaya tektonik
seperti perlipatan dan atau patahan. gambar 2 dibawah adalah blok diagram dari suatu patahan sesar mendatar
yang menghasilkan bentuk-bentuk bentang alam antara lain gawir, bukit tertekan (pressure ridge), sag basin,
shutter ridge, dan offset river.

9
DASAR DASAR GEOLOGI 1

Gambar 5.10. Blok diagram yang memperlihatkan bentuk-bentuk bentang alam yang terjadi didaerah patahan khususnya diwilayah yang terkena sesar

mendatar (strike slip fault) antara lain gawir, bukir tertekan (pressure ridge), sag basin, shutter ridge dan offset river.

1. Morfologi Escarpments (Morfologi Gawir Sesar)


Morfologi escarpments (gawir sesar) adalah bentangan alam yang berbentuk bukit dimana salah satu
lerengnya merupakan bidang sesar, morfologi gawir sesar biasanya dicirikan oleh bukit yang memanjang dengan
perbedaan tinggi yang cukup ekstrim antara bagian yang datar dan bagian bukit. Pada umumnya bagian lereng
yang merupakan bidang sesar mendatar, pergeseran memungkinkan salah satu bagian bergerak ke arah atas
terhadap bagian lainya yang kemudian membentuk gawir. Pada gambar 3 dibawah diperlihatkan salah satu bentuk
gawir sesar yang ada di wilayah "ower valley" dan sesar ini terbentuk bersamaan dengan terjadinya gempabumi
pada tahun 1872. Tampak pada gambar, bagian depan berupa dataran dan latar belakang berupa gawir dengan
endapan talus yang diendapkan didepan bidang sesar.

2. Morfologi Pressure Ridge (Morfologi Bukit Tertekan)


Morfologi "Pressure Ridge" (Bentang alam) Bukit Tertekan)
adalah bentang alam yang berbentuk bukit dan terjadi sebagai
akibat gaya yang bekerja pada suatu sesar mendatar dan akibat
tekanan tersebut mengakibatkan batuan yang berada disepanjang
patahan terpatahkan menjadi beberapa bagian yang kemudian
menekan batuan tersebut kearah atas.

Gambar 5.11. Morfologi Escarpment (Gawir Sesar) yang berupa bukit


dengan lereng sebagai bidang sesar dan dicirikan oleh perbedaan relief
yang cukup ektrim antara dataran dan perbukitan.

Gambar 5.12. Morfologi presure ridges (bukit tertekan) yang berupa


bukit hasil dari penganggkatan yang diakibatkan oleh gaya yang
bekerja disepanjang patahan

3. Morfologi "sag basin" (Morfologi cekungan kantong)

10
DASAR DASAR GEOLOGI 1

Morfologi sag basin adalah bentangan alam yang terbentuk dari hasil dari pergeseran sesar mendatar (strike
slip fault), dengan bentuk relief yang lebih rendah (depresi) dibandingkan dengan pasanganya (gambar 5)
Morfologi "sag basin" merupakan pasangan dari morfologi "pressure ridge" dan morfologi ini hanya terbentuk
pada sesar mendatar saja.

4. Morfologi "Shutter Ridge" (Morfologi Bukit Terpotong


Morfologi shutter ridge (bukit terpotong) umumnya juga dijumpai pada sesar mendatar (gambar 6). Shutter
ridges terjadi apabila salah satu sisi dari bidang sesar merupakan bagian permukaan yang lebih rendah. Perbedaan
relief ini disebabkan oleh pergeseran yan terjadi disepanjang patahan mendatar dan seringkali mengakibatkan
tersumbatnya aliran sungai.

Gambar 5.13. Morfologi sag basin yang dicirikan oleh bentangan yang
berbentuk cekungan dan merupakan bagian dari suatu pasangan sesar
mendatar.

Gambar 5.14. Morfologi Shutter ridges (bukit terpotong) yang


memperlihatkan bagian batuan yang terangkat
kearah atas membentuk morfologi bukit

5. Morfologi "Stream Offet" (Morfologi Sungai Sigsag)


Morfologi Stream offset adalah bentangan saungai yang arah aliranya berbelok secara tiba-tiba mengikuti
arah-arah bidang patahan dan perubahan arah aliran ini disebabkan oleh pergeseran bukit disepanjang patahan
mendatar (Gambar 7). Bentuk sungai yang membelok secara sigsag terjadi karena adanya pergeseran bukit
(shutter ridges) dari pergeseran lateral suatu sesar mendatar seperti sesar yang terdapat pada sesar San Andreas di
Amerika Serikat.

Gambar 5.15. Morfologi Sungai sigsag


6. Morfologi "Folding Mountain" (Morfologi Berbukitan Lipatan)
Morfologi Perbukitan Lipatan adalah bentuk bentang alam yang tersusun oleh batuan sedimen yang terlipat
membentuk struktur antiklin dan sinklin. Morfologi perbukitan lipatan dicirikan oleh susunan perbukitan dan

11
DASAR DASAR GEOLOGI 1

lembah-lembah yang berpola sejajar. Genesa pembentukan morfologi perbukitan lipatan adalah gaya tektonik
yang terjadi pada suatu cekungan sedimen.

Gambar 5.16. Morfologi berbukitan lipatan


A : Bukit antiklin

B : Lembah sinklin

C : Lembah antiklin

D : Lembah sinklin

E : Lembah antiklin

F : Bukit sinklin

7. Morfologi "Anticlinal Ridges" (Morfologi Bukit Antiklin)


Morfologi bukit antiklin adalah bentangalam yang berbentuk bukit dimana litologi penyusunya telah
mengalami perlipatan membentuk struktur antiklin (gambar 9). Morfologi bukit antiklin umumnya dijumpai
didaerah-daerah cekungan sedimen yang telah mengalami pengangkatan dan perlipatan. Morfologi bukit antiklin.
Jenera geomorfik "Bukit Antiklin" diklasifikasikan kedalam jentera geomorfik muda, artinya bahwa proses-proses
eksogenik (pelapukan, erosi/denudasi) yang terjadi pada satuan morfologi ini belum sampai merubah bentuk
awalnya yang berupa bukit.

Gambar 5.17. Morfologi Bukit antiklin

8. Morfologi "anticlinal Valleys" (Morfologi Lembah Antiklin)


Morfologi lembah antiklin adalah bentangalam yang berbentuk lembah yang diapit oleh sepasang bukit
tersusun dari batuan sedimen yang berstruktur antiklin (gambar 10). Jentera geomorfik "Lembah Antiklin" dapat
diklasifikasikan kedalam jenera geomorfik dewasa, artinya bahwa proses-proses eksogenik (pelapukan, erosi, dan
denudasi) yang terjadi pada satuan ini telah merubah bentuk aslinya yang semula berbentuk "Bukit " berubah
menjadi "lembah".

Gambar 5.18. Morfologi Lembah Antiklin

12
DASAR DASAR GEOLOGI 1

9. Morfologi Synclinal Ridges (Morfologi Bukit Sinklin)


Morfologi Bukit sinklin adalah bentangalam yang berbentuk bukit, tersusun dari batuan sedimen yang
membentuk struktur sinklin (gambar 11). Jentera geomorfik "bukit sinklin" diklasifikasikan kedalam jentera
geomorfik dewasa, artinya bahwa proses-proses eksogenik (pelapukan, erosi dan denudasi) yang terjadi pada
satuan ini telah merubah bentuk aslinya yang semula berbentuk "lembah" berubah menjasi bukit. morfologi bukit
sinklin dalam geomorfologi dikenal sebagai "reverse topografic" (topografi terbalik).

Gambar 5.19. Morfologi Bukit Sinklin

10. Morfologi "Synclinal Valleys" (Morfologi Lembah Sinklin)


Morfologi lembah sinklin adalah bentangalam yang berbentuk lembah yang tersusun dari batuan sedimen
dengan struktur sinklin (Gambar 12). Jentera Geomorfik satuan geomorfologi lembah sinklin dapat digolongkan
kedalam jentera geomorfik muda artinya bahwa proses-proses eksogenik (pelapukan, erosi dan denudasi) belum
sampai merubah bentuk aslinya yang berupa "lembah" menajdi bentuk "bukit".

Gambar 5.20. Morfologi Lembah Sinklin

11. Morfologi Plateau


Morfologi Plateau adalah bentang alam yang bentuknya menyerupai meja berelief tinggi dengan struktur
batuan yang horizontal (Gambar 13). Morfologi plateau umumnya dijumpai didaerah yang kondisi geologinya
relatif stabil atau relatif kecil terhadap pengaruh tektonik, sehingga perlapisan batuanya relatif horizontal, Adanya
proses pengangkatan (epirogenesa) yang idak berakibat pada terlipatnya batuan dan diikuti proses erosi/denudari
yang intensif sehingga berbentuk suatu datran yang tinggi dibandingkan dengan bagian lainya.
Berdasarkan genetiknya, plateau, mesa dan bute adalah bentuk bentang alam yang proses pembentukanya
sama dan dibedakan berdasarkan ukuranya (dimensinya), dimana plateau berukuran luas, mesa dengan ukuran
yang relatif lebih kecil sedangkan bute merupakan bagian yang terkecil dan dikenal dengan sisa-sisa dari
bentangalam mesa.

13
DASAR DASAR GEOLOGI 1

Gambar 5.21. Morfologi Plateau

12. Morfologi "Hogbag" (Morfologi Hogbag)


Morfologi hogbag adalah bentang alam yang berbentuk bukit yang memanjang searah dengan jurus
perlapisan batuan dan mempunyai kemiringan lapisan yang lebih besar 45⁰, Morfologi hogbag terjadi karena
sesar/patahan yang memotong searah bidang perlapisan.

Gambar 5.22. Morfologi hogbag

13. Morfologi mesa


Morfologi mesa adalah bentang alam yang berbentukdataran dan proses kejadianya dikontrol oleh struktur
perlapisan mendatar dengan elevasi yang lebih tinggi dari sekitarnya. Morfologi mesa juga dijumpai didaerah
yang kondisi geologinya relatif stabil atau pengaruh tektoniknya relatif kecil, sehingga pada saat terjadi
pengangkatan perlapisan batuan tetap horizontal. bentuk bentangalam nya sama dengan bentang alam plateau dan
dibedakan berdasarkan ukuranya yang relatif lebih kecil.

14. Morfologi "Monodinal redges" (Morfologi bukit monoklin)


Morfologi bukit monoklin adalah bentangalam yang berbentuk bukit, tersusun dari batuan sedimen dengan
arah kemiringan yang seragam. Morfologi bukit monoklin dapat berupa bagian sayap dari suatu lipatan antiklin
atau sinklin.

Gambar 5.23. Morfologi Mesa (kiri) Morfologi monodinal (kanan)

15. Morfologi Block faulting ridges (morfologi perbukitan patahan)


Morfologi perbukitan patahan adalah bentuk bentangalam yang terdiri dari bukit-bukit yang dibatasi oleh
bidang-bidang patahan (gawir sesar). Genesa pembentukan bukit patahan dikontrol oleh struktur patahan.

14
DASAR DASAR GEOLOGI 1

16. Morfologi graben (Amblesan) dan Horst (Tonjolan)


Morfologi graben (amblesan) adalah bentangalam yang berbentuk depresi dipisahkan dengan morfologi
lainya oleh bidang patahan. Morfologi horst (tonjolan) adalah bentang alam yang berbentuk bukit, merupakan
bagian yang menonjol dibandingkan dengan sekitarnya dan dibatasi oleh bidang sesar.

Gambar 5.24. Morfologi block faulting


(kiri), morfologi hors dan graben (kanan)

17. Morfologi Intrusi (Morfologi Intrusive)


Morfologi intrusi (intrusive landforms) adalah bentangalam berbentuk bukit terisolir yang tersusun oleh
batuan beku dan genesanya dikontrol oleh aktivitas magma. Bukit intrusi pada awalnya dapat berada dibawah
permukaan bumi, namun seiring dengan berjalanya waktu oleh rposes endogenik (pelapukan dan erosi) maka
bagian tanah yang menutupi tubuh batuan intrusi akan terosesi sedangkan tubuh batuan yang lebih resisten hanya
mengalami erosi yang tidak signifikan. Proses endogeniknya pada akhirnya akan menyisakan tubuh batuan beku
yang berbentuk morfologi yang lebih menonjol dibandingkan dengan daerah sekitarnya.

Gambar 5.25. Bentang alam / morfologi "intrusive landform"


5.2.1.2. Bentang Alam Gunung Api
Bentang alam gunung api (Volcanic Land forms) adalah bentangalam yang merupakan produk dari aktivitas
gunung api. Bagian-bagian dari morfologi gunung api sebagai berikut :

1. Volcanic Landforms (Morfologi Gunungapi)


Morfologi gunung api adalah bentang alam gunung api yang proses terbentukanya dikontrol oleh aktivitas
gunung api. Bentuk-bentuk bentang alam gunung api dapat dikelompokan berdasarkan pada tipe/jenis magmanya
(magma basa, magma intermediate, magma asam) serta jenis maerial yang dikeluarkanya (lava atau piroklastik)
Morfologi gunung api strato adalah bentang alam gunung api yang berbentuk kerucut dan disusun oleh
perulangan dari material piroklastik dan lava. Adapun jenis magma yang membentuk gunung api strato pada
umumnya berupa magma yang berkomposisi intermedier.
Morfologi Gunung api perisai adalah bentang alam gunung api yang bentuknya menyerupai perisai dan
biasanya tersusun oleh lava yang berkomposisi basaltis. Karena magma basa yang bersifat encer maka ketika
magma tersebut keluar melaui pusat erupsinya akan tersebar kesegala arah membentuk bentuk menyerupai perisai.
Gunung api tipe perisai banyak dijumpai dikepulauan Hawaii, Amerika dan saat erupsi aliran lavanya bisa
mencapai hingga puluhan kilometer.

15
DASAR DASAR GEOLOGI 1

Gambar 5.26. Morfologi Gunung api Strato / Strato volcano (kiri), Morfologi Gununapi Perisai / Shield Volcano
(kanan)

2. Volcanic Footslope landforms (Morfologi kaki gunung api)


Morfologi kaki gunungapi adalah bentang alam gunungapi yang merupakan bagian kaki dari suatu tubuh
gunungapi. pada umumnya suatu tubuh gunung api dibagi menjadi 3 bagian, yaitu kepundan gunungapi,
badan/kerucut gunungapi, dan kaki gunungapi

3. Crater Landforms (Kawah gunungapi)


Morfologi kawah adalah bentang alam gunungapi yang berupa lubang tempat keluarnya material gunungapi
ketika terjadi erupsi.

Gambar 5.27. Morfologi kaki gunungapi (kiri), Morfologi kawah gunungapi (kanan)

4. Caldera Landforms (Morfologi Kaldera Gunungapi)


Morfologi Kaldera adalah bentang alam yang terbentuk sebagai hasil erupsi gunungapi tipe explosive yang
mengakibatkan bagian kepundanya runtuh sehingga membentuk bentuk kawah yang sangat luas. Kadang kala
bagian dalam kaldera terisi air membentuk danau. Contoh uang paling klasik kaldera di Indonesia adalah Danau
Toba di Sumatera Utara.

5. Volcanic-neck Landforms (Morfologi jenjang gunungapi)


Morfologi jenjang gunungapi adalah bentang alam yang berbentuk seperti leher atau tiang merupakan sisa
dari proses denudasi gunungapi.

16
DASAR DASAR GEOLOGI 1

Gambar 5.28. Morfologi Kaldera /Kaldera Landform (Kiri), Morfologi Jenjang Gunungapi (kanan)

6. Parasitic Cone Landforms (Morfologi Gunung Parasit)


Morfologi gunung parasit (parasic cones) adalah bentang alam yang berbentuk kerucut yang keberadaanya
menumpang pada badan dari induk gunungapi, sering juga disebut sebagai anak gunungapi.

7. Lava Plug Landforms (Morfologi Sumbat Lava)


Sumbat lava (lavaplug) adalah bentang alam yang berbentuk pipa atau bantal berupa lava yang membeku
pada lubang kepundan.

Gambar 5.29. Morfologi kerucut gunungapi (kiri), Morfologi sumbat lava (kanan)

8. Morfologi Maar
Morfologi maar adalah bentang alam berelief rendah dan luas dari suatu kawah gunungapi hasil erupsi
preatomatik, letusanya disebabkan oleh air bawah tanah yang kontak dengan magma. Ciri dari morfologi maar
pada umumnya diisi oleh air membentuk suatu danau kawah yang dangkal.

9. Volcanik Remant Landforms (Morfologi sisa Gunungapi)


Sisa gunung api (Volcanic remant) adalah sisa-sisa dari suatu gunung api yang telah mengalami proses
denudasi.

Gambar 5.30. Morfologi maar (kiri), Morfologi sisa gunungapi (kanan)

17
DASAR DASAR GEOLOGI 1

✂ Gaya Eksogen
Gaya eksogen adalah gaya yang dipengaruhi oleh energi matahari dan gaya tarik bumi (gravitasi). Adapun
proses-proses yang dipengaruhi oleh gaya eksogen adalah pelapukan, erosi, was wasting dan sedimentasi.
5.2.2. Bentang Alam Eksogenik.
5.2.2.1..Bentang Alam Akibat Pelapukan
Pelapukan adalah proses desintegrasi atau disagregasi secara berangsur dari material penyusun kulit bumi
yang berupa batuan. Pelapukan sangat dipengaruhi oleh kondisi iklim, temperatur dan komposisi kimia dari
mineral-mineral penyusun batuan. Pelapukan dapat melibatkan proses mekanis (pelapukan mekanis), aktivitas
kimiawi (pelapukan kimia), dan aktivitas organisme (termasuk manusia) yang dikenal dengan pelapukan organis.

A. Pelapukan mekanis
Pelapukan mekanis adalah semua mekanisme yang dapat mengakibatkan terjadinya proses pelapukan
sehingga suatu batuan dapat hancur menjadi beberapa bagian yang lebih kecil atau partikel-partikel yang lebih
halus. Mekanisme dari proses pelapukan mekanis antara lain adalah abrasi, kristalisasi es (pembekuan air), dalam
batuan, perubahan panas secara cepat (thermal fracture), proses hidrasi, dan eksfoliasi (pelepasan tekanan pada
batuan karena perubahan tekanan).

B. Pelapukan kimiawi
Pelapukan kimiawi (proses dekomposisi atau proses peluruhan) adalah terurai/pecahnya batuan memalui
mekanisme kimiawi, seperti karbonisasi, hidrasi, hidrolisis, oksidasi dan pertukaran ion-ion dalam larutan.
Pelapukan kimiawi merubah komposisi mineral -mineral dalam batuan menjadi mineral permukaan seperti
mineral lempung. Mineral-mineral yang tidak stabil yang terdapat dalam batuan akan dengan mudah mengalami
pelapukan apabila berada dipermukaan bumi, seperti basalt dan peridotit, air merupakan agen yang sangat penting
dalam terjadinya proses pelapukan kimia, seperti pengelupasan cangkang ( speriodal weathering) pada batuan.

Gambar 5.31. Pelapukan Mekanis(kiri). Pelapukan Kimiawi (kanan)

Pelapukan organis
Pelapukan organis dikenal juga sebagai pelapukan biologis dan merupakan istilah yang umum dipakai untuk
menjelaskan proses pelapukan biologis yang terjadi pada penghancuran batuan, termasuk proses penetrasi akar
tumbuhan kedalam batuan dan aktivitas organisme dalam membuat lubang-lubang pada batuan (bioturbation),
termasuk didalamnya aksi dari berbagai jenis asam yang ada dalam mineral melalui proses leaching. Pada
hakekatnya pelapukan organis merupakan perpaduan antara proses pelapukan mekanis dan pelapukan kimiawi.

18
DASAR DASAR GEOLOGI 1

Gambar 5.32. Pelapukan Organis(kiri). Pengelupasan/Exfoliation (kanan)


Hasil dari ketiga jenis pelapukan di atas dikenal sebagai soil (tanah). Oleh karena tanah merupakan hasil
dari pelapukan batuan maka berbagai jenis tanah, seperti andosol, lotosol atau laterit tergantung pada jenis batuan
asalnya. Gambar 5.36. memperlihatkan proses pelapukan baik secara mekanis yang disebabkan antara lain oleh
perubahan temperatur panas, dingin, angin, hujan, es, pembekuan pada batuan menyebabkan batuan induk
mengalami desintegrasi (perombakan) menjadi bagian yang lebih kecil, sedangkan proses kimiawi yang
disebabkan oleh larutan asam, kelembaban merubah mineral-mineral menjadi ion-ion, oksidasi besi dan alumina,
mineral silika akan menghasilkan lapisan-lapisan lempung (tabel 5.2).

Gambar 5.33. Proses pelapukan mekanis dan kimiawi pada batuan induk menjadi tanah

Dalam pengaruh Hasil utama


Mineral asal Hasil lainnya (larutan)
CO2 dan H2O (padat)

Feldspar Mineral lempung ion (Na+, Ca++, K+), SO2

Mineral Fero-magnesium ion (Na+, Ca++, K+, Mg++), SO2,


Mineral lempung
(termasuk biotit dan mika) Fe oksida

Muscovite Mineral lempung Ion-ion (K+), SO2

Kuarsa Butiran pasir

Kalsit - Ion-ion (Ca++, HCO3)

Tabel 5.2. Produk pelapukan mineral pembentuk batuan

5.2.2.2. Bentang Alam Akibat Erosi

19
DASAR DASAR GEOLOGI 1

Erosi adalah istilah umum yang dipakai untuk proses penghancuran batuan (pelapukan) dan proses
pengangkutan hasil penghancuran batuan. Proses erosi fisika disebut sebagai proses corration (erosi mekanis)
sedangkan proses erosi kimia disebut dengan corrosion. Agen dari proses erosi adalah gaya gravitasi, air, es dan
angin. Berdasarkan bentuk dan ukuranya erosi dapat dibagi menjadi 5 (lima) yaitu :

A. Erosi Alur ( Riil Erosion)


Erosi alur (rill erosion), adalah proses pengikisan yang terjadi pada permukaan tanah (terain) yang
disebabkan oleh hasil kerja air berbentuk alur-alur dengan ukuran berkisar antara beberapa milimeter hingga
centimeter. pada dasarnya erosi alu merupakan tahap awal dari hasil erosi air yang mengikis permukaan tanah
(terrain) membentuk alur-alur sebagai tempat mengalirnya air. Pada perkembanganya erosi alur akan berkembang
menjadi erosi ravine.

Gambar 5.34. Erosi Alur (Riil Erosion)


B. Erosi Lembar
Erosi Berlembar (Sheet Erosion), adalah proses pengikisan air yang terjadi pada permukaan tanah yang
searah dengan bidang permukaan tanah, biasanya terjadi pada lereng-lereng bukit yang vegetasinya jarang atau
gundul.

Gambar 5.35. Erosi Lembar

C. Erosi drainase
Erosi drainase (revine erosion), adalah proses pengikisan yang disebabkan oleh kerja air pada permukaan
tanah (terrain) yang membentuk saluran-saluran dengan lembah-lembah saluranya berukuran antara beberapa
centimeter hingga satu meter.

20
DASAR DASAR GEOLOGI 1

Gambar 5.36. Eosi drainase

D. Erosi Saluran
Erosi Saluran (gully erosion), adalah erosi yang disebabkan oleh hasil kerja air pada permukaan tanah
membentuk saluran-saluran dengan ukuran lebar lembahnya lebih besar 1 meter hingga beberapa meter.

Gambar 5.37. Erosi Saluran

E. Erosi Lembah
Erosi Lembah (Valley erosion), adalah proses dari kerja air pada permukaan tanah (terrain) yang berbentuk
saluran-saluran dengan ukuran lebarnya diatas sepuluh meter.

Gambar 5.38. Erosi Lembah

5.2.2.3. Bentang Alam Mass Wasting

21
DASAR DASAR GEOLOGI 1

Mass wasting pada dasarnya adalah gerakan batuan, regolith, dan tanah kearah kaki lereng sebagai akibat
dari pengaruh gaya berat (gravity) memalui proses rayapan (creep), luncuran (slides), aliran (flows), rebah
(topples), dan jatuhan (falls). Mass wasting umumnya terjadi di daratan maupun di lautan terutama di lereng
benua. Longsoran merupakan satu contoh yang spektakuler dari mass wasting.
Hasil pelapukan batuan yang berada di puncak puncak bukit akan tertransport sebagai debris ke arah kaki
bukit, sedangkan air sungai bertindak sebagai ban berjalan yang membawa material hasil pelapukan menjauh dari
sumbernya. Walaupun sepanjang perjalananya material hasil pelapukan batuan yang dibawa oleh air sungai
kadang-kadang berhenti untuk sementara waktu, namun pada akhirnya material tersebut akan diendapkan di
tempat terakhir, yaitu dilaut.

Gambar 5.39. Mass wasting tipe Slumping (kiri). Mass wasting tipe jatuhan (kanan).

5.2.2.4. Sedimentasi
Sedimentasi adalah suatu proses pengendapan material yang ditransport oleh media air, angin, es/glatser
disuatu cekungan. Delta yang terdapat dimulut-mulut sungai adalah hasil dari proses pengendapan material-
material yang diangkut oleh air sungai, sedangkan sand dunes yang terdapat di gurun-gurun dan tepi pantai adalah
hasil dari pengendapan meterial-material yang diangkut oleh angin.

Gambar 5.40. Hasil sedimentasi pada aliran sungai (kiri). Hasil sedimentasi yang terjadi di pantai (kanan)

Bentang alam yang ada saat ini adalah hasil dari proses proses geologi yang terjadi dimasa lampau. Pada saat
ini proses-proses geologi (endogenik dan eksogenik) tetap berlangsung dan secara perlahan dan pasti akan
merubah bentuk bentang alam yang ada pada saat ini. Proses-proses eksogen yang terjadi dipermukaan bumi dapat
dikelompokan berdasarkan agen/media yang mempengaruhinya, yaitu air, angin, gletser dan iklim.

22
DASAR DASAR GEOLOGI 1

23

Anda mungkin juga menyukai