Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS STRUKTUR BANGUNAN

GABLE FRAME KONSTRUKSI BAJA


LEMONGA GOLD PROCESSING PLANT
I. Pendahuluan
Rencana konstruksi bangunan Lemonga Gold Processing Plant ini terdiri dari 1 lantai.
Sedangkan konstruksi atapnya menggunakan konstruksi gable frame baja dengan
bentang 20.00m. Bentuk bangunan menyerupai persegi panjang mempunyai ukuran
20,00m x 30.00m, dimana diperuntukkan untuk bangunan Gold Processing Plant.

II. Konsep Perencanaan Struktur

II.1. Sistem Pondasi


Jenis pondasi yang digunakan sesuai dengan data tanah dan kondisi lingkungan,
hasil penyelidikan tanah adalah tipe pondasi footplate beton bertulang.

II.2. Sistem Struktur Atas


Struktur atas menggunakan struktur utama balok dan kolom baja I/WF dan atap gable
frame baja.

II.3. Parameter Perencanaan Dasar

II.3.1. Peraturan-peraturan standar yang digunakan


1. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1987
2. Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung 2002
3. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Bertulang 2002
4. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia Tahun 1984
5. Code/Standard/Normalisasi International yang relevan.

II.3.2. Bahan (Material)


a. Beton
Beton yang digunakan adalah ready mix dengan kualitas K-175 atau K-225
Menggunakan jenis tulangan baja dengan diameter 8 dan 10 mm
menggunakan BJTP 24 (polos) dan untuk tulangan dengan diameter > 13
mm menggunakan BJTD 40 (ulir).

b. Baja Profil
Baja profil yang digunakan adalah baja yang memiliki mutu BJ-37 dengan
tegangan leleh minimum 2400 kg/cm 2 dan tegangan dasar sebesar 1600
kg/cm2. Mutu yang sama digunakan pula untuk pelat-pelat sambungan.

c. Baut
Untuk sambungan struktur baja digunakan baut tegangan tinggi (High
Strength Bolt-HSB) dengan mutu A325 dengan tegangan leleh minimum
6350 kg/cm2.

d. Las
Mutu baja Las yang digunakan adalah tegangan leleh minimum 2400
kg/cm2.

II.3.3. Beban
a. Beban Mati
Beban mati pada struktur bangunan ditentukan dengan menggunakan
berat jenis bahan bangunan dengan berdasarkan Peraturan Perencanaan
ANALISIS STRUKTUR  BANGUNAN KONSTRUKSI BAJA
Pembebanan untuk Rumah dan Gedung 1987 dan unsur-unsur yang
diketahui seperti pada denah arsitektur dan struktur. Beban-beban yang
diakibatkan oleh gravitasi yang bersifat permanen dalam hal ini berat
sendiri struktur.
Beban mati yang diperhitungkan adalah :
Beton = 2400 kg/m3.
Baja = 7850 kg/m3.

b. Beban Hidup
Beban hidup yang diperhitungkan adalah sebagai berikut :
Beban P : 100 kg (pada gording)

II.4. Idealisasi Struktur

a. Bangunan diidealisasikan dalam analisa sebagai rangka terbuka (open frame),


terdiri atas balok baja, sloof beton bertulang, kolom baja, dan balok rafter I/WF.
b. Dipergunakan bantuan perangkat lunak analisis struktur SAP2000.
c. Analisis struktur dilakukan dengan anggapan berlaku keadaan elastis saja.

II.5. Perhitungan Struktur Bangunan

II.5.1. Umum
Analisa pengaruh beban vertikal ditinjau dalam model struktur dua dan tiga
dimensi.

II.5.3 Analisis Penulangan Struktur Bangunan


Penulangan unsur-unsur utama struktur bangunan seperti balok sloof dan
kolom pedestal mempergunakan prinsip daktilitas terbatas, sesuai dengan
Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Bertulang 1990.

III. Perencanaan Struktur Utama

III.1. Letak Perletakan Jepit Pada Dasar Gedung


Struktur utama gedung ini didukung oleh pondasi sebagai struktur jepit. Titik-titik jepit
tersebut terletak disetiap kaki kolom dianggap terjepit pada level telapak pondasi dan
berupa sendi pada level base plate kolom pedestal.

III.2. Model Struktur

III.2.1. Asumsi
Struktur utama dihitung sebagai “open frame” tiga dimensi dengan bantuan
program SAP2000.

III.2.2 Analisis Struktur


Data masukan yang diperlukan untuk program SAP2000 dan spread sheet
Ms. Excell adalah properties penampang, material dan geometri dari struktur.
Kondisi-kondisi pembebanan juga diperlukan sebagai data masukan.
Seluruh beban-beban yang diterapkan pada struktur di bagi dalam beberapa
kondisi beban (load condition) dan pada akhir analisis kondisi beban-beban
tersebut dikombinasikan.

ANALISIS STRUKTUR  BANGUNAN KONSTRUKSI BAJA


III.2.3 Penulangan

III.2.3.1 Balok Sloof


Penulangan lentur balok dihitung secara manual berdasarkan hasil/
output program SAP2000. Gaya geser dari balok dengan daktilitas
terbatas dihitung menurut persamaan berikut :
Vu, b = 1.05 (VD,b + VL,b  4.0/K VE,b)

dimana :
VD,b = gaya geser balok akibat beban mati terfaktor
VL,b = gaya geser balik akibat beban hidup terfaktor
VE,b = gaya geser balok akibat beban gempa terfaktor
K = faktor jenis struktur (K > 2)

III.2.4 Analisa Tegangan Baja

Pekerjaan pemeriksaan tegangan batang baja dilakukan oleh alat bantu


program Cek Tegangan Steel Frame Design yang merupakan “post processor”
dari SAP2000.
Dengan menggunakan alat bantu ini, gaya-gaya batang yang merupakan hasil
output dari SAP2000 dijadikan input untuk menentukan tegangan batang dan
rasio tegangan Steel Frame Design. Output dari Steel Frame Design sendiri
adalah rasio tegangan yang merupakan perbandingan antara tegangan yang
terjadi dengan tegangan ijin baja.

IV. Pondasi

IV.1. Tipe Pondasi


Sesuai dengan data-data tanah, kondisi lingkungan dan engineering judgement, tipe
pondasi yang dipilih untuk struktur utama adalah pondasi footplate biasa.

IV.2. Perhitungan Daya Dukung


Daya dukung tanah diasumsikan berdasarkan tabel.

*******

ANALISIS STRUKTUR  BANGUNAN KONSTRUKSI BAJA

Anda mungkin juga menyukai