Anda di halaman 1dari 45

MENGENAL EKONOMI KELEMBAGAAN

MENGENAL EK
MENGENAL ONOMI KELEMB
EKONOMI AGAAN
KELEMBA

Ida Ayu Saskara

MENGENAL EKONOMI KELEMBAGAAN


Ida Ayu Saskara

Cover Design : M. Setia


Lay Out : N. Bakti

Cetakan : I September 2017


ISBN : 978-602-9138-87-0
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
Penerbit : ESBE buku
Jl. Padma 30 Penatih Denpasar Timur
esbeutama@yahoo.com
Isi di luar tanggung jawab percetakan
PT. Mabhakti

iv
KATA PENGANTAR

Berkat Rahmat Ida Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang


Maha Esa, maka buku ini yang berjudul “MENGENAL
EKONOMI KELEMBAGAAN” dapat diselesaikan. Buku ini
disusun untuk mempermudah mahasiswa maupun masyarakat
yang ingin mengenal ekonomi kelembagaan.

Ekonomi kelembagaan dapat dikatakan sebagai salah


satu cabang ilmu ekonomi yang secara spesifik membahas
mengenai kelembagaan atau institusi dalam bentuk “non fisik”.
Kelembagaan non fisik dapat berbentuk aturan yang diciptakan
manusia untuk membentuk sebuah hubungan interaksi politik,
sosial, dan ekonomi, serta mengatur pola hubungan tersebut.
Lingkup ekonomi kelembagaan yang dibahas dalam buku ini
meliputi sejarah pemikiran ekonomi, paradigma ekonomi
kelembagaan, biaya transaksi, ekonomi politik, hak kepemilikan,
dan modal sosial. Beberapa pembahasan dalam buku ini juga
disertai contoh kasus yang dapat memudahkan pembaca untuk
memahami ekonomi kelembagaan.

Akhirnya, penulis menyadari bahwa buku ini masih


memiliki banyak kekuranganyang diakibatkan oleh keterbatasan
penulis. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran untuk
penyempurnaan buku ini, maupun kelanjutan pembahasan
mengenai ekonomi kelembagaan.

Denpasar, September 2017


Penulis

v
DAFTAR ISI 2. Teori Property Rights ....................................... 57
3. Urgensi Property Rights Dalam Efisiensi Alokasi
Sumber Daya Ekonomi (Economic resources) .. 60
Kata Pengantar ........................................................... v
Daftar Isi .................................................................... vi F. TEORI MODAL SOSIAL ..................................... 63
A. SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI .................. 1 1. Pengertian Modal Sosial .................................... 63
1. Pemikiran Ekonomi Merkantilisme ..................... 1 2. Jenis Modal Sosial ............................................ 67
2. Pemikiran Ekonomi Liberal dan Teori Ekonomi 3. Aplikasi Modal Sosial Dalam Pembangunan
Klasik ............................................................... 4 Ekonomi/Studi Kasus ........................................ 71
3. Pemikiran Ekonomi Sosialis ............................... 13
4. Efisiensi Pemikiran Ekonomi Neoklasik .............. 15 Daftar Pustaka ............................................................ 74

B. PARADIGMA EKONOMI KELEMBAGAAN .... 22


1. Pengertian Kelembagaan ................................... 22
2. Old Institutional Economics .............................. 27
3. New Institutional Economics .............................. 33

C. TEORI EKONOMI BIAYA TRANSAKSI ........... 35


1. Pengertian Biaya Transaksi ................................ 35
2. Jenis Biaya Transaksi ......................................... 36
3. Peran Kelembagaan Dalam Menurunkan Biaya
Transaksi .......................................................... 38

D. TEORI EKONOMI POLITIK .............................. 41


1. Sejarah dan Pemaknaan Ekonomi Politik ........... 41
2. Teori Pilihan Publik ............................................ 46
3. Teori Rent-Seeking ........................................... 50
4. Teori Redistributive Combines dan Keadilan .... 53

E. HAK KEPEMILIKAN / PROPERTY RIGHTS ..... 55


1. Pengertian Property Rights ............................... 55

vii viii
A. SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI Negara penganut paham merkantilisme dalam upaya menambah
kekayaannya akan menekan konsumsi dalam negeri serendah
1. Pemikiran Ekonomi Merkantilisme
mungkin (Spechler, 1990). Negara juga akan menerapkan
Merkantilisme berasal dari kata mercantile, yang kebijakan upah buruh semurah-murahnya, bahkan masyarakat
merupakan kata sifat dan memiliki arti sesuatu yang terkait dengan diupayakan hidup pada level subsisten (hanya berpenghasilan
dagang atau perdagangan. Kata mercantile juga masih satu akar cukup untuk memenuhi kebutuhan fisik minimum), tidak
dengan kata merchant yang berarti pedagang. Kata merkantilis juga mengkonsumsi barang mewah, dan membebankan pajak yang
bisa dikaitkan dengan kata merchandise, yaitu perdagangan atau tinggi. Pembangunan dalam negeri hanya diutamakan pada
barang-barang yang diperdagangkan. Merkantilisme didefinisikan pegembangan infrastruktur untuk mendukung perdagangan dan
sebagai sistem ekonomi yang terdapat di eropa antara tahun 1500 pertanian. Belanja negara terbesar justru pada pengadaan
sampai tahun 1700an, yang mementingkan kesembingan antara kelengkapan persenjataan.
ekspor dan impor (Salim dan Salim, 2002). Merkantilisme dapat Perspektif mengenai kekayaan negara hanya dinilai
pula diartikan sebagai prinsip atau praktek perdagangan. dengan jumlah uang, emas dan perak yang bisa dikumpulkan.
Sedangkan merkantilis (mercantilist) adalah sebutan bagi Dorongan untuk mengumpulkan emas dan perak serta
penganut merkantilisme atau orang yang percaya mengenai mendapatkan barang murah yang tidak bisa disediakan dalam negeri
pentingnya perdagangan. Paham merkantilisme didasarkan sendiri begitu besar. Motivasi itulah yang memicu munculnya
pada pentingnya perdagangan. Merkantilist selalu berupaya kebijakan kolonial. Yaitu keinginan menjajah bangsa lain demi
menghasilkan sebanyak mungkin barang dengan harga murah. mendapatkan emas, perak dan barang berharga (Spechler,
Namun, mereka akan membatasi pembelian hanya pada barang 1990). Karena itu, belanja negara terbesar adalah untuk
bernilai penting dan strategis untuk mengembangkan perdagangan memperkuat persenjataan militer sebagai modal untuk
dan pengembangan industri manufaktur. Karena prinsip ini, mengembangkan wilayah kolonial, menundukkan dan merampas
negara akan berusaha memperbanyak volume ekspor dan kekayaan negara lain. Para buruh dibayar murah. Mereka yang
menekan impor. Mereka beranggapan bahwa negara akan kaya menentang atau kurang produktif dikirim ke negara jajahan
dan kuat hanya melalui perdagangan. Untuk menjalankan prinsip ini, sebagai hukuman sekaligus menjaga kepentingan kolonial
negara menerapkan sistem proteksi ekonomi, dengan tujuan (Spechler, 1990).
melindungi negara dari gempuran barang impor demi kepentingan Pemerintah menerapkan kebijakan yang mendukung
ekonomi dalam negeri. monopoli untuk di dalam negeri. Pasar dikuasai oleh para
1 2
saudagar yang menguasai kekayaan dan jalur perdagangan. Untuk kenaikan upah selama kurang lebih 200 ratus tahun terakhir.
mendukung itu, negara menerapkan sistem pemerintah terpusat. Renungannya membuahkan hasil yaitu buku yang berjudul An
Kekuasaan berpusar sekitar raja dan para elit politik Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations,
kepercayaannya. Pemerintahan dilaksanakan oleh para birokrat yang diterbitkan pada tahun 1776. Buku ini dianggap sangat fenomenal
loyal dan mau dibayar untuk menjalankan sistem perundang- karena berisikan pandangan-pandangan filosofis dan mendasar
undangan yang mendukung kehendakpemerintah pusat. Jaksa, polisi, serta menyajikan formula umum bagaimana mencapai kesejahteraan
hakim, para diplomat, dan militer bekerja demi kepentingan yang riil yang dirasakan oleh setiap warga negara tanpa kecuali.
kekuasaan (Spechler, 1990). Ruang gerak para penentang, kaum
intelektual, tuan tanah (feodal), dibatasi dengan ketat. Peran gereja 2. Pemikiran Ekonomi Liberal dan
dimarginalkan hanya menangani hubungan manusia dengan Teori Ekonomi Klasik
Tuhannya. Namun demikian, pemerintah/penguasa berkolaborasi Para pakar sejarah pemikiran ekonomi menganggap
dengan kaum pedagang, mengembangkan hubungan yang saling tahun 1776 sebagai tahun kelahiran teori ekonomi klasik.
menguntungkan. Pasalnya, pada tahun tersebut terbit buku maha karya Adam Smith,
Sistem ekonomi merkantilis sebagaimana digambarkan di seorang profesor filsafat moral dari Glasgow University. Buku yang
atas mendominasi perekonomian di eropa pada tahun1500an hingga dikenal dengan judul the Wealth of the Nations, ditakdirkan
1700an. Ratu Elizabeth dari Inggris, Louis XIV dari Perancis, menjadi buku yang sangat berpengaruh selama 200 tahun terakhir.
Frederick the Great dari Prusia (Jerman), Peter the Great dari Ia telah merevolusi cara pandang para pelaku ekonomi dan
Rusia, Maria Theresa serta Joseph dari Austria merupakan pembuat kebijakan dibidang ekonomi dan perdagangan. Buku
penguasa pendukung sistem ekonomi merkantilis pada masa awal ini juga telah berfungsi sebagai panduan umum bagaimana
kebangkitan daratan eropa. Namun demikian, kekayaan negara yang membangun negara yang sejahtera, yang tidak hanya
melimpah yang dihasilkan dari kegiatan perdagangan tersebut hanya mengumpulkan emas dan perak. Adam smith telah meletakkan
dapat dinikmati oleh para penguasa dan kaum pedagang. Sedangkan dasar bangunan harapan untuk mencapai kesejahteraan
rakyat kebanyakan tetap hidup dalam kemiskinan, kekurangan dan bersama. Bukan hanya kesejahteraan para penguasa dan kaum
kebodohan. Fenomena inilah yang menjadi beban pikiran Adam pedagang. Hingga saat ini, pandangan- pandangan sang Profesor
Smith, seorang professor dari Skotlandia. Ia melihat suatu keadaan masih dianggap relevan kendati sempat mengalamijatuh bangun dan
yang sangat tidak adil. Kaum buruh tidak pernah mengalami mendapat serangan yang sangat dahsyat dari lawan-lawannya.

3 4
Model yang dikembangkan oleh Adam Smith dalam mewujudkan 2. kepentingan diri sendiri (self interest), hak seseorang untuk
kesejahteraan bersama disebut kebebasan alamiah. Para ekonom melakukan usaha sendiri dan membantu orang lain
menyebutnya teori ekonomi klasik. Intinya, pembatasan 3. persaingan (competition), hak untuk bersaing dalam
perdangan sebagaimana brerlaku saat itu oleh kaum merkantilis produksi dan perdagangan barang dan jasa
dianggap hanya menguntungkan kaum pedagang, pemegang
monopoli dan penguasa. Adam mendukung pertumbuhan Ketiga unsur kebebasan tadi akan menciptakan harmoni
ekonomi hasil produksi bukan hasil pengumpulan emas dan perak. alamiah antara kepentingan buruh, pemilik tanah, dan pemilik modal.
Kekayaan sebuah negara bukan hanya didapatkan dari Kepentingan diri sendiri disertai dengan keinginan membantu
perdagangan, tapi dari tanah, lahan dan sumberdaya lain yang sesama akan mampu mengentaskan ekonomi jutaan umat manusia.
ada di negara tersebut. Ia mengatakan: Doktrin kepentingan diri yang demikian dianggap invisible hand
“Kemakmuran sebuah bangsa bukan hanya berasal dari (tangan tidak terlihat) yang mengarahkan manusia untuk mencapai
emas dan peraknya, tapi juga dari tanahnya, gedung-gedungnya, kesejahteraan bersama. Keadaan semacam ini akan tercapai dalam
dan segala barang-barang yang dapat dikonsumsi”. Rakyat harus kondisi kondisi masyarakat yang penuh dengan nilai-nilaikebaikan,
diberi kebebasan untuk melakukan apa yang diinginkan tanpa campur kedermawanan, dan hukum sipil yang tegas yang melarang praktek
tangan negara. Biarkanlah barang, tenaga kerja, modal dan uang usaha yang curang dan tidak adil, atau disebut kondisi ideal. Oleh
mengalir secara bebas. Menurut Smith, kebebasan semacam ini karena itu, Adam Smith sangat mendukung terciptanya
merupakan hak azasi paling mendasar. Ia mengatakan: kelembagaan masyarakat (social institution), dimana pasar,
Melarang banyak orang melakukan apa-apa yang bisa agama, dan hukum untuk memperkuat kontrol dan disiplin diri
mereka lakukan dalam bidang produksi, atau melarang orang serta kedermawanan. Dengan demikian, kebebasan mengejar
menggunakan modaldan industridengan carayang merekanilai paling kepentingan diri sendiri yang diajarkan Smith harus dibingkai
menguntunkan bagi mereka adalah sebuah pelanggaran nyata bagi dengan kelembagaan masyarakat yang kuat yang mengarahkannya
hak azasi manusia. pada terciptanya keadilan.
Secara sederhana, berikut adalah pokok pikiran pada buku Adam Pemikiran Smith telah mampu menggerakan dunia
Smith yang berjudul Wealth of Nations: menuju tatanan dunia baru, bersama dengan semangat revolusi
1. kebebasan (freedom): hak untuk memproduksi, industri dan kebebasan berpolitik. Sistem merkantilis yang
menukarkan, memperdagangkan, barang, tenaga kerja dan proteksionis kehilangan pengaruh dan mengalami kehancuran.
modal (capital) Duniapun berubah, harapan hidup pun tumbuh seiring dengan
5 6
tumbuhnya ekonomi. Impian masyarakat eropa untuk keluar dari 3. Kompetisi memaksimumkan pendapatan. Para penggagas
kemiskinan menemukan jalan. ekonomi klasik yakin bahwa kompetisi akan mampu
Spechler (1990) merangkum empat prinsip utama mempersempit perbedaan pendapatan. Buruh akan
ekonomi klasik, yaitu: berusaha meningkatkan kemampuan agar mendapatkan
imbalan yang baik. Mereka pun akan bergerak dari suatu
1. Pembagianaktor ekonomi, dimana pemodalmenyediakan modal
tempat ke tempat lain bersaing mendapatkan lapangan
kerja dan peralatan, buruh menyediakan waktu dan upaya, serta
pekerjaan. Demikian juga, dengan kapital akan bergerak
pemilik lahan menyediakan barang mentah dan lahan usaha.
mengalir mengikuti mekanisme pasar.
Masing-masing pihak dituntut memaksimumkan potensinya.
4. Peran negara yang minim. Hal ini untuk menjamin bahwa pasar
Dengan demikian, pemilik modal mendapatkan keuntungan dari
akan bersifat terbuka dan adil. Praktek monopoli dihilangkan,
usahanya, yang sebagian dari keuntungan tersebut diinvestasikan
dan negara harus membuat aturan main yang memungkinkan
untuk memperbesar skala usaha. Kaum buruh mendapatkan
pasar bebas bisa terjadi.
upah yang sebagian disisihkan untuk meningkatkan kemampuan
Sedangkan Skousen (2001) menangkap empat pokok
kerja. Pemilik lahan mendapatkan pemasukan dari sewa lahan
ajaran ekonomi klasik Adam Smith, yaitu:
dan penggunaan bahan mentah. Pembagian kerja tersebut
mampu menggerakkan manusia untuk lebih produktif dan 1. Penghematan, kerja keras, kepentingan diri, kedermawanan
semangat untuk mencapai kesejahteraan. terhadap orang lain merupakan kebajikan, karenanya perlu
2. Kebebasan individu untuk berbuat sesuai dengan didukung.
kepentingannya. Seperti contohnya mendapatkan 2. Pemerintah harus membatasi kegiatannya pada pengaturan
keuntungan material. Hal ini akan membuat individu tersebut keadilan, melindungi hak milik, dan mempertahankan negara
dinamis dan bersemangat berupaya terus untuk lebih dari serangan asing.
produktif. Motif mencari keuntungan tersebut merupakan 3. Dalam bidang ekonomi, negara harus mengadopsi kebijakan
invisible hand yang mampu menggerakkan permintaan laissez faire, non intervensi (perdagangan bebas, pajak
(demand) dan penawaran (supply) pada titik rendah, birokrasi minimal).
kesetimbangan. Sehingga terjadilah transaksi dan pertukaran yang 4. Standard klasik emas/perak akan mencegah negara
bersifat alamiah. mendepresiasi mata uang dan akan menghasilkan lingkungan
moneter yang stabil dimana ekonomi bisa berkembang.

7 8
Secara sederhana, berikut ditampilkan perbedaan merkatilisme mengecam riba, dan kerja tidak produktif. Skolastik spanyol
dan ekonomi klasik menurut Spechler (1990). berpandangan bahwa harga barang yang adil adalah yang
didapatkan di pasar umum. Kaum inijuga mendukung azas laissez
Tabel 1. Perbedaan Antara Paham Merkantlisme dan
faire.
Ekonomi Klasik
3. Montesquieu. Pembagian kekuasaan filsuf ini telah
menginspirasi Adam Smith mengenai adanya pembagian kerja
dalam pengembangan ekonomi. Selain itu, pernyataan
Montesquieu bahwa semangat berdagang akan menurunkan
nafsu perang dan kesewenang-wenangan kekuasaan politik.
Berikut adalah para tokoh yang memberikan sumbangan
pemikiran pada paham ekonomi klasik, antara lainAdam Smith,
David Ricardo, dan Jean Baptise Say.
1. Adam Smith (1723 - 1776):
• Persaingan ekonomi
• Kebebasan alamiah/perdagangan bebas/anti penerapan tarif
Adam Smith ketika menciptakan teori ekonomi klasik tidak • Minim intervensi pemerintah
berangkat dari keadaan vakum. Pemikiran Adam Smith • Pertukaran barang dan jasa terjadi karena barang dan jasa
dipengaruhi oleh pemikiran beberapa pemikir dan filsuf tersebutmemiliki nilai/harga
sebelumnya. Skousen (2001) menyampaikan beberapa • Pertukaran didorong oleh invisible hand (Smith
pemikiran yang dianggap mempengaruhi pandanganAdam Smith mengidentifikasinya sebagai upaya mengutamakan
yaitu: kepentingan diri sendiri)
1. Aristoteles, mengajarkan pentingnya hak milik pribadi yang • Pembagian tenaga kerja
dianggapnya dapat membuka peluang bagi orang untuk 2. David Ricardo (1772 – 1823):
berderma dan cinta sesama • Mendukung penuh pemikiran Adam Smith
2. Doktrin katolik dan Skolastik Spanyol. Doktrin katolik • Menerapkan hukum upah besi dimana buruh hanya
mengajarkan penghematan, kerja keras, kesederhanaan, mendapatkan upah subsistent. Buruh seperti mesin-
9 10
mesin produksi. Buruh harus dibayar murah agar tidak • Bersama Thomas Malthus mengembangkan hukum
mencapai hidup sejahtera yang bisa berakibat pada pendapatan yang berkurang. Menurutnya, potensi lahan
penambahan jumlah populasi. dalam menghasilkan produk pertanian (corn) akan
• Berusaha menemukan nilai tetap atas barang. Menurutnya, menurun. Penambahan jumlah tenaga kerja dan modal tidak
nilai barang ditentukan oleh nilai kerja orang dalam akan mampu menggenjot produktivitas lahan dengan luas
memproduksi barang tersebut. Nilai komoditas harus sama yang sama.
3. Jean Baptiste Say (1767 – 1832):
dengan jumlah rata-rata dari jam kerja yang dipakai dalam
memproduksi barang tersebut. Konsekuensi dari teori nilai • Laissez faire, laissez passer: biarkanlah kami sendiri,
biarkanlah yang baik-baik masuk. Ini sejalan dengan
kerja adalah kapitalis akan membayar upah rendah,
kebebasan alamiah dam konsep perdagangan bebas
memperkerjakan tenaga kerja anak dan perempuan, dan
Adam Smith
memperpanjang jam kerja agar mendapatkan keuntungan
• Menyusun pengujian teoritis dengan fakta dan observasi.
besar. Upah murah juga dilakukan untuk membatasi
Ini merupakan kritikan pedas atas pendekatan teoritis Ricardo
peningkatan kesejahteraan kaum buruh yang bila
yang dianggapnya jauh dari fakta
meningkat akan meningkatkan jumlah penduduk. • Menyusun teori utilitas subjektif sebagai pengganti nilai
• Mengembangkan model-model matematik yang sarat kerjanyaAdam Smith dan Ricardo.Ia mengatakan:nilai barang
asumsi dan rumus-rumus abstrak atau jasa ditentukan secara subjektif oleh konsumen;
• Mendukung kebijakan moneter anti inflasi yang ketat. karena itu konsumen pula yang menentukan jumlah barang
Bank sentral harus membatasi jumlah uang yang beredar yang harus diproduksi. Namun, produsen juga berkontribusi
• Mengembangkan hukum keuntungan komparatif. Hukum dalam menentukan nilai barang melalui akumulasi biaya
ini merupakan pukulan telak bagi proteksionisme. perubahan input menjadi output
Menurutnya, perdagangan bebas antar negara akan • Permintaan dan penawaran bersifat subjektif, elastisitas
meningkatkan output total produk. Memproduksi dan penawaran-permintaan tidak pernah bisa diprediksi secara
memenuhi sendiri kebutuhan sendiri dengan membatasi pasti. Ekonomi bersifat kualitatif.
• Pengusaha (entrepreneur) berperan penting dalam
import tidak akan menguntungkan. Perdagangan bebas
membangun ekonomi, dimana hal ini tidak dianggap
akan menguntungkan kedua belah pihak.
penting oleh Adam Smith.
11 12
• Menciptakan hukum pasar: penawaran menciptakan kepemilikan harta dilakukan oleh pemerintah. Prinsip lain adalah
permintaan, atau penawaran X menciptakan permintaan keseteraan ekonomi. Maksudnya, masyarakat tidak bekerja
Y. Ilustrasi: petani yang menjual hasil panen X untuk pribadi, mereka hanyalah pegawai pemerintah yang gajinya
menyebabkan petani tersebut punya uang untuk membeli berasal dari keringat mereka sendiri. Prinsip lainnya adalah tentang
komoditas selain X. Contoh lain. Bisnis yang disiplin politik. Di negara yang menganut sistem ekonomi sosialis,
menguntungkan akan menciptakan pekerjaan dan parlemen sebagai lembaga yang berhak membuat konstitusi dan
permintaan atas barang dan jasa. Pertumbuhan ekonomi regulasi dikuasai oleh kaum proletarian atau kaum buruh. Mereka
dimulai dengan meningkatkan produktifitas. Pengeluaran ditempatkan oleh partai-partai guna membuat regulasi yang
produksi harus selalu di atas konsumsi. Untuk cenderung berpihak pada kaum buruh sebagai representasi kaum
meningkatkan ekonomi suatu negara, maka pemerintah sosialis.
negara tersebut harus mendorong produktifitas yang tinggi, Diantara sekian banyak pakar sosialis, pandangan Karl
maka pasar akan mengikuti. Heindrich Marx (1818-1883) dianggap paling berpengaruh dari segi
Ringkasan hukun pasar Say: teoritis, banyak pakar dan pemikir ekonomi yang mengakui bahwa
• Sebuah negara tidak bisa punya terlalu banyak kapital argumentasi Marx sangat dalam dan luas. Teori-teorinya tidak hanya
• Investasi merupakan basis pertumbuhan ekonomi didasarkan pada pandangan ekonomi saja, tapi juga melibatkan
• Konsumsi bukan hanya tidak menambah kekayaan tapi moral, etika, sosial, politik, sejarah, dan falsafah dan sebagainya.
bahkan menghambat pertumbuhan ekonomi Marx mendukung teori nilai kerja tapi menggunakannya
· Permintaan disebabkan oleh produksi/penawaran untuk menyerang sistem ekonomi kapitalis yang ia anggap
· Kekurangan permintaan (over produksi) bukan menuntungkan kaum kapitalis dan pemilik lahan. Margin
penyebab gangguan ekonomi. Gangguan dalam keuntungan yang dikumpulkan oleh kaum pemilik modal
perekonomian hanya terjadi jika barang tidak diproduksi dianggap sebagai perampasan atas hak-hak kaum buruh. Selain
dalam proporsi yang tepat. itu, terdapat beberapa prinsip pemikiran Marx pada aliran
sosialis, yaitu:
3. Pemikiran Ekonomi Sosialis • Penghapusan pemilikan tanah pribadi
Ekonomi sosialis memiliki beberapa prinsip dasar. • Pajak pendapatan yang progressif
Diantaranya adalah otoritas suatu negara untuk menguasai semua • Penghapusan semua hak warisan
aset masyarakat. Di sini regulasi seputar ekonomi serta
13 14
• Penyitaan properti emigran dan pemberontak teori tersebut kembali dikaji. Kemudian mereka mendapat
• Sentralisasi kredit ditangan negara dengan menggunakan bank kesimpulan yang sama, bahwa teori surplus value Karl Marx tidak
nasional dengan modal negara dan monopoli ekslusif mampu menjelaskan secara tepat tentang nilai komoditas (modal).
• Sentralisasi alat-alat konunikasi dan transportasi di tangan Dari kesimpulan ini mereka telah menghancurkan seluruh bangunan
negara teori sosialis yang dikembangkan oleh Marx dan Engels, dan
• Perluasan pabrik-pabrik dan alat produksi milik negara menyelamatkan sistem kapitalis dari kemungkinan krisis.
• Menanami tanah-tanah yang menganggur
1. William Stanley Jevon, Leon Walras, Carl Menger (Mazhab
• Meningkatkan kesuburan tanah
Austria)
• Kewajiban yang setara bagi semua pekerja
Lahir dari kebuntuan ekonomi klasik yang tidak mampu
• Pembentukan tentara industri khususnya bagi pertanian menyajikan kerangka teoritis yang kuat bagaimana kebebasan
• Kombinasi agrikulture dan manufakture ekonomi dan intervensi pemerintah yang minim mampu
• Penghapusan bertahap perbedaan kota dan desa dengan mendistribusikan kekayaan untuk mewujudkan kesejahteraan
distribusi yang lebih seimbang ke seluruh penduduk negeri masyarakat. Keyakinan adanya invisible hand tidak ditopang
• Pendidikan gratis untuk semua anak di sekolah publik, oleh landasan pemikiran teoritis yang jelas. Selain itu, konsep
• Penghapusan tenaga kerja anak-anak dipabrik nilai komoditas yang didasarkan pada nilai kerja bertentangan
dengan teori ekonomi Marxian. Upaya Ricardo mencari nilai
4. Efisiensi Pemikiran Ekonomi Neoklasik
intrinsik dari barang mengalami kebuntuan. Ilmu ekonomi
Teori-teori yang dikembangkan oleh Marx dan Engels menjadi muram. Sampai akhirnya Willian Stanley Jevon
mendapat banyak tanggapan dari para ekonom saat itu, baik (Inggeris), Leon Walras (Perancis) dan Carl Menger (Austria)
dari kaum sosialis sendiri maupun dari kaum liberal-kapitalis. menemukan teori utilitas marginalis pada waktu yang hampir
Pemikir-pemikir ekonomi dari kaum liberal ini kemudian bersamaan.
dimasukkan ke dalam suatu kelompok pemikir ekonomi Ketiga ekonom ini menolak pendapat bahwa nilai suatu
tersendiri yang disebut Mazhab Neo-Klasik. Karena analisis komoditas ditentukan secara objektif oleh nilai biaya produksi
yang dibuat Marx untuk meramal keruntuhan kaum kapitalis (meliputi nilai kerja). Sebaliknya, mereka berkeyakinan bahwa
bertitik tolak dari nilai kerja dan tingkat upah, maka para pakar
nilai komoditas ditentukan secara subjektif oleh konsumen sesuai
neo-klasik mempelajari kembali secara mendalam. Oleh W.
dengan kebutuhan dan kesukaannya. Biaya produksi dan tenaga
Stanley Jevons, Leon Walras, Karl Menger dan Alfred Marshall
15 16
kerja sama sekali tidak menentukan nilai sutau komoditas. 2. Teori Imputasi
Lebih jauh mereka berpendapat bahwa nilai tersebut bersifat
Sebelum teori ini lahir, Menger mengklasifikasi barang
menurun seiring dengan penurunan kebutuhan manusia
menjadi tiga macam: barang konsumen akhir, yaitu barang yang
atasnya. Atau pada saat barang tersebut melimpah maka
memuaskan kebutuhan konsumen; barang kedua, yaitu barang
nilainya menjadi berkurang. Satu gelas air di Padang Pasir
yang dibutuhkan dalam proses produksi; dan barang ketiga, yaitu
benilai lebih tinggi dibandingkan dengan satu gelas air di
bahan mentah seperti gandum, kapas, dan bulu domba.
Indonesia. Ringkasnya, harga produk ditentukan oleh
Kebutuhan akan barang pemuas kebutuhan memunculkan
konsumen berdasarkan atas banyak atau sedikitnya
kebutuhan atas barang kedua dan ketiga. Hilangnya kebutuhan
persediaan produk tersebut. Penemuan ini telah memecahkan
manusia atas barang pemuas kebutuhan akan menghilangkan/
kebuntuan yang telah membuat Adam Smith dan para ekonom
mengurangi kebutuhan/permintaan atas barang kedua dan ketiga.
klasik frustrasi. Karena Carl Menger orangAustria dan ia Bila semua orang tidak suka rokok, maka kebutuhan akan
yang paling dominan dalam mengembankan temuan ini maka tembakau, kertas dan bahan tambahan lain akan menurun. Dan
temuan ini disebut aliran/mazhab austria. barang-barang itu akan kehilangan nilainya. Dengan demikian,
kebutuhan akan barang/faktor-faktor produksi akan sangat
Mazhab Austria menghidupkan kembali pemikiran
tergantung pada kebutuhan akhir konsumen.
kebebasan alamiah Adam Smith melalui tiga cara:

· Asal usul nilai konsumen. Mazhab ini berkeyakinan bahwa 3. Teori Marginalitas
permintaan akhir konsumen menentukan struktur dan Dari kasus rokok atas, lahan dan alat produksi daun
harga proses produksi. Hal ini disebut dengan teori tembakau seperti pembajak tanah dan cangkul kebun, tidak
imputasi (theory of inputation), yaitu utilitas (manfaat) kehilangan nilainya sama sekali. Tapi mengalami penurunan.
menciptakan input. Ia akan kembali memiliki nilai guna jika telah kembali
· Utilitas/biaya marginal, yaitu harga barang ditentukan pada dimanfaatkan untuk kegiatan produksi komoditas lain. Dengan
margin dengan keuntungan/biaya marginal untuk pembeli kata lain, nilainya akan terus menurun sampai menemukan nilai
dan penjual guna alternatif yang lebih baik. Dengan demikian, harga suatu
· Nilai subjektif, nilai barang sepenuhnya ditentukan secara barang didasarkan pada penggunaan margin atau penggunaan
subjektif oleh konsumen
17 18
selanjutnya yang lebih baik. Dari sini kemudian lahir konsep biaya Economy) menjadi ilmu Ekonomi (Economics). Marshall juga
opportuniti (opportunity cost). menciptakan grafik/kurva permintaan/penawaran, rumusan
matematik, ukuran kuantitatif atas elastisitas permintaan, surplus
4. Teori Nilai Subjektif
konsumen dan istilah-istilah lain yang diambil dari ilmu fisika,
Teoriini hanya menegaskanbahwanilai intrinsikbarang yang teknik dan biologi.
dicari-cari ekonom klasik tidak pernah adadimuka bumi. Nilai barang Marshall adalah orang pertama yang mempopulerkan
bersifat subjektif ditentukan oleh konsumen akhir. Permintaan diagram penawaran dan permintaan. Menurutnya, keduanya
konsumenlah yangmenaikkandan menurunkan nilai suatukomoditas. berperan dalam menentukan nilai/harga produk akhir. Pendapat
ini memadukan paham Ricardian dan aliran Austria. Menurut
5. Teori Kapital Eugen Boehm Bawerk Marshall biaya produksi adalah hal yang mutlak dan terukur
Pemilik modal (kapitalis) pantas/wajar mengambil adanya. Ia tidak bisa diabaikan. Tapi juga tidak bisa dijadikan
keuntungan dengan menetapkan harga jual lebih tinggi dari ongkos satu satunya penentu nilai sebuah komoditas. Marshall telah
produksi karena dua hal: menghubungkan teori marginalitas dan klasik. Marshall juga
• Kapitalis harus menunggu sampai ia bisa menggunakan hasil memperkenalkan teori kesetimbangan penawaran dan
usahanya untuk kepusan diri sendiri, sementara kaum pekerja permintaan, yaitu titik pertemuan antara kurva permintaan dan
langsung menerima upah dan menggunakannya sesuai dengan penawaran. Ia juga yang memperkenalkan asumsi ceteris paribus.
kebutuhan mereka Artinya kesetimbangan dicapai dengan asumsi tidak terjadi
• Kaum kapitalis menanggung resiko kerugian atau perubahan pada pendapatan, harga barang substitusi, expektasi
kebangkrutan dari kapital yang diinvestasikannya, sementara perdagangan luar negeri tetap tidak berubah. Selain itu, ia juga
kaum buruh tidak menghadapi resiko demikian. berpendapat bahwa dalam jangka panjang harga produk
Kedua pendapat ini melemahkan tuduhan Marxian yang ditentukan oleh biaya produksi.
menganggap kapitalisme telah mengeksploitasi kaum buruh. Elastisitas harga/permintaan juga merupakan temuan lain
dari Marshall yang menarik. Temuan ini sangat penting, karena
6. Alfred Marshall
dengan elastisitas maka sensitifitas perubahan harga atas
Pencentus gagasan era ilmiah ilmu eknomi. Hal ini diawali keuntungan yang diperoleh preodusen dan perubahan permintaan
dengan perubahan nama dari ilmu Ekonomi Politik (Political konsumen atas suatu komoditas tertentu.

19 20
7. Leon Walras B. PARADIGMA EKONOMI
Menggagas lahirnya teori ekonomi kesejahteraan yang KELEMBAGAAN
berasal dari ide laissez faire. Ekonomi kesejahteraan membahas 1. Pengertian Kelembagaan
soal-soal efisiensi, keadilan, pemborosan ekonomi, dan proses politik
Para ilmuwan sosial yang memiliki latar belakang yang
dalam ekonomi. Walras merupakan salah satu ekonom yang
beragam mendefinisikan kelembagaan secara beragam menurut
mencoba menggunakan rumus-rumus matematik dan grafik untuk
sudut pandang keilmuwanannya. Douglas C. North seorang
membuktikan hipotesis tertentu dalam ekonomi kesejahteraan.
sejarahwan ekonomi terkemuka mendefinisikan kelembagaan
General Equilibrium merupakan salah satu temuan terbesarnya. Ia
sebagai batasan-batasan yang dibuat untuk membentuk pola
mengatakan bahwa sistem pasar bebas akan mencapai
interaksi yang harmonis antara individu dalam melakukan
kesetimbangan umum dimana penawaran akan sama dengan
interaksi politik, sosial dan ekonomi (North, 1990). Sedangkan
permintaan untuk semua jenis komoditas.
menurut Schotter (1981), kelembagaan merupakan regulasi atas
tingkah laku manusia yang disepakati oleh semua anggota
8. Vilfredo Pareto
masyarakat dan merupakan penata interaksi dalam situasi
Merumuskan teori optimalisasi yang dikenal dengan tertentu yang berulang.
optimalitas pareto. Ia berpendapat bahwa persaingan bebas Jauh sebelum ketiga ilmuwan di atas, Veblen (1899)
akan menghasilkan kesejahteraan/keadilan ekonomi yang optimal seperti yang dikutip Yustika (2012) mengartikan kelembagaan
dimana alokasi sumberdaya tidak dapat diubah untuk membuat orang sebagai cara berfikir, bertindak dan mendistribukan hasil kerja
lebih baik tanpa mengorbankan orang lain. dalam sebuah komunitas. Mirip dengan definisi ini diuangkapkan
oleh Hamilton (1932) yang menganggap kelembagaan
merupakan cara berfikir dan bertindak yang umum dan berlaku,
serta telah menyatu dengan kebiasaan dan budaya masyarakat
tertentu. Menurut Jack Knight (1992), kelembagaan adalah
serangkaian peraturan yang membangun struktur interaksi
dalam sebuah komunitas. Sedangkan Ostrom (1990) mengartikan
kelembagaan sebagai aturan yang berlaku dalam masyarakat
(arena) yang menentukan siapa yang berhak membuat

21 22
keputusan, tindakan apayang boleh dan tidak boleh dilakukan, aturan lebih kompleks. Bisa juga dikatakan sebagai tuntutan atas
apa yang berlaku umum di masyarakat, prosedur apa yang harus terjadinya perubahan zaman dan dinamika kehidupan.
diikuti, informasi apa yang mesti atau tidak boleh disediakan Masyarakat tradisional dengan kehidupannya yang serba
dan keuntungan apa yang individu akan terima sebagai buah sederhana dengan potensi konflik yang sangat minim tentu tidak
dari tindakan yang dilakukannya. Singkatnya, kelembagaan membutuhkan peraturan tertulis yang rinci. Lain halnya dengan
adalah aturan main yang berlaku dalam masyarakat yang masyarakat modern dengan segala kompleksitas kehidupannya.
disepakati oleh anggota masyarakat tersebut sebagai sesuatu Wolfgang Kasper dan Manfred Streit dalam bukunya berjudul
yang harus diikuti dan dipatuhi (memiliki kekuatan sanksi) dengan Institutional Economics, Social Order and Public Policy Edisi
tujuan terciptanya keteraturan dan kepastian interaksi di antara 1998 membagi kelembagaan berdasarkan atas proses
sesama anggota masyarakat. Interaksi yang dimaksud terkait kemunculannya menjadi dua, yaitu internal dan external
dengan kegiatan ekonomi, politik maupun sosial. institutions. Internal institution adalah institusi yang tumbuh dari
Berdasarkan atas bentuknya (tertulis/tidak tertulis) budaya masyarakat seperti nilai-nilai kearifan lokal yang hidup
North (1990) membagi kelembagaan menjadi dua: informal dan di masyarakat. Institusi eksternal adalah institusi yang dibuat oleh
formal. Kelembagaan informal adalah kelembagaan yang pihak luar/ketiga yang kemudian diberlakukan pada suatu
komunitas tertentu. Regulasi produk pemerintah termasuk
keberadaannya di masyarakat umumnya tidak tertulis. Adat
external institutions.
istiadat, tradisi, pamali, kesepakatan, konvensi dan sejenisnya
dengan beragam nama dan sebutan dikelompokan sebagai Apapun bentuknya, baik formal maupun informal,
kelembagaan informal. Sedangkan kelembagaan formal adalah eksternal ataupun internal kelembagaan bertujuan mengurangi
peraturan tertulis seperti perundang-undangan, kesepakatan ketidakpastian melalui pembentukan struktur/pola interaksi
(agreements), perjanjian kontrak, peraturan bidang ekonomi, (North, 1992). Atau untuk meningkatkan derajat kepastian
dalam interaksi antar individu (Kasper dan Sterit, 1998).
bisnis, politik dan lain-lain. Kesepakatan-kesepakatn yang
Sedangkan menurut Ostrom (1990) tujuan kelembagaan adalah
berlaku baik pada level international, nasional, regional maupun
untuk mengarahkan prilaku individu menuju arah yang diinginkan
lokal termasuk ke dalam kelembagaan formal. Terkadang
oleh anggota masyarakat serta untuk meningkatkan kepastian
kelembagaan formal merupakan hasil evolusi dari kelembagaan
dan keteraturan dalam masyarakat serta mengurangi prilaku
informal. Perubahan tersebut merupakan reaksi atas perubahan
oportunis. Selain itu, kelembagaan juga harus dapat membatasi
kehidupan dari masyarakat sederhana menuju masyarakat yang
prilaku manusia yang cenderung berfikir strategik, rasional dan
23 24
mengutamakan kepentingan diri sendiri; serta harus mampu Perguruan tinggi merupakan lembaga/institusi dalam
mendistribusikan sumberdaya ekonomi secara adil dan merata pengertian organisasi. Ada struktur kepengurusan dimana
(Libecap, 1989). mahasiswa, dosen dan pegawai merupakan anggota dari
Banyak kalangan yang menyamakan kelembagaan/ organisasi tersebut. Tujuanya adalah mendidik mahasiswa agar
institusi dengan organisasi. Penyamaan ini tidak mutlak salah menjadi manusia pandai; bermoral dan punya integritas diri;
tapi juga tidak selalu benar tergantung pada konteksnya. Namun, melakukan penelitian dan menyebarkan hasil penelitian tersebut
untuk keperluan analisis keduanya harus dibedakan secara jelas. agar ilmu pengetahuan terus berkembang; mengadakan
Menyamakan kelembagaan dengan organisasi dalam konteks pengabdian sebagai kesempatan untuk mengimplementasikan
ekonomi kelembagaan adalah menyesatkan. Dan hal ini telah hasil penelitiannya pada masyarakat; dan mensejahterakan
banyak ditemukan dalam karya ilmiah yang melakukan analisis stakeholder kampus agar ketiga tujuan tesebut dapat berjalan
kelembagaan namun salah sasaran. dengan baik. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan aturan
North (1990) mendefinisikan organisasi sebagai main yang jelas dimana setiap stakeholder dengan penuh
bangunan/wadah tempat manusia berinteraksi, seperti organisasi kesadaran merasa terikat dengan dan bertanggungjawab untuk
politik, ekonomi, keagamaan, pendidikan, olah raga dan lain- melaksanakan aturan main tersebut dengan baik. Dan, aturan
lain.Yaitu, kumpulan individu yang terikat oleh kesamaan tujuan main tersebut merupakan lembaga. Demikian juga dengan
dan berupaya untuk mencapai tujuan tersebut sebagai organisasi keagamaan seperti Dewan Kesejahteraan Masjid,
kepentingan bersama. North mengilustrasikan organisasi dengan Dewan Gereja Indonesia, Parisadha Hindu Dharma Indonesia,
tim olah raga (sepak bola, bola basket) dimana banyak orang Nahdatul Ulama, Muhamaddiyah dan lain-lain merupakan
terlibat baik sebagai pelatih, pengurus organisasi, pemain, dan lembaga dalam pengertian oragnisasi. Masing-masing organisasi
lain-lain dengan tujuan bagaimana memenangkan setiap ini memiliki aturan main yang jelas untuk mencapai tujuan yang
pertandingan. Sedangkan lembaga adalah serangkaian peraturan ditetapkannya.
yang berlaku dalam setiap pertandingan yang harus ditaati baik Alih-alih mempertentangkan pengertian institusi sebagai
oleh pemain, pelatih maupun stakeholder lainnya. Ketidakjelasan organisasi dan aturan main sebagaimana Doglas North lakukan,
lembaga akan menyebabkan pertandingan berjalan kacau dan Uphopf (2002) mengkasifikasi institusi ke dalam tiga kelompok,
tujuan memenangkan setiap pertandingan yang ditargetkan oleh yaitu institusi yang bukan organisasi, institusi yang organisasi dan
tim tidak akan tercapai dengan baik. sebaliknya (oraginasi juga institusi), dan organisasi yang bukan
institusi. Sistem kepemilikan lahan (land tenure system), hukum,
25 26
pernikahan, uang, dan daya tawar kelompok (collective mendalami ekonomi) atas dasar teori dan implementasi ekonomi
bargaining power) merupakan contoh kelompok pertama; klasik dan neoklasik. Sebagaimana diuraikan sebelumnya,
keluarga, mahkamah agung, dan bank nasional (seperti Bank mainstream ekonomi (neoklasik dan klasik) sejak digagas
Indonesia) contoh yang kedua; dan bank daerah, perusahaan pertama kali oleh Adam Smith menempatkan manusia sebagai
dan organisasi penyedia jasa konsultan merupakan contoh makhluk super rasional. Konsekuensi dari pemikiran ini, manusia
organisasi yang bukan institusi. dianggap sangat rasional dalam menentukan pililihan-pilihan
Organisasi dan institusi juga dapat dilihat dari derajat dalam memenuhi kebutugan hidupnya. Teori utilitas yang
kekuatan dan kelemahannya. Sebuah organisasi dikatakan kuat (well memandang nilai benda dari segi manfaatnya semata lahir dari
organized) jika ia tertata dengan baik, produktif efisien, dan tangguh. pandangan manusia sebagai makhluk rasional. Pendapatat inilah
Jika sebaliknya, maka ia dikatakan organisasi yang lemah (less/ yang ditentang oleh Veblen. Menurutnya, manusia tidak hanya
weak organized). Demikian juga dengan intitusi dikatakan kuat (more memiliki rasio tapi juga memiliki perasaan, kecenderungan,
institutionalized) jika dapat berjalan dengan baik, well enforeced, instink, dan kebiasaan yang terikat dengan budayanya. Pilihan-
respected, dan effective, namun jika kurang melembaga (less pilihan dalam memenuhi kebutuhan hidup tidak semestinya hanya
institutioalized) dan menunjukan keadaan sebaliknya, maka didasarkan atas pertimbangan rasional seraya mengabaikan
institusi dikatakan lemah. dimensi lain dari manusia. Memandang manusia hanya sebagai
Berdasarkan pengertian dan contoh-contoh di atas makhluk rasional terlalu menyederhanakan persoalan manusia.
nampak jelas ada perbedaan makna antara institusi dan Manusia melakukan kegiatan tidak hanya karena motif ekonomi.
organisasi. Perbedaan pengertian ini sangat penting dalam Ia memiliki instink/dorongan untuk melakukan kerja
konteks ekonomi kelembagaan dimana lembaga dalam arti aturan (workmanship instink). Banyak contoh kegiatan manusia yang
main akan sangat berpengaruh terhadap performansi/ kinerja tidak dimotivasi oleh kepentingan-kepentingan ekonomi seperti
organisasi. Effektivitas atau kuat tidaknya suatu organisasi sangat para pencinta alam, kaum relawan, pejuang lingkungan, memberi
dipengaruhi oleh kejelasan aturan mainyang mengikat setiap anggota sumbangan untuk pembangunan sarana ibadah.
dari organisasi tersebut. Veblen tidak menerima jika rasa senang, bahagia, dan
kepuasan material hanya merupakan buah dari pertimbangan-
2. Old Institutional Economics pertimbangan rasional semata. Menurutnya, manusia adalah
Kemunculan wacana ekonomi kelembagaan diawali makhluk kompleks, tidak hanya memiliki rasio tapi juga
dengan kritik pedas Thorsten Veblen (seorang sosiolog yang perasaan, selera, kebiasaan dan kecenderungan/naluri. Naluri
27 28
bekerja (instinct of workmanship) merupakan dorongan interaksi yang harmonis, dinamis, dan pasti. Veblen
manusia untuk melakukan sesuatu kendatipun tidak ada manfaat mendefinisikan kelembagaan sebagai “cara melakukan sesuatu,
ekonomi yang bisa diambil dari tindakannya tersebut. Tentu saja, berfikir tentang sesuatu, mendistribusikan sesuatu yang dihasilkan
pandangan ini sangat kontras dengan paham utilitarianisme yang dari aktivitas kerja”.
dianut oleh para ekonom klasik dan neoklasik. Utilitarianisme Veblem membagi kelembagaan menjadi dua:
adalah suatu paham yang menghalalkan segala cara untuk kelembagaan teknologi dan kelembagaan seremonial.
mencapai kebahagiaan material melalui pendekatan-pendekatan Kelembagaan teknologi meliputi mesin pengolah (machine
rasional. process), penemuan, metoda produksi, teknologi dll.
Menurut pikiran Veblen, yang pandangannya mengenai Kelembagaan seremonial meliputi serangkaian hak-hak
manusia dipengaruhi oleh paham behaviorisme, manusia kepemilikan (set of property rights), struktur sosial dan ekonomi,
merupakan makhluk multidimensi. Ia tidak bisa diperlakukan kelembagaan keuangan, dll. Perubahan kelembagaan teknologi
sebagai layaknya benda mati yang cenderung statik akan mendorong perubahan kelembagaan seremonial.
deterministik. Artinya, kaitannya dengan menentukan pilihan- Lebih spesifik Veblen menyebutkan bahwa teknologi
pilihan, ketika ia memilih benda A bukan hanya karena B sehingga merupakan bagian dari kelembagaan. Tegasnya, teknologi sangat
jika faktor B nya dihilangkan ia tidak akan memilih A. Tapi, berpengaruh pada cara pandang dan perubahan sistem sosial
ketika ia menjatuhkan pilihan pada A, ada faktor B, C, D, E dst dan ekonomi. Sebagai misal, masyarakat yang hanya tahu
yang ia pertimbangkan. cangkul sebagai alat pertanian maka ia akan melihat
Veblen juga berpandangan bahwa lingkungan fisik dan pembangunan pertanian dari sudut pandang teknologi cangkul
material dimana manusia berada sangat mempengaruhi yang dikuasainya. Pada saat teknologi berubah, maka
kecenderungan manusia dan pandangannya mengenai dunia dan pandangannya terhadap dunia pertanian akan berubah pula.
kehidupannya. Orang yang hidup dalam lingkungan yang kondusif Pandangan Veblen soal perubahan sosial mirip dengan
untuk bekerja maka ia akan cenderung memiliki etos kerja baik. pandangan Karl Marx. Hal ini bisa dimaklumi karena sama-
Hubungan manusia dengan lingkungan akan mempengaruhi pola sama bermuara pada satu teori evolusi biologi Charles Darwin.
interaksi antar manusia dengan kekayaannya (property), sistem Darwin merupakan mentor keduanya dalam soal teori perubahan
politik/hukum, falsafah hidup dan agama/keyakinannya. Interaksi sosial. Namun, Marx berpandangan bahwa perubahan sosial
manusia yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya tersebut akan berakhir manakala masyarakat adil makmur sejahtera yang
mendorong lahirnya kelembagaan sebagai penopang tegaknya disebut dengan masyarakat komunis telah terwujud. Sedangkan,
29 30
Veblen berpendapat bahwa perubahan sosial akan terus berlanjut itu, tegasnya, ilmu ekonomi klasik dan neoklasik tidak
secara dinamis sejalan dengan perubahan teknologi. Akhir dari bermanfaat.
perubahan tersebut sulit diprediksi (unpredictable). Bagi Veblen, Ilmu ekonomi menjadi ilmu yang mengajarkan cara
pemahaman teori evolusi sangat penting dalam menjelaskan hidup hedonis dan konsumtif. Fakta menunjukan bahwa naluri
evolusi/perubahan sosial, sistem ekonomi dan budaya daripada keserakahan dan kecintaan mengumpulkan harta berlebihan telah
evolusi biologi yang menurutnya telah mengalami stagnasi sejak menjangkiti masyarakat amerika pada akhir abad 19.
beberapa ribu tahun silam. Sedangkan budaya manusia terus Masyarakat amerika telah menjadi masyarakat yang hedonis
berubah seiring dengan perubahan teknologi dan kelembagaan. dan konsumtif, baik dari sisi suplay maupun demand. Padahal
Veblen memandang utilitarianisme yang menjadi ruh ekonomi sejarah mencatat, bahwa prilaku manusia, termasuk dalam
klasik dan neoklasik harus bertanggungjawab atas lahirnya menentukan pilihan-pilihan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,
paham hedonisme yang telah menjadikan ilmu ekonomi sebagai tidak deterministik mekanistis. Perubahan satu hal tidak serta
ilmu mencari kekayaan semata. Menurut Veblen, ilmu ekonomi merta menyebabkan perubahan hal lain. Karena, kelembagaan,
klasik dan neoklasik telah mengabaikan peran sentral teknologi, budaya, dan tatanan masyarakat selalu berubah.
kelembagaan dalam mendistribusikan kekayaan. Bahkan, Karena itu, pengaruh hilangnya satu faktor berpengaruh sulit
menurutnya, invisible handnya Adam Smith yang mengarahkan diprediksi karena perubahan kelembagaan dalam masyarakat
seseorang yang mementingkan dirinya sendiri untuk selalu terjadi sepanjang waktu. Adanya asumsi ceterus paribus,
misalkan dalam elastisitas harga, mencerminkan bahwa ada
memperhatikan kesejahteraan orang lain tidak lain hanyalah
faktor lain yang mempengaruhi permintaan dan penawaran
bualan yang menjustifikasi sifat individualistis yang serakah.
manusia atas suatu komoditas yang tidak dapat diperhitungkan
Ilmu ekonomi yang menurutnya menjadi disiplin ilmu
secara bersama-sama. Teknologi bersifat dinamis, terus berubah
yang deterministik, hitam putih, predictable, jika A maka B.
karena terdorong oleh naluri manusia untuk bekerja dan rasa
Padahal, menurutnya, asumsi yang dibuat oleh para pemikir
ingin tahu. Teknologi merupakan kekuatan dinamik dalam
klasik dan neoklasik yang telah menyesatkan ilmu ekonomi
masyarakat yang mempengaruhi karakteristik kelembagaan
menjadi ilmu yang deterministik adalah tidak valid, sembarangan
seremonial. Dengan kata lain, kelembagaan seremonial bersifat relatif
dan terlalu menyederhanakan persoalan. Memandang manusia
statis dalam arti perubahannya hanya sebagai respon atas perubahan
sebagai makhluk yang selalu merasionalkan pilihan-pilihannya
teknologi. Struktur kelembagaan sosial dan ekonomi masyarakat
dalam memenuhi kebutuhan hidup adalah sangat naif. Karena
primitif sangat tergantung pada status perkembangan teknologi
31 32
yang ada pada saat itu. Kelembagaan sosial dan ekonomi economics theory (market based economics), new
masyarakat feodal eropa (abad pertengahan) sangat berbeda institutionalist merupakan sekumpulan pemikiran yang mencoba
dengan kelembagaan sosial dan ekonomi masyarakat modern menerangkan, politik, sejarah, ekonomi dan kelembagaan sosial
abad 20. Ketika alat transportasi masih merupakan pedati seperti pemerintah, hukum, pasar, perusahaan (firm) konvensi
kemungkinan pengemudinya tidak perlu memiliki surat izin sosial, keluarga dll dalam bingkai neoclassical economic theory.
mengemudi. Mungkin juga tidak ada aturan harus berjalan sebelah Teori ini merupakan buah perenungan Chicago School yang terus
kanan atau sebelah kiri. Tapi dengan perkembangan teknologi berupaya agar teori ekonomi klasik bisa menerangkan wilayah
transportasi yang demikian canggih adalah sangat tidak mungkin
masyarakat manusia (area of human society) dengan segala
tidak ada aturan demikian. Contoh lain, kehadiran internet di abad
karakteristiknya yang selama ini diabaikan dalam membangun
21 telah melahirkan budaya baru serta tuntutan untuk mengaturnya.
ekonomi masyarakat atau negara. Mereka yang bekerja di bidang
Pemikiran Veblen menempatkan paradigma ekonomi
ini, Ronald Coase, Armen Alchian, Harold Demsetz dan Oliver
kelembagaan pada posisi bersebrangan dengan ekonomi klasik/
neo klasik. Pemikiran apapun yang berasal dari aliran ekonomi Williamson, menyebut pandangan ini sebagai “New
arus utama ini dianggap salah, karena Veblen menganggap salah Institutionalis” atau New Institutional Economics (NIE)” untuk
semua asumsi dasar yang menjadi pondasi aliran ekonomi klasik/ membedakannya dengan American Institutionalist school
neo klasik.Anggapan bahwa manusia sebagai makhluk rasional sebagaimana dijelaskan di atas. NIE berkembang pesat dan mulai
yang selalu mempertimbangkan untung rugi secara ekonomi dalam diperhitungkan sebagai teori ekonomi alternatif setelah Ronald
setiap transaksi, kebebasan individu, dan konsep kepemilikan Coase menemukan konsep biaya transaksi (transaction cost).
pribadi merupakan bagian dari asumsi ekonomi klasi/neoklasik Menurutnya, biaya transaksi mempengaruhi kelembagaan dan
yang oleh Veblen dianggap keliru. Pemikiran ekonomi kelembagaan pilihan-pilihan ekonomi yang orang lakukan (Coase, 1988).
ini kemudian dikenal dengan sebutan Old Institutional Economic Temuan ini telah menghantarkan Coase meraih hadiah nobel bidang
atau American Tradition of institutional economics. Mazhab ekonomi pada tahun 1991. Selain itu, perkembangan NIE juga
ekonomi kelembagaan ini sering dikritik karena lemahnya diperkuat dengan lahirnya paradigma property rights oleh Harold
metodologi dan struktur pemikiran. Demsetz yang berargumen bahwa effisiensi alokasi sumberdaya
3. New Institutional Economics sangat ditentukan oleh faktor kepemilikan (property rights)
Berbeda dari American institutionalist school yang sebagai sebuah lembaga (institusi). Dengan kata lain, menurutnya,
berpandangan bahwa sejarah dan kelembagaan sosial menentukan institusi pasar dapat bekerja mengalokasi sumberdaya yang
struktur ekonomi dimana hal ini bersebrangan dengan neoclassical terbatas dengan baik bila ada alokasi property rights.
33 34
C. TEORI EKONOMI BIAYA TRANSAKSI danmemaksakan kontrak yang mendasari pertukaran, sehingga
1. Pengertian Biaya Transaksi dengan sendirinya mencakup biaya organisasi politik dan
ekonomi. Dengan demikian, meliputi biaya negosiasi, mengukur
Transaksi adalah transfer/perpindahan barang dari satu dan memaksakan pertukaran (North, 1991). Menurut Mburu
tahap ke tahap lain melalui teknologi yang terpisah. Satu tahapan (2002), biaya pencarian informasi, biaya negosiasi, dan biaya
selesai dan tahap berikutnya dimulai (Williamson, 1985). pengawasan, pemaksaan (enforcement) dan biaya pelaksanaan
Sedangkan menurut Richter dan Furubotn (2000), transaksi (Mburu, 2002)
merupakan perpindahan barang, jasa, informasi, pengetahuan
dan lain-lain dari satu tempat (komunitas) ke tempat (komunitas) 2. Jenis Biaya Transaksi
lain atau pemindahan barag dari produsen ke konsumen, atau Richter dan Furubotn (2000) membagi biaya transaksi
pemindahan barang dari satu individu ke individu yang lain. Hal menjadi tiga jenis, sesuai dengan jenis transaksinya, yaitu:
ini disebut trsansaksi fisik/delivery. 1) Market transaction cost:
Selain dalam pengertian perpindahan fisik, transaksi juga
meliputi akuisis atau pemindahan hak kepemilikan atas barang Seluruh biaya yang dikeluarkan agar barang/jasa bisa
dari pemilik ke pihak lain dimana hal ini disebut transaksi dari sampai ke pasar. Biaya persiapan kontrak (biaya pencarian/
aspek legal. pengadaan informasi); biaya pembuatan kontrak (biaya
Definisi transaksi yang lebih luas disampaikan Max Weber. bargaining/negosiasi dan pembuatan keputusan); biaya
Menurutnya, transaksi adalah tindakan yang diperlukan untuk monitoring dan penegakan kontrak (biaya supervisi dan
menetapkan, memelihara dan atau mengubah hubungan sosial penegakan kesepakatan)
(Weber, 1968). Definisi ini meliputi pembentukan dan upaya Biaya informasi (mencari atau menyediakan informasi):
mempertahankan kerangka kelembagaan dimana proses biaya iklan, mendatangi calon customer, mengikuti pameran,
transaksi ekonomi bisa terjadi. pasar mingguan, biaya komunikasi (post, telepon, dll), harga
Oliver Williamson mendifinisikan biaya transaksi sebagai barang yang sama yang diminta oleh beberapa supplier, biaya
biaya untuk menjalankan sistem ekonomi (Williamson, 1985). pengujian kualitas, biaya mencari pegawai yang berkualitas
Sedangkan Dorfman (1981) mengartikannya sebagai biaya Bargaining and decision cost meliputi: biaya yang dikeluarkan
untuk menyesuaikan terhadap perubahan lingkungan. Doglas agar informasi yang dikumpulkan bermanfaat, biaya konsultan,
North menyebutnya sebagai biaya untuk menspesifikasi dll. Supervision and enforcement cost: biaya yang dikeluarkan
35 36
untuk mengawasi pengiriman barang agar sampai tepat waktu, b. Biaya menjalankan bentuk pemerintahan, peraturan
mengukur qualitas dan jumlah produk yang ditransaksikan, biaya pemerintah atau masyarakat yang bertata negara, seperti
penegakan kontrak agar berjalan sesuai kesepakatan, biaya legislasi, pertahanan, administrasi hukum, pendidikan,
2) Managerial Transaction cost termasuk didalamnya semua biaya pencarian/pengumpulan
dan pengolahan informasi yang diperlukan agar tata
Biaya terkait dengan upaya menciptakan keteraturan, pemerintahan dapat berjalan. Biaya upaya pelibatan
contoh: masyarakat dalam proses politik termasuk ke dalam transaksi
a. biaya membuat, mempertahankan atau mengubah rancangan/ politik
struktur oragnisasi, meliputi biaya personal management, IT,
3. Peran Kelembagaan Dalam Menurunkan Biaya
mempertahankan kemungkinan pengambil alihan paihak lain,
Transaksi
public relation, dan lobby
Perusahaan, birokrasi, organisasi, dan lain-lain dianggap
b. Biaya menjalankan organisasi, meliputi: biaya informasi (biaya
sebagai sebuah governance (tata kelola) yang didalamnya terjadi
pembuatan keputusan, pengawasan pelaksanaan perintah
transaksi/interaksi antara individu/bagian. Transaksi dengan pihak
sesuai keputusan, mengukur kinerja pegawai, biaya agen,
luar (di luar governance) dipengaruhi oleh lingkungan
manajemen informasi. Termasuk juga biaya pemindahan
kelembagaan eksternal yang tingkatannya lebih tinggi. Perubahan
barang intra perusahaan.
pada lingkungan kelembagaan eksternal berpengaruh terhadap
3) Political Transaction cost transaksi yang terjadi antar indivu/bagian dalam tata kelola.
Transaksi dalam suatu governance juga dipengaruhi oleh sifat
Biaya terkait pembuatan tata aturan/kelembagaan individu yang cenderung opportunis, self interest, greedy dll.
(public goods) sehingga transaksi pasar dan manajerial bisa
Contoh: Pemda merupakan sebuah governance.
berlangsung dengan baik.
Transaksi yang terjadi dipengaruhi oleh kelembagaan internal
a. Biaya pembuatan (setting up), pemeliharaan, pengubahan dan lingkungan kelembagaan eksternal. Negara merupakan
organisasi politik formal dan informal, seperti biaya penetapan sebuah governance. Transaksi terjadi mengikuti kelembagaan
kerangka hukum, struktur administrasi pemerintahan, militer, internal tapi juga dipengaruhi oleh lingkungan kelembagaan global.
sistem pendidikan, pengadilan dll. Semakin kompleks transaksi biayanya semakin mahal

37 38
Karakteristik transaksi mempengaruhi besaran biaya transaksi. Berdasarkan penjelasan tentang definisi dan faktor-
Menurut Williamson (1996) ada tiga karaktristik transaksi yang faktor yang mempengaruhi besaran biaya transaksi, Beckman
penting, yaitu: (2000) memformulasi tiga determinan biaya transaksi:

Ketidakpastian (uncertainty), terutama terkait dengan • Atribut aktor/pelaku yang melekat (rasionalitas terbatas
produksi, supply, demand, fluktuasi harga, iklim, kondisi dan oportunisme) menentukan besaran biaya transaksi
lapangan, dan lain-lain. Frekuensi, tergantung pada keadaan dan • Sifat/atribut transaksi (spesifitas asset, ketidakpastian,
kemampuan produksi. Produk pertanian, perikanan, sangat frekuensi)
tergantung pada musim. Transaksi pada msuim panen atau musim • Dipengaruhi hal-hal yang berkaitan dengan struktur tata
ikan melimpah berbeda dengan transaksi pada musim paceklik. kelola (market, hierarki, hybrid, regulasi, dan lain-lain)
Spesifitas, yang meliputi site specifity, physical asset speficifity,
human asset specifity. Asset yang spesifik membatasi kegiatan
tertentu yang memiliki transaksi yang terbatas.

Zhang (2000) mengidentifikasi faktor-faktor yang


mempengaruhi biaya transaksi, sebagai berikut:

• Karakterisrtik benda dan hak atas benda tersebut (terkait


dengan informasi mengenai benda dan status orang atas benda
tersebut).
• Identitas aktor yang terlibat dalam transaksi tersebut,
berkenaan dengan sifat manusia yang rasional terbatas, yaitu
keterbatasan manusia mencari, menerima, menyimpan,
mengolah informasi; kekurangan ketersediaan informasi.
• Situasi teknis dan sosial penataan pertukaran dan bagaimana
pertukaran tersebut dikelola. Apakah pertukaran tersebut
hanya karena kekuatan pasar atau ada intervensi
kelembagaan yang turut menata pertukaran tersebut.

39 40
E. TEORI EKONOMI POLITIK disebut dengan rent-seeker yang dilakukan oleh penyelenggara
negara. Di tahun 70an terjadi peristiwa penghapusan standar emas
1. Sejarah dan Pemaknaan Ekonomi Politik
oleh Amerika, dan juga ekonomi jepang yang meroket yang
Ilmu ekonomi politik sendiri mungkin masih baru memaksa negara-negara harus memahami interaksi ekonomi dan
terdengar di telinga kita, tetapi ilmu ini telah ada sejak lama. Di politik untuk menata ekonomi internasional.
Indonesia sendiri ilmu ekonomi politik baru diajarkan dalam dua
Perkembangan ilmu ekonomi politik terus berkembang.
dekade terakhir ini. Tetapi jika diperhatikan dari sejarahnya, ilmu
Pakar-pakar seperti Kenneth Arrow, Oslon, William Riker,
ekonomi politik ini sebenarnya sudah sangat tua. Sebenarnya ilmu
Buchanan, Tullock mengembangkan Ilmu ekonomi politik baru
ekonomi politik ini sudah dibahas dari jaman Aristoteles, seorang
(New Political Economics) dengan dua variasi, yaitu Rational
filsuf Yunani kuno. Melihat hal ini, perkembangan ilmu ekonomi
Choices Theory dan Public Choice Theory. Menurut Kuntjoro
politik terus berlanjut. Dari jaman ekonomi klasik, neoklasik,
dalam Deliarnov (2006:2), penggunaan metode analisis Ekonomi
sosialis dan sampai pada jaman sekarang ini.
Politik dikembangkan oleh pakar ekonomi yang tergabung dalam
Menurut Deliarnov (2006:2) pada jaman klasik, antara aliran institusional, atau nanti yang sering disebut dengan ekonomi
ilmu ekonomi dan ilmu politik masih menyatu. Tetapi pada kelembagaan. Perkembangan ilmu ekonomi politik juga tidak
perkembangannya di masa neoklasik, ilmu ekonomi dan ilmu politik dapat dipisahkan dari aliranaliran yang mempengaruhinya, seperti
dipisahkan dan bukan merupakan suatu kesatuan. Perkembangan mazab ekonomi liberal klasik, neoklasik, sosialisme, radikal, dan
ilmu ekonomi yang didukung dengan ilmu-ilmu lain seperti kalkulus kelembagaan.
dam statistik yang mennyebabkan terpecahnya antara ilmu ekonomi
Dalam perkembangannnya, tentu ilmu ekonomi politik
dan ilmu politik. Di jaman klasik, kita melihat bahwa ekonomi
tidak lepas dari gagasan John Struat Mill yang terkenal dengan
yang baik ialah ekonomi yang terjadi secara natural. Adam Smith
laizzes-faire yang dimana dalam hal nya pemerintah tidak turut
selaku bapak ekonomi klasik terkenal sangat anti dengan adanya
campur dalam perekonomian dengan penuh, tetapi tetap menjadi
campur tangan pemerintah. Perekonomian benar-benar diserahkan
pengawas serta pengontrol. Dari hal inilah sebenarnya peralihan
pada mekanisme pasar, dan kita mengenal pula istilah ‘invisible
dari mazhab klasik menjadi neoklasik. Dari pencetusan Adam
hand’ pada jaman klasik ini.
Smith yang menggembargemborkanpasartanpacampurtangan secara
Pada masa neoklasik, ilmu ekonomi dan politik dipisahkan.
murni, tetapi pada jaman itu terjadi suatu fenomena dimana
Tetapi dalam faktanya beberapa peristiwa ditahun 60 dan 70an
pengangguran yang tinggi di pasarAmerika, sehingga pasar tidak
memaksa ilmu ekonomi dan ilmu politik bersatu kembali. Hal ini
dapat mencapai efektifitasnya dalam ekonomi klasik. Muncullah
timbul karena adanya fakta perilaku “kalap rente” atau sering

41 42
mazhab neoklasik yang memperlengkapi mazhab klasik tersebut, Dengan adanya perubahan pandangan yang terjadi pada
dimana pemerintah tidak perlu untuk masuk mengintervensi pasar, abad ke-18, muncullah banyak sekali aliran dalam tradisi pemikiran
tetapi tetap melakukan pengawasan. ekonomi politik yang dipecah menjadi 3 kategori, yaitu: (i)Aliran
ekonomi politik konservatif oleh Edmund Burke; (ii) aliran
Menurut Clark dalam Yustika (2013:98), munculnya teori
ekonomi politik klasik yang dipelopori olehAdam Smith, Thomas
ekonomi dapat dilihat dari periode antara abad ke-14 dan ke-16
Malthus, David Ricardo, Nassau, dan lain-lain; (iii) aliran ekonomi
yang disebut dengan great transformation di Eropa Barat dimana
politik radikal yang di propagandakan oleh William Godwin,
dalam hal ini menyisihkan sistem ekonomi feodal, dimana dengan
Thomas Paine, Condorcet, dan Karl Marx. Detail dari aliran-
adanya pasar ekonomi baru memunculkan peluang untuk
aliran ekonomi politik tersebut bisa dilihat pada Gambar 1.
menyampaikan ekspresi untuk individu yang sebelumnya ditekan
oleh lembaga gereja, negara, dan komunitas. Pada abad ke-18
muncullah apa yang dikatakanAbad Pencerahan (enlightenment),
pada abad ke-18 ini terjadi revolusi industri di Perancis. Dimana
inti atau tujuan dari gerakan ini untuk mengadakan otonomi individu
dan eksplanasi terhadap kapasitas manusia.
Dari abad pencerahaan inilah sebenarnya yang menjadi
dasar ekonomi politik. Tetapi istilah ekonomi politik sendiri pertama
kali sudah muncul pada abad ke-16 oleh penulis Perancis
bernamaAntoyne de Montcheitien (1575-1621) dalam bukunya
yang berjudul Treatise on Political Economy. Pada abad 16 para
ahli ekonomi politik mengembangkan ide tentang perlunya peran
negara untuk menstimulasi kegiatan ekonomi, dimana pasar belum
berkembang pada saat itu. Sehingga peran negara untuk dapat
membuka wilayah baru perdagangan, memberikanperlindungan,dan
menyediakan pengawasan untuk produk yang bermutu. Tetapi pada
akhir abad ke 18, pandangan itu mulai berubah dan ditentang, dimana
pemerintah dianggap bukan sebagai agen yang baik untuk mengatur
kegiatan ekonomi, tetapi malah merintangi upaya untuk memeroleh Gambar 1. Sejarah dan Cabang Ilmu Ekonomi Politik
kesejahteraan. Sumber: Clark dalam Yustika (2012)
43 44
Menurut Strailand dalam Deliarnov (2006:8) ekonomi antara sistem politik dan kinerja ekonomi. Banyak dari hasil
politik merupakan sebuah studi tentang teori sosial dan riset tersebut yang tidak terlalu menyatu atau berhubungan. Dengan
keterbelakangan. Secara lebih lanjut Strailand menguraikan demikian maka selanjutnya studi digeser untuk melihat hubungan
definisi tentang ekonomi politik mengacu pada masalah dasar dalam antara stablitas politik dengan pencapaian ekonomi. Menurut
teori sosil, hubungan antara politikdan ekonomi. Isu ini memunculkan Aisen & Veiga dalam Yustika (2013:100) dalam hasil penelitiannya
pernyataan mengenai bagaimana kedua proses tersebut saling didapat intinya bahwa stabilitas politik secara signifikan
berkaitan dan bagaimana seharusnya mereka terkait. meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, instablitas
Menurut Caporaso & Levine dalam Deliarnov (2006:8) politik akan memperburuk produktivitas serta menekan akumulasi
pemaknaan terhadap ekonomi politik tidak terbatas pada studi tentang modal fisik dan manusia.
teori sosial dan keterbelakangan. Pada awalnya ekonomi politik Menurut Yustika (2013:100), pendekatan ekonomi
dimaksudkan untuk memberi saran mengenai pengelolaan masalah politik mengaitkan seluruh penyelenggara politik, baik aspek, proses
ekonomi kepada penyelenggara negara. Ekonomi politik oleh maupun kelembagaan dengan kegiatan ekonomi yang harus
pakar Ekonomi Politik Baru lebih diartikan sebagai analisis ekonomi dilakukan oleh masyarakat maupun yang diintrodusir oleh
terhadap proses politik. Dalam hal ini mereka mempelajari institusi pemerintah. Pendekatan ini meletakan bidang politik subordinat
politik sebagai keberadaan yang bersinggungan dengan terhadap ekonomi, yaitubahwa instrumen-instrumen ekonomi seperti
keputusan ekonomipolitik yang berusaha memengaruhipengambilan mekanisme pasar,harga, daninvestasi dianalisisdengan menggunakan
keputusan dan pilihan publik, baik untuk kepentingan kelompoknya setting sistem politik dimana peristiwa ekonomi terjadi. Pendekatan
atau masyarakat. ini melihat ekonomi sebagai cara untuk melakukan tindakan (a
Menurut Arifin & Rachbini dalam Deliarnov (2006:9), way of acting), sedangkan politik menyediakan ruang bagi
ekonomi politik lahir dari berbagai upaya yang dilakukan utuk tindakan tersebut. Hal ini menyatakan bahwa pendekatan ekonomi
menemukan sinergi, mengisi kekosongan yang tidak dijumpai dalam politik tidak berupaya untuk mencampur analiss ekonomi dan
satu displin atau disiplin politik saja. Penggabungan antara ekonomi politik untuk mengkaji suatu persoalan, melainkan dua aspek yang
dan politik sangat diperlukan, jika kita berbicara mengenai ilmu saling berhubungan untuk memperlihatkan fakta yang terjadi di
ekonomi atau ilmu politik saja secara terpisah, maka kita akan lapangan. Menurut Caporaso & Levin dalam Yustika (2013:101),
mengalami kesulitan dalam menjelaskan gejala dan masalah yang ilmu ekonomi dan ilmu politik memang berlainan, dimana keduanya
dihadapi secara nyata dalam interaksinya. Studi ekonomi politik mempunyai alat analisis yang berbeda dan bahkan asumsi yang
sendiri sebenarnya diawali dengan riset- riset mengenai hubungan belawanan. Tentunya tidak mungkin untuk menggabungkan alat
45 46
analisis ekonomi dan politik. Berdasarkan hal tersebut, publik dalam penentuan pemilihan kebijakan publik yang paling
pendekatan ekonomi politik mempertemukan antara bidang efektif.
ekonomi dan politik dalam hal alokasi sumber daya ekonomi dan Teori pilihan publik menggunakan prinsip yang sama seperti
politik (yang terbatas) untuk dapat memenuhi kebutuhanmasyarakat. yang digunakan para ekonom untuk menganalisa kegiatan
Dengan demikian, implementasi dari kebijakan ekonomi politik selalu masyarakat di pasar dan menerapkannya pada kegiatan masyarakat
mempertimbangkan struktur kekuasaan dan aspek sosial dalam pembuatan keputusan publik Ekonom- ekonom yang
(masyarakat) yang menjadi sasaran kebijakan tersebut. mengkaji perilaku dalam pasar swasta mengasumsikan bahwa
2. Teori Pilihan Publik orang digerakkan terutama oleh kepentingan pribadi. Walaupun
Teori pilihan public muncul pada tahun 50-an dan banyak orang mendasarkan sejumlah tindakan mereka karena
mendapat perhatian publik secara luas pada tahun 1986, ketika James kepedulian mereka terhadap orang lain, motif dominan dalam
Buchanan, salah seorang dari dua Pelopor utamanya (yang seorang tindakan orang di pasar –baik mereka merupakan, pengusaha,
lagi adalah Gordon Tullock), mendapatkan Hadiah Nobel dalam pekerja, maupun konsumen, adalah suatu kepedulian terhadap
bidang Ekonomi. diri mereka sendiri. Ahli Ekonomi Pilihan Publik membuat asumsi
Menurut Samuelson dan Nordhaus, teori pilihan public yang sama bahwa walaupun orang bertindak dalam pasar politis
merupakan salah satu cabang ilmu ekonomi yang mempelajari memiliki sejumlah kepedulian terhadap orang lain, motif utama
bagaimana pemerintah membuat keputusan yang terkait dengan mereka adalah kepentingan pribadi.
kepentingan masyarakat (publik). Caporaso & Levine Teori pilihan publik berusahamengkaji tindakan rasional dari
berpendapat bahwa pilihan publik sebagai aplikasi metode- actor-aktor politik, baik di parlemen, lembaga pemerintah, lembaga
metode ekonomi terhadap politik. James Buchanan menjelaskan kepresidenan, masyarakat pemilih, pencinta lingkungan hidup dan
bahwa pilihan publik adalah sebuah perspektif untuk bidang sosial sebagainya. Buchanan mengulas teori pilihan publik dari dua aspek :
politik yang muncul dari pengembangan dan penerapan 1) Pendekatan catallaxy
perangkat danmetode ilmuekonomi. (Rachbini, 2001) Pilihan publik Ekonomi sebagai ilmu pertukaran. Para pelaku politik
dapat membantu pakar-pakar politik memfasilitasi menawarkan berbagai kebijakan public kepada masyarakat.
konseptualisasi berbagai teori politik sebagai masalah-masalah Pembeli kebijakan publicini adalahmasyarakat pemilih yang akan
tindakan kolektif. Dapat digunakan untuk mempelajari perilaku memilih kebijakan yang benar-benar dapat mewakili kebutuhan
aktor politik maupun sebagai petunjuk bagi pengambilan keputusan mereka.

47 48
2) Homo economicus (konsep manusia ekonomi) melihat fenomena politik secara lebih pasti dan terprediksi secara
Konsep ini menjelaskan bahwa manusia cenderung teoritis. Namun teori ini memiliki kelemahan karena
memaksimalkan manfaat utilitas untuk dirinya karena mengasumsikan bahwa setiap individu bertindak rasional tanpa
dihadapkan pada kelangkaan sumber daya. Dalam pasar mengindahkan kekayaan lembaga, budaya, dan politik
politik, politisi sebagai pelaku memaksimalkan kepuasan pribadi masyarakat yang ada. Pilihan public dalam aplikasinya sangat
yang dimotivasi oleh banyak factor seperti gaji,reputasi erat kaitannya dengan mayarakat pemilih, partai politik, politisi,
public, kekuasaan dan ruang untuk mengontrol birokrasi. birokrat, kelompok kepentingan dan aturan-aturan pemilihan
Sementara para pemilih akan mengontrol suara untuk umum. Ini bisa dilihat dalam sstem ketatanegaraan kita yang
mendapatkan kebijakan yang diinginkan. mengedepankan demokratisasi yang berwujud pada pemilihan-
pemilihan anggota legislative maupun eksekutif. Pilihan public
Berdasarkan kedua aspek utama dalam kajian ilmu memiliki beberapa fungsi, yaitu:
tersebut, maka sebagai pemasok (supplier) adalah para politisi, 1) Menunjukkan bagaimana sikap (behavior) yang
parpol, birokrasi dan pemerintah; sedang sebagai peminta diinterpretasikan sesuai medium budaya dan ideologi yang ada.
(demander) adalah pemilih (voters). Jenis transaksi komoditas 2) Mengiluminasikan kondisi-kondisi keberhasilan tindakan kolektif
publik, alat transaksi suara dan jenis pertukaran adalah politik sebagai dan untuk menunjukkan mengapa sebagian kepentingan bisa
pertukaran. Kebijakan publik yang akan diambil tentunya lebih diagregasikan dan sebagian lainnya tidak.
berdasarkan asas pertukaran yang didasari pemikiran rasional. 3) Bisa menjadi petunjuk bagi decision maker untuk
Interaksi antara penawaran dan permintaan terjadi, di mana politisi menentukan pilihan kebijakan yang paling efektif.
dipandang sebagai produsen yang menawarkan cara terbaik untuk Teori pilihan public memberikan kerangka atau
mengkonsumsi komoditas publik dan masyarakat pemilih sebagai penjelasan bagaimana pemerintah membuat keputusan tentang
konsumen, yang akan memanfaatkan dan mengkonsumsi perpajakan, pengeluaran, peraturan peraturan ekonomi dan
komoditas publik tersebut. Sekiranya kekuatan permintaan dan kebijakan-kebijakan lainnya.
penawaran seimbang, maka kebijakan publik yang diambil akan
menguntungkan kesemua pihak. 3. Teori Rent-Seeking
Teori pilihanpublicmerupakan jembatan penghubung antara Rent seeking mempunyai dua pendekatan, yaitu pertama
ilmu ekonomi dengan ilmu politik yang selama berkembang ialah teori rent seeking dari prespektif ekonomi klasik, dan yang
secara terpisah satu sama lain. Teori ini memungkinkan untuk kedua adalah teori rent seeking dari prespektif ekonomi politik.

49 50
Teori rent seeking pertama kali di perkenalkan oleh Anne O. semakin besar kesempatan bagi munculnya para pemburu rente.
Krueger pada tahun 1974. Pada saat itu Krueger membahas Aktor yang terlibat dalam pemburuan rente ialah dari pihak
tentang praktik untuk memperoleh kuota impor, dimana kuota impor kelompok bisnis ataupun individu dan juga pihak yang berkaitan
sendiri dimaknai sebagai perbedaan perbedaan antara harga batas dengan pemerintahan. Melihat pada era orde baru dimana
dan harga domestik (Yustika, 2012). Menurut Little dalam Yustika adanya suatu “kedekatan” antara pengusaha dengan pemerintah,
(2012), perilaku mencari rente dianggap sebagai pengeluaran sumber sehingga mudahnya perusahaan untuk berkembang pesat. Dalam
daya untuk mengubah kebijakan ekonomi, atau menikung kebijakan hal ini, perusahaan mendapatkan keuntungan yang tinggi dan dapat
tersebut agar dapat menguntungkan bagi para pencari rente. Dalam mencegah pesaing untuk masuk ke pasar. Menurut Yustika (2012),
pandangan ekonomi klasik, pemburuan rente dimaknai secara ada tiga penjelasan mengenai rent seeking behavior. Pertama,
netral, atau tidak memberikan dampak negatif terhadap masyarakat akan mengalokasi sumber daya untuk menangkap
perekonomian atau dapat memberikan keuntungan dan dampak peluang hak milik yang ditawarkan oleh pemerintah. Pada titik ini,
positif. Halinidimaknai netralkarena pendapatan yang dimaksudkan munculnya perilaku mencari rente sangat besar. Kedua, setiap
yaitu pendapatan dari rent seeking ini sama dengan pendapatan kelompok atau individu pasti akan berupaya mempertahankan
yang diperoleh individu karena menanamkan modalnya atau menjual posisi mereka yang menguntungkan. Implikasinya,keseimbangan
jasa dan tenaganya. Sedangkan dalam pandangan ekonomi politik, ekonomi tidak akan dapat tercapai dalam jangka panjang karena
rent seeking dimaknai negatif. Yustika (2012) mengatakan bahwa adanya kelompok-kelompok penekan yang mencoba
asumsi awal yang dibangun dari teori ekonomi politik ialah mendapatkan fasilitas. Ketiga, dalam pemerintahan sendiri terdapat
kelompok kepentinganingin memaksimalkan keuntungan atau profit kepentingan-kepentingan yang berbeda. Dengan kata lain,
sebesar mungkin dengan meminimalkan upaya mereka untuk kepentingan pemerintah tidaklah tunggal.
mencapai keuntungan tersebut. Pada saat ini, sumber daya ekonomi Menurut Nicholson dalam Deliarnov (2006), yang
politik, seperti lobi akan dipakai untuk mencapai keuntungan dimaksud dengan rente adalah kelebihan pembayaran atas biaya
tersebut. Lobi-lobi tersebut akan membuat pemerintah menjadi minimum yang diperlukan untuk tetap mengkonsumsi faktor
lambat dalam mengambil atau memutuskan suatu kebijakan. Hal ini produksi tersebut. Nicholson memberikan contoh laba yang
berdampak pada tertinggalnya kebijakan diterima perusahaan monopoli dalam jangka panjang karena adanya
dengan fakta yang terjadi di lapangan. kekuatan monopoli atas faktor produksi tertentu yang menyebabkan
Menurut Little dalamYustika (2012), semakin besarnya tingginya pembayaran terhadap perusahaan lain, dan keuntungan
perluasan pemerintah menentukan alokasi kesejahteraan, maka tersebut disebut dengan laba super normal. Segala bentuk
51 52
keuntungan eksesif (super normal) yang berhubungan dengan b. Kelompok kepentingan yang eksis tidak selamanya
struktur pasar barang dan jasa yang mengarah ke monopoli disebut mengandaikan tingkat kemerataan yang diharapkan, khusussnya
rente. masalah kekuatan ekonomi.
Dalam kajian ekonomi politik, menurut Deliarnov Melalui cara berpikir tersebut, Rawls percaya kebaikan
(2006:57), “laba” yang diterima penguasa melalui kekuasaan yang dating dari sesuatu yang benar sehingga focus pemikirannya adalah
dimilikinya dan digunakan untuk mengejar kepentingan pribadi juga untuk menciptakan prinsip politik berdasarkan kontrak atau
disebut rente. Kegiatan ingin mendapatkan imbalan atau rente itu kesetaraan. Prinsip ini yang kemudian membedakan konsep keadilan
sendiri disebut dengan “kalap rente” atau “rent seeking prosedural dengan konsep keadilan sosial.
behavior”.
Studi Kasus
4. Teori Redistributive Combines dan Keadilan
Individu maupun pemerintah memiliki kepentingan masing-
Pembentukan organisasi tidak jarang hanya untuk
masing, sehingga masing-masing tentu cenderung mengambil
memperoleh pendapatan dengan cuma-cuma yang dibagikan oleh
keputusan yang akan memberikan keuntungan paling besar. Bahkan,
negara atau disalurkan melalui sistem hukum. Untuk melindungi diri
individu akan rela membentuk organisasi semata-mata untuk
sendiri dari proses ini dengan membentuk apa yang dinamakan
memperoleh pendapatan cuma-cuma dari negara.Hal ini dapat dilihat
kelompok redistribusi yang tidak terbatas pada bidang-bidang yang
dengan kasus seperti organisasi atau lembaga fiktif atau dibentuk
lazimnya erat berhubungan dengan kegiatan politik-partai politik,
hanya untuk mendapatkan proyek, implementasi pemenang tender
media massa, atau organisasi informal tapi juga pada perusahaan
dalam mengkonstruksi proyeknya, dan sebagainya. Adapun,
bahkan keluarga. Menariknya, de soto mengembangkan teori
tindakan dari teori pemburu rente melalui lobi dan dibentuknya
tersebut dengan teori keadilan. Hubungan antara dua teori ini dapat
kebijakan dapat ditelaah dengan adanya pemerintahan otoriter
dilihat dengan dua logika, seperti
Indonesia seperti yang marak pada masa orde baru. Pemerintah
a. Teori redistributive combines mengandaikan adanya otoritas
yang berkuasa saat itu bersama kroninya yang umumnya lulusan luar
penuh dari negara/pemerintah untuk mengalokasikan kebijakan
negeri akhirnya melakukan tindakan sesuai kepentingan lain.
kelompok-kelompok berkepientingan terhadap kebijakan
tersebut. Namun, pemerintah bukanlah agen netral, tetapi juga
organ yang memiliki kepentingan.

53 54
F. HAK KEPEMILIKAN / PROPERTY memiliki merupakan hak yang paling mendasar. Bila hak ini tidak
RIGHTS ada, maka manusia kehilangan eksistensinya. Oleh karena itu, pihak
berwenang (pemerintah, lembaga adat, atau lembaga yang
1. Pengertian Property Rights
mendapatkan mandat) harus berupaya agar property manusia atas
Banyak yang mengartikan property sebagai benda (a thing). sesuatu bisa tegak.
Namun penelusuran ilmiah oleh para ahli hukum, ekonomi,politik, Property rights atau hak kepemilikan atas sesuatu
dll, menunjukan bahwa property merupakan hak atas sesuatu bukan mengandung pengertian hak untuk mengakses, memanfaatkan
sesuatu itu sendiri. Hak mengandung pengertian klaim atas sesuatu (utilize), mengelola atas sesuatu, mengubah atau mentransfer sebagian
yang dapat ditegakan (enforceable) atau dihormati oleh pihak lain. atau seluruh hak atas sesuatu tersebut pada pihak lain. Sesuatu yang
Klaim atas sesuatu tanpa adanya perlindungan hukum atasnya atau dimaksud bisa berupa barang (fisik), jasa atau pengetahuan/
tanpa bisa ditegakan tidak akanbermakna dan memberikan manfaat informasi yang bersifat intangible. Pengertian property seperti ini
apa-apa. Oleh karena itu, unsur terpenting dari property adalah sangat dekat dengan menguasai sesuatu secara ekslusif.
penegakan (enforcement). Bromley (1989) mendefinisikan propety right sebagai hak
Walaupun pengertian property sudah mengandung untuk mendapatkan aliran laba/keuntungan secara aman (secure)
makna hak (rights) tapi banyak ditemukan adanya karena orang lain respek terhadap aliran labatersebut (terekait dengan
penggandengan kata property dengan right sehingga muncul frase transaksi).
property rights (hak-hak kepemilikan). Ini merupakan penegasan Dari penjelasan di atas, property right merupakan klaim
atas kandungan makna hak yang ada dalam kata property. seseorang secara ekslusif atas sesuatu untuk memanfaatkan
Dengan kata lain, property dapat diartikan sebagai kepemilikan atas (utilize), mengelola atas sesuatu, mengubah atau mentransfer sebagian
sesuatu yang didalamnya terkandung makna hak untuk (paling atau seluruh hak tersebut. Transfer bisa dalam bentuk menjual,
tidak) mengambil manfaat dari sesuatu tersebut. menghibahkan, menyewakan, meminjamkan dll. Property sangat
Karena property merupakan hak yang harus ditegakkan/ penting dalam ekonomi karena berkaitan dengan kepastian
dihormati oleh pihak lain, maka property merupakan institusi/ pengusaan faktor-faktor produksi.
lembaga/aturan main, yangdalam penegakannya memerlukan badan/ Faktor-faktor produksi harus mendapat prioritas utama
lembaga yang berwenang menjamin tegaknya hak-hak tersebut. Ada untuk memperoleh kepastian karena kalau tidak proses produksi
juga yang beralasan mengapa property right perlu ditegakkan karena akan terganggu yang akan menyebabkan perekonomian macet.
property dianggap sebagai hak azasi manusia. Hak manusia untuk Karena itu, kepastian penguasaan atas lahan dan tenaga kerja
55 56
sebagai faktor produksi utama telah mendapatkan perhatian berlangsungnya proses transaksi. Semakin tinggi kepastian
penting dalam sejarah ekonomi dari masa ke masa. tersebut, biaya transaksinya semakin rendah. Dalam konteks
2. Teori Property Rights property rights, biaya transaksi meliputi biaya transfer hak-hak
kepemilikan dan perlindungan kepemilkan tersebut dari klaim pihak
Furubotn dan Richter (2000) melacak teori kepemilikan lain
dan bermuara pada dua teori, yaitu teori kepemilikan individu dan Tietenberg (1992) mengidentifikasi karakteristik
teori kepemilikan sosial. Teori kepemilikan individu merupakan property right sebagai berikut:
penopang utama doktrin hak-hak alamiah (natural rights) dari a. Ekslusivitas: pemanfaatan, nilai manfaat dari sesuatu dan biaya
ekonomi klasik yang mengarah pada lahirnya private property right/ penegakan, secara ekslusif jatuh ke tangan pemilik termasuk
individualistis. Sedangkan teori kepemilikan sosial mendorong keuntungan yang diperoleh dari transfer hak kepemilikan
lahirnya commons property atau state property yang dianut secara tersebut
ekstrim oleh negara-negara sosialis. b. Transferability: seluruh hak kepemilikan dapat dipindahkan
Caporapo dan Levine (1992) menjelaskan dua teori dari satu pemilik ke pemilik yang lain secara suka rela melalui
yang berbeda mengenai property rights. Menurutnya, aliran jual beli, sewa, hibah dll
positivismenganggaphak-hak kepemilikanlahirmelaluisistem politik. c. Enforceability: hak kepemilikan bisa ditegakkan, dihormati dan
Sistem politik/kekuasaan mendesain hak kepemilikan dan dijamin dari praktek perampasan/pembeslahan pihak lain
menegakannya melalui pengadilan hukum. Kedua, aliran alamiah
yang mengatakan bahwa hak kepemilikan melekat pada seseorang Hanna (1995) membagi kepemilikan menjadi empat
sejak lahir. Kelahiran individu disertai dengan kelahiran atas hak- macam sebagaimana disajikan pada tabel di bawah. Pertama adalah
haknya yang tidak bisa dipisahkan. Ditegakkan atau tidak melalui private property, yaitu suatu kepemilikan oleh swasta dimana hak
prose pengadilan hukum, hak bawaan lahir sejatinya harus ada. akses, pemanfaatan, pengelolaan dan lain-lain yang melekat dengan
Hak kepemilikan tidak merujuk pada hubungan antar barang atau komoditas tersebut sepenuhnya menjadi hak swasta.
manusia dengan sesuatu tapi hubungan antar manusia dengan Swasta disini bisa bersifat perorangan atau badan hukum. Kedua
manusia yang muncul dari keberadaan sesuatu dan adalah kepemilikan oleh negara, dimana hak akses, pemanfaatan,
penggunaannya. Kepemilikan atas sesuatu menjadi penting dan pengelolaan dikendalikan oleh negara. Negara pula yang
manakala sesuatu tersebut bersifat langka. Kepastian berhak mentransfer hak atas barang/ komoditas tersebut kepada
kepemilikan atas sesuatu yang langka sangat penting untuk dapat pihak lain. Ketiga adalah kepemilikan kolektif, dimana hak akses,
pemanfaatan, dan pengelolaan menjadi milik bersama dari
57 58
sekelompok orang yang sudah terdefinisi secara jelas, misalnya sesuatu tersebut melekat pada pemiliknya, sehingga aturan
anggota kelompok, koperasi atau organisasi tertentu. Artinya, hak- berkenaan dengan sesuatu tersebut ditetapkan sendiri dan hanya
hak tersebut hanya melekat pada sejumlah orang yang telah berlaku untuk pemiliknya.
terdefinisikan secara jelas. Keempat adalah kepemilikan terbuka b. Rezim kepemilikan bersama (common property regime), yakni
(open access). Pada hakekatnya, kepemilikan terbuka bukanlah kepemilikan oleh sekelompok orang tertentu dimana hak,
hak kepemilikan karena tidak ada pihak yang dapat mengklaim kewajiban dan aturan ditetapkan dan berlaku untuk anggota
sebagai pemilik dari komoditas atau sumberdaya tersebut. Lautan kelompok tersebut
lepas atau hutan belantara umumnya merupakan kepemilikan c. Rezim kepemilkan oleh negara, hak kepemilikan dan aturan-
terbuka karena tidak ada yang mengklaim sebagai pemiliknya. aturannya ditetapkan oleh negara, individu tidak boleh
memilikinya
Tabel 2. Tipe Kepemilikan beserta hak-haknya
d. Rezim akses terbuka, tidak ada aturan yang mengatur
mengenai hak dan kewajiban
3. Urgensi Property Rights Dalam Efisiensi Alokasi
Sumber Daya Ekonomi (Economic Resources)

Untuk menyelesaikan kasus eksternalitas, para ekonom


menawarkan tiga allternatif pendekatan (Fauzi, 2004). Ketiga
alternatif tersebut adalah 1) melalui proses internalisasi, 2)
pembebanan pajak, dan 3) pemberian hak kepemilikan.
Internalisasi merupakan salah satu instrumen untuk
mengatasi eksternalitas. Pada intinya, internalisasi merupakan upaya
Juka Hanna (1995) menggunakan istilah tipe memasukan biaya eksternal yang diakibatkan oleh suatu kegiatan
kepemilikan, Bromley (1991) menyebutnya rezim pengelolaan produksi maupun konsumsi menjadi sebuah keputusan yang utuh
kepemilikan. Menurutnya, ada empat rezim kepemilikan, yaitu: dan menyatu dengan kegiatan produksi maupun konsumsi tersebut.
Secara sederhana, hal ini bisa dipahami bahwa penghasil eksternalitas
a. Rezime kepemilikan individu/pribadi (private property negatif memperhitungkan kerugian sosial akibat dari eksternalitas
regime), yakni kepemilikan pribadi atas sesuatu dimana hak atas negatif sebagai bagian dari biaya produksi. Misalnya, industri
59 60
mengolah airlimbahataumengurangi emisiudaramelaluipemasangan dapat diselesaikan melalui mekanisme pasar asalkan property right
instalasi pengolah limbah atau melalui perbaikan teknologi bersih telah didefinisikan secara tegas (Coase, 1960).
sehingga jumlah limbah yang dihasilkan menjadi berkurang. Kalau Ketiga pendekatan ini pada akhirnya bermuara pada satu
hal ini tidak dapat dilakukan, bisa juga dengan jalan memberikan persoalan, yaitu nilai eksternalitas. Internalisasi biaya eksternalitas
kompensasi kepada pihak yang dirugikan. Dengan demikian membutuhkan pengetahuan berapa biaya eksternal yang harus
harga/nilai barang yang dihasilkan menjadi lebih mahal. Sementara diperhitungkan. Dalam penetapan besaran pajak/ retribusi pun
pada kegiatan konsumsi, internalisasi biaya sosial dapat mengurangi pemerintah harus memiliki dasar,berapa nilai yang pantas yang harus
kenikmatan dari kegiatan mengkonsumsi sesuatu yang dapat dibebankan kepada penghasil eksternalitas negatif. Demikian juga
menimbulkan eksternalitas negatif tersebut. dalam penjualan hak atas lingkungan bersih kepada pihak penghasil
Selain melalui proses internalisasi, eksternalitas juga dapat eksternalitas negatifdiperlukan nilai/hargaklaim yangpantas.Disinilah
diatasi melalui pendekatan pajak/retribusi. Intinya, penghasil letak pentingnya valuasi lingkungan sebagai alat (tool) untuk dapat
eksternalitas negatifyang merugikanpihak lain harus membayar pajak memberikan nilai atas jasa-jasa lingkungan yang selama ini tidak
atau retribusi kepada pemerintah untuk setiap unit ekternalitas mendapatkan penilaian yang semestinya.
negatif yang dihasilkannya. Pemerintah menggunakan uang yang
terkumpul dari pajak/retribusi tersebut untuk mengurangi dampak
negatif terhadap lingkungan. Misalnya, melalui pembangunan
instalasi pengelohan air limbah (IPAL) terpadu, proyek kali bersih,
penghijauan kota, dan lain- lain.
Kedua pendekatan di atas didasarkan atas asumsi
bahwa pasar tidak dapat berjalan. Eksternalitas berada di luar
mekanisme pasar. Sedangkan pendekatan ketiga, yaitu melalui
pemberian property right kepada pihak yag dirugikan. Jika pihak
yang dirugikan diberikan hak, katakanlah, hak untuk
mendapatkan lingkungan bersih, dimana hak tersebut dapat
diklaim atau ditegakkan, maka ia dapat menjual hak tersebut
kepada pihak penghasil eksternalitas negatif. Pendekatan ini sesuai
dengan temuan Ronald Coase yang meyakini bahwa eksternalitas
61 62
E. TEORI MODAL SOSIAL pencapaian tujuan individu atau perusahaan akan tidak terwujud
1. Pengertian Modal Sosial tanpa keberadaan modal sosial tersebut.
Fukuyama dalam Inayah (2012) menyatakan bahwa
Sejak kajian pertama tentang modal sosial dilakukan modal sosial adalah kemampuan yang timbul dari adanya
pada awal tahun 1916 oleh Lyda Judson Hanifan sampai dengan kepercayaan (trust) dalam sebuah komunitas. Lebih lanjut
lahirnya kajian modern mengenai modal sosial di akhir abad 20 yang Fukuyama (1999), juga menyatakan bahwa modal sosial itu adalah
dipelopori oleh Robert D. Putnam, James S. Coleman, dan Francis sekumpulan nilaiinformalataunormayangmenyebar diantara anggota
Fukuyama, telah banyak definisi yang diberikan oleh para ahli kelompok yang memungkinkan terjadinya kerjasama di antara
mengenai modal sosial (Inayah, 2012). mereka. Kerjasama tersebut terjadi apabila antar anggota kelompok
Definisi modal sosial menurut Putnam (1993) adalah masyarakat tersebut memenuhi apa yang diharapkan antar mereka
penampilan organisasi sosial, seperti kepercayaan, resiproritas, dan berkeyakinan bahwa yang lainnya akan bertingkah laku dengan
jaringan yang dapat memperbaiki efisiensi masyarakat dengan dapat diandalkan dan memiliki kejujuran. Dengan demikian, mereka
memfasilitasi adanya koordinasi dan kerjasama bagi keuntungan selanjutnya akan saling mempercayai satu sama lainnya.
bersama. Karya-karya Putnam tentang modal sosial seperti Cohen dan Prusak (2001) mendefinisikan pengertian modal
Making Demicrasy Work: Civic Transition in Modern Italy sosial sebagai setiap hubungan-hubungan yang terjadi dan dihimpun
(1993), dan Bowling Alone: America’s Declining Social oleh suatu kepercayaan, saling pengertian, dan nilai- nilai bersama
Capital (1995). yang mengikat anggota kelompokuntuk membuat kemungkinan aksi
Menurut Coleman (1998), modal sosial adalah aspek bersama dapat dilakukan secara efisien dan efektif. Kebersamaan
struktur sosial yang memudahkan bagi tindakan-tindakan merupakan kunci dari pentingnya modal sosial. Dengan menitik
perseorangan atau pelaku perseroan/ perusahaan dalam struktur beratkan pada kebersamaan, modal sosial sangat efektif dalam
sosial. Selanjutnya dikatakanbahwa modal sosial itu bukanlah entitas segala hal untuk mencapai tujuan. Cox Eva (1995) memberi definisi
tunggal, tetapi adalah entitas majemuk dengan dua elemen mendasar bahwa modal sosial itu adalah suatu rangkaian proses hubungan antar
yaitu (1) modal sosial mencakup beberapa aspek struktur sosial, manusia yang ditopang oleh jaringan, norma-norma dan
dan (2) modal sosial itu memfasilitasi tindakan tertentu dari pelaku kepercayaan sosial yang memungkinkan efisien dan efektifnya
(aktor) baik sebagai individu maupun perusahaan di dalam koordinasi dan kerjasama untuk keuntungan dan kebajikan bersama.
struktur tersebut. Dalam hal ini artinya; sama dengan jenis modal Word Bank (dalam Ancok, 2003), menyatakan bahwa
yang lainnya, modal sosial juga bersifat produktif, yang membuat modal mosial adalah sesuatu yang menunjuk kepada dimensi
63 64
institusional, hubungan-hubungan yang tercipta dan norma- norma seperti terciptanya atau terpeliharanya kepercayaan antar warga
yang membentuk kuantitas dan kualitas hubungan sosial dalam masyarakat. Secara individual, interaksi terjadi manakala relasi
masyarakat serta menjadi perekat yang menjaga kesatuan anggota intim antar individu terbentuk satu sama lain yang kemudian
kelompok secara bersama-sama. Dalam hal ini modal sosial bukanlah melahirkan ikatan emosional. Secara institusional, interaksi dapat
sekedar deretan jumlah instansi atau kelompok yang menopang lahir pada saat visi dan tujuan satu organisasi memiliki kesamaan
kehidupan sosial, melainkan dengan spektrum yang lebih luas, yaitu dengan visi dan tujuan organisasi lainnya.
sebagai perekat yang menjaga kesatuan anggota kelompok secara Inayah (2012), mendefinisikan bahwa modal sosial
bersama-sama. adalah sumberdaya yang muncul dari hasil interaksi dalam suatu
Hasbullah (2006), mengatakan bahwa modal sosial komunitas, baik antar individu maupun antar institusi yang
adalah sumber daya yang dapat dipandang sebagai investasi untuk melahirkan ikatan emosional berupa; kepercayaan, hubungan-
mendapatkan sumberdaya yang baru. Seperti diketahui bahwa hubungan timbalbalik, jaringan-jaringan sosial, nilai-nilaidan norma-
sesuatu dapat disebut sebagai sumberdaya, adalah apabila norma yang mambentuk struktur masyarakat yang berguna untuk
sesuatu itu dapat dipergunakan untuk dikonsumsi, disimpan dan koordinasi dan kerjasama dalam mencapai tujuan bersama. Modal
diinvestasikan. Sumberdaya yang penggunaannya untuk sosial akan tumbuh dan berkembang kalau digunakan bersama
diinvestasikan disebut modal. Sebagai sumberdaya, modal sosial dan akan mengalami kepunahan kalau tidak dilembagakan secara
lebih menekankan pada potensi kelompok dan pola-pola hubungan bersama-sama. Oleh karena itu, pewarisan nilai modal sosial
antar individu dalam suatu kelompok dan antar kelompok dengan hendaknya dilakukan melalui proses adaptasi, pembelajaran, serta
ruang perhatian pada jaringan sosial, norma, nilai, dan kepercayaan pengalaman dalam praktek nyata.
antar sesama yang lahir dari anggota kelompok dan menjadi Berdasarkan pada konsepsi-konsepsi yang diutarakan oleh
norma kelompok. Selanjutnya dikatakannya bahwa modal para pakar modal sosial di atas, disini dapat ditarik suatu pemahaman
sosial juga sangat dekat dengan terminologi sosial lainnya seperti bahwa dimensi dari modal sosial itu adalah memberikan
yang dikenal sebagai kebajikan sosial. penekanan pada kebersamaan masyarakat untuk mencapai tujuan
Suharto (2007) mengartikan modal sosial sebagai dalam rangka memperbaiki kualitas hidupnya dan senantiasa
sumber yang timbul dari adanya interaksi antara orang-orang dalam melakukan perubahan dan penyesuaian secara berkesinambungan.
suatu komunitas. Selanjutnya, ia mengatakan bahwa pengukuran Dan dalam proses perubahan dan upaya mencapai tujuan tersebut,
modal sosial jarang melibatkan pengukuran terhadap interaksi itu masyarakat senantiasa terikat pada nilai-nilai dan norma-norma yang
sendiri, melainkan yang diukur justru hasil dari interaksi tersebut, dipedomani sebagai aturan bersikap, bertindak dan bertingkah-
65 66
laku serta dalam menjalin hubungan dengan pihak lain baik di dalam ada hubungan saling mengakui antar anggotanya. Ia juga
kelompok maupun di luar kelompok masyarakat. berpendapat bahwa jaringan sosial tidak bersifat alami (natural
Hakikat modal sosial sebagai nilai kapital, yang berasal dari given), namun dibentuk melalui strategi-strategi investasi yang
perbaikan kinerja ekonomi yang didapatkan dari jaringan berorientasi kepada pelembagaan hubungan-hubungan kelompok
kepercayaan yang tinggi. Dua hal penting dalam hal ini adalah yang dapat digunakan sebagai sumber untuk memetik keuntungan.
penekanan pada jaringan sebagai aspek sosial dan penekanan pada Teori modal sosial menarik perhatian pada saat Coleman melengkapi
peningkatan nilai pada masa yang akan datang sebagai aspek kajian Bordieu. Saat itu ia melihat modalsosiallebih kepadafungsinya.
kapital atau modal. Penekanan pada aspek sosial sangat tepat untuk Menurutnya, modal sosial mencakup dua hal, yakni: (1) Modal sosial
dapat menguraikan kinerja ekonomi secara luas. mencakup aspek tertentu dari struktur sosial, dan (2) modal sosial
Keberadaan modal sosial memang berbeda dengan memfasilitasi pelaku (aktor) yang bertindak dalam struktur tersebut.
modal-modal lainnya, seperti modal finansial atau modal manusia. Ia juga mengembangkan pemahaman modal sosial yang meliputi
Modal sosial bersifat kumulatif dan bertambah dengan sendirinya asosiasi atau hubungan vertikal dan horizontal.Asosiasi vertical dapat
(Putnam, 1993). Oleh sebab itu modal sosial tidak akan habis jika ditandai dengan adanya hubungan yang bersifat hirarkis dan
dipergunakan, melainkan dapat saja semakin meningkat. Rusaknya pembagian kekuasaan yang tidak seimbang antar anggota
modal sosial lebih sering disebabkan bukan karena dipakai, tetapi masyarakat, sedangkan asosisi horizontal dimana pembagian
karena tidak dipergunakan. Menurut Coleman (1988), modal kekuasaan lebih merata.
sosial juga menunjuk kepada kemampuan seseorang untuk Robert Punam merupakan salah satu tokoh yang banyak
berasosiasi dengan orang lain. Fukuyama (1995) menyatakan berkontribusi dalam pengenalan konsep model sosial. Ia
bahwa dengan bersandar pada norma- norma dan nilai-nilai menjabarkan modal sosial sebagai piranti asosiasi antar manusia yang
bersama, asosiasi antar manusia tersebut akan menghasilkan bersifat horizontal yangmencakup jaringan dan norma bersama yang
kepercayaan yang akhirnya memiliki nilai ekonomis yang besar dan berdampak pada produktivitas suatu masyarakat. Melalui
terukur. Pemaknaan nya ia melihat modal social itumeliputihubungansosial,
2. Jenis Modal Sosial norma sosial, dan kepercayaan.
Terdapatempatperspektifyangtumbuhdalammodalsosial.
Menurut Bourdieu modal sosial adalah sumber daya yang Yang pertama adalah aliran informasi yang menjelaskan bahwa
dimiliki oleh seseorang ataupun sekelompok orang dengan adanya aliran informasi dapat membantu seorang individu dalam
memanfaatkan jaringan atau hubungan yang terinstitusionalisasi dan menekan biaya transaksi untuk melakukan kegiatan ekonomi.
67 68
Selanjutnya, ada pengaruhyang sebagaimana dijelaskanbahwa ikatan sebut dengan ‘F-connection’, dimana koneksi F tersebut terdiri
sosial bisa memengaruhi pelaku (agen). dari family (keluarga), friends (teman), dan firms (perusahaan).
Ketiga, kepercayaansosial. Dibukutelahdijelaskanbahwa Jikadikembangkankonsep inimemiliki pemikiranbahwasesunguhnya
ikatan sosial mungkin diberikan oleh organisasi atau pelakunya adanya relasi seperti keluarga atau pertemanan dapat menjadi
sebagai sertifikasi kepercayaan sosial seseorang/individu, dan yang manfaat bagi seseorang untuk mendapatkan pekerjaan atau karir.
terakhir,yaitupenguatankembali.Perspektifinimemilikipandangan Selain itu, secara mendetail, keempat implikasi negative tadi
bahwa hubungan sosial diekspektasikan dapat memperkuat kembali dapat dijabarkan sebagai berikut. Pertama, adanya ikatan sosial yang
identitas dan pengakuan.Dalamhalinipenguatankembalidipercayai terlalu kuat dapat membuat pihak luar memiliki akses yang terbatas
sangat esensial bagi pemeliharaan kesehatan mental dan pembagian dan peluangnya tidak sama (dalam hal ini bahkan lebih kecil) dengan
sumber daya. pihak dalam yang lain. Kedua, ada kemungkinan bahwa dalam suatu
Terdapat empat kontroversi yang tumbuh akibat kelompok ada beberapa individu yang berpotensi untuk mengganjal
banyaknya ketidaksepakatan menyangkut modal sosial. Pertama, individu lain karena kepemilikan akses mereka, misalnyadalamhalini,
perdebatan antara modal sosial;aset kolektif atau individu. Kedua, akses tersebut berupa informasi.
perdebatan yang memandang modal sosial sebagai ‘klosur’ (closery) Ketiga, akan muncul dilema antara ‘solidaritas komunitas’
atau jaringan terbuka dalam suatu jaringan atau relasi sosial. Ketiga, dan ‘kebebasan individu’, dimana karena adanya solidaritas
kontroversi yang dipicu oleh pandangan Coleman yang menyatakan komunitas, anggota komunitas akan cenderung saling mengawasi
bawa modal sosial merupakan ‘sumber daya struktur sosial’ yang satu sama lain, dan hal ini akan mencegah seorang anggota untuk
menghasilkan keuntunganbagiindividudalamsebuahtindakan spesifik, ‘menyimpang’. Padahal, dalam hal ini, penyimpangan yang terjadi
dan yang terakhir yakni kontroversi mengenai pengukuran. Pengukuran tidak sepenuhnya buruk karena penyimpangan di sini dapat berarti
yang dimaksud dalam isu ini adalah apakah modal sosial bisa inovasi, dan lain-lain.
disepadankan dengan modal ekonomi, fisik dan manusia sehingga Konsep modal sosial diharapkan dapat memberikan
bisa dikuantifikasikan ke dalam bidang ilmu sosial? sumbangsihterhadappembangunanekonomi.Berikutinimerupakan
Selama ini konsep modal sosial memang didominasi dengan dua karakteristik level studi antara model sosial dan pembangunan
cara pandang yang terlalu positif, dimana modal sosial dianggap dapat ekonomi:(1)penelitianhuluyangberusahamencarilandasanteoritis yang
selalu memberikan manfaat bagi kemaslahatan bersama. Padahal, dapat merelasikan modal sosial dengan pembangunan ekonomi,
modal sosial juga dapat menimbulkan implikasi negatif. Yoran Ben- dan (2) penelitian hilir yang berusaha melacak implikasi model sosial
Porath (Coleman, 1988:96) mengembangkan suatu konsep yang ia terhadap pembangunan ekonomi.
69 70
3. Aplikasi Modal Sosial Dalam Pembangunan Ekonomi/ perbuatan akan menuai hasil yang sepadan. Bila tidak membayar
Studi Kasus utang misalnya, mereka akan memperoleh hasil buruk pada
Penelitian yang pernah dilakukan oleh Wibisana dkk kehidupan nantinya,termasuk keturunannya. Contoh lainkeberhasilan
menunjukkan beberapa BPR (Bank Perkreditan Rakyat) yang pembangunan ekonomi yang berbasis modal sosial adalah
menyerap sistem dan adat setempat (BPR tradisional), di mana hal pengelolaan irigasi. Kasus manajemen irigasi merupakan sampel
ini merupakan bagian penting dari modal sosial, justru memiliki legendaris yang selalu dimunculkan untuk membuktikan bahwa
kinerja lebih bagus, khususnya dalam mencegah terjadinya kredit pengelolaan irigasi yang bersandarkan kepada komunitas petani
macet. Sebaliknya, BPR yang menggunakan perangkat dan (irrigation communities/communal irrigation/farmer-
kelembagaan baku yang disodorkan oleh Bank Indonesia (BPR managed irrigation systems) memiliki potensi lebih besar
modern) banyak yang terjebak dengan persoalan kredit macet berhasil ketimbang dikontrol oleh lembaga pemerintah
sehingga membuat kinerja BPR menjadi buruk. Kasus di wilayah (government agencies). Studi yang dilakukan oleh Tang yang
Bali dan Padang membuktikan hal itu, di mana Keberhasilan LPD mencoba membandingkan 47 sistem pengelolaan irigasi
(Lembaga Perkreditan Desa/BPR tradisional) tidak lepas dari menunjukkan secara jelas kinerja sistem irigasi yang dikelola oleh
kedudukannya sebagai lembaga keuangan yang sarat dengan nilai pemerintah (atau birokrasi) secara konsisten memilik kinerja yang
adat. Ketua LPD adalah Kepala Adat (Kelian). Sedangkan lebih rendah daripada sistem irigasi yang dikelola oleh petani/
pengurusnya ditentukan oleh Kepala Adat melalui musyawarah, dan masyarakat sendiri (local self-governing systems). Penilaian
yang terpilih biasanya adalah orang-orang yang jujur, rela berkorban, kinerja mencakup tiga aspek: (i) kecukupan ketersediaan air
memilikiintegritas tinggi terhadapmoral, dantidakcacatdimasyarakat (adequacy of water supply); (ii) tingkat sistem perawatan (level of
(meskipun sering kali tingkat pendidikannya relatif rendah). Di system maintenance), dan (iii) derajat penyesuaian aturan di
samping sebagai ketua LPD, Kepala Adat menguasai awig-awig antara petani (degree of rule conformance among
desa, yaitu suatu komunitas yang secara turun-temurun membentuk cultivators). Temuan yang sama juga muncul dari riset di Nepal
desa adat. Dalam kepercayaan orang Bali, semua manusia akan terhadap 127 sistem irigasi yang dilakukan oleh Benjamin dkk., yang
moksa dan kemudian turun kembali ke dunia untuk meneruskan menunjukkan sistem irigasi yang dikelola oleh masyarakat (self-
perjalananhidupnya dalamwujudyanglain.Bila perangainya sewaktu governing) lebih cemerlang kinerjanya dibandingkan irigasi yang
hidup di dunia sangat buruk, reinkarnasi mereka ke dunia akan dikelola oleh pemerintah. Ukuran kinerja penelitian yang terakhir ini
terwujud dalam bentuk yang sangat buruk seperti menjadi binatang. adalah intensitas tanam (cropping intensity), kekuatan teknis
Masyarakat Bali percaya dengan karma phala, yaitu setiap infrastruktur (technical efficacy of infrastructure), dan
71 72
ketersediaan air (water availability). Daftar Pustaka
Fakta-fakta tersebut menyodorkan pemahaman bahwa
kinerja pembangunan ekonomi tidak lepas dari faktor sejarah,
struktur masyarakat, dan budaya lokal. Rentang sejarah yang Ancok, D. 2003. Modal Sosial dan Kualitas Masyarakat.
Yogyakarta: In M. G. Gadjah Mada University.
panjang membentuk karakter dan nilai-nilai di masyarakat, yang
selanjutnya menjadi basis bagi mereka untuk mengatur kegiatan Beckman, Volker. 2000. Transaction Cost and Environmental
ekonomi, baik untuk kepentingan kolaborasi (co-operation) Economics: Notes On Unfinished Research Agenda.
maupun kompetisi (competition). Hasilnya, aturan-aturan dan Berlin: Humbold University.
manajemen yang diterapkan merupakan derivasi dari nilai-nilai dan
Bromley, D. W. 1989. Economic Interests and Institutions. The
pola interaksi yang sudah terjalin sangat lama sehingga
Conceptual Foundations of Public Policy. Basil
memudahkan bagi proses perencanaan, eksekusi, maupun Blackwell. New York.
monitoring. Dalam kasus pengelolaan irigasi, sistem berbasis Bromley, D. W. 1991. Environment and Economy: Property
komunitas bukan hanya murah biaya transaksinya (karena ada Rights and Public. Oxford: Blackwell.
kepercayaan di antara anggota sehingga tidak perlu keluar biaya Caporaso, J. A. dan Levine, D. P. 1992. Theories of Political
pengawasan), tetapi juga terhindardariformalisasi regulasi yang justru Economy. UK: Cambridge Unversity Press.
memunculkanbenih-benih konflik.Faktor ini yang luput diperhatikan
oleh ekonomi klasik/neoklasik, yang melihat kegiatan ekonomi Coase, R. 1960. The Problem of Social Cost. Journal of Law
kalis dari faktor-faktor budaya,sosial, sejarah, dan lain-lain. Akhirnya, and Economics 3, No 1:1-44
yang terbentang di depan mata kaum liberal (pemikir ekonomi Coase, R. 1988. The Nature of The Firm: Meaning. Journal of
klasik) adalah sistem privatisasi (misalnya: sumberdaya air) yang Law, Economics, and Organization. Vol. 4, 19-32.
membuka ruang eksploitasi satu pelaku ekonomi terhadap pelaku
Cohen, D. dan Prusak, L. 2001. In Good Company: How
ekonomi lainnya.
Social Capital Makes Organizations Work. Boston:
Harvard Business School Press.

Coleman, J.S. 1988. Social Capital in the Creation of Human Capital.


The American Journal of Sociology. Vol. 94, pp. S95-
S120.

73 74
Cox, Eva. 1995. A Truly Civil Society: 1995 Boyer Lectures. International Institute of Ecological Economics, World
Sydney: ABC Books. Bank.
Hasbullah, J. 2006. Social Capital: Menuju Keunggulan
Deliarnov. 2006. Ekonomi Politik. Jakarta: Erlangga. Budaya Manusia Indonesia. Jakarta: MR-United Press
Dorfman, R. 1981. Transition Costs of Changing Regulations, Jakarta.
in Ferguson, A.R. (ed) Attacking Regulatory Inayah. 2012. Peranan Modal Sosial dalam Pembangunan.
Problems: an Agenda for Research in the 1980s. Jurnal Ragam. Vol. 12 (1) pp. 43-49.
Ballinger: Cambridge Mass.
Knight, Jack. 1992. Institution and Social Conflict.
Fauzi, A. 2004. Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Cambridge, UK: The Press Syndicate, Cambridge
Theori dan Aplikasi. Penerbit Pt. Gramedia Pustaka University Press.
Utama, Jakarta
Kasper, W. and M. E. Streit. 1998. Institutional Economics,
Fukuyama, Francis. 1999. Social Capital and Civil Society. Social Order and Policy. Edward Elgar. Cheltenham,
George Mason University: The Institute of Public Policy. UK. and Northampton, MA. USA.

Furubotn, E. G and R. Richter. 2000. Institution and Economic Libecap, G. 1989. Distributional Issues in Contracting for
Theory. The Contribution of the New Institutional Property Rights. Journal of Institutional and Theoretical
Economics. Ann Arbor. The University of Michigan Economics. Vol. 145.
Press.
Mburu, John. 2002. Collaborative Management of Wildlife in
Kenya: An Empirical Analysis of Stakeholders
Hamilton, W. H. 1932. Institution. In E. R. A. Seligman and A.
Participation, Costs and Incentives. Socioeconomics
Johnson. (Eds.). Encyclopedia of the Social Sciences.
Studies on Rural Development. Vol. 130.
Vol.8
North, D. C. 1990. Institutions, Institutional Change and
Hanna, S. and M. Munasinghe (1995). An Introduction to Economics Performance. Cambridge University Press.
Property Rights and the Environment. In: S. Hanna and
North, D. C. 1991. Institutions. Journal of Economic
M. Munasinghe (eds.). Property Rights and the
Perspectives. Vol. 5, pp. 97-112.
Environment: Social and Ecological Issues. The Beijer

75 76
North, D. C. 1992. Transaction Costs, Institutions, and Skousen, Stice. 2001. Akuntansi Keuangan Menengah. Edisi
Economic Performance. San Fransisco, California: Kesembilan. Jilid Satu, Terjemahan. Jakarta: Salemba
International Center for Economic Growth. Empat.

Ostrom, E. 1990. Governing the Commons: The Evolution Spechler, Martin C. 1990. Perspectives in Economic Thought.
of Institutions for Collective Action. Cambridge: Singapore: McGraw-Hill Publishing Company.
Cambridge University Press.
Suharto, Edi. 2007. Modal Sosial dan Kebijakan Publik.
Ostrom, E. (1990). Governing of the common. The Evolution Bandung: Alfabeta.
of Institutions for Collective Action. Cambridge
University Press. Tietenberg, T. 1992. Innovation in Environmental Policy:
Economic and Legal Aspects of Recent Development
Putnam, R. 1993. The Prosperous Community: Social Capital in Environmental Enforcement and Liability.
and Public Life. The American Prospect. Vol. 13, pp. Vermont, USA: Edward Elgar.
65-78.
Uphoff, N. 2002. Building Partnership with Rural Institutions in
Rachbini, Didik J. 2001. Analisis Kritis Ekonomi Politik Developing Local Capacity for Agricultural R & D. In
Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Capacity Development for Participatory Research.
Richter, R. dan Furubotn, E. G. 2000. Institutions and International Potato Center. Los Banos, Philippines.
Economics Theory, the Contribution of the New
Institutional Economics. Ann Arbor: The University Weber, Max. 1968. The Protestant Ethic and The Spirit of
of Michigan Press. Capitalism. Translated by Henderson an talcot Parsons
ang edited with an introduction by Talcot Parsons. New
Salim, Y. dan P. Salim. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. York: Oxford University Press.
Jakarta: Balai Pustaka.
Williamson, O. E. 1985. The Economic Institutions of
Capitalism. New York: Free Press.
Schotter, A. (1981). The Economic Theory of Social Institutions.
Cambridge, Cambridge University Press.
Williamson, O.E.. 1996. The Mechanisms of Governance.
Oxford University Press. Oxford.

77 78
Yustika, A. E. 2012. Ekonomi Kelembagaan : Paradigma,
Teori, dan Kebijakan. Jakarta. Erlangga.

Zhang, Wuchang. 2000. Economic Organization and


Transaction Costs. 1st Edition. Beijing: The Commercial
Press.

79

Anda mungkin juga menyukai